• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Ngga nyangka kemarin malam aku menginap di Puskesmas. Meski hanya sehari, rasanya seperti mimpi. Tidur diranjang yang ngga seperti biasa. Samping kanan kiri, ditemani Suami, Ibuk dan Uwa Silo.

Usai diperiksa dan alhamdulillaah Babyku yang di dalam perut dinyatakan baik, sehat, aku diminta untuk minum obat penenang. Satu butir kapsul berwarna kuning, yang jika aku konsumsi memberi efek tenang, dan perut ngga lagi nyeri.

Aku menelan kapsul tersebut dengan bantuan segelas air. Tenang, aku bisa tenang. Tapi, entah kenapa susah banget memejamkan mata. Padahal, seharusnya aku tidur lelap, karena jam di dinding menunjukkan pukul 23.45 WIB.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Haaaiii...hari ini (31/08), BumBum kembali lagi memeriksakan aku di RB Hidayah. Ultrasonografi (USG) kali ini benar-benar membuat BumBum was was. Teman-teman tahu, kan, kenapa BumBum cemas?

Karena kan beberapa hari yang lalu BumBum sempat menginap di Puskesmas karena baru jatuh di depan Kamar Mandi. 

"Andai ada Dokter Kandungan yan praktik malam hari, BumBum akan mengajakmu periksa ke sana saat ini juga, Nak." Seperti itu kata BumBum sambil mengelus-elus aku waktu di Puskesmas. BumBum khawatir banget.

Setelah semalaman istirahat, sore harinya BumBum langsung mendaftar untuk periksa ditemani Mbah Uti, Mbah Kung dan Om.



Dari hasil USG, jatuhnya BumBum di depan Kamar Mandi ngga berdampak padaku. Aku baik-baik saja di dalam perut Ibu. Sehat wal afiat, detak jantungku juga normal. Oiya, diusiaku yang ke 19 minggu, Berat badanku sudah 340 gram, lho. Kata Dokter Santo, tuh, bagus. Sesuai dengan perkembangan usiaku.

Tau ngga Teman-teman, pas diperiksa Pak Dokter, BumBum tuh nangis. Hihihi Cengeng juga BumBum, ya. 

Doakan kami ya, Teman-teman. Semoga sehat selalu dan selalu dalam lindungan Allah SWT. 
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Was was! Itu yang aku rasakan saat usia kandungan 16 minggu atau tepat empat bulan, tapi Dede belum memberi kabar. Dasar Ibu Hamil, ya. Apa-apa membuat cemas, panik. Tapi ini serius lho, Nak. Huhuhu

"Bisa jadi Dede sudah memberi kabar. Tapi, BumBum saking aktifnya kerja. Jadi ngga terasa gerakannya. Gerakan bayi masih berumur 4 bulan, kan, ngga seheboh gerakanmu, Bum!" Om mencoba menenangkanku. Tapi, aku tetap saja masih cemas. Ya maklum, sih, kan kehamilan pertama, Om!

"Janin akan mulai ditiupkan ruh, nyawa, pada empat puluh hari ke tiga. Pada tahap tersebut dinamakan Mughadah". Aku teringat kata-kata Pak Amir, rekan kerja di kantor.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ngapati ditengah Hari Kemerdekaan RI bisa dibilang perjuangan banget. Ini kataku, sih. Selain pengalaman pertama, prosesi ngapati sebagai bentuk dari syukuran versi adat Jawa, tuh, cukup banyak yang harus dipersiapkan. Makanan kecil, misalnya.

Makanan kecil di sini bukan snack yang ditaruh di dus, melainkan bala pendem. Iya, istilahnya, tuh, bala pendem. :D Orang Jawa pasti sedikit paham, kan, ya?

Bala pendem ini makanan kecil hasil kebun, segala macam ubi-ubian. Ngga hanya ubi-ubian, ada juga kacang tanah, gejos, labu siam, ketupat kepel, dawet, rujak, opak, jenang, wajik, ketan, dan tiba-tiba pusing kalau harus disebutkan semua. :D

Gimana ngga pusing, jumlahnya itu lebih dari banyak. Satu kresek tanggung! Belum lagi, makanan dan perlengkapan lain yang katanya HARUS ADA. Tambah pusiang! :D

Beberapa makanan dan perlengkapan yang harus ada dan yang aku ingat, nih, ya.

  1. Kelapa Gading. Kelapa ini digunakan untuk campuran rujak. Jadi, rujak yang biasanya menggunakan air asem, saat akan digunakan untuk ngapati, katanya harus pakai air kelapa gading. Sedangkan keberadaan kelapa gading di tempat tinggalku, tuh, ngga ada. Jadilah, minta tolong Kang Nasrul untuk mencari di Desa sebelah. Dan alhamdulilllah nemu. :D Grrr....Ngga boleh aor kelapa biasa, gitu. Wkwkwk
  2. Belut. Ngga terpikir sama sekali kalau belut akan langka. Apalagi, ngapatinya pas banget di hari kemerdekaan, di mana hampir di tiap Desa mengadakan lomba tangkap belut. :D Ibu dan Uwa Silo sudah pesan tiga hari sebelumnya di pasar. Tapi, ternyata yang biasa jualan Belut, tuh, susah buat mendapatkannya. Sebab, yang biasa mancing Belut langsung dibeli oleh panitia lomba tujuh belasan. :D Berutug banget, setelah muter-muter pasar, Uwa Silo dapat tiga belut. Belut ini dijadikan pepes. Dan tahukah kamu? Karena belutnya sedikit, pepesnya jadi kecil-kecil, gitu. Grrr...dengan adanya belut, persalinan pun menjadi mudah. Mak slunuuung. Bhahaha *aaamin*
  3. Daun lumbu lompong. Ini sebagai perlengkapan! Aku bersama Uwa Silo mencari lumbu ini sampai ke kali wetan. :D Beruntung, saat itu ada satu pohon di dekat kali. Hampir adzan maghrib, tapi masih harus mencari lumbu. Ya ampyaaang, deh. *gegara Uwa Sur, risbeet* Prosesi setelah doa buat Dede Bayi selasai, yaitu seluruh orang yang ada di dalam rumah harus keluar. Tepat di depan pintu, ada seorang membawa air yang ditaruh di suatu wadah. Airnya sudah bercampur dengan lumbu lompong dan juga setengah bundaran kelapa. Cuci tangan, kaki, atau membasuh wajah, itu yang harus dilakukan. Kenapa harus lumbu lompong? Kenapa ngga daun jambu saja? :D
  4. Ketupat Kepel. Ngga semua orang bisa membuatnya. Ketupat yang berukuran hanya satu kepal tangan. Untuk selamatan Dede, yang membuat kupat kepel tuh Nenek *sinyal ilang*. Meski sudah dibuat kelontongannya, tapi ternyata beras yang masuk mudah keluar lagi. Ini dikarenakan kurang menyatu kelontongannya. :D Jadi, kelontongan kami tarik dikit-dikit biat sereeeeeet! :D Grrr...emang kupatnya haru sekepal tangan, ya? :P
  5. Ikan Tawar. Entah berapa kaki Bapak ke pasar ikan. Kami hanya membutuhkan ikan melem tak lebih dari 150 ekor. Tapi, untuk mendapatkannya susahnyaaa. Selain memang jarang, ikan nelem yang ada saat itu, tuh, kecil-kecil. Jadilah, Bapak mengambil dua macam ikan, melem dan mujahir. :D Grrr...emang harus ikan air, ya Hahaha
Hanya lima yang aku ingat. Lima yang membutuhkan proses perjuangan. Lainnya, proses untuk mendapatkannya cukup mudah, sih.

Oya, dengan adanya ngapati yang pas banget di malam kemerdekaan, aku pun menggagalkan untuk datang ke Dipayuda Adigraha, Wonosobo. Iya, malam itu aku harus mengambil hadiah hasil komoetisi menulis. Aduuh...gagal dadah-dadah di atas panggung, nih. :D

Selamat empat bulan buat Dede. Yang sehat di dalam perut Ibu, ya. Kami selalu mendoakan untuk kesehatan, keselamatan kamu. Semoga, kelak menjadi anak yang solihah, ya. Berbakti kepada kedua orangtua, menyangi orang-orang yang selama ini sayang dan peduli sama Dede, bermanfaat bagi sesama makhluk Allah, taat pada ajaran agama dan negara. 

We Love You.....


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Menurut Dokter Santo, dokter kandunganku, Ibu Hamil dengan usia kandungan empat bulan, kondisi janin dimana sudah mulai membentuk indra atau bahkan sudah memilikii retina, kornea dan lensa mata.

Tepat tanggal 10 Agustus 2015, usia kandunganku genap enam belas minggubatau empat bulan. 

Pada kehamilan usia empat bulan, seorang Ibu juga dapat merasakan gerakan-geakan yang dibuat oleh bayi yang masih dalam perut. Namun, belum untukku.

Ya, aku belum merasakan gerakan-gerakan Dedek. Meski hanya "godaan kecil" pun. Aku was was. Tapi, Dokter mengatakan "tidak masalah". Karena, kandunganku sehat.

Bertambah sepuluh hari dari usia kandunganku, yaitu empat bulan sepuluh hari, sudah ditiupkan ruh atau nyawa ke dalam jasadnya yang  masih dalam perut.

Seperti yang sudah pernah aku tulis sebelumnya, bahwa penciptaan manusia di dalam perut ibunya terdiri dari tiga tahap; 40 hari berupa Nutfah, kemudiian menjadi segumpal darah, 40 hari kemudian menjadii segumpal daging, dan 40 hari kemudian, diutuslah kepadanya malaikat, ditiupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan 4 hal.

Empat hal yang dimaksud, yaitu; tentang ketentuan rejekinya, ajalnya,  dan ketentuan celaka atau bahagianya.

Maka dari itu, tak heran jika ada suatu adat untuk memperingati empat bulanan untuk Dedek. Seperti yang akan dijalankan di rumahku.

Aku, suami, dan keluarga sudah mengkonsep akan seperti apa prosesi empat bulanan Dedek atau yang biasa disebut dengan ngapati jauh-jauh hari, agar tidak ada kekuangan suatu apa saat prosesi nanti. Prosesi yang aku maksud bukan prosesi ritual, hanya perpaduan adat jawa, tanpa meninggalkan anjuran, perintahNya.

Malam ini, malam 18 Agustus 2015, atau 40 hari ketiga, aku banyak berdoa untuk Dedek, Bayi yang masih di dalam perutku.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pemberi, berilah kesehatan kepada saya beserta janin. Saya mohon ridho dariMu, jadikanlah ia anak solehah yang selalu berbakti kepada kedua orangtua, agama, nusa dan bangsa.  
Ya Allah Yang Maha Pemurah, berilah kebahagiaan semasa hidupnya nanti. Berilah kepadanya rejeki yang banyak, halal dan berkah. Semoga ia selalu diberi kemudahan pada tiap langkahnya, tiap cita-citanya yang penuh manfaat.

Ya Allah Yang Maha Pemaaf, jauhkan ia dari siksa api neraka, musibah dunia dan akhirat. Mudahkanlah tiap urusannya. Berilah jalan, dan semoga senantiasa ada pada jalanMu.

Ya Allah Yang Maha Penyayang, jika saya boleh memintanya, jadikanlah ia seorang perempuan. Perempuan yang beriman, taqwa, sehat jasmani rohani, cerdas, kuat, tegar serta bertanggungjawab dalam menjalani hidup. 





Ya Allah Yang Maha Tahu, kabulkanlah doa-doa hamba. Rabbi habli minashalihiin. Rabbana atiina fiddunya khasanah, wa fil akhirrati khasanah, wa qiina 'adza bannaar. Aamiin ya rabbal 'alamiin.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Heeei, Cantiik! Ngga terasa usiamu hampir 16 minggu tepat di hari kemerdekaan RI besok. Enam belas minggu itu sama dengan empat bulan, Nak. Pada usia empat bulan, nanti ada doa-doa khusus, selamatan untuk memperingati empat bulanmu, Nak.

Sebenarnya ini ngga wajib, sih. Hanya saja, ini adat Jawa. :D

Nah, sebelum usiamu menginjak empat bulan, BumBum mengajakmu jalan-jalan. Iiih....kok ekspresimu kaget gitu, Nak? Hihihi 

Dengerin BumBum cerita, ya!


Beberapa hari yang lalu, Alhamdulillaah tulisan yang BumBum posting di blog EmPINK terpilih menjadi salah satu pemenang kategori umum.

BumBum menulis tentang wisata Batu Pandang Dieng. Tapi, bukan berarti kita dapat tiket gratis ke Batu Pandang. Hadiahnya ada banyaaak, Nak. Salah satunya yaitu wisata ke Kebun Teh Tambi, Dieng!

Btw, sebenarnya ini jalan-jalan biasa, sih, Nak. Tea walk! Tapi, tea walk kali ini menjadi spesial dan luar biasa karena ada kamu, putri Ibu yang insya allah solihah. *aamiin*
Lihat perutku, dong. Yang pakai baju orens, lho. Udah nyempluk. . . :D

Tea walk kali ini, kita didampingi Tante Umi. Iya, selain teman-teman lain yang beruntung mendapat tiket tea walk, Tante Umi spesial banget ikut tea walk untuk mendampigi kota, Nak. Baik banget, ya. 

Makasih, Tante Umiiì. :D



Pagi itu, kita jalan menuju Wonosobo dengan mengendarai sepeda motor milik Tante Umi. Daaan, BumBum mbonceng, dong. :D

Sesampainya di Dieng Theater yang digunakan sebagai meeting point, ternyata belum ada satu pun teman yang datang. Padahal, kita sudah datang tepat waktu. :D

Menunggu kurang lebih ebam puluh menit, semua peserta kumpul dan kemudian perjalananpun dimulai menggunakan transportasi mobil milik Dinas Pariwisata.



BumBum bersyukur banget, karena kamu ngga rewel, Nak. Malah mkan serabi di dalam mobil dengan lahapnya. :D

Satu yang paling mengasyikkan, saat BumBum mengajakmu menyusuri tepian kebun teh, kamu nampak bahagiaa banget! 

Masuk dan melihat proses pembuatan teh di Pabrik Tambi, mengenal macam daun teh saat tur Tambi atau tea walk, sampai pada akhirnya kita bersama-sama menyeruput teh hangat di wisma Tambi.

Ibu merasa senang karena kita sama-sama sehat, Nak. Jadi, bisa menikmati the babymoon pertama kita ini. Hihihi 

Semoga kita sehat selalu ya, Nak. Sampai nanti bisa jalan-jalan lagi, merasakan the babymoon lagi. :D

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Nama lengkapnya Aqila Beril Nathania Ahmad. Kami memanggilanya Aqila. Dia adalah anak dari sepupuku. Aku kaget saat dia datang ke rumah bersama kedua orang tuanya. Matanya sayu, ngga ceria, dan badannya panas. Menurut orang tuanya, dia demarinen. Yups, demarinen pada anak kerap terjadi saat ada saudara yang hamil.

Sebelum menikah dan hamil, aku kerap mendengar istilah demarinen pada anak-anak. Demarinen ini istilah dari bahasa jawa yang bisa jadi artinya adalah demam rindu atau demam yang dikarenakan ada saudara dekat yang sedang mengandung. Melihat ekspresi wajahnya yang melas, aku pun langsung menggendongnya. Aku tanyakan ke dia, pingin dibelikan apa. Yaa...siapa tahu lagi pingin jajan, ya. Hihihi.

Ciri-ciri Anak Demarinen.

Naluri sok ke ibuan pun muncul. Melihat Aqila yang lemas tidak bergairah, aku minta izin ke Ibuknya untuk menggendongnya. Btw, katanya dia termasuk baby yang ogahan banget ikut orang lain. Kecuali orang yang sering dia jumpai.

Tapi, ngga tahu kenapa, saat aku mengulurkan tangan, dia mau kugendong, ku ajak jalan-jalan di sekitar rumah sampai dia bobok. Mungkin karena memang badannya ngga enak, anget. Batuk pilek juga. Kata orangtuanya, sih, demarinen. 
demarinen pada anak adalah kondisi anak kadang panas atau demam saat ada saudara hamil itu dimanakan demarinen. identifikasi terlebih dahlu ketika anak demarinen.
Iya, Demarinen atau Deman Rindu. Pernah ada yang dengar istilah ini, kan? Orang nJawa pasti tahu, ya. Kalau anak sedang sakit meriang, lebih dari dua hari, lalu ada saudara yang sedang hamil, orang tua cenderung mengajaknya ke rumah saudara yang sedang hamil ketimbang periksa ke dokter.

Tapi sebelumnya ini sudah dengan identifikasi. Artinya, anak rewel terus menerus, susah makan, maunya digendong terus. Ciri-cirinya hampir sama dengan anak yang sedang sakit, sih. Tapi, ini lebih ke manja. Hanya naluri Ibu yang tahu. Begitu, katanya. Hihihi.

Apakah demarinen sebuah kepercayaan?

Ini kepercayaan yang entah mulai dari kapan dan dari mana datangnya aku ngga paham. Permintaannya pun kadang ada yang ngga masuk akal. Ada yang minta selimut yang biasa dipakai saat hamil, ada juga yang minta baju yang sedang dipakai saat itu juga. Seperti Ibuknya Aqila, nih.

Parah banget! Aku mengatakan parah, karena saat itu aku mengenakan baju yang sudah dua hari ngga dicuci. Hahaha. Tapi karena kemauannya gitu, yasudah. Aku tidak menanggung risiko kalau ada asem-asemnya. Hihihi. 
Entah sebuah kepercayaan atau apa, yang jelas setelah aku meminjamkan baju yang kecut banget, esok harinya dia sembuh. Uluhhh....

Kepercayaan yang berlaku di suatu daerah atau yang biasa disebut mitos memang susah diterima akal, ya. Tapi, ya begitulah. Namanya hidup di tengah masyarakat, musti mengahargai apa yang berlaku. Ya, kaaaaan? :D *elus-elus perut*

Baca juga mitos atau fakta tentang Bayi yang Terlilit Tali Pusar.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
"Mumpung usia kandungan masih pada semester pertama, segera cek HB di Puskesmas ya." Usai memeriksa kehamilanku yang saat itu berjalan 8 minggu, Bu Indri, Bidan Desa menganjurkanku untuk segera mengecek kadar HB dan HBsAG.

Cek HB dan HBsAG pada Ibu Hamil dilakukan dua kali. Yaitu pada tri semester pertama dan tri semester ke tiga.

Sebelum sampai di Puskesmas Madukara I, aku memilih untuk cek HB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegaa, atau yang sekarang telah berganti nama menjadi Rumah Sakit (RS) Hj. Lasmanah Sumitro Kolopaking. Pertimbanganku, sekalian jalan ke tempat kerja. Karena, RS tak jauh dari kantor tempatku bekerja.

Sesampainya di RS, antrean untuk poli kandungan dan juga lab puanjangnya bukan kepalang. Hahaha Aku konfirmasi kepada bagian pendaftaran, ternyata antrean sudah mencapai 30 orang. Padahal, saat itu (14/07), jarum jam yang pendek mengarah pada angka 8. Ya, baru jam delapan!

Tanpa berpikir lama, aku langsung telephone Orangtua. Minta tolong untuk cek antrean di Puskesmas. Setelah ditengok, antrean ngga banyak. Hanya 5 orang. *Yaiyaalaaah...yang periksa ke RSUD kan orang se Kabupaten, Bum. Payah banget BumBum, ah!*

Pemeriksaan HB dan HBsAG di Puskesmas ngga seribet yang aku bayangkan. Aku yang saat itu datang ditemani Ibu, langsung menuju bagian pendaftaran, kemudian antre di depan poli Klinik Ibu dan Anak (KIA).

Aku menunggu kurang lebih satu jam sampai namaku dipanggil oleh Ibu Bidan. Di ruan periksa, tensiku dicek. Hmmm...lagi-lagi  tensi BumBum rendah, Nak. 90/60.

Selesai diperiksa oleh Bu Bidan, aku diminta untuk ke laborat. Ya, untuk cek kadar HB dan HBsAG, aku harus ditujes dahulu dilengan atas oleh Bu Bidan yang masih muda. Eh, lengan atas atau mana, ya. Ahahaha *BumBum pelupa*


 

Hasil cek HB harus ditunggu, ngga bisa langsung diketahui kadarnya. Kurang lebih sepuluh menit, hasil pemeriksaan HBku keluar. Dan alhamdulillaah, kata Bu Bidan HBku normal, yaitu 11.2 g %. Sedangkan HBsAGnya negatif, bagus. 

Aku sempat was was saat menuju laborat. Sebab, tekanan darahku selalu rendah. Takut kalau berpengaruh pada HB. Tapi, alhamdulillaah ngga. BumBum bahagia banget lho, Nak. ;) 


Kadar Hemoglobin normal yaitu, untuk pria dewasa 13-17 g %, wanita tidak hamil 12 g %, wanita hamil 11 g %.

Sedangkan tentang HBsAG, ada dua hasil periksa, yaitu positif dan negatif. HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi. 

HBsAg positif yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan sebagai pembawa (carrier). Sekitar 10% penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji dapat tetap positif selam bertahun-tahun. 

Aku membaca keterangan di atas pada situs online kesehatan. Lalu, apa tujuan periksa HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil? Nanti aku tulis pada posb blog terpisah, ya. 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ultrasonografi (USG) kedua aku mencoba periksa di RSUD Banjarnegara. Ngga tahu kenapa, aku igin mencoba di Rumah Sakit. (RS). *buat anak kok coba-coba* 

Jadi, aku kira USG di RSUD, tuh, prosesnya akan lebih cepat daripada USG di RB Hidayah. Hahaha Ini, sih, perkiraan yang ngga masuk akal. Secara, RSUD kan milik orang se Kabupaten, ya. Pun yang menikmati fasilitasnya. Ngga mungkin banget kalau bisa lebih cepat. :D

Tapi, setidaknya pemeriksaan bisa dilakukan mulai pagi-siang hari. Ngga seperti di RB Hidayah, di mana mulai buka praktik pukul 16.00 WIB. Secara, Dokternya kan dinas dulu di RSUD.

Iya, akan bertemu dengan Dokter yang sama, yaitu Dokter Susanto. :D 

Pagi ini, 10-08-2015, pukul 08.00 WIB, aku datang ke RSUD Banjarnegara atau yang sekarang telah berganti nama menjadi RSUD Hj. Anna Lasmanah.  

Sesampainya di RS, aku langsung menuju ke bagian pendaftaran, sekaligus membayar biaya pendaftaran senilai Rp 15.000. Kemudian menyerahkan selembar kertas bukti pembayaran kepada petugas yang ada di ruang radiologi.

USG dilakukan di Ruang ini oleh dr. Novie, Dokter Radiologi. Pfff...aku kira dironsennya sama Dokter Kandungan, lho.



Menurut informasi, Dokter Radiologi yang satunya sedang sakit, makanya antrean bisa panjaang banget. Pfffft.... Udah gitu, saat memeriksa, Dokter Novie nampak tergesa-gesa. Saat saya tanya tentang kondisi Dede, Beliau pun ngga bisa banyak menjawab. Yaa....tugasnya hanya memeriksa saja, sih, ya. Hiks

Tapi ngga apa-apa, sih. Soalnya, setelah selesai USG, aku diminta menuju ke kasir lagi, dekat ruang pendaftaran, untuk membatmyar biaya USG senilai Rp 61.500. Terjangkau, ya. Iya, karena ini USG 2 dimensi dan di Rumah Sakit. Jadi, biayanya memasyarakat. :)

Usai membayar biaya USG, aku menuju poli kandungan dan kembali mengantri untuk mendengar hasil tes USG. Iya, di sini aku bertemu Dokter Santo. Tanpa mengantri lama, hasil USGku pun dibacakan olehnya. 

Hasilnyaa......Dokter hanya bilang baik, dan mengucapkan selamat kepadaku. Hahaha Penjelasannya ngga begitu detil. Mungkin karena waktunya sidah sore juga kalik, ya. Pukul 15.30 WIB aku baru keluar poli kandungan. :D
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
BumBum terus menanti detik-detik menuju 08/08/15, Nak. Dimana pada tanggal tersebut usiamu genap empat bulan.

"Nanti, pas masuk usia empat bulan, Dede akan banyak aktivitas di dalam. Sudah bisa merespon jika diajak berkomunikasi." Begitu kata Om. Makanya, BumBum menantikan banget!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Aku pulaang aku pulaang aku pulaaaaaang!

Ngga terasa, jarum pendek yang melekat pada jam dinding mengarah pada angka 3. Pukul 15.00 WIB. Saatnya pulaaaang! Meski teman-teman yang lain masih asyik menyelesaikan pekerjaannya.

Yaa...hari ini seharusnya libur kerja. Namun, karena minggu besok, tepatnya hari Selasa ada kunjungan Bapak Sekretaris Jenderal Mahkamah Agung, kami ditugaskan untuk lembur.

Berangkat kantor tadi diantar Ayah. Tapi, Ayah bilang kalau ngga bisa menjemput karena ada yang dikerjakan di rumah wonosobo. Jadi, aku putuskan untuk pulang naik transportasi umum.

Keluar kantor, langsung ada Bis dan aku stop! Ternyata aku salah stop. Itu Bis Virgo. Bis yang lajunya ngga bisa kalem. -_-

Sepanjang perjalanan, aku berdoa untuk keselamatanku dan penumpang lain yang ada di dalam Bus. Udah gemeteran banget dengan laju Bus yang ngga terkendali.

"Dedek, semoga kita sampai rumah dengan selamat, ya. Kita berada diantara dua lelaki, anak sekolah yang cakep-cakeep iih." Rejeki. :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bukan! Bukan sebuah panggilan ke orang yang punya body seksi dan bohay. Tapi...ini tentang DeSay.

Rabu, 05 Agustus 2015, usia kandunganku berjalan 16 minggu atau 4 bulan. Kemarin baru cek kesehatan di bidan desa, alhamdulillaah kondisi cukup baik. Hanya saja....tensi masih rendah. Hahaha Tapi ngga apa-apa. Ngga masalah.

Nah, tentang ndut ndut ini, posisiku barusan sedang boboan sambil nonton televisi, gitu. Boboannya tengkurep. *ngawur banget, ya* Lha kok perut saya terasa ndut-ndut gitu. Seperti jantung yang berdetak!

Iiiih...berarti ini pertanda dedek mulai ada reaksi, ya. Hihihi Etapi...kan baru 4 bulan. Hahaha Aaauuu ah...yang jelas aku bahagia malam ini! :P
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ►  2025 (17)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ▼  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ▼  Agustus (12)
      • Menginap di Puskesmas Madukara, Cukup Sekali Saja
      • USG Ketiga; BumBum Risau
      • Pertama Mendengar Detak Jantung Bayi
      • Ngapati ditengah Hari Kemerdekaan RI
      • Mughadah dan Empat Bulanan DeSay
      • The Babymoon At Kebun Teh Tambi, Wonosobo
      • Demarinen, Demam Rindu pada Anak
      • Periksa HB dan HBsAG di Puskesmas
      • USG Kedua; USG 2 Dimensi di RSUD Hj. Anna Lasmanah...
      • Usia Kandungan Empat Bulan, Ini yang Kutunggu
      • "Virgo" Ngga Kalem
      • Ndut..ndut!
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose