• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Sebelum Kecemut lahir, ada satu hal yang sempat menjadi bahan perbincangan aku dan suami, yaitu lemari pakaian untuk Yasmin. Secara, di kamar kami sudah ada satu lemari gede yang isinya sudah hampir penuh, gitu. Gimana kalau punya baby, ya. Apa iya, nambah satu lemari segede lemari yang kami punya? Duuh...bakal pengap, dong, nantinya.

Diskusi tentang penambahan lemari untuk si kecil pun dimulai. Ada banyak pertimbangan untuk membeli lemari, mulai dari budget sampai dengan model. Maklum, banyak biaya yang perlu dipersiapkan untuk kelahiran, tidak hanya lemari dowang, kan. Makanya, kami betul-betul memilih lemari yang sekiranya awet, tapi harga bersahabat. 😂  


Memilih lemari dengan material kayu menjadi pilihan utama kami karena pasti akan lebih awet, apalagi jika jenis kayunya adalah kayu jati. Alternatif berikutnya yaitu lemari dengan material plastik. Nah, yang menjadi catatan paling penting bagi kami yaitu ukuran lemari. Menimbang kamar tidak luas, kami pun harus memilih ukuran lemari pakaian minimalis yang tentunya dapat mengirit tempat! 🙊 

Nah, berikut detail pertimbangan sebelum membeli lemari pakaian untuk si kecil:

Ukuran yang Tepat

Sebelum membeli lemari, kami memperhatikan ukurannya. Pertama, kami mengukur ruangan dan tempat untuk meletakan lemari, termasuk tingginya. Setelah sampai toko dan sudah mendapat lemari yang cocok, kami juga mengukur mengukur lemari tersebut. Pastikan jika ukurannya tidak akan membuat ruangan menjadi terlihat lebih sesak atau lebih sempit. Meski sepele, hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan. 😂  

Kualitas Material

Hal lain yang juga harus diperhatikan sebelum membeli lemari pakaian minimalis melalui situs belanja online atau pun secara langsung adalah dengan memperhatikan bahan atau kualitas dari lemari tersebut. Jangan sampai membeli lemari kualitasnya tidak baik sehingga penggunaannya pun hanya sementara, tidak bertahan lama. Pilihlah lemari yang terbuat dari bahan yang kuat supaya awet.

Desain Simple

Memiliki kamar yang tidak begitu luas, kami pun harus memperhatikan desain lemari yang akan kami beli. Desain yang simple, sederhana, namun tetap terlihat modern dan juga menarik, ini keinginan kami. Karena untuk anak-anak, kami memilih desain yang cocok, disesuaikan dengan karakter kartun zaman sekarang. Dari warnanya juga, warna yang soft, tidak terlalu gonjreng!

Sebenarnya tidak ada keharusan untuk memilihkan desain karakter, tapi untuk membedakan saja antara lemari anak dan orang tua. Eh tapi, ini keinginan Ibunya, ding. Hahahaha Tak sampai pada desain tampilan depan, kami juga memperhatikan jumlah rak yang ada di dalam lemari. Karena baju si kecil pastinya akan banyak, kami pun memilih lemari dengan beberapa rak. Banyaknya rak ini juga memudahkan kami untuk menaruh pakaian sesuai dengan jenisnya. Yaa...supaya nantinya kami juga mudah untuk menemukan kembali pakaian karena sudah tersusun berdasar jenisnya. Celana pendek, misalnya.

Dapat Dibongkar Pasang

Naaaah, ini adalah jawaban dari si lemari pakaian minimalis. Kalau cluenya dapat dibongkar pasang, berarti milihnya yang dari material plastik. Ada, sih, dari bahan kayu yang dapat di bongkar pasang, tapi agaknya terlalu susah. Selain itu, material dari Plastik lebih mudah untuk dipindah atau digeser-geser ke mana pun.

Pada akhirnya, kami memilih lemari dengan material plastik dengan merek yang terkenal itu. Alhamdulillaah cukup kokoh dan nampaknya bakal awet. Raknya pun banyak, ada empat rak dengan tinggi masing-masing 60 cm. Dan untuk sementara, lemari si kecil ini bisa difungsikan untuk lemari Ayahnya karena pakaian si kecil belum terlalu banyak. 🙊 

Kalian punya tip memilih lemari pakaian untuk si kecil? Boleh, dong, sharing dengan kami. 

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Duuh..ada banyak orang, Nak. Nenen nanti aja, ya. Ibu malu." ❤

Pernahkah BuIbu meminta kepada si kecil untuk menunda nenen? Kira-kira, gimana tanggapan si kecil, nih? Mengangguk karena paham, atau justeru langsung rewel karena permintaannya ngga dituruti?

Full Nursing Cover kesukaan...
Banyak yang mengatakan kalau aku termasuk Ibu yang kalah dengan tangisan anak. Hampir tiap Yasmin nangis, hanya ada dua pilihan yang bisa kulakukan, yaitu langsung memberi ASI atau menggendongnya. Terlebih saat dia masih bayi.

"Ya ampuun, jangan digendong mulu. Ntar bisa-bisa jadi anak juneng, lho." 🙌

Pasti BuIbu pernah mendengar istilah juneng, kan? Bagi yang tinggal di Jawa, khususnya. Juneng alias dijunjung meneng punya arti bahwa anak yang sedang menangis hanya mau diem setelah digendong. 🙊

"Weeeh...kok langsung ceplok aja, sih. Ntar jadi kebiasaan, lho." 😎

Naaah, kalau komentar macam ini biasanya ditujukan kepada BuIbu yang pingin anaknya bobok lagi (kalau kebangun) atau lekas diam. 😂 Menjadi seorang Ibu, tuh, memang butuh kesabaran yang teramat, ya. Apalagi Ibu muda dan baru punya satu anak. Duuh...keep strong hati dan telinga. ✊

Asli, aku ngga tega cuma memberi puk-puk di paha mungilnya saat dia nangis. Rasanya harus menggendongnya dulu. Pun saat dia kebangun dan kayak belum cukup boboknya. Rasanya harus cepat-cepat ngasih ASI. Fufufu...Ibu yang satu ini memang mudah meleleh. Dan tau ngga, kebiasaan ini berlanjut sampai sekarang. 😄

Yasmin nangis, lalu menggendongnya. Ngga masalah, ngga repot, dan sama sekali ngga merasa rempong karena aku masih kuat mnggendongnya. Yasmin nangis karena minta nenen dan kadang ngga mau tahu situasi dan tempat.

"Duuh..ada banyak orang, Nak. Nenen nanti aja, ya. Ibu malu." ❤

Insya allah belum. Ya, aku belum dan sepertinya ngga sanggup menolak permintaan Yasmin yang satu ini sampai habis masa berlakunya. Lagian jarang banget lah ya, toleransi dari anak untuk ini. Menyusui dimana saja, oke! Bukan prinsip, tapi selalu berusaha untuk breastfeeding every where.




"Eeeeeh...jangan gila dong, Buk. Masak menyusui dimana saja, sih. Ingat aurat wanita, dong!" 🙌

Ooo...ini selalu aku ingat, selalu berusaha hanya buat konsumsi suami. 🙊 Tapi masa tega, si kecil udah pingin banget nenen, terus diminta untuk menunggu sampai menemukan ruang laktasi, atau tempat tertutup lainnya. Fufufufu...

Beli nursing cover dong, Mom!

Yuhuui...ini solusi banget buat BuSui yang mendukung program breastfeeding every where. Eeeh...emang ada programnya, gitu? Hahaha. Dibuat sendiri saja kalau belum ada, ya. 😂 *maksa*

Ibu menyusui memang disarankan untuk mengenakan pakaian yang ramah BuSui. Entah itu hem dengan kancing depan, kaus dengan akses menyusui, atau baju dengan resleting depan. Ini sebagai perlakuan khusus buat si kecil supaya bisa nenen dengan mudah dan nyaman. Namun, ada juga BuSui yang memanfaatkan nursing cover untuk aktivitas menyusui di tempat umum. Aku termasuk salah satu BuSui yang memanfaatkan nursing cover. 

Pertama menggunakan nursing cover, tuh, saat pertama kali mengajak Yasmin imunisasi ke Puskesmas. Saat itu, usianya masih 3 bulan. Ya, bayi di bawah 10 bulan masih bisa dikondisikan karena posisi nenennya masih dengan cara digendong. Selain itu, pemberian ASI pada usia tersebut bisa dibilang masih cukup sering. Makanya aku membawa nursing cover, siapa tahu dia mendadak minta nenen. Dipakai atau ngga, yang penting dibawa karena sudah masuk daftar perlengkapan yang harus dibawa saat bepergian.

Memberi ASI dengan memanfaatkan nursing cover cukup membuat nyaman bagi ibu dan si kecil. Memang awal pemakaian, mungkin si kecil akan rewel karena dia merasa ngga bebas. Secara, hampir menutupi seluruh tubuhnya, ya. Dan Yasmin menjadi salah satu anak yang rewel ketika aku memakai nursing cover. Namun pelan-pelan tapi pasti merasa nyaman dan cepat kenyang karena dia fokus nenen.

Tempat duduk menjadi incaranku saat Yasmin udah mulai minta nenen. Yaiyalah, masak nenen sambil berdiri, ya. Ngga cantik, dong. 😜 Selanjutnya memakai nursing cover. Celemek menyusui yang aku pilih yaitu tipe full atau penuh, dimana dapat menutupi dari bagian depan sampai belakang. Bagiku, ini menjadi pilihan tepat karana ternyata aku lebih sering mengenakan kaus oblong jika bepergian. Kebayang saat memberi ASI di tempat umum tanpa celemek, kan? Kaus bagian belakang pasti ikut naik meski hanya dikit. Bagian perut pun ngga semua tertutup oleh Yasmin. Belum lagi, bagian samping kanan-kiri. Uuuh...makanya, aku lebih memilih celemek yang full.




Nah, karena celemeknya penuh, perhatikan bahannya sebelum membeli. Eh, baik full atau ngga, ding. Pilih bahan yang adem, dan ngga terlalu tebal supaya ngga panas. Ya kebayanglah kalau memilih bahan yang ngga berkualitas, ada si kecil di dalam celemek, lho. 👶 Kasihan kalau sampai dia ikut panas, kan. Dan yang ping penting, si kecil masih bisa bernapas dengan nyaman. Aturlah posisi menyusui senyaman mungkin supaya si kecil bisa fokus, dan ngga rewel. Jika sudah berusia 12 bukan lebih, ada baiknya memakai nursing cover yang ngga penuh.

Eh btw, nursing cover yang aku pakai di atas itu bisa dibeli di www.mooimom.id, lho. Lihat juga koleksi nursing cover lainnya lewat Instargam @moomimom.id, ya. Ada banyak macam, model, dan motif. Pilih saja sesua hati ya, Buuuuuk. 😍
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Bagiku, tidaklah mudah mengurus seorang bayi, apalagi ini pengalaman pertamaku menjadi orang tua. Bayi mulai rewel saja, kadang mengatasinya sampai keringat bercucuran. :D

Ada banyak cara untuk membuat bayi lebih tenang dan nyaman saat rewel. Dekapan Ibu, mengajaknya keluar, memberikan mainan, atau dengan meletakkannya di ayunan bayi, lalu memutarkan musik.

IniBouncerku, Mana Bouncermu? :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebelum usia si jabang bayi (jabay) *ini singkatannya ngga banget deh* genap delapan bulan, orang tua belum boleh membeli barang ini itu buat si calon dede bayi. Ini menurut sebagian orang tua yang hidup di tanah Jawa, sih. Entah kepercayaan, atau ada mitos di baliknya.

Awalnya, aku mau sabodo. Tapi, saat Ibuku yang bicara, rasanyaaa...kagak bisa sabodo. Hahahaha...salam hormat, Buuk.



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
"Mumpung masih kecil. Segera saja diberi Adik. Mumpung masih muda juga, repot sekalian!"
Tidak hanya satu dua orang saja. Rasanya nikmat banget saat ada seorang teman yang nyeletuk seperti di atas. Yeeeah...apa jadinya Jasmine andai dia punya Adik dalam rentang waktu dekat ini? Hahahaha...Keajaiban!




Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Satu yang paling aku tunggu saat kehamilanku masuk usia 37 minggu adalah belanja baju anak!

Kenapa harus menunggu sampai 37 minggu? Bagiku ngga ada keharusan. Tapi, aku punya orang tua yang berdarah Jawanisme di mana beliau ngga mengijinkanku membeli keperluan bayi jika belum masuk usia kandungan sembilan bulan. Harap maklum, ya. Hahaha

Ambil hikmahnya saja, ternyata ada manfaatnya, lho. Mampu menekan rupiah yang keluar dari dompet. Khususnya uang belanja baju. Kok bisa? Ya bisa! Karena, semakin bertambahnya usia kandungan, ada yang lebih diprioritaskan. Ngga melulu soal sandang untuk anak. Iya, kan?
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose