Jum'at (15/01), Bidan yang malam itu bertugas menyatakan sudah pembukaan satu. Untuk menuju pembukan full atau sepuluh masih lama. Waktu pemeriksaan rutin dari pembukaan satu menuju pembukaan selanjutnya yaitu per empat jam.
Tepat pukul 19.00 WIB, aku mulai berbaring di ruang bersalin. Tiga puluh menit rasa mules kerap datang, per lima menit. Aku ngga bisa kalau terus-terusan berbaring di kasur dalam keadaan menahan mules yang nikmatnya pakai banget. Aku pun memutuskan untuk bangun, jalan-jalan di sekitar Puskesmas.
Satu jam telah berlalu. Aku masih jalan santai, saat perut mules yang sampai pinggang belakang datang, aku duduk. Menikmati rasa yang hanya para perempuan yang tahu. Hahaha
Tepat pukul 19.00 WIB, aku mulai berbaring di ruang bersalin. Tiga puluh menit rasa mules kerap datang, per lima menit. Aku ngga bisa kalau terus-terusan berbaring di kasur dalam keadaan menahan mules yang nikmatnya pakai banget. Aku pun memutuskan untuk bangun, jalan-jalan di sekitar Puskesmas.
Satu jam telah berlalu. Aku masih jalan santai, saat perut mules yang sampai pinggang belakang datang, aku duduk. Menikmati rasa yang hanya para perempuan yang tahu. Hahaha
Mules yang sampai pinggang makin menjadi, rasanya sudah ngga kuat jalan. Aku putuskan untuk berbaring sambil pegang erat tangan suami sambil nendang-nendang kuaaatttt. Hahaha *super lebay*
"Mbak, jangan ngeden, ya. Tarik napas pelan-pelan, terus keluarinnya juga pelan-pelan."
Kalimat tersebut seringkali kudengar. Sementara aku -sebenarnya- sudah cukup susah bermain dengan napas. Lebih memilih ngeden karena Jasmine emang seperti udah mau keluar.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Masih ada waktu 2 jam lagi untuk pemeriksaan selanjutnya, per empat jam. Tapi, aku benar-benar sudah ingin ngeden lagi. Antara pingin ngeden tapi agak takut.
"Mbak, jangan ngeden. Takutnya ntar kehabisan tenaga pas persalinan."
Suara bidan itu (lagi), Bu Widi. Aku masih bisa menuruti apa kata beliau. Namun, tiga puluh menit kemudian, aku meminta kepada Bu Widi untuk memeriksaku. Karena, aku sudah terlalu susah untuk tidak ngeden.
"Pembukaan sudah lengkap. Kami siapkan peralatan dulu ya, Mbak." Ucap Bu Widi.
Beeuuh...ngga percaya sama pasien, sih. Udah dari tadi penuh kayaknya, lho. Hahaha
Aku merasakan ada yang makbyur dari jalan lahir. Hangatnya ke mana-mana, padahal lagi tidak pakai fresh care. Pecah ketuban. Hmmm...aku kira setelah ketuban pecah, Jasmine mengiringi. Tapi, ternyata perlu ngeden dulu untuk bisa meluk Jasmine. Hahaha *dodol*
"Tangannya pegangan kaki. Pantatnya jangan diangkat ya, Mbak." Pesan dari Bu Widi aku praktikkan meski pada kenyataannya aku mbolak-mbalik ngga jelas.
Suami, Ibu, Wa Silo terus memberi support. Tak hentinya mereka berdoa untuk kelancaran proses persaliannku.
"Pandangannya ke depan, Mbak. Lihat jalan lahir." Bu Bidan sepertinya gemes, karena kepalaku selalu noleh ke kanan.
Ngeden...satu...dua...tigaaaa...
Jasmine keluar, dan Ibu meningggalkanku. *kejam* Hahaha Ngga tega katanya.
Jasmine keluar, dan Ibu meningggalkanku. *kejam* Hahaha Ngga tega katanya.
Tepat pukul 21.50 WIB, aku bisa menyentuh Jasmine melalui IMD. Meski hanya beberapa menit, melihat bayi mungil berada di atas dadaku, tuh, rasanya....bahagia banget. Ngga ada tandingannya pokoknya.
Perjuangan masih berlanjut, yaitu proses menjahit, obras jalan lahir. Was wus wuuush jreek ejrek ejreek...Hahaha
"Sakit yang tadi ketimbang yang ini. Nikmati saja." Wa silo bisik-bisik sambil meledekku. Emang ngga sakit, sih. Karena dibius. Tapi, pas dijahit bagian luar ya terasa cekiiiiits. Aaah uuuh iiih taubat... hahaha
Ngga peduli mau diapain (lagi), terpenting Jasmine udah menghirup segarnya udara dunia. Oiya, Jasmine dirawat oleh Mbak Erna, Bidan yang membantu proses persalinanku.
Alhamdulillaah...hampir empat jam perjuangan menjadi seorang Ibu. Nikmat mules, ngeden yang luar biasa, akhirnya terlewati. Jahitan samping kanan nikmatnya (juga) tak terkira.
Semua rasa sakit sirnaaa hanya dengan melihat wajah mungil Jasmine dengan berat badan 3000 gram atau 3 kg dan panjang 48 cm. Tepat di minggu ke 29 lebih 2 hari, Jasmine lahir. Jum'at Wage, 15 Januari 2016, pukul 21.50 WIB.
Semua rasa sakit sirnaaa hanya dengan melihat wajah mungil Jasmine dengan berat badan 3000 gram atau 3 kg dan panjang 48 cm. Tepat di minggu ke 29 lebih 2 hari, Jasmine lahir. Jum'at Wage, 15 Januari 2016, pukul 21.50 WIB.
Selamat datang di dunia, Jasmine Syaquita Nusaiba! Banyak doa yang kami panjatkan untukmu, Nak. Semoga kelak menjadi anak yang solihah, ya. ^-*