• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Hi! #CatatanBumBum akhirnya bisa hadir kembali di momen spesial buat anak kedua kami, Wildan. Yaps, momen spesial kali ini yaitu momen pertambahan usia atau ulang tahun. Saya bahagia banget bisa "bertemu" lagi dengan 23 Mei yang merupakan tanggal lahirnya. Alhamdulillah...

kaus anak superhero marvel


Betapa waktu terasa begitu cepat. Wildan yang lahir saat dunia sedang berduka akibat Covid-19, alhamdulillah sekarang sudah bisa menghirup udara luar dengan bebas tanpa ada rasa takut atau khawatir. Eits...tapi kabarnya kasus Covid sekarang kembali naik, ya. Kalau benar, tetap berhati-hati saat hendak ke luar rumah. Jangan lupa untuk tetap patuhi protokol kesehatan karena menjaga untuk tetap sehat lebih baik dari pada mengobati, bukan?

Jujur, keraguan untuk mengajak anak-anak bepergian kini tidak lagi berlebihan. Baru-baru ini, saya mengajak Wildan ke Serulingmas Zoo dalam rangka kencan. Iya, saya jarang mengajaknya kencan karena dia lebih betah bermain di rumah meskipun tidak ada teman alias main sendiri. Dia tetap menikmati aktivitasnya menyusun lego, bermain mobil-mobilan, atau menonton film kartun kesayangannya via kanal YouTube.

Wildan, Ibun akan merekap beberapa aktivitas dan juga apa-apa yang kamu suka menuju usia 3 tahun. Tidak hanya itu, kita juga ada obrolan yang kemudian menjadi sebuah harapan bagi Ibun di usiamu ketiga tahun ini.

Ibun sangat beruntung dengan adanya kamera, Nak. Soalnya disaat memori Ibun mulai melemah, Ibun langsung buka galeri untuk melihat momen-momen melalui foto dan video. Duh...terbayang susahnya mengingat tanpa melihat dokumentasi. 🫠 Berikut tumbuh kembang dan juga beberapa kegiatanmu selama satu tahun. Random saja, ya!

Menjadi Pribadi yang Peka.

Juni 2022, Ibu dan Ayah lagi sok rajin dengan tanaman di sekitar rumah. Pagi itu, ada banyak aktivitas yang kami lakukan bersama. Saya merapikan bunga dan mencabut rumput liar di samping rumah, sementara suami membuat adukan tanah persiapan pergantian dan juga penambahan beberapa pot bunga.

Tak lama kemudian, Wildan minta bergabung untuk ikut merapikan bunga dan juga membuat adukan tanah. Saya jadi ingat kalau punya cangkul kecil di gudang. Nah, karena dia tampak semangat sekali untuk membantu kami, saya pun mengambilkan cangkul dan juga sepatu untuknya. Beruntung peralatan masih ada, akhirnya dia membantu kami dengan alat tempurnya. Hayo, orang tua mana yang tidak meleleh melihat anakny respek atau peka?

Mau Menjadi Pendongeng?

Saya tidak menyangka kalau Wildan begitu antusias dengan buku hard cover yang berisi cerita tentang hewan. Nyaris setiap malam sebelum tidur, dia meminta saya untuk membacakannya. Jumlah bukunya memang masih terbatas, namun isinya banyak "daging"nya. 

Ah...jangan-jangan di mau jadi Pendongeng, nih. Soalnya dia bisa banget berekspresi dan menceritakan ulang meskipun masih terbata-bata tapi semangat mendongeng dan imajinya berkembang.

Melafalkan Huruf W.

Wildan, namanya. Tapi jika menyebutkan namanya sendiri membutuhkan energi khusus dan fokus. Sampai di usianya yang ketiga tahun pun dia belum juga bisa melafalkan huruf W. Jadi, dia kalau menyebut namanya sendiri bukan Wildan, melainkan Indan. Menyebut nama Mbaknya juga bukan Wita, melainkan Ita. 😄

Tidak apa, tapi Ibun tidak akan membenarkan lafal yang salah. Ibun tetap melafalkan sesuai dengan ejaan yang benar supaya Mamas paham bahwa yang diucapkan belum benar. Terus belajar ya, Mas. 😉

Malu-malu Banyak Mau.

Sekilas jika memandang wajah Mamas yang agak teduh, banyak yang mengira kalau dia adalah anak pemalu. Memang benar, dia sedikit pemalu tapi banyak mau. Dia termasuk anak yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi di tempat baru. Kabar baiknya, dia tidak membutuhkan waktu lama untuk membaur sekalipun baru dikenal.

Saya mengira, Mamas akan mewarisi sifat pemalu dari Ayahnya, lho. Ternyata tidak 100% menjadi pribadi yang pemalu. 😊

Mamas, sebenarnya masih banyak banget momen dan juga daftar kunjungan ke beberapa tempat yang seru bersama keluarga. Kapan-kapan dilanjut, ya. Selamat tiga tahun, semoga tetap menjadi pribadi yang baik, peka, respek, dan penyayang. 💗
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hi, Parents! Ada yang punya rekomendasi toko online buat beli kaus anak Superhero Marvel? Oh, NO! Abaikan pertanyaan saya, ya. Saya rasa-rasanya nyaris di titik "tobat" buat membelikan baju pahlawan super yang merupakan karakter fiksi di film Marvel. Omong-omong, sebenarnya saya tidak begitu paham dengan karakter fiksi dalam film tersebut. Namanya siapa saja, saya juga hanya tahu beberapa dowang. Jujur, saya belum pernah nonton filmnya. 🤣

kaus anak superhero marvel

Mungkin dari milyaran Ibu di dunia ini, bukan hanya saya saja yang sampai sekarang belum juga nonton Marvel. Ya...meskipun sudah ketinggalan, tapi paling tidak ada usaha buat nonton untuk dapat menyeimbangkan rasa bahagia anak laki-laki ketika sudah mulai bercerita tentang tokoh favoritnya di film Marvel.

Harusnyaaaa...tapi pada kenyataannya sampai saya menuliskan blog post ini, belum ada keinginan buat menonton filmnya meskipun hanya beberapa menit untuk sekadar mengenal karakternya atau tahu gambaran si tokoh yang selalu Wildan ceritakan setiap harinya.

Dengan ucapannya yang masih terbata-bata, Wildan nyaris setiap hari bercerita tentang Sipder-Man, Iron Man, Hulk, Captain America dan saudara-saudara lainnya yang sungguh istimewa sekali baginya. 🤭

Lalu, dari mana Wildan mendapatkan referensi nonton film Superhero?

Saya masih ingat betul ketika Wildan sedang menonton tayangan serba mobil-mobilan di YouTube. Yaps, setelah dia mulai bosan dengan Cocomelon, dia lebih sering menonton semacam review mobil-mobilan. Kemudian, dia tidak sengaja meng-klik kanal yang menayangkan film Spider-man ala-ala. Itu lho, Spider-man yang lari-lari mulu. Hahaha.

Kebetulan saat itu saya tidak menggunakan YouTube Kids. Entah lupa atau bagaimana, saya membukakan aplikasi YouTube, bukan YouTube Kids. Eksplor dan rekimendasi pun semakin menjadi. Pada akhirnya, nyaris setiap saya di rumah, dia minta nonton Spider-man.

Ketertarikan dia dengan Superhero menggerakkan Ayahnya untuk mengenalkan karakter Superhero lainnya yang jumlahnya tidak sedikit. Seperti gayung bersambut, Wildan pun semakin sering nonton tokoh Avengers setiap harinya. 

Belum pernah nonton, terus bagaimana cara membuat anak tetap semangat bercerita?

Tentu saya punya cara supaya anak tidak ada bosannya untuk terus menceritakan si superhero yang menjadi karakter fiksi dan memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan perbuatan besar demi kepentingan umum, penolong bagi yang lemah untuk membasmi kejahatan.

Nah, buat para penggemar film superhero Marvel pasti mengenal Avengers Team, sebuah tim superhero dengan kekuatan supernya masing-masing. Please, saya jangan diberi pertanyaan mereka punya kekuatan apa, karena saya pasti akan repot mencari tahu lewat Google. Harap maklum, saya tidak punya komiknya juga. 🤭

Yaps! Karakter dalam Avengers ini adalah karakter Marvel Comics yang dibuat oleh Stan Lee. Karakter-karakter Avengers ini kemudian akan tergabung dalam rangkaian film yang akan diintegrasikan ke dalam Marvel Cinematic Universe atau MCU. Ini saya tahu karena baru baca artikel Gramedia. Yaa...jadi tahu dikit-dikit lah, ya.

Jadi, begini. Saya memang belum pernah baca komik Marvel dan nonton filmnya, tapi Wildan selalu semangat bercerita tentang Spider-man. Mulai dari yang paling bisa bantu orang lain, paling kuat, paling bisa melindungi, yang mana endingnya dia ingin seperti Spider-man. Ini kalau sevelumbya baru nonton film Spider-man di YouTube, ya. Beda cerita lagi kalau dia baru saja nonton Iron Man atau Manusia Besi.

Selain menjadi pendengar yang setia (awal-awalnya), saya selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kadang logis kadang juga di luar nalar. Seperti, gimana caranya Spider-man makan? Hahaha. Ini pertanyaan bikin dia mikir, karena dalam filmnya -kayaknya- tidak menayangkan si tokoh yang lincah menempel ini sedang melakukan aktivitas makan atau minum. Kecuali dalam serial Spider-man vs Joker yang bersliweran di YoutuBe, sering banget ada adegan para Spider-man makan atau minum teh. 🤣

Mungkin dalam benak Wildan ketika saya melemparkan banyak pertanyaan, dia berpikir "kok Ibun tidak tahu kalau Spider-man itu baik, sih." Atau, "ini Ibun gimana, sih. Masa tidak tahu kalau Iron Man hebat dan kuat banget." Yaa...siapa yang bisa membaca pikiran anak-anak ya, Bun. Beruntungnya Wildan usianya belum genap tiga tahun, pikiran dan prasangka-prasangka yang saya tulis di atas mungkin belum muncul dalam dirinya karena terpenting baginya saat ini adalah mendapatkan respon yang baik dari saya, Ayahnya, atau Mbaknya ketika dia sedang bercerita. Harapan saya, sih, seperti itu. 😆

Ketika Kami Membelikan Kaus Anak Superhero Marvel.

Saking senangnya dengan tokoh Marvel, Ayahnya membelikan kaus kaus anak karakter Superhero Marvel, dong. Ada dua baju yang dipesan melaui toko online, yaitu setelan baju dengan tokoh Spider-man dan Hulk. Harganya terjangkau banget karwna kualitasnya juga biasa saja. Mungkin bagi Ayahnya, yang penting anak senang. Hahaha.

Itu benar!

Saat paketan baju sampai di rumah, dia langsung jingkrak-jingkrak, dong. Belum selesai dicek, dia ingin mengenakannya saat itu juga. Masya Allah, bahagianya sangat terasa. 😂 FYI, sejak punya kaus Spider-man, Hulk, lalu saya menambahkan koleksi kausnya yaitu Iron Man dan Batman, sehari-hari dia hanya mau mengenakan pakaian itu-itu saja. Kadang baru banget kering dari jemuran, sorenya sudah dipakai lagi. Empat baju bergilir terus dan sampai sekarang. Tidak ada bosannya pakai baju yang itu-itu saja. Dududuh...

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Halo, Jagoan!

Waktu terasa begitu cepat. Pergantian hari, bulan, bahkan tahun. Sangat cepat. Ibuk masih ingat sekali rasanya rembes air ketuban di depan Puskesmas Madukara. Ayah yang sedang siaga, tiba-tiba terlihat seperti orang bingung yang enggak tahu arah jalan pulang. 🤣 Ibuk jadi rada gemas, tuh, sama Ayah sampai meninggikan suara karena sudah urgent banget harus baring di kamar persalinan.

Satu hari menuju hari kemenangan, kamu memilih untuk lahir ke dunia. Masya Alloh, ternyata momen ini sudah satu tahun berlalu. Alhamdulillaah. ❤️

1 tahun wildan

Ketika Ayah dan Mbak lupa-lupa ingat kalau 23 Mei adalah tanggal lahir kamu, Ibuk langsung memberi tahu mereka. Eh...tidak hanya mereka, tapi ada Mbah, Om dan juga Tante. Ibuk woro-woro, gitu. Maklum, rasa bahagia atas pertambahan usia kamu, tuh, enggak bisa Ibuk sembunyikan, Mas. Apalagi tiap harinya kamu selalu memberi kejutan kepada kami, rasanya enggak rela pertambahan usia ini terlewatkan begitu saja. Enggak rela banget.

Mas...Mas...Mas, Ibuk Kembali Kecewa!

Ibuk menulis ini saat kamu sudah lelap dengan posisi tidur ternyaman versi kamu yaitu tengkurap. Ketika telunjuk Ibuk mulai berputar di atas touchpad dan membaca kembali tulisan tentang kamu di blog ini, sedih banget. Sedih karena Ibuk belum bisa bagi waktu untuk menuliskan tentang tumbuh kembang kamu. Tepatnya lagi, sedih dan kecewa.

ulang tahun anak

Iya, Ibuk kecewa banget karena ternyata baru ada tiga artikel tentang Mamas di blog ini. Saat baca satu per satu judul blog postnya, tanpa terasa air mata Ibuk jatuh sampai tuts keyboard saking sedihnya. Ibuk kemana saja! 😭 

Mamas, Ibuk Juga Minta Maaf, ya.

Beberapa bulan lalu, Ibuk pernah bilang pada diri; selelah apa pun karena pekerjaan, Ibuk akan berusaha untuk tetap menuliskan momen-momen tentang kamu dan juga Mbak. Tapi pada kenyataannya, Ibuk tidak bisa konsisten. Ibuk tidak bisa membagikan waktu untuk menulis di blog padahal sebenarnya Ibuk punya banyak waktu luang saat malam hari. Enggak tahu kenapa, chit chat dengan kawan itu lebih menggoda. Maafkan ya, Nak. 🙃

Ibuk minta maaf bukan hanya karena tidak bisa update aktivitas keseharian Mamas, tapi ada hal lain yang juga bikin Ibuk sedih dan memang harus minta maaf.

Flash back beberapa tahun yang lalu saat usia Mbak genap satu tahun. Ibuk masih ingat betul euforia kami menyambut tambah usianya Mbak. Membelikan baju buat acara syukuran, membelikan kue, membuat nasi kuning, mengundang teman-temannya untuk gabung ke acara syukuran yang kami adakan. Lagi-lagi air mata Ibuk jatuh, nih. 😭

Mas, ada dan tidak perayaan atas tambah usia, tuh, bukan tolak ukur kasih sayang, ya. Ibuk justru merasa bersalah karena telah mengenalkan perayaan ulang tahun kepada Mbak sejak usia sangat dini. Padahal kami ingin adanya kesederhanaan. Tapi bukan berarti sama sekali tidak ada perayaan ulang tahun. Ada saatnya nanti, semoga diberi panjang umur, akan ada momen tiup lilin bersama. Tidak tiap tahun seperti yang sudah terjadi pada Mbak. Biarlah yang sudah terlanjur, karena sekuat apa pun kami memberi pengertian, Mbak belum juga paham. Semoga Mamas bisa memaklumi dan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak kami inginkan. Ibuk merasa berat saat menuliskan paragraf ini. Tapi Ibuk harus menuliskannya dan Mamas perlu tahu. Yaaa...siapa tahu Mamas baca-baca tulisan di blog ini kelak.

Ngomongin Tumbuh Kembang Mamas.

Anak kedua berjenis kelamin laki-laki. Alhamdulillaah...Alloh telah mengabulkan doa-doa kami. Jagoan yang senyumnya selalu sukses bikin hati meleleh. Jagoan yang kalau menangis, tuh, kayak nelangsa banget. 🤣 Anak laki-laki Ibuk yang suka gemas sendiri. Iya, apalagi kalau sudah bareng Mbak, teriaknya sahut-sahutan kayak pasangan lagi marah-marahan. Hihihi.

Eh, Mamas bulan ini berat badannya turun padahal makan tetap banyak dan apa saja masuk mulut, termasuk butiran debu. *ehheew 🤣 Tapi enggak masalah karena tidak mengurangi keaktifan, kesehatan apalagi level ke-ganteng-an. Enggak pengaruh sama sekali. Tidaq masalaaa.

Perihal tumbuh gigi, sekarang sudah enam, ya. Ini, sih, sejak usia 8 bulan tumbuh. Cuma sekarang giginya nyaris sempurna kayak gigi pada umumnya. Kalau kata Mbak, giginya baru separo, giginya pendek-pendek. 🤭 Eh...giginya enam plus-plus karena gigi atas yang geraham sudah mulai terlihat hilalnya. 

Usia 12 bulan biasanya sudah mulai belajar jalan, ya. Ini Mama masih nyaman merangkak ya, Mas. Merangkak banter dan sudah mulai latihan berdiri meski masih belum ada keberanian buat melangkah. Terpenting ada keberanian untuk berdiri dan menclok dari dinding satu ke dinding lain, dari kursi satu ke kursi lain. Aaah...lanjutkan, nanti lama-lama juga lihai mencloknya, seperti Spider-Man. 😂 

Selamat 1 Tahun, Wildan!

Gemas itu...kalau melihat Mamas senyum! Eh...sudah Ibuk tuliskan di atas, ya. Ganti...gantiiiii...! Gemas itu ketika melihat Mamas ngomong Kupu-Kupu! 🤣 Iya, Mamas sudah mulai bisa berceloteh, lagi mainan mobil, bilangnya ngeng-ngeng. Ini siapa yang mengajari? Ayahnya, dong! Padahal bunyi mobil, kan, mbrem-mbrem. Hahaha. Terserah lah, terserah. 🤭

Alhamdulillaah...di usia satu tahun sudah bisa menirukan suara, berceloteh, tanggap. Enggak hanya itu, Mamas juga sudah paham rutinitas hariannya, seperti hendak makan atau mandi, dia akan paham dan pasti ikut berceloteh. Dia akan mengucap "mam...mam...mam" ketika kami mengambil piring. Yha...begitu-begitu, deh. 🤭

Selamat satu tahun ya, Sayang! Mungkin tidak ada yang spesial di hari ulang tahun kamu. Tapi kami yakin, kebersamaan kita dengan segala rezeki yang ada lebih spesial dari apa pun. Kami mendoakan yang baik-baik untuk kamu, setiap harinya. We Love You! ❤️❤️❤️

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Fase pertumbuhan anak yang kadang terlewat oleh orang tua yaitu saat si kecil mulai tumbuh gigi. Memang ada ciri khusus ketika gigi anak akan mulai tumbuh, seperti mengalami gusi bengkak dan nafsu makan menurun. Namun tidak semua orang tua paham dan peka. Pun tidak semua orang tua melakukan pengecekan pada gusi si kecil meski sudah tahu bahwa biasanya gigi anak akan mulai tumbuh di usia 5 bulan. Seperti tidak ada persiapan untuk itu. Saking parahnya, kadang tahu-tahu anak sudah muncul gigi kelincinya, duaaaaaaaa! 😂

Selain ciri-ciri yang sudah saya sebut di atas, masih banyak tanda lainnya, salah satu tanda yang sangat mudah untuk deteksi tumbuhnya gigi untuk pertama kali yaitu ketika si kecil mulai memasukkan benda ke dalam mulut, kemudian menggigitnya dan terlihat gemas, gitu. Ini dilakukan karena dia merasa gatal pada bagian gusinya. Kalau sudah seperti ini, periksa saja bagian gusinya. Siapa tahu gigi susunya akan tumbuh. 😍

Lebih Dekat dengan Pertumbuhan Gigi Bayi. 

Seperti yang kita tahu, Moms. Masuk usia 3 atau 4 bulan, si kecil sudah mulai pintar memasukkan jemarinya ke dalam mulut. Biasanya isap jempol menjadi pilihannya. Kalau istilah orang desa, ada madu di jempol bayi. Jadi rasanya ingin isap terus jempolnya. Ya bayangkan saja, madu kan manis, tuh. Padahal, sih, karena si jempol adalah jari yang paling dekat dengan mulut ketika dia mengangkat tangannya. 😝

tanda-tanda pertumbuhan gigi pada usia 4-12 bulan

Memasukkan benda ke dalam mulut juga sebagai salah satu bentuk reaksi atas kesiapan si kecil menghadapi masa MP-ASI. Kemudian lanjut usia 6 bulan, setelah anak diberi makanan pendamping ASI dan mulai belajar merangkak, apa saja yang bisa dijangkau olehnya akan diambil dan dimasukkan ke dalam mulut. Ini, nih, yang membuat orang di sekitarnya was was dan memilih untuk tidak meninggalkannya sendirian. Khawatir juga kalau yang masuk mulut adalah benda-benda membahayakan. Iya, tidak hanya benda kotor, tapi juga membahayakan bagi baby. 

Menyikapi kemungkinan-kemungkinan bayi menggigit benda asing atau memasukkan benda kotor ke dalam mulut, biasanya orang tua membelikan gigitan bayi yang mana bentuk dan teksturnya menyesuaikan dengan usianya. Banyak perusahaan yang menawarkan gigitan bayi atau teether untuk membantu buah hati meredakan rasa gatal pada gusi. Salah satunya yaitu teether bayi terbaik Mombella Teether dari Mooimom.

Memililih Teether Bayi Terbaik, Mombella Teether.

Orang tua zaman now makin selektif dalam membeli kebutuhan untuk buah hatinya. Biasanya mereka akan membaca review terlebih dahulu sebelum membelinya. Browsing dari beberapa artikel, membacanya dengan teliti sampai detail kualitasnya. Saat hendak membeli pun menyesuaikan dengan kebutuhan si kecil. Kemudian yang menjadi pertimbangan akhir yaitu harga.

Saat ini gigi Wildan sudah tumbuh sebanyak 5 buah; gigi depan bagian bawah tengah (sentral) tumbuh dua, pun dengan gigi depan bagian atas (sentral) tumbuh 2, lalu depan atas bagian kiri (lateral) tumbuh 1 gigi. Pertumbuhan giginya sesuai dengan usianya saat ini yaitu 10 bulan. Di usia ini, Wildan makin aktif mengambil benda yang ada di sekitarnya untuk kemudian "dimakan". Gemas rasanya ketika menjumpai Wildan sedang asyik "makan" remote teve. Ya maklum, kadang kami lupa meletakannya di lantai. Padahal benda tersebut, tuh, keras. Bahaya juga kalau sampai melukai gusinya, kan.

review teether mombella

Beruntung Wildan mendapat kiriman Teether Mombella yang mana high quality dan sesuai dengan usianya. Saya mengatakan Mombella Octopus Teether merupakan teether bayi terbaik tentu bukan tanpa sebab, dong. Berikut saya sertakan kelebihan gigitan bayi dengan desain gurita yang manis banget! 🐙    
  • Terbuat dari 100% Food Grade Soft Silicone yang sangat lunak sehingga aman banget dan meminimalkan kerusakan pada gigi bayi;
  • Bahan ini import dan terlaris di Eropa;
  • Sudah melewati proses produksi Food and Drug Administration (FDA), tidak beracun, tidak berbau, dan tidak mudah menjadi wadah perkembangbiakan bakteri;
  • Desain kepala dengan kombinasi warna bisa membantu merangsang imajinasi bayi;
  • Desain mudah digenggam dan anti tersendak sehingga aman digunakan oleh bayi;
  • Dapat menahan suhu -40-200°.
Dengan kelebihan dari segi bahan dan desain, saya berani merekomendasikan teether ini. 😉

Review Teether Bayi Mombella Octopus Teether. 🐙 

FYI, saya memberikan dua teether untuk Wildan, satu Mombella Octopus dan satunya lagi Mombella Flower Fruit. Kemudian ada juga tisu basah yang berisi 8 pack dan 1 pack berisi 8 lembar. Tisu basah ini serba guna karena mengandung 99% air, tanpa pewangi dan alkohol. Ukurannya cuma 5x10 cm, lho. Tidak makan tempat dan mudah dibawa kemana saja. Sangat direkomendasikan untuk traveling.

Kali ini, saya akan review teether bayi Mombella Octopus Teether, ya. Gigitan bayi yang sangat unik dan banyak banget manfaatnya untuk tumbuh kembang si kecil. Betul, bukan sekadar sebagai perangsang gigi atau meredakan rasa gatal pada gusi, tapi lebih dari itu. 😍

Gigitan bayi untuk anak usia 4-12 bulan yang aman

Setelah tahu kelebihan gigitan bayi Mombella Octopus dari komposisi bahan, ternyata masih ada kelebihan lainnya yaitu dari sisi packagingnya. Iya, teether ini terbungkus dalam wadah yang sangat aman dan elegan. Kemasan terbuat dari plastik tapi kokoh banget karena dimensinya tebal. Jadi, tidak mudah pecah. Kemudian lanjut pada teethernya, desain Octopus atau Gurita dengan topi warna dan pita, memberi kesan guritanya ini centil banget. Hahaha. Terlepas dari desain yang cute, ada penjelasan detail produk Mombella Octopus yang saya dapat dari website https://www.mooimom.id/.

teether yang aman untuk bayi

Jadi, teether ini didesain penuh sarat makna dan manfaat. Mulai dari desain topi dengan tekstur garis, sampai desain kaki gurita yang timbul seperti desain sikat gigi bayi. Ada fungsi lain dari Mombella Octopus Teether yang mungkin tidak dijumpai pada teether lainnya yaitu teether ini dapat digunakan sebagai mainan. Iya, gigitan Octopus bisa dimanfaatkan sebagai mainan si kecil. Berikut inspirasi mainannya:
  • Gigitan bayi ini jika ditekan menghasilkan bunyi, mirip bunyi trompet versi mini. Trompetnya tukang putu ayu; 😂
  • Teether dapat digulung untuk kemudian bisa ditekan dan meloncat lah si Octopus; 🤭
  • Kalau belinya pas banyak, bisa juga ditumbuh seperti menara, lho;
  • Terus, nih, yang paling bikin terkejut, ternyata bagian bawah gigitan terdapat lubang kecil yang bisa untuk diisi air. Nah, kalau sudah isi air bisa digunakan sebagai senjata air. Mirip pistol air, gitu.
Ternyata fungsi dari teether ini banyak banget. Cari dengan kata kunci review teether mombella pun banyak ulasan positif. Dibanderol dengan harga Rp 319.000, rasanya sangat terjangkau karena banyak manfaat dari gigitan bayi ini.
  

Kesan Pertama Wildan Bermain Mombella Octopus.


Sebelum teether diberikan kepada Wildan, saya memperlihatkannya dari jarak yang lumayan jauh. Dia pun berusaha mengambilnya dengan cepat. Merangkak banter banget dengan wajah ceria. Keluarga yang ada di sekitarnya pun terlihat bahagia menyaksikan aksi ambil teether. Sesampainya di pangkuan, saya iseng banget ngeledek. Saya taruh Octopusnya di atas kepalanya. Eh...malah ngambek dia. 😂 

review teether bayi bagus

Bukan bermaksud membuatnya badmood, tapi saya ingin tahu seberapa tinggi ketertarikannya dengan mainan baru. Ternyata dia memang sangat tertarik. Wajar, sih, tiap melihat benda baru di dekatnya pasti rasa ingin tahu begitu tinggi. Saya buka lah segel si Octopus yang warna topinya manis banget, powder blue.

Kecemut, Mbaknya membantunya untuk memberikan gigitan bayi karena setelah saya buka ternyata Wildan kurang tertarik. Ekspresi wajahnya seperti takut, gitu. Asli, ini bocah ngeprank apa gimana, ya. Padahal dari awal, kan, begitu antusias. 🙈 Sekarang giliran Ibuknya yang pensaran, ada apa dengan Wildan? Kenapa sifatnya menjadi dingin gini. #eh. Menjadi tidak tertarik dengan teether yang ada dalam genggaman Mbaknya. Tapi setelah Mbaknya menekan si Octopus dan keluar bunyi, dia kembali mendekat, dong. Akhirnya, diraih lah si Gurita dengan topi manisnya itu.😂 

Dududuh...butuh perkenalan dengan barang baru ya, Mas! 🙊

Seperti biasa, apa yang ada dalam genggaman bayi usia di bawah 12 bulan, langsung lahap, dong! Eh...memangnya makanan, ya. Tanpa ragu teether dimasukkan ke dalam mulut dan digigit-gigit penuh dengan kegemasan. Desain timbul pada kaki gurita membuatnya sangat nyaman, terlihat ketika dia menggesekkan kaki Octopus ke giginya secara terus menerus. Karena terbuat dari soft silicone yang berkualitas import, dia terlihat nyaman banget saat menggenggam dan menggigitnya.

Cara Merawat dan Membersihkan Teether Mombella.

FYI, Teether Mombella sudah melewati proses produksi FDA. Proses ini adalah istilah pertama kali yang dicetuskan oleh Rd. Bernard T. Loftus di Amerika Serika pada akhir tahun 1970-an. FDA menjadi bagian penting dari upaya untuk meningkatkan mutu produk dari sebuah industri farmasi. Maka dari itu, keamanan teether sudah terjamin.

Teether dalam bentuk Gurita tidak mudah menjadi wadah perkembangbiakan bakteri, jadi Mommy juga tidak perlu khawatir akan datangnya jamur pada gigitan bayi ini. Namun demikian, Mommy harus rajin membersihkan teether untuk kebersihan gigitan bayi untuk menjaga kesehatan bayi. Apalagi teether mombella ini didesain dengan dominasi warna putih, jika ada kotoran pasti mudah terlihat.

Urusan merawat dan membersihkan gigitan bayi mombella ini sangat mudah. Iya, tidak usah khawatir, Moms. Mommy bisa melakukan sterilisasi ke dalam mesin sterilisasi maupun microwave. Secara manual, teether bisa dipanaskan/direbus kurang lebih 30 menit. Jangan lupa jika air sudah mendidih, kecilkan api, ya. Nah, jika sudah direbus, langsung saja lap dengan tisu basah dari Mooimom juga yang mengandung 100% air ultra murni. 

alasan memilih teether mombella

Jangan  jangan pernah mencuci mainan gigitan bayi dengan detergen, sabun cuci, sabun cuci piring, ya. Khawatirnya sabun dan bahan kimia bisa ada yang tertinggal dan menyebabkan aroma pada mainan. Ini bisa membuat anak keracunan karena sabun atau bahan kimia masuk ke tubuh anak.

Oiya, teether ini bisa juga disimpan di lemari es. Kelebihan penyimpanan di lemari es ini jika nantinya akan digunakan membuat gusi lebih nyaman, lho.

Nah, buat Mommy yang hendak membelikan gigitan bayi, pastikan bahannya berkualitas, keamanan terjamin, dan desainnya disesuaikan dengan usia baby. Berikan teether dengan kualitas terbaik untuk si kecil ya, Mom. Tidak ada salahnya membelikan gigitan bayi sejak dini karena ada banyak manfaat untuk si kecil, menemani tumbuh kembangnya sejak dini dari masa awal kelahiran.

review teether tebaik untuk anak

Moms, ayo bantu si kecil melewati masa tumbuh gigi dengan membelikan teether terbaik untuknya. Mommy bisa cari tahu produk teether mombella di website www.mooimom.id. Ada banyak pilihan teether di sana yang aman untuk si kecil sesuai dengan usianya. Mommy juga berhak mendapat voucher berupa potongan 10% dengan menggunakan kode voucher BLOGIDA10. Penggunaan kode tersebut hanya berlaku untuk pembelian melalui website dengan minimal belanja Rp 300 ribu ya, Moms. 😉

Share
Tweet
Pin
Share
24 komentar

Sore itu, tepatnya saat usia Wildan menuju satu bulan. Saya bersama Ibuk sedang santai, duduk di ruang tengah sambil menunggu adzan magrib berkumandang. Menjelang magrib, biasanya bayi memang harus digendong dan tidak boleh dibiarkan sendirian.

Saya yang sedang asyik main gadget, dicolek Ibuk. Beliau memberitahu kalau telapak tangan Wildan gerak-gerak sendiri. Mungkin sedang mimpi. Tapi ketika ini terjadi tidak hanya satu kali, kami yang melihatnya kaget, dong. Aku pun terus memperhatikannya, sementara Ibuk terlihat sangat takut dan berujung tangis.

Tangan Bayi Bergerak Terus

Awal mula tangan Wildan bergerak terus.

Sejak gerakan tangan yang terus menerus itu tertangkap mata, saya lebih sering menggenggam tangan Wildan. Sedang dalam gedongan, saya genggam. Ketika kami sedang sama-sama tidur pun, tangannya saya taruh di atas tangan saya. Semacam usaha untuk terus mengawasi. Uniknya, nih, kejadian tersebut seringnya pada sore hari menjelang magrib dan dalam keadaan tidur dalam gendongan.

Kami langsung mendekapnya ketika telapak tangannya mulai bergerak. Dengan memberikan dekapan, kami berharap gerakannya akan berhenti. Khawatir karena kedinginan. Tapi ternyata tidak. Gerakan tangan itu tetap ada dan mata pun terus terpejam. Tidurnya terlihat sangat pulas, tidak ada tanda-tanda akan membuka mata, apalagi bangun.

Dalam satu hari, biasanya tangan Wildan bergerak satu kali dengan ritme gerakan yang cukup cepat seperti tremor, gitu. Awalnya, gerakan hanya 10 detik. Setelah sepuluh detik, tangan kembali normal dan dia tetap lelap dalam tidurnya. Setiap tangan bayi mungil ini bergerak, saya mengambil ponsel untuk merekamnya. Jujur, ada rasa khawatir melihatnya. Saya, Mbah Uti, dan keluarga yang tahu hal ini, semua khawatir. Ingin rasanya langsung membawanya ke Dokter, tapi karena kondisi masih COVID, saya mengurungkan niat untuk memeriksanya dan mencoba second opinion yaitu konsultasi secara daring.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak.

Pandemi COVID-19 masih berlanjut. Ada rasa takut untuk konsultasi ke Rumah Sakit. Iya, datang langsung ke rumahnya saja masih takut, apalagi ke Rumah Sakit. Maklum, bayi merah masih rentan, kan. Beruntung ada dokter yang mau dihubungi tanpa datang ke Rumah Sakit maupun rumah praktik.

Dokter Aris Sunardi, namanya. Beliau adalah dokter spesialis anak yang saat ini bekerja di RSUD Hj. Anna Lasmanah, Banjarnegara. Saya belum pernah ketemu dengan beliau. Saya pun tahu beliau adalah seorang dokter spesialis anak dari seorang teman yang bekerja di rumah sakit yang sama. Tapi saat saya menghubunginya untuk suatu kepentingan, lebih tepatnya konsultasi, dr. Aris sangat welcome dan mau membalas chat saya dengan komunikatif. Sungguh saya sangat mengapresiasi untuk hal ini.

Komunikasi kami hanya melalui chating saja karena saya tidak berani telpon meski sebenarnya ingin sekali mendapat jawaban cepat. Ada rasa tidak enak dan takut mengganggu. Tapi komunikasinya saya lengkapi dengan video supaya beliau ada gambaran. Mulai dari hari pertama yang gerakannya hanya 10 detik, sampai hari ke lima di mana gerakannya lebih cepat dan lebih lama, sampai 1 menit delapan detik.

FYI, sebelum saya memberanikan diri untuk berkonsultasi dengan dokter, saya melakukan browsing terlebih dahulu. Banyak artikel yang sudah saya baca. Rata-rata isi artikelnya, tuh, mengarah pada suatu gangguan. Saya mulai panik, dong. Mama muda, Blogger, baca artikel, dan berujung pada kepanikan Wajar kagaaaaak? Hahaha. Yaa...meski ada satu artikel yang menuliskan tentang hubungan gerakan tangan bayi dengan karakter bayi, gitu. Maksudnya, ketika tangan bayi bergerak terus, berarti tipe bayi yang semangat. Kan artikel yang seperti itu bikin tenang. Hihihi.

Hasil konsultasi dengan Dokter Anak.

Hari pertama saya konsultasi dengan Dokter Aris lewat jalur pribadi Whats App, beliau menyampaikan bahwa gerakan tangan pada bayi sangat wajar. Apalagi pada satu bulan pertama, banyak gerakan-gerakan yang tidak teratur. Dan itu tidak masalah karena gerakan primitif ini bisa terjadi sampai bayi berusia enam bulan. Gerakan pada tangan bayi bisa menjadi perhatian khusus ketika gerakannya diikuti dengan gerakan kaki seperti mengayuh sepeda, ditambah tangisannya melengking. Ini bisa jadi kejang dan orang tua harus segera ambil tindakan.

Saya merasa sedikit tenang karena diagnosis dokter masih mengatakan aman meski pada esok harinya tangan si kecil masih sering gerak-gerak. Kami pun ada rencana lanjut untuk memeriksakan Wildan jika usianya sudah satu bulan lebih dikit. Memeriksakannya ke Dokter Aris tentunya. Mumpung masih dini. Bertambah hari, tambah usia, tambah gede, gerakan tangan itu hilang. Saya sesekali memperhatikan, memastikan kalau sudah beneran hilang.

Alhamdulilaah...tangan mungil yang tadinya hampir tiap sore bergerak terus, memang sudah normal kembali. Kami pun kembali tenang, terlebih Mbah Utinya, bahagia banget dan tak berhenti untuk mengucap syukur. 🥰🥰
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Entah ada apa gerangan, sebelum tarawih rasanya pingin banget ngirim pesan ke suami yang masih kerja. Padahal pas buka puasa, tuh, udah video call bareng Kecemut juga. Rasa-rasanya ada yang harus saya sampaikan, tapi nyampein apaaaa? Pingin banget ngomong, tapi ngomongin apa? Diiih...udah seperti gadis yang lagi PDKT sama bujang, mau komunikasi saja mikirnya lamaa. 😂


CERIS Family

Udah kepalang buka jendela chat, saya pun iseng mengirimkan pesan ke suami.

Iseng-iseng tak berhadiaah...

"Ayaah, kayaknya ade bakal launching malam ini, deh." 

Pesan iseng yang mungkin bisa bikin suami mulai buyar dengan kerjaannya. 🙊 Saya katakan pesan iseng karena pada hari itu juga saya sama sekali tidak merasakan tanda-tanda si jabang bayi akan segera lahir. HPLnya juga masih masih seminggu lagi yaitu tanggal 30 Mei 2020.

Baca dulu Perempuan ini Nekat Melahirkan di Puskesmas

"Tunggu aku, ya. Bentar lagi pulang."

Membaca balasan singkat dari suami, kepala saya reflek tengok kiri dan melihat jam dinding, padahal di chat juga tertera waktu. Dasaar oneeng! 😂

Malam itu, waktu baru menunjukkan pukul 20.30 WIB. Hmm...masih 30 menit lagi suami keluar dari kantornya. Lanjut perjalanan pulang kurang lebih 20 menit. Yasudah...akhirnya saya pun tidur duluan karena emang ngantuk banget, sementara Kecemut ikut Mbah Uti ke mushola depan rumah karena malam itu ada khotmil qur'an.

Tidur sendiri, kok, rasanya aneh. Hampa, gitu. Saya pun keluar kamar dan duduk di ruang tengah sambil ngemil dan dengerin lantunan ayat suci al-qur'an yang terdengar jelas dari toa mushola depan rumah.

Mulai, deeeh!

Waktu menunjukan pukul 22.00 WIB lebih dikiiit bangettt. Terdengar suara motor masuk rumah. Saya coba lihat, ternyata suami. Yeess! Masih di atas sepeda motor udah senyum-senyum kemudian jalan menghampiri saya dan memastikan kondisi saya yang jelas-jelas saat itu saya lagi ngemil.

Entah ada apa gerangan (lagi), tiba-tiba saya merasa perut ini tidak nyaman, gitu. Saya pun jalan mondar-mandir dari ruang tengah ke kamar, lanjut ke depan, kembali ke ruang tengah, terus diulang-ulang. Suami pun kembali memastikan bahwa saya baik-baik saja. Duhh...mulai, nih. Perut rasa-rasanya ugh! 🙅🏻‍♀️

Baca Tour Rumah Bersalin

Kecemut dan Ibu pulang dari khotmil qur'an. Melihat saya sedang jalan-jalan di dalam rumah, dengan mimik wajah khawatir, Ibu memegang perut saya.

"Kenapa? Udah kerasa?" Tanya Ibu sambil usap-usap perut saya.

"Minta tolong Mbah Silo buat ke sini, ya. Khawatirnya malam ini ngelahirin." Imbuhnya.

Yups...Ibu saya tidak berani menemani apalagi mendampingi ketika saya lahiran. Makanya selalu minta tolong ke Mbah Silo, mbak ipar Bapak saya. Budhe, gitu. Tapi saya memanggilnya udah terbiasa Mbah semenjak ada Kecemut. Beliau yang selalu mendampingi dan mengurus segala kebutuhan saya ketika lahiran. Tentunya selain suami, dong. Beliau juga yang selalu siap siaga untuk keluarga saya. Kami saling membantu. Karena merasa masih biasa saja dan belum ada tanda-tanda mau ngelahirin, saya pun menolaknya. Lebih tepatnya tidak ingin membuat Mbah Silo kepikiran. Yaa...kan belum kerasa apa-apa, gitu. Nanti kalau sudah mulai kerasa barulah berkabar.

Pergilah ke Puskesmas!

"Yaah...ke Puskesmas, yuh! Udah rada mules ini."

Yuhuiii...perut saya mulai kerasa kruwes-kruwes di bagian depan. Tanpa pikir lama, suami mengambil kunci motor dan kami pun bergegas menuju Puskesmas. Saya pamit kepada Kecemut yang saat itu sedang merajuk karena ingin ikut kami ke Puskesmas tapi tidak memungkinkan. Tengah malam, cuy! Tapi yaaa...karena nangisnya super lebay, akhirnya kami mengizinkannya untuk ikut bersama Om dan Tantenya.

Puskesmas Madukara 1 menjadi tujuan kami. Lokasinya cukup dekat, kira-kira lima menit dari rumah. Sesampainya di Puskesmas, kami bertemu penjaga malam dan langsung diarahkan ke ruang bersalin karena saya menyampaikan kalau sudah mulai kontraksi, padahal belum. 😂 Dia pun langsung membangunkan bidan yang piket malam itu.

Bu Efi dan Bu Eli (ini nama entah benar atau tidak) pun langsung melakukan tindakan, gitu. Saat diperiksa, ternyata saya sudah pembukaan satu. Secara teori, jarak waktu dari pembukaan satu menuju pembukaan maksimal yaitu kurang lebih empat jam. Malam itu, waktu baru menunjukan pukul 23.30 WIB, artinya bidan akan kembali memeriksa saya pada pukul 04.00 WIB. Tapi saya menolaknya. Pengalaman pas lahiran anak pertama, jarak antara pembukaan satu sampai maksimal, tuh, hanya membutuhkan waktu 2 jam. 

On proses, gengs...

"Bu, saya tidak bisa kalau harus menunggu sampai jam 04.00 WIB."  Ucap saya kepada Bu Bidan.

"Ya nanti sambil lihat sikon ya, Mbak. Sekarang tiduran saja di sini. Suami bisa menunggu di luar." Jawab Bu Eli. Namanya Bidan, harus sesuai prosedur SOP,  ya. 

Hmmm...tidur sendirian di dalam kamar bersalin. Enak ajaaa! Kamar lumayan nyaman, sih, karena fasilitas di puskesmas ini rata-rata baru. Bangunan pun, baru pemugaran dan kembali dibangun, gitu. Tapi kalau sendirian ya mana bisa laaah. 🙊 Lagipula bukan gue banged mau ngelahirin tapi tiduran di kasur. Akhirnya saya pun keluar, ketemu suami. Sementara Kecemut dan om-nya sudah pulang karena anak-anak tidak diizinkan masuk puskesmas. Maklum, masih masa-masa pandemi.

"Mas, baju-baju bayi disiapkan, ya. Segera saja." Pinta Bu Eli kepada suami yang saat itu nemenin saya jalan santai di depan puskesmas. 

Baca cepat Perlengkapan Bayi yang Aku Beli

Rasanya baru berapa kali bolak-balik, kok, ada cairan yang keluar dari jalan lahir. Saya panik, dong. Soalnya pas ngelahirin Kecemut, saya jalan santai juga dan tidak sampai keluar cairan. Saya pun kembali ke ruang bersalin dan suami memanggil bu bidan.

"Mas, baju-baju bayinya manaa?." Bu Eli kembali meminta kami untuk menyiapkan kebutuhan bayi baru lahir. Kami sudah minta tolong ke Om untuk mengantarkannya, tapi emang belum datang. Padahal di rumah sudah saya siapkan  segala seuatunya di tas, tinggal nenteng saja. Tapi ternyata masih kurang lengkap yaitu belum ada jarik. 🤣

Proses secepat kilat...

Waktu menunjukan pukul 23.45 WIB (kata suami), saya mulai merasakan kontraksi yang luar biasa karena bayi seperti udah mau mbrojol. 🤣 Bu Efi memberi aba-aba kelahiran, sementara Bu ..... masih terus menanyakan perlengkapan bayi yang tak kunjung datang. 🙈 Suami panik, aku pun. Ndilalah, kok, ya tidak dibawa tasnya, gitu. Padahal tinggal nenteng. Aahh...santaai, di puskesmas, kan, menyediakan perlengkapan bayi. Tidak perlu panik laaah. 🙊

Tidak disangka proses persalinan begitu cepat. Dari pembukaan satu, lima menit kemudian pas kembali ke ruang bersalin sudah pembukaan tiga. Karena pembukaannya ternyata dirasa lebih cepat dari perkiraan, saya pun diminta tiduran untuk diperiksa tekanan darahnya. Hasrat mau mbrojol sudah tidak terkendali, ternyata pembukaan sudah penuh. Pantas saja bawaannya pingin ngedeen mulu.

Tapi tahaaan, jangan ngeden dulu! 

Kira-kira pukul 24.00 WIB, saya mulai ngeden tipis-tipis dan langsung kena marah bidan, dong. Otak ini tiba-tiba flashback ke empat tahun silam ketika saya melahirkan Kecemut. Rasa pingin ngeden, tuh, tidak bisa ditahan karena emang natural. Meski begitu, saya harus mengikuti aba-aba dari bidan biar jalan lahir aman tanpa obras. 🤣


proses melahirkan

Proses melahirkan kali ini saya merasa lebih santai dan dapat mengontrol segala-gala termasuk pengaturan nafas. Alhamdulillaah...tepat pukul 24.08 WIB, Cemunyil lahir. Kabar baiknya, bidan tidak melakukan tindakan obras! Uwuuww...rasanya happy bangetttt, dong. Seperti tidak terjadi apa-apa, seperti tidak habis melahirkan karena saya bisa langsung jalan kenceng tanpa hambatan. 🙊

Selamat datang di dunia, Muhammad Wildan Al Ghifari. Lahir pada hari Sabtu, 23 Mei 2020, Pukul 24.08 WIB, dengan berat badan 3 kg, panjang badan 49 cm. Banyak doa yang kami panjatkan untukmu, Nak. Semoga kelak menjadi anak yang sholih, ya. We love you, Cemunyilll. ^-*


Baca juga Selamat Datang, Jasmine!

Share
Tweet
Pin
Share
24 komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose