• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Asing rasanya bagi saya ketika bidan desa, Bu Neneng memberi pengetahuan tentang ANC (Antenatal Care). Yups, saat saya melakukan pemeriksaan rutin kehamilan, beliau mengajak saya untuk melakukan pemeriksaan ANC (Antenatal Care) atau pemeriksaan terintegrasi pada Ibu hamil. Asyiknya, nih, pemeriksaan ini dapat dilakukan di Puskemas. Pokoknya anti ribet-ribet karena saya sendiri memilih Puskesmas Madukara 1, Puskemas terdekat, hanya berjarak kurang lebih 2 km.

pemeriksaan ANC bagi ibu hamil sangat penting


Istilah pemeriksaan ANC ini bagi saya memang belum familiar. Maklum, pas hamil anak pertama, tuh, belum ada layanan tersebut. Dan setelah konfirmasi dengan Bu Neneng, ternyata pemeriksaan ANC sudah ada sejak dua tahun yang lalu.

FYI, pemeriksaan kehamilan terintegrasi adalah pemeriksaan secara keseluruhan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Pemeriksaan ini tidak hanya mengecek kondisi kesehatan janin saja, namun juga kesehatan mental dan fisik untuk kesiapan melahirkan.

Pemeriksaan ANC dilakukan pada Ibu hamil secara berkala, minimal 4 kali selama hamil, yaitu 1 kali sebelum bulan ke 4 kehamilan, kemudian bulan ke 6 kehamilan dan 2 kali kunjungan selanjutnya pada bulan ke 8 dan 9 kehamilan. 

Omong-omong ini kali pertama saya melakukan pemeriksaan ANC dan saat kandungan ini masuk usia 8 bulan. 🙊 Maklum, beneran baru tahu ada pemeriksaan seperti ini.

Persiapan Pemeriksaan ANC.

Saya lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan di Panti Nugroho, Purbalingga. Namun karena sedang ada wabah Covid-19, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan rutin kehamilan cukup di Puskemas dan tidak menutup kemungkinan di rumah bersalin yang ada di Banjarnegara untuk melakukan USG nantinya.

Untuk keperluan pemeriksaan ini, saya memanfaatkan kartu BPJS dengan terlebih dahulu mengubah faskes (fasilitas kesehatan) tingkat pertama yang semula di dr. Sulis menjadi Puskesmas Madukara 1. Eeehhh...ini biar apa harus ganti faskes? Biar BPJSnya terpakai, dong. 😂 FYI, mengganti faskes tingkat pertama ini anti ribet, lho. Cukup menggunakan aplikasi JKN dan menunggu sampai awal bulan, faskes pertama pun berhasil diubah.

Sebelum pemeriksaan, terlebih dahulu melakukan pendaftaran dan langsung saja sampaikan jika akan melakukan pemeriksaan ANC. Karena didampingi bidan desa, saya bersama Mbak Iif (Bumil juga yang satu desa), sudah dibantu pendaftarannya oleh Bu Neneng. Saya cukup menyerahkan kartu BPJS yang sudah update faskesnya dan nomor kartu periksa (kartu periksa di Puskesmas). Alhamdulillaah, ya. 😊 

Berikut Rangkaian Pemeriksaan ANC.

Karena masalah pendaftaran sudah terselesaikan, sesampainya Puskesmas saya menghubungi Bu Neneng. Alhamdulillaah puskesmas sepi, banyak orang sehat. Tanpa menunggu lama, Bu Neneng datang dengan membawa berkas-berkas (map yang berisi catatan periksa) sebagai bahan catatan pemeriksaan. Tak lupa, saya juga menyerahkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk pencatatan hasil pemeriksaan. Nah, berikut rangkaian pemeriksaan ANC:

Cek Kesehatan Ibu dan Anak di Ruang KIA.

Memasuki ruang ini, bidan yang saat itu bertugas melakukan konfirmasi identitas termasuk data kehamilan. Selanjutnya, seperti biasa bumil dilanjutkan dengan menimbang berat badan, cek tekanan darah, mengukur tinggi fundus, memeriksa denyut jantung janin, dan melakukan tes urine untuk mengetahui berapa HBsAgnya.

Saat melakukan timbangan, berat badan yang semula sudah mencapai 71 (timbangan di bidan desa) menjadi 69. Ini hal biasa banget dan tidak usah panik. Selisih timbangan karena beda tempat timbangan tidak usah dipikir, jangan baper. 😋 Untuk tekanan darah, alhamdulillaah saya normal yaitu 100/70.  Pun dengan tinggi fundus.

Ruang Poli Gigi

Menjaga kebersihan gigi, tuh, penting. Apalagi saat sedang hamil. Menurut ahli, infeksi gigi dan mulut merupakan salah satu pintu masuknya kuman ke dalam tubuh. Sayangnya, tidak sedikit calon Ibu yang tidak menyadarinya. Menganggap sepele kebersihan gigi. Parahnya, penyakit gigi dan gusi ternyata dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Yups, kelahiran bayi prematur terjadi karena adanya oksitosin dari kuman yang masuk lewat gigi dan gusi. Dan oksitosin inilah yang dapat memicu kontraksi.

Dokter gigi yang bertugas di puskesmas ini cukup selow. Setelah gigi diperiksa, Dokter tidak memberikan resep atau memberikan notes tentang kesehatan gigi. Cuma bilang kalau gigi saya tidak bagus, gitu. Hahaha. Yasudah, tidak apa. Tapi dengan tahu risiko jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut, ada baiknya semenjak program hamil sudah memeriksakan giginya.

Ruang Poli Umum

Saya nyengir-nyengir sedap ketika Dokter umum di Puskesmas menyarankan kepada saya untuk melakukan KB setelah melahirkan nanti. Menyarankan untuk cukup punya dua anak setelah saya ditanya jumlah anak. Yups, saya paham kalau beliau sedang mengkampanyekan program Keluarga Berencana. Selain itu, beliau juga memberi gambaran tentang keberlangsungan hidup untuk puluhan tahun ke depan yang mana biaya hidup, biaya sekolah, dan biaya lainnya akan lebih mahal dari sekarang. Hihihi. Harus siap mental banget, nih.

Di sini saya tidak diperiksa, Dokter hanya memastikan ketersediaan vitamin untuk ibu hamil, asupan untuk Ibu hamil dan juga janin. Jika vitamin sudah habis, Dokter akan memberikan resep vitamin. Tapi kalau vitamin masih, ya pasti diminta untuk menghabiskannya. Hahaha.

Ruang Konseling

Berasa sedang berhadapan dengan pembimbing atau guru BK ketika berada di ruang konseling. Tidak hanya memastikan kesehatan fisik Ibu dan kondisi janin, kondisi lingkungan dan rumah pun harus dipastikan aman untuk ibu yang sedang mengandung.

Sebelum virus Covid-19 menjangkiti dunia, puskesmas biasanya melakukan kegiatan konseling untuk Ibu hamil dengan cara sosialisasi ke desa-desa. Namun karena wabah virus corona, konseling pun dilakukan di ruang tertutup dengan peserta maksimal lima.

Saya masih bersama Mbak Iif. Petugas puskesmas mendata apa-apa yang berkaitan dengan kesehatan rumah. Mulai dari ketersediaan toilet, keberadaan tikus, kandang hewan, sampai dengan jumlah lalat yang ada di rumah. 😂 Rumah yang di dalamnya ada seorang perempuan yang sedang hamil harus betul-betul lebih terjaga kebersihannya, lebih steril. Jika punya hewan peliharaan, kandangnya tidak boleh menempel dengan rumah. Harus berjarak.

Vaksin Dewasa

Selain pemeriksaan ANC, ternyata orang dewasa juga memerlukan vaksin untuk kesehatannya. Parahnya, saya baru tahu tentang vaksin dewasa, lho. Yups, setahu saya, tuh, vaksin hanya diberikan kepada anak-anak. Padahal, orang dewasa juga butuh vaksin. Beberapa vaksin untuk orang dewasa antara lain yaitu vaksin influenza, vaksin hepatitis A, dan vaksin cacar air. 

cek website halodoc untuk informasi vaskin dewasa atau kebutuhan cek kesehatan laiinya

Saya tahu ada vaksin untuk orang dewasa setelah membaca artikel tentang vaksin. Kabar bahagianya, di HaloDoc menyediakan vaksin dewasa. Ada lebih dari 100 daftar rumah sakit yang menawarkan vaksin dewasa. Tidak hanya menampilkan nama rumah sakitnya, HaloDoc juga memberikan informasi terkait harga vaksinnya. Yaps, perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani di bidang telekonsultasi kesehatan memang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Pun dengan layanannya, lengkap.

HaloDoc memang telah membuat terobosan yang memanfaatkan teknologi terkini yang menawarkan kemudahan dan mempersingkat waktu untuk mengakses kesehatan pada saat membutuhkan pertolongan dokter. Pun dengan kesehatan Ibu hamil.

Pemeriksan ANC, tuh, menurut saya bermanfaat sekali bagi Ibu hamil karena pemeriksaanya secara keseluruhan dan dapat menghemat waktu. Cukup sekali saja datang ke Puskesmas tapi sudah mendapat banyak pelayanan untuk Bumil. Rekomended, nih. Jadi, buat ibu hamil harus menyediakan waktu untuk ikut pemeriksaan ini, yaaa. Anti ribet-ribet dan manfaatnya sangat terasa.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Selasa, 21 April 2020, menjadi puncak kesedihan saya karena beberapa dokter kandungan di Banjarnegara mulai membatasi jumlah pemeriksaan USG bagi Ibu Hamil. Sementara di Puskesmas yang paling dekat dengan rumah saya malah sudah tidak melayani pemeriksaan USG bagi Bumil. Prihatin rasanya. 😭

USG di Tengah Pandemi Covid-19

RSUD, RSI, dan mungkin beberapa RS Swasta, menjadi tempat yang masih melayani USG tanpa batas. Namun butuh keberanian untuk sampai ke sana meski menurut informasi, sekarang rumah sakit tidak begitu ramai. Tidak seperti dulu, sebelum ada larangan untuk menjenguk pasien karena adanya wabah virus corona.

Sebenarnya saya belum sreg melakukan pemeriksaan USG di Banjarnegara. Belum menemukan dokter yang cucok meong, gitu. Mungkin karena sudah terlalu nyaman USG di Panti Nugroho, Purbalingga. 🙈 Sayangnya di Panti Nugroho, tuh, sempat digunakan untuk tempat isolasi orang yang sudah positif corona. Yaudah, saya tidak mungkin melakukan USG di sana. Lebih menjaga saja dan pada dasarnya saya terlalu takut dengan virus corona ini. 🙈

Satu orang yang paling saya repotkan dalam pencarian tempat USG adalah Citra, teman mesra sewaktu MTs. Saat ini dia kerja di RSUD. Sudah pasti banyak tahu dan kenal dokter-dokter, dong. Yaudah, saya minta tolong entah berapa kali tidak terhitung, untuk mencari informasi tempat USG yang bisa dibilang lumayan dalam pelayanan dan tentu lumayan dokternya. Lumayan ganteng maksudnya, ya. *eeehaaaaak.

Satu hal yang paling saya inginkan yaitu USG 4 dimensi mumpung usia kandungan baru 8 bulan. Iya, katanya kalau usia kandungan sudah masuk 9 bulan, tuh, mulai susah untuk dicapture. Yaaa...sesekali USG 4 dimensi laah, seperti Kecemut. Dulu juga hanya sekali untuk USG 4 Dimensinya, cukup buat moment saja. 😉

Sore hari, alhamdulillaah saya mendapat kabar dari Citra yang bikin senang. Katanya, di Banjarnegara sudah ada RS yang melayani USG 4 Dimensi, yaitu di Klinik Utama Muara Kasih yang berlokasi di Desa Bawang. Tepatnya dari RSI Bawang ke utara kurang lebih 500 meter. Informasinya, dokter yang memeriksa yaitu dr. Nungky. Saya sering mendengar namanya, lumayan popular di Banjarnegara. Tapi, setelah dikonfirmasi ke tempat praktiknya, ternyata sudah tidak melayani USG 4 dimensi dan sudah membatasi jumlah Bumil yang hendak periksa kehamilan. Nasibbb. 😔 Tapi tidak apa, yang penting masih bisa USG meski 2D ketimbang tidak bisa USG sama sekali. Yakaaaan? 

Eeehyaaa...tapi Ibuk masih berusaha! 😂

Ternyata masih ada satu klinik yang aktif dan belum membatasi jumlah pasien untuk USG, yaitu Klinik Utama Anugerah atau yang lebih dikenal dengan Klinik Haryata karena Dokter yang melayani namanya dr. Haryata. 😊Kabar baiknya, di Klinik tersebut sudah tersedia layanan USG 4D. Alhamdulillaah...

Plong rasanya. Apalagi saat saya bisa terhubung dengan adminnya dan katanya masih membuka layanan untuk USG 4D. Beruntung bangett Citra bisa dapatin nomor layanan KU Anugerah dengan cepat. Soalnya saya sudah mencari nomor teleponnya melalui Google, namun nomor ternyata tidak bisa dihubungi. 😶 Nciit, thank you, yaaaa!

Baca juga: Pengalaman USG IUD di RSIA Ummu Hani, Purbalingga.

USG di Tengah Pandemi Covid-19 betul-betul penuh perjuangan. Bukan hanya tentang mencari tempat USG, namun kesiapan mental untuk bertemu dengan banyak orang yang entah dari mana saja datangnya. Yaaa...tahu sendiri, selagi masih salam masa pandemi, masyarakat harus bisa jaga jarak atau physical distancing.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Perhatian! Artikel ini ditulis sebagai momen dan pengingat semata. Tidak ada maksud lain. 😘

Haiii, pembaca setia! Semoga kalian dalam keadaan sehat wal afiat dan bahagia, yaa. 😘

Kejutan di Tri Semester Pertama

Eh, apakah kalian pernah mendengar pernyataan bahwa setiap anak itu unik? Pasti sering banget, yaa. Apalagi dikalangan Bunda-bunda yang sudah punya anak. Meski diliahirkan dari rahim yang sama, namun pada kenyataannya tiap anak mempunyai karakter tersendiri dan tak pandang jenis kelamin. Mau perempuan semua, misalnya. Karakter mereka tidak ada yang sama sekalipun kembar. Punya bawaan sendiri-sendiri. 🙊

Naaaaaah!

Setelah sekian lama hanya bisa nyawang atas pernyataan tersebut, akhirnya sekarang saya bisa merasakannya mulai dari dalam kandungan. 🙈

Yups ya ya ya!

FYI, ini adalah kehamilan kedua saya. Anak pertama saya, Kecemut, saat ini berusia empat tahun. Saya masih ingat betul awal-awal kehamilannya. Sebagai Ibu rumah tangga sekaligus working mom, saya saat itu terus memotivasi diri sendiri, menyemangati diri ini untuk selalu sehat, kuat dan dapat menjalani rutinitas harian dengan lancar. Uniknya nih, hamilnya ngebo bangettt alias tidak merasakan mual, pusing, ngidam, manja, dan hal-hal lain yang kerap dirasa ibu hamil. Sampai usia kehamilan 8 bulan pun semangat kerja terus terjaga, bahkan masih aktif dinas luar. 🙊

Pada kehamilan kedua...

Khususnya di bulan kedua kehamilan atau usia kandungan 8 minggu, saya mendapat kejutan dari dedek bayiiii, nih. Rasanya surprise banget ketika pagi hari, waktunya nyiapin keperluan anak sekolah, suami kerja, namun saya tidak memiliki kekuatan untuk itu. Mata rasanya berat bangettt buat melek, pinginnya bobok lagi. Saya sudah berusaha banget untuk menjalani rutinitas pagi, tapi tetap tidak bisa. Belum lagi, kadang ada mual-mual, gitu. 🙊

Sampai pada titik terparah, waktunya jam kerja kantor, saya kerap tidur di atas kursi, di depan laptop, atau di mushola. Ngga malu sama teman kantor? Malu banget laaah! Tapi gimana lagi, rasa kantuk itu tidak bisa terbendung. Tidurnya pun langsung pulas, gitu. Begitu terbangun sudah duhur atau ashar. 🙈

Suatu hari di bulan Oktober, saya tidur nyaris seharian. 😂Izin berangkat kerja agak siang, taunya pas bangun udah jam 16.00 WIB. Hahaha. Rasanyaaa...

Seperti apapun keadaan saat hamil, akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena punya cerita tersendiri. Saya sangat menikmati karena proses kehamilan itu istimewa. Terima kasih atas kejutannya, sayang. Semoga kita sehat-sehat terus, yaa. 😘
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Hello, Jagoan! 💕
Halo pembaca blog kami! 😻

Kami punya kabar bahagia yang harus disampaikan kepada khalayak. Haaaah? KHALAYAAAK? 🤣 Adududuh...terlalu tinggi.  🙊

Sebenarnya tujuan kami hanya menuliskan kebahagiaan ini di blog saja, sih. Tapi kami tidak yakin untuk bisa diam, tidak membagikan tulisan ini di sosial media. Lha gimana lagi, kebahagiaan yang kayak gini susah diumpetin. Apalagi kami menunggunya sudah agak lama, kira-kira lima bulan setelah lepas KB IUD. 🙊


Kira-kira awal September, saya sudah mulai curiga. Apalagi saat melihat kalender dan ternyata aku terlambat haid dua minggu. Tapi btw, bulan sebelumnya saya pernah terlambat haid, saking bahagianya saya langsung beli test pack, dong. Dan setelah cek, hasilnya masih garis satu dan tidak lama kemudian saya haid. 🤣Yaudah, pas terlambat haid hampir dua minggu, saya biarkan dulu. Takut PHP, sih. 🙊 Sampai akhirnya lupa kalau sebulan saya tidak haid dan tidak juga melakukan test. 

Fix ini, hamil! Fix banget hamil. Sebulan tidak merah-merah euy! 🤰🏻🤰🏻🤰🏻

Awal bulan Oktober saya beranikan untuk membeli test pack dan kembali melakukan test kehamilan. Alhamdulillaah...kali ini garisnya udah duaaa. 💃 Awwhhh...beneran sudah klimaks ini. 😍

Demi apa harus woro-woro seperti ini? Katanya, tuh, kalau punya kabar bahagia musti disampaikan supaya banyak yang mendoakan dan bahagianya awet. 

Dear, Jagoan!

Terima kasih kamu datang ketika papan kita pelan-pelan sudah mulai tertata. Artinya, Ayah dan Ibu insya allah bisa fokus dengan tumbuh kembang kamu. Mulai dari pemberian vitamin, sampai pemeriksaan atau USG untuk mengetahui perkembangan kamu di dalam kandungan.

Kamu datang di waktu yang tepat. Terima kasih juga buat orang-orang terdekat dan teman-teman yang udah bantu doa sampai akhirnya menuju klimaks dari doa-doa yang telah kami panjatkan.

Ehh...Ibu mau minta maaf, nih. Karena ternyata sampai saat ini Ibu belum pernah memeriksakan kamu di tempat langganan Ibu waktu hamil Mbak, di Panti Nugroho. Insya allah bulan ini kita sempatkan merepotkan tante lagi, ya. 🙈

Oiya, Mbak kamu, Syaquita sangat senang mendengar kabar kalau di perut Ibu ada Ade. Maklum, selain Ibu, Syaquita juga sudah ingin sekali punya ade. Eeeh...bukan hanya dia, hampir semua keluarga mengharapkan kamu.

So, Welcome Jagoan Ayah, Ibu, dan Mbak. Sehat-sehat di dalam perut Ibu, ya. Meski kami belum tahu jenis kelamin kamu, tapi kami berkeyakinan kalau kamu cowok. 🙊💕
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
BuIbu, adakah yang pernah menjalani program diet saat sedang hamil? Sini-sini, duduk sebentar sambil sharing cerita tentang diet saat hamil.Saya, tuh, sedang ada pada titik itu, Hamil 7 Bulan dan Diminta untuk Diet. 😂

Ngga pernah terbayang sebelumnya, aku bakal menjalani program diet di usia kehamilan tujuh bulan. Secara di usia ini, sebagian besar BuMil udah lepas dari fase morning sick dan kejutan dari si kecil pada tri semester awal. Sebagai gantinya, BuMil lagi tambah doyan makan dan ngemil. Ngeselinnya, kadang BuMil kerap kalap dengan makanan enak dan kurang memfilter makanan atau camilan, asal enak langsung lahap. *nunjukdiri* 😄


Diet saat hamil tuh butuh perjuangan dan harus melalui konsultasi dokter karena harus sesuai prosedur.

Masuk usia kandungan tujuh bulan, dr. Trisno memintaku untuk diet. Ya, saat itu aku lagi periksa kehamilan di Panti Nugroho dan dr. Trisno agak kaget melihat perkembangan berat badanku dan juga janinku.

Konsultasi Diet dengan Dokter Kandungan.

"Eh, kamu diet, ya. Bayi kamu chuby banget. Berat badanmu juga. Tadi aku lihat naiknya lumayan banyak." 

Deeegh! Aku kaget saat dr. Trisno memintaku untuk diet. Mbak Eka, perawat yang mendampingi dr. Trisno, memberi senyum sambil meledekku.

Baca dulu Ketika Ibu Hamil diminta Untuk Diet.

"Jangan takut, Mbak. Dietnya ibu hamil ngga seperti diet setelah hamil."

Ekspresi wajahku yang kurang mengenakan ketangkap Mbak Eka. Ketahuan kalau ada rasa takut dalam diri. Sementara Tante yang duduk di depan meja dokter justeru nampak bahagia. Mungkin karena melihat wajah chuby calon ponakannya kalik, ya. 🙊

BINGUNG. Bagiku, diet saat perut lagi isi janin, tuh, gokil banget. Ini gimana cara dietnya? Kalau aku diet, gimana dengan asupan gizi untuk janinku? Gimana kalau calon bayiku kekurangan gizi? Gimana kalau malah berat badannya berkurang? Inilah yang membuatku bigung. Tapi setelah mendapat penjelasan dari dr. Trisno lebih tenang karena ternyata menu diet ibu hamil tuh memang ada. Ngga asal diet yang sampai menyiksa Ibunya, apalagi janinnya. Apalagi saat itu sedang bulan puasa, harus menjaga menu buka puasa untuk ibu hamil, dong. Ini kalau pas lagi puasa lho, ya. Hihihi.

Kunci Sukses Diet Saat Hamil.


"Please, no gorengan, bakso, apalagi mie instant."

Pak Dokter mewanti-wanti dengan ekspresi yang menggemaskan. *eh* Ini dietnya hampir samaan dengan diet para gadis yang punya body bohay, ya. Hahaha. Nasehat dari Pak Dokter ngga berhenti sampai situ, kok. Masih banyak hal yang disampaikan, gimana cara diet yang benar, Ibu sehat, janin pun terus berkembang sesuai usianya.

"Ini usia kehamilanmu tujuh bulan. Artinya, kamu masih punya waktu kurang lebih dua bulan lagi untuk memantau perkembangan janinmu."

Yayaya...dua bulan itu masih cukup lama. Sementara kalau aku ngga bisa kontrol makan, bisa-bisa aku akan makin SUBUR. 😂 

Sebenarnya peningkatan berat badan saat hamil sangat wajar dialami oleh para BuMil. Ini juga menjadi salah satu indikasi baik bagi BuMil dan janin. Namun jika naiknya berat badan terlalu berlebihan atau ngga sesuai dengan usia kehamilan, diet memang diperlukan. Beruntung, Pak Dokter berbagi tips diet untuk Ibu hamil. 😎 

Nah, berikut Tips Diet Bagi Ibu Hamil.

😎 Batasi camilan yang manis dan tinggi kalori, seperti kue dan gorengan. Sebagai gantinya, BuMil lebih banyak konsumsi buah sebagai camilan atau biskuit gandum. Minuman manis juga dikurangi. Sebagai gantinya, perbanyak minum air putih.
😎 Pilih menu makanan yang menyehatkan, dan bernutrisi tinggi. Kalau kalian sepertiku, yaitu punya anemia, jangan lupa konsumsi makanan dan buah yang dapat mencukupi kebutuhan gizi Ibu dan janin.
😎Banyak bergerak dan ngga boleh malas-malasan. Ikut senam hamil, olahraga berenang, atau jalan tanpa alas kaki. Ini cukup membantu diet sehat a la BuMil.

Aku menanggapi serius perihal diet saat sedang hamil karena memang cukup was was kalau sampai ada risiko baik untuk aku maupun calon bayi. Makanya, aku pun mengikuti saran dari Pak Doter. Alhamdulillaah setelah menjalani diet, berat badanku naiknya ngga begitu ekstrim, tergolong standard. Pun dengan Baby Yasmin yang lahir dengan berat badan 3 kg. 👪
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Jum'at (15/01), Bidan yang malam itu bertugas menyatakan sudah pembukaan satu. Untuk menuju pembukan full atau sepuluh masih lama. Waktu pemeriksaan rutin dari pembukaan satu menuju pembukaan selanjutnya yaitu per empat jam.


Tepat pukul 19.00 WIB, aku mulai berbaring di ruang bersalin. Tiga puluh menit rasa mules kerap datang, per lima menit. Aku ngga bisa kalau terus-terusan berbaring di kasur dalam keadaan menahan mules yang nikmatnya pakai banget. Aku pun memutuskan untuk bangun, jalan-jalan di sekitar Puskesmas.

Satu jam telah berlalu. Aku masih jalan santai, saat perut mules yang sampai pinggang belakang datang, aku duduk. Menikmati rasa yang hanya para perempuan yang tahu. Hahaha 
Mules yang sampai pinggang makin menjadi, rasanya sudah ngga kuat jalan. Aku putuskan untuk berbaring sambil pegang erat tangan suami sambil nendang-nendang kuaaatttt. Hahaha *super lebay* 
"Mbak, jangan ngeden, ya. Tarik napas pelan-pelan, terus keluarinnya juga pelan-pelan."
Kalimat tersebut seringkali kudengar. Sementara aku -sebenarnya- sudah cukup susah bermain dengan napas. Lebih memilih ngeden karena Jasmine emang seperti udah mau keluar.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Masih ada waktu 2 jam lagi untuk pemeriksaan selanjutnya, per empat jam. Tapi, aku benar-benar sudah ingin ngeden lagi. Antara pingin ngeden tapi agak takut.
"Mbak, jangan ngeden. Takutnya ntar kehabisan tenaga pas persalinan."
Suara bidan itu (lagi), Bu Widi. Aku masih bisa menuruti apa kata beliau. Namun, tiga puluh menit kemudian, aku meminta kepada Bu Widi untuk memeriksaku. Karena, aku sudah terlalu susah untuk tidak ngeden.
"Pembukaan sudah lengkap. Kami siapkan peralatan dulu ya, Mbak." Ucap Bu Widi.
Beeuuh...ngga percaya sama pasien, sih. Udah dari tadi penuh kayaknya, lho. Hahaha
Aku merasakan ada yang makbyur dari jalan lahir. Hangatnya ke mana-mana, padahal lagi tidak pakai fresh care. Pecah ketuban. Hmmm...aku kira setelah ketuban pecah, Jasmine mengiringi. Tapi, ternyata perlu ngeden dulu untuk bisa meluk Jasmine. Hahaha *dodol*
"Tangannya pegangan kaki. Pantatnya jangan diangkat ya, Mbak." Pesan dari Bu Widi aku praktikkan meski pada kenyataannya aku mbolak-mbalik ngga jelas. 
Suami, Ibu, Wa Silo terus memberi support. Tak hentinya mereka berdoa untuk kelancaran proses persaliannku.
"Pandangannya ke depan, Mbak. Lihat jalan lahir." Bu Bidan sepertinya gemes, karena kepalaku selalu noleh ke kanan.
Ngeden...satu...dua...tigaaaa...

Jasmine keluar, dan Ibu meningggalkanku. *kejam* Hahaha Ngga tega katanya.
Tepat pukul 21.50 WIB, aku bisa menyentuh Jasmine melalui IMD. Meski hanya beberapa menit, melihat bayi mungil berada di atas dadaku, tuh, rasanya....bahagia banget. Ngga ada tandingannya pokoknya.
Perjuangan masih berlanjut, yaitu proses menjahit, obras jalan lahir. Was wus wuuush jreek ejrek ejreek...Hahaha
"Sakit yang tadi ketimbang yang ini. Nikmati saja." Wa silo bisik-bisik sambil meledekku. Emang ngga sakit, sih. Karena dibius. Tapi, pas dijahit bagian luar ya terasa cekiiiiits. Aaah uuuh iiih taubat... hahaha
Ngga peduli mau diapain (lagi), terpenting Jasmine udah menghirup segarnya udara dunia. Oiya, Jasmine dirawat oleh Mbak Erna, Bidan yang membantu proses persalinanku. 
Alhamdulillaah...hampir empat jam perjuangan menjadi seorang Ibu. Nikmat mules, ngeden yang luar biasa, akhirnya terlewati. Jahitan samping kanan nikmatnya (juga) tak terkira.

Semua rasa sakit sirnaaa hanya dengan melihat wajah mungil Jasmine dengan berat badan 3000 gram atau 3 kg dan panjang 48 cm. Tepat di minggu ke 29 lebih 2 hari, Jasmine lahir. Jum'at Wage, 15 Januari 2016, pukul 21.50 WIB.
Selamat datang di dunia, Jasmine Syaquita Nusaiba! Banyak doa yang kami panjatkan untukmu, Nak. Semoga kelak menjadi anak yang solihah, ya. ^-*
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose