Sebagai seorang Working Mom atau Ibu Bekerja, saya pernah merasa khawatir bahkan takut bakal kehilangan banyak waktu bersama keluarga. Enggak hanya waktu, saya juga sempat khawatir kalau nantinya anak-anak tidak bisa menghargai saya sebagai Ibu atau mereka lebih dekat dengan Asisten Rumah Tangga (ART) karena saya menggunakan jasa ART. Bagian ini, sungguh bikin baper ya, Bunda. Hahaha.
Saya masih ingat betul saat pertama kali meninggalkan anak pertama saya untuk bekerja. Perjalanan dari rumah sampai kantor, air mata tumpah-tumpah. Sepanjang perjalanan pun saya pernah menangis sampai sesenggukan. Hati ini tetap enggak tenang meskipun stok ASIP di rumah sudah lebih dari cukup. Sampai pada puncaknya, saya galau, Bun! Hahaha. Iya, galau karena pikiran dan hati sama-sama enggak mendukung untuk bekerja kantoran. Drama Queen banget, ya.
Saya kira jatah cuti melahirkan selama tiga bulan sudah cukup untuk memulihkan rasa nano-nano paska melahirkan, tapi ternyata belum. Saya juga merasakan kalau "isi kepala" ini tambah berat dan penuh dengan prasangka-prasangka yang bikin hati enggak tenang. Padahal, tuh, sudah banyak yang memberikan nasihat yang menenangkan, tapi tetap saja belum bisa ikhlas meninggalkan anak untuk bekerja dari pagi hingga sore dengan durasi waktu 8,5 jam.
Berdamai dengan Keadaan untuk Lebih Bahagia.
Setiap hari, saya mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Berdamai dengan saya sebagai orang tua baru . Tak henti-hentinya saya meminta kepada-Nya supaya bisa ikhlas dan dapat menerima keadaan segala konsekuensi sebagai seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja.
Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat berdamai dengan keadaan dan segala keputusan saya. Yups, saya akhirnya memutuskan untuk tetap menjadi ASN dan memilih menggunakan jasa ART untuk mengasuh anak pertama saya. Memeluk Si Kecil dan sering berkomunikasi dengan Si Kecil menjadi "obat" yang paling ampuh untuk melepaskan diri dari segala bentuk kegalauan.
Tentu ini bukan keputusan yang mudah karena saat itu hati terus bergejolak. Namun saat sudah mulai bisa menikmati rutinitas harian sebagai Ibu baru sekaligus Ibu bekerja, rasanya luar biasa nikmatnya.
Jangan berusaha menjadi Ibu yang sempurna. Tetapi, jadilah Ibu yang bahagia karena anak membutuhkan Ibu yang bahagia. Jika Ibu bahagia, Anak juga bahagia. Keluarga pun bahagia.