• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Akhir pekan kali ini, Ibun rasanya tidak ada gairah untuk bepergian, padahal anak-anak dan Ayah libur. Sebenarnya kami sudah ada rencana pergi ke Klampok buat beli mainan, tapi ternyata saya merasa lebih butuh istirahat ketimbang berbelanja mainan anak.

Ketika di rumah formasinya lengkap, rasa-rasanya kayak mustahil banget bisa menikmati hari libur ya, Bun. Hahaha. Ekspektasinya, sih, bisa rebahan dengan tenang dan nyaman, tapi realitanya tetap harus berada di samping keluarga. Kruntelan? No! Saya menemani anak-anak bermain seharian di rumah. Terus, pas anak minta jajan ini dan itu yang mengharuskan untuk keluar rumah, rasanya kaki ini seperti kesemutan. Susah buat berdiri dan beranjak dari kasur. 😆

Ketimbang harus menemani anak-anak pergi ke warung buat jajan, saya menawarjan beberapa pilihan camilan yang bisa dibuat di rumah. FYI, jarak rumah ke warung, tuh, hanya beberapa langkah saja, lho. Yha...namanya lahi malas keluar. 🤭Kebetulan di rumah ada stok pisang, jagung, ubi, dan kentang. Saya menawarkan untuk membuat kentang goreng crispy yang paling mudah, tapi ditolak. Hahaha. Mereka minta bikin Jasuke alias Jagung Susu Keju.

"Ibun, bikin Jasuke kayak yang ada di Depo Pelita, yuk!" Kecemut punya rekomendasi Jasuke yang enak banget yaitu di Depo Pelita Banjarnegara.

Saya masih ingat betul, aroma Jasuke di Depo. Wangi banget, jagungnya empuk, dan kejunya kaya. Harganya Rp 10 ribu/cup. Ukuran cup-nya termasuk kecil, sih. Tapi kami selalu puas jajan Jasuke di sana karena rasanya emang enak banget. Anak-anak juga selalu menghabiskan Jasukenya.

Sekarang, saatnya praktik bikin Jasuke bersama anak!

Ini adalah kali pertama kami membuat Jasuke. Tentu Kecemut senang sekali karena jajanan ini termasuk salah satu jajanan favoritnya. Pun dengan Wildan yang juga suka banget jagung rebus. Direbus biasa saja suka, apalagi ditambah topping keju. Aww...! Senang sekali pastinya.

Mengajak anak untuk turut beraktivitas di dapur, tuh, seru-seru sedap. Seperti aktivitas membuat camilan ini. Satu hal yang harus diperhatikan orang tua yaitu tetap berada di sampingnya atau mendampinginya. Meskipun sudah sering mengajaknya memasak, usia anak-anak belum mampu mengerjakan semua tahapan memasak. Sebagai contoh, saat mereka menuangkan minyak ke dalam wajan, menyalakan kompor, memotong sayuran, kadang ada rasa canggung atau kurang percaya diri. Nah, kalau tidak didampingi secara intens, khawatirnya bisa menyisakan ketakutan yang mendalam pada diri anak.

Penting! Mengenalkan Bahan yang Digunakan.

Saat masak-masak atau bikin camilan, tak lupa saya kenalkan bahan apa saja yang digunakan. Secara garis besar adalah bahan utama, kemudian lanjut bumbu-bumbu supaya rasanya semakin yummi. Tak hanya itu, saya juga mengenalkan peralatan masak kepada anak-anak supaya pas saya butuh dan minta tolong, mereka sudah paham wujudnya seperti apa. Tetap ada niat terselubung, ya. Itu lah yang dinamakan manfaat. 🤣 

Bahan yang Digunakan Untuk Membuat Jasuke.

Anak-anak hanya tahu bahan yang berwujud arau bisa dilihat dalam seporsi Jasuke. Tak lain yaitu Kagung, Susu, dan Keju. Padahal masih ada beberapa bahan tambahan supaya Jasuke ini aromanya wangi. Adalah Vanili yang merupakan salah satu bahan pemberi aroma pada makanan. Omong-omong, apkah kalian suka dengan aroma vanili?

Pengalaman Seru Saat Membuat Jasuke Bersama Anak.

Ketika ide membuat makanan datang dari anak-anak, mereka terlihat lebih semangat dalam membuatnya. Rasa capek atau kayak mau menyerah kadang juga terlihat, tapi lebih banyak semangatnya. Berikut pengalaman kami saat membuat Jasuke.

Ternyata Membersihkan Jagung Butuh Kesabaran.

"Ibu, kenapa rambut jagungnya enggak habis-habis, sih!"

Saya salut sama anak-anak yang kalau diminta buat membersihkan rambut jagung, tuh, bisa sampai bersih banget tanpa tersisa satu helai pun. Orang dewasa kadang masih suka nyisain satu atau dua helai rambut di sela-sela jagung karena tidak kelihatan. Hayo...mengaku saja, Bun! 😂 Mata anak-anak jeli banget. Melihat sehelai rambut jagung di Jasuke yang sudah jadi, kadang bikin ill feel dan semangat menghabiskannya turun. 🤣

Proses membersihkan jagung memang butuh kesabaran. Kalau hanya mengupasnya, sih, tidak membutuhkan banyak waktu, ya. Ini proses membersihkan rambut jagung yang butuh kesabaran karena kadang harus diambil satu per satu untuk rambut jagung yang kadang masuk di sela-sela biji.

Menyerut Jagung Tidak Mudah.

Proses menyerut jagung baiknya diajarkan kepada anak-anak ketika usianya sudah tujuh tahun. Ini berkaitan dengan memegang dua benda yaitu jagung dan pisau yang membutuhkan fokus dan kekuatan. Jagung harus pegang dengan kuat. Begitu juga saat menyerutnya, harus kuat supaya hasil serutan maksimal.

Proses menyerut jagung tidak mudah. Kecemut yang baru belajar menyerut, biji jagungnya tercecer ke mana-mana karena belum bisa mengendalikan pisaunya. 😂

"Bagaimana bisa, menyerut tanpa jagung berantakan, Bu?" Dia penasaran banget jika melihat saya membuat bakwan jagung, tapi jagungnya stay calm. 🤣

Temukan jawabannya saat sudah agak gede dikit ya, Mbak. 🤭

Membuat Jasuke ini sangat simpel. Bahannya mudah dicari dan cara membuatnya juga sangat simpel. Karena jami hanya membuat sedikit, cuma dua tongkol, proses mengukus pun kami lewatkan. Jagung janya kami rebus menggunakan air, tanpa kami kukus. Kalau soal rasa, sudah pasti lebih enak lagi kalau dikukus, ya. Jadi, Kecemut kali ini tidak belajar mengukus. Semoga lain waktu bisa belajar bareng Wildan juga. ❤️

Pengalaman Bikin Jasuke Bersama Anak lebih seru ketimbang bikin sendiri ya, Bun. Banyak manfaat yang didapatkan. Ah...besok-besok belajar bikin camilan apa lagi, ya? Boleh dong kasih rekomendasi di kolom komentar, Bun.😘



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Ramadan tahun ini terasa lebih menyenangkan. Menjalankan ibadah di bulan penuh berkah pun terasa lebih semangat ketimbang Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Karena anak pertama kami, Jasmine sudah ikut aktif menunaikan ibadah puasa Ramadan. Entah kenapa saya merasa bahagia banget dan hati ini kayak berbunga-bunga.😉

Hari pertama puasa Ramadan, kebetulan saya libur kerja. Jadi, saya bisa mendampinginya dan melihat usahanya untuk berpuasa sampai bedug adzan Magrib. Alhamdulillah...dengan dorongan semangat yang luar biasa, dia bisa berpuasa sampai Magrib di hari pertama. Atas usahanya ini, saya memberikan hadiah secara spontan. Mungkin terkesan berlebihan, tapi kenyataannya saya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia ini dan tidak bisa juga hanya diungkapkan dengan kata-kata.

anak belajar puasa ramadan

Tidak hanya puasa sampai bedug, dia juga berusaha untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat lima waktu berangkat dari kesadaran diri. Pada hari biasa, dia kadang masih suka lalai untuk sholat wajib. Ya...meskipun usianya masih tujuh tahun dan belum akil balig, saya selalu mengajaknya untuk ibadah sholat wajib berjamaah di rumah.

Lebih dari itu, ibadah sunnah di bulan suci Ramadan juga dia laksanakan. Ya...meskipun tidak banyak amalan, tapi dia mau ikut bertarawih sudah membuat saya senang. Tahu sendiri, kadang anak-anak setelah buka puasa memilih untuk bersantai atau tiduran karena perut terlalu kenyang.

Pelan-pelan, Namanya Juga Masih Belajar.

Usahanya untuk berpuasa sampai Magrib selama bulan Ramadan tentu sangat kuat dan itu tidak mudah. Para orang tua juga pernah merasakan saat dulu masih kecil, kan. Ada banyak godaan-godaan baik dari lingkungan maupun sekolah. Salah satunya yaitu ketika di sekolah, Jasmine bercerita kalau ada beberapa teman yang puasanya putus nyambung. Berbuka saat bedug Zuhur, kemudian disambung lagi sampai bedug Magrib. Ada juga yang bercerita kalau puasanya hanya sampai Zuhur saja. Mulai dari sini, dia sempat goyah dan ingin juga berpuasa putus nyambung. Ah...kayak lagunya BBB saja, ya.😂

Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan. Iya, keberadaan orang tua untuk terus memberikan dukungan kepada anak sangat dibutuhkan. Pelan-pelan saya pun mencoba meyakinkan anak bahwa dia pasti bisa menuntaskan puasanya sampai Magrib. Saya berkomunikasi dengan ekstra hati-hati, memberikan pengertian tanpa menjadikan puasa itu beban. Namanya juga masih belajar, ya. Tidak hanya itu, saya juga mencarikan solusi supaya puasa si kecil lancar tanpa banyak drama. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan internet.

Ketika Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet.

Saya mencarikan solusi untuk anak saya tentunya sudah penuh pertimbangan. Mungkin menurut sebagian orang tua solusi ini kurang tepat. Apalagi kita tahu kalau anak sudah menggunakan internet kadang bisa sampai lupa waktu dan bikin kedanduan. Orang tua pun menjadi khawatir bahkan takut. Tapi buat saya ini menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu sampai buka puasa. Ya...anggap saja ini salah satu bentuk ngabuburit. Hihihi

Memang banyak orang tua yang khawatir akan waktu yang dihabiskan anak-anak berinternet. Saking khawatirnya, ada yang mengambil keputusan dengan membatasi waktu anak-anaknya untuk melakukan aktivitas online. Hasil riset yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International, sebanyak 33% orang tua memberlakukan pembatasan waktu berselancar di Internet kepada anak-anaknya karena ada banyak hal yang dikhawatirkan. Di antaranya yaitu khawatir jika anak-anak melihat konten-konten yang tidak pantas di internet dan tidak sesuai umur mereka.

Orang Tua Khawatir Anak Kecanduan Internet

Internet telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang tua. Pun dengan gadget. Keduanya sama-sama dibutuhkan. Maka, ketika sudah membuat peraturan dengan anak-anak dan sama-sama telah menyepakati aturan penggunaanya, jangan sampai orang tua melanggarnya karena anak bakal protes sekuat mungkin. Hal ini kadang dapat menjadikan hilangnya kepercayaan anak kepada orang tua. Atau, menjadikan anak tidak jujur kepada orang tuanya sampai akhirnya sama-sama hilang kepercayaan dan menyisakan kekhawatiran bagi orang tua.

Saat ini, saya merasa cukup tenang karena Jasmine sudah bisa mengikuti "aturan main" dalam menggunakan gadget dan internet di rumah. Saya pun sudah memberlakukan beberapa peraturan berinternet sejak anak usia dini, di antaranya yaitu menerapkan durasi waktu penggunaan internet, mengajak anak-anak untuk eksplorasi hal positif di internet seperti mengajaknya untuk menonton tayangan edukasi dan kreativitas. Cara ini dapat mengurangi kekhawatiran orang tua perihal anak kecanduan internet. Saya sudah membuktikan, lelahnya anak menggunakan internet untuk hiburan dan berkreasi itu berbeda.

FYI, sejak saya install aplikasi Family Link by Google di smartphone, saya merasa lebih tenang. Aplikasi tersebut sangat bermanfaat untuk mengawal aktivitas online anak-anak. Iya, Family Link memungkinkan orang tua untuk memantau waktu pemakaian perangkat, filter konten, mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per aplikasi, menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak, hingga menentukan waktu tidur. Orang tua wajib mendisiplinkan penggunaan internet dan juga gadget.

Internet Bisa Dijadikan Sebagai Hiburan dan Mendukung Anak untuk Berkonten.

Banyak dari kita yang menggunakan internet untuk hiburan. Bahkan, pernah dilakukan survey oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, pelajar SMA di Bandung sebanyak 42,2% mayoritas menggunakan internet untuk hiburan dan media sosial. Lalu, bagaimana dengan anak usia emas?

APJII baru-baru ini merilis laporan "Profil Pengguna Internet 2022". Dalam laporan tersebut, APJII mengungkapkan penetrasi internet Indonesia mencapai 77,02% pada 2021-2022. Berdasarkan usia, penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet. Keharusan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh ketika pandemi Covid-19 membuat penggunaan internet di kelompok usia tersebut meningkat.

penitrasi pengguna internet di indonesia berdasarkan usia

Kemudian anak-anak berusia 5-12 tahun memiliki penetrasi internet sebesar 62,43%. Wih...persentasenya lumayan banyak juga, ya. Usia tersebut rata-rata adalah usia anak TK-SD, bukan. Pada usia tersebut, mereka biasanya memanfaatkan internet sebagai sarana hiburan seperti menonton konten animasi di kanal YouTube favorit mereka.

Jasmine pun kerap menonton konten yang dia suka melalui aplikasi YouTube. Selain itu, dia juga sering memainkan game online. Iya, sama seperti anak-anak pada umumnya yang menggunakan internet untuk hiburan. Mungkin ini menjadi salah satu kekhawatiran orang tua kalau nantinya anak menjadi kecanduan internet. Karena banyak hiburan yang bisa didapatkan hanya dengan mengaktifkan jaringan internet. Salah satunya yaitu aplikasi YouTube. Iya, aplikasi ini dan game online sering membuat orang tua was was.

Sejak masuk SD, saya kerap mengajak Jasmine untuk menonton konten menggambar simpel, konten DIY (Do It Yourself), dan beberapa jenis konten kreativitas lainnya yang bermanfaat sebagai sarana relaksasi, mengekspresikan diri, sampai sebagai cara untuk bonding bersama orang tua. Puncaknya pada Ramadan lalu, dia semakin banyak ide berkreasi dengan beberapa bahan seperti kertas origami. Karena sudah lancar menulis dan membaca, dia pun semakin lihai mencari referensi yang berbau kreativitas anak lewat kanal YouTube.

membuat karya seni rupa


Nah, berikut ini beberapa kegiatan positif yang dapat mengasah kreativitas anak dengan memanfaatkan internet.

1. Membuat Karya Seni Rupa.

Kegiatan ini terinspirasi dari tugas sekolah. Di sekolahnya ada pelajaran Seni Rupa yang beberapa waktu lalu mengharuskan anak-anak untuk membuat karya seni dari Kertas Origami. Setelah saya membelikan bahannya, dia terlihat sangat menikmati kegiatan ini. Akhirnya saya pun melanjutkan membuat karya seni rupa dengan mengenalkan beberapa bahan lain seperti Kardus, Malam Plastisin, dan bahan lain yang bisa dibuat karya. Tentunya kegiatan ini wajib didukung penuh oleh Internet Provider yang andal biar mood anak tetap terjaga.


2. Menggambar Dari Angka dan Huruf.

Sebenarnya semenjak duduk di bangku TK, Jasmine tidak begitu suka menggambar. Bahkan dia cenderung bosan dengan kegiatan ini. Namun setelah dia mengunduh aplikasi yang bisa digunakan untuk menggambar, dia mulai tertarik untuk menggoreskan juga di buku gambar. Iya, enggak hanya menggunakan aplikasi di smartphonenya, tapi juga menggambar di buku.

contoh Menggambar Dari Angka dan Huruf


Saya melihat dia semakin senang menggambar. Apalagi ketika saya kenalkan cara menggambar hewan dari angka dan huruf. Goresan yang begitu mudah, simpel, tapi hasilnya bikin dia ketagihan. Sekiranya merasa belum sempurna, masih terus diperbaiki. Jika merasa sudah paling tepat, dia lanjut menjajal dengan huruf dan angka lain.

Kegiatan yang begitu sederhana dan bisa bikin anak bahagia. IndiHome dapat mewujudkan kebahagiaan bagi anak-anak salah satunya dengan cara memberikan akses internet kecepatan tinggi hingga 100Mbps. Pastinya putar video tanpa buffering, dong!

3. Belajar Memasak.

Pada hari-hari biasa, Jasmine memang sering saya libatkan untuk membantu saya memasak. Maklum, working mom sepeti saya kalau tidak pandai berbagi waktu dan pekerjaan rumah tangga bisa jadi kewalahan. Dia sebelum mandi pagi biasanya menuju dapur untuk melihat saya memasak. Sesekali dia juga ikut meracik bahan masakan. 

Gadis kecil ini terlihat siap banget saat saya menawarkan kepadanya untuk belajar memasak. Terlebih saat Ramadan lalu saya mempersilakan dia untuk berkreasi dengan menu masakan sesukanya. Wih...dia sangat semangat untuk mencari ide-ide kreasi masakan untuk berbuka puasa lewat aplikasi YouTube. Beruntung Telkom Indonesia menyediakan paket internet cepat sesuai kebutuhan. Jadi, untuk browsing ide masakan sambil praktik belajar masak pun lancar.

belajar memasak untuk anak

IndiHome Mendukung Anak untuk Membuat Kreasi dan Berkonten.

Melihat sebuah hasil karya tentu menyenangkan. Khususnya bagi mereka yang membuatnya, ada kepuasan dan rasa bangga dapat berkreasi atau membuat karya sesuai dengan apa yang ada dalam benaknya. Ketika orang tua melihat karyanya pasti juga turut senang, bukan. Apalagi jika dapat mendokumentasikannya dalam bentuk foto maupun video, seperti punya arsip digital yang bisa dilihat sewaktu-waktu.

Lebih dari itu, sebagai orang tua yang punya kegemaran membuat konten merasa lebih sempurna bahagianya jika dapat mengunggah hasil karya anak-anaknya di sosial media seperti blog, Instagram, YouTube, dan platform digital lainnya yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, dan video. Bukan berniat pamer, bukan. Tapi, lagi-lagi supaya karya bisa dinikmati kapan saja dan dari mana saja.

paket internet indihome


Perihal membuat dan membagikan konten saya memilih Internet Provider IndiHome, layanan digital yang menyediakan Internet Rumah, Telepon Rumah dan TV Interaktif (IndiHome TV) dengan beragam pilihan paket. Iya, banyak pilihan paket internet sesuai dengan kebutuhan kita. Paket internet ini ada yang sudah include berlangganan Netflix, Disney Hotstar, Video, WeTV, dan layanan streaming berbasis langganan lainnya. Jadi, sudah tidak repot lagi untuk membeli paket internet dari provider internet lain karena bisa streaming sepuasnya di rumah tanpa takut atau khawatir anggaran internet membengkak.

Penawaran terbaik dari IndiHome, kita bisa menambah Add-on, lho. Meskipun paket internet yang dipilih sudah sesuai dengan kebutuhan, pada waktu tertentu membutuhkan kecepatan lebih secara sementara. Pelanggan setia IndiHome tidak perlu bingung karena ada layanan tambahan sesuai dengan kebutuhan atau add-on.

FYI, Penyedia Internet cepat dari Telkom Group, IndiHome meraih Indonesia Best Brand Award (IBBA) dengan kategori Fixed Broadband. Penghargaan ini diberikan karena sepanjang tahun 2022 IndiHome dinilai telah melakukan berbagai inovasi dan berdampak positif bagi kepuasan pelanggan. 

Telkom Indonesia memang pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Apalagi kita tahu, IndiHome telah menggunakan jaringan fiber optik. Layanan digital ini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dapat memberikan akses internet lebih stabil dan tahan terhadap cuaca. Dengan kecepatan 30 Mbps saja dapat mendukung anak untuk berkreasi dan berkonten, lho. Ya...meski pun pro dan kontra anak dijadikan konten selalu hangat diperbincangkan.

Anak-anak merasa nyaman dan senang ketika mendapatkan koneksi internet yang lancar. Jasmine juga betah duduk berlama-lama di depan TV menonton kanal YouTube Hello Origami. Iya, dia sekarang sudah sangat nyaman berkreasi di depan TV. Video yang diputar di televisi terlihat lebih jelas, pun dengan suaranya, dan lebih lega menontonnya. Terus, saat mulai melakukan praktik bisa mengikuti dengan lebih cepat tanpa mata nyureng. 🙈

Mengajak Anak Berkonten Ria: Say Goodbye Kecanduan Gadget! 😉

Masih banyak lagi kegiatan positif lainnya yang dapat dilakukan dengan internet. Tiga aktivitas yang saya sebut dapat mengasah kreativitas anak, ini saya sesuaikan dengan usia anak saya, kemampuan dan juga minat. Pasti lain cerita kalau anak saya nanti usianya sudah 13 tahun lebih. Yang jelas, berapapun usia anak, IndiHome bakal support dalam penggunaan internet untuk kebutuhan online.

Catatan bagi orang tua, meskipun anak sudah nyaman berkreasi dengan internet, orang tua tetap harus mendampingi dan memberikan aturan yang jelas supaya internet tetap stabil, tekanan darah pun demikian. Hahaha. Kalau sudah seperti ini, bisa katakan goodbye kecanduan internet, dong! 😘

berkreasi bersama IndiHome

Kehadiran internet tidak melulu memberikan dampak negatif terhadap anak-anak. Terlebih jika orang tua dapat memanfaatkan internet dengan baik dan bijak untuk anak-anak. Ada banyak hal positif yang dapat dilakukan dengan internet. Seperti yang saya tulis di atas, saya menggunakan jaringan internet sebagai salah satu solusi supaya puasa ramadan si kecil lancar tanpa banyak drama dengan mengajaknya membuat konten. Positif sekali, bukan?

Sumber:

  • https://indihome.co.id/
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/10/penetrasi-internet-di-kalangan-remaja-tertinggi-di-indonesia
  • https://www.indotelko.com/read/1524786428/orang-tua-kecanduan-internet 
  • https://inet.detik.com/telecommunication/d-6436268/indihome-raih-indonesia-best-brand-awards-2022-kategori-fixed-broadband

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Hai, Parents! Kebetulan anak laki-laki saya, Wildan menunjukkan antusiasnya untuk naik Bus. Saking seringnya nonton Tayo, dia seperti penasaran sekali naik Bus atau Mini Bus. Nah, untuk mengobati rasa penasarannya, saya mengajaknya naik Bus dengan jarak yang agak jauh. Kira-kira 20 km dari pusat kota tempat kami tinggal yaitu Banjarnegara.




Mumpung akhir pekan, saya tidak hanya mengajak Wildan saja untuk melunasi rasa penasarannya naik Bus. Tapi saya juga mengajak Mbaknya, Wita yang dari usia dini sudah saya kenalkan transportasi umum; angkutan kota, bus, mini bus, kereta api, dan kapal. Sejauh ini baru lima transportasi umum, sih. Beberapa kali mau mengajaknya naik pesawat tapi belum rezekinya. Gagal terus sampai dia punya adik. 😂

Kondisi Bus Antar Kota yang Sering Melintas di Banjarnegara.

FYI, transportasi umum di kota saya, tuh, banyak yang masih jauh dari kata layak. Maksudnya bukan layak jalan, ya. Tapi untuk tempat duduknya jarang ada yang nyaman. Mereka juga jarang memprioritaskan kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang. Terpenting bagi mereka adalah Bus penuh dengan penumpang, meskipun berdesak-desakan tidak masalah asalkan penumpangnya mau. Pokoknya kejar setoran. 🤭 

Saya memaklumi banget. Karena saat ini msayarakat lebih banyak yang memilih untuk naik kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil. Jadi, sekalinya ada penumpang, sopir akan berhenti dan kernet akan memandu penumpang untuk naik. Yaa...meskipun kadang sudah penuh, hanya tersisa di dekat pintu Bus, kernet tetap berusaha menawarkan kepada penumpang untuk tetap naik. Ada Cebong Jaya, Teguh, Anjana, dan masih banyak lagi. Mereka tetap berusaha menjadi Bus penuh.

Mengajak Anak-anak Naik Bus, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan.

Nah, sebelum mengajak anak-anak naik Bus, setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan. Apalagi jika ini menjadi momen atau pengalaman untuk pertama kalinya bagi mereka naik Bus. Betul-betul harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Kondisi Bus.
Jika kedepannya orang tua ada niat untuk kerap melakukan perjalanan jauh dengan moda transportasi umum berupa Bus, maka yang harus diperhatikan untuk pertama kali yaitu melihat kondisi bus sebelum anak menjajal moda tersebut. Pilih bus yang terlihat nyaman, dan usahakan mendapat tempat duduk.

Memang, sih, tampilan dari luar kadang tidak menjanjikan Bus dalam kondisi "sehat". Tapi terpenting bau BBMnya tidak tercium meyengat dan ada sirkulasi udara masuk. Karena bau solar yang kadang masuk ke dalam membuat anak-anak tidak nyaman dan mual. Ini terjadi kalau Busnya jadul, ya. 😂 

Saya punya pengalaman yang buruk saat mengajak Wildan untuk pertama kalinya naik Bus. Yaitu bus yang saya setop ternyata penuh dan tempat duduk kurang nyaman. Saya masih beruntung karena masih tersisa tempat duduk dan mood anak saat itu cukup baik. Jadi, saya mengarahkan mereka untuk berdiri di atas kursi dengan pandangan lurus ke dapan. Yaa...seolah-olah mengajak mereka untuk menikmati perjalanan. 🤭

2. Mood atau Perasaan Anak.
Sekalipun anak-anak yang minta naik Bus, namun jika kita merasa mood mereka sudah mulai memburuk, ada baiknya mengkondisikan perasaan anak terlebih dahulu. Komunikasikan dengan mereka, apakah mereka masih mau melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus. Jika tujuannya hanya menciptakan momen, baiknya ditunda. Namun jika tujuannya adalah bepergian yang mana sudah direncanakan, orang tua harus pandai mengambil alih. Beda anak, beda cara ya, Bun. Dan orang tua paling tahu apa yang harus dilakukannya untuk menjadikannya bahagia.

3. Snack dan Minuman.
Nomor tiga ini penting juga diperhatikan, lho. Snack dab minuman favorit anak-anak harus tersedia di dalam tas barang satu atau dua biji. Karena dengan hal ini dapat membangunkan mood mereka dan membuat mereka tetap merasa senang di dalam bus. Sambil ngemil, minum, atau ditambah dengan membawa mainan favorit.

4. Obat-obatan.
Hayoo, apakah si kecil mabok darat? Hahaha. Wita yang dari kecil kerap saya ajak baik kendaraan umum, sekarang mulai merasakan mabok darat. 🤣 Saya kira dengan mengenalkan moda transportasi umum sejak usia dini, saat besar tidak akan merasakan yang namanya mabok darat. Tapi ternyata salah.

Obat-obatan menjadi hal yang harus diperhatikan saat mengajak anak baik transportasi umum. Sediakan obat demam karena kadang demam datang secara tiba-tiba. Bisa karena cuaca atau kondisi imun anak. Perlengkapan lain seperti minyak kayu putih, P3K, juga harus harus dibawa ya, Bun. Buat jaga-jaga kalau perut anak tiba-tiba kembung.

Bawa obat-obatan sesuai kebutuhan anak dan sekiranya yang biasa dikonsumsi mereka, ya.

5. Baju Ganti.
Bagian terakhir yang harus diperhatikan yaitu Baju Ganti anak. Saat naik Bus yang full AC, sementara anak menggunakan pakaian pendek, ada baiknya didobel baju atau ganti dengan baju yang panjang ya, Buh. Apalagi jika anak-anak tidak terbiasa menggunakan AC. Pun sebaliknya. Kalau pas dapat Bus yang biasa, maksudnya tanpa AC, siap kan saja untuk ganti baju pendek.

Baju ganti ini juga bermanfaat jika dalam perjalanan ternyata anak mabok. Tumpah-tumpah, Bun. 🤭 Wajib ganti baju, dong, suoaya anak tidak risih dan tetap merasa nyaman.

Apakah Ibun dan Ayah punya pengalaman mengajak anak-anak baik transportasi umum? Kira-kira hal apa saja yang menjadi perhatian, nih? Boleh sharing di kolom komentar, ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Salah satu kegiatan yang menyenangkan di bulan suci Ramadan yaitu saat buka puasa bersama keluarga. Menyenangkan bagi semua anggota keluarga termasuk Ibu sekalipun dari siang hari bahkan masih pagi kadang otak sudah diajak berpikir keras untuk pilih-pilih sayuran, kudapan, minuman, untuk berbuka puasa. Iya kan, Bu? 😆



Dulu, saat saya masih hanya berdua dengan suami, memilih menu buka puasa begitu mudah. Kadang saya tidak menawarkan apa pun ke dia, terpenting saatnya berbuka sudah tersaji menu buka puasa di meja makan. Maklum, working mom kadang tidak sempat untuk berkreasi lebih kecuali saat libur kerja. Eh, tapi saat libur kerja pun kadang kami memilih untuk bersantai dengan jajan di luar. Hahaha.

Berbeda dengan sekarang, kami sudah berempat. Anak pertama kami, Jasmine sudah mulai ikut puasa sejak dia usia 5 tahun. Sekarang dia sudah SD, usianya saat ini 7 tahun. Kemudian anak kedua kami, Wildan meskipun usianya sekarang hampir 3 tahun di bulan Mei nanti, dia sudah mulai aktif membangunkan sahur dan ikut buka puasa sejak usia 2 tahun. Pokoknya dia adalah anggota yang paling heboh ketika adzan maghrib sudah berkumandang. Paling heboh juga saat mulai terdengar kotekan sebagai tradisi membangunkan sahur. 😆

Menyiapkan Menu Buka Puasa Saat Sudah Punya Anak.


Saat sudah berempat, menyiapkan menu buka puasa untuk keluarga tentu tidak sesimpel saat masih berdua. Anak-anak, khususnya Jasmine yang sudah mulai ikut puasa Ramadan kadang request minta menu makanan yang tidak biasa. Dia, tuh, sudah mulai bisa meminta menu ini itu karena kadang melihat makanan yang lewat di beranda sosial media atau youtube.

Saya masih beruntung karena menu-menu yang dia inginkan, tuh, jarang banget yang "aneh-aneh" atau ribet. Hanya sebatas makanan yang dia suka, lalu ditambah beberapa bahan dengan ditambah plating atau penyajian yang sesuai dengan apa yang dia lihat. Udah saus tiram tapi ditambah dengan jagung, misalnya. Karena dia memang doyan banget jagung, tapi jarang makan udang. Maklum, jauh dari jangkauan laut, sih. 🦐

Meyiapkan menu buka puasa saat sudah punya anak cukup banyak pertimbangan. Tentu pertimbangan ini buat anak-anak, orang tua kadang mengikuti saja. Lagi pula, menu yang mereka minta tidak failed banget jika dikonsumsi oleh orang tua. Malah justru kadang lebih bervariasi dan lebih enak juga. 🤭

Menu Favorit Keluarga Saat Buka Puasa Ramadan.

Meskipun sangat beragam pilihan menu buka puasa ramadan, kami punya menu favorit keluarga. FYI, saya terbiasa menyusun menu makanan untuk satu minggu ke depan. Ini sangat memudahkan saya dalam beraksi di dapur dan memudahkan juga dalam berbelanja kebutuhan. Yups, belanja sayur, buah, dan kebutuhan dapur juga terbiasa seminggu sekali. Ini saya lakukan juga saat Ramadan datang. Bedanya, saat Ramadan saya jarang banget masak mie instant sekalipun mie adalah makanan kesukaan anak-anak yang mana biasanya mereka konsumsi seminggu sekali tapi dari awal puasa saya sudah sampaikan kepada mereka bahwa tidak ada stok mie instant selama ramadan. 🤭

Nah, berikut saya bagikan menu favorit CERIS Family saat buka puasa di bulan ramadan.

1. Lauk Serba Crispy.
Sungguh kenikmatan tersendiri bagi seorang Ibu ketika lauk favorit buka puasa ramadan bisa dibuat dengan mudah. Contohnya adalah Ayam Crispy. Bukan hanya anak-anak, suami doyan banget ayam crispy. Yaa...mirip-mirip kentucky lah. Hanya saja saya lebih sering memasaknya bukan dalam keadaan utuh. Ayamnya sudah saya fillet terlebih dahulu dan mereka lebih suka karena lebih mudah menikmatinya. Lauk serba crispy lainnya yaitu ada tahu crispy, ikan cirspy, tempe crispy, sampai dengan telor crispy. Kentang goreng yang crispy juga fovorit banget. Cocok banget buat camilan saat berbuka puasa atau saat lagi leyeh-leyeh setelah tarawih. Pokoknya lauk pauk serba crispy favorit banget.

2. Masakan Berkuah.
Sebenarnya ini favorit Ibu, sih. Suka banget makan dengan masakan yang berkuah. Tapi karena Ibu sering banget masak masakan berkuah, suami dan anak-anak pun ikut suka. Apalagi Wildan, dia bisa nambah kalau saya masak sayur bobor. Yaa...meskipun Mbaknya tidak begitu suka dengan sayurnya, tapi kalau ada kuahnya dia sudah pasti ambil banyak kuah. Kuah sop menjadi fovoritnya, kadang sebagai penutup makan, dia ambil kuahnya untuk diserupuuuuut dari piringnya. 😆

3. Sup Buah.
Menu ketiga ini mungkin tidak hanya menjadi menu favorit di keluarga kami, tapi juga keluarga di seluruh Nusantara. 😂Setelah seharian menahan lapar, haus atau dahaga, sup buah bisa menjadi salah satu pilihan untuk melepaskan dahaga. Tentu selain air putih yang biasanya diminum untuk membatalkan puasa.

Kebetulan Jasmine, tuh, tidak semua buah bisa masuk. Jadi, saya harus meracik beberapa buah khusus buat dia kena kalau sudah dicamlur dengan buah yang lain (yang dia tidak suka), dia bakal protes yang berujung pada ngambek. 🤭 

Oiya, minuman khas puasa ramadan sebenarnya adalah kolak, ya. Tapi kami jarang membuatnya karena memang kurang suka. Manisnya tidak ada segar-segarnya. Beda dengan sup buah. Tanpa diberi es pun tetap segar.

Banyak banget pilihan menu buka puasa ramadan. Mulai dari menu makanan, minuman, sampai dengan takjil. Namun yang menjadi favorit kami bisa dibilang menu standard, sederhana, dan mudah dibuat. Meski demikian, menu favorit di atas bisa menjadi menjadi menu spesial bagi kami karena menikmatinya bersama keluarga. Terpenting dalam keadaan sehat, segala menu buka puasa ramadan insya Allah akan menjadi istimewa dan berkah. 💕

Omong-omong, apa menu favorit keluarga Ibu, nih? Boleh sharing, dong. Buat menambah daftar menu buka puasa ramadan.💃🏻



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hai, Parents! Mengajak anak-anak naik transportasi umum, tuh, rasanya nano-nano. Apalagi jika usianya masih balita, bakalan banyak dirasakan. Kadang muncul rasa khawatir anak merasa tidak nyaman, bakalan rewel. Kadang merasa tidak percaya diri atau bahkan takut jika anak nantinya bakalan mabok ketika naik kendaraan umum. Repot pastinya. Tapi orang tua bisa tahu reaksi anak akan seperti apa ketika naik transportasi umum, ya hanya dengan mengajak mereka menjajalnya. 😉

Manfaat Mengajak Anak Naik Transportasi Umum
pengalaman pertama Wildan naik kendaraan umum...

Tepatnya sejak pandemi, saya yang sebelumnya kerap mengajak anak untuk menjajal kendaraan umum, nyaris tidak pernah lagi mengajak anak-anak bepergian dengan mengendarai transportasi umum. Tahu sendiri, berita yang beredar tentang penyebaran virus Covid-19 saat itu membuat banyak orang khawatir bepergian dengan moda transportasi umum. Dan kami sekeluarga lebih memilih untuk tidak keluar rumah jika memang tidak urgent. Kami juga lebih memilih untuk naik kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum karena sangat khawatir dengan paparan virus.

Tapi tahukah kalian, Buuu? Saya sangat rindu bepergian dengan naik kendaraan umum! Rindu melihat anak tidur lelap di dalam Bus sekalipun suasana di dalam bus tidak kondusif. 😆

Pengalaman Mengajak Anak Naik Transportasi Umum Sejak Usia Dini.

Saat Jasmine masuk usia 2 tahun, saya kerapa mengajaknya untuk naik kendaraan umum ketika bepergian, baik di dalam kota maupun luar kota. Dia sudah terbiasa naik transportasi umum sejak usia dini dan alhamdulillah dia tidak begitu banyak tingkah ketika sedang dalam perjalanan. Tentu saya merasa senang karena artinya dia bisa saya mengajaknya bertualang yang agak jauhan dengan menggunakan moda transportasi umum. Dan betul, saya pernah mengajaknya naik bus dan juga kereta ke Yogyakarta. Alhamdulillah semua aman, lancar dan sesuai dengan rencana.

pengalaman naik kereta dengan anak
pengalaman mengajak anak naik kereta api

Baca postingan tentang Melunasi Yogyakarta.

Saya mengira Jasmine akan terus aman jika diajak jalan bareng dengan moda transportasi umum ini. Tapi siapa sangka, ketika dia berusia 5 Tahun dan saya mengjaknya jalan-jalan ke Purwokerto dengan kendaraan umum, dia mabok! Hahaha. Dan sampai sekarang, dia kalau hendak bepergian dengan kendaraan, tuh, awalnya bahagia banget, terus sampai tengah perjalanan pasti ada drama. 🤣

Dan kali ini, saya sedang mulai membiasakan Wildan naik kendaraan umum. Tepatnya hari ini, dia mulai menjajal naik transportasi umum. Cerita dia untuk pertama kalinya naik kendaraan umum akan saya tulis terpisah, ya. Soalnya ada beberapa kesalahan saya dalam menciptakan momen naik bus untuk pertama kalinya. Menyedihkan. 🥲

Baca lagi postingan Naik Bus, Dari Quality Time Sampai Menikmati Hobi.

Manfaat Mengajak Anak Naik Transportasi Umum.

Saya mengajak anak-anak naik kendaraan umum tentu bukan semata-mata karena saya suka, lalu saya "turunkan" ke anak-anak, ya. Terlepas dari itu, karena ada banyak manfaat mengajak anak naik transportasi umum. Berikut beberapa manfaat yang sudah saya rasakan.

1. Membuat Anak Lebih Peka dan Lebih Perhatian.

Naik kendaraan umum berarti memungkinkan mereka bertemu dengan beragam macam orang. Mulai dari anak sebayanya, sampai orang tua. Anak akan memerhatikan keadaan dan mulai lebih peka terhadap sekitar. Mulai dari bagaimana cara berbagi, toleransi, tenggang rasa, dan juga tata karma terhadap orang yang belum pernah ia kenal sebelumnya. Selain itu, anak-anak juga berkesempatan untuk belajar bagaimana caranya menghormati orang lain dengan menjaga kebersihan transportasi umum. Mereka akan melihat bagaimana memperlakukan orang yang sudah tua, atau anak-anak. Anak juga akan melihat apa yang harus dilakukan saat kendaraan kosong atau penuh.

Pengalaman itu akan membawanya menjadi pribadi yang lebih peka. Jangan lupa untuk tetap memberi penjelasan atas kejadian dan keadaan yang mereka lihat.

2. Melatih Keberaniannya Dalam Bersosialisasi.

Saat naik kendaraan umum, kemungkinan mereka akan diajak berbicara dengan orang asing. Jika si Kecil termasuk anak yang tidak cepat akrab dengan orang lain, ini saat yang tepat untuk sekaligus membiasakannya. Karena biasanya, anak-anak punya magnet tersendiri yang membuat orang lain gemas dan ingin berbincang dengan mereka. Mungkin mereka akan sungkan pada awalnya, namun jika sudah terbiasa, bisa saja ia akan menikmati momen sosialisasi tersebut.

3. Belajar Tertib.

Satu hal yang tak kalah penting kala menggunakan transportasi umum adalah pelajaran agar menaati peraturan. Ibu dapat menjelaskan peraturan yang ada di transportasi umum tersebut. Apakah tidak boleh makan atau minum, dan sebagainya. Juga, jangan bosan untuk mengajarkan budaya antre dan tertib kepada anak-anak. Naik transportasi umum adalah sarana yang tepat untuk mengajarkan hal tersebut pada buah hati.

4. Melatih Kesabaran.

Berbeda dengan menggunakan kendaraan pribadi, saat menunggu angkutan umum, anak harus rela menunggu sambil kepanasan, bersinggungan dengan orang lain, bahkan mungkin mencium aroma yang berbeda dari kerndaraan milik orang tuanya. Sewaktu mengajak anak, saya sempat hampir putus asa karena ia cukup rewel mengeluh lelah dan panas. Namun, saya yakin jika terus dilatih, lama kelamaan ia akan terbiasa dan kesabarannya pun akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.

5. Menciptakan Momen.

Kenangan yang indah tak melulu tentang liburan jauh dan mewah. Naik kendaraan umum bersama orang tersayangnya juga bisa jadi memori indah yang tak mudah dilupakan si Kecil. Jangan ragu mengajak mereka naik aneka kendaraan umum. Terlebih jika moda transportasinya menarik seperti bus tingkat, kereta api, atau MRT yang baru saja diluncurkan. Tentu ia akan punya segudang cerita yang bisa diceritakan pada teman-temannya.

Baca tentang Pengalaman Mengajak Anak Naik Kereta Api.

Mungkin ada yang bertanya, kapan sebaiknya anak-anak boleh diajak naik kendaraan umum? Menurut saya, tidak ada batasan umur minimal. Terlebih jika moda ini menjadi satu-satunya pilihan bagi keluarga. Namun, jika ada maksud dan tujuan mengajak anak naik transportasi umum, ada baiknya mengajaknya saat mereka sudah mulai mengenali sekitar, sehingga pengalamannya bisa terekam dengan baik. Ada momen yang dapat dia rasakan.

Jadi, kapan terakhir mengajak anak naik transpotasi umum, Bu?

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose