• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Mulut mungilnya terus mengulang dengan pertanyaan yang sama. Tak sabar mendapat jawaban, tangan kanannya pun bergerak seakan memberi isyarat untuk mendapat jawaban lebih cepat. Dengan adegan-adegan sederhana seperti itu, kerap membuatku terpukau dengan tingkahnya. Apalagi jika aku berhasil meledeknya, atau memberi jawaban yang membuat kedua matanya turut bicara. Tambah emesh! 😉



Entah sengaja atau memang ingin bermanja, kadang dia masih terus bertanya padahal sudah mendapat jawaban. Sesekali dia melempar petanyaan-pertanyaan berikutnya yang berujung pada kesuh sendiri tapi sukses bikin Ibu ngakak so hard karena kadang terlalu susah menerjemahkan celotehannya. Beda banget isyarat balikan dari mantan yang mudah ditebak. 🤣

Aku sering ngga percaya saat mendengar celotehan-celotehan ringan keluar dari mulut Yasmin. Selain banyaknya kosa kata, aku sempat mengira bahwa Yasmin bakal ngalami speech delay. Pikirku, sih, karena perkembangan berjalannya bisa dibilang terlambat, jadi sepertinya akan berpengaruh dengan perkembangan bicaranya juga.

Tapi pernyataan bahwa tiap anak, tuh, unik, kini kembali terbukti. Bahwa apa yang mereka tunjukan duluan kepada dunia, itulah yang mereka kuasai dulu saat itu. Belajar jalan boleh terlambat, tapi ngga dengan belajar ngocehnya yang sudah mirip Burung Beo. 

My Darling, maafkan Ibu yang kadang sampai susah menerjemahkan celotehanmu, ya. 🙈

Dari sekian juta celotehan yang belum semuanya aku pahami, Yasmin punya celotehan andalan yang dia ucapkan secara utuh, dan cukup jelas. Ini, nih, celotehan favorit yang kerap diucapkan di usianya yang genap dua puluh bulan.

Apa, ya?

Ini kelihatan sepele banget. Apalagi buat orang dewasa. Tapi ketika celotehan ini keluar dari mulut Yasmin, aku tak kuasa untuk tidak memberikan respon. Nampak rasa ingin tahunya begitu besar. Belum lagi dari ekspresi mata dan bahasa tubuhnya, dia betul-betul membutuhkan jawaban.



Celotehan berupa pertanyaan ini biasanya dia lontarkan saat melihat benda yang baru dijumpai atau mendengar suara yang asing menurutnya.

"Apa, ya?"

"Itu suara tikus lagi berantem di atas."

"Apa, ya?"

"Tikuut, Sayang."

"Hiiih...takuut."

Jatuhlah dia ke dalam pelukan Ibu hanya karena suara tikus rusuh. Hahaha.

Wita Mawon

Sepertinya Kecemutku ini bakal menjadi perempuan yang mandiri. ~aamiin~ Dia jarang minta tolong jika memang dia bisa mengerjakannya sendiri. Menaruh baju kotor miliknya, misalnya.

Sebelum ke mandi, baju-baju kotor miliknya ngga hanya boleh dibawanya. Aku, Uti, Mak Yem, ngga boleh membawa baju-baju yang baru dia pakai. Karena sudah tahu tempat baju kotor, dia pun langsung menuju mesin cuci. Ditaruhlah baju tersebut ke dalam ember yang ada di dekat mesin cuci.

Tak berhenti sampai sini. Membawa barang yang agaknya cukup merugikan pun sering dia minta. Piring yang baru buat makan aku, misalnya. Melihatnya ngotot mau membawakan piring, was wasa rasanya. Tapi kalau dia udah bilang "wita mawon", aku mending mendampinginya ketimbang menjadi ribut nantinya.

Eh btw, arti dari wita mawon tuh wita saja. Bahasa yang dia pakai campuran, gitu. Seperti nama panggilannya, kadang Yasmin, Syaquita, kadang juga Wita. Hahahaha. Biar lah, yang penting bahagia. 🤣

Ayo Dolan!

Ini ngga bisa ditawar, kalau udah minta keluar dari rumah, tangannya bakal meraih tangan siapapun yang sedang dia inginkan untuk menjadi partner dolan. Biasanya sih tangan Ayahnya. Minta dolan, plus jajan! Beuuuh...kalau udah sampai sini, ngga ada yang tergantikan. Harus Ayah karena memang hanya Ayah yang mau mengantarnya ke warung.

Kalau Ibu? No no no no! Biarin kalau dikatain kejam, yang penting halal. 😂



Jadi nih, Yasmin tipe anak yang agak susah kalau hanya main di rumah. Dia lebih suka main di luar rumah. Tapi ya, kadang Utinya suka protektif, gitu. Meski udah ditahan sama Utinya, dia tetap ngeyel dan terus mengajak dolan. Hahaha.

Dududuh...ternyata asyik juga mengingat-ingat celotehan si kecil. Ibu asyik menuliskannya, yang baca mah malas banget. Hahaha. Ngga apa-apa, buat kenangan ya, Beb.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Duuh...sesekali saja main ke Depo Pelita deh, Yah. Mainan anak di rumah kan sudah cukup komplit. Maksimalkan saja penggunaannya buat Yasmin." Di tengah-tengah obrolan sebelum istirahat malam, tiba-tiba aku bermimpi. Eeeeh...ini gimana ceritanya, belum tidur tapi sudah mimpi. Hahaha. Bukan, bukan bermimpi saat sedang bobok cantik, tapi ini adalah impian. Biar otot ngga terlalu tegang, kami kerap menyelipkan angan-angan dalam suatu obrolan yang kadang sampai membuat kami ngikik parah sampai membangunkan gadis kecil yang sedang tidur pulas di tengah-tengan kami.

Impian: punya taman labirin di belakang rumah. Boleh? Qiqiqi

Bagiku, salah satu obrolan menarik ketika hendak istirahat malam dan suami sedang dalam kondisi fit adalah tentang impian. Bagaimana tidak, karena dengan memiliki impian, kami merasa makin semangat dalam menjalani kehidupan yang makin ke sini makin terasa istimewa. Hihihihi. Jangan dikira obrolannya bakal menjadi berat atau malah menjadi sebuah beban, ya. Bukan, bukan itu tujuan obrolannya, kok. Kami hanya sekadar berbagi ide, impian, yang tanpa kami sadari biasanya akan mendapat semacam kesepakatan.

Obrolan perihal impian aku, impian suami, yang pada akhirnya menjadi impian kami semakin seru bila sudah masuk pada ranah duit duit duit. Aaaah...dikira impian itu bisa didapat tanpa lembaran rupiah? Ooowh...tentu saja bisa, tapi ngga semua impian lah, ya. Makanya, perlu banget menjadi manusia yang banyak akal untuk mewujudkan sebuah mimpi.

Kalau buat tempat ginian, butuh duit berapa? Qiqiqiqi
"Semisal punya banyak bola warna-wani sampai bisa dibuatkan tempat mandi bola, rumah bakal tambah ramai ya, Bu." Dududuuh...ini masuk khayalan atau impian ya, Suamik? Kalau memang ada tempat, sepertinya eman-eman untuk tempat mandi bola, deh. Kecuali hanya memerlukan tempat yang ngga begitu luas, cukup seukuran kolam dari karet gitu, ya.

Tunggu dulu...

Itu bakal beli berapa banyak bola untuk memenuhinya, ya? Butuh duit berapa itu, ya. Aaaah...itu, sih, pertanyaan receh dari suami. Kalau aku, mah, ngga mikirnya gampang! Qiqiqi. Cukup menunggu diskonan dari toko online atau menunggu diskon HARBOLNAS (Hari Belanja Online Nasional) di Bukalapak, satu per satu impian bakal terwujud. Apalagi, kadang ada yang ngasih diskonnya berlebihan banget sampai ngasih gratis ongkos kirim. Duuuh...ini godaan banget dan bagaimana perempuan ngga kepincut, ya. Fufufufu.

Kepincut, boleh. Tapi jangan lupa musti cerdik sebelum benar-benar terperangkap dalam Harbolnas supaya Suamik tetap dalam posisi nyaman. Hihihi. Nah, berikut ada empat cara untuk mengontrol napsu belanja saat Harbolnas. 

Menyusun daftar belanja terlebih dahulu,

Meski belanja online punya risiko lebih boros karena mata lebih cepat melihat barang lain di sebelahnya, kamu tetap bisa mengontrolnya dengan membuat daftar belanja. Kunjungan ke situs jual beli online terpercaya seperti Bukalapak dijamin bebas kemungkinan boros berkat kontrol terhadap produk apa saja yang hendak dibeli. Kemungkinan membeli produk diluar daftar bisa dihindari yang artinya total belanja melebihi budget tidak akan dialami.

Masukan keranjang belanja, ya. Hahaha
Membandingkan harga dan mengambil yang termurah,

Saat belanja online, usahakan untuk membandingkan harga karena di sini lah kamu menjumpai banyak penjual. Mencari mainan anak, misalnya. Maka akan menjumpai banyak hasil pencarian, dan kamu bisa memilih yang termurah. Jadi, ketika diberi kesempatan membayar lebih rendah namun mendapatkan produk yang kualitasnya sama, maka jangan diabaikan begitu saja. Usahakan untuk dicermati dan akan semakin hemat kalau semua belanjaan kamu pilih dari harga terendah.

Baiknya belanja di satu penjual online,

Ini sebenarnya susah karena kadang ngga semua produk yang diinginkan ada di satu pelapak. Tapi kamu harus mempertimbahkan, bahawa akan tetap hemat kalau tidak belanja di banyak Pelapak. Pelan-pelan dicoba dulu, cukup belanja di satu Pelapak saja. Tujuannya adalah menghindari beban biaya pengiriman beberapa kali karena ketika belanja di satu toko maka ongkirnya cukup sekali saja. Kecuali jika belanjaan yang diorder melebihi berat 1.3 kg, maka kamu akan dikenai ongkir dua kali sesuai kelipatan beratnya. Sehingga untuk belanja produk yang ringan misal baju, jilbab, kosmetik, dan sejenisnya pilih transaksi di satu toko saja. Bisa ngga, hayo?

Mencari penjual online yang tidak terlalu jauh,

Lokasi penjual yang jauh dari tempat tinggal kamu, bisa membuat diskon yang didapatkan tidak terasa, alias menguap begitu saja. Bisa jadi belanja yang harusnya mendapatkan potongan harga Rp 30 ribu, namun karena Pelapaknya cukup jauh, maka ongkirnya lebih dari diskon. Bagaimana? Ngga jadi ngirit, kan? Hahaha. 

Belanja online mudah, tapi jangan memudahkan, ya. Musti cermat dan sedikit cerdik. Apalagi untuk sebuah barang impian, ini harus dibicarakan dahulu dengan Suamik atau Teman. Sekadar minta pendapat supaya ngga menyesal dikemudian dan ngga ada perdebatan sengit dengan Suamik karena salah pilih barang. Hihihi. Jangan asal kepincut ya, BuIbuuuk.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Menuju usia dua tahun, ternyata mulai banyak lagu yang dilantunkan oleh Yasmin. Dududu...ngga sia-sia tiap hari aku sok rajin memutar lagu buat Yasmin, baik lagu anak-anak yang hits sejak dahulu kala seperti semut-semut kecil, maupun lagu hits yang banyak beredar pada zaman now seperti baby shark. Ada lagu andalan yang tiap hari kami dengarkan sambil ikut menirukan. Ada juga beberapa lagu yang hanya aku putar sesekali, sekadar tahu saja.


Cicaaaak-cicaak di dindiing... 🙊
Untuk menyanyikan lagu anak, Yasmin masih terbata-bata, belum lancar banget. Dia juga masih suka mengambil kata akhir pada tiap bait lagu. Pengucapan tiap kata pun belum sempurna. 😂

"Nai kereta api, tuut tuut tuut...
Siapa henda turun, ke andung, uabaya... (padahal yang benar itu turut, bukan turun)
Olehkah nai dengan ecuma...
Ayo awan ku epas nai. Keretaku ta berenti lama....."

Ngga asing dengan lirik lagu di atas, kan? Ya, lirik lagu Naik Kereta Api. Dia lagi suka banget lagu itu. Sampai tiap hari nonton video yang telah aku unduh dari youtube. Rasanya tuh lucu-lucu gimana, gitu. Mendengar dia nyanyi yang kadang seperti tergesa-gesa ingin cepat selesai, kosa kata belum penuh, bahkan kadang sampai salah lirik. Asli, kalau lagi live dan aku ada di dekatnya, bakal senyum-senyum sendiri. Membayangkan mungkin dulu aku seperti itu.🙊

Ehya...pagi ini aku mendapati dua kejutan sekaligus. Pertama karena kelakuan Ayah yang suka memberi apa saja yang Yasmin minta. Dan pagi ini yang dia beri kepada Yasmine adalah cream malam. Cream itu tertutup rapat banget, tapi Yasmin bisa membukanya. Hasilnya, ngga hanya dioles ke wajahnya, tapi juga dicolek-colek a la selai, lalu dimasukan ke dalam mulut. Rasanya, tuh, pingin nguwel-nguwel Ayahnya. 😝😝😝

Tapi...rasa kesal hilang begitu saja hanya karena aku mendengar Yasmin nyanyi full version meski masih belum jelas tiap katanya.

Ini kejutan kedua. Bahwa dia menyanyi lagu Cicak di Dinding dari awal sampai akhir tanpa ada yang salah lirik. Semua kata diucapnya secara utuh, meski masih hilang beberapa huruf konsonan. 

"Cica-cica di dinding...
diam-diam meayap...
datang seekor amuuuk...
haaap! langsung diangkap..."

