• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Memangnya ada tempat wisata ramah anak di Baturraden? Kok playdate di sana?

Uwuuw...banyak! Salah satunya adalah Wana Wisata Baturraden yang dikelola oleh PT. Palawi Risorsis. Namanya juga wana wisata, obyek wisatanya pasti tak jauh dari hutan dan suasana alam yang adem. Lalu, amankah buat anak-anak? Ada beberapa obyek wisata yang ramah anak, ada juga yang butuh pendampingan orang tua. Makanya, saat tahu ada beberapa yang ramah anak, aku bahagia banget karena piknik ke Baturradennya ngga hanya gue dowang yang bahagia, Yasmin pun. 😂

TAPIIIII...CURHAT DULU BOLEH LAH, YAAAA! 🙈

Lansekap dari Pancuran 7, difotoin Kak @roisardian

Ceritanya sebelum berangkat ke Purwokerto, ada sedikit drama. Seisi rumah geger karena kelabilan bocah usia dua tahun empat bulan. Usai mandi, dandan cantik menik-menik, tiba-tiba Yasmin minta renang ke Surya Yudha Park. Haaaaaah, apa banget sumpah! Ngga mungkin lah menuruti kemauannya karena hari itu juga aku harus ke Baturraden untuk melakukan trip bersama teman-teman Blogger. Eh, bukan hanya aku, sih, sama Yasmin dan juga Ayahnya yang esok hari bakal nyusul. Karena sudah ada penolakan dariku, dia pun rewel tak terkendali. Kejadian ini kira-kira pukul 09.00 WIB, dan baru berakhir pada pukul 10.30 WIB. Nyaris gagal ikut trip yang disponsori penuh oleh PT. Palawi Risorsis, Wana Wisata Baturraden. 😂


Bingung? Pasti, karena aku sudah janji kepada Mbak Sista (Marketing Wana Wisata Baturraden) akan sampai di terminal bus pukul 11.00 WIB, sementara di jam tersebut aku masih membangun mood Yasmin. Terus menarik perhatian, dan berkomunikasi, itu yang aku lakukan bersama si kecil di dalam kamar. Di sela-sela percakapan kami, aku (seperti) memberi harapan kepadanya bahwa, nanti dia akan ketemu dengan Kinan, Kak Jiwo, dan nantinya bakal renang bareng di Baturraden. #untung ngga HOAX 🙈


Susu pereda badmood... 
PERJALANAN DIMULAI DARI BANJARNEGARA...

Alhamdulillaah...mood mulai membaik kira-kira jam 11.15 WIB. Tanpa perlu berpikir lagi karena semua sudah siap, aku minta tolong Omnya Yasmin untuk diantar ke terminal Bus. Tumben banget, bus siang itu langka. Lagi cemas-cemasnya karena bus menuju Purwokerto ngga kunjung datang, Kinan memberi kabar kalau baru melintas Banjarnegara dengan kendaraan pribadinya. Uwh...kalau jodoh memang didekatkan ya, Sist. 🤣Akhirnya, aku pun berangkat bareng keluarga Kinan (Bapak dan Mamahnya), dan juga Tante. 

Perjalanan dari Banjarnegara menuju Purwokerto, tepatnya Baturraden, kurang lebih 2,5 jam. Sepanjang perjalanan, kami yang dewasa ngobrol renyah, gosip hangat. Sementara para krucil baru bisa berpandangan, malu tapi pegang-pegang tangan, gitu. 😂Karena datang terlambat, kami pun langsung menuju Telaga Sunyi, sesuai run down yang telah dibuat Mbak Olip, Blogger hits asal Purwokerto yang saban hari ulang tahun. 🤣


Jernihnya air Telaga Sunyi...
PLAYDATE DIMULAI DARI TELAGA SUNYI...

Telaga Sunyi termasuk obyek wisata si Baturraden yang dikelola oleh PT. Palawi Risorsis Baturraden. Cukup membayar tiket masuk Rp 13.000 per orang, wisatawan dapat menikmati Telaga yang sering dimanfaatkan untuk sekadar renang santai, cliff jumping, diving, dan aktivitas air lainnya. Sampai di depan loket masuk telaga, Bapak Kinan mulai beraksi.

"Pak, kami rombongannya Mbak Sista. Mereka sudah sampai sini belum, ya?" Tanya Mas Erwin, Bapak Kinan, kepada panjaga loket.

"Sudah. Langsung menuju tempat parkir saja. Lurus, ya." Jawab penjaga loket dengan amat ramah. Ulala banget, hanya dengan password Mbak Sista, bebas masuk. Catatan buat kalian yang mau ke Telaga Sunyi tapi lupa bawa dompet, bilang aja mau ketemu Mbak Sista atau temannya Mbak Sista, ya. Lolos! Hahaha.


Yeeeey, ketemu aiiiiiir...
"Mas, perjalanan menuju Telaga Sunyi jauh ngga?" Tanyaku kepada seorang cowok yang lagi-lagi ramah banget. Bukan tukang parkir, tapi dia jualan aksesori, gitu. Emm...agaknya takut jalan jauh bareng Yasmin. 😂

"Paling 100 meter, Mbak. Airnya lagi jernih. Dari kemarin ngga, lho."

Aaah...jawaban yang melegakan. Kenapa? Pertama, aku ngga perlu melakukan trekking jauh. Nikmat! Kedua, aku ngga memberi harapan palsu kepada Kecemut untuk renang. Yaa...meski belum melihat kondisi Telaga seperti apa karena ini pertama kali aku ke Telaga Sunyi. Dan betul, sungai kecil di tepi jalan menuju Telaga, airnya begitu jernih. Pun dengan Telaganya, lagi jernih-jernihnya seperti pikiranku saat itu.


A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on May 16, 2018 at 3:18am PDT

Dan akhirnyaaa, Yasmin nyemplung juga bareng Kinan di tepi Telaga yang ada genangan airnya. Genangan lho ya, bukan kenangan. 😂 

Setelah sekian lama ngga main bareng anak teman Ibu, akhirnya bisa merasakan playdate lagi. Yasmin dan Kinan cuma kecipak-kecipik di tepi Telaga dowang, sih. Aku juga ngga berani membawanya turun ke Telaga Sunyi yang punya kedalaman sampai 5 meter. Disamping airnya yang dingin banget, di Telaga ini belum menyediakan pelampung untuk anak-anak. Namun kata Mas Topan yang kerap jelajah Curug di Baturraden, Telaga ini memang ngga direkomendasikan untuk anak-anak karena saking dinginnya. Kurang aman, katanya. Beruntunglah ada genangan di tepi Telaga yang sukses membiat duo bocah Ketenger ini bahagia. 😘 Eh, sebenarnya mereka bisa mainan air di sungai kecil yang juga jernih, sih, tapi kurang ramai dan akunya pingin lihat teman-teman kedinginan di Telaga. 😂

LANJUT MAIN DAN BOBOK GEMAS DI VILLA AGATHIS...

Mainan air disudahi kira-kira jam 16.30 WIB. Para krucil juga nampak sudah puas, dan kedinginan. Tapi playdate Yasmin dan Kinan ngga berhenti sampai sini. Mereka masih bermain bareng di Villa Agathis, tempat menginap kami yang berlokasi di kompleks Bumi Perkemahan Baturraden. Meski ngga sekamar, tapi mereka sering duduk bareng karena di Villa ini terdapat ruang tamu yang sangat lapang. Pun dengan sekitar Villa, ada beberapa tempat yang cukup menarik buat mereka. Ada Taman Bunga dan Labirin. Bisa ditebak lah mereka ngapain, lari-larian, dong! Dunia seakan milik anak kecil.😂


Villanya bersih, nyaman....
Playdate mereka masih berlanjut di hari kedua dan di obyek yang tak kalah menyenangkan dengan hari pertama. Yaitu mainan air hangat di Pancuran 7. Perjalanan dimulai pukul 06.30 WIB, jauh dari rencana yang tertulis di rrundown yaitu jam 05.30 WIB. Hihihi Trip di hari kedua full trekking dari Villa sampai Pancuran 7. Lagi-lagi aku beruntung karena Suami datang diwaktu yang tepat, Yasmin pun gendong Ayahnya terus. 

Trekking melewati Hutan Damar, Lokawisata Baturraden, sampai akhirnya sampai di Pancuran 3 dan Pancuran 7. Kalau diukur pakai penggaris, sepertinya perjalanan yang kami tempuh lebih dari 7 Km. Ugh...untung Suami sudah bisa gabung trip. YEEEEY...Ibunya santaaaaaai karena Yasmin digendong Ayah baeeeeen. 🙈 Ehtapi capeknya sebanding dengan apa yang kami dapat ketika sampai di Pancuran 7.

INI DIA, PANCURAN 7 YANG BIKIN BETAH PARA KRUCIL...

Iiih...tau-tau udah di Pancuran 7 saja, ya. Hahaha. Iya, kami di Pancuran 3 hanya sebentar. Lihat-lihat pemandian air hangat, dan jajan di sekitar Pancuran. Bahagia banget, tau! Apalagi saat sampai di bagian paling bawah Pancuran 7 yang mana ada Goa Selirang di situ. Para Krucil nampak bahagia karena air di sini, tuh, anget. Melihat Yasmin bersender, lalu wajahnya menengadah ke pancuran, rasanya turut bahagiaaaa. Pada akhirnya, Yasmin dan Kinan minta naik sampai mulut Goa karena melihat banyak wisatawan pada asyik tiduran di mulut goa. Wkwkwk. 


Dear Krucils, pada makan yang banyak, ya. Biar seksi kayak Bapak Kinan...Wkwkwk
FYI, di Pancuran 7, kalian pijat belerang hanya dengan membayar Rp 10.000 untuk pijat kaki, dan Rp 30.000 untuk pijat badan keseluruhan. Tambah bahagia, kan? Tiket masuk Pancuran 3 yang masih satu lokasi dengan Lokawisata Baturraden yaitu Rp 13.000, Pancuran 7 pun sama, Rp 13.000 per orang.

Ini kalau ngga dihentikan, para Krucil bakal betah-betah saja berendam di sini. Sayang banget, Mas Jiwo saat itu lagi sakit, jadi ngga bisa mainan air bareng. Padahal dia juga seneng banget kecehan. Hobi malah. 😂Playdate disudahi jam 11.00 WIB karena jam 13.00 WIB kami harus check out dari Villa. Semoga lain waktu bisa main bareng lagi ya, Kinan. Lengkap dengan Mas Jiwo biar makin seru!

Terima kasih Mbak Sista, Mas Fajar, Pak Arif, dan Tim Palawi, yang sudah menyatukan kami. 😂 Eeeh, kalian bisa dapat free tiket masuk ke Pancuran 7, Taman Labirin, Telaga Sunyi, dan Hamparan Bunga Panca Warnam kalau nginep di Villanya Palawi, lho. Harga mulai dari Rp 3.400.000 sampai Rp 9.400.000.

Wana Wisata Baturraden
Instagram: @palawibaturaden & @palawiresort_baturraden
CP: Mbak Sista +62 813-9144-2211 &  Mas Fajar +62 852-2788-8030


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Anak yang ditinggal kerja oleh orang tuanya, insya allah lebih mandiri. Yakinlah." Pesan singkat dari Ibuku sukses menguatkanku.  Dua bulan paska melahirkan, aku nyaris mengundurkan diri dari tempat kerja yang sejauh ini banyak memberi pengetahuan baru. 

Saat itu, yang ada dalam pikiranku ialah apakah aku bisa memberi ASI penuh kepada Yasmin, puteri pertama kami? Apakah aku bisa mendampinginya, menemani main? Apakah aku mampu membesarkannya dengan baik, sementara aku kerja dari pagi hingga sore? Banyak yang aku khawatirkan. Hati betul-betu gundah, pikiran tak tentu arah, iman pun menjadi lemah. Namun, dukungan dari orang tua dan juga suami yang berikrar mau membesarkan Yasmin bareng-bareng, akhirnya keputusan untuk resign pun melebur. Bismillaah.


Aku kira kekhawatiran di atas sudah menjadi permasalahan terberat dalam hidup, kala itu. Ternyata ada yang lebih, salah satunya yaitu tentang pola pengasuhan anak. Ugh...betul-betul serius. Apalagi aku hidup di Desa dan sampai saat ini, aku masih tinggal satu rumah dengan orang tua. Hayoook...siapa yang kedaanya sama sepertiku? Senyum duluu, yuk! 😂

Aku kasih tahu bahwa, terkait dengan pola pengasuhan dan tumbuh kembang anak, di desa itu banyak mitosnya. Parahnya, mitos ngga hanya berlaku untuk bayi, usia tiga sampai lima tahun pun kadang masih erat dengan mitos. 🤣 Namanya juga orang jawa, ya. Hidup tanpa mitos, tuh, kurang bernyawa. Hahaha.

Ceritanya nih, saat usia Yasmin masuk lima bulan, kami mulai mengenalkannya kepada kolam renang dengan air dingin. Baru satu aktivitas saja sudah banyak hujatan, lho. Yang katanya tega sama bayi, ngga sayang anak, keterlaluan, dan yang paling HOT yaitu dengan sadis bilang kalau anak bakal kedinginan, dan nanti kejang-kejang. Ugh banget, kan? 😎 Padahal niat kami hanya ingin mengenalkan air di tempat yang ngga biasa, mengajak olahraga sejak dini supaya organ tubuh tambah sehat.  🙊

Orang tua zaman sekarang makin update dengan informasi terkait pola pengasuhan anak. Dan sebagian besar orang tua, lebih memilih anaknya untuk mandiri sejak dini ketimbang manja. Mandiri di sini bukan berarti orang tua membiarkan anaknya bermain sendiri, melakukan pekerjaan sendiri, dan atau kemana-mana sendiri. Orang tua tetap mendampingi si kecil selagi masih membutuhkan pendampingan khusus seperti Yasmin yang kini usianya 2 tahun 4 bulan. Ya...walaupun sekarang dia lebih suka mengerjakan apapun sendiri, tapi kontrol dari orang tua tetap diharuskan.



Untuk anak pertama kami, pola pengasuhan tersentral pada aku sebagai Ibunya. Sementara Suami, Mbah, dan Mak Yem, kadang menjalankan apa yang sudah diterapkan tiap harinya, kadang melanggarnya. Dan yang paling menantang menurutku adalah menerapkan kejujuran. Ya, interaksi antara aku dan Yasmin hanya beberapa jam dalam sehari. Pagi hari sebelum berangkat kerja yaitu jam 05.00-07.00 WIB, dan sore hari sepulang kerja dari jam 17.00 sampai dia tidur biasanya jam 20.00 WIB. Jika dihitung kira-kira 5-6 jam per hari kami berkomunikasi. Sungguh tantangan hidup sebagai wanita karir. 🙆‍♀️

Karena hanya punya waktu tak lama untuk si kecil, maka yang sering aku sampaikan ke Yasmin adalah kejujuran. Ngga boleh bohong. Ini penting banget, karena ada beberapa hal kerap melenceng dari ketentuan  yang telah dibuat. Seperti jajan permen, misalnya. Karena kondisi gigi Yasmin makin ke sini makin ngga bagus, aku hanya mengizinkannya jajan permen sekali dalam sehari. Maklum, lagi senang-senangnya permen. Tapi ya syukur-syukur ngga jajan permen. Dan alhamdulillaah...ketentuan ini paling sering dilanggar oleh Ayah! Iya, tiba-tiba pagi hari aku  sering menjumpai mereka datang dari arah timur rumah yang mana adalah warung mbak kham. Beeeuh...yang dibeliin permen jujur banget, dibeliin tiga, tapi yang membelikan cuma senyum-senyum dan berkilah. Kan KZL. Padahal mah, kalau aku mending anak nangis ketimbang makan permen. HAHAHAHA.

"Ibu, sih, bisa mengatasi kalau rewel minta permen. Lha aku? Mana bisa, Buuuk!" Jawab suami kalau pas kepergok di pengkolan rumah. Betul-betul alasan terbaik, ya. 😋


Sering aku dengar bahwa, apa yang dilakukan orang tua akan sangat mungkin anak menirunya. Makanya, semenjak Yasmin hadir di tengah-tengah kami, banyak evaluasi diri tiap harinya. Bahkan pola asuh yang telah kami terapkan untuk Yasmin, kadang tidak sesuai dengan rencana. Seperti akhir-akhir ini, dia mulai tertarik dengan dongeng sebelum tidur. Sebelumnya, menuju waktu tidur, dia akan minta diputarkan lagu anak-anak di youtube. Melihat ketertarikan dia nonton dan ikut menyanyikan lagu anak-anak via youtube, kami  pun mengizinkannya untuk stay tune on youtube until dia ngantuk. Maksimal 20 menit lah. 🤣

Anak usia dua tahun, khususnya Yasmin, baru bisa belajar jujur, tanggungjawab dan sopan santun. Jujur karena dia benar-benar masih polos, tanggungjawab dan sopan santun bila orang tua mengajarkannya sejak dini. Disiplin, rendah hati, dan sikap baik lainnya bisa dia pahami sejalan dengan bertambahnya usia. Aku pun selalu yakin bila orang tua menerapkan pola asuh anak dengan disiplin dan ngga plin-plan, anak pun makin sholeh. Insya allah. 👨‍👩‍👧
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Sebelum Kecemut lahir, ada satu hal yang sempat menjadi bahan perbincangan aku dan suami, yaitu lemari pakaian untuk Yasmin. Secara, di kamar kami sudah ada satu lemari gede yang isinya sudah hampir penuh, gitu. Gimana kalau punya baby, ya. Apa iya, nambah satu lemari segede lemari yang kami punya? Duuh...bakal pengap, dong, nantinya.

Diskusi tentang penambahan lemari untuk si kecil pun dimulai. Ada banyak pertimbangan untuk membeli lemari, mulai dari budget sampai dengan model. Maklum, banyak biaya yang perlu dipersiapkan untuk kelahiran, tidak hanya lemari dowang, kan. Makanya, kami betul-betul memilih lemari yang sekiranya awet, tapi harga bersahabat. 😂  


Memilih lemari dengan material kayu menjadi pilihan utama kami karena pasti akan lebih awet, apalagi jika jenis kayunya adalah kayu jati. Alternatif berikutnya yaitu lemari dengan material plastik. Nah, yang menjadi catatan paling penting bagi kami yaitu ukuran lemari. Menimbang kamar tidak luas, kami pun harus memilih ukuran lemari pakaian minimalis yang tentunya dapat mengirit tempat! 🙊 

Nah, berikut detail pertimbangan sebelum membeli lemari pakaian untuk si kecil:

Ukuran yang Tepat

Sebelum membeli lemari, kami memperhatikan ukurannya. Pertama, kami mengukur ruangan dan tempat untuk meletakan lemari, termasuk tingginya. Setelah sampai toko dan sudah mendapat lemari yang cocok, kami juga mengukur mengukur lemari tersebut. Pastikan jika ukurannya tidak akan membuat ruangan menjadi terlihat lebih sesak atau lebih sempit. Meski sepele, hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan. 😂  

Kualitas Material

Hal lain yang juga harus diperhatikan sebelum membeli lemari pakaian minimalis melalui situs belanja online atau pun secara langsung adalah dengan memperhatikan bahan atau kualitas dari lemari tersebut. Jangan sampai membeli lemari kualitasnya tidak baik sehingga penggunaannya pun hanya sementara, tidak bertahan lama. Pilihlah lemari yang terbuat dari bahan yang kuat supaya awet.

Desain Simple

Memiliki kamar yang tidak begitu luas, kami pun harus memperhatikan desain lemari yang akan kami beli. Desain yang simple, sederhana, namun tetap terlihat modern dan juga menarik, ini keinginan kami. Karena untuk anak-anak, kami memilih desain yang cocok, disesuaikan dengan karakter kartun zaman sekarang. Dari warnanya juga, warna yang soft, tidak terlalu gonjreng!

Sebenarnya tidak ada keharusan untuk memilihkan desain karakter, tapi untuk membedakan saja antara lemari anak dan orang tua. Eh tapi, ini keinginan Ibunya, ding. Hahahaha Tak sampai pada desain tampilan depan, kami juga memperhatikan jumlah rak yang ada di dalam lemari. Karena baju si kecil pastinya akan banyak, kami pun memilih lemari dengan beberapa rak. Banyaknya rak ini juga memudahkan kami untuk menaruh pakaian sesuai dengan jenisnya. Yaa...supaya nantinya kami juga mudah untuk menemukan kembali pakaian karena sudah tersusun berdasar jenisnya. Celana pendek, misalnya.

Dapat Dibongkar Pasang

Naaaah, ini adalah jawaban dari si lemari pakaian minimalis. Kalau cluenya dapat dibongkar pasang, berarti milihnya yang dari material plastik. Ada, sih, dari bahan kayu yang dapat di bongkar pasang, tapi agaknya terlalu susah. Selain itu, material dari Plastik lebih mudah untuk dipindah atau digeser-geser ke mana pun.

Pada akhirnya, kami memilih lemari dengan material plastik dengan merek yang terkenal itu. Alhamdulillaah cukup kokoh dan nampaknya bakal awet. Raknya pun banyak, ada empat rak dengan tinggi masing-masing 60 cm. Dan untuk sementara, lemari si kecil ini bisa difungsikan untuk lemari Ayahnya karena pakaian si kecil belum terlalu banyak. 🙊 

Kalian punya tip memilih lemari pakaian untuk si kecil? Boleh, dong, sharing dengan kami. 

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Tentang ruam popok ini asli bikin drama. Peradangan pada kulit bayi di area yang tertutup popok, dan umumnya terjadi pada bokong. Dan jika cewek, biasanya juga terjadi pada enok (istilah Yasmin untuk menyebut daerah kewanitaan). Kulit yang mengalami ruam akan tampak kemerahan. Ruam popok biasanya terjadi karena reaksi kulit setelah terus menerus bersentuhan dengan urine dan tinja. Popok sudah penuh dan orang tua ngga menyadarinya. Si kecil pun terus berlaian ke sana sini dengan gesit karena belum paham jika popok sebenarnya udah hampir luber


Kecemut masih bayiik...
Aku kira ruam popok hanya terjadi jika si kecil menggunakan diapers atau popok sekali pakai. Makanya semenjak usia enam bulan dan kerap diajak main, aku lebih memilih clodi atau popok kain. Seperti saat jalan-jalan ke Borobudur, aku membawa beberapa clodi buat ganti. Dan ternyata salah. Memakai clodi pun bisa juga mengakibatkan ruam popok. Apalagi jika daya serap clodinya rendah. Sangat memungkinkan untuk cepat kena ruam. 😣

"Duuh...makanya pilih clodi yang ada leg gussetnya."

Uwh...sudah, dong. Aku juga memilih yang inner gussetnya lebih bagus supaya urine ngga cepat luber. Tapi kesensitifan kulit si kecil kan beda-beda, ya. Dan kulit Kecemutku termasuk yang cukup sensitif. Makanya, jika menggunakan diapers, kami harus sering-sering mengontrolnya. Kadang sampai telat ganti popok, bakal terjadi ruam di daerah enok dan selakangan, gitu. Ruamnya ngga langsung yang parah gitu, sih. Tapi aku ngelihatnya, tuh, bikin periiiiiih. Nah, kalau udah sampai kena ruam, maka pertama kali yang kena marah adalah GUE, IBUnya. 🙋‍♀️


Udah milih yang terbaeeeeek, gaaaais...
Ini kena marahnya ngga cukup sekali, lho. Tiap kali sedang mengganti celana dalam si kecil (kalau udah ruam, ngga bakal pakai diapers lagi, pakainya celana dalam), kembali dihujat sodara-sodara, Mbah Uti Yasmin pasti marah-marah, gitu. Mbah Kakungnya juga. 😂 Kalau suami mah, selooow. 🙊

Nah, supanya ngga kena terlalu sering kena ruam pokok, ganti diapersnya lebih rajin. Aku biasanya per tiga atau empat jam, jika sedang dalam perjalanan atau traveling. Ngga menunggu diapersnya penuh. Yaa...ketimbang kena marah orang sejagat raya, mending lebih rajin menggantik diapers, dong. 🙊

Dan pada akhirnya, aku acungkan dua jempol buat kalian yang punya baby, dan sama sekali belum pernah merasakan si kecil kena ruam popok. Kalian hebat, ngga kayak aku! 😂

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Dear Kecemut Ibu yang kini sudah 2 tahun lebih 4 bulan...

Nak, semoga kamu masih ingat saat pertama kali menginjakan kaki di atas pasir Pantai Parangtritis, ya. Pasir pantai yang seharian kena terik matahari, dan panasnya masih membekas meski kita sampai Pantai jam 16.00 WIB lebih dikit. Kaki mungilmu berjalan di atas pasir tanpa alas. Telapak kaki Ibu saja merasakan panas yang luar biasa, apalagi kamu. Kamu yang pada dasarnya lebih suka jalan, akhirnya minta gendong karena mungkin telapak kaki ngga tahan menginjak pasir terus-terusan. Selain panas, mungkin bagimu terasa geli.

"Panas, Bu. Geliiii, Bu. Panaass. Gendong, Bu." Teriakmu sore itu. Namun Ibu ngga bisa menggendongmu karena membawa tas yang berisi mainan dan mencangking sandal Ibu supaya ngga kena pasir.

Andai Pantai itu dekat dengan rumah kita ya, Nak. Tiap hari ginian... Hahaha
Sungguh, kita bisa sampai pantai bukan hanya karena keinginan Ibu semata atau keegoisan Ibu yang sudah lama ngga melihat desiran ombak. Namun ada beberapa hal yang ingin Ibu kenalkan ke kamu, yaitu tentang isi alam ini. Sesuai keinginan Ibu, bukan janji tapi Ibu selalu berusaha memberi pengetahuan baru. Setidaknya apa yang telah kamu lihat di buku yang tiap hari, televisi atau media belajar lainnya, dapat dinikmati secara langsung.

Nak, bermain pasir sepuasnya di pantai, ini adalah salah satu mimpi kita. Ya, kita yang biasanya mainan pasir amat terbatas di samping rumah, sore itu kita mengumpulkan pasir tanpa bingung mau mengeruk di mana lagi, lalu mencetaknya berjejer. Persis seperti yang telah kita lakukan jika main pasir di rumah.

Betapa bahagianya Ibu melihat kamu begitu semangat memasukan pasir ke dalam wadah, lalu menumpahkannya membentuk tabung. 🛢 Sesekali kamu melihat beberapa delman bersliweran di pinggir pantai. Kamu juga sempat meminta untuk naik delman menyusuri tepian pantai. Tapi karena sore itu hari makin gelap, Ibu ngga memenuhi keingnan kamu. Ingat pesan Mbah Uti, kan? Bahwa, kita musti lebih berhati-hati bila bedug tiba. Mungkin lain waktu, ya.

Agaknya kagum dengan ombak yang ada di depanmu...
Nampaknya kamu ngga akan bosan bermain seharian di pantai. Belum lagi ombak yang beberapa kali menghampirimu saat sedang mengambil pasir. Ekspresi kamu saat itu antara kaget, ingin lari, dan mengikuti arus ombak. Sayang banget, matahari makin menjauh. Ibu harus segera menggendongmu, menyudahi permainan ini. Angin sore ngga menyehatkan, apalagi Ibu harus membersihkan seluruh tubuhmu yang terkena pasir. 🏖

Nak, semoga Ibu bisa mengajak kamu main ke pantai lagi, beda obyek, dan beda jenis pasir. Kalau ngga ke Pantai Pink, ya Pantai Menganti. Pinginnya, sih, pantai yang ada banana boatnya atau speed boat, biar kita bisa ngeng-ngeng di atas pantai. 🤹‍♀️
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (9)
    • ▼  Mei (2)
      • "Si Manis" yang Mengintai: Cerita di Balik Jajanan...
      • Pet-Loving Dads Edition: Custom Gifts Featuring Th...
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose