Mengajak Anak Berkonten Ria: Goodbye Kecanduan Gadget!

by - Mei 01, 2023

Ramadan tahun ini terasa lebih menyenangkan. Menjalankan ibadah di bulan penuh berkah pun terasa lebih semangat ketimbang Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Karena anak pertama kami, Jasmine sudah ikut aktif menunaikan ibadah puasa Ramadan. Entah kenapa saya merasa bahagia banget dan hati ini kayak berbunga-bunga.😉

Hari pertama puasa Ramadan, kebetulan saya libur kerja. Jadi, saya bisa mendampinginya dan melihat usahanya untuk berpuasa sampai bedug adzan Magrib. Alhamdulillah...dengan dorongan semangat yang luar biasa, dia bisa berpuasa sampai Magrib di hari pertama. Atas usahanya ini, saya memberikan hadiah secara spontan. Mungkin terkesan berlebihan, tapi kenyataannya saya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia ini dan tidak bisa juga hanya diungkapkan dengan kata-kata.

anak belajar puasa ramadan

Tidak hanya puasa sampai bedug, dia juga berusaha untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat lima waktu berangkat dari kesadaran diri. Pada hari biasa, dia kadang masih suka lalai untuk sholat wajib. Ya...meskipun usianya masih tujuh tahun dan belum akil balig, saya selalu mengajaknya untuk ibadah sholat wajib berjamaah di rumah.

Lebih dari itu, ibadah sunnah di bulan suci Ramadan juga dia laksanakan. Ya...meskipun tidak banyak amalan, tapi dia mau ikut bertarawih sudah membuat saya senang. Tahu sendiri, kadang anak-anak setelah buka puasa memilih untuk bersantai atau tiduran karena perut terlalu kenyang.

Pelan-pelan, Namanya Juga Masih Belajar.

Usahanya untuk berpuasa sampai Magrib selama bulan Ramadan tentu sangat kuat dan itu tidak mudah. Para orang tua juga pernah merasakan saat dulu masih kecil, kan. Ada banyak godaan-godaan baik dari lingkungan maupun sekolah. Salah satunya yaitu ketika di sekolah, Jasmine bercerita kalau ada beberapa teman yang puasanya putus nyambung. Berbuka saat bedug Zuhur, kemudian disambung lagi sampai bedug Magrib. Ada juga yang bercerita kalau puasanya hanya sampai Zuhur saja. Mulai dari sini, dia sempat goyah dan ingin juga berpuasa putus nyambung. Ah...kayak lagunya BBB saja, ya.😂

Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan. Iya, keberadaan orang tua untuk terus memberikan dukungan kepada anak sangat dibutuhkan. Pelan-pelan saya pun mencoba meyakinkan anak bahwa dia pasti bisa menuntaskan puasanya sampai Magrib. Saya berkomunikasi dengan ekstra hati-hati, memberikan pengertian tanpa menjadikan puasa itu beban. Namanya juga masih belajar, ya. Tidak hanya itu, saya juga mencarikan solusi supaya puasa si kecil lancar tanpa banyak drama. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan internet.

Ketika Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet.

Saya mencarikan solusi untuk anak saya tentunya sudah penuh pertimbangan. Mungkin menurut sebagian orang tua solusi ini kurang tepat. Apalagi kita tahu kalau anak sudah menggunakan internet kadang bisa sampai lupa waktu dan bikin kedanduan. Orang tua pun menjadi khawatir bahkan takut. Tapi buat saya ini menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu sampai buka puasa. Ya...anggap saja ini salah satu bentuk ngabuburit. Hihihi

Memang banyak orang tua yang khawatir akan waktu yang dihabiskan anak-anak berinternet. Saking khawatirnya, ada yang mengambil keputusan dengan membatasi waktu anak-anaknya untuk melakukan aktivitas online. Hasil riset yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International, sebanyak 33% orang tua memberlakukan pembatasan waktu berselancar di Internet kepada anak-anaknya karena ada banyak hal yang dikhawatirkan. Di antaranya yaitu khawatir jika anak-anak melihat konten-konten yang tidak pantas di internet dan tidak sesuai umur mereka.

Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet

Internet telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang tua. Pun dengan gadget. Keduanya sama-sama dibutuhkan. Maka, ketika sudah membuat peraturan dengan anak-anak dan sama-sama telah menyepakati aturan penggunaanya, jangan sampai orang tua melanggarnya karena anak bakal protes sekuat mungkin. Hal ini kadang dapat menjadikan hilangnya kepercayaan anak kepada orang tua. Atau, menjadikan anak tidak jujur kepada orang tuanya sampai akhirnya sama-sama hilang kepercayaan dan menyisakan kekhawatiran bagi orang tua.

Saat ini, saya merasa cukup tenang karena Jasmine sudah bisa mengikuti "aturan main" dalam menggunakan gadget dan internet di rumah. Saya pun sudah memberlakukan beberapa peraturan berinternet sejak anak usia dini, di antaranya yaitu menerapkan durasi waktu penggunaan internet, mengajak anak-anak untuk eksplorasi hal positif di internet seperti mengajaknya untuk menonton tayangan edukasi dan kreativitas. Cara ini dapat mengurangi kekhawatiran orang tua perihal anak kecanduan internet. Saya sudah membuktikan, lelahnya anak menggunakan internet untuk hiburan dan berkreasi itu berbeda.

FYI, sejak saya install aplikasi Family Link by Google di smartphone, saya merasa lebih tenang. Aplikasi tersebut sangat bermanfaat untuk mengawal aktivitas online anak-anak. Iya, Family Link memungkinkan orang tua untuk memantau waktu pemakaian perangkat, filter konten, mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per aplikasi, menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak, hingga menentukan waktu tidur. Orang tua wajib mendisiplinkan penggunaan internet dan juga gadget.

Internet Bisa Dijadikan Sebagai Hiburan dan Mendukung Anak untuk Berkonten.

Banyak dari kita yang menggunakan internet untuk hiburan. Bahkan, pernah dilakukan survey oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, pelajar SMA di Bandung sebanyak 42,2% mayoritas menggunakan internet untuk hiburan dan media sosial. Lalu, bagaimana dengan anak usia emas?

APJII baru-baru ini merilis laporan "Profil Pengguna Internet 2022". Dalam laporan tersebut, APJII mengungkapkan penetrasi internet Indonesia mencapai 77,02% pada 2021-2022. Berdasarkan usia, penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet. Keharusan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh ketika pandemi Covid-19 membuat penggunaan internet di kelompok usia tersebut meningkat.

penitrasi pengguna internet di indonesia berdasarkan usia

Kemudian anak-anak berusia 5-12 tahun memiliki penetrasi internet sebesar 62,43%. Wih...persentasenya lumayan banyak juga, ya. Usia tersebut rata-rata adalah usia anak TK-SD, bukan. Pada usia tersebut, mereka biasanya memanfaatkan internet sebagai sarana hiburan seperti menonton konten animasi di kanal YouTube favorit mereka.

Jasmine pun kerap menonton konten yang dia suka melalui aplikasi YouTube. Selain itu, dia juga sering memainkan game online. Iya, sama seperti anak-anak pada umumnya yang menggunakan internet untuk hiburan. Mungkin ini menjadi salah satu kekhawatiran orang tua kalau nantinya anak menjadi kecanduan internet. Karena banyak hiburan yang bisa didapatkan hanya dengan mengaktifkan jaringan internet. Salah satunya yaitu aplikasi YouTube. Iya, aplikasi ini dan game online sering membuat orang tua was was.

Sejak masuk SD, saya kerap mengajak Jasmine untuk menonton konten menggambar simpel, konten DIY (Do It Yourself), dan beberapa jenis konten kreativitas lainnya yang bermanfaat sebagai sarana relaksasi, mengekspresikan diri, sampai sebagai cara untuk bonding bersama orang tua. Puncaknya pada Ramadan lalu, dia semakin banyak ide berkreasi dengan beberapa bahan seperti kertas origami. Karena sudah lancar menulis dan membaca, dia pun semakin lihai mencari referensi yang berbau kreativitas anak lewat kanal YouTube.

membuat karya seni rupa


Nah, berikut ini beberapa kegiatan positif yang dapat mengasah kreativitas anak dengan memanfaatkan internet.

1. Membuat Karya Seni Rupa.

Kegiatan ini terinspirasi dari tugas sekolah. Di sekolahnya ada pelajaran Seni Rupa yang beberapa waktu lalu mengharuskan anak-anak untuk membuat karya seni dari Kertas Origami. Setelah saya membelikan bahannya, dia terlihat sangat menikmati kegiatan ini. Akhirnya saya pun melanjutkan membuat karya seni rupa dengan mengenalkan beberapa bahan lain seperti Kardus, Malam Plastisin, dan bahan lain yang bisa dibuat karya. Tentunya kegiatan ini wajib didukung penuh oleh Internet Provider yang andal biar mood anak tetap terjaga.


2. Menggambar Dari Angka dan Huruf.

Sebenarnya semenjak duduk di bangku TK, Jasmine tidak begitu suka menggambar. Bahkan dia cenderung bosan dengan kegiatan ini. Namun setelah dia mengunduh aplikasi yang bisa digunakan untuk menggambar, dia mulai tertarik untuk menggoreskan juga di buku gambar. Iya, enggak hanya menggunakan aplikasi di smartphonenya, tapi juga menggambar di buku.

contoh Menggambar Dari Angka dan Huruf


Saya melihat dia semakin senang menggambar. Apalagi ketika saya kenalkan cara menggambar hewan dari angka dan huruf. Goresan yang begitu mudah, simpel, tapi hasilnya bikin dia ketagihan. Sekiranya merasa belum sempurna, masih terus diperbaiki. Jika merasa sudah paling tepat, dia lanjut menjajal dengan huruf dan angka lain.

Kegiatan yang begitu sederhana dan bisa bikin anak bahagia. IndiHome dapat mewujudkan kebahagiaan bagi anak-anak salah satunya dengan cara memberikan akses internet kecepatan tinggi hingga 100Mbps. Pastinya putar video tanpa buffering, dong!

3. Belajar Memasak.

Pada hari-hari biasa, Jasmine memang sering saya libatkan untuk membantu saya memasak. Maklum, working mom sepeti saya kalau tidak pandai berbagi waktu dan pekerjaan rumah tangga bisa jadi kewalahan. Dia sebelum mandi pagi biasanya menuju dapur untuk melihat saya memasak. Sesekali dia juga ikut meracik bahan masakan. 

Gadis kecil ini terlihat siap banget saat saya menawarkan kepadanya untuk belajar memasak. Terlebih saat Ramadan lalu saya mempersilakan dia untuk berkreasi dengan menu masakan sesukanya. Wih...dia sangat semangat untuk mencari ide-ide kreasi masakan untuk berbuka puasa lewat aplikasi YouTube. Beruntung Telkom Indonesia menyediakan paket internet cepat sesuai kebutuhan. Jadi, untuk browsing ide masakan sambil praktik belajar masak pun lancar.

belajar memasak untuk anak

IndiHome Mendukung Anak untuk Membuat Kreasi dan Berkonten.

Melihat sebuah hasil karya tentu menyenangkan. Khususnya bagi mereka yang membuatnya, ada kepuasan dan rasa bangga dapat berkreasi atau membuat karya sesuai dengan apa yang ada dalam benaknya. Ketika orang tua melihat karyanya pasti juga turut senang, bukan. Apalagi jika dapat mendokumentasikannya dalam bentuk foto maupun video, seperti punya arsip digital yang bisa dilihat sewaktu-waktu.

Lebih dari itu, sebagai orang tua yang punya kegemaran membuat konten merasa lebih sempurna bahagianya jika dapat mengunggah hasil karya anak-anaknya di sosial media seperti blog, Instagram, YouTube, dan platform digital lainnya yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, dan video. Bukan berniat pamer, bukan. Tapi, lagi-lagi supaya karya bisa dinikmati kapan saja dan dari mana saja.

paket internet indihome


Perihal membuat dan membagikan konten saya memilih Internet Provider IndiHomelayanan digital yang menyediakan Internet Rumah, Telepon Rumah dan TV Interaktif (IndiHome TV) dengan beragam pilihan paket. Iya, banyak pilihan paket internet sesuai dengan kebutuhan kita. Paket internet ini ada yang sudah include berlangganan Netflix, Disney Hotstar, Video, WeTV, dan layanan streaming berbasis langganan lainnya. Jadi, sudah tidak repot lagi untuk membeli paket internet dari provider internet lain karena bisa streaming sepuasnya di rumah tanpa takut atau khawatir anggaran internet membengkak.

Penawaran terbaik dari IndiHome, kita bisa menambah Add-on, lho. Meskipun paket internet yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan, pada waktu tertentu membutuhkan kecepatan lebih secara sementara. Pelanggan setia IndiHome tidak perlu bingung karena ada layanan tambahan sesuai dengan kebutuhan atau add-on.

FYIPenyedia Internet cepat dari Telkom Group, IndiHome meraih Indonesia Best Brand Award (IBBA) dengan kategori Fixed Broadband. Penghargaan ini diberikan karena sepanjang tahun 2022 IndiHome dinilai telah melakukan berbagai inovasi dan berdampak positif bagi kepuasan pelanggan. 

Telkom Indonesia memang pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Apalagi kita tahu, IndiHome telah menggunakan jaringan fiber optik. Layanan digital ini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dapat memberikan akses internet lebih stabil dan tahan terhadap cuaca. Dengan kecepatan 30 Mbps saja dapat mendukung anak untuk berkreasi dan berkonten, lho. Ya...meski pun pro dan kontra anak dijadikan konten selalu hangat diperbincangkan.

Anak-anak merasa nyaman dan senang ketika mendapatkan koneksi internet yang lancar. Jasmine juga betah duduk berlama-lama di depan TV menonton kanal YouTube Hello Origami. Iya, dia sekarang sudah sangat nyaman berkreasi di depan TV. Video yang diputar di televisi terlihat lebih jelas, pun dengan suaranya, dan lebih lega menontonnya. Terus, saat mulai melakukan praktik bisa mengikuti dengan lebih cepat tanpa mata nyureng. 🙈

Mengajak Anak Berkonten Ria: Say Goodbye Kecanduan Gadget! 😉

Masih banyak lagi kegiatan positif lainnya yang dapat dilakukan dengan internet. Tiga aktivitas yang saya sebut dapat mengasah kreativitas anak, ini saya sesuaikan dengan usia anak saya, kemampuan dan juga minat. Pasti lain cerita kalau anak saya nanti usianya sudah 13 tahun lebih. Yang jelas, berapapun usia anak, IndiHome bakal support dalam penggunaan internet untuk kebutuhan online.

Catatan bagi orang tua, meskipun anak sudah nyaman berkreasi dengan internet, orang tua tetap harus mendampingi dan memberikan aturan yang jelas supaya internet tetap stabil, tekanan darah pun demikian. Hahaha. Kalau sudah seperti ini, bisa katakan goodbye kecanduan internet, dong! 😘

berkreasi bersama IndiHome

Kehadiran internet tidak melulu memberikan dampak negatif terhadap anak-anak. Terlebih jika orang tua dapat memanfaatkan internet dengan baik dan bijak untuk anak-anak. Ada banyak hal positif yang dapat dilakukan dengan internet. Seperti yang saya tulis di atas, saya menggunakan jaringan internet sebagai salah satu solusi supaya puasa ramadan si kecil lancar tanpa banyak drama dengan mengajaknya membuat konten. Positif sekali, bukan?

Sumber:

  • https://indihome.co.id/
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/10/penetrasi-internet-di-kalangan-remaja-tertinggi-di-indonesia
  • https://www.indotelko.com/read/1524786428/orang-tua-kecanduan-internet 
  • https://inet.detik.com/telecommunication/d-6436268/indihome-raih-indonesia-best-brand-awards-2022-kategori-fixed-broadband

You May Also Like

1 komentar

  1. Family Link ya. Saya jadi ikut mengunduhnya juga nih demi menjaga apa yang anak-anak temukan saat sedang berselancar di dunia maya.

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.