Sungguh ini kebahagiaan bagi seorang Ibu dengan satu anak. Ketika aku sedang sok ngomel-ngomel (padahal sebenarnya saking takutnya dia sudah makan beberapa colekan cream malam), dia justeru enjoy menyanyikan lagu Cicak di Diding sambil putar-putar kamar. Sebenarnya, sih, ini salah satu cara ampuh yang dia lakukan supaya Ibunya berhenti ngomel. Tapi masa iya, dia udah paham cara untuk menetralisir Ibu yang suka marah-marah. 😝 😂

Antara kesal, gemas, bahagia, dan pingin ngasih minum putih yang banyak. Tapi untuk menjaga kewibawaan, aku sok bersikap biasa saja. Ngga ngasih tepuk tangan seperti yang biasa aku lakukan saat dia mencapai sebuah prestasi. Ya, dia bisa menyanyi secara utuh, penuh dan nyaris jelas per kata, bagiku ini merupakan sebuah prestasi. Yaaa...meski sebenarnya Ibu salah karena ngga mengapresiasikan saking menjaga KONSISTENSINYA. 😂😂 Tapi percayalah, Nak, Ibu bahagia banget pagi ini. Ibu bangga banget mendengar kamu bernyanyi sambil senyum-senyum di depan Ayah dan Ibu.

Nanti sore kita menyanyi bersama lagi ya, Nak. Tetap dengan Cicak di Dinding, nanti sambil Ibu peluk-peluk, cium-cium, dan Ibu beri hadiah tepuk tangan yang meriah. Moment ini harus kita rayakan! 👏👏👏
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Uhuuuiii...kembali lagi di postingan #KEBLoggingCollab kelompok Najwa Shihab.  Postingan ini sebenarnya harus publish tanggal 16, tapi karena terkendala ide, akhirnya mundur banyak hari. Hahaha. Asli, tema DIY (Do It Yourself) membuat pening karena jujur aku ngga pernah membuat DIY, gitu. Hihihi. Yaudah, karena ini sudah kesepakatan, aku pun melakukan improve dengan si kecil. Qiqiqiq


Menata mainannya....
Aku pernah bercerita bahwa Yasmin takut binatang. Entah itu binatang dalam bentuk replika, maupun binatang sungguhan. Atas dasar ini, aku pun kerap mengajaknya melihat binatang-binatang yang sering berkeliaran di kompleks rumah seperti Kucing, Ayam, atau binatang yang ada di dalam kandang seperti, Kambing, Kerbau, Kelinci, dll dll.

Saat Yasmin melihat Kucing, dia senang. Kadang dia juga mencoba mengejarnya sambil menirukan suara kucing. Pun ketika dia melihat Ayam. Tapi ketika aku mencoba mendekatkannya kepada hewan tersebut, sudah dipastikan dia takut. Iya, dia yang tadinya baik-baik saja, lari-lari sok mengejar Kucing atau Ayam, ketika sudah di dekatnya, nyalinya menciut. 😂

Uwuuuuw...
Ibu was was?

Ngga, kok, karena tingkat keberanian anak dengan hewan memang berbeda-beda. Aku paham akan hal ini. Apalagi ini cewek. Ketakutannya dengan hewan sudah cukup lama, mungkin dua bulan yang lalu. Sekarang, dia mulai berani "berkomunikasi" dengan Ayam, Kelinci, dan Kerbau yang sering diliarkan di lapangan. 🙊

Keberanian mendekati hewan mulai muncul ketika aku dan suami mengenalkan nama-nama hewan, suara, sampai pada wujudnya. Ini kami lakukan hampir tiap hari. Caranya pun sangat simpel, mulai dari hewan dalam bentuk digital (hewan yang sebelumnya telah kami unduh lalu disimpan di gadget) atau dalam bentuk peraga.


Eeeeh...untuk bentuk peraga, jangan dikira alat peraganya mewah, ya. Ini alat peraga aku buat dari kertas dan kardus. 🙈 Aku ambil cara simpel banget. Yaitu dengan download gambar hewan di google. Ada banyak referensi hewan yang bisa diambil dari sana. Ada juga yang lebih simpel, nyarinya pun simpel banget. Yaitu di cukup cari di blog Mami Ubi Aiden www.gracemelia.com. Di sana tinggal nyomot saja karena udah diselenggarkan untuk umum alias gratis. 😂

Berkomunikasi...
Setelah mendapat beberapa gambar hewan, aku menggunting kardus dalam bentuk memanjang karena akan difungsikan sebagai pegangan. Kemudian, gambar hewan ditempel di kardus menggunakan double tip. Simpel banget, ya. Hahaha.

Membuatnya sesimpel ini, tapi efek ke anak tuh luar biasa. Yasmin bahagia bangettttt dibuatin alat peraga semacam ini. Alat peraga yang dulunya hanya berfungsi sebagai pengenalan hewan dan juga suara, kini kami fungsikan sebagai alat komunikasi. Panggilan tetap menggunakan nama hewan yang ada, tapi pertanyaan serta perilaku mirip-mirip manusia.


"Haai, Kucing. Kita main, yuk!"

"Waaah....mauuu. Ayam sendirian atau sama siapa saja."

Kira-kira seperti itu percakapannya. Belajar komunikasi dengan alat seperti ini. Dan yang bikin surprise, dia sudah mulai bisa mengatur suara layaknya orang sedang berkomunikasi, gitu. Menggunakan nada rendah, agak lemas, nada tinggi, dll dll. Aaaah...Ibu makin banyak PR-nya ya, Nak. Besok mau buat mainan apa lagi, yaaaa...🙊
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Nak..Nak..Nak, sini Ibu ceritain tentang kamu pada Minggu 17 September 2017, Tantrum di dalam Bus. 



Siang itu, Ayah mengantar kita ke Terminal Sawangan, Wonosobo. Tempat ini menjadi titik awal perjalanan pulang setelah sehari sebelumnya kita menginap di rumah Mbah. Karena hari itu Ayah kerja, Ibu pun lebih memilih naik angkutan umum untuk sampai rumah Banjarnegara supaya Ayah ngga terlalu capek harus bolak-balik kantor. Tanpa menunggu lama, Bus yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang. Andai sebelumnya memesan tiket bus secara online, mungkin kita tidak akan menunggu lama.

Pelan-pelan tangan Ibu meraih tiang besi yang berada di dekat pintu masuk. Kemudian, melangkahkan kaki kanan dan disusul kaki kiri, lalu duduk di belakang sopir.

Melihatmu seperti bad mood, Ibu pun sedikit was was. Di dalam bus ngga panas-panas amat karena beberapa jendela terbuka. Tapi keringat mulai nampak di dahimu. Ibu pun melepas gendongan, dan meraih ujung jarik untuk mengipasimu. Yaa...siapa tahu sikap diam yang kamu tunjukan ke Ibu hanya karena udara panas yang membuatmu tak nyaman.

Bus baru melaju kira-kira lima menit, dan kamu minta turun padahal tujuan kita masih jauh, Nak. Ibu pun berdiri, kalik saja kamu bosan duduk. Duuuh...bukannya tenang, malah kamu rewel, nangis dengan nada suara lumayan tinggi.

"Turuuun...turuuuuuun...turuuun!"

Hanya kata itu yang terucap dari bibir mungilmu. Ibu lebih memilih untuk tetap berdiri, bersandar di samping kursi, dan meneluk-nepuk punggungmu dengan pelan.

Apakah kamu merasa nyaman dan kemudian diam?

Ngga! Kamu terus nangis sampai kedua kakimu bergerak sebagai bentuk protes ingin turun. Betapa Ibu sebenarnya bingung banget, Nak. Melihat kamu nangis, dan melihat tatapan para penumpang yang sepertinya kasihan melihatmu rewel.

Mengendarai angkutan umum, dan kamu rewel yang teramat. Ini menjadi pengalaman baru bagi Ibu. Antara kaget dan bingung tentunya. Segala upaya telah Ibu lakukan, namun ngga ada yang berhasil. Sampai di tujuan yaitu pertigaan Singamerta, kamu masih rewel.

Kamu yang biasanya baik-baik saja ketika Ibu ajak naik angkutan umum, tiba-tiba siang itu tantrum di dalam Bus. 

Kamu yang biasanya langsung minta berdiri di dekat jendela Bus, tiba-tiba siang itu ngga betah duduh di dekat jendela.

Semoga kejadian seperti ini hanya sekali saja ya, Nak. Semoga lain waktu jika Ibu ajak naik Bus (lagi), kamu dapat menikmatinya.  Seperti halnya Ibu yang kadang sampai ketiduran di Bus.💃
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Akhir tahun hampir tiba, Buk-Ibuk sudah mulai menghitung berapa tabungan atau investasi yang dimiliki selama satu tahun ini? Coba ambil buku tabungan, lihat berapa nominalnya. Lalu, ambil dompet khusus invest logam mulia, hitung ada berapa keping emas batangan. Jangan lupa, sertifikat tanah yang dibeli khusus untuk kos-kosan atau apartemen. Ada berapa sertifikat, tuh. Pasti banyak banget, ya? Uuuuwh...sungguh milyaduaaar! 😂


Ini salah satu aset paling berharga...😂
Pernah ngga sih, akhir tahun sibuk menghitung berapa aset yang terkumpul selama satu tahun? Aku belum pernah, dong. Tapi kalau menghitung pengeluaran, sih, sering.😆Duuuh...jangan dikira Ibu dengan satu anak belum banyak kebutuhan, ya. Emmm...memang belum, sih. Tapi kalau melihat cita-cita, beeuuuh...sederet cita-cita sudah terpampang dalam lembaran kertas. Dan untuk merealisasikan cita-cita, tuh, membutuhkan duit, Yaaaah. Iya...DUIT, bukan lembaran daun. 🙊Termasuk liburan akhir tahun yang telah menjadi salah satu agenda tahunan kami pun sudah tercatat. Hanya saja untuk tahun ini, tarjet liburannya ke luar Jawa Tengah, yaitu Malang, Jawa Timur.

Kenapa Malang?

Awalnya Solo akan menjadi tujuan kami liburan akhir tahun. Tapi setelah kami review, ternyata di Malang lebih banyak destinasi yang ramah anak. Iya, liburan kali ini lebih mengedepankan Yasmin. Seperti main ke Taman Dolan Batu. Yaa...meski perjalanan ke Malang membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam tanpa macet, tapi kami ingin mencoba liburan ke sana. Nah, karena ini termasuk perjalanan yang jauh banget, kami pun menganggarkan waktu tiga hari dua malam di Malang. 


A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Dec 23, 2016 at 6:40am PST

Berbeda dengan liburan akhir tahun lalu yang cukup satu hari karena lintas kota, yaitu ke Magelang. Persiapan untuk tahun ini lebih gereget. Mulai dari transportasi, amunisi selama dalam perjalan, penginapan sampai tabungan! 🙊 Makanya, aku musti bijak dalam memilih moda transportasi apalagi penginapan. Harus betul-betul mempertimbangkan banyak hal karena akan menginap dua malam di Malam.

Untuk masalah transportasi, karena pakai mobil kami hanya memikirkan pembelian BBM saja. Sementara kebutuhan makan selama dalam perjalanan, kami memilih membawa camilan dan sesekali turun di rumah makan yang tipenya prasmanan. Dan untuk penginapan, kami akan memesan secara online karena lebih efisien ketimbang pesan mendadak setibanya di Malang.


Pemesanan paket wisata Bromo...
Karena kami ada rencana ke Bromo, salah satu penginapan yang kami pesan secara online pun nantinya juga tak jauh dari kawasan Bromo. Menariknya, nih, saat sedang mulai persiapan browsing penginapan, ada penawaran berupa paket wisata Traveloka ke Bromo. Selain penginapan, Traveloka juga menawarkan tiket pesawat ke Bromo. Penawaran ini dalam bentuk paket, dan harganya lebih lebih hemat dibanding pesan terpisah, gitu. Hematnya bisa sampai 20% tanpa kode promo apapun. Kan menarik. Sayangnya kami ngga pakai pesawat, jadi cukup pesan penginapannya saja.


Semoga cuaca bersahabat...
Dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, begitu banyak pengeluaran tak terduga. Makanya, sebagai bendahara rumah tangga pun aku harus bijak dalam mengatur keuangan untuk liburan akhir tahun. Makan, Penginapan, ngga perlu mewah-mewah, terpenting layak dan kebersamaan. 😆
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Gimana sih rasanya pisah ranjang dengan anak dan juga suami? Euuumh...ternyata biasa banget, aku pernah mencobanya beberapa hari yang lalu dan sukses bikin bahagia. 😂 Ini gue somplak amat, ya. Kayak orang ngga normal aja. Qiqiqi Tapi jangan dikira aku ada permasalahan keluarga, ya. Hahaha.



Ini kali pertama aku meninggalkan anak dan suami untuk suatu kepentingan. Ngga bertemu dengan mereka satu setengah hari. Bahagia? Sama sekali ngga. Mau bobok biasanya ada yang mijetin, malam itu harus memejamkan mata tanpa ada pijetan. Udah gitu, tiba-tiba kaki kram karena habis kungkum di kolam hangat D'Qiano. Onde mandeee, nelangsoo bangett. Uuuwh...berat banget.

Tengah malam biasanya ada yang membangunkan untuk nenen, eeh malah waktu itu aku terbangun tapi bukan buat nenenin. Melihat kanan kiri, teman tidur sudah pada pules semua rasanya jadi horror. Aku pun melihat handphone, baru jam 02.00 WIB. Masih ada tiga jam lagi menuju subuh. Mata dipaksa untuk kembali tidur, tapi susah. Uuwh...betapa beratnya pisah ranjang.

Belum lagi drama saat mengantarkan Yasmin kepada Omnya. Dia nangis dengan suara sampai melengking. Sebenarnya aku ngga tega banget, tapi lebih ngga tega lagi kalau harus membawanya ke Dieng untuk ikut famtrip sementara cuaca sedang tak menentu.

Pagi itu, Yasmin masih bersama aku karena malam harinya ikut menginap di Hotel Surya Yudha Banjarnegara. Dia bobok kira-kira jam 23.00 WIB. Itupun setelah makan roti dari Mbak Mechta. Nampaknya dia kelaparan karena sempat mengajak keluar buat jajan. Bangun tidur kira-kira pukul 06.00 WIB, Yasmin langsung mainan dan aku malah leha-leha ngga jelas sampai pada akhirnya waktu untuk sarapan pagi tiba dan aku lupa memberi ASI terlebih dahulu kepada Yasmin. Sungguh ini penyesalan yang teramat.

Merasa beruntung karena keyakinan telah terkumpul dan begitu kuat, alhamdulillaah Yasmin ngga rewel meski kami pisah ranjang. Menurut Mbah Uti, malam harinya sih dia bangun karena pingin minum, tapi semua dapat teratasi dan ngga sampai rewel. Alhamdilillaah...bahagia banget kalau ninggalin anak bojo tapi ngga rewel. Uuuwh...
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Nak..Nak..Nak, sini Ibu ceritain tentang kamu pada Minggu, 05 Nopember 2017, ketika Ibu menghadiri kondangan anaknya Pak Wakil yang bertempat di Gedung Akakom Yogyakarta, dan Ibu memilih untuk ngga mengajakmu. Untuk segala kebutuhanmu hari itu, Ibu percayakan kepada Ayahmu yang hari itu libur kerja.

Naak..nak...nak, pelan-pelan...

Ibu kira, kamu akan baik-baik saja. Kamu akan lemena, tenang ditinggal Ibu yang perginya ngga lama. Tapi pada kenyataannya lain dengan harapan-harapan Ibu. Ayah bercerita banyak tentang segala hal yang kamu lakukan hari itu juga. Bercerita dengan ekspresi yang sedikit kesuh. Ibu pun hanya bisa menjadi pendengar setia, ngga bisa membelamu apalagi sok menasehati Ayah. Ibu betul-betul membiarkan Ayahmu bercerita dengan segala perasaan kesuh yang meletup-letup.

***

"Kenapa jam segini belum sampai rumah?" Pertanyaan ini datang dari suami lewat chat Whats App dengan diakhiri emotikon marah. Dengan segala alasan aku sampaikan kepadanya, tapi ngga ada balasan barang emotikon. Miris, memang. Tapi aku sadar, karena hari itu juga akan ada acara di rumah. Ibuku dan Mak Kiyem pasti sibuk di dapur. Artinya, mau ngga mau suami harus mengurus Yasmin selama pekerjaan dapur belum selesai.

Kesabaran seorang Ayah cukup terbatas. Memang, yang kerap ngomel-ngomel  di rumah adalah Ibu, tapi stok kesabaran seorang Ibu lebih banyak dibanding Ayah. Ini sih di rumah tangga kami, ya. Kepada suami tersayang, kamu harus mengakui hal ini. Kalau ngga, maka akan terjadi gejolak dariku! Hahaha

Acara kondangan yang aku prediksi maksimal Maghrib sudah sampai di rumah (lagi), ternyata molor karena sepulang dari resepsi hujan deras. Perjalanan pulang yang biasanya lebih cepat, kali ini justeru lebih lama karena mementingkan keselamatan penumpang. Sopir pun memilih rute jalan yang lebih panjang yaitu lewat Jalan Purworejo. Satu jam lebih lama dari rute biasa, demi keselamatan.


***

Ibu hanya bisa pasrah, Nak. Karena perginya dengan rombongan kantor. Jam pulang kerja yaitu jam 16.00 WIB, biasanya kamu menunggu Ibu di Tandonsari. Kata Ayah, di jam tersebut kamu minta jalan ke Tandonsari padahal sore itu gerimis. Ayah berusaha untuk ngga menuruti keinginanmu, tapi ternyata kemauanmu itu sungguh ngga bisa diganti dengan apapun. Dengan berat hati, Ayah mengajakmu ke Tandonsari.

Hari makin gelap dan kamu ngga mau pulang, kekeuh menunggu Ibu. Kali ini Ayah ngga bisa menuruti keinginanmu lagi. Ayah terpaksa membawamu pulang ke rumah. Kamu menangis di sepanjang jalan sampai Ayah bingung harus berbuat apa. Sesampainya di rumah, kamu masih menangis dan tambah rewel. Diajak siapapun ngga mau, nempel terus sama Ayah.

Sampai pada cerita ayah yang paling menggelitik. Katanya, kamu mengambil satu baju favorit Ibu di tumpukan baju yang belum disetrika dan dibawa kemanapun kamu jalan. Yang membuat Ibu terharu, baju itu terus dipegang sampai kamu bobok. Ibu menyaksikan sendiri saat udah sampai rumah. Ibu masuk kamar dan mendapati baju Ibu ada di sampingmu, dipegang erat. Nak...Nak...Nak, kelakuanmu yang satu ini bikin terharu, asli.

Dear Kecemutnya Ibu, 

Ngga tahu kenapa, Ibu suka ngga percaya kalau anak semanis kamu bisa tantrum yang kadang seketika itu membuat Ibu menjadi perempuan lemah. Tapi kembali lagi pada kewajiban Ibu sebagai orang tua, Ibu harus menjadi perempuan yang kuat di hadapanmu, khususnya. Ada banyak harapan yang telah Ibu dan Ayah tulis untukmu. Harapan Ibu sederhana, ngga muluk-muluk, kok. Kamu dapat mengendalikan diri ketika kelak mendapati masalah. Ini menjadi salah satu harapan Ibu. Makanya, sedapat mungkin kami selalu berusaha tegar di hadapanmu supaya kamu bisa lebih tegar dari kami, kelak.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Eh, kalian kenal sama keluarga Mbak Noe? Beberapa bulan yang lalu, Ibu dari empat anak ini mengajak anak bungsunya, Karla, jalan-jalan ke Yogya. Jarak dari tempat tinggalnya yaitu Serang, menuju Yogyakarta memang jauh. Tapi, sih, ngga masalah ya, karena sekarang sudah ada moda transportasi pesawat terbang. Dan Mbak Noe memilih transportasi tersebut untuk sampai ke Yogyakarta.

Kalian musti tahu, usia Karla saat itu belum genap satu bulan, masih bayi merah. Asli, aku salut banget dengan kemantapan Mbak Noe yang memang hobi traveling dengan mengajak anak-anaknya. Soalnya, aku yang punya anak dengan usia hampir dua tahun, tuh, belum berani mengajaknya naik pesawat. Duuuh...jangankan pesawat, kereta api saja belum berani. Cemen banget, ya. Hahaha. Emang. Rasanya aku belum yakin kalau Yasmin bakal tenang saat di dalam pesawat. Padahal, sekarang sudah ada perlakuan ekstra untuk bayi dalam penerbangan. 😛

Jangan buru-buru terbang, Naak...Hihihi

Iya, ternyata sekarang sudah ada perlakuan ekstra untuk Bayi saat dalam penerbangan. Tentunya ini sebagai salah satu bentuk pelayanan supaya penumpang merasa nyaman di dalam kabin meski ada Bayi di dalamnya. 

Ternyata (lagi), kenyamanan dalam penerbangan mudah didapatkan asalkan kalian mau disiplin melakukan berbagai pendaftaran. Begitu pula dengan kenyamanan penerbangan bersama si buah hati. Harus ada perlakukan ekstra untuk bayi dalam penerbangan agar orangtua maupun si kecil ngga terganggu kenyamanannya selama berada dalam pesawat.

Berikut ini enam hal terkait perlakuan ekstra yang harus Sobat Aviasi (sebutan yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Perhubunan Udara untuk para penumpang atau pelanggan pesawat terbang) lakukan bila ingin merasakan kenyamanan dan keselamatan.

Konsultasi ke Dokter
Maksimal seminggu sebelum melakukan penerbangan, ada baiknya kalian melakukan konsultasi ke dokter untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan terkait kesehatan bayi agar kondisi bayi prima untuk melakukan penerbangan. Meski si kecil terlihat baik-baik saja, ngga ada salahnya untuk tetap berkonsultasi ke dokter supaya lebih tenang.

Pakaikan Penutup Lubang Telinga
Penutup lubang telinga atau yang populer disebut ear plugs bisa membantu memperlambat proses perubahan tekanan udara pada gendang telinga. Hal ini mencegah anak-anak mengalami kesakitan telinga akibat perubahan tekanan udara, atau mencegah gejala oklusi tuba yang dikenal dengan istilah penyumbatan saluran yang menghubungkan antara hidung dan telinga. Kalian dapat membelinya di apotek. Jangan khawatir, harganya murah, terjangkau dan bisa digunakan beberapa kali. 

Pakaikan ear plugs pada si kecil sebelum pintu pesawat ditutup. Dan kalian bisa melepaskannya saat pesawat sudah berada pada ketinggian maksimal, lalu memakainya lagi begitu pesawat mulai merendah untuk bersiap-siap mendarat.

Beli Kursi Ekstra
Perlakuan ekstra yang ini sebenarnya bukan hanya untuk kenyamanan bayi dalam penerbangan, sih. Membeli kursi ekstra juga sangat berguna untuk kenyamanan sang ibu. Bagi para orang tua yang akan melakukan penerbangan dengan membawa buah hati yang masih bayi, akan lebih baik bila membeli kursi ekstra untuknya.

Meskipun mungkin si kecil akan duduk di pangkuan selama penerbangan, namun kursi ekstra dapat juga digunakan untuk menaruh perlengkapan bayi. Adanya ruang yang lebih longgar dan leluasa juga akan membuat orang tua dan si kecil menjadi lebih nyaman.

Pilih Kursi Bagian Depan
Tanyakan pada pihak maskapai, apakah kalian bisa memilih tempat duduk di bagian depan (bulk head seat). Karena selain lebih leluasa, bagian ini juga lebih aman dari suara mesin pesawat yang bising. Asli.

Minta Sabuk Keselamatan
Biasanya maskapai menyediakan sabuk keselamatan untuk bayi yang dibawa dalam penerbangan. Meski begitu, jangan ragu meminta sabuk keselamatan untuk bayi jika awak pesawat ngga memberikan perhatian khusus terhadap bayi yang mungkin saja karena faktor terlupa. Jangan malu dan ragu untuk bertanya atau meminta, ya.

Perlakuan Saat Lepas Landas dan Hendak Mendarat
Bila mengajak anak berusia kurang dari 3 tahun dalam penerbangan, sebaiknya kalian memangkunya saat pesawat sedang lepas landas maupun hendak mendarat. Lakukan ini agar dia nyaman. Juga demi menjaga keselamatannya, walaupun kalian sudah membeli kursi tersendiri untuknya. Karena keadaan saat akan lepas landas maupun saat mendarat menjadi situasi menegangkan sehingga dengan memangkunya akan mengalirkan kenyamanan alami di tubuhnya. Memangku, lalu memeluknya.

Dengan berbekal informasi di atas, setidaknya rasa parno mengajak si kecil jalan-jalan dengan menggunakan transportasi udara perlahan sirna. Aku musti mulai percaya diri, nih. Uwwh...😂
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Haaai Halo, sampai juga pada arisan ketiga #KEBloggingCollab, nih. Lagi-lagi, temanya rada-rada berat. Iyaa...tema yang digagas oleh kelompok Najwa Shihab memang dari minggu ke minggu selalu berat. Tema tentang Poligami, misalnya. Beraaat bangett. Sampai bikin kepala nyut-nyutan saat nulis. Hahaha.

Dan kini kembali putar otak. Adalah tentang Kids Zaman Now. Tema yang sedang hits dan beberapa hari lalu pernah menjadi trending topik di jagad maya.  Ini grup cerdas amat, ya. Tulisan yang menjadi trigger pun selalu sedap. Silakan baca tulisan si Ayu yang berjudul fenomena kids zaman now.

Kids Zaman Now, mainan troli... 
Munculnya istilah Kids Zaman Now sebenarnya ngga membuatku terlalu was was. Mungkin karena aku tinggal di desa yang mana perilaku anak-anak di sini insya allah bisa dibilang aman. Belum ada kasak-kusuk yang meresahkan orang tua maupun masyarakat. Asli, ngga ada yang bikin heboh dengan tingkah laku mereka kecuali jam tidur siang tapi mereka masih asyik main petak umpet di pertigaan dekat rumahku. Biasanya ada yang negur. Tapi mereka tetap saja kekeuh bermain. Sabodooooo. Hahaha.

Aku ngga perlu menjelaskan detail kelakuan si anak zaman sekarang yang memang bukin gerah itu, ya. Aku juga ngga perlu mengunggah foto-foto mereka yang ngga layak tayang itu. Ogah banget memviralkan foto yang ngga senonoh itu. Mengotori Blog yang suci ini. Qiqiqi

A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Aug 5, 2017 at 3:18am PDT


Sebenarnya risih, sih, kalau melihat adegan baik di foto maupun video kids zaman now yang diunggah di sosial media. Atau, percakapan berupa pesan singkat yang bernada mesra padahal mereka masih duduk di bangku SD. Belum lagi, kelakuan lain yang kadang membuat orang tua atau bahkan tetangga, ngga nyaman melihatnya. Grrr...


Terlanjur salah menyikapi...

Kadang ada beberapa anak atau bahkan orang tua merasa bangga dengan perilaku para kids zaman now sampai mereka terlanjur salah menyikapi. Orang tua seperti belum paham, mana yang bisa dibanggakan, mana yang perlu prihatin.

Anak SD dapat mengoperasikan gadget dengan baik. Orang tua bangga? Eeeumh...kadang ada yang merasa demikian. Bangga bila anak-anak mengoperasikannya sesuai dengan kebutuhan, dan ngga keluar dari zona aman. Tapi kalau sampai salah atau luput dalam menggunakannya, siapa yang menjadi sasaran utama? Orang tua juga, kan? Euuumh...

Anak SMP sudah bisa naik sepeda motor, sementara di usia mereka belum cukup untuk dibuatkan SIM. Orang tua bangga? Kadang demikian. Anak bangga? Sebagian besar bahagia karena seolah mendapat kepercayaan dari orang tua. Ngga banyak anak yang benar-benar memanfaatkannya dengan baik. Beruntungnya, banyak orang tua yang membelikan sepeda motor untuk anak, tuh, yang sesuai dengan usia. Yaa...kalau lihat anak SMP pakai motor gede kan ngga cocok, ya.


Sepeda motor Yasmin sesuai usia...

Memang, banyak orang tua yang mampu membeli minimal dua barang di atas yang kadang dapat menjadikan anak lebih percaya diri. Tapi setelah terbeli, anak dibiarkan "lari" sendiri. Mungkin ini menjadi latar belakang munculnya generasi kids zaman now.



Menyikapi kemajuan zaman dengan bijak...

Aku dan suami termasuk orang tua yang ngga takut dengan perkembangan zaman, khususnya dengan kemajuan teknologi. Di usianya yang ke dua puluh satu tahun, Yasmin sudah kami kenalkan dengan gadget. Bukan mengenalkan seperti memberi tutorial untuk ini itu, tapi lebih pada fungsi. Dan untuk  sementara ini, dia baru paham bahwa smartphone yang tiap hari dia lihat bisa digunakan untuk nonton video lagu-lagu anak yang sudah kami unduh dan juga telephone.


Mainannya interaksi langsung...
"Halo Ayah, Halo Ibuu." Dia membawa handphone, lalu didekatkan ke telinga seraya menyapa orang tuanya. Ngga ada istilah panggilan keluar yang sungguhan, dia hanya meniru orang di sekitarnya yang sering interaksi dengan handphonenya.

Dalam sehari, kami memberi akses main handphone untuk Yasmin hanya dua kali. Setelah bobok siang, dan malam hari. Selebihnya, dia main bersama teman-teman atau bermainan sesuai keinginannya tapi bukan gadget. Lebih pada interaksi dengan teman-teman, atau permainan lain yang menurutnya menyenangkan. Seperti mainan pasir, gitu. Dia bakal betah meski hanya mengeruk pasir dan memindahkannya ke dalam wadah. Bahagianya receeh pisan, ya. Hihihi

Kids zaman now Ibu dan Ayah...
Aku dan suami termasuk orang tua yang ngga takut dengan perkembangan zaman, khususnya dengan kemajuan teknologi. Teknologi secanggih apa yang muncul sekarang, mau ngga mau kami diterima karena kami ngga mau ditinggal zaman. Ketinggalan zaman sih masih bisa menyusul, ya. Kalau ditinggal? Kan jatuhnya sakit hati. Hahaha.

Orang tua boleh menerima apapun bentuk perkembangan atau kemajuan akan teknologi. Pun dengan anak-anak. Tapi setelahnya, orang tua mau ngga mau harus bisa memfilter mana yang perlu dan ngga perlu untuk dikonsumsi anak-anak sesuai dengan usianya. 

Orang tua mungkin ngga bisa mengentikan fenomena kids zaman now, tapi  orang tua bisa mengarahkan anak-anak, memberi pengertian kepada mereka, menjadi teman main bagi mereka sejak dini hingga dewasa nanti.
Share
Tweet
Pin
Share
11 komentar
Bagi sebagian orang, mungkin kampung damar kurang menarik untuk dikunjungi. Di dalamnya hanya ada bibit pohon, pohon pinus, dan beberapa jenis pohon lainnya. Lalu, ada beberapa tempat duduk yang masih sangat sederhana. Pun dengan gubuk yang ngga terlalu besar di dekat pintu masuk. Bisa dibilang, tempat ini masih jauh dari kata rekomendasi untuk sebuah tempat wisata meski namanya Wisata Pendidikan Kampung Damar.

Standby, ciiiisss...
Tapiiiii...menarik atau ngga suatu tempat wisata sebenarnya tergantung pada diri sendiri dan bagaimana cara kita mengemas tempat tersebut menjadi tempat nyaman atau bahkan istimewa. Begitu, kan?

Masuk tempat wisata ini, yang pertsma kami cari adalah lahan yang rata dan teduh karena Yasmin saat itu bobo pules. Tak jauh dari area parkir, kami menumukan tempat yang cukup nyaman. Suami pun menggelar tikar yang sudah kami bawa. Akhirnya, pelan-pelan kami mulai menemukan kebahagiaan di sini.

Sembari menunggu Kecemut bangun, aku bersama suamik menuju gubuk kecil yang sepertinya memang disediakan untuk berfoto. Dan tahukah kalian, di sini kami foto sok romantis seperti anak ABG yang lagi memperbanyak stok foto mesra untuk dipamerkan kepada khalayak ramai. Hahaha. Sungguh, moment ini di luar dugaan.

Mesraan di atas tikar...

Ada berapa banyak stok foto mesra yang diambil menggunakan tripod? Lebih dari lima puluh jepretan. Hahaha. Dan ini moment ini sukses membuat bahagia karena kami hampir ngga pernah foto berdua dan mesra-mesaraan. Beruntungnya nih, tempat ini ngga terlalu ramai. Jadi kami bebas banget mau melakukan adegan seperti apa terpenting ngga sampai lepas baju. 🙊

Kami menyudahi sesi poto berdua karena udah capek setting timer. Lagi pula, kami sudah terlalu lama meninggalkan Yasmin. Sepertinya tepat waktu karena saat menghampirinya, dia mulai gerak. Pertanda akan bangun dari tidur panjangnya. Ya, dia tidur di atas tikar kira-kira empat puluh lima menit. Lama banget, kan? Mau bangunin lebih awal, kasihan. Yaudah, kami mengalah untuk sarapan agak siang kira-kira jam 09.30 WIB.



Ibu sampai encok boyoknya...



Usai sarapan dan makan cilok, kami mengajak Yasmin jalan-jalan keliling kampung damar. Dan ini diluar dugaan (lagi), dia bahagia banget di sini.

Memang, ngga ada yang spesial di sini. Maksudnya, tempat yang ramah anak. Tapi dia betah banget saat kami ajak naik sampai puncak dan menemukan beberapakursi yang terbuat dari kayu. Dia ngga minta duduk, tapi minta jalan di atas tempat duduk. Ngga ada bosannya dia jalan. Sampai kami kewalahan mengikuti keinginannya untuk naik turun papan. Ngga apa lah, ngga tiap hari ini. Yang penting dia bahagia dan bisa menikmatinya.

Puncak kebahagiaan kami dapat ketika Yasmin memulung sampah-sampah yang berserakan di sekitar kami. Bungkus permen, jajanan, apa yang dia lihat, pasti diambil. Kami pun memberikan tas kresek yang memang sudah kami sediakan untuk menampung sampah.

Jangan lupa buang sampah ke tempatnya...

Sampah bekas sarapan, jajan, dan minuman sudah kami masukan dalam satu kresek. Lalu, hasil pungut sampah si kecil yang tak seberapa, kami gabungkan. Tanpa diminta, Yasmin membawa sampah-sampah itu dengan tangan ringan. Uuuwh...bahagiaanyaaa! 👪

Buat kalian yang mau main ke Kampung Damar, persiapkan segala kebutuhan terutama kebutuhan si kecil terkait dengan makanan dan minuman karena di tempat ini belum tersedia warung. Kampung Damar berlokasi di Desa Watubelah, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara. Jika sedang ada penjaganya, kalian cukup membayar Ro 3.000 per orang. Harga tiket masuk sudah termasuk biaya parkir.

Mari bahagia. 🤗
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Dulu, pernah satu kali aku mengajaknya mandi bola di Depo Pelita. Saat itu, dia belum percaya diri masuk area ini. Berbekal tiket masuk Rp 7.500, dia hanya duduk di luar area mandi bola. Dia malah asyik mainan kuda-kudaan dan mobil mini. Aku ngga berani memaksanya untuk menyentuh bola apalagi terjun ke dalamnya. Beberapa menit sebelum memutuskan untuk keluar area permainan ini, dia malah minta turun.


Menikmatii uuwh....

"Ibu, turun." Pintanya saat itu. Aku pun mengangkatnya kemudian memasukannya ke area mandi bola.

Apakah dia Senang? Bahagia?

Ngga. Dia masih belum juga percaya diri. Bahkan dia sempat takut dengan beberapa anak yang berperawakan lebih besar darinya. Dia hanya bertahan satu menit di antara bola warna-warni itu.

"Ngga apa. Namanya perkenalan, butuh proses." Batinku saat itu.



Di usianya yang ke dua puluh satu bulan, dia kembali nyobain mandi bola. Dan pada akhirnya dia berani terjun buat mandi bola. Jalan ke sana ke mari, nyaman banget. Dia nampak terbuai meski belum berani mainan sloropan. Hahaha.

Next time, lima bulan lagi, Ibu akan mengajakmu mandi bola lagi. Semoga udah berani sloropan di sini, ya. ^_*
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Mbak Wulan, namanya. Kami kenal tiga tahun yang lalu lewat blog. Dia bukan Blogger, melainkan pencari informasi dengan memanfaatkan internet. Browsing istilahnya. Lalu dia menemukan laman blog idahceris.com di mesin pencari, blogku yang saat ini jarang update. 🙈

Lewat kolom komentar, dia bertanya tentang kota yang kini menjadi tempat tinggalku. Dalam komentarnya, dia menyelipkan kontak berupa nomor telephone. Dan aku diminta menjawab pertanyaannya lewat pesan singkat atau telephone. Berniat memberi informasi yang dia butuhkan, aku pun melayangkan pesang singkat kepadanya. Dan ngga menyangka, sampai saat ini kami masih menjalik komunikasi dengan baik.

Mbak Wulan, dia berdomisili di Jember. Tiap ada orang yang menyinggung kota tersebut, ingatanku tertuju kepada Mbak Wulan dan teman-teman Blogger Jember yang super baik. Ada Mbak Prit, Mas Hakim, Uncle Lozz, yang sekarang hampir ngga ada komunikasi dengan mereka. Ada juga Mbak Li, teman baik di grup Embak Cer.

Jika bisa sampai Jember, aku pingin banget kopdar sama teman-teman Blogger dan juga Mbak Wulan. Sebenarnya Mbak Wulan kerap mengajakku untuk main ke Jember, bahkan dia mau mengantarku keliling Jember.

"Ada banyak wisata di sini. Wisata Pantainya bagus-bagus. Main lah ke sini, AKU TRAKTIR!"

Hayoloooh...hari gini ada orang yang ngajak main gratisan dan itu cuma kenal lewat dunia online. Aaah...baik banget, kaaan. Udah gitu, dia juga ngasih gratisan tiket PP, dan penginapan. Ini teman atau jasa biro yang ujung-ujungnya minta diendorse? 😎

Objek wisata Jember memang didominasi dengan pantai, lengkap dengan suasana ombak yang cukup ganas. Oleh karena itulah kini sudah banyak pembangunan hotel di Jember yang mengambil lokasi di pinggir pantai. Ini nih yang menjadi daya tarik pingin ke Jember. 😂

Meskipun tidak semua pantai di Jember berpasir putih, tapi aku percaya bahwa pantai-pantai di sana ngga kalah dengan keindahan pantai yang ada di Bali atau Banyuwangi.

Ini ada empat Pantai yang sering diceritakan sama Mbak Wulan. Aku baru dapat ceritanya saja, dan foto-fotonya dapat dari Mbak Li. 🙊 Lengkap banget, ya. 

Pantai Papuma

Katanya, Pantai Papuma merupakan pantai paling cantik yang ada di Pulau Jawa. Pantai ini memiliki pasir putih dan juga warna air laut biru toska yang begitu jernih. Ngga hanya itu, di pantai ini wisatawan akan menemukan beberapa batu karang yang membat pantai ibu makin indah. 

Uwhh...makin pingin ke sini..
Karena berada di perairan Laut Selatan, keindahan pantai ini juga tak lepas dari beberapa mitos. Salah satunya yaitu keberadaan goa yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersemedi seorang Kyai Mataram dan menjadi tempat dimana bersemayamnya Dewi Sri atau salah satu putri ratu selatan. Penasaran apa malah ngeri? Hahaha. 

Namanya juga mitos, ya. Kalau aku mah ngga mempan sama mitos-mitos, gitu. Justeru makin pingin main ke Pantai yang berlokasi di Desa Lojejer, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Malah pingi menginap di hotel di Jember yang dekat dengan kawasan ini. 😂

Pantai Payangan

Pantai Payangan mungkin menjadi salah satu pantai berpasir hitam yang paling cantik di pulau Jawa. Meskipun memiliki pasir hitam, pantai ini memiliki air laut dengan warna biru gelap yang jernih dan bersih. Daya tarik lain dari Pantai Payangan ini adalah keberadaan bukit-bukit hijau yang cukup tinggi dan mengelilingi pantai. Jadi ingat Pantai Menganti, Kebumen. Sama-sama eksotis perbukitannya.


Pengunjung bisa menaiki bukit tersebut untuk melihat keindahan Pantai Payangan dari ketinggian. Pemandangan yang didapat ngga hanya pantai saja, tapi bisa melihat perahu nelayan yang sedang menepi di sisi pantai karena pantai ini juga merupakan salah satu pantai yang menjadi pusat kegiatan nelayan di Jember. Pantai ini berada di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Pantai Teluk Love

Sepertinya ini pantai cukup terkenal setelah Pantai Papuma. Pantai ini cukup unik karena bentuknya persis dengan bentuk hati. Makanya pantai ini diberikan nama Pantai Teluk Love. 

Belakangan ini Pantai Teluk Love mulai terkenal dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin membuktikan bentuk dari pantai ini secara langsung. Beneran berbentuk love apa ngga. Lokasi Pantai ini berada di ujung paling selatan dari pantai-pantai yang ada di Jember. Bentuk hati akan terlihat jelas jika melihatnya dari atas bukit yang bernama Bukit Domba.

Awwwh...ada bukitnya juga. Makin pingin ke sini, dong!



Sepertinya jika wisata ke beberapa pantai dk Jember bebarengan dengan menyaksikan Jember Culture Festival (JCF) akan terasa lengkap. Apalagi jika teman-teman di Jember lagi ngga sibuk. Uuwh...rezeki banget kayaknya. 😂 Nunggu Yasmin agak gedean dikit lah, siap banget mengajak Yasmin wisata pantai.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ►  2023 (11)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2022 (17)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2017 (61)
    • ▼  Desember (3)
      • Milestone: Celotehan Favorit Pada Usia 20 Bulan
      • Ketika Perempuan Kepincut Diskon Harbolnas
      • Milestone: Lagu Pertama Yasmin
    • ►  November (6)
      • Membuat Alat Peraga Hewan dari Kertas
      • Tantrum di Dalam Bus
      • Bijak Dalam Merencanakan Liburan Akhir Tahun
      • Pisah Ranjang
      • Yogyakarta dan Baju Ibu
      • Perlakuan Ekstra untuk Bayi dalam Penerbangan
    • ►  Oktober (5)
      • Menyikapi Fenomena Kids Zaman Now
      • Bersenang-senang di Kampung Damar, Pagedongan
      • Akhirnyaa...Berani Terjun Buat Mandi Bola di Depo ...
      • Jember dan Wisata Pantai
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Kelas Grwothing

Kelas Growth dari Growthing.id
Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

Created with by ThemeXpose