• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Si Kecil Bad Mood Tidak Mau Sarapan? Yuk, Cobain FOCA Sachima! - Pagi hari di weekdays sering menjadi waktu paling sibuk dalam keluarga. Semua sibuk dengan aktivitas masing-masing, terutama para Ibu. Mereka harus membuatkan sarapan, menyiapkan bekal, dan masih banyak aktivitas lainnya yang harus diselesaikan di pagi hari. Iya, kan, Bun? xixixi

Lebih dari itu, menjadi tantangan tersendiri saat kita sudah menjadi seorang Ibu dan tidak suka masak. Pertama, kita tidak mungkin setiap hari langganan catering atau membeli sayur siap makan secara terus-terusan, kan. Meskipun kebutuhan makan sehari-hari sudah dianggarkan, tapi kalau harus jajan terus, bisa jadi tekor ya, Bun. xixixi Kedua, kadang sering melamun sampai bingung karena harus terus memutar menu masakan harian. Hihihih.

Baru dua hal saja sudah menantang, bukan. Apalagi kalau ditambah masakan sudah siap, tiba-tiba anak tidak mau sarapan tanpa alasan yang jelas. Terlihat bad mood, gitu. hahaha. Namun, kita tidak boleh mudah lelah karena sarapan itu sangat penting buat kesehatan ya, Bun. Harus tetap tenang, semangat, menyemangati, banyak istighfar, meskipun setelah anak-anak berangkat sekolah bisa langsung menangis brutal di kamar mandi. 😂

Pentingnya Sarapan dalam Menunjang Konsentrasi Saat Beraktivitas.

Banyak sekali jurnal yang membahas tentang pentingnya sarapan. Salah satu jurnal yang pernah saya baca yaitu karya Pradini Syarifah Ramadhani, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dalam jurnalnya, dia menuliskan bahwa salah satu hal yang dapat mempengaruhi konsentrasi saat beraktivitas adalah sarapan.

Bagi keluarga kami, sarapan bukan sekadar aktivitas makan, tetapi investasi untuk kesehatan keluarga termasuk menunjang kinerja otak. Anak-anak yang mau belajar di Sekolah wajib sarapan supaya nantinya bisa mendapatkan konsentrasi belajar yang tinggi, daya ingat yang kuat, serta suasana hati yang bahagia. Pun dengan yang mau bekerja, wajib sarapan supaya saat sampai tempat kerja merasa mempunyai energi, tidak lesu, sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal.

Ketika Anak-anak Bad Mood Sampai Tidak Mau Sarapan. Apa yang Harus Kita Lakukan?

Kecemut, anak pertama saya yang sekarang kelas tiga Sekolah Dasar pernah mengalami pusing saat jam pelajaran. Saya pun kaget saat mendapatkan telepon dari wali kelasnya yang mengabarkan kalau dia sedang tiduran di UKS. Seketika saya ingat kalau dia melewati sarapan pagi karena bangun kesiangan, bad mood, dan memilih untuk langsung berangkat sekolah bareng Ayahnya yang juga mau berangkat kerja.

Saat itu, saya sudah menyiapkan bekal untuknya, tapi ditolak. Menawarkan sarapan meskipun hanya beberapa suap saja, juga ditolak. Anak-anak kalau sudah bad mood kadang seramnya melebihi Ibu-nya kalau PMS ya, Bun. xixixi. Belajar dari pengalaman tersebut, saya pun mencoba ngobrol dengan anak-anak barangkali esok hari mengalami kejadian yang sama, yaitu susah dibangunin dan buru-buru ke sekolah.

Berkomunikasi menjadi pilihan terbaik ketika kita sedang ada masalah. Iya, anak-anak sampai menolak sarapan, bagi kami adalah masalah. Apa yang harus dilakukan orang tua atau apa yang harus dilakukan anak-anak, kami saling introspeksi. Perkara menonton acara Televisi di pagi hari saja kadang menjadi salah satu pemicu malas sarapan. Masya Allah ya, Bun. xixixi. Makanya, kami harus punya trik bagaimana supaya perut mereka tetap terisi makanan setidaknya punya "bekal" untuk belajar hingga waktu istirahat nanti.

Kenalin! Ini FOCA Sachima, Snack Sehat Cocok untuk Sarapan Praktis.

Anak-anak mana yang tidak suka melihat snack atau makanan ringan? Mereka kalau bad mood dikasih snack sudah pasti happy. Apalagi ini snack-nya bisa buat sarapan, ya. Mereka senang, saya pun sebagai Ibu juga tak kalah senangnya. Eits, emang ada snack yang bisa buat sarapan? Yuk, kenalan dulu dengan FOCA Sachima!

FOCA Sachima atau Kue Sachima adalah jenis makanan ringan atau kue tradisional yang berasal dari China. Mungkin belum banyak yang tahu snack yang satu ini, padahal ini bukan kue baru, lho. Kue Sachima diyakini berasal sejak masa Dinasti Yuan dan Ming yang mana kue ringan ini dijadikan sebagai kue persembahan ritual kerajaan Dinasti Yuan dan Ming.

Kue ini terus berkembang menjadi makanan ringan yang unik dengan rasa dan metode pembuatan yang berbeda, tetapi masih mempertahankan beberapa ciri dari ketika pertama kali muncul di China.

Varian Rasa FOCA Sachima Produk PT. AISA FOOD INDUSTRY.

FOCA Sachima diproduksi dengan menggunakan teknologi modern, serta bahan pokok yang berkualitas premium. Lebih dari itu, proses quality control produk ini sangat ketat sehingga menciptakan kekuatan produk yang tahan lama dengan expired date up to 6 months. Tentunya FOCA Sachima ini sudah bersertifikat Halal (ID00410019000890624) dan BPOM (P-IRT 2053328050928).

Produk kue ringan yang khas ini tersedia dalam lima varian rasa, yaitu Karamel, Stroberi, Coklat, Kismis dan Original. Kebetulan anak-anak saya suka semua rasa. Favoritnya Kecemut yaitu rasa Coklat. Sedangkan Wildan, dia suka banget Caramel dan Kismis. Kalau saya dan suami, semua menjadi favorit. Hahaha.

Meskipun metode pembuatannya dan resepnya bisa bervariasi di berbagai daerah, namun pada dasarnya sachima terbuat dari tepung terigu, gula, bahan perekat seperti madu atau sirup gula, dan tambahan topping sebagai penambah rasa. Sachima yang bertekstur lembut ini sangat cocok dihidangkan dengan minuman teh, susu maupun kopi.

Yuk, Cobain FOCA Sachima! Kue Lembut yang Cocok Banget Buat Sarapan.

Banyak orang masih menganggap remeh sarapan, padahal kita semua tahu begitu banyak manfaat sarapan pagi. Iya, sarapan bukan hanya bikin perut kenyang, tapi juga berdampak baik untuk kesehatan dan produktivitas kita sepanjang hari. 

Saya bersama keluarga sudah mencoba kelima varian rasa dari FOCA Sachima. Kue ini masuk banget di daftar rekomendasi snack untuk sarapan. Apalagi kita tahu kandungan komposisinya, ini bukan sekadar snack biasa. Omong-omong, anak-anak saya lebih suka menikmati kue lembut ini dalam keadaan sedikit crunch dengan dimasukkan ke dalam kulkas terlebih dahulu.

Jadi, yuk mulai biasakan sarapan setiap hari. Pilih menu sarapan yang praktis tapi tetap menyehatkan seperti FOCA Sachima. 😊 Kue yang dijual di warung atau toko terdekat ini harganya cuma Rp 2000-an. Buat yang suka belanja online, kalian bisa beli juga di Shopee, ya. Link pembeliannya langsung klik saja link button di bawah ini, ya!

Sarapan pagi lebih praktis dengan kue lembut yang menyehatkan. Yuk, jangan lupa follow atau hubungi media sosial @focasachima untuk tahu informasi produknya, ya

Produk Foca Sachima
e-Commerce Shopee
Harga
Share
Tweet
Pin
Share
15 komentar

5 Ide Hadiah untuk Anak Setelah Menyelesaikan Ujian Semester - Hello, Parents! Alhamdulillah Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) sudah selesai ya, Bun. Mari kita sejenak meluruskan boyok dan rileks untuk me time atau mengajak anak dan keluarga bersantai menikmati libur akhir semester. Hihihi. Yaps! Setelah tujuh hari lebih mendampingi anak belajar lebih intens untuk menghadapi ASAS, otot-otot kita butuh dilenturkan kembali kan ya, Bun. ðŸ˜‚

ide hadiah untuk anak setelah ujian akhir semester

Tidak tahu kenapa, saya lebih suka dengan istilah UAS dari pada ASAS. Seperti ini lah ciri-ciri orang susah move on. Hahaha. Saat akan menghadapi ujian akhir semester, sebagian besar orang tua mendampingi anak-anak untuk belajar lebih sungguh-sungguh lagi dengan harapan akan mendapatkan nilai bagus. Belajar menjadi salah satu bentuk ikhtiar untuk mewujudkan harapan tersebut.

Nah, setelah seminggu belajar lebih keras, mereka pasti butuh sesuatu untuk menyegarkan pikiran. Memberikan reward atau hadiah setelah ujian menjadi salah satu cara yang tepat karena tidak hanya bikin anak senang, tapi juga bisa jadi bentuk apresiasi atas usaha mereka. 

Tips Memberikan Reward yang Efektif.

Sesuaikan dengan Usia Anak.
Anak kecil biasanya lebih senang dengan reward sederhana seperti pujian atau pelukan, sementara anak yang lebih besar mungkin lebih menghargai hadiah seperti buku atau barang lainnya yang mereka.

Jangan Berlebihan.
Reward yang terlalu berlebihan bisa membuat anak kehilangan motivasi intrinsik. Pastikan mereka tetap belajar menghargai proses.

Berikan Reward yang Bermakna.
Pilih reward yang relevan dengan usaha yang mereka lakukan. Misalnya, hadiah alat gambar untuk anak yang suka menggambar. Memberikan hadiah sesuai dengan kebutuhan mereka akan menjadi sangat bermakna dan bernilai.

5 Ide Hadiah untuk Anak Setelah Menyelesaikan Ujian Akhir Semester.

Kira-kira apa hadiah yang cocok untuk anak-anak yang telah menyelesaikan UAS? Yuk, simak 5 ide hadiah seru yang bisa diberikan untuk mereka!

1. Mainan atau yang Menjadi Hobinya.

Anak-anak pasti suka kalau dapat hadiah yang bisa mereka gunakan sehari-hari. Sebelumnya, kita bisa memperhatikan pelan-pelan kira-kira untuk saat ini apa yang sedang mereka butuhkan atau mereka inginkan. Entah mainan atau barang lainnya, ketika kita membelikan sesuai kebutuhan, pasti mereka akan senang sekali,

Reward ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga bisa edukatif dan menyesuaikan dengan hobi anak-anak.

2. Liburan Kecil-Kecilan.

Libur sekolah memang identik dengan liburan atau mengunjungi tempat yang menjadi favorit anak-anak. Siapa, sih, yang tidak suka liburan? Liburan tidak perlu jauh-jauh ke luar kota, kok. Cukup ajak anak ke tempat wisata terdekat seperti taman bermain, playground atau bahkan staycation di hotel yang punya kolam renang seru. 

Liburan kecil ini bisa jadi momen refreshing yang menyenangkan untuk mereka setelah ujian yang melelahkan. Pilih destinasi sesuai dengan minat anak, misalnya kebun binatang untuk yang suka hewan, taman air untuk yang suka bermain air, atau buat anak-anak yang sudah besar bisa mencoba traveling sesuai minat. 

3. Ajak Mereka ke Tempat Makan Favorit.

Reward tidak harus berupa barang, lho. Mengajak anak makan di restoran favorit mereka atau mencoba tempat makan baru yang punya menu menarik bisa menjadi pilihan hadiah istimewa. Pilihan seperti restoran all-you-can-eat atau kafe dessert biasanya jadi favorit anak-anak.

Selain sebagai bentuk hadiah, mengajak makan di tempat favorit anak-anak bisa menjadi momen bonding keluarga. Anak pun bisa merasa spesial karena diberikan pilihan. Pokoknya, mau makan apa saja boleh! Pilih semau kalian!

4. Waktu Berkualitas Bersama Orang Tua

Seringkali, anak hanya ingin perhatian penuh dari orang tua sebagai bentuk penghargaan. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama seperti memasak, bermain board game, atau sekadar jalan-jalan sore. Kebersamaan ini akan jadi hadiah yang bermakna bagi mereka. Apalagi buat keluarga yang Ayah dan Ibunya bekerja di luar rumah, akan menjadi hadiah spesial buat mereka. 

Pastikan aktivitas yang dilakukan adalah sesuatu yang bisa anak nikmati. Kita sebagai orang tua mengikuti kemauan anak dan masuk ke dalam dunia mereka.

5. Waktu Bermain Gadget yang Lebih Lama.

Biasanya, selama ujian, waktu bermain gadget anak dibatasi supaya bisa lebih fokus belajar. Nah, sebagai reward, kita bisa memberikan mereka "hari bebas" untuk bermain game atau menonton film di gadget mereka. Pastikan tetap ada batasan waktu, ya, supaya mereka tidak lupa aktivitas lainnya.

Jika memang perlu, kita dampingi anak saat bermain gadget agar tetap aman dan terkontrol. Pilihan lain, kita bisa join bermain game bersama anak-anak dan memberikan voucher game sesuai kebutuhannya. Kita bisa melakukan top up game melalui aplikasi #BRImo dari BRI karena #BRImoMudahSerbaBisa serta banyak cashback yang bisa kita dapatkan saat melakukan top up.

BRI FSTVL

Dapatkan cashback 50% maksimal 10 ribu setiap pembelian voucher game yang berhasil dengan BRImo. Promo ini berlaku untuk setiap pengguna BRImo yang pembeliannya masuk dalam kuota mingguan (250 transaksi/minggu) selama periode program. 

Detail Promo: 

  • Periode Promo: 8 Maret hingga 21 April 2024;
  • Cashback: 50% maksimal 10 ribu Cashback akan diberikan setelah periode berakhir (maksimal 14 hari kalender);
  • Cashback akan dikirimkan ke nomor rekening BRImo yang digunakan untuk bertransaksi;
Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mendapatkan cashback spesial setiap pembelian voucher game dengan BRImo. Kita juga bisa mendapatkan promo bonus voucher streaming BRImo Android. Yaps! Nikmati promo spesial untuk pengguna BRImo Android. Dapatkan bonus voucher streaming untuk layanan favoritmu dengan melakukan transaksi pembelian minimal satu bulan. Promo ini berlaku untuk layanan berikut: YouTube Premium, Viu, Spotify, Video, WeTV, dan Mola.

Setelah mendapatkan cashback, jangan lupa ikutan #BRImoFSTVL karena sangat #BerlimpahHadiah dan kita bisa mendapatkan kesempatan untuk raih Rp 100.000 yang merupakan hadiah langsung di BRImo FSTVL.

FYI, BRImo FSTVL 2024 untuk seluruh nasabah Tabungan BRI pengguna Super Apps BRImo dimulai dari 1 Oktober 2024-31 Maret 2025. Melalui BRImo FSTVL ini, BRI memberikan apresiasi serta pengalaman kepada seluruh nasabah yang terus meningkatkan saldo serta memperbanyak transaksi menggunakan BRImo, Kartu Debit dan Kartu Kredit BRI. Lebih dari itu, nasabah BRI bisa mendapatkan Kita juga bisa menangkan hadiah undian BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, dan kendaraan bermotor Vespa Primavera. Download BRImo sekarang, tingkatkan transaksi di BRImo FSTVL 2024!

Memberikan reward bukan berarti memanjakan anak ya, Bun. Ini adalah cara untuk mengapresiasi usaha mereka dan memotivasi mereka agar lebih semangat di masa depan. Anak-anak kadang butuh merasa dihargai atas usaha yang mereka lakukan, sekecil apa pun itu. Dengan memberikan reward, kita menunjukkan bahwa kita menghargai kerja keras mereka. 

Pemberian reward juga mengajarkan anak tentang konsep usaha dan hasil. Melalui reward, anak-anak belajar bahwa setiap usaha yang mereka lakukan akan membawa hasil. Konsep ini penting untuk dipahami sejak dini, karena akan membentuk pola pikir yang positif hingga mereka dewasa. Pastikan reward yang diberikan juga sesuai dengan usia, minat, dan kebutuhan anak supaya lebih bermanfaat.


Terpenting, jangan terlalu sering memberikan reward dalam bentuk materi, karena bisa membuat anak berpikir bahwa semua usaha harus dibayar dengan sesuatu yang konkret. Seimbangkan dengan reward berupa pujian atau perhatian. Ini akan sedikit membuka pengetahuan anak tentang arti hadiah.

Nah, dari kelima ide di atas, mana yang paling cocok untuk si kecil di rumah? Apa pun pilihannya, yang penting reward tersebut bisa membuat mereka merasa dihargai atas kerja kerasnya. Semangat terus untuk mendampingi anak belajar ya, Parents! 😊

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Bermain LEGO; Petualangan Kreatif Bagi Si Kecil - Buat saya, Lego ini permainan penuh kejutan. Yaps, ini yang sering saya rasakan ketika mendampingi dan turut bermain lego bersama anak-anak. Jujur, imajinasi saya sangat terbatas ketika bermain Lego. Bisa dibilang kalah dengan anak-anak. Padahal kalau dari sisi pengetahuan sudah tentu orang tua lebih banyak tahu bongkahan Lego mau disusun menjadi model apa saja. Tetapi pada kenyataannya anak-anak lebih jago menyusunnya. ðŸ˜‚

Alat permainan bongkah plastik kecil ini sangat familier di kalangan anak-anak atau remaja, nggak pandang laki-laki ataupun perempuan. Hanya saja yang lebih sering memainkan Lego adalah anak laki-laki. Terjadi juga di keluarga kami yang aktif bermain Lego adalah Wildan, anak kedua kami. Padahal kami membelikan Lego untuk mereka saat usianya masuk tiga tahun. Iya, sama-sama di usia tiga tahun. Namun kami melihat kalau Wildan sangat menyukai bongkar pasang dan menyusun Lego ketimbang Mbaknya.

Saya sangat senang melihat anak-anak bermain Lego. Mereka lebih kreatif. Benda apa saja yang mereka temui biasanya langsung diaplikasikan dengan Lego. Nggak hanya mobil, robot, pesawat dan bangunan saja, tetapi juga candi, gunung, hewan, dan model lain yang sekiranya bisa dia buat.

BERMAIN LEGO; PETUALANGAN KREATIF BAGI SI KECIL
menyusun balok lego...

Manfaat Bermain LEGO untuk Si Kecil.

Lego memang bukan hanya sekadar mainan biasa. Di balik kegiatan menyusun balok-balok kecil ini, tersembunyi manfaat luar biasa bagi perkembangan anak-anak. Mari kita jelajahi dunia kreatif Lego!

1. Stimulasi Kreativitas Tanpa Batas.

Bermain Lego seperti membuka pintu menuju dunia tanpa batas bagi imajinasi anak-anak. Dengan Lego, anak-anak dapat menjadi arsitek, insinyur, atau bahkan astronot! Mereka bisa membangun istana, pesawat ruang angkasa, atau bahkan kota impian mereka sendiri. Tak ada batasan untuk apa yang bisa mereka ciptakan. Inilah yang membuat Lego sangat spesial di mana imajinasi anak-anak bisa berkembang tanpa batas.

2. Pengembangan Keterampilan Motorik Halus.

Saat anak-anak menyusun balok-blok Lego yang kecil, mereka sebenarnya sedang melatih keterampilan motorik halus mereka. Mengambil balok-blok yang kecil dan menempatkannya dengan presisi membutuhkan koordinasi yang baik antara mata dan tangan. Ini adalah latihan yang sangat bagus untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari, seperti menulis, menggambar, atau mengancingkan kancing baju.

3. Pembelajaran Kolaboratif dan Problem Solving.

Ketika anak-anak bermain Lego bersama anggota keluarga atau teman-teman, mereka belajar untuk berkolaborasi dan memecahkan masalah bersama-sama. Mereka belajar berbagi ide, mendengarkan pendapat orang lain, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ini adalah pelajaran berharga yang akan membantu mereka di sekolah dan juga di kehidupan sehari-hari ketika mereka tumbuh dewasa.

main lego menyenangkan..

4. Memupuk Kreativitas dalam Pemecahan Masalah.

Setiap set Lego datang dengan petunjuk untuk membangun model tertentu, tetapi sebagian besar waktu, anak-anak lebih suka membangun sesuatu yang mereka impikan. Ini membutuhkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Mereka harus mencari tahu bagaimana menggunakan balok-blok yang mereka miliki, dan bagaimana mewujudkan impian si mereka menjadi kenyataan. Proses ini mengajarkan mereka untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan.

5. Belajar Kesabaran dan Ketekunan.

Membangun sesuatu dengan Lego membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Terkadang, mereka mungkin mengalami kesulitan atau membuat kesalahan, tetapi dengan bertahan dan mencoba lagi, mereka bisa mencapai tujuan mereka. Ini adalah pelajaran berharga, apalagi jika dalam kehidupannya kelak.

Bermain LEGO Online. Berikut Rekomendasi Game Lego untuk Si Kecil.

Bermain Lego sangat membantu anak-anak untuk jauh dari gadget. Namun kalau anak-anak sudah tumbuh besar, biasanya mereka akan lebih eksplore dengan permainan yang mereka suka, seperti permainan Lego. Ketika mereka sudah mengenal game online, selain bermain lego dalam bentuk balok, mereka juga akan mencari permainan lego online yang dapat dimainkan di smartphone atau laptop.

Berikut ini, saya rekomendasikan game Lego untuk si kecil yang dapat meningkatkan kreativitasnya dalam menyusun balok-balok secara online dan mungkin bisa juga diaplikasikan saat dia sedang bermain Lego offline.

LEGO bermanfaat untuk anak-anak
jangan lupa terus bangun dan ambil pajaknya...

LEGO City Adventures Build And Protect.

Game dengan judul LEGO City Adventures Build and Protect. Ceritanya, dalam petualangan kota LEGO ini, pemain membantu Walikota Solomon Fleck membangun kota LEGO menggunakan berbagai bangunan yang menghasilkan pendapatan pajak yang dapat digunakan untuk membantu membangun seluruh kota. Pajak yang kita hasilkan ini, nanti bisa kita gunakan untuk membangun kota sesuai dengan visi kita.

Yuk, simak cara bermain LEGO City Adventures Build and Protect yang mengharuskan kita untuk lebih teliti dan bersabar dalam memainkannya supaya bisa mendapatkan banyak pajak!

  1. Bangun gedung-gedung yang diperlukan untuk menciptakan kota metropolitan yang berkembang.
  2. Gali minipiece tersembunyi yang dapat digunakan untuk membangun tipe bangunan unik yang tersedia di setiap zona.
  3. Kumpulkan pajak dari setiap bangunan untuk mendanai pengembangan lebih lanjut dan  penggalian lebih lanjut.
  4. Setiap bangunan mengharuskan kita memiliki tabungan LEGO yang cukup untuk membelinya bersama dengan minipiece yang dibutuhkan.
  5. Buka kunci masing-masing dari enam zona kota dengan mengisi setiap zona dengan 25 bangunan.
  6. Setiap zona memiliki kepingan LEGO dan tipe bangunan uniknya sendiri dengan jadwal penghasilannya sendiri.
  7. Pastikan setiap zona memiliki setidaknya satu kantor polisi dan pemadam kebakaran sehingga kita dapat melindungi warga.
  8. Padamkan api dan hentikan perampokan untuk mendapatkan hadiah tambahan.

Sebelum anak-anak memainkan game ini, saya sudah mencobanya terlebih dahulu. Permainan ini membutuhkan pemahaman supaya kita mendapatkan goal sesuai target. Saya sebagai orang tua, awal memainkan game ini cukup kewalahan. Tepatnya agak bingung. Hahaha. Tapi setelah memahami step by step game online ini, ternyata mudah dan asyik banget. Apalagi saat kita bertugas sebagai pemadam kebakaran, berasa ngos-ngosan untuk memadamkan apinya. Hahaha.

City Builder.

Berbeda dengan game online LEGO City Adventures Build and Protect yang membutuhkan kekuatan penuh, game City Builder ini lebih mudah dimainkan. Kita harus fokus dan teliti karena kita diminta untuk menyusun lego untuk membuat menara. Kita sebagai pemain harus menyusun balok dengan rapi untuk mendapatkan nilai yang sempurna. 

permainan city builder
jatuhkan LEGO tepat di atas lantai...

Yuk, simak cara bermain City Builder atau permainan susun menara sederhana.

  1. Tekan tombol mulai di layar selamat datang untuk memulai permainan.
  2. Pilih lokasi bangunan di peta untuk mulai membuat bangunan.
  3. Balok satu per satu akan turun ketika kita pilih waktu turun, sehingga setiap balok akan turun di atas lantai sebelumnya.
  4. Kita dinyatakan kalah jika bangunan itu runtuh.
  5. Jika gagal, kita dapat memutar ulang bangunan.
  6. Tetapkan atap di setiap bangunan dan pastikan waktu jatuh balok cukup untuk mencapai sasaran total titik bangunan.
  7. Pilih lokasi lain di peta untuk menumpuk menara berikutnya.

Kita harus mendapatkan lebih banyak poin untuk pengaturan waktu yang tepat dan poin tambahan untuk pengaturan waktu yang tepat pada penurunan lantai atau balok. Perkiraan untuk menjatuhkan balok ini betul-betul membutuhkan ketelitian. Kita akan mendapatkan nilai banyak jika bisa menjatuhkan balok tepat di atas balok di bawahnya, tidak miring.

Permainan Lego online di atas aku dapatkan dari situs mortgagecalculator.org/money-games/. Meskipun situs tersebut terutama berfokus pada uang dan keuangan, namun memiliki banyak kategori permainan dan lusinan permainan yang tersedia. Kita dapat memilih game sesuai dengan minat untuk kemudian dimainkan berama anak-anak atau merekomendasikannya kepada anak-anak, saudara atau teman-teman.

Kenapa merekomendasikan Game Online di mortgagecalculator.org? Karena game online yang sangat nyaman dimainkan di laptop sebagian besar adalah game edukasi dan cocok untuk Si Kecil, seperti game LEGO di atas.

Yuk, berikan anak-anak kesempatan untuk merasakan keajaiban dunia LEGO. Melalui LEGO, mereka dapat menjadi siapa pun yang mereka impikan!

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Menyiapkan kebutuhan sekolah untuk anak selalu seru ya, Parents. Kali ini kami dapat merasakan keseruannya karena saya dan suami memutuskan melibatkan anak untuk membeli apa saja yang dibutuhkan ketika dia masuk kelas satu Sekolah Dasar (SD).

Melibatkan Anak Untuk Membeli Kebutuhan Sekolah

Berbeda saat dia masih TK, saya sendiri yang memenuhi kebutuhan sekolahnya tanpa konfirmasi atau meminta pendapat Kecemut sebelum membelinya. Rasanya masih terlalu dini jika memintanya untuk memilih barang-barang yang dia butuhkan.

Ini kali pertama saya melihat antusias Kecemut mencari barang-barang yang akan dia gunakan saat sekolah nanti. Kurang lebih satu bulan sebelum masuk sekolah, saya meminta dia untuk menyebutkan kira-kira apa saja yang dibutuhkan untuk sekolahnya. Dia pun mulai mebayangkan saat berangkat sekolah nanti akan menggendong tas baru yang menjadi pilihannya. Mulai dari sini, saya melihat ada semangat untuk ke sekolah. Maklum, siswa baru dengan peralatan sekolah serba baru. Kita semua pernah merasakan ya, Bun. 😆

Namun, sebelum melibatkan anak untuk membeli kebutuhan sekolah, ada beberapa hal yang harus dilakukan supaya nantinya dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Apa Saja yang Harus Dilakukan Sebelum Membeli Kebutuhan Sekolah? 

Membuat Daftar Kebutuhan Sekolah.

Yang pertama saya lakukan yaitu membuat daftar kebutuhan sekolah. Ini di luar biaya pendaftaran atau atribut berupa identitas sekolah, seperti seragam identitas sekolah, kaus olahraga, kaus kaki, sabuk, dll. 

Tentu ada banyak barang yang dibutuhkan karena Kecemut adalah siswa baru. Pelan-pelan saya meminta Kecemut untuk menyebutkan satu per satu barang yang sekiranya dibutuhkan untuk sekolahnya. Sejauh ini dia baru bisa menyebutkan alat tulis dan tas sekolah. Untuk sepatu, dia memilih untuk menggunakan sepatu pas dia TK. Tapi setelah saya beri tahu bahwa ada kentuan wajib menggunakan sepatu warna hitam, dia pun ingin membeli sepatu yang seperti punya Ibuk, model pantopel. 🤣

Saya juga mengarahkannya untuk menuliskan barang yang sekiranya harus segera dibeli, seperti seragam merah putih dan pramuka. Karena seragam ini tidak masuk paket pendaftaran,  saya masukkan ke dalam daftar kebutuhan prioritas. Apalagi saya memilih untuk menjahit seragam tersebut, tidak membeli berupa seragam siap pakai. Setidaknya, dengan melibatkannya dalam membuat daftar kebutuhan barang, anak bisa belajar identifikasi barang kebutuhan.

Membuat Rencana Anggaran.

Anak SD mana tau rencana anggaran ya, Bun. Hahaha. Bukan, bukan berarti anak diminta membuat rencana anggaran, kok. Kami hanya melibatkannya saja. Usia kurang lebih 7 tahun tentu belum mampu budgeting dan belum tahu harga barang kebutuhan sekolah yang akan dibeli.

Saya membuat anggaran dengan melihat harga barang di e-commerce. Kecemut juga turut melihat barang yang kira-kira akan dibeli lengkap dengan harganya. Kami menganggarkan dua kali lipat harga utnuk alat tulis karena tahu sendiri harga di e-commerce kadang miring banget. Beda dengan harga beli di toko offline. 🙈

Mengajak Anak Berdiskusi Jika Terdapat Perbedaan.

Bukan hal yang mustahil ada perbedaan pendapat antara anak dan orangtua saat hendak membeli barang kebutuhan sekolah, sekalipun si anak ini masih usia tujuh tahun. 😆 Justru ini kerap terjadi. Mau di tempat umum atau di rumah jika beli secara online. Anak ingin beli yang lucu-lucu tanpa tahu kualitas barang, ibu ingin belikan yang lucu-lucu juga tapi dengan melihat kualitas barang.

Saatnya mengajak anak berdiskusi! Ngobrol pelan-pelan untuk mendapatkan mufakat. Pastikan anak merasa lega dan dapat menerima ya, Bun. Karena bagaimana pun anak yang mau menggunakan barang-barang tersebut. Turunkan sedikit ego jika anak memang tetap pada pendiriannya ya, Bun. Banyak-banyak istighfar. 🤭

Kenapa Memutuskan Melibatkan Anak Untuk Membeli Kebutuhan Sekolah?

Sebagai orangtua, tentu kami banyak belajar dari anak-anak. Kami menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih penyabar, lebih tanggungjawab, lebih bijaksana, pokoknya yang serba lebih itu ada yang datang karena anak-anak dan sebagian datang karena kondisi.

Namun terlepas dari itu, kami ingin anak-anak juga paham dengan situasi, setidaknya mereka mengerti dengan apa yang kami sampaikan meskipun sekelumit saja karena itu bisa menjadi bekal sebagai kebiasaan.

Lebih dari itu, melibatkan anak dalam berbagai aktivitas yang bisa dilakukan bersama, khususnya membeli kebutuhan sekolah, mereka bisa belajar perencanaan sejak dini termasuk belajar budgeting. Tidak ada salahnya mengajarkan anak kelas 1 SD untuk mulai menata apa yang menjadi kebutuhannya ya, Bun.

Terus Libatkan Anak Untuk Kegiatan yang Dapat Mereka Jangkau.

Jangan pesimis atau berkecil hati ya, Bun. Karena meskipun mereka masih kecil, kalau sudah bisa diajak ngobrol insya Alloh akan paham. Dan kalau hal-hal baik yang kita sampaikan bisa menjadi kebiasaan, ini akan sangat amat banget meringankan tugas kita sebagai orangtua. 😘 

Jangan bosan untuk terus melibatkan anak untuk kegiatan yang sekiranya dapat mereka jangkau. Pun jangan lupa untuk bertanya kepada mereka, apakah mereka nyaman atau tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Yaaa....siapa tahu mereka sebenarnya terpaksa ikut bergabung, kan kasihan. 😊 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Ngobrolin uang jajan anak SD sepertinya seru juga, nih. Postingan kali ini terinspirasi dari anak perempuan saya yang saat ini duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar (SD). Sore itu, kami sedang deep talk perihal aktivitas yang dia lakukan selama di Kolam Renang Cangkring. Saya pernah menuliskan tentang Jasmine yang saat itu pergi ke Cangkring bersama teman-temannya tanpa didampingi orang tua.

Boleh dibaca lagi tentang Anak Usia 6 Tahun Pergi Renang Tanpa Orang Tua. Langsung Viral!

Berbicara dari hati ke hati kerap kami lakukan. Meskipun kami setiap hari bertemu tapi karena saya bekerja dan sampai rumah kira-kira pukul 17.00 WIB, rasa-rasanya waktu buat ngobrol bareng anak-anak kurang banget. Kebetulan saat deep talk beberapa bulan yang lalu, Jasmine sempat menyinggung uang jajan. Dia bertanya, kenapa uang jajan dia dan teman-teman tidak sama? Baik di sekolah maupun di rumah. Menarik banget untuk dibahas, bukan? ðŸ¤­

uang jajan anak SD

Mengajak Anak Untuk Membedakan Antara Kebutuhan Atau Nafsu Belaka?

"Ibu, aku harus bawa bekal setiap hari. Kata Bu Guru, enggak boleh jajan di kantin sekolah." 

Saya masih ingat ketika Jasmine menyampaikan perihal harus membawa bekal saat sekolah. Tentu saya respek pada sekolah yang memberlakukan aturan harus membawa bekal setiap harinya. Dulu, saat dia masih TK juga wajib membawa bekal dari rumah. Artinya, ini sangat membantu anak-anak untuk belajar tidak konsumtif di sekolah sejak usia dini. Maksudnya tidak banyak beli jajan di sekolah. Saya masih ingat sebelum pandemi banyak banget orang yang jualan jajan dan standby di dekat pintu masuk sekolah. Mungkin jika diberi uang jajan Rp 10 ribu setiap harinya akan habis. Ya hitung saja, sekali "nemplok" di satu jajan saja minimal Rp 2 ribu. Betul, kan?😆

Jujur, saya sempat merasa sedih ketika Jasmine bercerita ada beberapa teman sekolahnya yang diberi uang saku Rp 10 ribu tiap harinya. Ada juga yang sudah membawa bekal tapi masih diberi uang saku Rp 5 ribu tiap harinya. Saya melihat ekspresinya ketika sedang bercerita, tuh, seolah-olah matanya berbicara jika uang sakunya ingin ditambah. Hahaha. Saya jadi penasaran, siapa saja yang uang sakunya lebih dari lima ribu. Kebetulan saya cukup paham satu per satu temannya, hafal juga rumahnya jauh atau dekat dengan sekolah. Saya pun bertanya kepada Jasmine, barangkali ingin ditambah uang jajannya untuk di sekolah.

Ternyata jawabannya IYA! ðŸ™ˆ

Sebelum saya ketok palu untuk menambahkan uang jajan di sekolah, saya tanyakan jajan apa saja yang sering dia beli di kantin sekolah? Ternyata tidak jauh dari jajanan yang kerap dia beli saat di rumah. Padahal di kantin sekolah ada jajanan sehat home made, lho. Tapi namanya anak-anak kan kebanyakan pilih yang gurih asin kriuk-kriuk, ya. ðŸ˜„

Tapi yang perlu diketahui, nih, karena saat jam istirahat anak-anak makan bekal yang dibawa dari rumah, perut insya allah sudah kenyang. Apalagi saya lebih sering membawakan Jasmine bekal nasi dan lauk sesuai requestnya, dipastikan kenyang karena bekalnya habis. Ini semoga habis karena dimakan beneran, ya. Hahaha. 

Obrolan kami dengan topik uang jajan terus berlanjut. Saya mencoba berpendapat dan mengajaknya untuk berpikir ringan tentang uang jajan. Kali ini tidak hanya uang jajan di sekolah tapi juga di rumah. Saya sampaikan jika saat masih SD kelas 1 uang jajannya Rp 5 ribu setiap harinya, berarti kalau kelas 2, 3, 4, 5, 6, kira-kira berapa, dong? Masih disamakan atau tidak? Eh...dia malah menghitung sendiri kalau nanti kelas 6 bakal dapat uang saku Rp 30 ribu setiap harinya. Duduh, enak aja!😆 

Apa saja yang diminta anak-anak tidak harus dituruti semuanya kan ya, Bun. Apalagi yang berhubungan dengan uang keluar, orang tua harus lebih hati-hati dan tegas dalam memberikan pengertian kepada mereka agar nantinya bisa menjadi kebiasaan baik. Berikan pemahaman yang sekiranya dapat diterima oleh akalnya, karena pada anak usia dini masih sering ikut-ikutan temannya. Mereka juga harus pelan-pelan belajar membedakan antara kebutuhan atau nafsu belaka saat hendak membeli jajan.

Kadang ada lho, anak yang baru saja makan tapi dengar ada tukang sate lewat depan rumah, mereka minta dibelikan. Eh...sudah dibelikan cuma dimakan satu atau dua tusuk saja. Ehem...jatah Ibunya menghabiskan, ya! Belum lagi ketika melihat temannya beli jajan apalah-apalah, dia ingin membelinya juga. 🤭Entah bagian dari rasa penasaran atau nafsu belaka, usahakan ada komunikasi sebelum membelinya.

Pentingkah Memberikan Batasan Uang Jajan Kepada Anak?

Anak SD sudah bisa belajar budgeting lho, Bun. Tapi namanya masih belajar kadang ada saat-saat dia lupa atau belum bisa kontrol penuh. Contohnya, diberi uang jajan Rp 5 ribu untuk satu hari, eh...dihabiskan pas di Sekolah. Terus, saat di rumah ingin jajan bingung atau merengek minta ditambah uang jajannya. Mintanya sambil minta maaf dan meluk-meluk Ibunya, lho. Tapi karena tau Ibunya lagi bad mood,  dia ganti nempel Ayahnya atau Mbahnya. Sudah pasti runtuh pertahanan kerajaan Sriwijaya karena kalau nempel Mbahnya kadang dapatnya lebih.🤭 Tapi jangan pantang menyerah, Bun! Tetap perketat penjagaan dan kuatkan hati. 😂

Mulai usia 6 Tahun, Jasmine sudah mulai saya bekali dengan belajar budgeting. Alhamdulillah sejauh ini aman banget dengan budget Rp 5 ribu per hari. Namun sebagai Ibu yang masa kecilnya selalu dimanja orang tua, peraturan saya tidak seketat keputusan presiden. Pemberiah uang jajan memang ada peraturan tersendiri dan terpisah. ðŸ¤­ Namun. ada hari-hari di mana saya memberikan semacam bonus. Ada juga hari-hari di mana kami bersepakat untuk jajan bersama, jajan sesuai dengan apa yang sedang diinginkannya, pokoknya ada waktu untuk dia dapat menikmati jajan apa saja. Kalau dihitung mungkin pengeluaran akan sama dengan teman-temannya yang diberi uang jajan Rp 10 ribu per hari. Tapi saya merasa cara ini paling aman -versi saya-, untuk membiasakan diri supaya tidak jajan yang hanya sekadar nafsu belaka.

Bagi saya, memberikan batasan nominal uang jajan kepada anak sejak usia dini sangat penting. Dengan begitu, mereka akan lebih hati-hati dalam mengeluarkan uang dan tidak boros. Dan jika sudah bisa menjadi suatu kebiasaan sejak usia dini, orang tua akan merasa lebih aman nantinya. Rasa khawatir pun sangat minim karena sudah terbentuk perilaku dan kebiasaan mengelola keuangan ketika memasuki usia dewasa.

Lebih dari itu, literasi keuangan menjadi penting untuk ditanamkan sejak usia dini karena pengetahuan dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan sebagai suatu budaya baik, seperti mengenal makna uang, kebiasaan menabung, hingga mendahulukan kebutuhan dari keinginan hingga nilai-nilai berbagi.

Uang Jajan Anak SD Terlihat Sepele, Tapi Nilainya Cukup Lumayan.

Pandemi memang tidak hanya memberikan dampak negatif bagi kehidupan, namun banyak juga pelajaran atau hikmah yang dapat diambil dari adanya wabah virus Corona. Salah satunya orang tua harus membawakan bekal atau jajan untuk anak-anak dengan harapan apa yang dikonsumsi mereka adalah makanan dan minuman yang higienis. Artinya, jatah uang jajan mereka bisa jadi berkurang.

Jika mau mulai berhitung, nilai uang jajan anak SD nilainya cukup lumayan, lho. Hitung saja jika diberi jatah uang jajan Rp 5 ribu tiap harinya, sudah termasuk jajan di sekolah dan di rumah, orang tua harus menyediakan uang Rp 150 ribu per bulan. Ini baru satu anak, ya. Kalau ada tiga anak? Ratusan ribu rupiah, kan.😂

Pengeluaran untuk jajan anak memang tidak boleh disepelekan. Sekecil apapun nominalnya, anak-anak harus terus dibekali atau belajar literasi keuangan meskipun masih usia dini supaya kelak dapat mencapai financial freedom.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Anak Menangis Sampai Tantrum - Mempunyai dua anak dengan jenis kelamin yang berbeda sungguh membuat saya harus semakin kuat. Ah, jadi ingin calling buat Ibu-ibu yang di rumah sudah punya anak sepasang, nih. Kira-kira suasana rumah lebih sering hening atau kerap ramai yang kadang berujung tangisan karena berebut sesuatu? 😆


Ceritanya, Wildan belum lama ini menangis yang sampai heboh banget. Menangis sambil teriak-teriak. Saya masih beruntung karena dia tidak menyakiti dirinya, tidak lempar barang-barang, dan tidak berusaha untuk mengurung diri. Ehem..apakah dia sedang mengalami tantrum?

Tantrum adalah perilaku yang umum terjadi pada anak-anak kecil. Salah satu bentuk tantrum yang sering terlihat adalah menangis hingga tantrum. Menangis adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka, tetapi ketika menangis berubah menjadi tantrum yang keras dan tidak terkendali, dapat menimbulkan tantangan bagi orang tua dan pengasuh.

Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang tantrum dan bagaimana menangis sampai tantrum mempengaruhi anak-anak, serta memberikan beberapa tips tentang cara menghadapinya.

Apa itu tantrum?
Tantrum adalah respons emosional yang kuat dan tidak terkendali yang biasanya ditunjukkan oleh anak-anak ketika mereka merasa frustrasi, marah, atau tidak puas. Tantrum dapat melibatkan perilaku seperti menangis, berteriak, merangkak di lantai, memukul, dan melempar benda-benda.

Menangis hingga tantrum: Apa yang terjadi?
Menangis adalah respons alami bagi anak-anak ketika mereka merasa sedih, kecewa, atau merasa tidak nyaman. Namun, ketika anak-anak tidak mampu mengatasi atau mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat, menangis dapat berubah menjadi tantrum. 

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan menangis menjadi tantrum meliputi:

Ketidakmampuan berkomunikasi: Anak-anak yang belum memiliki keterampilan bahasa yang memadai mungkin sulit mengungkapkan kebutuhan atau frustrasi mereka dengan kata-kata. Ini dapat menyebabkan penumpukan emosi yang akhirnya meledak menjadi tantrum.

Frustrasi: Ketika anak-anak menghadapi kesulitan dalam mencapai tujuan mereka, seperti memahami tugas atau memecahkan masalah, mereka dapat merasa frustrasi. Jika mereka tidak mampu mengatasi frustrasi tersebut, tantrum dapat terjadi.

Kurangnya keterampilan pengaturan emosi: Anak-anak yang belum belajar bagaimana mengelola emosi mereka dengan baik cenderung lebih rentan terhadap tantrum. Mereka mungkin tidak tahu cara menenangkan diri atau mengungkapkan emosi mereka secara sehat.

Menghadapi tantrum.
Mengatasi tantrum dapat menjadi tantangan, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu:

Tetap tenang: Jaga ketenangan Anda sebagai orang tua atau pengasuh. Menjaga ketenangan akan membantu mengurangi eskalasi emosi dan membantu anak-anak merasa lebih aman.

Pahami dan ajarkan keterampilan sosial dan emosi: Bantu anak-anak untuk belajar mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat. Ajarkan mereka strategi pengaturan emosi seperti bernapas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh sebelum bereaksi.

Berikan alternatif yang lebih baik: Bantu anak-anak menemukan cara-cara yang lebih baik untuk mengatasi frustrasi atau mengungkapkan kebutuhan mereka. Misalnya, ajarkan mereka untuk menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan atau minta bantuan daripada langsung tantrum.

Jaga konsistensi: Berikan batasan dan harapkan konsekuensi yang jelas jika tantrum terjadi. Konsistensi membantu anak-anak memahami bahwa perilaku tantrum tidak akan diterima dan memberikan struktur yang stabil bagi mereka.

Berikan perhatian positif: Pujilah anak-anak ketika mereka menggunakan keterampilan pengaturan emosi yang baik atau mengekspresikan diri dengan kata-kata dengan baik. Memberikan perhatian positif dapat memperkuat perilaku yang diinginkan.

Ini adalah kali ketiga Wildan menangis yang menurut saya sudah melebihi batas wajar. Sebagai orang tua, saya harus lebih banyak belajar lagi cara atau upaya yang harus dilakukan saat anak mulai tantrum. Saya juga harus lebih sigap ketika dia mulai menangis keras.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hi, Parents! Siapa yang masih suka berkecil hati punya anak pemalu, nih? Ada kekhawatiran kalau nanti akan susah bersosialisasi khususnya saat mulai belajar di sekolah. Terus, siapa yang masih suka merasa pasrah punya anak pemalu, nih? "Udah, emang dasarnya pemalu ya sampai kapan pun pemalu." Mungkin seperti itu yang ada dalam pikiran orang tua. Lebih dari itu, kadang ada orang tua yang merasa bahwa sifat pemalu sudah menjadi bawaan sejak lahir atau ada faktor keturunan dari orang tua.

Pentingnya Membangun Kepercayaan Diri pada Anak

Bun, ayo semangat untuk membangun kepercayaan diri pada anak. Percaya diri itu bisa dibangun sekalipun si kecil pemalu, lho. Mungkin ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu kepercayaan diri.

Kenali Apa Arti Kepercayaan Diri.

Kepercayaan diri merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang dengan rasa percaya dan yakin terhadap kemampuan yang di dalam dirinya. Kepercayaan diri juga merupakan salah satu kualitas penting yang perlu dibangun pada anak sejak usia dini. Membangun kepercayaan diri pada anak merupakan tugas yang penting bagi orang tua dalam menjalankan peran parenting mereka. 

Mengapa Membangun Kepercayaan Diri pada Anak Penting?

1. Mengatasi Ketakutan dan Kecemasan.

Anak yang memiliki kepercayaan diri yang kuat cenderung lebih mampu mengatasi ketakutan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan merasa lebih yakin dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih tenang.

2. Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar.

Anak yang percaya pada kemampuan dirinya sendiri akan memiliki motivasi yang tinggi dan minat yang kuat untuk belajar. Mereka akan lebih berani mencoba hal baru dan tidak takut menghadapi kegagalan.

3. Mengembangkan Hubungan Sosial yang Sehat.

Kepercayaan diri yang baik membantu anak dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan mampu membentuk hubungan sosial yang sehat dengan teman sebaya dan orang dewasa.

4. Membantu Dalam Pengambilan Keputusan.

Anak yang memiliki kepercayaan diri yang kuat akan lebih mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab. Mereka percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membuat pilihan yang tepat.

Bagaimana Membangun Kepercayaan Diri pada Anak?

Dalam proses tumbuh kembang anak, kepercayaan diri memainkan peran yang sangat penting. Kepercayaan diri juga sangat membantu anak menghadapi tantangan, mengatasi kegagalan, dan meraih prestasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu membangun kepercayaan diri pada anak sejak usia dini.

Nah, berikut cara membangun kepercayaan diri pada anak.

Berikan Pujian dengan Tulus.

Pujian yang tulus dan spesifik terhadap usaha dan prestasi anak akan membantu membangun kepercayaan diri mereka. Fokuskan pada usaha dan perkembangan anak, bukan hanya pada hasil akhir.

Berikan Tanggapan Positif dan Dorongan.

Mendengarkan dan memberikan tanggapan positif terhadap perasaan dan pendapat anak akan membantu mereka merasa dihargai dan diterima. Dorong anak untuk mencoba hal-hal baru dan mengatasi kegagalan dengan mengajarkan mereka tentang proses belajar.

Berikan Kesempatan untuk Berpartisipasi.

Libatkan anak dalam kegiatan dan tanggung jawab sehari-hari. Memberikan kesempatan untuk berkontribusi dan mengambil tanggung jawab akan membantu mereka merasa penting dan memiliki nilai.

Tetapkan Batasan yang Jelas dan Konsisten.

Memberikan batasan yang jelas dan konsisten membantu anak merasa aman dan terlindungi. Ini memberikan mereka rasa percaya diri untuk menjelajahi dunia dengan batasan yang terukur.

Dampak positif dari kepercayaan diri pada anak sangat banyak. Diantaranya yaitu peningkatan kinerja akademik, pengembangan keterampilan sosial, dan pemupukan minat dan bakat anak. Dengan membangun kepercayaan diri yang kuat, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya pada kemampuan diri mereka dan siap menghadapi dunia dengan keyakinan dan optimisme.

So, jangan lagi berkecil hati atau pasrah dengan anak yang punya sifat pemalu ya, Parents! Terus beri dukungan agar anak dapat menjadi pribadi yang punya percaya dengan kemampuan dirinya.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hi, Parents! Apakah Bunda dan Ayah pernah ngobrolin tata tertib di rumah bareng anak? Bagaiamana reaksi mereka saat dikenalkan dengan tata tertib? Simpan dulu jawabannya, lanjut baca artikel yang berisi tentang obrolan tata tertib bareng anak sampai pada akhirnya terjadi lah kesepakatan. 😉



Yaps! Membuat kesepakatan dengan anak, tuh, lebih ringan dan mudah ketimbang membuat kesepakatan dengan orang dewasa. Apalagi kesepakatan tentang bayar hutang. Sudah sepakat akan dibayarkan setelah dua minggu peminjaman, eh pas ditanya malah diam-diam bae. Eh maaph kalau curcolnya kebablasan ya, Bun. 🤣

Ehem...ceritanya saya happy banget karena pelan-pelan sudah mulai "memanen" hasil dari obrolan tentang tata tertib yang bisa dilakukan di rumah bareng anak-anak. Tentu hasil yang saya dapatkan ini sudah melalui diskusi yang panjang, waktu yang tidak sebentar, dan proses yang tidak mudah. Terkadang tidak sengaja, saya mengeluarkan nada tinggi ketika mereka sedang berproses. Yups, saya yang lebih sering kurang kontrol ketimbang anak-anak. Padahal tahu kalau mereka, tuh, masih belajar. Apalagi Wildan, anak usia tiga tahun masih sering lupa dengan apa yang sudah menjadi kesepakatan.

Dua Anak Beda Usia, Tetapi Tanpa Sengaja Kerap Saya Samakan.

Berat banget. Asli berat banget kalau tiba-tiba keceplosan "Wildan, pisahkan antara kaus dan singlet, ya." Terus, dia bengong karena bingung. Bisa jadi dia membatin, "Ini maksud Ibu apa, ya? Atau, aku punya salah apa, ya. Kok ngomongin pisah-pisah?" 😆

Yaps! Peraturan tentang pemisahan antara baju dan dalaman saat mau mandi sebenarnya berlaku untuk Mbaknya, tapi saya kadang lupa Wildan kena mention juga. Kasihan banget melihat wajah polosnya. Lupa yang bikin kaget anak, tuh, rasanya tidak enak. Soalnya kalau yang kena salah mention adalah Mbaknya, saya bisa kena semburan balik, nih.

Sekarang saya lebih berhati-hati lagi ketika akan mengingatkan anak-anak perihal tata tertib di rumah. Meskipun usia mereka terpautnya tidak begitu jauh yaitu empat tahun, tetapi keterpautan usia mereka menjadi jauh karena masih pada usia anak-anak. Misalnya, anak pertama sudah sampai tata tertib nomor tujuh, sedangkan anak kedua baru sampai tata tertib nomor tiga.

Memberikan Pemahaman Tentang Tata Tertib yang Akan Dijalankan.

Diskusi bareng anak banyak banget manfaatnya baik untuk orang tua mapun anak. Sebelum melakukan kesepakatan, orang tua wajib menjelaskan tata tertib apa saja yang  akan diberlakukan di rumah bareng anak-anak sampai mereka betul-betul paham.

Usai menjabarkan tata tertib apa saja yang akan segera berlaku di rumah, tidak ada salahbya oran tua dapat "memancing" anak belajar menyampaikan pendapat bila kurang berkenan atau keberatan dengan tata tertib yang telah disampaikan. Anak pun menjadi lebih berani dalam mengutarakan pendapat atau berkomunikasi. Dengan adanya diskusi, orang tua pun bisa mengetahui kesiapan anak dalam menjalankan tata tertib di rumah. 

Lebih dari itu, dalam sebuah tata tertib mungkin akan dijumpai beberapa istilah yang belum dipahami anak, di sini orang tua dapat menguraikan maksud dan tujuan dengan lebih jelas yang mungkin nantinya dapat menambah kosa kata bagi anak-anak.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Ramadan tahun ini terasa lebih menyenangkan. Menjalankan ibadah di bulan penuh berkah pun terasa lebih semangat ketimbang Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Karena anak pertama kami, Jasmine sudah ikut aktif menunaikan ibadah puasa Ramadan. Entah kenapa saya merasa bahagia banget dan hati ini kayak berbunga-bunga.😉

Hari pertama puasa Ramadan, kebetulan saya libur kerja. Jadi, saya bisa mendampinginya dan melihat usahanya untuk berpuasa sampai bedug adzan Magrib. Alhamdulillah...dengan dorongan semangat yang luar biasa, dia bisa berpuasa sampai Magrib di hari pertama. Atas usahanya ini, saya memberikan hadiah secara spontan. Mungkin terkesan berlebihan, tapi kenyataannya saya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia ini dan tidak bisa juga hanya diungkapkan dengan kata-kata.

anak belajar puasa ramadan

Tidak hanya puasa sampai bedug, dia juga berusaha untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat lima waktu berangkat dari kesadaran diri. Pada hari biasa, dia kadang masih suka lalai untuk sholat wajib. Ya...meskipun usianya masih tujuh tahun dan belum akil balig, saya selalu mengajaknya untuk ibadah sholat wajib berjamaah di rumah.

Lebih dari itu, ibadah sunnah di bulan suci Ramadan juga dia laksanakan. Ya...meskipun tidak banyak amalan, tapi dia mau ikut bertarawih sudah membuat saya senang. Tahu sendiri, kadang anak-anak setelah buka puasa memilih untuk bersantai atau tiduran karena perut terlalu kenyang.

Pelan-pelan, Namanya Juga Masih Belajar.

Usahanya untuk berpuasa sampai Magrib selama bulan Ramadan tentu sangat kuat dan itu tidak mudah. Para orang tua juga pernah merasakan saat dulu masih kecil, kan. Ada banyak godaan-godaan baik dari lingkungan maupun sekolah. Salah satunya yaitu ketika di sekolah, Jasmine bercerita kalau ada beberapa teman yang puasanya putus nyambung. Berbuka saat bedug Zuhur, kemudian disambung lagi sampai bedug Magrib. Ada juga yang bercerita kalau puasanya hanya sampai Zuhur saja. Mulai dari sini, dia sempat goyah dan ingin juga berpuasa putus nyambung. Ah...kayak lagunya BBB saja, ya.😂

Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan. Iya, keberadaan orang tua untuk terus memberikan dukungan kepada anak sangat dibutuhkan. Pelan-pelan saya pun mencoba meyakinkan anak bahwa dia pasti bisa menuntaskan puasanya sampai Magrib. Saya berkomunikasi dengan ekstra hati-hati, memberikan pengertian tanpa menjadikan puasa itu beban. Namanya juga masih belajar, ya. Tidak hanya itu, saya juga mencarikan solusi supaya puasa si kecil lancar tanpa banyak drama. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan internet.

Ketika Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet.

Saya mencarikan solusi untuk anak saya tentunya sudah penuh pertimbangan. Mungkin menurut sebagian orang tua solusi ini kurang tepat. Apalagi kita tahu kalau anak sudah menggunakan internet kadang bisa sampai lupa waktu dan bikin kedanduan. Orang tua pun menjadi khawatir bahkan takut. Tapi buat saya ini menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu sampai buka puasa. Ya...anggap saja ini salah satu bentuk ngabuburit. Hihihi

Memang banyak orang tua yang khawatir akan waktu yang dihabiskan anak-anak berinternet. Saking khawatirnya, ada yang mengambil keputusan dengan membatasi waktu anak-anaknya untuk melakukan aktivitas online. Hasil riset yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International, sebanyak 33% orang tua memberlakukan pembatasan waktu berselancar di Internet kepada anak-anaknya karena ada banyak hal yang dikhawatirkan. Di antaranya yaitu khawatir jika anak-anak melihat konten-konten yang tidak pantas di internet dan tidak sesuai umur mereka.

Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet

Internet telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang tua. Pun dengan gadget. Keduanya sama-sama dibutuhkan. Maka, ketika sudah membuat peraturan dengan anak-anak dan sama-sama telah menyepakati aturan penggunaanya, jangan sampai orang tua melanggarnya karena anak bakal protes sekuat mungkin. Hal ini kadang dapat menjadikan hilangnya kepercayaan anak kepada orang tua. Atau, menjadikan anak tidak jujur kepada orang tuanya sampai akhirnya sama-sama hilang kepercayaan dan menyisakan kekhawatiran bagi orang tua.

Saat ini, saya merasa cukup tenang karena Jasmine sudah bisa mengikuti "aturan main" dalam menggunakan gadget dan internet di rumah. Saya pun sudah memberlakukan beberapa peraturan berinternet sejak anak usia dini, di antaranya yaitu menerapkan durasi waktu penggunaan internet, mengajak anak-anak untuk eksplorasi hal positif di internet seperti mengajaknya untuk menonton tayangan edukasi dan kreativitas. Cara ini dapat mengurangi kekhawatiran orang tua perihal anak kecanduan internet. Saya sudah membuktikan, lelahnya anak menggunakan internet untuk hiburan dan berkreasi itu berbeda.

FYI, sejak saya install aplikasi Family Link by Google di smartphone, saya merasa lebih tenang. Aplikasi tersebut sangat bermanfaat untuk mengawal aktivitas online anak-anak. Iya, Family Link memungkinkan orang tua untuk memantau waktu pemakaian perangkat, filter konten, mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per aplikasi, menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak, hingga menentukan waktu tidur. Orang tua wajib mendisiplinkan penggunaan internet dan juga gadget.

Internet Bisa Dijadikan Sebagai Hiburan dan Mendukung Anak untuk Berkonten.

Banyak dari kita yang menggunakan internet untuk hiburan. Bahkan, pernah dilakukan survey oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, pelajar SMA di Bandung sebanyak 42,2% mayoritas menggunakan internet untuk hiburan dan media sosial. Lalu, bagaimana dengan anak usia emas?

APJII baru-baru ini merilis laporan "Profil Pengguna Internet 2022". Dalam laporan tersebut, APJII mengungkapkan penetrasi internet Indonesia mencapai 77,02% pada 2021-2022. Berdasarkan usia, penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet. Keharusan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh ketika pandemi Covid-19 membuat penggunaan internet di kelompok usia tersebut meningkat.

penitrasi pengguna internet di indonesia berdasarkan usia

Kemudian anak-anak berusia 5-12 tahun memiliki penetrasi internet sebesar 62,43%. Wih...persentasenya lumayan banyak juga, ya. Usia tersebut rata-rata adalah usia anak TK-SD, bukan. Pada usia tersebut, mereka biasanya memanfaatkan internet sebagai sarana hiburan seperti menonton konten animasi di kanal YouTube favorit mereka.

Jasmine pun kerap menonton konten yang dia suka melalui aplikasi YouTube. Selain itu, dia juga sering memainkan game online. Iya, sama seperti anak-anak pada umumnya yang menggunakan internet untuk hiburan. Mungkin ini menjadi salah satu kekhawatiran orang tua kalau nantinya anak menjadi kecanduan internet. Karena banyak hiburan yang bisa didapatkan hanya dengan mengaktifkan jaringan internet. Salah satunya yaitu aplikasi YouTube. Iya, aplikasi ini dan game online sering membuat orang tua was was.

Sejak masuk SD, saya kerap mengajak Jasmine untuk menonton konten menggambar simpel, konten DIY (Do It Yourself), dan beberapa jenis konten kreativitas lainnya yang bermanfaat sebagai sarana relaksasi, mengekspresikan diri, sampai sebagai cara untuk bonding bersama orang tua. Puncaknya pada Ramadan lalu, dia semakin banyak ide berkreasi dengan beberapa bahan seperti kertas origami. Karena sudah lancar menulis dan membaca, dia pun semakin lihai mencari referensi yang berbau kreativitas anak lewat kanal YouTube.

membuat karya seni rupa


Nah, berikut ini beberapa kegiatan positif yang dapat mengasah kreativitas anak dengan memanfaatkan internet.

1. Membuat Karya Seni Rupa.

Kegiatan ini terinspirasi dari tugas sekolah. Di sekolahnya ada pelajaran Seni Rupa yang beberapa waktu lalu mengharuskan anak-anak untuk membuat karya seni dari Kertas Origami. Setelah saya membelikan bahannya, dia terlihat sangat menikmati kegiatan ini. Akhirnya saya pun melanjutkan membuat karya seni rupa dengan mengenalkan beberapa bahan lain seperti Kardus, Malam Plastisin, dan bahan lain yang bisa dibuat karya. Tentunya kegiatan ini wajib didukung penuh oleh Internet Provider yang andal biar mood anak tetap terjaga.


2. Menggambar Dari Angka dan Huruf.

Sebenarnya semenjak duduk di bangku TK, Jasmine tidak begitu suka menggambar. Bahkan dia cenderung bosan dengan kegiatan ini. Namun setelah dia mengunduh aplikasi yang bisa digunakan untuk menggambar, dia mulai tertarik untuk menggoreskan juga di buku gambar. Iya, enggak hanya menggunakan aplikasi di smartphonenya, tapi juga menggambar di buku.

contoh Menggambar Dari Angka dan Huruf


Saya melihat dia semakin senang menggambar. Apalagi ketika saya kenalkan cara menggambar hewan dari angka dan huruf. Goresan yang begitu mudah, simpel, tapi hasilnya bikin dia ketagihan. Sekiranya merasa belum sempurna, masih terus diperbaiki. Jika merasa sudah paling tepat, dia lanjut menjajal dengan huruf dan angka lain.

Kegiatan yang begitu sederhana dan bisa bikin anak bahagia. IndiHome dapat mewujudkan kebahagiaan bagi anak-anak salah satunya dengan cara memberikan akses internet kecepatan tinggi hingga 100Mbps. Pastinya putar video tanpa buffering, dong!

3. Belajar Memasak.

Pada hari-hari biasa, Jasmine memang sering saya libatkan untuk membantu saya memasak. Maklum, working mom sepeti saya kalau tidak pandai berbagi waktu dan pekerjaan rumah tangga bisa jadi kewalahan. Dia sebelum mandi pagi biasanya menuju dapur untuk melihat saya memasak. Sesekali dia juga ikut meracik bahan masakan. 

Gadis kecil ini terlihat siap banget saat saya menawarkan kepadanya untuk belajar memasak. Terlebih saat Ramadan lalu saya mempersilakan dia untuk berkreasi dengan menu masakan sesukanya. Wih...dia sangat semangat untuk mencari ide-ide kreasi masakan untuk berbuka puasa lewat aplikasi YouTube. Beruntung Telkom Indonesia menyediakan paket internet cepat sesuai kebutuhan. Jadi, untuk browsing ide masakan sambil praktik belajar masak pun lancar.

belajar memasak untuk anak

IndiHome Mendukung Anak untuk Membuat Kreasi dan Berkonten.

Melihat sebuah hasil karya tentu menyenangkan. Khususnya bagi mereka yang membuatnya, ada kepuasan dan rasa bangga dapat berkreasi atau membuat karya sesuai dengan apa yang ada dalam benaknya. Ketika orang tua melihat karyanya pasti juga turut senang, bukan. Apalagi jika dapat mendokumentasikannya dalam bentuk foto maupun video, seperti punya arsip digital yang bisa dilihat sewaktu-waktu.

Lebih dari itu, sebagai orang tua yang punya kegemaran membuat konten merasa lebih sempurna bahagianya jika dapat mengunggah hasil karya anak-anaknya di sosial media seperti blog, Instagram, YouTube, dan platform digital lainnya yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, dan video. Bukan berniat pamer, bukan. Tapi, lagi-lagi supaya karya bisa dinikmati kapan saja dan dari mana saja.

paket internet indihome


Perihal membuat dan membagikan konten saya memilih Internet Provider IndiHome, layanan digital yang menyediakan Internet Rumah, Telepon Rumah dan TV Interaktif (IndiHome TV) dengan beragam pilihan paket. Iya, banyak pilihan paket internet sesuai dengan kebutuhan kita. Paket internet ini ada yang sudah include berlangganan Netflix, Disney Hotstar, Video, WeTV, dan layanan streaming berbasis langganan lainnya. Jadi, sudah tidak repot lagi untuk membeli paket internet dari provider internet lain karena bisa streaming sepuasnya di rumah tanpa takut atau khawatir anggaran internet membengkak.

Penawaran terbaik dari IndiHome, kita bisa menambah Add-on, lho. Meskipun paket internet yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan, pada waktu tertentu membutuhkan kecepatan lebih secara sementara. Pelanggan setia IndiHome tidak perlu bingung karena ada layanan tambahan sesuai dengan kebutuhan atau add-on.

FYI, Penyedia Internet cepat dari Telkom Group, IndiHome meraih Indonesia Best Brand Award (IBBA) dengan kategori Fixed Broadband. Penghargaan ini diberikan karena sepanjang tahun 2022 IndiHome dinilai telah melakukan berbagai inovasi dan berdampak positif bagi kepuasan pelanggan. 

Telkom Indonesia memang pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Apalagi kita tahu, IndiHome telah menggunakan jaringan fiber optik. Layanan digital ini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dapat memberikan akses internet lebih stabil dan tahan terhadap cuaca. Dengan kecepatan 30 Mbps saja dapat mendukung anak untuk berkreasi dan berkonten, lho. Ya...meski pun pro dan kontra anak dijadikan konten selalu hangat diperbincangkan.

Anak-anak merasa nyaman dan senang ketika mendapatkan koneksi internet yang lancar. Jasmine juga betah duduk berlama-lama di depan TV menonton kanal YouTube Hello Origami. Iya, dia sekarang sudah sangat nyaman berkreasi di depan TV. Video yang diputar di televisi terlihat lebih jelas, pun dengan suaranya, dan lebih lega menontonnya. Terus, saat mulai melakukan praktik bisa mengikuti dengan lebih cepat tanpa mata nyureng. ðŸ™ˆ

Mengajak Anak Berkonten Ria: Say Goodbye Kecanduan Gadget! ðŸ˜‰

Masih banyak lagi kegiatan positif lainnya yang dapat dilakukan dengan internet. Tiga aktivitas yang saya sebut dapat mengasah kreativitas anak, ini saya sesuaikan dengan usia anak saya, kemampuan dan juga minat. Pasti lain cerita kalau anak saya nanti usianya sudah 13 tahun lebih. Yang jelas, berapapun usia anak, IndiHome bakal support dalam penggunaan internet untuk kebutuhan online.

Catatan bagi orang tua, meskipun anak sudah nyaman berkreasi dengan internet, orang tua tetap harus mendampingi dan memberikan aturan yang jelas supaya internet tetap stabil, tekanan darah pun demikian. Hahaha. Kalau sudah seperti ini, bisa katakan goodbye kecanduan internet, dong! ðŸ˜˜

berkreasi bersama IndiHome

Kehadiran internet tidak melulu memberikan dampak negatif terhadap anak-anak. Terlebih jika orang tua dapat memanfaatkan internet dengan baik dan bijak untuk anak-anak. Ada banyak hal positif yang dapat dilakukan dengan internet. Seperti yang saya tulis di atas, saya menggunakan jaringan internet sebagai salah satu solusi supaya puasa ramadan si kecil lancar tanpa banyak drama dengan mengajaknya membuat konten. Positif sekali, bukan?

Sumber:

  • https://indihome.co.id/
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/10/penetrasi-internet-di-kalangan-remaja-tertinggi-di-indonesia
  • https://www.indotelko.com/read/1524786428/orang-tua-kecanduan-internet 
  • https://inet.detik.com/telecommunication/d-6436268/indihome-raih-indonesia-best-brand-awards-2022-kategori-fixed-broadband

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose