• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Notes: Artikel ini cukup fulgar. Silakan mencari pendamping terlebih dahulu sebelum membacanya, ya. 😂

Segala kebutuhan perihal paska melahirkan, ternyata pernah menjadi obrolan yang menarik bagi aku dan suami. Ya, usai mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut kelahiran Yasmin, ada beberapa hal yang mendadak serius kami bicarakan. Salah satunya adalah Keluarga Berencana (KB) setelah melahirkan.

Penting banget, yaaaaak! Jelaaaaaas. 😂



Kami bukan termasuk keluarga yang taat pada ajakan pemerintah untuk merasa cukup dengan punya dua anak. Karena rencana kami lebih dari itu. Namun, bukan berarti kami ngga KB, dong. Ndredeeel anake laah.

Kami tetap merencanakan KB, meski saat itu pernah bingung, deg-degan, was was, setelah mendengar testimoni dari beberapa saudara, dan juga teman yang pernah atau masih menggunakan alat kontrasepsi.

Duuuh...sebenarnya KB yang aman setelah melahirkan pakai apa, sih?

Saat usia Yasmin dua bulan, aku sempat mengikuti kelas menyusui. Pemateri pernah menyampaikan bahwa semua alat KB itu aman. Satu hal yang menjadi catatan, Ibu memberikan ASI penuh atau ngga kepada bayinya. Karena ada KB yang dapat menyebabkan pengurangan kuantitas ASI. Yaitu KB suntik bulanan. Sementara alat KB lainnya seperti Pil, IUD, Spiral, Suntik Tiga Bulanan, Kondom, amaaan.

Segala alat KB yang aku sebutin itu, semuanya berisiko. KB Pil, misalnya. Ini rentan banget dengan sifat manusia yang kadang pelupa. Nah, kalau sampai lupa minum pil KB, harus tau trik jitu supaya KB tetap berhasil. Ada, lho, triknya. Tapi aku ngga paham karena aku ngga pakai KB ini. 😂

Lalu, aku KB apa setelah melahirkan?

Adalah IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Ini pilihan kami, dan kami yakin insya allah aman. Meski banyak rumor menakutkan yang bertebaran di masyarakat, aku tetap maju tak gentar. Tentunya denga support suami, dong. 

Beberapa rumor yang sempat menghantuiku sebelum akhirnya memilih IUD diantaranya:
  • IUD kurang aman, karena tau-tau bisa kebobolan. Ini ngeri banget. Ngebayangin baru punya bayi usia tujuh bulan, lalu hamil lagi.
  • IUD kurang aman, karena bisa "lari" atau hilang entah kemana. Ini lebih ngeri. Lari atau hilangnya IUD pasti ada penyebabnya. Bisa jadi karena saat awal pemasangan kurang tepat. IUD dapat hilang sewaktu-sewaktu saat darah haid sedang banyak. Secara alami, ia lepas dari dinding rahim, dan tanpa sadar turut di dalam darah.
  • IUD membuat suami tersiksa. Waaainii...yang mengalami seperti ini, pasti kalian bohong. Jangan nakut-nakutin deh. Kami sampai sekarang aman nyaman asyik sejahtera, kok. Japri aja kalau ngga percaya. 😂
Aaah...rumor yang bedebah banget. Emang ya, paling jago biat nakutin orang. Untung aku pemeberani. 😂


"Mbak, mau langsung pasang IUD?"

Bu Bidan yang membantu proses kelahiran di Puskesmas langsung menawarkan pemasangan IUD setelah Yasmin lahir. Ya, mereka menawarkan karena sebelum proses kelahiran, aku sempat meminta untuk langsung pasang KB IUD. Karena kondisiku saat itu alhamdulillaah sehat, IUD pun langsung dipasang. Mungkin sebelum proses jahit menjahit. 😂

Keuntungan KB IUD ini memang bisa langsung dipasang setelah bayi lahir. Tanpa menunggu jeda. Keuntungan lain yang kurasa:
  • Karena termasuk non hormonal, insya allah aman untuk kesehatan. Kalau saat ini aku semok, itu karena aku banyak makan. Bukan karena IUD. Catet, ya. 😂
  • Karena cuma pasang satu kali untuk jangka waktu tertentu, maksimal 8 tahun. Ngga ada jadual bulanan ke dokter atau bidan seperti KB Pil atau Suntik. Ke Dokter cuma setahun sekali untuk mengetahui posisi IUD dengan cara USG.
  • Biaya lebih terjangkau. Iyaa, bayar cuma sekali pas pasang. Untuk harga, tergantung pemilihan model IUD: model Y atau T. Sementara untuk USG, satu tahun sekali USG dengan membayar Rp 100.000. Eeh, Pil KB dan Suntik lebih murah, ya?
Ada keuntungan, rasanya kurang adil kalau ngga membagikan kelemahannya, ya. 😂 Kelemahan IUD bagiku itu cuma satu, yaitu saat cek pertama kali paska melahirkan atau H+40. Duuuuh...bikin nyeri. Apalagi kalau benangnya terlalu panjang, dan mengganggu. Duuuh...

Etapi sekarang sudah ada inovasi, lho. Yaitu saat pemasangan IUD, benang sudah benar-benar pendek, tanpa mengurangi keamanan. Ngga usah merinding, ya. Biasa saja. Melahirkan saja berani, masa cuma pasang IUD ngga berani.

Ingat, kalian pemberani, lho. 😘

Beberapa temanku ada yang kaget saat tahu aku langsung pakai KB paska melahirkan. Banyak yang berpendapat, baiknya pasang KB setelah usia bayi tiga bulan. Lebih aman untuk kesehatan Ibu dan Bayi. Tapi ternyata itu ngga berlaku untuk KB IUD. 😛


Ada juga yang berpendapat, selama Ibu memberikan ASI kepada anak, itu termasuk KB, dan Ibu ngga perlu pakai alat KB. Semisal BuIbu pada yakin dengan ini, lakukan. Tapi kalau ngga yakin, pakai alat KB saja, ya. Daripada ragu, dan nanti malah timbul kebobolan. 😂

Jadi, buat BuIbu yang lagi bingung memilih KB paska melahirkan, terpenting yakin dengan pilihan KBnya. Karena keyakinan ini lah yang membuat BuIbu lebih percayadiri. Jangan lupa atas pengetahuan suami juga, ya. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Main ke Curug Pitu disponsori oleh Abang Hosea. 😄

Hosea, sepupuku yang kini usianya empat tahun, suka banget mainan air. Yang bikin gemas, mainan airnya tuh ngga mandang tempat. Kalau hanya di dalam kamar mandi, air nya jelas bersih, ya. Lha ini, kadang mainan air di kali, atau kolam. 😂

Tanpa takut, tanpa beban, dia begitu santai bermain air. Meski pada akhirnya pasti kena marah orang tua, dia tetap menikmatinya selagi orang tua belum tahu. Makanya, saat diajak ke orang tuanya ke Air Terjun, dia sangat antusias.


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Si Kecil melakukan aksi gerakan tutup mulut (GTM), lalu emaknya sedih. Si Kecil hanya mau makan tiga suapan, emaknya sedih lagi. Si Kecil cuma doyan nasi, emaknya bingung. Yasalaam...betapa asyiknya hidup ini ketika anak hanya mau makan nasi saja, ya. 😜😜 

Moment melihat Si Kecil makan dengan lahap adalah salah satu kebahagiaan bagi orang tua, khususnya Ibu. Bahagianya kadang melebihi kebahagiaan pas tanggal muda. Asli. Ya kaaan, BuIbu?😊

Tapi, ketika melihat Si Kecil lahap makan tanpa lauk, gimana perasaan BuIbu? ðŸ˜‚ 

anak hanya mau makan nasi

Jasmine sedang menikmati masa-masa ini. Masa-masa yang hanya mau makan nasi, tanpa lauk. Nasi beserta lauknya aku taruh di piring, kemudian dia makan sendiri. Tapi yang dimakan hanya nasinya dowang, lauknya dibiarkan utuh. Yaudah, aku coba untuk potong-potong telur, dan sayur yang saat itu menjadi lauknya. Namun ngga juga dimakan.

Baca juga Ketika Si Kecil Susah Makan

Haruskah aku paksa? Noooooo!

Aku mencoba untuk menyuapinya dengan menyelipkan lauk di dalam nasi. Dan yang terjadi adalah dilepehkan. ðŸ˜‚😂 Akhirnya kubiarkan dia kembali makan sesukanya. Ngecemal-cemil, gitu. Lahap, sih, kalau tanpa lauk. Tapi masak makan karbo dowang. Pengasuh utama, Mbah Uti, baik-baik saja. Karena baginya ngga masalah. Karena setelahnya, Jasmine biasanya akan minum jus, susu, dan camilan.

Mbah Uti baik-baik saja, tapi Ibunya putar otak maksimal. 😂
A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Apr 1, 2017 at 7:58pm PDT


Si Kecil hanya mau makan nasi, komentar paling renyah dan simpel: untung masih mau makan, ngga tutup mulut, menolak disuapi, atau ngga doyan makan. Tapi, bagaimana dengan kebutuhan gizi si kecil? Apakah sudah terpenuhi? Apakah sudah sesuai dengan angka kecukupan gizi si kecil? ðŸ˜‚

Ibu kembali lagi putar otak, pelan-pelan tapi maksimal. 😄

Yang jelas karena aku bukan ahli gizi, aku ngga bisa ngomongin kebutuhan gizi lebih detail. Mending ambil pengetahuan umum saja, bahwa makanan yang bergizi adalah makanan yang di dalamnya terdapat unsur empat sehat, lima sempurna. Terlebih buat si kecil yang sedang dalam masa pertumbuhan. Ya kaaaan? ðŸ˜‚

Baca lagi Kenapa Anak Menolak Makan?

Yaudah, makin mengerucut saja, ya. Ngga usah PANIK, apalagi BAPER.

Kukus lah sayur-mayur, tempe, tahu, ikan,telor atau lauk lainnya. Haluskan atau blender lauk apa saja yang akan diberikan untuk si kecil. Setelahnya, dicampur dan dimasak bareng nasi.

Gimana? Apakah sudah sesuai dengan kecukupan gizi si kecil? 😂😂

Di usianya sekarang, lima belas bulan, Jasmine sekarang makin banyak beraktifitas. Tentu kebutuhan energinya makin banyak juga. Angka Kecukupan gizi yang dibutuhkan pada si kecil, umumnya dengan mengkonsumsi 2000 kkal. Nah, kalau sudah sampai sini, orang tua bakal puyeng pisan. Apalagi Ibu muda sepertiku yang masih minim dengan pengetahuan nilai gizi pada pangan. ðŸ˜‚

Lagi-lagi, simpel saja lah, ya. Terpenting empat sehat, lima sempurna, buat si kecil untuk mendukung tumbuh kembangnya. ðŸ˜Š

Share
Tweet
Pin
Share
17 komentar
"MPASI homemade atau instant?"

Tiap orang tua akan bahagia menyambut masa MPASI Si Kecil. Kadang, ada yang ngga sabar menunggunya. Apalagi jika Si Kecil sudah memberi tanda "siap" makan. Asli, ingin segera memberi suapan pertama, ingin melihat Si Kecil membuka mulutnya, lalu makan dengan lahap! Uunch...betapa indahnya dunia, ya. 😄



Share
Tweet
Pin
Share
20 komentar
Usia satu tahun sepertinya telah menjadi tolak ukur untuk Si Kecil dapat berjalan. Terus, kalau belum bisa jalan, bakal ada obrolan lanjut yang lebih grereget dan bikin gemas. ðŸ˜„😄


Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (17)
    • ▼  Juli (2)
      • Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose