Ibu Hamil yang Baru Jatuh Ngga Boleh Pijat

by - September 01, 2015

Pengalaman jatuh di depan Kamar Mandi membuatku lebih berhati-hati saat masuk-keluar Kamar Mandi.

Hampir tiap mandi, aku menggosok lantai agar tidak licin. Tapi, yang namanya musibah bisa datang kapan saja dan dimana saja.

Ngga jatuh di Kamar Mandi persis, tapi di depan kamar mandi, karena telapak kakiku ngga menapak pada keset. Langsung berpijak ke lantai.


Aku ngga merasa sakit. Ngga mengeluhkan suatu apa. Aku merasa baik-baik saja, sehat. Hal ini dibuktikan, setelah kepleset, aku masih bisa masak. Ya, aku memang berencana membuat Sup.

Karena besoknya aku ada agenda tugas ke luar kota, Ibu menyarankanku untuk pijat terlebih dahulu di dukun bayi desa. Aku pijat hanya sepuluh menit saja. Ngga lama-lama. Simbah dukun juga ngga beranu memijit ibu hamil terlalu lama. Ngga boleh, katanya.

Kira-kira pukul 23.00 WIB, tiba-tiba perutku sakit banget. Punggunnya juga. Rasanya nikmat banget. Sampai akhirnya, Suami membawaku periksa ke Polindes. Namun, karena aku sudah dipijit Simbah Dukun, Bidan Desa memberi rujukan ke Puskesmas saja. Karena di Polindes belum ada alat untuk deteksi denyut jantung janin.

Bidan Desa, dan Bidan yang sedang bertugas malam itu memberi tahu kepadaku dan keluarga, jika Ibu Hamil terjatuh, lebih baik jangan dibawa ke Dukun bayi, apalagi sampai memijatnya. Disarankan untuk langsung dibawa ke Polindes atau Puskesmas. Supaya bisa diperiksa dan ditangani lebih cepat dengan alat medis yang ada.

You May Also Like

0 komentar

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.