• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Fase pertumbuhan anak yang kadang terlewat oleh orang tua yaitu saat si kecil mulai tumbuh gigi. Memang ada ciri khusus ketika gigi anak akan mulai tumbuh, seperti mengalami gusi bengkak dan nafsu makan menurun. Namun tidak semua orang tua paham dan peka. Pun tidak semua orang tua melakukan pengecekan pada gusi si kecil meski sudah tahu bahwa biasanya gigi anak akan mulai tumbuh di usia 5 bulan. Seperti tidak ada persiapan untuk itu. Saking parahnya, kadang tahu-tahu anak sudah muncul gigi kelincinya, duaaaaaaaa! 😂

Selain ciri-ciri yang sudah saya sebut di atas, masih banyak tanda lainnya, salah satu tanda yang sangat mudah untuk deteksi tumbuhnya gigi untuk pertama kali yaitu ketika si kecil mulai memasukkan benda ke dalam mulut, kemudian menggigitnya dan terlihat gemas, gitu. Ini dilakukan karena dia merasa gatal pada bagian gusinya. Kalau sudah seperti ini, periksa saja bagian gusinya. Siapa tahu gigi susunya akan tumbuh. 😍

Lebih Dekat dengan Pertumbuhan Gigi Bayi. 

Seperti yang kita tahu, Moms. Masuk usia 3 atau 4 bulan, si kecil sudah mulai pintar memasukkan jemarinya ke dalam mulut. Biasanya isap jempol menjadi pilihannya. Kalau istilah orang desa, ada madu di jempol bayi. Jadi rasanya ingin isap terus jempolnya. Ya bayangkan saja, madu kan manis, tuh. Padahal, sih, karena si jempol adalah jari yang paling dekat dengan mulut ketika dia mengangkat tangannya. 😝

tanda-tanda pertumbuhan gigi pada usia 4-12 bulan

Memasukkan benda ke dalam mulut juga sebagai salah satu bentuk reaksi atas kesiapan si kecil menghadapi masa MP-ASI. Kemudian lanjut usia 6 bulan, setelah anak diberi makanan pendamping ASI dan mulai belajar merangkak, apa saja yang bisa dijangkau olehnya akan diambil dan dimasukkan ke dalam mulut. Ini, nih, yang membuat orang di sekitarnya was was dan memilih untuk tidak meninggalkannya sendirian. Khawatir juga kalau yang masuk mulut adalah benda-benda membahayakan. Iya, tidak hanya benda kotor, tapi juga membahayakan bagi baby. 

Menyikapi kemungkinan-kemungkinan bayi menggigit benda asing atau memasukkan benda kotor ke dalam mulut, biasanya orang tua membelikan gigitan bayi yang mana bentuk dan teksturnya menyesuaikan dengan usianya. Banyak perusahaan yang menawarkan gigitan bayi atau teether untuk membantu buah hati meredakan rasa gatal pada gusi. Salah satunya yaitu teether bayi terbaik Mombella Teether dari Mooimom.

Memililih Teether Bayi Terbaik, Mombella Teether.

Orang tua zaman now makin selektif dalam membeli kebutuhan untuk buah hatinya. Biasanya mereka akan membaca review terlebih dahulu sebelum membelinya. Browsing dari beberapa artikel, membacanya dengan teliti sampai detail kualitasnya. Saat hendak membeli pun menyesuaikan dengan kebutuhan si kecil. Kemudian yang menjadi pertimbangan akhir yaitu harga.

Saat ini gigi Wildan sudah tumbuh sebanyak 5 buah; gigi depan bagian bawah tengah (sentral) tumbuh dua, pun dengan gigi depan bagian atas (sentral) tumbuh 2, lalu depan atas bagian kiri (lateral) tumbuh 1 gigi. Pertumbuhan giginya sesuai dengan usianya saat ini yaitu 10 bulan. Di usia ini, Wildan makin aktif mengambil benda yang ada di sekitarnya untuk kemudian "dimakan". Gemas rasanya ketika menjumpai Wildan sedang asyik "makan" remote teve. Ya maklum, kadang kami lupa meletakannya di lantai. Padahal benda tersebut, tuh, keras. Bahaya juga kalau sampai melukai gusinya, kan.

review teether mombella

Beruntung Wildan mendapat kiriman Teether Mombella yang mana high quality dan sesuai dengan usianya. Saya mengatakan Mombella Octopus Teether merupakan teether bayi terbaik tentu bukan tanpa sebab, dong. Berikut saya sertakan kelebihan gigitan bayi dengan desain gurita yang manis banget! 🐙    
  • Terbuat dari 100% Food Grade Soft Silicone yang sangat lunak sehingga aman banget dan meminimalkan kerusakan pada gigi bayi;
  • Bahan ini import dan terlaris di Eropa;
  • Sudah melewati proses produksi Food and Drug Administration (FDA), tidak beracun, tidak berbau, dan tidak mudah menjadi wadah perkembangbiakan bakteri;
  • Desain kepala dengan kombinasi warna bisa membantu merangsang imajinasi bayi;
  • Desain mudah digenggam dan anti tersendak sehingga aman digunakan oleh bayi;
  • Dapat menahan suhu -40-200°.
Dengan kelebihan dari segi bahan dan desain, saya berani merekomendasikan teether ini. 😉

Review Teether Bayi Mombella Octopus Teether. 🐙 

FYI, saya memberikan dua teether untuk Wildan, satu Mombella Octopus dan satunya lagi Mombella Flower Fruit. Kemudian ada juga tisu basah yang berisi 8 pack dan 1 pack berisi 8 lembar. Tisu basah ini serba guna karena mengandung 99% air, tanpa pewangi dan alkohol. Ukurannya cuma 5x10 cm, lho. Tidak makan tempat dan mudah dibawa kemana saja. Sangat direkomendasikan untuk traveling.

Kali ini, saya akan review teether bayi Mombella Octopus Teether, ya. Gigitan bayi yang sangat unik dan banyak banget manfaatnya untuk tumbuh kembang si kecil. Betul, bukan sekadar sebagai perangsang gigi atau meredakan rasa gatal pada gusi, tapi lebih dari itu. 😍

Gigitan bayi untuk anak usia 4-12 bulan yang aman

Setelah tahu kelebihan gigitan bayi Mombella Octopus dari komposisi bahan, ternyata masih ada kelebihan lainnya yaitu dari sisi packagingnya. Iya, teether ini terbungkus dalam wadah yang sangat aman dan elegan. Kemasan terbuat dari plastik tapi kokoh banget karena dimensinya tebal. Jadi, tidak mudah pecah. Kemudian lanjut pada teethernya, desain Octopus atau Gurita dengan topi warna dan pita, memberi kesan guritanya ini centil banget. Hahaha. Terlepas dari desain yang cute, ada penjelasan detail produk Mombella Octopus yang saya dapat dari website https://www.mooimom.id/.

teether yang aman untuk bayi

Jadi, teether ini didesain penuh sarat makna dan manfaat. Mulai dari desain topi dengan tekstur garis, sampai desain kaki gurita yang timbul seperti desain sikat gigi bayi. Ada fungsi lain dari Mombella Octopus Teether yang mungkin tidak dijumpai pada teether lainnya yaitu teether ini dapat digunakan sebagai mainan. Iya, gigitan Octopus bisa dimanfaatkan sebagai mainan si kecil. Berikut inspirasi mainannya:
  • Gigitan bayi ini jika ditekan menghasilkan bunyi, mirip bunyi trompet versi mini. Trompetnya tukang putu ayu; 😂
  • Teether dapat digulung untuk kemudian bisa ditekan dan meloncat lah si Octopus; 🤭
  • Kalau belinya pas banyak, bisa juga ditumbuh seperti menara, lho;
  • Terus, nih, yang paling bikin terkejut, ternyata bagian bawah gigitan terdapat lubang kecil yang bisa untuk diisi air. Nah, kalau sudah isi air bisa digunakan sebagai senjata air. Mirip pistol air, gitu.
Ternyata fungsi dari teether ini banyak banget. Cari dengan kata kunci review teether mombella pun banyak ulasan positif. Dibanderol dengan harga Rp 319.000, rasanya sangat terjangkau karena banyak manfaat dari gigitan bayi ini.
  

Kesan Pertama Wildan Bermain Mombella Octopus.


Sebelum teether diberikan kepada Wildan, saya memperlihatkannya dari jarak yang lumayan jauh. Dia pun berusaha mengambilnya dengan cepat. Merangkak banter banget dengan wajah ceria. Keluarga yang ada di sekitarnya pun terlihat bahagia menyaksikan aksi ambil teether. Sesampainya di pangkuan, saya iseng banget ngeledek. Saya taruh Octopusnya di atas kepalanya. Eh...malah ngambek dia. 😂 

review teether bayi bagus

Bukan bermaksud membuatnya badmood, tapi saya ingin tahu seberapa tinggi ketertarikannya dengan mainan baru. Ternyata dia memang sangat tertarik. Wajar, sih, tiap melihat benda baru di dekatnya pasti rasa ingin tahu begitu tinggi. Saya buka lah segel si Octopus yang warna topinya manis banget, powder blue.

Kecemut, Mbaknya membantunya untuk memberikan gigitan bayi karena setelah saya buka ternyata Wildan kurang tertarik. Ekspresi wajahnya seperti takut, gitu. Asli, ini bocah ngeprank apa gimana, ya. Padahal dari awal, kan, begitu antusias. 🙈 Sekarang giliran Ibuknya yang pensaran, ada apa dengan Wildan? Kenapa sifatnya menjadi dingin gini. #eh. Menjadi tidak tertarik dengan teether yang ada dalam genggaman Mbaknya. Tapi setelah Mbaknya menekan si Octopus dan keluar bunyi, dia kembali mendekat, dong. Akhirnya, diraih lah si Gurita dengan topi manisnya itu.😂 

Dududuh...butuh perkenalan dengan barang baru ya, Mas! 🙊

Seperti biasa, apa yang ada dalam genggaman bayi usia di bawah 12 bulan, langsung lahap, dong! Eh...memangnya makanan, ya. Tanpa ragu teether dimasukkan ke dalam mulut dan digigit-gigit penuh dengan kegemasan. Desain timbul pada kaki gurita membuatnya sangat nyaman, terlihat ketika dia menggesekkan kaki Octopus ke giginya secara terus menerus. Karena terbuat dari soft silicone yang berkualitas import, dia terlihat nyaman banget saat menggenggam dan menggigitnya.

Cara Merawat dan Membersihkan Teether Mombella.

FYI, Teether Mombella sudah melewati proses produksi FDA. Proses ini adalah istilah pertama kali yang dicetuskan oleh Rd. Bernard T. Loftus di Amerika Serika pada akhir tahun 1970-an. FDA menjadi bagian penting dari upaya untuk meningkatkan mutu produk dari sebuah industri farmasi. Maka dari itu, keamanan teether sudah terjamin.

Teether dalam bentuk Gurita tidak mudah menjadi wadah perkembangbiakan bakteri, jadi Mommy juga tidak perlu khawatir akan datangnya jamur pada gigitan bayi ini. Namun demikian, Mommy harus rajin membersihkan teether untuk kebersihan gigitan bayi untuk menjaga kesehatan bayi. Apalagi teether mombella ini didesain dengan dominasi warna putih, jika ada kotoran pasti mudah terlihat.

Urusan merawat dan membersihkan gigitan bayi mombella ini sangat mudah. Iya, tidak usah khawatir, Moms. Mommy bisa melakukan sterilisasi ke dalam mesin sterilisasi maupun microwave. Secara manual, teether bisa dipanaskan/direbus kurang lebih 30 menit. Jangan lupa jika air sudah mendidih, kecilkan api, ya. Nah, jika sudah direbus, langsung saja lap dengan tisu basah dari Mooimom juga yang mengandung 100% air ultra murni. 

alasan memilih teether mombella

Jangan  jangan pernah mencuci mainan gigitan bayi dengan detergen, sabun cuci, sabun cuci piring, ya. Khawatirnya sabun dan bahan kimia bisa ada yang tertinggal dan menyebabkan aroma pada mainan. Ini bisa membuat anak keracunan karena sabun atau bahan kimia masuk ke tubuh anak.

Oiya, teether ini bisa juga disimpan di lemari es. Kelebihan penyimpanan di lemari es ini jika nantinya akan digunakan membuat gusi lebih nyaman, lho.

Nah, buat Mommy yang hendak membelikan gigitan bayi, pastikan bahannya berkualitas, keamanan terjamin, dan desainnya disesuaikan dengan usia baby. Berikan teether dengan kualitas terbaik untuk si kecil ya, Mom. Tidak ada salahnya membelikan gigitan bayi sejak dini karena ada banyak manfaat untuk si kecil, menemani tumbuh kembangnya sejak dini dari masa awal kelahiran.

review teether tebaik untuk anak

Moms, ayo bantu si kecil melewati masa tumbuh gigi dengan membelikan teether terbaik untuknya. Mommy bisa cari tahu produk teether mombella di website www.mooimom.id. Ada banyak pilihan teether di sana yang aman untuk si kecil sesuai dengan usianya. Mommy juga berhak mendapat voucher berupa potongan 10% dengan menggunakan kode voucher BLOGIDA10. Penggunaan kode tersebut hanya berlaku untuk pembelian melalui website dengan minimal belanja Rp 300 ribu ya, Moms. 😉

Share
Tweet
Pin
Share
24 komentar
Suatu sore, tubuh ini rasanya susah beranjak dari tempat tidur. Lemas karena beberapa hari lembur pekerjaan kantor untuk persiapan akreditasi. Kurang tidur, kurang istirahat, dan kurang makan. Ini tumben banget sampai makan pun malas, padahal aku kan hobi makan. Hahaha. Sama-sama masih di atas kasur, Kecemut meletakan tangan kanannya di atas pipiku. Lalu dia bilang, "Ibu jangan nangis". 


Mataku memang sembab dan berair, tapi bukan karena menangis. Ini karena efek baru bangun tidur, lalu menguap. Karena Kecemut nampak sedih, akhirnya air mata ini jatuh, menangis. Tetsan mata kali ini bukan karena sedih, tapi karena bahagia melihat perhatiannya yang begitu besar. Aku merasa seperti lama sekali tidak menatap wajahnya dalam-dalam padahal tiap hari bertemu.

"Ibu boleh minta tolong?" Tanyaku kepadanya sambil mengusap-usap pipinya.

"Boleh. Ibu mau minum?" Kali ini aku speechles dengan cara dia menawarkan, menanggapi percakapan. Kebiasaanku setelah bangun tidur memang minum air putih. Namun niatku saat itu aku minta tolong bukan untuk mengambilkan air putih, melainkan untuk mengambilkan HP (handphone) yang sedang aku charge sejak siang.

"Ibu mau minum?" Dia kembali menawarkan minum. Aku tak kuasa untuk bilang tidak. Dia pun beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk mengambil minum. Tak lama kemudian, dia kembali datang membawa air putih. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih untuk semua ini.

Pelan-pelan aku meneguk segelas air putih yang dia bawakan. Dia melihatku penuh perhatian layaknya seorang Ibu sedang melayani anaknya. Lagi-lagi aku tidak bisa berkata banyak. Aku tidak menyangka bahwa puteri kecilku sudah tumbuh dewasa. Kejadian seperti ini tidak sesekali saja, tapi sering. Ya...meski kadang dia menampakan kodratnya sebagai anak kecil, atau bahkan ingin kembali ke masa-masa bayi, di mataku dia adalah puteri kecil yang dewasa.

Gelas yang ada di tanganku sudah kosong. Aku sengaja langsung menghabiskan supaya dia tambah bahagia. Kembali ke tujuan awal bahwa, aku ingin minta tolong kepadanya untuk mengambilkan HP, aku pun mengutarakannya.

"Ibu minta tolong lagi? Ambilin HP Ibu yang sedang dicharge." Dia pun langsung menoleh ke arah tempat charge handphone dan lari untuk mengambilnya.

Segala pesan yang aku sampaikan selalu diterimanya dengan tepat. Jika ada kesalahan, tidaklah sampai fatal. Komunikasinya baik dan selalu ada respon ketika dia merasa bingung. Dia yang jarang banget minta tolong ke aku kecuali untuk membuatkan susu, kini sudah bisa menjadi penyambung tangan bagi siapa saja, khususnya Ibunya.

Yasmin, 2 tahun 9 bulan sudah bisa diajak kerja sama dengan baik, dan komunikatif. Terima kasih sudah menjadi partener Ibu, menjadi penyambung tangan. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bintil hitam yang muncul pada kulit atau tahi lalat sukses membuat Yasmin kaget, heboh, bahagia, dan masih banyak rasa yang susah aku ungkapkan melalui tulisan. Asli, dia terkagum-kagum sama yang namanya andeng-andeng itu. Hampir tiap hari dia  menunjukan tahi lalat kemudian membicarakannya.


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Suasana di mini market sore itu ngga begitu ramai. Hanya ada aku, Ibu, Yasmin, tiga orang pembeli dan dua kasir. Karena hampir bedug maghrib, aku minta tolong ke Mbak kasir untuk lebih cepat menginput barang-barang yang telah kuambil. Pun dengan pembeli lain, meminta lebih cepat. Saat semua pelanggan nampak konsen dengan belanjaannya, tiba-tiba terdengar suara anak kecil nyanyi dengan ucapan yang tak begitu jelas. Siapa pagi kalau bukan Kecemutku. 🙊


Aku paham bahwa, yang dinyanyikan adalah lagu The Finger Family, salah satu lagu kesukaannya. Kami pun refleks menoleh ke belakang. Seketika mini market pun ramai dengan tawa. 😂 Dia memang suka menyanyi di mana saja. Lagu yang dia nyanyikan pun selalu berbeda, ngga monoton. Dari lagu anak-anak Indonesia, sampai lagu anak yang dinyanyikan menggunakan Bahasa Inggris.

Aku sering takjub ketika mendapati dia sedang menyanyi dengan ceria dan hafal lagu-lagu anak. Dududuh...siapa yang mengajarkan dia lagu? Yang jelas aku dan suami jarang. Gimana mau bernyanyi bareng, ya. Dari pagi sampai sore, kami bekerja. Sesampainya di rumah, kami lebih sering ngobrol dan sesekali saja nyanyi bareng. Kalau ngga Mak Yem, Mbah, ya paling Omnya. Keseharian Yasmin paling sering sama orang-orang itu.

Hari libur sering kami isi dengan main, entah plesir atau main apa yang dia sukai di rumah. Dalam keseharian saat hari libur, aku baru tahu ternyata dia kerap pegang gadget untuk mendengarkan lagu-lagu via youtube. Cieee...anak youtube! Ya, ada satu gadget yang kami tinggal di rumah dan memang khusus untuk Yasmin. Disaat banyak orang tua yang masih kontroversi antara anak vs gadget, kami justeru memberi akses kepada Yasmin untuk main gadget.


Memberi akses tak berarti tiap jam dia selalu pegang gadget, hanya waktu tertentu saja. Kami pun sudah memberi tahu kepada Mak Yem dan anggota keluarga lain tentang waktu pemakaian gadget untuk Yasmin. Bagi kami, orang tua pekerja, gadet sangat membantu proses tumbuh kembangnya. Termasuk menambah kosa kata baru, lagu baru, baik dalam bahas Indonesia maupun bahasa Inggris.

Jujur, sebagai orang tua ada rasa bahagia dan bangga ketika kosa kata si kecil terus bertambah. Terlebih jika kosa kata dalam bahasa inggris, bahagiaaa banget. Di zaman seperti sekarang ini, belajar bahasa inggris sangat diperlukan. Selain Bahasa Indonesia Arab, dan Jawa, bahasa Inggris juga menjadi bahasa penting yang wajib dipelajari.

Di mini market saja sekarang sudah banyak yang menggunakan kata bahasa inggris sebagai informasi. Papan bertuliskan open atau closed, misalnya. Kata sederhana memang, tapi kalau dari dini sudah mulai belajar bahasa inggris dia akan terus menambah atau bahkan tanya jika ngga tahu kata yang dia maksud dalam bahasa inggris.

Pernah suatu hari, Yasmin menunjuk hidung dan dia bertanya kepadaku yang sedang duduk di depannya.

"Ibu, ini apa?" Tanyanya sambil menunjuk hidungku.
"Hidung!" Jawabku cepat.
"Bukaaaaan. Apa, Bu? Apaaa?" 

Aku bingung, dong. Ngga mungkin aku menjawab pipi, menyesatkan. Singkat cerita, ternyata yang dimaksud dia adalah "nose", hidung dalam bahasa inggris. 🤣 Ya...meski ketika mengucapkan kata nose ngga sesuai, dia mengucap "nyos" tapi aku paham. 😆 

Dari mana dia tahu bahwa hidung dalam bahasa inggris adalah nose? Lagi-lagi dari gadget. Lewat youtube, selain lagu-lagu dia juga belajar anggota tubuh. Kami sebagai orang tua cukup melanjutkan, mengoreksi, dan melengkapi hasil belajarnya lewat youtube. Belajar semudah itu? Iya, namun orang tua tetap pegang kendali, kok.

Oiya, beberapa orang yang dekat dengan kami sempat bertanya saat melihat Yasmin memegang gadget dan asyik sendiri dengan gawainya tanpa mengindahkan orang lain yang ada di sekitar. "Kalian ngga cemas? Ngga takut Yasmin bakal kecanduan?"

Ngga. Kami sama sekali ngga cemas apalagi takut. Lagi pula kami juga punya batasan-batasan dalam memberi hak akses main gadget dan belajar lewat media gadget. Kalau belum waktunya dia pegang gadget, kami ngga akan memberikannya. Kalau lagi paham, dia bakal nurut. Sebaliknya, kalau lagi pingin ngajak ribut, diberi pengertian sedikit sudah gempar dan nangis! Tapi kami tetap pada pendirian. Untuk meredam tangisnya, kami akan mengalihkannya dengan cara bermain atau diajak jalan keluar rumah.

Bagi kami, kalau memang bisa belajar semenjak dini, kenapa tidak? Entah itu belajar bahasa, maupun yang lainnya asalkan positif. Selagi masih bagai mengukir di atas batu, kan. 😘
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Akhir-akhir ini aku lagi was was dengan tumbuh kembang Kecemut perihal warna. Semenjak usianya 15 bulan, aku mulai mengenalkan warna kepada Kecemut dengan membelikannya bola warna-warni yang dijadikan untuk media mandi bola. Selain sebagai pegangan, rangsangan, aku sering mengenalkan warna kepadanya melalui bola. Saat itu, bola menjadi media yang cukup tepat, ngga terlalu bahaya. Memang belum ada interaksi, sih. Pikirku, sambil merangsang motoriknya, gitu.

Iki yo warna-warniii...
Makin bertambah usia, dengan media yang berbeda tentunya, aku kira dia sudah paham betul dengan warna. Namun ternyata belum. Tepatnya usia 20 bulan, aku mulai membelikan spidol warna-warna untuk coret-coret. Eeeh, kok membeli, sih. Niatnya emang mau beli, tapi malah dikasih sama Budhe Lia, yaudah alhamdulillaah. 🙊

Dalam lembaran kertas, kami belajar menggambar. Kadang aku yang menggambar, lalu minta tolong kepada Kecemut untuk memberi warna.

"Coba ini diwarnai biru, Taaa." Aku mencoba pemanasan, melihat antusias dia juga. Tak lama kemudian, yang dia ambil bukan spidol warna biru tapi langsung digunakan untuk mewarnai.

"Duhh...ini belum jadi, nih." Batinku saat itu. Merasa ingin memberi tahu kalau dia salah memilih warna, aku pun mengambil spidol warna biru, lalu aku tunjukan kepada Kecemut.

"Itu warna merah, Mbak. Kalau ini warba biru." Akupun mengulurkan spidol warna biru  dan Yasmin langsung menggunakannya.

Puncaknya kemarin ini, saat usianya 2 tahun lebih 2 bulan, dia meminta balon yang akan digunakan untuk launching tempat wisata. Di situ hanya ada 2 warna balon yaitu merah dan putih. Uniknya, dia minta balon kuning. Pikirku, dia pingin balon tapi memang yang warnanya kuning. Aku jawab ngga ada, terus dia nunjuk ke arah balon-balon itu, dong. Ternyata yang dia maksud adalah balon warna merah. 🤸‍♀️
Bola gini, lho. . .
Duuh...tambah was was ini. Ada praduga-praduga negatif dalam benak Ibuk. Fufufufu. Agaknya ngga percaya anak dua tahun belum paham warna sama sekali kecuali hitam dan putih. Yaudah, sekarang tiap hari, tiap kami lagi bareng, sesekali pasti belajar warna. Entah bentuknya tebak-tebakan, atau minta tolong untuk mengambil barang apapun yang berwarna.

Sekarang yang lagi agak mendidih dalam benak, sebenarnya kapan anak paham warna? Beberapa kali tanya sama teman-teman, ada yang sudah lupa, ada yang memang juga belum paham betul warna. Mereka ya rata-rata seusia Yasmin. Pingin dibuat selow, tapi kok tetap ada rasa was was, ya. Hahahaha.

Percayalah, akan ada keajaiban datang, ya. Percaya saja, Buk. *ini menyemangati diri* 🤹‍♀️
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Mulut mungilnya terus mengulang dengan pertanyaan yang sama. Tak sabar mendapat jawaban, tangan kanannya pun bergerak seakan memberi isyarat untuk mendapat jawaban lebih cepat. Dengan adegan-adegan sederhana seperti itu, kerap membuatku terpukau dengan tingkahnya. Apalagi jika aku berhasil meledeknya, atau memberi jawaban yang membuat kedua matanya turut bicara. Tambah emesh! 😉



Entah sengaja atau memang ingin bermanja, kadang dia masih terus bertanya padahal sudah mendapat jawaban. Sesekali dia melempar petanyaan-pertanyaan berikutnya yang berujung pada kesuh sendiri tapi sukses bikin Ibu ngakak so hard karena kadang terlalu susah menerjemahkan celotehannya. Beda banget isyarat balikan dari mantan yang mudah ditebak. 🤣

Aku sering ngga percaya saat mendengar celotehan-celotehan ringan keluar dari mulut Yasmin. Selain banyaknya kosa kata, aku sempat mengira bahwa Yasmin bakal ngalami speech delay. Pikirku, sih, karena perkembangan berjalannya bisa dibilang terlambat, jadi sepertinya akan berpengaruh dengan perkembangan bicaranya juga.

Tapi pernyataan bahwa tiap anak, tuh, unik, kini kembali terbukti. Bahwa apa yang mereka tunjukan duluan kepada dunia, itulah yang mereka kuasai dulu saat itu. Belajar jalan boleh terlambat, tapi ngga dengan belajar ngocehnya yang sudah mirip Burung Beo. 

My Darling, maafkan Ibu yang kadang sampai susah menerjemahkan celotehanmu, ya. 🙈

Dari sekian juta celotehan yang belum semuanya aku pahami, Yasmin punya celotehan andalan yang dia ucapkan secara utuh, dan cukup jelas. Ini, nih, celotehan favorit yang kerap diucapkan di usianya yang genap dua puluh bulan.

Apa, ya?

Ini kelihatan sepele banget. Apalagi buat orang dewasa. Tapi ketika celotehan ini keluar dari mulut Yasmin, aku tak kuasa untuk tidak memberikan respon. Nampak rasa ingin tahunya begitu besar. Belum lagi dari ekspresi mata dan bahasa tubuhnya, dia betul-betul membutuhkan jawaban.



Celotehan berupa pertanyaan ini biasanya dia lontarkan saat melihat benda yang baru dijumpai atau mendengar suara yang asing menurutnya.

"Apa, ya?"

"Itu suara tikus lagi berantem di atas."

"Apa, ya?"

"Tikuut, Sayang."

"Hiiih...takuut."

Jatuhlah dia ke dalam pelukan Ibu hanya karena suara tikus rusuh. Hahaha.

Wita Mawon

Sepertinya Kecemutku ini bakal menjadi perempuan yang mandiri. ~aamiin~ Dia jarang minta tolong jika memang dia bisa mengerjakannya sendiri. Menaruh baju kotor miliknya, misalnya.

Sebelum ke mandi, baju-baju kotor miliknya ngga hanya boleh dibawanya. Aku, Uti, Mak Yem, ngga boleh membawa baju-baju yang baru dia pakai. Karena sudah tahu tempat baju kotor, dia pun langsung menuju mesin cuci. Ditaruhlah baju tersebut ke dalam ember yang ada di dekat mesin cuci.

Tak berhenti sampai sini. Membawa barang yang agaknya cukup merugikan pun sering dia minta. Piring yang baru buat makan aku, misalnya. Melihatnya ngotot mau membawakan piring, was wasa rasanya. Tapi kalau dia udah bilang "wita mawon", aku mending mendampinginya ketimbang menjadi ribut nantinya.

Eh btw, arti dari wita mawon tuh wita saja. Bahasa yang dia pakai campuran, gitu. Seperti nama panggilannya, kadang Yasmin, Syaquita, kadang juga Wita. Hahahaha. Biar lah, yang penting bahagia. 🤣

Ayo Dolan!

Ini ngga bisa ditawar, kalau udah minta keluar dari rumah, tangannya bakal meraih tangan siapapun yang sedang dia inginkan untuk menjadi partner dolan. Biasanya sih tangan Ayahnya. Minta dolan, plus jajan! Beuuuh...kalau udah sampai sini, ngga ada yang tergantikan. Harus Ayah karena memang hanya Ayah yang mau mengantarnya ke warung.

Kalau Ibu? No no no no! Biarin kalau dikatain kejam, yang penting halal. 😂



Jadi nih, Yasmin tipe anak yang agak susah kalau hanya main di rumah. Dia lebih suka main di luar rumah. Tapi ya, kadang Utinya suka protektif, gitu. Meski udah ditahan sama Utinya, dia tetap ngeyel dan terus mengajak dolan. Hahaha.

Dududuh...ternyata asyik juga mengingat-ingat celotehan si kecil. Ibu asyik menuliskannya, yang baca mah malas banget. Hahaha. Ngga apa-apa, buat kenangan ya, Beb.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Menuju usia dua tahun, ternyata mulai banyak lagu yang dilantunkan oleh Yasmin. Dududu...ngga sia-sia tiap hari aku sok rajin memutar lagu buat Yasmin, baik lagu anak-anak yang hits sejak dahulu kala seperti semut-semut kecil, maupun lagu hits yang banyak beredar pada zaman now seperti baby shark. Ada lagu andalan yang tiap hari kami dengarkan sambil ikut menirukan. Ada juga beberapa lagu yang hanya aku putar sesekali, sekadar tahu saja.


Cicaaaak-cicaak di dindiing... 🙊
Untuk menyanyikan lagu anak, Yasmin masih terbata-bata, belum lancar banget. Dia juga masih suka mengambil kata akhir pada tiap bait lagu. Pengucapan tiap kata pun belum sempurna. 😂

"Nai kereta api, tuut tuut tuut...
Siapa henda turun, ke andung, uabaya... (padahal yang benar itu turut, bukan turun)
Olehkah nai dengan ecuma...
Ayo awan ku epas nai. Keretaku ta berenti lama....."

Ngga asing dengan lirik lagu di atas, kan? Ya, lirik lagu Naik Kereta Api. Dia lagi suka banget lagu itu. Sampai tiap hari nonton video yang telah aku unduh dari youtube. Rasanya tuh lucu-lucu gimana, gitu. Mendengar dia nyanyi yang kadang seperti tergesa-gesa ingin cepat selesai, kosa kata belum penuh, bahkan kadang sampai salah lirik. Asli, kalau lagi live dan aku ada di dekatnya, bakal senyum-senyum sendiri. Membayangkan mungkin dulu aku seperti itu.🙊

Ehya...pagi ini aku mendapati dua kejutan sekaligus. Pertama karena kelakuan Ayah yang suka memberi apa saja yang Yasmin minta. Dan pagi ini yang dia beri kepada Yasmine adalah cream malam. Cream itu tertutup rapat banget, tapi Yasmin bisa membukanya. Hasilnya, ngga hanya dioles ke wajahnya, tapi juga dicolek-colek a la selai, lalu dimasukan ke dalam mulut. Rasanya, tuh, pingin nguwel-nguwel Ayahnya. 😝😝😝

Tapi...rasa kesal hilang begitu saja hanya karena aku mendengar Yasmin nyanyi full version meski masih belum jelas tiap katanya.

Ini kejutan kedua. Bahwa dia menyanyi lagu Cicak di Dinding dari awal sampai akhir tanpa ada yang salah lirik. Semua kata diucapnya secara utuh, meski masih hilang beberapa huruf konsonan. 

"Cica-cica di dinding...
diam-diam meayap...
datang seekor amuuuk...
haaap! langsung diangkap..."

Sungguh ini kebahagiaan bagi seorang Ibu dengan satu anak. Ketika aku sedang sok ngomel-ngomel (padahal sebenarnya saking takutnya dia sudah makan beberapa colekan cream malam), dia justeru enjoy menyanyikan lagu Cicak di Diding sambil putar-putar kamar. Sebenarnya, sih, ini salah satu cara ampuh yang dia lakukan supaya Ibunya berhenti ngomel. Tapi masa iya, dia udah paham cara untuk menetralisir Ibu yang suka marah-marah. 😝 😂

Antara kesal, gemas, bahagia, dan pingin ngasih minum putih yang banyak. Tapi untuk menjaga kewibawaan, aku sok bersikap biasa saja. Ngga ngasih tepuk tangan seperti yang biasa aku lakukan saat dia mencapai sebuah prestasi. Ya, dia bisa menyanyi secara utuh, penuh dan nyaris jelas per kata, bagiku ini merupakan sebuah prestasi. Yaaa...meski sebenarnya Ibu salah karena ngga mengapresiasikan saking menjaga KONSISTENSINYA. 😂😂 Tapi percayalah, Nak, Ibu bahagia banget pagi ini. Ibu bangga banget mendengar kamu bernyanyi sambil senyum-senyum di depan Ayah dan Ibu.

Nanti sore kita menyanyi bersama lagi ya, Nak. Tetap dengan Cicak di Dinding, nanti sambil Ibu peluk-peluk, cium-cium, dan Ibu beri hadiah tepuk tangan yang meriah. Moment ini harus kita rayakan! 👏👏👏
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Usia satu tahun sepertinya telah menjadi tolak ukur untuk Si Kecil dapat berjalan. Terus, kalau belum bisa jalan, bakal ada obrolan lanjut yang lebih grereget dan bikin gemas. 😄😄


Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Punya anak perempuan, tapi kurang suka dengan mainan boneka. Ini, sih, Jasmine banget! Sepertinya samaan denganku. Kata Ibuku, dulu aku juga kuran berminat main Boneka.

Disaat teman-teman perempuan sebayaku sedang pada asyik mainan boneka yang bisa nangis sendiri, aku sama sekali ngga tertarik. Sampai saatnya Ibu membelikan boneka yang sedang hits pada masa itu, aku justeru menangis mendengar tangisan bonekanya. Payah banget, ya. 



Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Suatu malam, aku bersama suami asyik ngobrolin tumbuh kembang Jasmine. Bagi kami, ini menjadi obrolan yang selalu menarik sebelum akhirnya kami terlelap. Obrolan tentang mantan pacar yang sampai saat ini belum pada nikah, sih, udah kalah menarik. Qiqiqi. Tumbuh kembang Si Kecil numero uno!

Banyak hal yang kerap membuat kami takjub dengan tumbuh kembang Si Kecil karena Jasmine sering memberi kejutan. Mulai dari kata-kata kerap terucap dari mulut mungilnya. Kata-kata samar yang hanya aku dan Jasmine yang tahu, misalnya. *tsaah* Atau, obrolan perkembangan fisik, seperti lingkar kepala yang terus bertambah. You know what, lah. Artinya, kaus-kaus oblong andalan, udah musti ganti lagi. Qiqiqi



Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Aku dan Si Kecil. Kami punya moment yang tidak menyenangkan saat menuju delapan bulan Si Kecil. Menuju delapan bulan saat masih dalam kandungan, dan menuju delapan bulan ketika Si Kecil sudah mulai merangkak.

Menuju delapan bulan saat Si Kecil masih dalam kandungan.

Siang hari ada telepon masuk dari nomor yang tak kukenal. Aku mengabaikannya. Paling hanya orang iseng belaka. Kalaupun bukan, pasti telepon lagi, atau mengirim pesan. Aku betul-betul mengabaikannya.

Tak kusangka, telepon masuk dengan nomor baru itu adalah nomor Bapak. Sepertinya baru ganti nomor. Aku tahu itu nomor Bapak setelah kami bertemu di rumah. Sepulang kerja, Bapak memberi informasi bahwa tadi menelponlu, tapi tidak diangkat.

Bapak nampak sibuk berkemas. Banyak barang yang dimasukkan ke dalam tas. Aku kira, Bapak hendak ada acara, tapi ternyata tebakanku salah. Barang-barang yang sudah dikemas itu akan dibawa ke Puskesmas. Ibuku kecapean, tekanan darah tinggi, dan harus istirahat penuh.

Sore itu, sesampainya di Puskesmas, aku memeluk erat Ibu, memegang tangannya, kemudian bersimpuh di kakinya. Di ruang, hanya ada aku dan Ibuku saat itu. Betapa sedihnya melihat Ibu berbaring di atas tempat tidur single bed. 

"Pulang, istirahat. Kamu lagi hamil, jangan di sini." Pinta Ibu kala itu sambil mengelus-elus peurtku yang makin membesar. Aku hanya bisa mengangguk. Keluar ruang, dan air mata yang telah kubendung dengan susah payah, akhirnya mengalir juga.

Ini pertamakali Ibuku sakit dan rawat inap. Pertama dan untuk yang terakhir. Doaku sore itu. Tapi, Allah berkehendak lain. 

Menuju delapan bulan saat Si Kecil mulai belajar merangkak, Ibu kembali sakit.

"Ibu kecapean?" Tanyaku pagi itu saat menjumpai Ibu kembali tidur setelah shalat subuh.

"Ibu Sakit?" Aku bertanya lagi, dan dibalik selimutnya, Ibu sedang menangis.

Menuju delapan bulan, gerak Jasmine memang makin aktif. Mungkin, Ibu juga makin kewalahan. Selain itu, Ibu kerap lupa makan. Sekali lagi, lupa makan. Tidak napsu makan, katanya. Mungkin, ini menjadi salah satu faktor (juga) Ibu sakit.

Karena merasa masih (sok) sehat, Ibu hanya periksa di Bidan Desa. Namun, karena tekanan darah di atas normal, Bidan merujuknya ke Puskemas Madukara 1.

Menjadi hal tersulit bagiku saat Ibu terus meminta untuk rawat jalan. Tekanan darah Ibu akan mudah turun jika rawat jalan, istirahat di rumah, menurutnya. Apalagi ada Jasmine yang bisa menjadi obat. Menurutnya akan cepat sembuh.

Tapi aku tidak mengindahkan permintaan Ibu. Justru aku memilih ubtuk membawanya ke RSUD supaya perawatan lebih intensif. Selama enam hari lima malam, Ibu betul-betul istirahat di rumah sakit. Tiap aku menjenguknya, Ibu selalu menanyakan Jasmine. Ibu nampak kangen berat.

Anak bayi memang tidai boleh masuk Rumah Sakit karena dikhawatirkan tertular bakteri, virus. Tapi, aku tidak tega melihat Ibu yang betul-betul kangen dengan cucunya.

Suatu siang, saat libur kerja, aku mengajak Jasmine ke rumah sakit. Alhamdulillaah...Mbah dan Cucu bisa saling berpandangan, melempar senyum, meski hanya tiga menit. Cukup mengobati rasa kangen mereka.

Menuju delapan bulan, ada peristiwa yang tidak membahagiakan. Menuju delapan bulan, dengan berat hati, Ibu harus mencari pengasuh untukmu, Nak. Supaya Mbah Uti bisa istirshat dulu, ya. Ibu harus bisa ikhlas atas ini semua. Semoga kamu juga ikhlas ya, Nak.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Alhamdulillaah, sudah sampai angka lima, Nak. Lima bulan usiamu, lho. Tidak terasa sudah dua bulan kamu jadi anak ASIP, Ibu jadi Bu Perah. Hahahaha...Alhamdulillaah, bulan ini adalah bulan perjuangan bagi kita, Nak.

Ibu mengatakan bulan perjuangan karena lima bulanmu ini bertepatan dengan bulan ramadhan yang mana Ibu memutuskan untuk puasa. 

"Memangnya kenapa kalau puasa, Buk?"

Awalnya, Ibu sempat was was jumlah ASI yang keluar akan berkurang. Secara, pagi sampai sore tidak ada asupan. Bagaimana ASI bisa berlimpah, kan?

Ternyata Allah Maha Tahu, Nak. Alhamdulillaah...DIA mencukupkan! Jumlah ASI yang Ibu dapat tiap harinya sama dengan hari biasa ketika Ibu tidak puasa. Subhanallah ya, Nak. Tiada henti Ibu bersyukur. Bahagia tak terkira.

Ini moment banget, dan akan menjadi catatan penting buat kita berdua, kelak. Nah, sekarang saatnya menuliskan tumbuh kembang ya, Nak.


***
Motorik
Nak, pada usia ini, kamu masih nyantai banget. Masih asyik dengan tengkurep, dan bolak-balik badan. Kepala belum begitu kuat, dan masih suka digeletakkan di atas kasur. Belum memberi sinyal untuk duduk, apalagi merangkak.

Ibu pernah membaca beberapa artikel, bahwa pada usia lima bulan biasanya bayi mulai berusaha untuk duduk. Tapi tidak denganmu, Nak. Masih santai, dan menikmati masa-masa tengkurep, bolak-balik badan. Bangun tidur saja langsung tengkurep. Bobok pun, kadang tengkurep.

Semisal ada yang bilang, kamu terlambat dalam perkembangan pada tahap ini, Ibu cuek. Ibu tidak peduli apa kata mereka. Terpenting bagi Ibu, kamu sehat. Dan perkembangan-perkembangan yang dibilang terlambat itu masih dalam batas toleransi. Santai saja ya, Nak. Akan ada banyak kejutan darimu yang tak kalah membahagiakannya. Ibu yakin!

Ketika kedua tanganmu memegang botol susu dengan semangat, misalnya. Atau, mencengkeram pipi Ibu, Ayah, Mbah, orang-orang yang sering berada di dekatmu. Ini memang telihat simpel, namun sukses membuat Ibu BAHAGIAAAAA!

Sensorik
Jasmine, dan Syaquita. Tidak semua orang memanggilmu "Jasmine." Menurut sebagian orang, sapaan Jasmine itu susah dilafalkan. Lebih mudah Syaquita.

Yang membuat Ibu kagum nih, ya. Baik Jasmine, maupun Syaquita, kamu akan menoleh dengan sapaan itu.

Artinya, kamu sudah paham dengan namamu sendiri, Nak. 

Kesehatan
Satu bulan mines sepuluh hari, Ibu mengajakmu puasa ramadhan. Alhamdulillaah, kita sama-sama sehat, Nak. Beberapa orang yang  mengatakan: "anak bakal diare jika diajak puasa." Alhamdulillaah itu tidak berlaku untkmu, Nak.

Kamu sehat, Ibu juga demikian. Tambah sehat. Bahkan, imunisasi DPT untuk yang terakhir, si demam tidak menghampirimu. Asyik banget, kan. Usai shalat Isya, kita bobok bareng, pulas. Bangun-bangun, sudah waktunya sahur.


Sosial
"Jasmine boleh kugendong, Dah?"

Ini pertanyaan aneh. Sungguh. Bagi Ibu ini pertanyaan aneh, Nak. Siapapun boleh menggendongmu, kok. Asaaaaal...

Orang tersebut adalah orang baik, dan Ibu kenal. Itu syaratnya. Sedangkan ketentuannya, mereka tidak membawa kamu ke luar dari zona Sidengen, tempat tiggal kita. Ibu parno, taku ada culik. Qiqiqiqi

Alhamdulillaah...tidak sedikit orang, tetangga, yang kerap mengajakmu jalan. Mereka adalah orang-orang baik. Nenek Nasiah, misalnya. Beliau berjasa banget, Nak. Mau bergantian momong kamu ketika Mbah Uti mau shalat. Atau, melakukan aktifitas lain. Nenek Nas ikhlas.

Mengangkat kedua tangan adalah sinyal yang kamu berikan saat ada orang lain yang hendak mengajakmu. Sinyal ini kamu berikan hampir kepada setiap orang yang akan mengajakmu. Asli, kamu tidak pilih-pilih, Nak. Kecuali sudah nempel Ibu, sinyal itu tidak ada.


Celotehan
Suara kamu ternyata mirip Ibu, ya. Pun dengan tertawanya. Ini anak Ibu banget, Ayah nebeng saja dowang. Hahahaha

"Eeemmm"
"Aaaa..aa...aa."

Kosa kata yang terucap dari bibir mungilmu sudah bertambah, Nak. Tidak hanya "aaaaaaaa". Tapi, aaa-nya makin banyak, dan patah-patah. 

" aaa... a...aa..aaaaa."

Selain abjad secara utuh, kamu sudah mulai rajin berceloteh. Kalau kata Mbah, Mbraok, namanya.

Nada suara Ibu harus lebih tinggi dari suara kamu. Dengan cara demikian, kamu makin semangat berceloteh. Kadang, seolah-olah nampak sedang bertengkar. Hihihihi

Daaaan...berikut pertumbuhan pada usia lima bulan! 

Berat Badan: 6.6 kg -> 7.1 kg.
Tinggi Badan: 67 cm -> 68 cm 
Panjang telapak kaki: 10 cm -> 10 cm (sama)
Lingkar kepala: 40 cm -> 42 cm 
Lingkar dada: 46 cm -> 47 cm 
Lingkar lengan: 16 cm ->16 cm (sama) 
Lingkar tangan: 12 cm ->12 cm (sama)
Lingkar paha: 29 cm -> 30 cm 
Lingkar kaki: 19 cm ->19 cm (sama)
Lebar Bahu: 15 cm-> 20 cm 

Semoga awewek Ibu sehat wal afiat dan makin solehah, ya.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Berusaha Mencari Posisi Nyaman - Kenyamanan tercipta atas dasar angin yang sepoi-sepoi. *eh* Tiap orang punya cara tersendiri untuk mendapat posisi yang nyaman. Bagiku, nyaman adalah tentang di mana aku bisa merasa tenang. Dalam dekapan suami, misalnya. *yang ada sumuk*

Orang dewasa sudah lihai, pandai dalam mencari posisi yang nyaman. Lalu, bagaimana dengan Bayi? Ya, kenyamanan untuk bayi lah yang akan aku share. 

Posisi tidak nyaman bagi bayi, khususnya Jasmine, sering aku jumpai saat ia mulai rewel. Atau, dengan satu isyarat, gerakan anggota tubuhnya. 

Saat bayi usia dua bulan, menangis paling mendominasi sebagai tanda bahwa ia tidak nyaman. Setelahnya, gerakan tubuh sebperti menggeser pantatnya secara perlahan dan sering. Ini bisa menjadi sebuah komunikasi dengan orang terdekat. Memberi tahu, bahwa dia dalam keadaan tidak nyaman. Karena popok basah, buang air kecil atau pup.

Masuk usia tiga bulan, ada banyak isyarat yang diberikan oleh bayi ketika ia merasa tidak nyaman. Namun, seiring dengan tumbuh kembangnya, perlahan ia mulai belajar membuat dirinya sendiri merasa nyaman. Seperti yang terjadi pada Jasmine.

Omong-omong tentang tumbuh kembang bayi, aku sempat bercerita kepada suami, bahwa Jasmine belum memberi signal tengkurep saat usianya hampir tiga bulan. Namun, dia nampak tenang. Santai banget. Dia hanya berkomentar; "Jasmine sering memberi kejutan, Bu. Tunggu saja sampai ia genal berusia tiga bulan, ya."

Dan becyuul....

Pagi hari (13/04), saat usianya masuk tiga bulan kurang satu hari, Jasmine memberi kejutan kepada kami. Bangun tidur, dia berusaha untuk membalikkan badan, tengkurep. 

Perkembangannya cukup pelan? Ternyata tidak. 

Aku membaca beberapa artikel, tumbuh kembang bayi untuk bisa tengkurep yaitu pada usia tiga bulan. 

"Jarang ditengkurepin, sih. Telat, deh, tengkurepnya."

Kata siapa? Aku berusaha cuek dengan apa kata orang tentang pertumbuhan Jasmine. Cuek tidak seperti bebek, sih. Cuek khusus bagian yang tidak enak didengar. Itupun cuek diiringi dengan evaluasi. Tidak serta merta cuek parah. *Baper, ya* Hahahaha 

Aaah...abaikan omongan yang tidak memberi energi, ya. Karena, kabar baiknya, masuk usia tiga bulan, Jasmine mulai berusaha mencari posisi yang nyaman! 

Berikut usaha Jasmine untuk membuat dirinya merasa nyaman.
  • Minum ASI
Saat Jasmine berusia satu sampai dua bulan, aku kerap menyusuinya sambil duduk bersandar di tempat tidur. Parahnya, aku sering ketiduran! Apalagi saat malam atau dini hari. Hasilnya, tidak terasa payudaraku kadang sampai menutupi lubang hidung. Beeuh... *yang Ibu lakukan ituu Jahat* Hihihihi

Dan saat itu juga, Jasmine belum memberi isyarat dengan baik. Tidak bersuara, tidak bergerak. Dan aku kurang peka. Maklum, ngantuk melanda, Saudaraah.

Perkembangan saat usianya 2 bulan 15 hari, jika dia pas nenen lalu merasa kurang pas, tidak nyaman dalam menghisap ASI, Jasmine menggelengkan kepala, pun dengan kakinya, bergerak. Tubuhnya juga seolah mau bergoyang. Gusar *Goyang Honey Bee Shake*. Wkwkwk 
  • Teether Alami
Bayi memasukkan jemarinya ke dalam mulut merupakan salah satu fase oral bayi. Kebiasaanya memang bisa banget membuat bayi nyaman. Begitu juga dengan Jasmine.

Aku sempat berpikir, bahwa menggunakan jemari sebagai teether alami kurang baik. Sebab, kemungkinan  jemarinya dalam keadaan kotor. Duuh...ada kuman masuk! Ini dari sisi kebersihan, ya.

Namun, jika kenyamanan sudah berbicara, sebagai orang tua bisa apa? Hanya bisa mengawasinya, menjaga kebersihan jemarinya. 




Melihat Jasmine begitu asyik memasukkan jempol kirinya ke dalam mulut, aku minta tolong kepada Ayah untuk membelikan teether buat Jasmine. Beberapa kali aku mencoba untuk mencoba memberikanya, namun dia hanya menggenggam teether, tidak memasukkannya ke dalam mulut. Ya...balik lagi kepada nyaman. Teether alami lebih membuatnya nyaman!

Ya, aku mengartikan bahwa untuk sementara waktu, Jasmine masih nyaman menggunakan teether alami,yaitu jemari tangan kirinya dan tidak lama kemudian jemari tangan kanannya turut masuk mulut. Memasukkan teether alami secara bergantian, atau bahkan langsung keduanya.
  • Bobo
Posisi tidur ternyaman untuknya saat ini yaitu miring ke kanan. Tak lain, menghadap ke aku. Sesekali berbalik ke Ayahnya.



Semisal kami mengubah posisinya menjadi terlentang, Jasmine akan rewel. Akhirnya kami pasrahkan kepadanya. Silakan bobok senyaman kamu ya, Nak. Hihihihi
  • Mandi
Mandi pagi adalah aktivitas yang belum menyenangkan bagi Jasmine. Hampir tiap mandi pagi rewel. Sampai usianya ke tiga bulan, masih saja begitu. Aku mencoba untuk mengajaknya bercanda tiap mandi. Berusaha menghiburnya, tapi misi gagal. Hahaha *ngiik* 

Tahukah apa yang membuatnya merasa cukup nyaman saat mandi?

Adalah bola warna-warni! Hihihi...Iya, dia sudah mulai menyukai warna. Benda berwarna cerah, khususnya merah dan biru. Aku mencoba menaruh bola kecil warna warni (yang biasa untuk mandi bola) di bak mandinya, dan dia cukup terhibur. 

Yeeaaah! Alhamdulillaah, ya.
  • Gendong
Di tempat tinggalku, sebelum bayi usia tiga bulan sebisa mungkin masih dibendong. Alasannya, tulang, otot, masih rentan, belum kuat. Bendong sampai usia tiga bulan juga dipercaya agar kelak si bayi kakinya lurus, jalannya sesuai, tidak membentuk huruf O.

Ibuku sendiri menyarankan demikian. Aku mengiyakan saja supaya tidak gaduh. Hahaha

Tapi untuk bayi masa kini, apakah berlaku?

Tidaaaaaaaaaaak! Masuk usia dua bulan saja, Jasmine sudah tidak nyaman dibendong. Kakinya seolah-olah akan menendang.




Kabar baiknya (lagi), aku sudah nonton AADC, lho. *Eh...Genap diusianya ketiga bulan, Jasmine sudah tidak mau lagi dibendong dan diemban a la bayi usia satu bulan, dua bulan. Ditimang, gitu.

Dia mulai gusar dan kakinya terus digerakkan, berusaha untuk digendong tepat di depan dada. Telungkup menghadap dada menjadi posisi favorit yang membuatnya nyaman.

By the way, selamat tiga bulan untuk puteri Ibu yang solehah. Teruslah berusaha mencari posisi ternyaman versi kamu ya, Nak. Ibu akan berusaha memberi jalan jika itu baik untuk tumbuh kembang, serta kesehatanmu. We Love You! ^-*


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
13 Mei 2016, usiamu genap empat bulan, Nak. Alhamdulillaah, menjelang imunisasi, kamu sehat. Tidak seperti bulan lalu, batuk pilek, karena Ibu kerap kehujanan saat pulang kerja, dan sepertinya kamu terkena imbasnya. Mungkin.

Bulan lalu, Ibu memilih untuk menunda imunisasimu. Emmh...jika badan tidak panas, hanya flu, sebenarnya si kecil boleh imuniasi. Hanya saja, Ibu was was. Takut ini itu, dan tidak percaya diri juga. Makanya, imunisasi DPT 2 dan Polio baru bisa dilaksanakan tanggal 20 Mei 2016, saat usiamu empat bulan, dan ini merupakan imunisasi ketiga.

Sebenarnya, Ibu terus berusaha menjaga kondisi tubuhmu selalu fit. Tidak hanya saat mau diencus saja. Hari-hari biasanya juga demikian.

Tapi, namanya musibah ya, Nak. Tidak tahu kapan datangnya.

Bu Neneng, Bidan Desa, memberimu suntikam DPT dan Folio. Seperti biasa, kamu menangis sebentar saat disuntik. Sepulang dari imunisasi, Ibu tidak memberimu Obat penurun panas karena kamu sehat, bahkan bisa langsung tengkurap miring. 

Ya...meski malam harinya demam menyapamu. Kita begadang bareng Mbah Uti, Mbah Kung dan Ayah!

***

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."

Pepatah di atas betul kan, ya? Kecuali buah kelapa. Si kelapa ini kan buahnya gede tuh, ya. Kadang kalau udah jatuh, lanjut menggelinding. Jadi ta...harap maklum seandainya jatuh cukup jauh dari pohonnya. Makanya, mending jadi buah anggur yang enak terus kalau dimakan. HAHAHAHA...ini apaan, coba. Maafkan Ibumu ya, Nak.

Menurut penuturan banyak orang, kamu anak ramah, Nak. Kita samaan, Nak. Ramah kepada banyak orang. Tuuuh...memang tidak jauh dari pohonnya, kan? Hahaha 

Kata orang Desa, mereka menyebutnya sumeh jamehan. Tidak diberi senyum, kamu senyum duluan. Apalagi diberi senyum, kamu mengeluarkan suara, tertawa.

Bahagianya...melihatmu sudah dapat merespon, berkomunikasi dengan orang lain meski baru sebatas senyum, dan tertawa.

***
Masuk usia empat bulan, Ibu mengajakmu kencan bersama Tante Seksi dan Tante Umi. Mereka termasuk orang terdekatmu lho, Nak. Saat kamu masih dalam kandungan, mereka kerap bersama Ibu. Terlebih Tante Seksi. Hampir tiap bulan bersama kita, mengantar Ibu periksa.

Kencannya di saung bu mansur dan warung stasiun. Ini kencan pertama kamu di luar bersama mereka. Sayang, mereka nampak sayang banget sama kamu, Nak. Menggendongmu, mengajakmu bermain, dan sesekali mengajak selfie. BEEUH...foto itu wajib!
***
Selain  ke Saung, Ibu dan Ayah mengajakmu rebang! Ini renang pertama, dan kamu sangat sangat amat menikmati! 

Saking menikmatinya, dengan santainya kamu sampai tidur di atas pelampung bebek. Dalam keadaan dingin, kamu bisa tidur. Ya ampuun...luar biasa! Hahahaha

Ekspresinya, lho. Ibu kalau ingat ini pingin ketawa terus. HAHAHAHA

***
Oiya, diusia empat bulanmu ini, kamu masih suka tidur santai di atas kasur. Khususnya saat jam bermain. Kamu tetap stay on the bed. Kalau tidak, stay di gendongan Mbah Uti. Hihihihi

Apapun yang membuatmu nyaman, silakan lakukan, Nak. Meski banyak yang berkomentar perkembanganmu cukup lambat, belum ada respon atau tanda mau merangkak, santai saja, Nak. Ibu saja cuek dengab orang-orang yang "perhatian" banget dengan kamu. Terpenting bagi Ibu, KAMU SEHAT wal afiat.

Pertumbuhanmu juga tidak terlalu buruk. Berat badan, misalnya. Bulan lalu enam kilo, dan bulan ini enam koma enam kilo. Naik enam ons, kan. Jempol banget deh pokonya! 

Ayah dan Ibu sayang jamu sangat, sangat sayang kamu! We love you!

Notes pertumbuhanmu, Nak.
  • Berat Badan: 6.000 gram - 6.600 gram.
  • Tinggi Badan: 63 cm - 67 cm
  • Panjang telapak kaki: 10 cm - 10 cm (sama)
  • Lingkar kepala: 38 cm - 40 cm
  • Lingkar dada: 44 cm - 46 cm
  • Lingkar lengan: 15 cm - 16 cm
  • Lingkar tangan: 11 cm - 12 cm
  • Lingkar paha: 22 cm - 29 cm
  • Lingkar kaki: 18 cm - 19 cm
  • Lebar Bahu: 15

Selamat 4 bulan ya, Nak. Cipok gemas buat bibir basah kamu. 😘😘😘😘😘
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (18)
    • ▼  Oktober (1)
      • The Mom’s Journey with Shapellx Shapewear
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose