• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Hai, Parents! Kebetulan anak laki-laki saya, Wildan menunjukkan antusiasnya untuk naik Bus. Saking seringnya nonton Tayo, dia seperti penasaran sekali naik Bus atau Mini Bus. Nah, untuk mengobati rasa penasarannya, saya mengajaknya naik Bus dengan jarak yang agak jauh. Kira-kira 20 km dari pusat kota tempat kami tinggal yaitu Banjarnegara.




Mumpung akhir pekan, saya tidak hanya mengajak Wildan saja untuk melunasi rasa penasarannya naik Bus. Tapi saya juga mengajak Mbaknya, Wita yang dari usia dini sudah saya kenalkan transportasi umum; angkutan kota, bus, mini bus, kereta api, dan kapal. Sejauh ini baru lima transportasi umum, sih. Beberapa kali mau mengajaknya naik pesawat tapi belum rezekinya. Gagal terus sampai dia punya adik. 😂

Kondisi Bus Antar Kota yang Sering Melintas di Banjarnegara.

FYI, transportasi umum di kota saya, tuh, banyak yang masih jauh dari kata layak. Maksudnya bukan layak jalan, ya. Tapi untuk tempat duduknya jarang ada yang nyaman. Mereka juga jarang memprioritaskan kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang. Terpenting bagi mereka adalah Bus penuh dengan penumpang, meskipun berdesak-desakan tidak masalah asalkan penumpangnya mau. Pokoknya kejar setoran. 🤭 

Saya memaklumi banget. Karena saat ini msayarakat lebih banyak yang memilih untuk naik kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil. Jadi, sekalinya ada penumpang, sopir akan berhenti dan kernet akan memandu penumpang untuk naik. Yaa...meskipun kadang sudah penuh, hanya tersisa di dekat pintu Bus, kernet tetap berusaha menawarkan kepada penumpang untuk tetap naik. Ada Cebong Jaya, Teguh, Anjana, dan masih banyak lagi. Mereka tetap berusaha menjadi Bus penuh.

Mengajak Anak-anak Naik Bus, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan.

Nah, sebelum mengajak anak-anak naik Bus, setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan. Apalagi jika ini menjadi momen atau pengalaman untuk pertama kalinya bagi mereka naik Bus. Betul-betul harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Kondisi Bus.
Jika kedepannya orang tua ada niat untuk kerap melakukan perjalanan jauh dengan moda transportasi umum berupa Bus, maka yang harus diperhatikan untuk pertama kali yaitu melihat kondisi bus sebelum anak menjajal moda tersebut. Pilih bus yang terlihat nyaman, dan usahakan mendapat tempat duduk.

Memang, sih, tampilan dari luar kadang tidak menjanjikan Bus dalam kondisi "sehat". Tapi terpenting bau BBMnya tidak tercium meyengat dan ada sirkulasi udara masuk. Karena bau solar yang kadang masuk ke dalam membuat anak-anak tidak nyaman dan mual. Ini terjadi kalau Busnya jadul, ya. 😂 

Saya punya pengalaman yang buruk saat mengajak Wildan untuk pertama kalinya naik Bus. Yaitu bus yang saya setop ternyata penuh dan tempat duduk kurang nyaman. Saya masih beruntung karena masih tersisa tempat duduk dan mood anak saat itu cukup baik. Jadi, saya mengarahkan mereka untuk berdiri di atas kursi dengan pandangan lurus ke dapan. Yaa...seolah-olah mengajak mereka untuk menikmati perjalanan. 🤭

2. Mood atau Perasaan Anak.
Sekalipun anak-anak yang minta naik Bus, namun jika kita merasa mood mereka sudah mulai memburuk, ada baiknya mengkondisikan perasaan anak terlebih dahulu. Komunikasikan dengan mereka, apakah mereka masih mau melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus. Jika tujuannya hanya menciptakan momen, baiknya ditunda. Namun jika tujuannya adalah bepergian yang mana sudah direncanakan, orang tua harus pandai mengambil alih. Beda anak, beda cara ya, Bun. Dan orang tua paling tahu apa yang harus dilakukannya untuk menjadikannya bahagia.

3. Snack dan Minuman.
Nomor tiga ini penting juga diperhatikan, lho. Snack dab minuman favorit anak-anak harus tersedia di dalam tas barang satu atau dua biji. Karena dengan hal ini dapat membangunkan mood mereka dan membuat mereka tetap merasa senang di dalam bus. Sambil ngemil, minum, atau ditambah dengan membawa mainan favorit.

4. Obat-obatan.
Hayoo, apakah si kecil mabok darat? Hahaha. Wita yang dari kecil kerap saya ajak baik kendaraan umum, sekarang mulai merasakan mabok darat. 🤣 Saya kira dengan mengenalkan moda transportasi umum sejak usia dini, saat besar tidak akan merasakan yang namanya mabok darat. Tapi ternyata salah.

Obat-obatan menjadi hal yang harus diperhatikan saat mengajak anak baik transportasi umum. Sediakan obat demam karena kadang demam datang secara tiba-tiba. Bisa karena cuaca atau kondisi imun anak. Perlengkapan lain seperti minyak kayu putih, P3K, juga harus harus dibawa ya, Bun. Buat jaga-jaga kalau perut anak tiba-tiba kembung.

Bawa obat-obatan sesuai kebutuhan anak dan sekiranya yang biasa dikonsumsi mereka, ya.

5. Baju Ganti.
Bagian terakhir yang harus diperhatikan yaitu Baju Ganti anak. Saat naik Bus yang full AC, sementara anak menggunakan pakaian pendek, ada baiknya didobel baju atau ganti dengan baju yang panjang ya, Buh. Apalagi jika anak-anak tidak terbiasa menggunakan AC. Pun sebaliknya. Kalau pas dapat Bus yang biasa, maksudnya tanpa AC, siap kan saja untuk ganti baju pendek.

Baju ganti ini juga bermanfaat jika dalam perjalanan ternyata anak mabok. Tumpah-tumpah, Bun. 🤭 Wajib ganti baju, dong, suoaya anak tidak risih dan tetap merasa nyaman.

Apakah Ibun dan Ayah punya pengalaman mengajak anak-anak baik transportasi umum? Kira-kira hal apa saja yang menjadi perhatian, nih? Boleh sharing di kolom komentar, ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Salah satu kegiatan yang menyenangkan di bulan suci Ramadan yaitu saat buka puasa bersama keluarga. Menyenangkan bagi semua anggota keluarga termasuk Ibu sekalipun dari siang hari bahkan masih pagi kadang otak sudah diajak berpikir keras untuk pilih-pilih sayuran, kudapan, minuman, untuk berbuka puasa. Iya kan, Bu? 😆



Dulu, saat saya masih hanya berdua dengan suami, memilih menu buka puasa begitu mudah. Kadang saya tidak menawarkan apa pun ke dia, terpenting saatnya berbuka sudah tersaji menu buka puasa di meja makan. Maklum, working mom kadang tidak sempat untuk berkreasi lebih kecuali saat libur kerja. Eh, tapi saat libur kerja pun kadang kami memilih untuk bersantai dengan jajan di luar. Hahaha.

Berbeda dengan sekarang, kami sudah berempat. Anak pertama kami, Jasmine sudah mulai ikut puasa sejak dia usia 5 tahun. Sekarang dia sudah SD, usianya saat ini 7 tahun. Kemudian anak kedua kami, Wildan meskipun usianya sekarang hampir 3 tahun di bulan Mei nanti, dia sudah mulai aktif membangunkan sahur dan ikut buka puasa sejak usia 2 tahun. Pokoknya dia adalah anggota yang paling heboh ketika adzan maghrib sudah berkumandang. Paling heboh juga saat mulai terdengar kotekan sebagai tradisi membangunkan sahur. 😆

Menyiapkan Menu Buka Puasa Saat Sudah Punya Anak.


Saat sudah berempat, menyiapkan menu buka puasa untuk keluarga tentu tidak sesimpel saat masih berdua. Anak-anak, khususnya Jasmine yang sudah mulai ikut puasa Ramadan kadang request minta menu makanan yang tidak biasa. Dia, tuh, sudah mulai bisa meminta menu ini itu karena kadang melihat makanan yang lewat di beranda sosial media atau youtube.

Saya masih beruntung karena menu-menu yang dia inginkan, tuh, jarang banget yang "aneh-aneh" atau ribet. Hanya sebatas makanan yang dia suka, lalu ditambah beberapa bahan dengan ditambah plating atau penyajian yang sesuai dengan apa yang dia lihat. Udah saus tiram tapi ditambah dengan jagung, misalnya. Karena dia memang doyan banget jagung, tapi jarang makan udang. Maklum, jauh dari jangkauan laut, sih. 🦐

Meyiapkan menu buka puasa saat sudah punya anak cukup banyak pertimbangan. Tentu pertimbangan ini buat anak-anak, orang tua kadang mengikuti saja. Lagi pula, menu yang mereka minta tidak failed banget jika dikonsumsi oleh orang tua. Malah justru kadang lebih bervariasi dan lebih enak juga. 🤭

Menu Favorit Keluarga Saat Buka Puasa Ramadan.

Meskipun sangat beragam pilihan menu buka puasa ramadan, kami punya menu favorit keluarga. FYI, saya terbiasa menyusun menu makanan untuk satu minggu ke depan. Ini sangat memudahkan saya dalam beraksi di dapur dan memudahkan juga dalam berbelanja kebutuhan. Yups, belanja sayur, buah, dan kebutuhan dapur juga terbiasa seminggu sekali. Ini saya lakukan juga saat Ramadan datang. Bedanya, saat Ramadan saya jarang banget masak mie instant sekalipun mie adalah makanan kesukaan anak-anak yang mana biasanya mereka konsumsi seminggu sekali tapi dari awal puasa saya sudah sampaikan kepada mereka bahwa tidak ada stok mie instant selama ramadan. 🤭

Nah, berikut saya bagikan menu favorit CERIS Family saat buka puasa di bulan ramadan.

1. Lauk Serba Crispy.
Sungguh kenikmatan tersendiri bagi seorang Ibu ketika lauk favorit buka puasa ramadan bisa dibuat dengan mudah. Contohnya adalah Ayam Crispy. Bukan hanya anak-anak, suami doyan banget ayam crispy. Yaa...mirip-mirip kentucky lah. Hanya saja saya lebih sering memasaknya bukan dalam keadaan utuh. Ayamnya sudah saya fillet terlebih dahulu dan mereka lebih suka karena lebih mudah menikmatinya. Lauk serba crispy lainnya yaitu ada tahu crispy, ikan cirspy, tempe crispy, sampai dengan telor crispy. Kentang goreng yang crispy juga fovorit banget. Cocok banget buat camilan saat berbuka puasa atau saat lagi leyeh-leyeh setelah tarawih. Pokoknya lauk pauk serba crispy favorit banget.

2. Masakan Berkuah.
Sebenarnya ini favorit Ibu, sih. Suka banget makan dengan masakan yang berkuah. Tapi karena Ibu sering banget masak masakan berkuah, suami dan anak-anak pun ikut suka. Apalagi Wildan, dia bisa nambah kalau saya masak sayur bobor. Yaa...meskipun Mbaknya tidak begitu suka dengan sayurnya, tapi kalau ada kuahnya dia sudah pasti ambil banyak kuah. Kuah sop menjadi fovoritnya, kadang sebagai penutup makan, dia ambil kuahnya untuk diserupuuuuut dari piringnya. 😆

3. Sup Buah.
Menu ketiga ini mungkin tidak hanya menjadi menu favorit di keluarga kami, tapi juga keluarga di seluruh Nusantara. 😂Setelah seharian menahan lapar, haus atau dahaga, sup buah bisa menjadi salah satu pilihan untuk melepaskan dahaga. Tentu selain air putih yang biasanya diminum untuk membatalkan puasa.

Kebetulan Jasmine, tuh, tidak semua buah bisa masuk. Jadi, saya harus meracik beberapa buah khusus buat dia kena kalau sudah dicamlur dengan buah yang lain (yang dia tidak suka), dia bakal protes yang berujung pada ngambek. 🤭 

Oiya, minuman khas puasa ramadan sebenarnya adalah kolak, ya. Tapi kami jarang membuatnya karena memang kurang suka. Manisnya tidak ada segar-segarnya. Beda dengan sup buah. Tanpa diberi es pun tetap segar.

Banyak banget pilihan menu buka puasa ramadan. Mulai dari menu makanan, minuman, sampai dengan takjil. Namun yang menjadi favorit kami bisa dibilang menu standard, sederhana, dan mudah dibuat. Meski demikian, menu favorit di atas bisa menjadi menjadi menu spesial bagi kami karena menikmatinya bersama keluarga. Terpenting dalam keadaan sehat, segala menu buka puasa ramadan insya Allah akan menjadi istimewa dan berkah. 💕

Omong-omong, apa menu favorit keluarga Ibu, nih? Boleh sharing, dong. Buat menambah daftar menu buka puasa ramadan.💃🏻



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hai, Parents! Mengajak anak-anak naik transportasi umum, tuh, rasanya nano-nano. Apalagi jika usianya masih balita, bakalan banyak dirasakan. Kadang muncul rasa khawatir anak merasa tidak nyaman, bakalan rewel. Kadang merasa tidak percaya diri atau bahkan takut jika anak nantinya bakalan mabok ketika naik kendaraan umum. Repot pastinya. Tapi orang tua bisa tahu reaksi anak akan seperti apa ketika naik transportasi umum, ya hanya dengan mengajak mereka menjajalnya. 😉

Manfaat Mengajak Anak Naik Transportasi Umum
pengalaman pertama Wildan naik kendaraan umum...

Tepatnya sejak pandemi, saya yang sebelumnya kerap mengajak anak untuk menjajal kendaraan umum, nyaris tidak pernah lagi mengajak anak-anak bepergian dengan mengendarai transportasi umum. Tahu sendiri, berita yang beredar tentang penyebaran virus Covid-19 saat itu membuat banyak orang khawatir bepergian dengan moda transportasi umum. Dan kami sekeluarga lebih memilih untuk tidak keluar rumah jika memang tidak urgent. Kami juga lebih memilih untuk naik kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum karena sangat khawatir dengan paparan virus.

Tapi tahukah kalian, Buuu? Saya sangat rindu bepergian dengan naik kendaraan umum! Rindu melihat anak tidur lelap di dalam Bus sekalipun suasana di dalam bus tidak kondusif. 😆

Pengalaman Mengajak Anak Naik Transportasi Umum Sejak Usia Dini.

Saat Jasmine masuk usia 2 tahun, saya kerapa mengajaknya untuk naik kendaraan umum ketika bepergian, baik di dalam kota maupun luar kota. Dia sudah terbiasa naik transportasi umum sejak usia dini dan alhamdulillah dia tidak begitu banyak tingkah ketika sedang dalam perjalanan. Tentu saya merasa senang karena artinya dia bisa saya mengajaknya bertualang yang agak jauhan dengan menggunakan moda transportasi umum. Dan betul, saya pernah mengajaknya naik bus dan juga kereta ke Yogyakarta. Alhamdulillah semua aman, lancar dan sesuai dengan rencana.

pengalaman naik kereta dengan anak
pengalaman mengajak anak naik kereta api

Baca postingan tentang Melunasi Yogyakarta.

Saya mengira Jasmine akan terus aman jika diajak jalan bareng dengan moda transportasi umum ini. Tapi siapa sangka, ketika dia berusia 5 Tahun dan saya mengjaknya jalan-jalan ke Purwokerto dengan kendaraan umum, dia mabok! Hahaha. Dan sampai sekarang, dia kalau hendak bepergian dengan kendaraan, tuh, awalnya bahagia banget, terus sampai tengah perjalanan pasti ada drama. 🤣

Dan kali ini, saya sedang mulai membiasakan Wildan naik kendaraan umum. Tepatnya hari ini, dia mulai menjajal naik transportasi umum. Cerita dia untuk pertama kalinya naik kendaraan umum akan saya tulis terpisah, ya. Soalnya ada beberapa kesalahan saya dalam menciptakan momen naik bus untuk pertama kalinya. Menyedihkan. 🥲

Baca lagi postingan Naik Bus, Dari Quality Time Sampai Menikmati Hobi.

Manfaat Mengajak Anak Naik Transportasi Umum.

Saya mengajak anak-anak naik kendaraan umum tentu bukan semata-mata karena saya suka, lalu saya "turunkan" ke anak-anak, ya. Terlepas dari itu, karena ada banyak manfaat mengajak anak naik transportasi umum. Berikut beberapa manfaat yang sudah saya rasakan.

1. Membuat Anak Lebih Peka dan Lebih Perhatian.

Naik kendaraan umum berarti memungkinkan mereka bertemu dengan beragam macam orang. Mulai dari anak sebayanya, sampai orang tua. Anak akan memerhatikan keadaan dan mulai lebih peka terhadap sekitar. Mulai dari bagaimana cara berbagi, toleransi, tenggang rasa, dan juga tata karma terhadap orang yang belum pernah ia kenal sebelumnya. Selain itu, anak-anak juga berkesempatan untuk belajar bagaimana caranya menghormati orang lain dengan menjaga kebersihan transportasi umum. Mereka akan melihat bagaimana memperlakukan orang yang sudah tua, atau anak-anak. Anak juga akan melihat apa yang harus dilakukan saat kendaraan kosong atau penuh.

Pengalaman itu akan membawanya menjadi pribadi yang lebih peka. Jangan lupa untuk tetap memberi penjelasan atas kejadian dan keadaan yang mereka lihat.

2. Melatih Keberaniannya Dalam Bersosialisasi.

Saat naik kendaraan umum, kemungkinan mereka akan diajak berbicara dengan orang asing. Jika si Kecil termasuk anak yang tidak cepat akrab dengan orang lain, ini saat yang tepat untuk sekaligus membiasakannya. Karena biasanya, anak-anak punya magnet tersendiri yang membuat orang lain gemas dan ingin berbincang dengan mereka. Mungkin mereka akan sungkan pada awalnya, namun jika sudah terbiasa, bisa saja ia akan menikmati momen sosialisasi tersebut.

3. Belajar Tertib.

Satu hal yang tak kalah penting kala menggunakan transportasi umum adalah pelajaran agar menaati peraturan. Ibu dapat menjelaskan peraturan yang ada di transportasi umum tersebut. Apakah tidak boleh makan atau minum, dan sebagainya. Juga, jangan bosan untuk mengajarkan budaya antre dan tertib kepada anak-anak. Naik transportasi umum adalah sarana yang tepat untuk mengajarkan hal tersebut pada buah hati.

4. Melatih Kesabaran.

Berbeda dengan menggunakan kendaraan pribadi, saat menunggu angkutan umum, anak harus rela menunggu sambil kepanasan, bersinggungan dengan orang lain, bahkan mungkin mencium aroma yang berbeda dari kerndaraan milik orang tuanya. Sewaktu mengajak anak, saya sempat hampir putus asa karena ia cukup rewel mengeluh lelah dan panas. Namun, saya yakin jika terus dilatih, lama kelamaan ia akan terbiasa dan kesabarannya pun akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.

5. Menciptakan Momen.

Kenangan yang indah tak melulu tentang liburan jauh dan mewah. Naik kendaraan umum bersama orang tersayangnya juga bisa jadi memori indah yang tak mudah dilupakan si Kecil. Jangan ragu mengajak mereka naik aneka kendaraan umum. Terlebih jika moda transportasinya menarik seperti bus tingkat, kereta api, atau MRT yang baru saja diluncurkan. Tentu ia akan punya segudang cerita yang bisa diceritakan pada teman-temannya.

Baca tentang Pengalaman Mengajak Anak Naik Kereta Api.

Mungkin ada yang bertanya, kapan sebaiknya anak-anak boleh diajak naik kendaraan umum? Menurut saya, tidak ada batasan umur minimal. Terlebih jika moda ini menjadi satu-satunya pilihan bagi keluarga. Namun, jika ada maksud dan tujuan mengajak anak naik transportasi umum, ada baiknya mengajaknya saat mereka sudah mulai mengenali sekitar, sehingga pengalamannya bisa terekam dengan baik. Ada momen yang dapat dia rasakan.

Jadi, kapan terakhir mengajak anak naik transpotasi umum, Bu?

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2023 (11)
    • ▼  Maret (3)
      • Mengajak Anak-anak Naik Bus, Ini 5 Hal yang Harus ...
      • Menu Favorit Keluarga Saat Buka Puasa Ramadan
      • Manfaat Mengajak Anak Naik Transportasi Umum
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2022 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Kelas Grwothing

Kelas Growth dari Growthing.id
Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

Created with by ThemeXpose