• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Haaai Halo, sampai juga pada arisan ketiga #KEBloggingCollab, nih. Lagi-lagi, temanya rada-rada berat. Iyaa...tema yang digagas oleh kelompok Najwa Shihab memang dari minggu ke minggu selalu berat. Tema tentang Poligami, misalnya. Beraaat bangett. Sampai bikin kepala nyut-nyutan saat nulis. Hahaha.

Dan kini kembali putar otak. Adalah tentang Kids Zaman Now. Tema yang sedang hits dan beberapa hari lalu pernah menjadi trending topik di jagad maya.  Ini grup cerdas amat, ya. Tulisan yang menjadi trigger pun selalu sedap. Silakan baca tulisan si Ayu yang berjudul fenomena kids zaman now.

Kids Zaman Now, mainan troli... 
Munculnya istilah Kids Zaman Now sebenarnya ngga membuatku terlalu was was. Mungkin karena aku tinggal di desa yang mana perilaku anak-anak di sini insya allah bisa dibilang aman. Belum ada kasak-kusuk yang meresahkan orang tua maupun masyarakat. Asli, ngga ada yang bikin heboh dengan tingkah laku mereka kecuali jam tidur siang tapi mereka masih asyik main petak umpet di pertigaan dekat rumahku. Biasanya ada yang negur. Tapi mereka tetap saja kekeuh bermain. Sabodooooo. Hahaha.

Aku ngga perlu menjelaskan detail kelakuan si anak zaman sekarang yang memang bukin gerah itu, ya. Aku juga ngga perlu mengunggah foto-foto mereka yang ngga layak tayang itu. Ogah banget memviralkan foto yang ngga senonoh itu. Mengotori Blog yang suci ini. Qiqiqi

A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Aug 5, 2017 at 3:18am PDT


Sebenarnya risih, sih, kalau melihat adegan baik di foto maupun video kids zaman now yang diunggah di sosial media. Atau, percakapan berupa pesan singkat yang bernada mesra padahal mereka masih duduk di bangku SD. Belum lagi, kelakuan lain yang kadang membuat orang tua atau bahkan tetangga, ngga nyaman melihatnya. Grrr...


Terlanjur salah menyikapi...

Kadang ada beberapa anak atau bahkan orang tua merasa bangga dengan perilaku para kids zaman now sampai mereka terlanjur salah menyikapi. Orang tua seperti belum paham, mana yang bisa dibanggakan, mana yang perlu prihatin.

Anak SD dapat mengoperasikan gadget dengan baik. Orang tua bangga? Eeeumh...kadang ada yang merasa demikian. Bangga bila anak-anak mengoperasikannya sesuai dengan kebutuhan, dan ngga keluar dari zona aman. Tapi kalau sampai salah atau luput dalam menggunakannya, siapa yang menjadi sasaran utama? Orang tua juga, kan? Euuumh...

Anak SMP sudah bisa naik sepeda motor, sementara di usia mereka belum cukup untuk dibuatkan SIM. Orang tua bangga? Kadang demikian. Anak bangga? Sebagian besar bahagia karena seolah mendapat kepercayaan dari orang tua. Ngga banyak anak yang benar-benar memanfaatkannya dengan baik. Beruntungnya, banyak orang tua yang membelikan sepeda motor untuk anak, tuh, yang sesuai dengan usia. Yaa...kalau lihat anak SMP pakai motor gede kan ngga cocok, ya.


Sepeda motor Yasmin sesuai usia...

Memang, banyak orang tua yang mampu membeli minimal dua barang di atas yang kadang dapat menjadikan anak lebih percaya diri. Tapi setelah terbeli, anak dibiarkan "lari" sendiri. Mungkin ini menjadi latar belakang munculnya generasi kids zaman now.



Menyikapi kemajuan zaman dengan bijak...

Aku dan suami termasuk orang tua yang ngga takut dengan perkembangan zaman, khususnya dengan kemajuan teknologi. Di usianya yang ke dua puluh satu tahun, Yasmin sudah kami kenalkan dengan gadget. Bukan mengenalkan seperti memberi tutorial untuk ini itu, tapi lebih pada fungsi. Dan untuk  sementara ini, dia baru paham bahwa smartphone yang tiap hari dia lihat bisa digunakan untuk nonton video lagu-lagu anak yang sudah kami unduh dan juga telephone.


Mainannya interaksi langsung...
"Halo Ayah, Halo Ibuu." Dia membawa handphone, lalu didekatkan ke telinga seraya menyapa orang tuanya. Ngga ada istilah panggilan keluar yang sungguhan, dia hanya meniru orang di sekitarnya yang sering interaksi dengan handphonenya.

Dalam sehari, kami memberi akses main handphone untuk Yasmin hanya dua kali. Setelah bobok siang, dan malam hari. Selebihnya, dia main bersama teman-teman atau bermainan sesuai keinginannya tapi bukan gadget. Lebih pada interaksi dengan teman-teman, atau permainan lain yang menurutnya menyenangkan. Seperti mainan pasir, gitu. Dia bakal betah meski hanya mengeruk pasir dan memindahkannya ke dalam wadah. Bahagianya receeh pisan, ya. Hihihi

Kids zaman now Ibu dan Ayah...
Aku dan suami termasuk orang tua yang ngga takut dengan perkembangan zaman, khususnya dengan kemajuan teknologi. Teknologi secanggih apa yang muncul sekarang, mau ngga mau kami diterima karena kami ngga mau ditinggal zaman. Ketinggalan zaman sih masih bisa menyusul, ya. Kalau ditinggal? Kan jatuhnya sakit hati. Hahaha.

Orang tua boleh menerima apapun bentuk perkembangan atau kemajuan akan teknologi. Pun dengan anak-anak. Tapi setelahnya, orang tua mau ngga mau harus bisa memfilter mana yang perlu dan ngga perlu untuk dikonsumsi anak-anak sesuai dengan usianya. 

Orang tua mungkin ngga bisa mengentikan fenomena kids zaman now, tapi  orang tua bisa mengarahkan anak-anak, memberi pengertian kepada mereka, menjadi teman main bagi mereka sejak dini hingga dewasa nanti.
Share
Tweet
Pin
Share
11 komentar
Bagi sebagian orang, mungkin kampung damar kurang menarik untuk dikunjungi. Di dalamnya hanya ada bibit pohon, pohon pinus, dan beberapa jenis pohon lainnya. Lalu, ada beberapa tempat duduk yang masih sangat sederhana. Pun dengan gubuk yang ngga terlalu besar di dekat pintu masuk. Bisa dibilang, tempat ini masih jauh dari kata rekomendasi untuk sebuah tempat wisata meski namanya Wisata Pendidikan Kampung Damar.

Standby, ciiiisss...
Tapiiiii...menarik atau ngga suatu tempat wisata sebenarnya tergantung pada diri sendiri dan bagaimana cara kita mengemas tempat tersebut menjadi tempat nyaman atau bahkan istimewa. Begitu, kan?

Masuk tempat wisata ini, yang pertsma kami cari adalah lahan yang rata dan teduh karena Yasmin saat itu bobo pules. Tak jauh dari area parkir, kami menumukan tempat yang cukup nyaman. Suami pun menggelar tikar yang sudah kami bawa. Akhirnya, pelan-pelan kami mulai menemukan kebahagiaan di sini.

Sembari menunggu Kecemut bangun, aku bersama suamik menuju gubuk kecil yang sepertinya memang disediakan untuk berfoto. Dan tahukah kalian, di sini kami foto sok romantis seperti anak ABG yang lagi memperbanyak stok foto mesra untuk dipamerkan kepada khalayak ramai. Hahaha. Sungguh, moment ini di luar dugaan.

Mesraan di atas tikar...

Ada berapa banyak stok foto mesra yang diambil menggunakan tripod? Lebih dari lima puluh jepretan. Hahaha. Dan ini moment ini sukses membuat bahagia karena kami hampir ngga pernah foto berdua dan mesra-mesaraan. Beruntungnya nih, tempat ini ngga terlalu ramai. Jadi kami bebas banget mau melakukan adegan seperti apa terpenting ngga sampai lepas baju. 🙊

Kami menyudahi sesi poto berdua karena udah capek setting timer. Lagi pula, kami sudah terlalu lama meninggalkan Yasmin. Sepertinya tepat waktu karena saat menghampirinya, dia mulai gerak. Pertanda akan bangun dari tidur panjangnya. Ya, dia tidur di atas tikar kira-kira empat puluh lima menit. Lama banget, kan? Mau bangunin lebih awal, kasihan. Yaudah, kami mengalah untuk sarapan agak siang kira-kira jam 09.30 WIB.



Ibu sampai encok boyoknya...



Usai sarapan dan makan cilok, kami mengajak Yasmin jalan-jalan keliling kampung damar. Dan ini diluar dugaan (lagi), dia bahagia banget di sini.

Memang, ngga ada yang spesial di sini. Maksudnya, tempat yang ramah anak. Tapi dia betah banget saat kami ajak naik sampai puncak dan menemukan beberapakursi yang terbuat dari kayu. Dia ngga minta duduk, tapi minta jalan di atas tempat duduk. Ngga ada bosannya dia jalan. Sampai kami kewalahan mengikuti keinginannya untuk naik turun papan. Ngga apa lah, ngga tiap hari ini. Yang penting dia bahagia dan bisa menikmatinya.

Puncak kebahagiaan kami dapat ketika Yasmin memulung sampah-sampah yang berserakan di sekitar kami. Bungkus permen, jajanan, apa yang dia lihat, pasti diambil. Kami pun memberikan tas kresek yang memang sudah kami sediakan untuk menampung sampah.

Jangan lupa buang sampah ke tempatnya...

Sampah bekas sarapan, jajan, dan minuman sudah kami masukan dalam satu kresek. Lalu, hasil pungut sampah si kecil yang tak seberapa, kami gabungkan. Tanpa diminta, Yasmin membawa sampah-sampah itu dengan tangan ringan. Uuuwh...bahagiaanyaaa! 👪

Buat kalian yang mau main ke Kampung Damar, persiapkan segala kebutuhan terutama kebutuhan si kecil terkait dengan makanan dan minuman karena di tempat ini belum tersedia warung. Kampung Damar berlokasi di Desa Watubelah, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara. Jika sedang ada penjaganya, kalian cukup membayar Ro 3.000 per orang. Harga tiket masuk sudah termasuk biaya parkir.

Mari bahagia. 🤗
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Dulu, pernah satu kali aku mengajaknya mandi bola di Depo Pelita. Saat itu, dia belum percaya diri masuk area ini. Berbekal tiket masuk Rp 7.500, dia hanya duduk di luar area mandi bola. Dia malah asyik mainan kuda-kudaan dan mobil mini. Aku ngga berani memaksanya untuk menyentuh bola apalagi terjun ke dalamnya. Beberapa menit sebelum memutuskan untuk keluar area permainan ini, dia malah minta turun.


Menikmatii uuwh....

"Ibu, turun." Pintanya saat itu. Aku pun mengangkatnya kemudian memasukannya ke area mandi bola.

Apakah dia Senang? Bahagia?

Ngga. Dia masih belum juga percaya diri. Bahkan dia sempat takut dengan beberapa anak yang berperawakan lebih besar darinya. Dia hanya bertahan satu menit di antara bola warna-warni itu.

"Ngga apa. Namanya perkenalan, butuh proses." Batinku saat itu.



Di usianya yang ke dua puluh satu bulan, dia kembali nyobain mandi bola. Dan pada akhirnya dia berani terjun buat mandi bola. Jalan ke sana ke mari, nyaman banget. Dia nampak terbuai meski belum berani mainan sloropan. Hahaha.

Next time, lima bulan lagi, Ibu akan mengajakmu mandi bola lagi. Semoga udah berani sloropan di sini, ya. ^_*
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Mbak Wulan, namanya. Kami kenal tiga tahun yang lalu lewat blog. Dia bukan Blogger, melainkan pencari informasi dengan memanfaatkan internet. Browsing istilahnya. Lalu dia menemukan laman blog idahceris.com di mesin pencari, blogku yang saat ini jarang update. 🙈

Lewat kolom komentar, dia bertanya tentang kota yang kini menjadi tempat tinggalku. Dalam komentarnya, dia menyelipkan kontak berupa nomor telephone. Dan aku diminta menjawab pertanyaannya lewat pesan singkat atau telephone. Berniat memberi informasi yang dia butuhkan, aku pun melayangkan pesang singkat kepadanya. Dan ngga menyangka, sampai saat ini kami masih menjalik komunikasi dengan baik.

Mbak Wulan, dia berdomisili di Jember. Tiap ada orang yang menyinggung kota tersebut, ingatanku tertuju kepada Mbak Wulan dan teman-teman Blogger Jember yang super baik. Ada Mbak Prit, Mas Hakim, Uncle Lozz, yang sekarang hampir ngga ada komunikasi dengan mereka. Ada juga Mbak Li, teman baik di grup Embak Cer.

Jika bisa sampai Jember, aku pingin banget kopdar sama teman-teman Blogger dan juga Mbak Wulan. Sebenarnya Mbak Wulan kerap mengajakku untuk main ke Jember, bahkan dia mau mengantarku keliling Jember.

"Ada banyak wisata di sini. Wisata Pantainya bagus-bagus. Main lah ke sini, AKU TRAKTIR!"

Hayoloooh...hari gini ada orang yang ngajak main gratisan dan itu cuma kenal lewat dunia online. Aaah...baik banget, kaaan. Udah gitu, dia juga ngasih gratisan tiket PP, dan penginapan. Ini teman atau jasa biro yang ujung-ujungnya minta diendorse? 😎

Objek wisata Jember memang didominasi dengan pantai, lengkap dengan suasana ombak yang cukup ganas. Oleh karena itulah kini sudah banyak pembangunan hotel di Jember yang mengambil lokasi di pinggir pantai. Ini nih yang menjadi daya tarik pingin ke Jember. 😂

Meskipun tidak semua pantai di Jember berpasir putih, tapi aku percaya bahwa pantai-pantai di sana ngga kalah dengan keindahan pantai yang ada di Bali atau Banyuwangi.

Ini ada empat Pantai yang sering diceritakan sama Mbak Wulan. Aku baru dapat ceritanya saja, dan foto-fotonya dapat dari Mbak Li. 🙊 Lengkap banget, ya. 

Pantai Papuma

Katanya, Pantai Papuma merupakan pantai paling cantik yang ada di Pulau Jawa. Pantai ini memiliki pasir putih dan juga warna air laut biru toska yang begitu jernih. Ngga hanya itu, di pantai ini wisatawan akan menemukan beberapa batu karang yang membat pantai ibu makin indah. 

Uwhh...makin pingin ke sini..
Karena berada di perairan Laut Selatan, keindahan pantai ini juga tak lepas dari beberapa mitos. Salah satunya yaitu keberadaan goa yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersemedi seorang Kyai Mataram dan menjadi tempat dimana bersemayamnya Dewi Sri atau salah satu putri ratu selatan. Penasaran apa malah ngeri? Hahaha. 

Namanya juga mitos, ya. Kalau aku mah ngga mempan sama mitos-mitos, gitu. Justeru makin pingin main ke Pantai yang berlokasi di Desa Lojejer, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Malah pingi menginap di hotel di Jember yang dekat dengan kawasan ini. 😂

Pantai Payangan

Pantai Payangan mungkin menjadi salah satu pantai berpasir hitam yang paling cantik di pulau Jawa. Meskipun memiliki pasir hitam, pantai ini memiliki air laut dengan warna biru gelap yang jernih dan bersih. Daya tarik lain dari Pantai Payangan ini adalah keberadaan bukit-bukit hijau yang cukup tinggi dan mengelilingi pantai. Jadi ingat Pantai Menganti, Kebumen. Sama-sama eksotis perbukitannya.


Pengunjung bisa menaiki bukit tersebut untuk melihat keindahan Pantai Payangan dari ketinggian. Pemandangan yang didapat ngga hanya pantai saja, tapi bisa melihat perahu nelayan yang sedang menepi di sisi pantai karena pantai ini juga merupakan salah satu pantai yang menjadi pusat kegiatan nelayan di Jember. Pantai ini berada di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Pantai Teluk Love

Sepertinya ini pantai cukup terkenal setelah Pantai Papuma. Pantai ini cukup unik karena bentuknya persis dengan bentuk hati. Makanya pantai ini diberikan nama Pantai Teluk Love. 

Belakangan ini Pantai Teluk Love mulai terkenal dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin membuktikan bentuk dari pantai ini secara langsung. Beneran berbentuk love apa ngga. Lokasi Pantai ini berada di ujung paling selatan dari pantai-pantai yang ada di Jember. Bentuk hati akan terlihat jelas jika melihatnya dari atas bukit yang bernama Bukit Domba.

Awwwh...ada bukitnya juga. Makin pingin ke sini, dong!



Sepertinya jika wisata ke beberapa pantai dk Jember bebarengan dengan menyaksikan Jember Culture Festival (JCF) akan terasa lengkap. Apalagi jika teman-teman di Jember lagi ngga sibuk. Uuwh...rezeki banget kayaknya. 😂 Nunggu Yasmin agak gedean dikit lah, siap banget mengajak Yasmin wisata pantai.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Dua jempol ini sedang asyik menyentuh abjad di handphone, membalas chat dan scroll beranda sosmed. Ini posisi sedang menyusui dan bisa se produktif itu. Grrr...Sekalinya mata ini melirik ke Yasmin, ternyata dia sedang menatapku. Handphone yang saat itu mulai panas pun langsung aku letakan. 📲 

Aku membalas tatapannya. Beberapa kali mata ini berkedip, namun dia masih menatapku. Betapa dag dig dug jantung ini melihat bening matanya dan tatapan polosnya.


Family time termasuk waktu utuh...

"Waaah...anak Ibu cantik banget, ya. Matanya bulat, bulu matanya juga lentik" 


Aku menyentuh pelan pelipis matanya sambil kuciumi mata kanannya. Dalam hati terdalam, sebenarnya aku menahan malu karena tatapannya maut dan seolah-olah minta ngobrol. 

Yasmin, enam bulan, tatapan matanya sukses membuatku introspeksi kala itu.

Tujuh hari dalam seminggu. Lima hari waktuku sudah terbagi untuk ibadah, keluarga, kantor, interaksi dengan orang lain, chatting, blogging, dan aktivitas lain baik di dunia nyata maupun dunia online. Selebihnya yaitu dua hari, aktivitasku masih random. Belum teguh pendirian memberi waktu utuh untuk Yasmin.

Sebenarnya aku punya keinginan, sisa waktu dua hari atau ketika hari libur kerja, aku ingin "mengabdi" kepada si kecil, mendampinginya sehari penuh. Tapi pada praktiknya, kadang ada aktivitas tambahan yang harus mengambil waktu yang tadinya telah aku persiapkan untuknya.

Sedih memang. Sisa waktu yang seharusnya menjadi milknya, kembali terbagi. Apalagi jika terbaginya untuk menghadiri undangan atau main bersama teman. Sesampainya di rumah, kadang dia sedang tidur atau bermain dengan teman-teman seusianya. Antara bahagia dan sedih. Ngga bisa mengantar dia bobok dan mendampinginya bermain.


Tiap sentuhan adalah perhatian...

Dua puluh bulan usia Yasmin sekarang. Dia lagi senang-senangnya mendapat perhatian dari orang tua. Lagi senang-senangnya mendapat pujian. Lagi senang-senangnya diberi hadiah tepuk tangan. Lahi senang-sedangnya didampingi kemanapun dia melangkah. Lagi senang-senangnya ditemani saat bermain.

Lima hari aku ngga bisa memberi perhatian penuh. Pun dengan sisa dua hari. Ini anak siapa? Anak Embah, kadang ada yang bilang seperti itu. Aku pasrah, rela, dan ngga bakal marah jika ada yang mengatakan demikian karena keseharian dia memang sama Mbahnya yang tak lain adalah kedua orang tuaku. Meski di rumah sudah ada rewang, tapi dia lebih sering nempel sama Mbahnya.

Kareba sering merasa gagal memberi waktu penuh untuknya, aku pun harus bisa menaklukan ego dan memberi waktu utuh durasinya tak banyak. Nah, berikut waktu utuh untuh untuk Yasmin yang ngga bisa dinego. 👪


Memberi ASI. 

Belajar dari pengalaman, saat memberi ASI, tanganku ngga bisa anteng. Yang pegang pipi Yasmin lah, pegang kepalanya, hidungnya, yang jelas ngga pegang handphone (lagi). Sambil menatap matanya, kadang aku mengajaknya ngobrol. Sekalipun dia udah kelihatan ngantuk, tetap ada komunikasi sebagai pengantar tidur walaupun dia cuma angguk atau geleng kepala sebagai alternatif berkomunikasi.

Saat sedang memberi ASI, aku mencoba fokus dan memberi waktu utuh untuknya sampai dia bobok. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain.


Beraktivitas sendiri.

Ini hukumnya sudah mendekati wajib jika menjumpai Yasmin sedang main sendiri. Aku hanya mendampingi atau menjadi partnernya, sih. Karena di usianya yang sekarang, aku belum bisa membiarkan dia beraktivitas sendiri. Bermain, corat-coret di kertas, atau nonton lagu anak-anak, misalnya. Aku akan ada di sampingnya. Kecuali ada temannya, aku cukup mengontrolnya.

Saat Yasmin sedang beraktivitas sendiri, aku mencoba fokus dan memberikan waktu utuh untuknya sampai dia meminta untuk pindah aktivitas. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain.


Makan dan mandi.

Waaah...kalau yang ini wajib banget dikawal dan ngga bakal aku sambi mengerjakan hal lain. Dia sudah bisa makan sendiri, namun masih harus didampingi penuh supaya semangat. Jangankan makan, ngemil saja aku temenin, kok. Pun dengan mandi. Sudah barang pasti ngga bisa disambi, apalagi dia belum bisa mandi sendiri. Bisanya baru mainan air. Kalau ngga dapat oerhatian oenuh, gawat banget lah, ya. 😊

Saat sedang makan dan mandi, aku mencoba fokus dan memberikan waktu utuh untuknya sampai dia merasa sudah cukup kenyang dan atau badannya bersih. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain. 


Mendampingi saat jalan-jalan...


Plesiran.

Naaah, untuk aktivitas yang satu ini penting banget. Apalagi kalau sedang family time. Fokus main, makan, melayani si kecil dan si besar (baca: ayah). Perhatian ini betul-betul ngga bisa dibagi. Kecuali akan mengabadikan moment, baru lah rempong masing-masing untuk untuk narsis. ðŸ¤—

Saat sedang plesiran dan mengajak si kecil, aku mencoba fokus dan memberikan waktu utuh untuknya sampai dia merasa lelah dan akhirnya minta pulang. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain.

Mungkin saat usia Yasmin dua tahun atau bahkan lebih, waktu utuh untuknya akan bergeser. Beda moment, beda aktivitas yang betul-betul membutuhkan pendampingan. Makanya, ini aku buat #1 karena mungkin nanti ada #2, #3, dan seterusnya. Ye kaaan, Buuuuk? 🤗

Dear Bu Ibu pekerja, waktu utuh untuk anak itu penting banget, ya. Rasanya, ngga pingin melewati moment kebersamaan dengan si kecil barang sedetik. Kalian pasti punya waktu utuh juga buat si kecil, kan? Kapan, tuh?

Penasaran sama pembagian waktunya Mama Intan. Itu lho, Si Bu Guru Kecl. Dia kan pekerja keras juga tuh, ya. Anak kami cuma selisih enam bulan saja. Kami sama-sama pekerja dari pagi sampai sore. Uwwh...
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ►  2025 (9)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ▼  Oktober (5)
      • Menyikapi Fenomena Kids Zaman Now
      • Bersenang-senang di Kampung Damar, Pagedongan
      • Akhirnyaa...Berani Terjun Buat Mandi Bola di Depo ...
      • Jember dan Wisata Pantai
      • Waktu Utuh untuk Yasmin #1
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose