• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Jika ditanya, siapa perempuan yang menjadi inspirasi dan menjadi role model dalam hidup saya? Jawabannya sudah dipastikan adalah Ibu saya. Iya, bukan Dian Sastro meski saya fans beratnya dan menjadi salah satu perempuan yang menginspirasi. Bukan pula Najwa Shihab meskipun saya juga mengaguminya. Lebih lagi bukan R.A Kartini yang hanya saya kenal lewat lagu nasional. 🙈

Menjadi Ibu Sigap di Masa Pandemi untuk keluarga

Ibu adalah sosok wanita yang melahirkan saya, merawat saya dengan penuh ketegasan dan tanggung jawab. Saya yakin, seluruh Ibu di dunia ini akan melakukan hal yang sama untuk merawat dan menjaga anak-anaknya, berusaha untuk tidak menghukumnya jika melakukan kesalahan. Menjadi Ibu yang selalu sigap untuk buah hati dan juga keluarga. Menjadi Ibu yang ingin selalu memastikan bahwa keluarganya aman, nyaman, dan kenyang. 😅

Flashback saat saya masih ting-ting, ya! 🙈 

Saat sudah beranjak dewasa, saya kerap tidak pulang rumah selama satu sampai dua minggu. Ini keluar rumah bukan tanpa pamit karena anak salihah banget, ya. Sudah mendapat izin dari kedua orang tua, bahkan kalau mau main lintas provinsi pasti diantar sampai terminal Bus dan ditunggu sampai saya berangkat. Memastikan banyak hal mulai dari saya duduk di sebelah mana, sampai dengan barang bawaan aman atau masih perlu pengamanan khusus. Ah...jadi kangen masa-masa itu. Syahdu banget rasanya, jatuh cinta terus sama mereka. ❤️

Omong-omong, Ibu saya adalah tipe wanita yang tidak bisa tenang dan tidur pulas kalau belum dapat kabar dari anak-anaknya. Beliau harus tahu anaknya di mana, sedang apa, bersama siapa, sudah makan atau belum, sudah ibadah atau lagi malas-malasan. Perlakuan seperti ini pun bikin kangen meski kadang membuat saya pura-pura lupa pada smartphone. 🤭 

Menjadi Ibu Sigap di Masa Pandemi. 😎

Apa yang saya lihat, apa yang saya rasa, nyaris semua perlakuannya membuat saya nyaman. Iya, nyaris karena kadang suka kesal kalau ditelpon terus menerus padahal lagi asyik-asyiknya main.🤭Nah, sekarang saya sudah menjadi seorang Ibu dengan dua anak. Anak pertama saya usianya 5 tahun lebih dikit, sementara anak kedua saya usianya baru 10 bulan. 

Saya mulai merasakan benih-benih protektif pada anak sulung karena dia sudah mulai banyak aktivitas di luar rumah. Baru keluar rumah sebentar untuk main, kadang ingin sekali menjemputnya. Berlama-lama di rumah Mbah Uti-nya atau ingin menginap tapi tanpa saya, rasanya hati ini senut-senut. Gimana kalau nanti udah dewasa dan mereka ingin main, jelajah dunia? Duh...pasti cekat-cekot kepala ini. Eh...bukan berlebihan namanya, tapi ini asli dari dalam hati bukan kaleng-kaleng. 🤣

Tugas seorang Ibu tidaklah sedikit. Namun, tiap harinya saya rutin memastikan bahwa anak-anak aman, nyaman, dan kenyang. Tiga hal ini paling saya utamakan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, memastikan anak dalam kondisi aman, tuh, wajib banget. Termasuk aman dari paparan virus. Ya...siapa tahu baru bertemu dengan orang baru. Pun dengan si kecil yang masih balita, saya protektif banget. Sigap untuk mereka.

Memastikan Keluarga Aman.

Sebagai Ibu pekerja di bagian pelayanan masyarakat, tiap harinya selalu bertemu dengan banyak orang, silih berganti. Ngeri sebenarnya, apalagi saat wabah virus corona masih berlanjut sampai sekarang. Ada rasa was was ketika sampai rumah, cuci tangan, belum mandi, tapi menggendong si kecil. Khawatir karena balita masih rentan dengan virus, daya tubuh belum kebal. Ya...meski saya sudah divaksin covid-19, tapi bukan berarti saya sudah aman dari paparan virus tersebut. Harus tetap menjaga diri dan selalu mematuhi protokol kesehatan ketika keluar rumah.

Baca tentang pemeriksaan ANC.

Tak henti-hentinya saya memberikan perhatian, pengertian kepada keluarga untuk tidak teledor, tetap taat pada aturan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Sementara untuk menjaga keluarga tetap sehat, saya berusaha memberikan asupan nutrisi dan imunomodulator untuk meningkatkan daya tubuh. 

Dilansir dari www.inews.id, Imunomodulator adalah zat yang berfungsi memperkuat imunitas tubuh, sehingga mampu melindungi tubuh secara optimal dari infeksi mikroorganisme seperti virus. Imunomodulator berbahan alami dapat diperoleh dari tanaman herbal asli Indonesia, seperti meniran, daun kelor, dan kunyit.

Imunomodulator Alami Juga Ada di Imugard.

Ada fakta tentang manfaat daun kelor yang bikin saya kaget.🤣 Kaget karena tidak pernah cari tahu tentang daun tersebut padahal banyak banget manfaatnya. Sekali lagi, daun kelor adalah salah satu Imunomodulator herbal. Untuk mendapatkan daun ini sekarang tidak mudah. Saya yang hidup di desa saya sudah jarang menjumpai daun kelor, apalagi yang di kota, ya. Kabar baiknya, sekarang herbal imunomodulator terdapat dalam tiap kapsul Imugard.

imugard obat herbal meningkatkan imunitas tubuh

IMUGARD adalah produk herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan 3 in 1 herbal formula yaitu Meniran, Daun Kelor dan Kunyit. Betul sekali, sekarang masyarakat sudah tidak lagi harus bersusah-susah mencari imunomodulator herbal. Cukup konsumsi Imugard untuk sehari-hari.

Meskipun diolah menjadi satu kaplet tapi cara pembuatan IMUGARD sesuai dengan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik) dan sudah lolon uji BPOM. Selain itu juga produk Deltomed yang satu ini juga sudah bersertifikasi ISO 9001: 2015 standar internasional dengan kualitas obatnya sama dengan standar internasional.

Manfaat Meniran, Daun Kelor, dan Kunyit.

Omong-omong, saya menjadi tahu manfaat tiga komposisi utama Imugard karena pada hari Senin (22/3), mengikuti webinar dengan tema "Ibu Sigap, Jaga Imunitas Keluarga"  yang diselenggarakan oleh Imugard dari Deltomed. Ada banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan dari acara yang diisi oleh dr. Inggrid Tania, M.Si (Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) ) dan Apt. Agie Avionico Gaudart, S.Farm (Brand Manager Imugard).

pertanayan tentang covid

Ada manfaat komposisi utama Imugard yang akan saya bagikan, yaitu:

Meniran mengandung Phyllantus niruri dapat meningkatkan aktivitas dan fungsi imunitas nonspesifik serta imunitas spesifik, baik humoral maupun selular.  Kemudian ada Phyllanthus niruri memodulasi sistem imun lewat proliferasi dan aktifasi sel limfosit T, sel limfosit B, CD4 limfosit T, CD8 limfosit T, aktivasi sel NK, serta meningkatkan sekresi TNF-α dan INF- α.

Daun Kelor kaya akan nutrisi dan berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antivirus yang ampuh dan juga kaya akan kalsium sehingga dapat mencegah osteoporosis. Sudah tahu begitu kaya manfaat, sering-sering bikin sayur bening kelor lah, ya.

Kunyit bermanfaat untuk meningkatkan efek terhadap fungsi utama dari sel T, sel natural killer (NK) dan makrofag. Selain itu juga berfungsi sebagai antioksidan dan juga antiinflamasi. 

Saran Penggunaan IMUGARD.

IMUGARD sangat aman digunakan dalam jangka panjang, lho. Dalam 1 Box terdiri dari 2 Blister yang masing-masing ada 10 kaplet. Saran penggunaan cukup 1 kaplet saja setiap hari untuk menjaga daya tahan tubuh. Namun, jika kondisi tubuh sedang menurun bisa mengonsumsi 2 kaplet dalam sehari. IMUGARD bisa dikonsumsi mulai anak umur 12 tahun ke atas hingga lansia. Untuk harga per blister sekitar 30-35 ribu rupiah.

Lalu, Di Mana Bisa Membeli IMUGARD?

Meniran dan Daun Kelor, fix, tidak mudah dicari. Kalau kunyit mungkin masih banyak terjual di pasar tradisional, ya. Tapi kalau memang tidak ingin ribet membuat Imunomodulator herbal, tinggal konsumsi saja IMUGARD. Produk ini bisa dibeli di Deltomed Official Store pada marketplace seperti Shopee, Blibli, Lazada, Century, Lazada, Tokopedia, dan di apotek terdekat.

Btw, jika sedang tidak mood, kadang saya merasa belum bisa menjadi Ibu sigap. Ketika anak berebut sosok Ibu, kadang saya belum bisa bijak dalam menyikapinya. Tiba-tiba merasa susah memberi pengertian. Saat anak menangis pun, kadang saya ikut menangis. *eh, apaan. 🤭 Tapi saya sering ingat dengan sosok perempuan yang melahirkan saya ketika sedang ada masalah dengan anak-anak. Hanya dengan mengingatnya, saya merasa lebih tenang, kemudian saya bisa berdamai dengan perasaan yang entah ini. Sungguh ini terjadi pada saya. Semacam ada kekuatan lebih tapi tidak bisa terbang seperti catwoman. 🤣
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Tidak sedikit wanita yang memilih untuk keluar dari pekerjaannya setelah menikah. Ada banyak alasan kenapa harus resign, meninggalkan kariernya yang sudah dibangun bertahun-tahun dan mungkin telah mencapai kesuksesan. Tapi, setelah memilih menjadi wanita karier sukses ternyata tidak mendapatkan kebahagiaan bersama keluarga, bisa jadi itu bukan pilihan yang tepat.😉

Saya masih ingat empat tahun yang lalu saat saya hamil Kecemut. Saya pernah berpikiran akan keluar dari pekerjaan saya sebagai ASN. Alasannya saat itu sangat simpel yaitu karena ingin merawat bayi secara mandiri, tanpa bantuan Asisten Rumah Tangga. Suami menyerahkan semua keputusan kepada saya. Dia juga sempat mengatakan ikhlas kalau sampai saya tidak lagi kerja kantoran. Ini bagian yang paling menyenangkan dan menenangkan.

bagaimana cara menjadi wanita karier yang sukes?

Satu izin sudah beres, saya pun sempat menceritakan niat saya untuk melepaskan label sebagai wanita karier kepada orang tua. Agaknya tidak mudah berkomunikasi dengan orang tua saat itu. Kandungan saya yang tiap hari makin besar tampaknya tidak menggoyahkan orang tua untuk terus meyakinkan saya tetap bekerja. Pada suatu percakapan, mereka pernah bilang kalau siap merawat cucu-cucunya. Uhui...hati ini sudah tidak berasa ketika mereka belum bisa merelakan saya untuk menjadi Ibu Rumah Tangga sepenuhnya.

Menjadi wanita karier adalah takdir.

Berat juga, ya, obrolan kali ini. Ngomongin takdir segala. Hahaha. Belajar menerima memang tidak mudah. Apalagi untuk masalah yang satu ini karena semakin tidak bisa menerima, rasanya bekerja pun tidak fokus. Hari-hari di kantor terasa sangat panjang. Waktu yang harusnya bisa saya manfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat, terpaksa mengulur. Menjadi tidak kompeten. Hingga pada suatu waktu, saya menemukan titik balik dalam hidup.

Memaknai menjadi wanita karier adalah takdir ternyata cukup mudah. Satu yang menjadi garis besar yaitu takdir. Namanya takdir adalah ketentuan yang mana nanti akan dimintai pertanggung jawaban olehNya. Mau sekeras apa pun saya menolaknya, sepertinya hidup menjadi tidak tenang. Ngeri banget, ya. Makanya saya mulai belajar menerima atas sebuah takdir menjadi mamak-mamak kantoran. 😝

Ketika sudah memilih menjadi wanita karier, apa yang saya lakukan?

Menerima kenyataan menjadi salah satu seni menemukan titik balik dalam kehidupan. Sekecil apa pun titik balik tersebut adalah momentum yang dapat memberikan perubahan dalam hidup. Saya selalu meyakini itu. Maka ketika sudah memilih menjadi wanita karier, saya pun harus belajar menerima perubahan nantinya. Berikut beberapa hal yang saya tekuni setelah menjadi wanita karier.

Siap menjadi kompeten.

Sebagai mama muda yang punya balita di mana hari-harinya lebih banyak dihabiskan di tempat kerja ketimbang bersama keluarga, rasanya "buntung" ketika bekerja semau gue, tidak punya target kerja, atau belum bisa mengerjakan tugas pokok tapi tidak ada komunikasi dengan rekan kerja. 

Pada masa awal bekerja memang masih banyak hal yang butuh penyesuaian. Belum paham tentang apa yang menjadi tugas pokoknya. Belum tahu alur atau cara penyelesaian pekerjaannya. Bisa dikatakan belum kompeten. Namun ketika sudah memilih menjadi wanita karier, saya banyak belajar untuk meningkatkan kemampuan, tentunya dengan harapan bisa menjadi kompeten dalam bidangnya. 

Mampu mengatur emosi diri.

Bagi saya, mengendalikan diri dari nafsu makan lebih susah ketimbang mengatur emosi diri. Hihihi. Bisa dibilang, emosi diri sebagai bentuk ekspresi dan juga reaksi. Saat pikiran sudah bisa mulai terbuka, hati pun akan mengikutinya. Ketika sudah memutuskan untuk menjadi wanita karier, saya lebih banyak belajar menyaring emosi diri. Belajar bagaimana bisa menerima ketika ditegur pimpinan karena pekerjaan belum sempurna. Belajar memberikan reaksi yang tidak berlebihan. Belajar berkomunikasi yang baik dengan rekan kerja supaya tidak menimbulkan salah paham atau bahkan emosi sesaat.

Berhenti menunda dan mulai sekarang juga!

Saya pernah punya "penyakit" menunda pekerjaan. Tidak hanya satu kali saya lakukan itu, mungkin ada tiga kali. Nahasnya, tiap kali saya berniat untuk menunda pekerjaan, esok harinya kondisi tubuh tidak bersahabat. Mending kalau masih bisa diajak kompromi untuk dikerjakan di rumah, lha kalau pekerjaannya adalah deadline? Kan asyik banget ditertawakan. Hahaha.

Saya masih ingat, Pada tahun 2015, saya ada deadline pelaporan. Saya sengaja menunda dalam mengerjakan laporan tersebut karena melihat poin-poinnya tidak banyak. Tiba saatnya pengumpulan, ternyata ada banyak dokumen yang harus disiapkan. Iya, hanya lima poin tapi data dukungnya sampai puluhan, bahkan lebih. Ingin ngakak, tapi tidak boleh menertawakan keteledoran sendiri. 🤣

Begitu berartinya waktu. Ada pepatah yang mengatakan bahwa waktu tidak bisa dibeli. Waktu pun tidak bisa berjalan mundur. Maka ketika saya telah menjadi mamak-mamak yang kerja kantoran, tiap ada pekerjaan langsung tindak lanjuti. Perkara hasil nomor sekian karena saya punya atasan untuk konsultasi dan koordinasi. Terpenting dikerjakan sesuai dengan perintah.

Belajar pengembangan diri di kelas online Skill Academy by Ruangguru.


Menjadi pengalaman pertama menjadi pegawai kantor, ada banyak hal yang mau tidak mau harus dipelajari, termasuk belajar pengembangan diri. Iya, pengembangan diri menjadi sangat penting karena dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tidak bisa bekerja sendiri. Dalam penyelesaian pekerjaan pun lebih membutuhkan ketenangan, fokus, agar cepat terselesaikan.

Skill Academy bu Ruangguru membuka kelas pengembangan diri yang menjadi bagian dari Kelas Online Prakerja Terbaik. Tema rahasia sukses berkarir dalam kelas pengembangan diri ini telah mendapat rating bintang lima dengan jumlah total 35 ribu lebih orang yang memberi rating. Ternyata banyak pegawai yang membutuhkan pelatihan online untuk menunjang kariernya supaya makin bertanggung jawab dan cemerlang. Selain kelas pengembangan diri, banyak kelas  prakerja lainnya yang tidak kalah menarik. 

Buat mamak-mamak boleh banget sharing tentang kerjaan lho, ya. 
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar

Masih lekat dalam ingatan, hari ketiga pasca melahirkan, produksi ASI saya belum begitu banyak dan cenderung ngga lancar. Rasanya sedih melihat si kecil rewel karena kurang ASI. Bingung sampai merasa bersalah karena menjadikannya tidak nyenyak tidur. Pelancar ASI alami sudah saya konsumsi untuk meningkatkan kuantitas dan juga kualitas ASI. Pun dengan booster ASI alami, tapi belum juga membuahkan hasil. Sedih, ih.

Panik? Pasti. Khawatir? Iya banget. Khawatir kalau anak sampai kekurangan ASI yang menyebabkan bayi kuning. Hiks. Tidak saya pungkiri, pikiran negatif lebih banyak melintas dalam benak ini ketimbang sugesti positif. Ya gimana, kadang ingin mencoba tegar, tapi ya musti logis juga, kan.

Ini terjadi pada anak pertama saya, Kecemut, karena minimnya pengetahuan. Saya mengakui.

pelancar ASI

Kenapa ASI Tidak Keluar Juga?

Tengah malam, saat bayi sedang digendong Mbah Uti karena masih juga rewel, saya pergi ke kamar mandi. Di sana saya menangis, menyalahkan diri ini karena mungkin saat hamil saya kurang perhatian dengan pola makan atau hal lain yang menyebabkan produksi air susu belum mencukupi. Sedih se sedih-sedihnya.

Pada minggu pertama pasca melahirkan, produksi ASI belum begitu banyak. Ini terjadi ngga hanya pada saya, tapi juga pada beberapa Ibu menyusui. Penyebabnya pun macam-macam, ada yang karena hormon prolaktinnya rendah, kurang minum air putih karena saking sibuknya merawat bayi, kurang asupan makanan juga bisa mempengaruhinya. Ada juga yang berpendapat kurang perhatian dengan puting. Maksudnya, saat hamil area puting ada baiknya sering dibersihkan. Ini berguna untuk merangsang kelenjar-kelenjar air susu agar produksi ASI bisa lancar.

kenapa ASI tidak keluar? Apa penyebabnya

Ada pendapat yang paling pasrah, yaitu karena faktor keturunan. Ini paling membuat Busui galau. Sudah konsumsi banyak sayur, buah, makanan, vitamin, booster ASI, tapi tetap juga ASI tidak lancar. Ehh...emang ada masalah mengASIhi yang seperti ini? Ada, dong, ya.

Banyak Cara untuk Melancarkan ASI.

Usaha saya untuk melancarkan ASI mungkin sama dengan para Ibu pejuang ASI lainnya. Hal yang paling mendasar yaitu asupan makanan yang bernutrisi supaya hasil ASI maksimal. Diantaranya yaitu dengan cara konsumsi makanan yang mengandung protein, sayuran, buah, dan konsumsi juga booster ASI bila perlu. Karena produksi ASI masih kurang lancar, saya pun menambah pelancar ASI alami sebagai suplemen tambahan.

Ada banyak cara yang sudah saya lakukan untuk melancarkan produksi ASI yang pada akhirnya menjadi memperlancar ASIP karena saya adalah ibu pekerja. Berikut 5 cara melancarkan ASI yang sudah saya coba sejak anak pertama dan kembali saya praktikan saat ini pada anak kedua saya.

1. Konsumsi sayuran, utamakan yang berwarna hijau, ya.

Konsumsi sayur-sayuran sudah menjadi rutinitas harian karena pada dasarnya, saya suka konsumsi sayuran, suka banget. Semenjak masih gadis malah. Rasa-rasanya ada yang kurang jika dalam sehari ngga konsumsi sayur, sup atau sayur bening. Makanya, ketika saya diminta untuk konsumsi sayu lagi dengan jumlah lebih banyak, saya ngga mempermasalahkan. Saya menikmati sekali, apalagi ini untuk buah hati.

Banyak jenis sayuran, namun yang paling direkomendasikan yaitu sayuran yang berwarna hijau seperti; daun katuk yang sangat dipercaya dari dulu untuk memperlancar ASI. Kemudian ada bayam yang merupakan sayuran tinggi akan kalsium. Kandungan phytoestrogen di dalam sayuran yang berwarna gelap bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI.

cara melancarkan ASI itu mudah, salah satunya dengan booster ASI

Sayuran berwarna hijau pekat yang sangat familiar untuk bantu produksi ASI yaitu daun katuk. Yups, daun katuk sudah sejak lama diyakini memiliki manfaat untuk memperlancar produksi ASI. 

2. Konsumsi Kacang-kacangan, ada manfaat lain selain perlancar ASI.

Menyambung sayuran, kacang-kacangan ini juga ada yang masuk dalam kategori sayuran, ya. Kacang merah, misalnya. Saat membuat sayur bening atau sup, selain sayuran, saya juga mencampurkan kacang merah ke dalamnya. Ya...sekali mendayung lah, ya.

Eh, di dalam kacang-kacangan ini terdapat kandungan protein tinggi dan kalsium yang baik untuk ASI. Kandungan galactagogue atau zat untuk merangsang laktasi di dalam kacang juga baik untuk meningkatkan produksi ASI. Selain memperkaya ASI, kacang-kacangan juga dapat memperbaiki kualitas air susu ibu, lho. Maksudnya, ASI menjadi lebih kental dengan konsumsi kacang-kacangan.

3. Pijat Rasa Sayang sampai Ngantuk. Hahaha.

Melanjutkan cerita malam hari di mana ASI saya ngga keluar. Hari keempat, saya didampingi suami, bidan desa dan juga keluarga, melakukan cara bagaimana supaya ASI bisa keluar banyak dan cukup untuk kebutuhan si kecil. Cara berikutnya yaitu dengan melakukan pijit. Pijat Oksitosin, namanya.

Iya, usaha lain yang kami lakukan yaitu dengan cara pijat. Bidan Desa, Bu Indri memberikan contoh pijatan tersebut kepada suami dan keluarga. Pijatannya sangat mudah, pijit di antara rusuk bagian punggung, bagian tengah punggung, gitu. Pijit dari atas ke bawah, pelan banget pokoknya rasa sayang sampai membuat Ibu Menyusui merasa lebih tenang, badan terasa lebih enak, dan air susu menetes. FYI, posisi Busui saat dipijit, tuh, dalam keadaan duduk dengan kepala menghadap bawah, ya. Rileks, gitu.

4. Konsumsi Pelancar ASI Alami atau ASI Booster Alami.

Meski berada di urutan nomor empat, tapi mengonsumsi pelancar ASI bukan menjadi cara terakhir untuk memperlancar produksi ASI lho, ya. Iya, konsumsi pelancar ASI atau ASI Booster ini bisa mulai dilakukan semenjak menjadi Ibu menyusui. Bagi saya, ASI Booster ini penting. Sangat penting malah. Apalagi kuantitas ASI saya, tuh, bukan tipe ASI yang melimpah-limpah, tapi saya bersyukur karena selalu cukup untuk kebutuhan si kecil. Alhamdulillaah.

Banyak pelancar ASI alami yang beredar di pasaran. Tapi sebagai Ibu menyusui harus cermat dan memastikan bahwa booster tersebut aman dikonsumsi oleh Busui. Selain aman, bahan-bahan yang digunakan pun harus jelas. Iya, membaca komposisi itu perlu supaya tahu kandungan di dalam ASI Booster tersebut. Satu lagi yang ngga kalah penting yaitu label halal supaya tenang saat mengonsumsinya.

booster ASI alami yang banyak dicari

Kenapa Memilih Milmor Plus sebagai Pelancar ASI Alami?

Belajar dari pengalaman lima tahun yang lalu, saat hamil kedua saya lebih memperhatikan dan mempersiapkan apa-apa yang kiranya dapat memperlancar ASI. Selain pola makan yang lebih sehat, saya menyiapkan pelancar ASI sejak dini. Untuk kali ini, saya memilih Milmor Plus yang punya taglinge sahabat Ibu menyusui. Kenapa memilih Milmor Plus?

Pertama, karena Milmor Plus sudah bersertifikasi halal. Sebagai seorang muslim, setiap membeli produk pasti melihat ada label halal atau ngga atau sudah lulus BPOM atau belum. Karena dengan adanya label tersebut menjadi lebih tenang saat mengonsumsinya.

Kedua, karena Milmor Plus adalah kombinasi bahan alam ASI Ekslusif dengan kandungan Ekstrak Daun Katuk 200 mg. Berdasarkan penelitian juga, daun katuk dapat meningkatkan produksi hormon prolaktin  (meningkatkan air susu pada mamalia) dan oksitosin (memberikan efek bahagia) yang berperan penting dalam proses menyusui. Untuk kandungan nutrisinya, daun katuk sendiri mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin B, vitamin C (antioksidan), kalsium dan zat besi. Eh...dalam lembaran daun katuk ternyata dapat memberi efek bahagia, ya. Hahaha.

review pelancar ASI alami


Ketiga, karena Milmor Plus mengandung Ekstrak Biji Fenugreek senilai 600 mg. FYI, Biji fenugreek merupakan salah satu jenis herbal yang sering digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Herbal ini masih termasuk dalam golongan kacang-kacangan. Selain dapat berfungsi sebagai galactogogues (pelancar ASI), Fenugreek berfungsi sebagai penambah nafsu makan. Ini bagus banget karena Busui makin banyak makan, produksi ASI makin banyak.

Keempat, karena ada kandungan  Ekstrak Buah Silymarin 200 mg pada Milmor Plus. Milmor Plus satu-satunya produk pelancar ASI yang mengandung ekstrak buah Silymarin (Silybum Marianum). Buah ini dipercaya dapat menambah ASI di Eropa. Selain itu, buah ini juga mempunyai fungsi sebagai penjaga hati, tapi bukan hati dia, ya. 

Iya, Silymarin menjaga dan melindungi organ hati Ibu menyusui karena sering kurang tidur dan bangun berkali-kali di malam hari untuk menyusui anaknya. Padahal metabolisme hari bekerja maksimal saat tidur. Makanya, Silymarin ini hadir sebagai penyeimbang supaya Busui terus sehat dan produksi ASI lancar.

Tentang Produk Milmor Plus.

Buat Ibu menyusui yang ngga doyan sayur atau merasa biasa saja dengan sayuran, ngga tertarik, Milmor Plus bisa menjadi solusi, ya. Lebih aman dan simpel. Hari gini yang dicari yang simpel, bukan? 

Dalam satu box Milmor Plus ini berisi 6 blister yang masing-masing blister berisi 10 kaplet. Ibu menyusui disarankan untuk minum 3x sehari 2 kaplet salut selaput. Untuk harganya sangat bervariasi, tapi kamu bisa mendapatkan Rp 50.000,-  / 2 blister di Century Health Official Shopee.

Dapatkan discountnya!

Kebetulan saat ini Milmor Plus sedang ada promo di Century Health Official Shopee. Harga normalnya yaitu Rp 50.000,-, tapi kamu bisa mendapat tambahan diskon 10% jika menggunakan kode voucher CENTIDAH8. Kamu juga dapat menggunakan kode voucher tersebut untuk pembelian seluruh produk bertanda "OK". Sebagai tambahan, jika kamu bayarnya menggunakan ShopeePay, bisa mendapat gratis ongkos kirim, ya. Lebih hemat lagi, ya.


pelancar ASI yang banyak dicari

Alhamdulillaah...untuk anak kedua ini, selain lebih siap mental, produksi ASI lebih melimpah karena minum pelancar ASI Milmor Plus. Yuk, follow akun instagram @milmor_plus untuk mendapatkan info terkini dan menarik seputar ibu menyusui. 

Milmor Plus, Sahabat Ibu Menyusui! 

Share
Tweet
Pin
Share
25 komentar
Sebagai orang tua betul-betul harus siap ketika gigi dan mulut anak mulai bermasalah. Siap lahir batin karena pasti akan ada banyak drama yang terjadi. Ya gimana ngga drama, ketika permasalahan gigi menyapa orang dewasa saja menjadikan hari-hari suram karena merasa sangat menderita. Apalagi jika sampai menghampiri anak-anak, sangat dimaklumi kalau sampai rewel tiada henti.

Baca Tip Agar Anak Tidak Rewel.

gusi bengkak pada anak

Sabtu, 02/01/2021, awal tahun seketika menjadi ngga happy bagi kami ketika siang hari Kecemut menyampaikan bahwa giginya sakit. Kaget? Ngga. Sebagai Ibuk yang sudah paham betul kondisi giginya, saya sama sekali ngga kaget karena gigi geraham dia memang sudah berlubang dan itu dua-duanya. Geraham atas dan bawah, dua sisi pula. Yups, geraham kanan berlubang, pun dengan yang kiri. Mantap, pokoknya cenat-cenut kalau sampai bermasalah. 🤣

Sejak usianya masuk 3 tahun, kesehatan gigi Kecemut memang mulai ngga terjaga. Tiga Gigi depan mulai gupis dan dua gigi geraham bawah mulai berlubang. Tentu saya ngga akan menyalahkan coklat dan permen. Karena keduanya memang susah dipisahkan dari balita. Satu lagi, Es Krim dan jenis Es lainnya. Selain memang konsumsi anak-anak, sekuat apapun saya melarang untuk jajan yang legit-legit itu, ada Mbahnya yang dengan masa bodoh akan memberikannya asal cucu bahagia. Hayolooo. 🙈

Ketika Anak Sakit Gigi

Saat gigi Kecemut mulai berlubang, saya selalu melakukan sounding kepadanya; entah kapan waktunya harus siap kalau sampai mengalami sakit gigi. Apalagi dengan latar belakang Kecemut yang doyan banget jajan permen dan es krim. Karena belum pernah merasakan sakit gigi, dia pun terlihat sangat santai menanggapi obrolan. Saya memaklumi sambil membatin "bisa cuek sekarang karena gigi masih aman, kalau sampai cenat-cenut, rasaaaiiin." *eeehh 🤣

Ketika anak mulai merasakan nyeri pada gigi, memberikan "ceramah" alias ngomel-ngomel kepada anak bukan cara yang tepat. Saya seringkali mendengar ketika ada anak sakit gigi, kemudian langsung kena marah orang tuanya. Menyalahkan to the max. Duh...anak pasti sedihnya dobel, tuh. Sedih karena sedang merasakan sakit gigi ditambah kena omelan orang tua. 🙈 Kagak tahaan, Moms. Kasihaan.

Baca lagi tentang Memberikan Hukuman Kepada Anak.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua ketika anak sakit gigi?

Langsung saja berikan perhatian khusus. Pokoknya berikan penanganan pertama yang spesial karena sakit gigi, tuh, bikin pusing, lemas, karena kadang sampai ngga doyan makan. Saya merasa cukup tenang karena saat anak sakit gigi, saya pas libur kerja. Jadi setidaknya bisa menemani dan memberikan apa yang dia butuhkan.

Ini bukan kali pertama dia sakit gigi, dia pernah merasa sakit gigi saat usianya dua tahun. Saya langsung memeriksakannya ke dokter gigi, dong. Alhamdulillaah dia ngga ada rasa takut. Tapi untuk kali ini, saya belum mengajaknya ke dokter gigi karena ternyata dia ngga sakit gigi tapi gusinya bengkak. 😂

Gusi Bengkak Pada Anak

Malam hari mulai drama atas sakit gigi. Saya hanya bisa menenangkan, mendekapnya. Jujur, saya ngga punya stok obat sakit gigi padahal penting, ya. Beruntung ada stok ByeBye Fever yang sekarang juga bisa digunakan sebagai pertolongan pertama untuk sakit gigi pada anak. Saya tempelkan di pipi kanannya sambil saya usap-usap kepalanya dengan harapan dia bisa bobok nyenyak. Omong-omong tentang tidur nyenyak saat sakit, saya seperti nostalgia ke beberapa tahun silam ketika dia demam. Iya, dia hanya bisa tidur pules jika saya gendong atau duduk di pangkuan saya dengan posisi kepala menyender di dada. Pokoknya nikmat banget. 🙈

Pagi harinya, dia mulai bisa beraktivitas. Sesekali saya melihat dia ke kamar mandi untuk gosok gigi. Tapi ngga tahu kenapa, saya sesikit curiga karena saat menggosok gigi, tuh, ngga ada tangisan, gitu. Terlihat aman banget padahal katanya sakit gigi. Pelan-pelan saya mendekatinya, saya juga membantunya gosok gigi. Gigi makin terlihat parah. Saya ketuk dengan sikat gigi, dia ngga respon apa-apa. Saya tanya, sakit atau ngga saat diketuk, dia jawab ngga sakit. Eeeh...setelah saya perhatikan, ternyata ini bukan sakit gigi, melainkan gusi bengkak. Iya, gusi yang paling ujung bengkak seperti mau tumbuh gigi, gitu. 😂  

Anak Mulai Susah Makan

Sudah menjadi paket komplit, ketika anak mengalami sakit gigi atau gusi bengkak menjadi susah makan. Setelah malam hari lumayan begadang karena gusi cenat-cenut, paginya mulai susah makan. Belum membuatkan bubur untuknya, Mbah Uti datang membawa bubur yang dibeli di tukang sayur. Saat-saat paling memprihatinkan ketika anak sakit yaitu nafsu makan berkurang atau bahkan ngga ada sama sekali. Sedih banget.

Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua?

Terus memberi dukungan dan semangat untuk sembuh karena memaksakan anak untuk mau makan nampaknya bukan cara yang tepat. Anak pasti punya rasa lapar, kok. Solusi ketika anak ngga bisa mengunyah nasi, ngga bisa makan bubur, berikan saja cereal, susu, atau makanan apa saja yang sekiranya anak mau. Syukur-syukur atas permintaanya. Asal bukan permen atau es krim, yaa. Ajuurrr ntar. Hahaha.

Saya merasa lumayan repot dan kurang fokus memberikan perhatian kepada Kecemut ketika sakit gusi bengkak karena saya juga punya bayi usia 7 bulan masih rutin bangun untuk menyusu. Tapi saya berusaha memberikan yang terbaik, semaksimal mungkin, supaya Kecemut ngga merasa sakit sendirian. 😘

Rencananya besok saya mau mengajak Kecemut ke dokter gigi. Semoga lekas diberi kesembuhan. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bukan tanpa sebab ketika orang tua memberikan hukuman kepada anak. Artinya, tidak ada orang tua yang dengan sengaja memberikan sanksi atau hukuman kepada anak. Ya...kebayang, dong, bagaimana orang tua mendampingi anak-anak, menjadi teman main, hingga menjadi teman ngobrol. 

memberikan hukuman kepada anak


Tidak sedikit orang tua yang berpendapat bahwa apapun alasannya, pemberian hukuman pada anak merupakan salah satu hal yang tidak benar. Yaa...meski hanya pura-pura atau sekadar ingin memberikan efek jera kepada anak, memberi hukuman kepada anak tetap tidak dibolehkan, tidak dibenarkan. Maksud memberikan efek jera atau sebagai salah satu cara shock therapy tidak didapatkan, malah justru yang sampai kepada anak adalah tekanan atau guncangan batin sampai membuatnya trauma berkepanjangan.

Lalu, jika anak-anak telah membuat kesalahan dan bukan untuk sekali, dua kali, tiga kali, bagaimana caranya supaya mereka tahu akan kesalahannya?

Segera beri mereka pengertian, ya.

Memberi pengertian kepada anak-anak bukanlah hal mudah. Malah kadang hal tersebut menjadi cara yang kurang tepat ketika anak masih membuat kesalahan, bahkan untuk kedua kalinya melakukan kesalahan yang sama. 

Jadi, bagaimana baiknya dalam memberikan hukuman yang mendidik untuk anak supaya tidak menyisakan trauma?

Memilih untuk memberikan hukuman terhadap anak bukanlah keputusan yang mudah. Orang tua harus mempertahankan ekspresi wajah kesal di depan anak. Ada air mata yang kadang harus jatuh di depan anak. Ada juga yang tidak boleh jatuh sama sekali. Ada nada yang harus ditinggikan. Ada mulut yang terpaksa bungkam. Ada tangan yang tidak boleh menyentuhnya, apalagi menggandengnya. Sebagai orang tua, pasti tidak mudah melakukan hal ini kepada anak, bukan?

Mendidik Anak Menurut Ali Bin Abi Thalib.

Membaca artikel dari situs Dakwatuna.com, bahwa ajaran Islam mempunyai konsep yang khas dalam mendidik anak sejak usia 1 tahun sampai 21 tahun. Adalah Ali Bin Abi Thalib Ra yang menuliskan konsep pengasuhan anak. Ada 3 pengelompokan dalam cara memperlakukan anak.
  • Pertama yaitu usia 0-7 tahun, orang tua memperlakukan anak sebagai raja.
  • Kedua, usia 8-14 tahun, orang tua memperlakukan anak sebagai tawanan.
  • Ketiga, usia 15-21 tahun, orang tua memperlakukan anak sebagai sahabat.
Dalam hal ini, kami "membawa" Kecemut, anak pertama kami yang usianya saat ini masuk 5 tahun dan belum lama ini mendapatkan hukuman karena suatu hal. Ehhh...ngomongin hukuman, kok, rasanya seram sekali, ya. Saya sebagai Ibuk yang menuliskannya pun sebenarnya tidak sanggup. Apalagi rasanya masih lekat dalam ingatan melihat anak menangis ketakutan karena suatu hukuman. 😢

Yuk, baca tentang konsep pengasuhan anak.

Tentang konsep pengasuhan di atasan, anak kami masuk dalam pengelompokan pertama. Bahwa melayani anak di bawah usia 7 tahun, perlakukan mereka sebagai raja. Memperlakukan dengan sepenuh hati adalah hal yang terbaik. Yups...suatu hal kecil yang dilakukan setiap hari ternyata dapat memberikan dampak yang sangat baik bagi perkembangan perilaku anak. Misalnya, ketika anak memanggil orang tua dan orang tua langsung menghampirinya, maka anak pun akan melakukan hal yang sama. Anak akan dengan mudah meniru apa yang dicontohkan oleh orang tuanya atau orang-orang yang sering di sekelilingnya.

Namun, memperlakukan anak di bawah 7 tahun sebagai raja ternyata tidak mudah. Banyak pengalaman pribadi yang kadang suka lepas kontrol. Yups, ada saatnya emosional orang tua muncul ketika anak menangis. Itu wajar dan hal itu tidak bisa disalahkan karena keterbatasan kesabaran tiap orang berbeda. 

Baca tentang waktu utuh untuk anak.

Saat anak menangis atau mulai ngeyel, orang tua kadang lupa untuk menambah stok kesabaran. Hasilnya? Orang tua pun marah-marah sampai lupa tidak memperlakukan anaknya sebagai raja. Dalam kondisi batin orang tua yang sedang tidak stabil, mungkin dikarenakan lelah atas pekerjaan rumah atau kantor, memarahi anak pun menjadi pilihan karena tidak bisa mengontrol emosi. Ini salah satu contoh pengalaman pribadi. 😆

Pada Suatu Hari...

ART (Asiten Rumah Tangga) kami saat itu izin tidak masuk kerja. Di rumah hanya ada saya dan anak-anak. Suami pas banget shift pagi. Pekerjaan rumah alhamdulillah sudah saya selesaikan sebelum suami berangkat kerja. Artinya, saya bisa leyeh-leyeh bareng anak-anak. Pokoknya asyik betul, deh. 😎

Hari menjelang siang, Kecemut mulai bosan di rumah karena saya terlalu sibuk dengan Wildan. Akhirnya, dia izin keluar rumah untuk main. Saya kira dia bakal lama mainnya, sampai jam 12.00 mungkin. Tapi teryata dugaan saya salah. Tidak lama kemudian, dia pulang bersama teman-temannya. Yups, main di rumah! Alhamdulillaah...

Lega rasanya ketika anak memilih untuk bermain di rumah. Rasanya lebih tenang. Karena dia main dengan teman-teman yang usianya di atasnya, saya makin tenang sampai tidak melakukan kontrol sama sekali. Menikmati hari bersama Wildan di kamar. Jadi, saya tidak tahu mereka ngapain saja di rumah dan mainan apa saja. Sampai pada akhirnya teman-temannya pamit pulang, kemudian terjadilah drama!

Yups! Drama!

Kecemut menangis melengking karena teman-temannya pulang. Hahaha. Risiko banget ketika ada teman yang main ke rumah, pasti tidak dibolehin pulang oleh Kecemut. Yaaa...mungkin dia masih ingin main bareng kalik, ya. Saya yang sedang bobo nyenyak, akhirnya keluar kamar, dong.

Baca tentang drama sepulan dari Boyolali.

Daaan...

Ada pemandangan bagus banget di lantai. Cat air yang harusnya digunakan untuk mewarnai di kertas, ini digunakan untuk mewarnai di lantai. Ada yang karena tumpah, ada juga yang dengan sengaja membuat pola di lantai. Ruang tengah, ruang tamu, lantainya menjadi warna-warni. Baru bangun tidur melihat pemandangan semacam itu, kok, BAHAGIA, ya! Apalagi setelah saya keliling, ternyata pemandangan nan elok tidak hanya di lantai, tapi juga ada di wastafel dan juga kamar Kecemut. Gelas, piring, sendok, garpu, menumpuk. Ada yang digunakan untuk makan, ada juga yang digunakan untuk mainan. Sungguh nana nano hati ini. 😉

Mungkin bagi sebagian orang tua, hal demikian adalah biasa. Apalagi ada orang tuanya, masih bisa dibersihkan oleh orang tua. Tapi bagi kami adalah luar biasa karena sejauh ini Kecemut sudah cukup terbiasa tertib dalam hal bermain. 

Duuh...namanya juga anak-anak!

Oh...tidak bisa. Kami, khususnya saya sebagai Ibuk, berusaha untuk melibatkan Kecemut dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, tidak semua pekerjaan rumah, kok. Hanya pekerjaan tertentu yang sekiranya dapat dikerjakan olehnya. Mencuci piring setelah makan, misalnya. Ini sudah menjadi kebiasaan. Merapihkan mainan yang baru saja digunakan menjadi tugasnya dan dia sudah paham bahwa itu adalah sebuah tanggung jawab. Maka, ketika melihat pemandangan yang tidak menyenangkan itu, saya menjadi oleng karena mungkin tekanan darah naik. 😥

Ada Hal yang Harus Dimengerti.

Kami senang di usianya hampir 5 tahun, Kecemut sudah mulai paham arti mandiri dan bertanggung jawab. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari, menurut kami sudah sangat baik. Kami merasa dia sudah dewasa, sudah mulai bisa kontrol emosi. Kami pun menjadi sangat terbantu.

Baca lagi tentang peraturan dan kepastian untuk anak.

Melibatkan anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah bukan berarti kami mengajaknya untuk bersusah-susah. Kami harus bisa melihat situasi dan kondisi anak ketika mengajaknya untuk menjadi partner. Bagi kami, tidak ada orang tua jahat, yang ada yaitu orang tua yang ingin anaknya menjadi pribadi yang mandiri. Begitu juga dengan hukuman. Tidak ada orang tua dengan sengaja memberikan sanksi kepada anak, yang ada yaitu orang tua ingin anaknya paham bahwa yang mereka lakukan itu kurang baik atau tidak benar. 

Lalu, apakah harus dengan cara memberikan hukuman?

Pemberian hukuman kepada anak bukanlah pelampiasan atas kemarahan orang tua. Yups...jangan jadikan hukuman sebagai pelampiasan belaka. Memberikan hukuman pun menjadi jalan akhir ketika orang tua sudah merasa maksimal memberikan kesabaran, pengertian, tapi anak belum juga paham bahwa yang telah dilakukannya adalah salah. Namun demikian, sanksi yang diberikan kepada anak pun masih dalam batas wajar dengan melihat kondisi dan usia anak. Sebagai seorang muslim, orang tua bisa membaca artikel tentang cara menghukum anak dalam Islam.

Baca tentang mengajarkan kebersihan kepada anak.

Atas kejadian yang membuat saya syok, saya meminta kepada Kecemut untuk mencuci piring dan membersihkan lantai menggunakan tisue basah. Ini adegannya udah kayak majikan yang keras, sangat keras. Masih dalam keadaan menangis, bukannya saya mendekapnya, tapi saya meminta kepada Kecemut untuk membersihkan lantai yang penuh dengan cat air dan mencuci piring. Dia menangis sambil memanggil Mbah Uti, maklum cucu kesayangan. Pokoknya tragis sekali tapi wajah saya masih kekeh dengan ekspresi marah.

Dekap dan Komunikasikan. 

Tidak ada kata terlambat dalam menolong orang lain. Begitu juga dalam memberikan dekapan untuk anak sekalipun orang tua telah memberikan hukuman.

Cuci piring telah selsai dilakukan Kecemut, saya dampingi saat itu. Dia masih membersihkan lantai, baru dapat berapa kotak tapi sudah tidak ada tangisan. Yups, dia sudah tidak menangis, sudah terlihat lebih tenang. Saat dia mengerjakan semua itu, saya tidak berkata apapun kecuali menunjukan bagian-bagian yang perlu dibersihkan. Saat dia hendak mengambil tisue basah lagi, saya menggendongnya ke kamar.

I love you, sayaang!

Saya menciumnya berkali-kali dan dia memeluk saya erat, erat sekali. Saya merasakan tangan mungilnya memeluk saya penuh dengan permintaan maaf. Yups, dia belum ngomong apapun, tapi saya dapat merasakan kalau yang telah ia lakukan memang salah.

Saya memulai percakapan dengan santai. Saya memberi pengertian, menyampaikan bahwa yang saya lakukan tadi adalah bentuk hukuman supaya tidak terjadi lagi hal serupa. Memberi pengertian jika dia bisa mengajak teman-temannya untuk turut membersihkan atau membereskan permainan yang telah digunakan. Tak lama kemudian, setelah kami saling menatap, dia minta maaf. Minta maaf dan kembali memeluk saya erat, erat sekali.

Pada akhirnya...

Tidak semua hal yang anak inginkan harus dituruti. Tidak semua hal yang mereka lakukan dapat dibiarkan begitu saja dengan dalih berkreasi. Tidak setiap saat memberlakukan anak usia di bawah 7 tahun sebagai raja. Ada hal yang harus dimengerti oleh anak dan banyak hal yang musti dipahami supaya mereka bisa menjadi anak yang tangguh dan tanggap. Kami selalu sounding kepada anak, bahwa membantu orang tua adalah tugas mulia dan kami bahagia jika dibantu.

Baca juga tentang Bertukar peran dengan si kecil.

Butuh tekad yang kuat untuk memberi pengertian kepada anak sampai mereka betul-betul paham dan merasa bahwa yang telah dilakukan itu salah atau benar. Sebagai orang tua, kami juga berusaha melakukan pendekatan, memberikan pengertian ketika anak melakukan kesalahan.

Memberi hukuman kepada anak menjadi jalan akhir dengan tujuan supaya mereka paham dengan apa yang telah dilakukannya. Dan yang perlu dipahami oleh orang tua, boleh memberikan hukuman kepada anak, tapi jangan sampai hukuman tersebut menjadikan trauma pada anak. 


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose