• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Ketika Ibu Hamil diminta untuk diet, rasanyaa...susah banget! Dalam keadaan berbadan dua, Ibu Hamil, tuh, mudah lapar. Pingin ngemil terus. Tapi, makan, minum, dan camilan yang dikonsumsi memang harusnya yang menyehatkan, sih, ya. Ngga seperti ondol-ondol tela yang sering kujadikan camilan. Hahaha *kasihan dede*

Ngga terlalu sering aku konsumsi camilan yang banyak mengandun minyak. Karena memang ngga disarankan sama dr. Trisno, dokter kandungan yang ganteng itu, lho. :D

"Wuuiiiih...ini dedenya bakal-bakal chubby, nih. Kamu doyan makan, ya?" Dengan herannya, dr. Trisno menatapku sambil geleng-geleng. Saat itu usia kandunganku baru masuk 25 minggu, dan berat badan dede udah...... *ngga usah sebutlah*
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Mitos Tentang Bayi yang Terlilit Tali Pusat ini aku dapat dari Bunda. Seorang perempuan yang sudah aku anggap seperti Ibu sendiri. 

Karena aku ngga menceritakan hasil USG ke enam kepada Ibuku, rasanya aku butuh tempat untuk menumpahkan rasa cemasku.

Hidup di Jawa, khususnya Jawa Tengah emang rentan banget sama yang namanya kepercayaan adat atau yang kerap disebut dengan mitos. Khususnya bagi perempuan yang sedang mengandung.

Banyak hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil. Hmmm...ini nih yang mau ngga mau harus dilakoni. Meski kadang banyak yang ngga masuk akal. Hahaha

"Tandanya, Dede mau jadi perempuan sukses." Bunda mulai menenangkanku saat aku benar-benar bingung dengan kondisi Veta. Bayi masih dalam kandungan, tapi udah merasakan nikmat yang emm....seharusnya ngga perlu mersakannya, Nak.

Aku tersenyum dan mengamini. Ya, menjadi orang sukses bagiku adalah doa. Meski katanya mitos, tapi namanya mitos baik ngga ada salahnya aku meng-amin-kan, kemudian memanjatkan doa kepadaNya.

"Mau dikasih kalung dari langit." Bunda menambahkan lagi mitos-mitos tentang bayi yang lehernya terlilit tali pusat. Tapi, ngga lama kemudian, Bunda mengklarifikasinya. Bahwa kalung ngga datang dari langit, tapi dari Eyang nantinya. Hahaha Ya ampun....aamiin banget, deh. Veta, sih, mau-mau saja diberi kalung, ya, Nak. :D

"Akan disenangi banyak orang." Aaamin (lagi). Orangtua mana, sih, yang menolak anaknya mempunyai sofat baik? Ngga ada, ya! Semua orangtua menginginkan anaknya menjadi pribadi yang sholeh, sholehah, taat kepada segala perintahNya, serta menjauhi larangannyaNya. Iya, kan? ;)

Sejatinya aku ngga begitu memperhatikan mitos tentang bayi yang lehernya terlilit tali pusat. Namun, jujur ketiga mitos di atas mampu membuatku lebih tenang. Bukan berarti aku mempercayainya lho, ya. Aku hanya merasa lebih tenang saat Bunda membagikan mitos-mitos tersebut. 

Jika ditinjau dari sisi kesehatan, bayi yang lehernya terlilit tali pusat, katanya untuk keluar nantinya saat persalinan membutuhkan perjuangan yang ekstra. Ibu dan bayi sama-sama berjuang.

Terlepas dari mitos bayi yang lehernya terlilit tali pusat, aku, dede, keluarga, semua sudah kami pasrahkan kepada Sang Pencipta. Kami hanya bisa memohon, semoga dede bisa lahir dengan lancar, nyaman dan normal.

Makasih Eyang Bunda *lhoh* atas mitos-mitosnya, ya. Bisa banget bikin aku tenang. ^-*

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Air Ketuban Keruh - "Ini air ketubannya sudah mulai keruh, nih." Sumpah, aku deg-degan saat Dokter Trisno menyampaikan hasil USGku yang keenam. 

Menurutnya, sih, ngga masalah. Karena usia kandunganku sudah masuk minggu ke 35, dengan kata lain mendekati persalinan. 

Tapi, namanya hamil pertama, tuh, mendengar istilah baru tetap saja menjadi pikiran, ya. Banyak pertanyaan yang aku lontarkan ke Pak Trisno. Salah satunya yaitu tentang solusi agar ketuban ngga mudah keruh. 

Beliau menyarankan kepadaku untuk rajin minum air kelapa muda, banyak minum jus dan hindari makan makanan berlemak. No Bakso, No Mie Ayam dan No Gorengan! Begitu katanya. :D

Padahal, selama ini aku jarang konsumsi bakso dan mie ayam, lho. Semenjak hamil malah. Tapi, jujur kalau gorengan masih teteeup. Habisnya enak banget, sih! :D *ego Ibu Hamil*

Mulai sekarang, aku udah benar-benar kontrol makanan. Aku pingin Veta segar terus di dalam. Sehaaat.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kaki Bengkak pada Ibu Hamil, Bahayakah? - Bisa jadi bahaya, bisa juga tidak bermasalah. Butuh tindak lanjut untuk memastikannya. Seperti halnya aku, yang tiba-tiba mengalami kaki bengkak saat usia kehamilanku masuk pada minggu ke 33.

Aku sama sekali ngga merasakan sakit atau nyeri pada bagian kaki. Sebagai pekerja, aku termasuk Ibu Hamil yanh aktif. Aktif duduk! Hahaha

Iya, saat di kantor, 85% pekerjaan aku selesaikan dengan duduk di atas kursi, sembari mantengin laptop. Jarang bergerak, kecuali istirahat, sholat, dan makan. Waar biyaaasaah!

Aku sama sekali ngga tahu, apalagi merasakan bengkak pada kaki. Mungkin, karena bengkaknya ini ngga sakit, jadi aku ngga memperhatikannya.

Malam hari, saat mau tidur, suamiku panik melihat kakiku yang bengkak-bengkak seksi.

"Lho, kaki kamu kenapa?" Tanyanya dengan panik. Aku hanya geleng-geleng karena memang baru tahu. Sepertinya, sih, baru terjadi kali ini. 

Tak lama kemudian, suami telephone Mbaknya yang kebetulan seorang Bidan. Ternyata, kaki bengkak pada Ibu Hamil, tuh, lazim. Apalagi jika usia janin makin berumur.

Kaki bengkak pada Ibu Hamil ngga berbahaya jika; tekanan darah Ibu Hamil normal dan atau cenderung rendah, tes protein urine negatif dan Hemoglobin (HB) normal (antara 12-16 gr/dl, atau di atas 9) pada Ibu Hamil.

Sebaliknya, kaki bengkak pada Ibu Hamil akan berbahaya jika; tekanan darah tinggi, tes protein urine positif dan HB kurang. Jika terjadi hal demikian, maka biasanya akan terjadi preklamsi atau preeklamsia.

Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil. Meskipun penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui, para ibu hamil dapat memperkecil kemungkinan timbulnya pre-eklampsia dengan melakukan diet makanan, istirahat yang cukup, dan melakukan pengawasan kehamilan.

Diet makanan yang dimaksud adalah dengan konsumsi makanan rendah lemak. Jika berat badan bertambah atau edema, maka diet termasuk mengurangi konsumsi garam.

Selain suami, Ibuku juga was was melihat kakiku yang bengkak ini. Secara, saat hamil aku dan adikku, beliau ngga pernah mengalami kaki bengkak.

Aku bersyukur dengan kondisi kesehatanku di mana tekanan darah, protein urine, semua normal. Jadi, aku ngga was was lagi dengan bengkaknya kaki ini. :)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Haaai, Nak. Bagaimana kabar kamu pagi ini? Semoga sehat dan bahagia selalu dalam perut Ibu, ya.

Rasanya masih drama kalau ingat wajah kamu yang manis itu. Dramanya karena pada USG kali ini, Ibu melihat lilitan tali pusat di leher kamu. Sayangnya Ibu ngga menanyakan ada berapa lilitan. Karena ini pengalaman pertama hamil, Ibu ngga paham, Nak. Hiks

Ibu kaget saat Dokter Trisno mengatakan bahwa kamu terlilit tali pusat yang tak lain adalah teman baikmu, teman bermainmu selama masih dalam kandungan. Tapi, kita ngga usah resah lah ya, Nak. Masih ada waktu untuk kita berusaha.

Ibu sengaja ngga mengabari Ayah tentang hasil USG ini. Karena, kita masih di rumah Tante dan menginap. Ibu hanya khawatir kalau Ayah nanti bakalan cemas dan ngga nyenyak bobo di rumah.

Pun dengan Mbah uti. Kita harus berusaha berdua sampai tali pusat lepas dari leher kamu. Mbah ngga boleh tahu. Kan Veta tahu sendiri, sekarang Mbah ngga boleh banyak pikiran. Harus tenang, selow alias woles. :D

Jadi, kita berusaha bareng-bateng ya, Nak. Ibu harus menambah rute jalan pagi biar kamu di dalam tambah aktif gerakannya, sampai akhirnya tali pusat lepas dan kamu akan tambah nyaman bermain di dalam. Pelan-pelan ngelepasnya ya, Nak.

Oiya, berat badan kamu pada usia kandungan 34 minggu udah mencapai 2.480 gram lho, Nak. Kalau kata Pak Dokter, kamu tuh chubby! :D Hayoo...chubby-chubby cantik ngga apa-apa, ya. Terpenting, kamu sehat wal afiat di dalam. 

Banyak gerak, detak jantung normal, Ibu di sini bahagia. Banyak berdoa, memohon kepada Yang Kuasa, semoga diberi kemudahan saat persalinan nanti ya, Nak.

Sun sayang dari Ibu. Mumumumuach! ^-*
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hari ini tumben banget BumBum ngajak Veta shalat dzuhur di Masjid. Kami bisa shalat dzuhur di rumah karena BumBum hari ini libur kerja. Bukan tanggal merah, tapi karena hari untuk PILKADA serentak.

Veta sempet dengerin percakapan BumBum sama Mbah Uti sebelum BumBum mandi siang. Duuh..segar banget. Pagi mandi, siang mandi lagi. Veta makin cantik, dong. :D

Percakapannya, karena hari ini penghujung bulan Sapar, bulan sebelum Maulud *yaiyalah* sudah menjadi kebiasaan di tempat tinggal kami, mengadakan shalat tolak bala usai melaksanakan shalat dzuhur.

Shalat tolak bala ini dilaksanakan di Masjid Ar Rahman. Biasanya kan kami shalat di Mushala depan rumah, yang dekat, hanya beberpaa langkah saja.

Banyak doa yang dipanjatkan. Banyak harapan yang diikrarkan. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan, kelapangan rejeki dan dijauhkan dari musibah dunia-akhirat. Aamiin

Yaudah, Veta sih ikut-ikut saja. Ikut kemanapun BumBum melangkah. :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Lemas seketika melihat foto yang dikirim adikku beberapa jam yang lalu. Foto tangan kiri Ibu yang sudah "ditempel" infus.

Ahad (29/10), saat angkutan umum berhenti di depan gerbang Puskesmas Madukara 1, memoriku kembali berputar pada apa yang telah terjadi bulan Agustus lalu. Di mana pada akhir bulan, malam hari menjadi suatu malam yang begitu kelam bagiku.

Aku ngga paham, kenapa Ibuku bisa berada di Puskesmas, padahal beliau pamit ke tukang pijit bersama Bapak.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Lari-lari kecil untuk Ibu Hamil, amankah? Aman, dong! Asalkan usia kehamilan sudah lebih dari empat bulan, di mana kondisi janin sudah membentuk. Sudah tidak lagi rentan.

Kemarin BumBum udah cerita kalau posisiku di dalam perut dalam keadaan sungsang. Kini usiaku baru 28 minggu lebih 5 hari. Hampir 29 minggu.

Malam hari setelah ngaji, BumBum menangis. Aku ikut sedih. BumBum banyak cerita dan berdoa, memohon kepada Sang Pencipta agar posisiku di dalam perut bisa lebih nyaman. Ngga sungsang, tapi kepala di bawah, dekat jalan lahir BumBum.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sujud untuk Ibu Hamil menjadi alternatif ketika letak janin dinyatakan sungsang atau Presentasi Bokong (PRESBO).

Usai diperiksa dan Bu Bidan menyatakan bahwa bayi yang aku kandung dalam keadaan sungsang, tepat pada minggu ke 28, beliau memintaku untuk duduk di atas kasur periksa.

"Sujudnya ngga seperti sujud saat shalat, Mbak. Saat shalat, dalam keadaan sujud, tangan sebagai tumpuan. Sedangkan untuk membantu merangsang bayi untuk mendapatkan presentasi kepala, pundak sebagai tumpuan. Coba latihan dulu."

Aku mengikuti arahan Bu Bidan, kemudian mempraktikkannya. Pundak menempel di kasur -yang kita anggap lantai-, kemudian posisi pantat lebih diangkat. Seperti pantat lebah. :D

"Naaaah, seperti itu. Nanti tiap hari minimal 5 menit sujudnya, ya." Aku mengangguk. Bagiku, estimasi 5 menit untuk sujud tidaklah lama. Namun, setelah dipraktikan, baru 1 menit, napas sudah ngos-ngosan. Padahal cuma sujud, lho. Hahaha BumBum payah ya, de. :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hidup di kota yang ngga cukup besar, ada saja fasilitas yang susah didapat. Khususnya untuk Ibu Hamil.

Sebelumnya, tentang USG 3 atau 4 dimensi yang belum ada di daerahku, Banjarnegara. Sebenarnya ngga harus juga, sih, periksa kehamilan dengan USG 3 atau 4 dimensi.

Tapi, aku ingin melihat wajah anakku yang masih dalam kandungan. Nah, kalau periksa menggunakan 4 dimensi kan nampak lebih jelas, ya. Ketimbang USG 2 dimensi. Jadilah aku memutuskan untuk melakukan USG di kota sebelah, Purbalingga. Di RSKB Panti Nugroho yang memberi pelayanan baik.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Presentasi Bokong atau yang lebih kerap dosebut dengan Sungsang pernah aku amali pada usia Kehamilan ke 28 Minggu.

Awal bulan Nopember, tepatnya tangga 02 Nopember 2015, aku kembali melakukan pemeriksaan rutin kehamilan di Polindes Desa.

Ketika ditanya tenyang keluhan, aku baik-baik saja. Ngga merasa ada sedikit pun rasa yang berbeda di usia kehamilan yang ke 28 minggu.

Tekanan darahku yang cenderung rendah, kali ini mulai normal pada angka 100/70. Tapi, yang bikin aku cukup sedih yaitu berat badanku yang turun sampai 2 kg. Semula 64 kg, menjadi 61 kg. Aku was was. Cemas dengan kondisi Veta. Apakah dia juga turun berat badannya? Itu yang terlintas dalam otakku saat itu.

"Mbak, besok kalau bisa USG, ya. Ini sepertinya sungsang."

Panik. Mendengar kata sungsang atau dalam keterangan letak janin tertulis PRESBO (Presentasi Bokong), aku ngga bisa banyak berkata.

Tinggi fundus pada usia ke 28 minggu 27 cm dengan detak jantung rata-rata 140 x/m. Normal dan sehat anak Ibu. Hanya saja, letak janinnya yang membuat Ibu ngga bisa tidur semalam. :)

Aku diminta Bu Bidan untuk tidak terlalu cemas, karena bayi dalam keadaan sehat. Begitu pun dengan suami. Tapi, entah kenapa aku tetap saja mengkhawatirkan my PiPo. 

"Nanti perbanyak sujud ya, Mbak. Untuk membantu bayi agar posisinya normal dengan presentasi kepala atau Preskep." Begitu saran dari Bu Bidan. Saat itu juga, aku belajar sujud khusus Ibu Hamil. 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Heiii Cantiiiik! Coba inget-inget, sebelum USG, kita kemana dulu? Yuuuk....ceritakan!

USG kali ini, BumBum sengaja berangkat gasik dari rumah. Berharap, nanti bisa ambil nomor antrean pertama! Yeay! Selain pingin gasik, BumBum ada niat untuk cek trombosit di LabKesMas Purbalingga. 

Yaps! Agenda pertama kita yaitu bertemu Tante di Taman RTH Bajong. Tante, kan, yang nganterin kita kemana-mana. Jadi, harus bertemu Tante dulu. :D 

Kedua, langsung menuju ke Labkesmas. Ketiga, sambil menunggu hasil lab, kita jalan-jalan ke Janatin Park. Lanjut, shalat Dzuhur di Masjid Agung Purbalingga, Makan Bakso. Kemudian, mengambil hasil lab. Dan yang terakhir, menujut ke Panti Nugroho untuk USG! 


Idiiih, Dede sibuk banget, ya. :D Lanjutkan ceritanya, yuk!

BumBum kira, kita akaj mendapat antrean nomor 1 lho, De. Tapi, ternyata ngga. Kita sana Tante mendapat nomor antrean 14. Karena, ada antrean di dalam antrean. :D Tapi, lumayan ya, De. Seengganya kita bisa pulang lebih awal nanti.

Tatanya BumBum, saat Dokter Trisno mulai memeriksa, BumBum melihat Dede lagi membuka mulut, gitu. Dede lapar, ya? Hahaha Kan sudah makan Bakso, tuh. :D

BumBum melihat mulut Dede lagi gerak, gitu. Seperti mengunyah. Cantik bangeet. 

Yang bikin BumBum terus kangen, tuh, karena Dede saat itu malu. Kaki Dede berada tepat di depan dada. Padahal, BumBum pingin melihat badan seksinya Dede, lho. :D

Meski demikian, BumBum tetap bahagia. Bisa melihat lutut Dede dengan jelas. Dan Dede nampak bahagiaaa banget. Tambah gedee, tambah cantik dan nggemesin! Mumumuah!

Dede, berikut hasil USG per 03-11-2015 yang bikin BumBum bahagia!

Berat Badan kamu di usia kehamilan 27,5 hari yaitu 1423 gram. Naik 604 gram! Prestasi banget!

Pulas atau detak jantungnya 146x per menit. Sebelumnya, 137 x per menit. Tambah sehat ya, De!

Tinggi badan yang sebelumnya 22 cm, sekrang sudah berapa, hayoo? BumBum lupa ngga tanya. Dokter pun sepertinya lupa ngga ngasih tahu. :D Pasti nambah tingilah ya, De. ;)

Dan yang bikin Ibu bahagia (lagi), ternyata posisi kepala Dede sudah di bawah. Padahal, sebelumnya BumBum sempat was was dengan hasil pemeriksaan Bidan Desa ya, De. Hihihi

Alhamdulillaah....perbanyak gerak dan sujud, ngga ada sia-sia. :D
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Naaaak, kita nari balet, yuuk! Tapi, menarinya ngga di ruang tertutup. Melainkan di ruang terbuka, alam terbuka!

Tepatnya, di tengah-tengah tenda!

Ini cita-cita Ibu banget. Menari di tengah-tengah tenda saat Blogger Camp berlangsung. Hihihi Hanya saja, saat melihat tenda sudah tertata rapih, keinginan tersebut sirna. 

Tahu, ngga, sirna karena apa? Tentunya karena ngga ada nyali sedikitpun, Nak. Bhahaha
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
"Brak!!!"

BumBum kaget. Begitu juga Dede dan Mbah Uti. Motor yang kami naiki terpaksa BumBum biarkan "tidur" begitu saja di pinggir jalan.

Ya, hari ini kami mendapat musibah. Niat akan mengambil jahitan baju BumBum di Parakancanggah. Dan sesampainya di pertigaan Dinas Sosial, ada mobil dibelakang BumBum.

Kami sudah memberi tanda bahwa akan berbelok kanan. Mobil melaju pelan, ngga mendahului dan mempersilakan kami untuk menyeberang.

Namun, ternyata di belkaang mobil ada motor yang dikendarai oleh pelajar SLTA. Kami menyeberang pelan, tapi tidak dengan motor tersebut. Motor melaju cukup kencang, lalu menyenggol spion kanan motor kami, dan pada kahirnya kami terjatuh.

BumBum langsung bangun. Begitu juga dengan Mbah. Kami kaget, syok. Hanya bisa duduk terdiam di depan warung milik warga.

Kami duduk. Mas Pelajar mendekati kami, meminta maaf dan memarkirkan motor yang BumBum biarkan tidur di jalan.

Mbah nampak khawatir, karena ekspresi BumBum datar banget. Perut BumBum dielus-elus Mbah. Saking khawatirnya dengan Dede yang masih di dalam perut.

Kami ngga ada yang luka, hanya saja kaca spion retak. Beruntung banget, pemilik warung berhati mulia. Memberi seelas minuman kepada kami. Jujur, ini membuat kami tenang.

Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada pemilik warung yang baik banget itu.

Kejadian ini memberi hikmah yang sangat berarti bagi BumBum. Jika ada mobil di belakang dan kita hendak menyeberang, lebih baik kita menengok dahulu ke belakang. Siapa tahu ada motor yang hendak menyalip kita. Karena terhalang oleh mobil, motor kita pun ngga nampak.

Jadi, lebih baik mencari aman untuk selamat dengan cara melihat dahulu ke belakang. Memastikan ngga ada yang mendahului kita.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"BumBum ngga pernah minum obat kuat. Tapi, aktivitas tiap harinya bikin Dede bahagia ikut menemaninya. Dede mau mencoba mengingat aktivitas yang sudah terlewati dari hari Kamis."

Aktivitas ini di luar jam kerja! Jam kerja BumBum dimulai dari pukul 07.30-16.00 WIB.

Kamis, 15 Oktober 2015


Kami sampai di rumah pukul 19.30 WIB. Ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Kalau BumBum bilang, sih, ini usaha baru BumBum. Yaitu tentang menerjemahkan paket wisata.


Sore itu, sepulang dari Kantor, BumBum janjian bertemu dengan Om Ivan, Guide kece badai yang mau diajak kerjasama membuat paket wisata Dieng di Blog BumBum.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Ibu hamil wajib melakukan test urine jika usia kandungan masuk 20 minggu." Bu Indri menyampaikan hal tersebut saat aku periksa kehamilan di Polindes pertengahan bulan lalu.

Ya, bulan lalu. :D Tapi mau gimana lagi, aku baru sempat bulan ini. Bukan berarti menunda, menyepelekan atau apalah, yang jelas emang baru ada waktu. :D Usia kandungan 20 minggu, berarti enam minggu yang lalu, tuh. 

Iya, kan usia kandunganku saat ini masuk 26 minggu 3 hari. Hmm...aku telat periksa, dong? Ngga! Kan test-nya jika usia kandungan masuk 20 minggu. Berarti, 26 sudah masuk, tuh. :P Nah, untuk tes urine ini bisa dilakukan di Puskesmas terdekat. Ngga harus di Rumah Sakit, Dokter Kandungan, atau Laborat khusus. 

Sabtu, 17 Oktober 2015, aku ditemani Dede Cantik melakukan tes urine di Puskesmas Madukara 1. Kami sampai Puskesmas tepat pukul 11.30 WIB. Sengaja siang, karena pagi hari kami harus mencuci, menyapu dan melakukan olahraga lainnya di rumah. Lagi pula, berdasarkan pengalaman, makin siang, makin cepat prosesnya. Karena, sudah jarang ada pasien yang datang.

Sesampainya di Puskesmas, hampir seluruh karyawan sedang rapat. Jadi, kami harus menunggu dahulu. Sebab, di bagian pendaftaran tidak ada seorang pun. Kurang lebih lima menit, seorang perempuan yang mengenakan seragam Korpri menyapaku.

"Mau periksa apa, Mbak? Kartunya mana?" 

"Tes urine, Bu. Ini kartu periksa saya." Aku langsung memberikan kartu periksaku yang sudah kusiapkan. 

Aku pikir tes urine untuk Ibu Hamil ini akan membutuhkan waktu yang ngga sebentar. Ternyata, setelah masuk Poli Kesehatan, Ibu dan Anak (KIA), aku langsung dicek tensi. Hasilnya masih pada 90/60. :) Ngga apa-apa, ya. Terpenting sehaat. 

Di Poli KIA, aku diminta untuk menyerahkan buku periksa yang berwana pink itu, lho. Buku Kesehatan, Ibu dan Anak, untuk mencatat hasil permeriksaan nanti. Usai diperiksa tensi, aku dipersilakan menuju laborat. Di sini aku diminta untuk pipis, sebagai syarat tes urine. Yaiyalah, mau tahu kandungan protein pada urine, ya musti pipis dahulu. :D

Pemeriksaan urine pada Ibu Hamil ini termasuk rangkain tes penting yang harus dilakukan selama masa kehamilan. Tes ini digunakan untuk memeriksa kandungan protein pada urine Ibu Hamil. Hasil yang normal adalah NEGATIF (-). Jika hasilnya positif, yang mana nilai positifnya rentang 1-4, maka Ibu Hamil akan mendapat penanganan khusus. Dari pola makan, misalnya.

Menurut Bu Indri, biasanya tes urine postif terdapat pada Ibu Hamil yang mempunyai potensi darah tinggi. Tapi, ngga mesti juga, sih. Soalnya ada banyak faktor. Seperti karena lelah, stres dll.

Selain untuk mengecek kandungan protein, pemeriksaan ini juga untuk memeriksa fungsi ginjal Ibu Hamil. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 menit, hasil tes urine sudah bisa diketahui. Alhamdulillaah, hasil tes protein urine BumBum NEGATIF. Bahagianya ya, Dede!!!

Apakah setelah ada hasilnya, aku langsung pulang?

Ngga, dong! Aku kembali lagi ke Poli KIA. Menyampaikan selembar kertas berwana biru, yang tak lain adalah hasil tes protein urine. Hasil tersebut dicatat di buku pink. Kemudian, barulah aku meninggalkan puskesmas tanpa mengeluarkan uang selembarpun. :D 

Iyaa...pemeriksaan untuk Ibu Hamil di Puskesmas tuh gratis. Seperti saat aku periksa HB dan HBsAG beberapa bulan yang lalu. :)

Btw, tes urine ini akan aku kalukan (lagi) saat usia kandunganku masuk 36 minggu nanti. Tes urine minimal dilakukan dua kali selama hamil.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Halaaah...paling juga pegal dan nyeri biasa. Ngga ngaruh apa-apa sama aktivitas. Buktinya masih kuat gendong dan nenteng sayuran gini, nih."

Semua pelanggan memanggilnya Bibi Suwarti. Seorang perempuan yang tiap harinya aktif keliling kampungku untuk mengais rejeki Menawarkan sayuran, lauk pauk, dan bumbu dapur kepada orang sak desooo. Tukang sayur yang ramah dan suka banget ngasih bonus. Beli selederi Rp 500 saja dikasih bonus sak ler.


Kangen dengan suara melengking milik Bibi. Kurang lebih, sudah empat bulan ini Bibi cuti dari pekerjaannya. Cuti saat masih muda, belum begitu berumur. Mungkin seusia dengan Ibuku. Hanya saja, beliau super cuek sama yang namanya menjaga kesehatan. Beda banget sama Ibuku yang doyan makan. 


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Cieee...ada yang kesemsem sama Mamas Minguk, nih. :D Mau tahu ceritanya? Ini cerita di balik kesemsemnya Dede Ruby sama Mamas Minguk. Bhahaha

Hari ini (10/10), seharusnya BumBum ikut menyelesaikan tugas kantor PUPNS itu. Tapi, BumBum izin sajalah. Kemarin sudah cukup lelah dengan koneksi untuk masuk portal PUPNS. Lumayan juga bisa buat nyuci baju, bersih-bersih rumah dan menulis.

Tadi pagi, usai menyelesaikan draft untuk Giveaway, aku streaming senam Ibu Hamil via yucup. Nah, saking seringnya aku muter video si Minguk, Manse, Daehan, di list daftar putar yang ada di sebelah kanan muncul rekomendasi video-video mereka. Haduuh...bukannya video senam hamil, malah si Minguk yang direkomendasikan. :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
"Biar tahu kadar hemoglobin atau sel darah merah dan kesehatan Ibu Hamil. Karena kadar normal HB pada Ibu Hamil berbeda dengan yang ngga hamil. Jika nanti hasil periksanya ngga baik, setidaknya bisa ditangani lebih dini."  

Penjelasan yang mudah dipahami oleh Bu Indri. Aku yang awalnya ngga begitu mempersoalkan tentang hemoglobin (HB), mendadak langsung peduli. Pokoknya demi kamu, Nak.  Demi kitaaa. Hahaha

Usia kandunganku saat ini masuk pada minggu ke 25. Pada usia kandungan 32 minggu keatas, Ibu hamil akan mengalami pengenceran darah atau yang dikenal dengan hemodulusi. Aku tahu tentang ini saat ikut pertemuan rutin Ibu Hamil di Polindes.

Pada masa kehamilan, Ibu hamil dianjurkan untuk selalu minum pil penambah darah 1×1 sehari. Kalau kata Bu Indri, maksimal mengkonsumsi 90 butir pil penambah darah. Alhamdulillaah, semenjak tahu hamil, aku rutin konsumsi pil penambah darah. Aku konsumsi Obimin, kapsul warna orens yang imut-imut segar itu. :D

Tujuan mengkonsumsi pil tersebut diantaranya untuk mengurangi risiko perdarahan pada saat melahirkan. Nah, pas tahu hal ini, aku sedikit confuse, nih. Karena, setahuku pas melahirkan kan emang banyak keluar darah, ya. Tapi, itu bukan pendarahan. Beda! Bhahaha *BumBum sotoy banget ya, Nak.*



Nah, pemeriksaan berikutnya, yaitu pada pemeriksaan HB kedua nanti akan ketahuan, Ibu Hamil rutin konsumsi tablet penambah darah atau tidak. Karena hasilnya akan ketahuan (juga) pada kadar hemoglobin saat itu juga.


Lalu, tujuan pemeriksaan HBsAG itu untuk apa?

Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B. Selain itu, juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain. Seperti HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B akut. 

Selain pada Ibu Hamil, pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk mengidentifikasi antigen hepatitis B. 

Aku ngga begitu banyak bertanya tentang HBsAG ini. Soalnya, setelah tahu bahwa  hasil pemeriksaan HBsAGku negatif, tiba-tiba aku ngga pwduli demgan HBsAG. Hahaha *dasar*

BumBum selalu berdoa, semoga kita sehat selalu ya, Nak. Begitu juga untuk Teman-teman. *-^
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Mengambil nomor antrean melalui mesin antrean berwarna hijau yang berdiri di ruang tunggu adalah langkah awal untuk melakukan pemeriksaan kandungan di Rumah Sakit Khusus Bersalin Daerah (RSKBD) Panti Nugroho Purbalingga. Ini sebagai syarat wajib bagi seluruh pasien yang akan melakukan pemeriksaan kandungan sampai pada akhirnya nanti penyelesaian proses administrasi seperti membayar biaya USG 4 Dimensi, misalnya.

Cara Pendaftaran USG.

Seperti yang kulakukan pada hari Jum'at (02/10). Begitu sampai Panti Nugroho, aku langsung memencet tombol hijau untuk antrean Poli Kandungan. Ada satu tombol lain, yaitu tombol warna oranye yang digunakan untuk antrean Poli Anak.

Usai mengambil nomor antrean, pasien akan dipanggil satu persatu berdasarkan nomor antrean untuk melakukan daftar ulang. Perlu diperhatikan, daftar ulang ini sangat penting. Pasien lebih baik menunggu untuk pendaftaran ulang. Sebab, jika nomor antrean dipanggil, tapi pasien ngga di tempat, maka akan disela oleh antrean nomor berikutnya. Usahakan pasien jangan keluar Panti sebelum nomor antrean dipanggil.

vitamin ibu hamil

Pendaftaran ulang ini tidak cukup lama. Petugas hanya mencatat data dukung pasien, dan meminta pasien untuk menimbang berat badan, serta cek tekanan darah.

Usai pendaftaran ulang, pasien boleh meninggalkan Panti, dan diusahakan bisa datang kembali sebelum nomor antrean dipanggil. Jika sudah dipanggil, tapi pasien tidak ada di tempat, maka akan digantikan oleh pasien berikutnya.
Pasien dipersilakan masuk ruang periksa atau klinik. 

Tentang Panti Nugroho, Purbalingga.

Panti Nugroho Purbalingga baru mempunyai satu Dokter SpOG. dr. Sutrisno, SpOG, namanya. Jadi, jangan heran kalau antrean akan memanjang. Apalagi, pelayanan untuk pasien sangat maksimal. Satu pasien mendapat waktu untuk konsultasi kurang lebih lima belas menit.

biaya usg 4 dimensi di panti nugroho


Aku periksa kandungan ditemani Tante Neli. Ngga menyangka, saat sampai Panti Nugroho, antrean sudah mencapai nomor 035. Aku pesimis banget. Antara maju, atau pulang saja. Tapi, rasanya mubadzir ya, Nak. Sudah sampai Purbalingga, dan sudah minta waktu sama Tante pula.

Pada hari itu, Tante sebenarnya cukup banyak acara sibuk menjadi gojek untuk Mbah Ismangil (Ibunya). Jadi, beberapa kali aku ditinggal. :D Menunggu sampai lesu, akhirnya pukul 18.15 WIB, giliranku masuk ruang periksa.

Biaya USG.

Bagi yang penisirin dengan pengalaman BumBum saat USG 4 Dimensi silakan baca saja, ya. Baca di Blog BumBum! :D 

Biaya periksa, konsultasi dan USG Rp 90.000 per pasien. Cukup terjangkau, ya! Bisa dijadikan langganan, nih. :D Biaya tersebut belum termasuk vitamin untuk Dedek lho.

Catatan BumBum untuk Kecemut.

***

Heiii, Cantiiik...

BumBum merasa takjub saat melihatmu dalam monitor yang tertempel di dinding. BumBum juga merasa terharu saat satu per satu anggota tubuhmu mulai terlihat. Air mata BumBum meleleh. Tahu sendiri, kan, Nak. Ini pengalaman pertama BumBum hamil dan melakukan USG 4 Dimensi.

BumBum sengaja USG ke Purbalingga karena memang ingin melihatmu. Di Banjarnegara belum ada yang 4 dimensi, sih, ya.

Aktivitas USG

BumBum ngga sabar ingin segera menimangmu, menggenggam tangan mungilmu, mencium, dan memelukmu, Nak.

BumBum terus berdoa tiada henti untuk kesehatanmu, Nak. Pokonya, selalu sehat di dalam perut BumBum, ya? Anak sholehah, cerdas, ngga boleh rewel. ;)

Ya...kata dr. Trisno, jenis kelaminmu perempuan, Nak. Alhamdulillaah, ya. Allah mengabulkan tiap doa BumBum. Kita akan menjadi partner, teman, yang saling menemani, melengkapi.

BumBum minta maaf kalau sering membuatmu capek karena BumBum ajak aktivitas sampai sore. Bekerja. Tapi BumBum yakin, kamu kuat. Bahkan lebih kuat dari BumBum. Dan tentunya akan lebih cantik dari BumBum. BumBum yakin, kamu akan terus sehat, sampai lahir nanti, menghirup segarnya udara dunia bersama kami, yang menyayangimu. Mumumuah. . .

Share
Tweet
Pin
Share
13 komentar
"Horee!!!" Ekspresi Dokter Trisno sambil mengangkat satu tangannya sukses membuatku kaget. Ikut-ikutan ekspresi Dede yang sedang diperiksa. :D

"Idiiih...gokil juga ini Dokter, ya." Batinku kala itu, saat USG pertama di Panti Nugroho. Agak heran, sih, sebenarnya. Baru kali ini aku bertemu dengan Dokter yang nyantai banget. Ngga jaim.

"Waaah...cewek nih babynya. Di rumah ada ponakan atau sepupu cewek ngga?" 

Aaaak...aku bahagia banget mendengar pernyataan Dokter Trisno tentang jenis kelamin Dede bayi. Sesuai dengan permintaan, doa yang kami panjatkan tiap hari.

Horeeeeee...aku cantik! Alhamdulillaah. . .



Di rumah memang sudah banyak sepupu perempuan. Hampir 80% perempuan. Tapi, ini kan calon anakku. Tentu saja berbeda, dong. :D

Melihat bayi mungilku di layar monitor, bahagianya tak terkira. Apalagi ini USG pertamaku menggunakan 4 Dimensi. Baby di dalam perut nampak jelas! Uuuh...gemese yakin!


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Selamat hari raya Idul Adha untuk seluruh kaum Muslim!

Hari ini aku ngerasa bahagia banget. Bahagia karena kebersamaan yang begitu sederhana. Kebahagiaan itu datang dari dapur!

Ketika aku punya rencana untuk membuat bakso dan rolade, tiba-tiba MbahKung aliah Bapakku datang membantu menyiapkan daun dan biting untuk membuat rolade.

Aku, sih, senang-senang saja. Merasa terbantu, karena MbahUti alias Ibuku hari itu ada acara kondangan sampai sore. Makanya, MbahKung nampak semangat banget buat bantu-bantu.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
BumBum merasa hari ini kamu lebih aktif dari hari sebelumnya. Padahal, kemarin saja, kamu sudah tergolog aktif, ya.

Hari ini BumBum banyak duduk. Kerja serius banget, dibantu Mbak Dini, anak yang sedang prakerin dari SMK N 1 Bawang. Sekolah BumBum dahulu kala, Nak.

BumBun kerja cukup spaneng. Kamu pasti ngerasain, kan? Lha wong kamu gerak-gerak terus. Seakan minta jalan-jalan barang bentar. Tapi, maaf, BumBum ngga mengajakmu jalan, meski hanya di sekorat ruangan.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
"Buuk, ntar aku dibangunin gasik, ya. Mau sahur. Besok pingin Puasa Tarwiyah." 

Dede langsung bergeser ke kanan, saat aku menyampaikan niat ingin puasa kepada Mbah Cantik. Bergeser, kemudian ketok-ketok, senggal senggol mesra. :D

Aku berniat sahur meski puasa tarwiyah adalah puasa sunah, dimana kita turut menghormati umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji di Mekkah.

Puasa Sunah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yaitu 8 Dzulhijjah, sehari sebelum para jama'ah haji melaksanakan Wukuf.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Haaai, NakBeib yang Cantiiik!

Minggu lalu kita dua kali kerja di luar kantor, ya. Dinas ke Semaran untuk menyelesaikan tugas. Terus, untuk minggu ini BumBum sudah memutuskan untuk ngga menerima tugas luar.

Alasannya, BumBum ngga mau kamu tambah capek. Perjalanan yang ditempu minimal 5 jam. Bolak-balik 10 jam. BumBim khawatir saat perjalanan. Jalannya itu, lho. Meski ngga rusak, tapi ada beberapa titik jalan yang ngga banget!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pengalaman jatuh di depan Kamar Mandi membuatku lebih berhati-hati saat masuk-keluar Kamar Mandi.

Hampir tiap mandi, aku menggosok lantai agar tidak licin. Tapi, yang namanya musibah bisa datang kapan saja dan dimana saja.

Ngga jatuh di Kamar Mandi persis, tapi di depan kamar mandi, karena telapak kakiku ngga menapak pada keset. Langsung berpijak ke lantai.

Aku ngga merasa sakit. Ngga mengeluhkan suatu apa. Aku merasa baik-baik saja, sehat. Hal ini dibuktikan, setelah kepleset, aku masih bisa masak. Ya, aku memang berencana membuat Sup.

Karena besoknya aku ada agenda tugas ke luar kota, Ibu menyarankanku untuk pijat terlebih dahulu di dukun bayi desa. Aku pijat hanya sepuluh menit saja. Ngga lama-lama. Simbah dukun juga ngga beranu memijit ibu hamil terlalu lama. Ngga boleh, katanya.

Kira-kira pukul 23.00 WIB, tiba-tiba perutku sakit banget. Punggunnya juga. Rasanya nikmat banget. Sampai akhirnya, Suami membawaku periksa ke Polindes. Namun, karena aku sudah dipijit Simbah Dukun, Bidan Desa memberi rujukan ke Puskesmas saja. Karena di Polindes belum ada alat untuk deteksi denyut jantung janin.

Bidan Desa, dan Bidan yang sedang bertugas malam itu memberi tahu kepadaku dan keluarga, jika Ibu Hamil terjatuh, lebih baik jangan dibawa ke Dukun bayi, apalagi sampai memijatnya. Disarankan untuk langsung dibawa ke Polindes atau Puskesmas. Supaya bisa diperiksa dan ditangani lebih cepat dengan alat medis yang ada.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Detak jantungmu sudah BumBum dengar dengan jelas saat drama malam itu terjadi. Namun, gerakanmu belum terasa, Nak. Hmmm...BumBum mah, gitu. Ngelonjak, yang sabar, dong. :D

Iyaaa...BumBum sabar banget menunggumu beraktivitas. Kerap merasakan sentuhan tangan BumBum, kan? Sesekali, saat sedang banyak pekerjaan, BumBum selalu elus-elus kamu.

Sampai pada akhirnya, setelah BumBum USG untuk yang ketiga, pasca kepleset itu, kamu memberi kabar kepada BumBum. Merespon sentuhan dari BumBum, tepat di perut sebelah kanan. Huwaaa...tau ngga, sih? BumBum bahagia banget!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ngga nyangka kemarin malam aku menginap di Puskesmas. Meski hanya sehari, rasanya seperti mimpi. Tidur diranjang yang ngga seperti biasa. Samping kanan kiri, ditemani Suami, Ibuk dan Uwa Silo.

Usai diperiksa dan alhamdulillaah Babyku yang di dalam perut dinyatakan baik, sehat, aku diminta untuk minum obat penenang. Satu butir kapsul berwarna kuning, yang jika aku konsumsi memberi efek tenang, dan perut ngga lagi nyeri.

Aku menelan kapsul tersebut dengan bantuan segelas air. Tenang, aku bisa tenang. Tapi, entah kenapa susah banget memejamkan mata. Padahal, seharusnya aku tidur lelap, karena jam di dinding menunjukkan pukul 23.45 WIB.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Haaaiii...hari ini (31/08), BumBum kembali lagi memeriksakan aku di RB Hidayah. Ultrasonografi (USG) kali ini benar-benar membuat BumBum was was. Teman-teman tahu, kan, kenapa BumBum cemas?

Karena kan beberapa hari yang lalu BumBum sempat menginap di Puskesmas karena baru jatuh di depan Kamar Mandi. 

"Andai ada Dokter Kandungan yan praktik malam hari, BumBum akan mengajakmu periksa ke sana saat ini juga, Nak." Seperti itu kata BumBum sambil mengelus-elus aku waktu di Puskesmas. BumBum khawatir banget.

Setelah semalaman istirahat, sore harinya BumBum langsung mendaftar untuk periksa ditemani Mbah Uti, Mbah Kung dan Om.



Dari hasil USG, jatuhnya BumBum di depan Kamar Mandi ngga berdampak padaku. Aku baik-baik saja di dalam perut Ibu. Sehat wal afiat, detak jantungku juga normal. Oiya, diusiaku yang ke 19 minggu, Berat badanku sudah 340 gram, lho. Kata Dokter Santo, tuh, bagus. Sesuai dengan perkembangan usiaku.

Tau ngga Teman-teman, pas diperiksa Pak Dokter, BumBum tuh nangis. Hihihi Cengeng juga BumBum, ya. 

Doakan kami ya, Teman-teman. Semoga sehat selalu dan selalu dalam lindungan Allah SWT. 
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Was was! Itu yang aku rasakan saat usia kandungan 16 minggu atau tepat empat bulan, tapi Dede belum memberi kabar. Dasar Ibu Hamil, ya. Apa-apa membuat cemas, panik. Tapi ini serius lho, Nak. Huhuhu

"Bisa jadi Dede sudah memberi kabar. Tapi, BumBum saking aktifnya kerja. Jadi ngga terasa gerakannya. Gerakan bayi masih berumur 4 bulan, kan, ngga seheboh gerakanmu, Bum!" Om mencoba menenangkanku. Tapi, aku tetap saja masih cemas. Ya maklum, sih, kan kehamilan pertama, Om!

"Janin akan mulai ditiupkan ruh, nyawa, pada empat puluh hari ke tiga. Pada tahap tersebut dinamakan Mughadah". Aku teringat kata-kata Pak Amir, rekan kerja di kantor.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ngapati ditengah Hari Kemerdekaan RI bisa dibilang perjuangan banget. Ini kataku, sih. Selain pengalaman pertama, prosesi ngapati sebagai bentuk dari syukuran versi adat Jawa, tuh, cukup banyak yang harus dipersiapkan. Makanan kecil, misalnya.

Makanan kecil di sini bukan snack yang ditaruh di dus, melainkan bala pendem. Iya, istilahnya, tuh, bala pendem. :D Orang Jawa pasti sedikit paham, kan, ya?

Bala pendem ini makanan kecil hasil kebun, segala macam ubi-ubian. Ngga hanya ubi-ubian, ada juga kacang tanah, gejos, labu siam, ketupat kepel, dawet, rujak, opak, jenang, wajik, ketan, dan tiba-tiba pusing kalau harus disebutkan semua. :D

Gimana ngga pusing, jumlahnya itu lebih dari banyak. Satu kresek tanggung! Belum lagi, makanan dan perlengkapan lain yang katanya HARUS ADA. Tambah pusiang! :D

Beberapa makanan dan perlengkapan yang harus ada dan yang aku ingat, nih, ya.

  1. Kelapa Gading. Kelapa ini digunakan untuk campuran rujak. Jadi, rujak yang biasanya menggunakan air asem, saat akan digunakan untuk ngapati, katanya harus pakai air kelapa gading. Sedangkan keberadaan kelapa gading di tempat tinggalku, tuh, ngga ada. Jadilah, minta tolong Kang Nasrul untuk mencari di Desa sebelah. Dan alhamdulilllah nemu. :D Grrr....Ngga boleh aor kelapa biasa, gitu. Wkwkwk
  2. Belut. Ngga terpikir sama sekali kalau belut akan langka. Apalagi, ngapatinya pas banget di hari kemerdekaan, di mana hampir di tiap Desa mengadakan lomba tangkap belut. :D Ibu dan Uwa Silo sudah pesan tiga hari sebelumnya di pasar. Tapi, ternyata yang biasa jualan Belut, tuh, susah buat mendapatkannya. Sebab, yang biasa mancing Belut langsung dibeli oleh panitia lomba tujuh belasan. :D Berutug banget, setelah muter-muter pasar, Uwa Silo dapat tiga belut. Belut ini dijadikan pepes. Dan tahukah kamu? Karena belutnya sedikit, pepesnya jadi kecil-kecil, gitu. Grrr...dengan adanya belut, persalinan pun menjadi mudah. Mak slunuuung. Bhahaha *aaamin*
  3. Daun lumbu lompong. Ini sebagai perlengkapan! Aku bersama Uwa Silo mencari lumbu ini sampai ke kali wetan. :D Beruntung, saat itu ada satu pohon di dekat kali. Hampir adzan maghrib, tapi masih harus mencari lumbu. Ya ampyaaang, deh. *gegara Uwa Sur, risbeet* Prosesi setelah doa buat Dede Bayi selasai, yaitu seluruh orang yang ada di dalam rumah harus keluar. Tepat di depan pintu, ada seorang membawa air yang ditaruh di suatu wadah. Airnya sudah bercampur dengan lumbu lompong dan juga setengah bundaran kelapa. Cuci tangan, kaki, atau membasuh wajah, itu yang harus dilakukan. Kenapa harus lumbu lompong? Kenapa ngga daun jambu saja? :D
  4. Ketupat Kepel. Ngga semua orang bisa membuatnya. Ketupat yang berukuran hanya satu kepal tangan. Untuk selamatan Dede, yang membuat kupat kepel tuh Nenek *sinyal ilang*. Meski sudah dibuat kelontongannya, tapi ternyata beras yang masuk mudah keluar lagi. Ini dikarenakan kurang menyatu kelontongannya. :D Jadi, kelontongan kami tarik dikit-dikit biat sereeeeeet! :D Grrr...emang kupatnya haru sekepal tangan, ya? :P
  5. Ikan Tawar. Entah berapa kaki Bapak ke pasar ikan. Kami hanya membutuhkan ikan melem tak lebih dari 150 ekor. Tapi, untuk mendapatkannya susahnyaaa. Selain memang jarang, ikan nelem yang ada saat itu, tuh, kecil-kecil. Jadilah, Bapak mengambil dua macam ikan, melem dan mujahir. :D Grrr...emang harus ikan air, ya Hahaha
Hanya lima yang aku ingat. Lima yang membutuhkan proses perjuangan. Lainnya, proses untuk mendapatkannya cukup mudah, sih.

Oya, dengan adanya ngapati yang pas banget di malam kemerdekaan, aku pun menggagalkan untuk datang ke Dipayuda Adigraha, Wonosobo. Iya, malam itu aku harus mengambil hadiah hasil komoetisi menulis. Aduuh...gagal dadah-dadah di atas panggung, nih. :D

Selamat empat bulan buat Dede. Yang sehat di dalam perut Ibu, ya. Kami selalu mendoakan untuk kesehatan, keselamatan kamu. Semoga, kelak menjadi anak yang solihah, ya. Berbakti kepada kedua orangtua, menyangi orang-orang yang selama ini sayang dan peduli sama Dede, bermanfaat bagi sesama makhluk Allah, taat pada ajaran agama dan negara. 

We Love You.....


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Menurut Dokter Santo, dokter kandunganku, Ibu Hamil dengan usia kandungan empat bulan, kondisi janin dimana sudah mulai membentuk indra atau bahkan sudah memilikii retina, kornea dan lensa mata.

Tepat tanggal 10 Agustus 2015, usia kandunganku genap enam belas minggubatau empat bulan. 

Pada kehamilan usia empat bulan, seorang Ibu juga dapat merasakan gerakan-geakan yang dibuat oleh bayi yang masih dalam perut. Namun, belum untukku.

Ya, aku belum merasakan gerakan-gerakan Dedek. Meski hanya "godaan kecil" pun. Aku was was. Tapi, Dokter mengatakan "tidak masalah". Karena, kandunganku sehat.

Bertambah sepuluh hari dari usia kandunganku, yaitu empat bulan sepuluh hari, sudah ditiupkan ruh atau nyawa ke dalam jasadnya yang  masih dalam perut.

Seperti yang sudah pernah aku tulis sebelumnya, bahwa penciptaan manusia di dalam perut ibunya terdiri dari tiga tahap; 40 hari berupa Nutfah, kemudiian menjadi segumpal darah, 40 hari kemudian menjadii segumpal daging, dan 40 hari kemudian, diutuslah kepadanya malaikat, ditiupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan 4 hal.

Empat hal yang dimaksud, yaitu; tentang ketentuan rejekinya, ajalnya,  dan ketentuan celaka atau bahagianya.

Maka dari itu, tak heran jika ada suatu adat untuk memperingati empat bulanan untuk Dedek. Seperti yang akan dijalankan di rumahku.

Aku, suami, dan keluarga sudah mengkonsep akan seperti apa prosesi empat bulanan Dedek atau yang biasa disebut dengan ngapati jauh-jauh hari, agar tidak ada kekuangan suatu apa saat prosesi nanti. Prosesi yang aku maksud bukan prosesi ritual, hanya perpaduan adat jawa, tanpa meninggalkan anjuran, perintahNya.

Malam ini, malam 18 Agustus 2015, atau 40 hari ketiga, aku banyak berdoa untuk Dedek, Bayi yang masih di dalam perutku.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pemberi, berilah kesehatan kepada saya beserta janin. Saya mohon ridho dariMu, jadikanlah ia anak solehah yang selalu berbakti kepada kedua orangtua, agama, nusa dan bangsa.  
Ya Allah Yang Maha Pemurah, berilah kebahagiaan semasa hidupnya nanti. Berilah kepadanya rejeki yang banyak, halal dan berkah. Semoga ia selalu diberi kemudahan pada tiap langkahnya, tiap cita-citanya yang penuh manfaat.

Ya Allah Yang Maha Pemaaf, jauhkan ia dari siksa api neraka, musibah dunia dan akhirat. Mudahkanlah tiap urusannya. Berilah jalan, dan semoga senantiasa ada pada jalanMu.

Ya Allah Yang Maha Penyayang, jika saya boleh memintanya, jadikanlah ia seorang perempuan. Perempuan yang beriman, taqwa, sehat jasmani rohani, cerdas, kuat, tegar serta bertanggungjawab dalam menjalani hidup. 





Ya Allah Yang Maha Tahu, kabulkanlah doa-doa hamba. Rabbi habli minashalihiin. Rabbana atiina fiddunya khasanah, wa fil akhirrati khasanah, wa qiina 'adza bannaar. Aamiin ya rabbal 'alamiin.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Heeei, Cantiik! Ngga terasa usiamu hampir 16 minggu tepat di hari kemerdekaan RI besok. Enam belas minggu itu sama dengan empat bulan, Nak. Pada usia empat bulan, nanti ada doa-doa khusus, selamatan untuk memperingati empat bulanmu, Nak.

Sebenarnya ini ngga wajib, sih. Hanya saja, ini adat Jawa. :D

Nah, sebelum usiamu menginjak empat bulan, BumBum mengajakmu jalan-jalan. Iiih....kok ekspresimu kaget gitu, Nak? Hihihi 

Dengerin BumBum cerita, ya!


Beberapa hari yang lalu, Alhamdulillaah tulisan yang BumBum posting di blog EmPINK terpilih menjadi salah satu pemenang kategori umum.

BumBum menulis tentang wisata Batu Pandang Dieng. Tapi, bukan berarti kita dapat tiket gratis ke Batu Pandang. Hadiahnya ada banyaaak, Nak. Salah satunya yaitu wisata ke Kebun Teh Tambi, Dieng!

Btw, sebenarnya ini jalan-jalan biasa, sih, Nak. Tea walk! Tapi, tea walk kali ini menjadi spesial dan luar biasa karena ada kamu, putri Ibu yang insya allah solihah. *aamiin*
Lihat perutku, dong. Yang pakai baju orens, lho. Udah nyempluk. . . :D

Tea walk kali ini, kita didampingi Tante Umi. Iya, selain teman-teman lain yang beruntung mendapat tiket tea walk, Tante Umi spesial banget ikut tea walk untuk mendampigi kota, Nak. Baik banget, ya. 

Makasih, Tante Umiiì. :D



Pagi itu, kita jalan menuju Wonosobo dengan mengendarai sepeda motor milik Tante Umi. Daaan, BumBum mbonceng, dong. :D

Sesampainya di Dieng Theater yang digunakan sebagai meeting point, ternyata belum ada satu pun teman yang datang. Padahal, kita sudah datang tepat waktu. :D

Menunggu kurang lebih ebam puluh menit, semua peserta kumpul dan kemudian perjalananpun dimulai menggunakan transportasi mobil milik Dinas Pariwisata.



BumBum bersyukur banget, karena kamu ngga rewel, Nak. Malah mkan serabi di dalam mobil dengan lahapnya. :D

Satu yang paling mengasyikkan, saat BumBum mengajakmu menyusuri tepian kebun teh, kamu nampak bahagiaa banget! 

Masuk dan melihat proses pembuatan teh di Pabrik Tambi, mengenal macam daun teh saat tur Tambi atau tea walk, sampai pada akhirnya kita bersama-sama menyeruput teh hangat di wisma Tambi.

Ibu merasa senang karena kita sama-sama sehat, Nak. Jadi, bisa menikmati the babymoon pertama kita ini. Hihihi 

Semoga kita sehat selalu ya, Nak. Sampai nanti bisa jalan-jalan lagi, merasakan the babymoon lagi. :D

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ►  2025 (17)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ▼  2015 (63)
    • ▼  Desember (6)
      • Ketika Ibu Hamil Diminta untuk Diet!
      • Mitos Tentang Bayi yang Terlilit Tali Pusat
      • Air Ketuban Keruh
      • Kaki Bengkak pada Ibu Hamil, Bahayakah?
      • USG 6: Lilitan Tali Pusat Pada Bayi
      • Kenapa Shalat Dzuhur di Masjid, Bum?
    • ►  November (6)
      • Akhir Pekan yang Kelam
      • BumBum Makin Rutin Lari Pagi
      • Sujud untuk Ibu Hamil saat Bayi Sungsang
      • Mulai Mencoba Senam Saat Hamil
      • Presentasi Bokong Pada Usia Kehamilan ke 28 Minggu
      • USG Kelima; Mulut dan Kaki Mungil Dede
    • ►  Oktober (9)
      • The Babymoon At Wisma Putih Ketenger, Purwokerto
      • Mencari Aman untuk Selamat
      • Semacam Aktivitas Marathon
      • BumBum Melakukan Tes Protein Urine di Puskesmas
      • Tentang Kanker Payudara Bibi Suwarti
      • Kesemsem Sama Mamas Minguk
      • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
      • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
      • USG Keempat; Hore...Aku Cantik!
    • ►  September (6)
      • Bakso Spesial Buatan MbahKung
      • Hari ini Kamu Bahagia Banget, Nak!
      • Diajak Puasa Tarwiyah, DeSay Makin Aktif
      • Ini yang BumBum Tunggu Seharian
      • Ibu Hamil yang Baru Jatuh Ngga Boleh Pijat
      • Mungkin ini Aktivitas Pertamamu, Nak!
    • ►  Agustus (12)
      • Menginap di Puskesmas Madukara, Cukup Sekali Saja
      • USG Ketiga; BumBum Risau
      • Pertama Mendengar Detak Jantung Bayi
      • Ngapati ditengah Hari Kemerdekaan RI
      • Mughadah dan Empat Bulanan DeSay
      • The Babymoon At Kebun Teh Tambi, Wonosobo
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose