• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Hi, Parents! Siapa yang masih suka berkecil hati punya anak pemalu, nih? Ada kekhawatiran kalau nanti akan susah bersosialisasi khususnya saat mulai belajar di sekolah. Terus, siapa yang masih suka merasa pasrah punya anak pemalu, nih? "Udah, emang dasarnya pemalu ya sampai kapan pun pemalu." Mungkin seperti itu yang ada dalam pikiran orang tua. Lebih dari itu, kadang ada orang tua yang merasa bahwa sifat pemalu sudah menjadi bawaan sejak lahir atau ada faktor keturunan dari orang tua.

Pentingnya Membangun Kepercayaan Diri pada Anak

Bun, ayo semangat untuk membangun kepercayaan diri pada anak. Percaya diri itu bisa dibangun sekalipun si kecil pemalu, lho. Mungkin ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu kepercayaan diri.

Kenali Apa Arti Kepercayaan Diri.

Kepercayaan diri merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang dengan rasa percaya dan yakin terhadap kemampuan yang di dalam dirinya. Kepercayaan diri juga merupakan salah satu kualitas penting yang perlu dibangun pada anak sejak usia dini. Membangun kepercayaan diri pada anak merupakan tugas yang penting bagi orang tua dalam menjalankan peran parenting mereka. 

Mengapa Membangun Kepercayaan Diri pada Anak Penting?

1. Mengatasi Ketakutan dan Kecemasan.

Anak yang memiliki kepercayaan diri yang kuat cenderung lebih mampu mengatasi ketakutan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan merasa lebih yakin dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih tenang.

2. Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar.

Anak yang percaya pada kemampuan dirinya sendiri akan memiliki motivasi yang tinggi dan minat yang kuat untuk belajar. Mereka akan lebih berani mencoba hal baru dan tidak takut menghadapi kegagalan.

3. Mengembangkan Hubungan Sosial yang Sehat.

Kepercayaan diri yang baik membantu anak dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan mampu membentuk hubungan sosial yang sehat dengan teman sebaya dan orang dewasa.

4. Membantu Dalam Pengambilan Keputusan.

Anak yang memiliki kepercayaan diri yang kuat akan lebih mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab. Mereka percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membuat pilihan yang tepat.

Bagaimana Membangun Kepercayaan Diri pada Anak?

Dalam proses tumbuh kembang anak, kepercayaan diri memainkan peran yang sangat penting. Kepercayaan diri juga sangat membantu anak menghadapi tantangan, mengatasi kegagalan, dan meraih prestasi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu membangun kepercayaan diri pada anak sejak usia dini.

Nah, berikut cara membangun kepercayaan diri pada anak.

Berikan Pujian dengan Tulus.

Pujian yang tulus dan spesifik terhadap usaha dan prestasi anak akan membantu membangun kepercayaan diri mereka. Fokuskan pada usaha dan perkembangan anak, bukan hanya pada hasil akhir.

Berikan Tanggapan Positif dan Dorongan.

Mendengarkan dan memberikan tanggapan positif terhadap perasaan dan pendapat anak akan membantu mereka merasa dihargai dan diterima. Dorong anak untuk mencoba hal-hal baru dan mengatasi kegagalan dengan mengajarkan mereka tentang proses belajar.

Berikan Kesempatan untuk Berpartisipasi.

Libatkan anak dalam kegiatan dan tanggung jawab sehari-hari. Memberikan kesempatan untuk berkontribusi dan mengambil tanggung jawab akan membantu mereka merasa penting dan memiliki nilai.

Tetapkan Batasan yang Jelas dan Konsisten.

Memberikan batasan yang jelas dan konsisten membantu anak merasa aman dan terlindungi. Ini memberikan mereka rasa percaya diri untuk menjelajahi dunia dengan batasan yang terukur.

Dampak positif dari kepercayaan diri pada anak sangat banyak. Diantaranya yaitu peningkatan kinerja akademik, pengembangan keterampilan sosial, dan pemupukan minat dan bakat anak. Dengan membangun kepercayaan diri yang kuat, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya pada kemampuan diri mereka dan siap menghadapi dunia dengan keyakinan dan optimisme.

So, jangan lagi berkecil hati atau pasrah dengan anak yang punya sifat pemalu ya, Parents! Terus beri dukungan agar anak dapat menjadi pribadi yang punya percaya dengan kemampuan dirinya.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hi, Parents! Apakah Bunda dan Ayah pernah ngobrolin tata tertib di rumah bareng anak? Bagaiamana reaksi mereka saat dikenalkan dengan tata tertib? Simpan dulu jawabannya, lanjut baca artikel yang berisi tentang obrolan tata tertib bareng anak sampai pada akhirnya terjadi lah kesepakatan. 😉



Yaps! Membuat kesepakatan dengan anak, tuh, lebih ringan dan mudah ketimbang membuat kesepakatan dengan orang dewasa. Apalagi kesepakatan tentang bayar hutang. Sudah sepakat akan dibayarkan setelah dua minggu peminjaman, eh pas ditanya malah diam-diam bae. Eh maaph kalau curcolnya kebablasan ya, Bun. 🤣

Ehem...ceritanya saya happy banget karena pelan-pelan sudah mulai "memanen" hasil dari obrolan tentang tata tertib yang bisa dilakukan di rumah bareng anak-anak. Tentu hasil yang saya dapatkan ini sudah melalui diskusi yang panjang, waktu yang tidak sebentar, dan proses yang tidak mudah. Terkadang tidak sengaja, saya mengeluarkan nada tinggi ketika mereka sedang berproses. Yups, saya yang lebih sering kurang kontrol ketimbang anak-anak. Padahal tahu kalau mereka, tuh, masih belajar. Apalagi Wildan, anak usia tiga tahun masih sering lupa dengan apa yang sudah menjadi kesepakatan.

Dua Anak Beda Usia, Tetapi Tanpa Sengaja Kerap Saya Samakan.

Berat banget. Asli berat banget kalau tiba-tiba keceplosan "Wildan, pisahkan antara kaus dan singlet, ya." Terus, dia bengong karena bingung. Bisa jadi dia membatin, "Ini maksud Ibu apa, ya? Atau, aku punya salah apa, ya. Kok ngomongin pisah-pisah?" 😆

Yaps! Peraturan tentang pemisahan antara baju dan dalaman saat mau mandi sebenarnya berlaku untuk Mbaknya, tapi saya kadang lupa Wildan kena mention juga. Kasihan banget melihat wajah polosnya. Lupa yang bikin kaget anak, tuh, rasanya tidak enak. Soalnya kalau yang kena salah mention adalah Mbaknya, saya bisa kena semburan balik, nih.

Sekarang saya lebih berhati-hati lagi ketika akan mengingatkan anak-anak perihal tata tertib di rumah. Meskipun usia mereka terpautnya tidak begitu jauh yaitu empat tahun, tetapi keterpautan usia mereka menjadi jauh karena masih pada usia anak-anak. Misalnya, anak pertama sudah sampai tata tertib nomor tujuh, sedangkan anak kedua baru sampai tata tertib nomor tiga.

Memberikan Pemahaman Tentang Tata Tertib yang Akan Dijalankan.

Diskusi bareng anak banyak banget manfaatnya baik untuk orang tua mapun anak. Sebelum melakukan kesepakatan, orang tua wajib menjelaskan tata tertib apa saja yang  akan diberlakukan di rumah bareng anak-anak sampai mereka betul-betul paham.

Usai menjabarkan tata tertib apa saja yang akan segera berlaku di rumah, tidak ada salahbya oran tua dapat "memancing" anak belajar menyampaikan pendapat bila kurang berkenan atau keberatan dengan tata tertib yang telah disampaikan. Anak pun menjadi lebih berani dalam mengutarakan pendapat atau berkomunikasi. Dengan adanya diskusi, orang tua pun bisa mengetahui kesiapan anak dalam menjalankan tata tertib di rumah. 

Lebih dari itu, dalam sebuah tata tertib mungkin akan dijumpai beberapa istilah yang belum dipahami anak, di sini orang tua dapat menguraikan maksud dan tujuan dengan lebih jelas yang mungkin nantinya dapat menambah kosa kata bagi anak-anak.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hi! #CatatanBumBum akhirnya bisa hadir kembali di momen spesial buat anak kedua kami, Wildan. Yaps, momen spesial kali ini yaitu momen pertambahan usia atau ulang tahun. Saya bahagia banget bisa "bertemu" lagi dengan 23 Mei yang merupakan tanggal lahirnya. Alhamdulillah...

kaus anak superhero marvel


Betapa waktu terasa begitu cepat. Wildan yang lahir saat dunia sedang berduka akibat Covid-19, alhamdulillah sekarang sudah bisa menghirup udara luar dengan bebas tanpa ada rasa takut atau khawatir. Eits...tapi kabarnya kasus Covid sekarang kembali naik, ya. Kalau benar, tetap berhati-hati saat hendak ke luar rumah. Jangan lupa untuk tetap patuhi protokol kesehatan karena menjaga untuk tetap sehat lebih baik dari pada mengobati, bukan?

Jujur, keraguan untuk mengajak anak-anak bepergian kini tidak lagi berlebihan. Baru-baru ini, saya mengajak Wildan ke Serulingmas Zoo dalam rangka kencan. Iya, saya jarang mengajaknya kencan karena dia lebih betah bermain di rumah meskipun tidak ada teman alias main sendiri. Dia tetap menikmati aktivitasnya menyusun lego, bermain mobil-mobilan, atau menonton film kartun kesayangannya via kanal YouTube.

Wildan, Ibun akan merekap beberapa aktivitas dan juga apa-apa yang kamu suka menuju usia 3 tahun. Tidak hanya itu, kita juga ada obrolan yang kemudian menjadi sebuah harapan bagi Ibun di usiamu ketiga tahun ini.

Ibun sangat beruntung dengan adanya kamera, Nak. Soalnya disaat memori Ibun mulai melemah, Ibun langsung buka galeri untuk melihat momen-momen melalui foto dan video. Duh...terbayang susahnya mengingat tanpa melihat dokumentasi. 🫠 Berikut tumbuh kembang dan juga beberapa kegiatanmu selama satu tahun. Random saja, ya!

Menjadi Pribadi yang Peka.

Juni 2022, Ibu dan Ayah lagi sok rajin dengan tanaman di sekitar rumah. Pagi itu, ada banyak aktivitas yang kami lakukan bersama. Saya merapikan bunga dan mencabut rumput liar di samping rumah, sementara suami membuat adukan tanah persiapan pergantian dan juga penambahan beberapa pot bunga.

Tak lama kemudian, Wildan minta bergabung untuk ikut merapikan bunga dan juga membuat adukan tanah. Saya jadi ingat kalau punya cangkul kecil di gudang. Nah, karena dia tampak semangat sekali untuk membantu kami, saya pun mengambilkan cangkul dan juga sepatu untuknya. Beruntung peralatan masih ada, akhirnya dia membantu kami dengan alat tempurnya. Hayo, orang tua mana yang tidak meleleh melihat anakny respek atau peka?

Mau Menjadi Pendongeng?

Saya tidak menyangka kalau Wildan begitu antusias dengan buku hard cover yang berisi cerita tentang hewan. Nyaris setiap malam sebelum tidur, dia meminta saya untuk membacakannya. Jumlah bukunya memang masih terbatas, namun isinya banyak "daging"nya. 

Ah...jangan-jangan di mau jadi Pendongeng, nih. Soalnya dia bisa banget berekspresi dan menceritakan ulang meskipun masih terbata-bata tapi semangat mendongeng dan imajinya berkembang.

Melafalkan Huruf W.

Wildan, namanya. Tapi jika menyebutkan namanya sendiri membutuhkan energi khusus dan fokus. Sampai di usianya yang ketiga tahun pun dia belum juga bisa melafalkan huruf W. Jadi, dia kalau menyebut namanya sendiri bukan Wildan, melainkan Indan. Menyebut nama Mbaknya juga bukan Wita, melainkan Ita. 😄

Tidak apa, tapi Ibun tidak akan membenarkan lafal yang salah. Ibun tetap melafalkan sesuai dengan ejaan yang benar supaya Mamas paham bahwa yang diucapkan belum benar. Terus belajar ya, Mas. ðŸ˜‰

Malu-malu Banyak Mau.

Sekilas jika memandang wajah Mamas yang agak teduh, banyak yang mengira kalau dia adalah anak pemalu. Memang benar, dia sedikit pemalu tapi banyak mau. Dia termasuk anak yang membutuhkan waktu untuk beradaptasi di tempat baru. Kabar baiknya, dia tidak membutuhkan waktu lama untuk membaur sekalipun baru dikenal.

Saya mengira, Mamas akan mewarisi sifat pemalu dari Ayahnya, lho. Ternyata tidak 100% menjadi pribadi yang pemalu. 😊

Mamas, sebenarnya masih banyak banget momen dan juga daftar kunjungan ke beberapa tempat yang seru bersama keluarga. Kapan-kapan dilanjut, ya. Selamat tiga tahun, semoga tetap menjadi pribadi yang baik, peka, respek, dan penyayang. 💗
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hi, Parents! Ada yang punya rekomendasi toko online buat beli kaus anak Superhero Marvel? Oh, NO! Abaikan pertanyaan saya, ya. Saya rasa-rasanya nyaris di titik "tobat" buat membelikan baju pahlawan super yang merupakan karakter fiksi di film Marvel. Omong-omong, sebenarnya saya tidak begitu paham dengan karakter fiksi dalam film tersebut. Namanya siapa saja, saya juga hanya tahu beberapa dowang. Jujur, saya belum pernah nonton filmnya. 🤣

kaus anak superhero marvel

Mungkin dari milyaran Ibu di dunia ini, bukan hanya saya saja yang sampai sekarang belum juga nonton Marvel. Ya...meskipun sudah ketinggalan, tapi paling tidak ada usaha buat nonton untuk dapat menyeimbangkan rasa bahagia anak laki-laki ketika sudah mulai bercerita tentang tokoh favoritnya di film Marvel.

Harusnyaaaa...tapi pada kenyataannya sampai saya menuliskan blog post ini, belum ada keinginan buat menonton filmnya meskipun hanya beberapa menit untuk sekadar mengenal karakternya atau tahu gambaran si tokoh yang selalu Wildan ceritakan setiap harinya.

Dengan ucapannya yang masih terbata-bata, Wildan nyaris setiap hari bercerita tentang Sipder-Man, Iron Man, Hulk, Captain America dan saudara-saudara lainnya yang sungguh istimewa sekali baginya. 🤭

Lalu, dari mana Wildan mendapatkan referensi nonton film Superhero?

Saya masih ingat betul ketika Wildan sedang menonton tayangan serba mobil-mobilan di YouTube. Yaps, setelah dia mulai bosan dengan Cocomelon, dia lebih sering menonton semacam review mobil-mobilan. Kemudian, dia tidak sengaja meng-klik kanal yang menayangkan film Spider-man ala-ala. Itu lho, Spider-man yang lari-lari mulu. Hahaha.

Kebetulan saat itu saya tidak menggunakan YouTube Kids. Entah lupa atau bagaimana, saya membukakan aplikasi YouTube, bukan YouTube Kids. Eksplor dan rekimendasi pun semakin menjadi. Pada akhirnya, nyaris setiap saya di rumah, dia minta nonton Spider-man.

Ketertarikan dia dengan Superhero menggerakkan Ayahnya untuk mengenalkan karakter Superhero lainnya yang jumlahnya tidak sedikit. Seperti gayung bersambut, Wildan pun semakin sering nonton tokoh Avengers setiap harinya. 

Belum pernah nonton, terus bagaimana cara membuat anak tetap semangat bercerita?

Tentu saya punya cara supaya anak tidak ada bosannya untuk terus menceritakan si superhero yang menjadi karakter fiksi dan memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan perbuatan besar demi kepentingan umum, penolong bagi yang lemah untuk membasmi kejahatan.

Nah, buat para penggemar film superhero Marvel pasti mengenal Avengers Team, sebuah tim superhero dengan kekuatan supernya masing-masing. Please, saya jangan diberi pertanyaan mereka punya kekuatan apa, karena saya pasti akan repot mencari tahu lewat Google. Harap maklum, saya tidak punya komiknya juga. 🤭

Yaps! Karakter dalam Avengers ini adalah karakter Marvel Comics yang dibuat oleh Stan Lee. Karakter-karakter Avengers ini kemudian akan tergabung dalam rangkaian film yang akan diintegrasikan ke dalam Marvel Cinematic Universe atau MCU. Ini saya tahu karena baru baca artikel Gramedia. Yaa...jadi tahu dikit-dikit lah, ya.

Jadi, begini. Saya memang belum pernah baca komik Marvel dan nonton filmnya, tapi Wildan selalu semangat bercerita tentang Spider-man. Mulai dari yang paling bisa bantu orang lain, paling kuat, paling bisa melindungi, yang mana endingnya dia ingin seperti Spider-man. Ini kalau sevelumbya baru nonton film Spider-man di YouTube, ya. Beda cerita lagi kalau dia baru saja nonton Iron Man atau Manusia Besi.

Selain menjadi pendengar yang setia (awal-awalnya), saya selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kadang logis kadang juga di luar nalar. Seperti, gimana caranya Spider-man makan? Hahaha. Ini pertanyaan bikin dia mikir, karena dalam filmnya -kayaknya- tidak menayangkan si tokoh yang lincah menempel ini sedang melakukan aktivitas makan atau minum. Kecuali dalam serial Spider-man vs Joker yang bersliweran di YoutuBe, sering banget ada adegan para Spider-man makan atau minum teh. 🤣

Mungkin dalam benak Wildan ketika saya melemparkan banyak pertanyaan, dia berpikir "kok Ibun tidak tahu kalau Spider-man itu baik, sih." Atau, "ini Ibun gimana, sih. Masa tidak tahu kalau Iron Man hebat dan kuat banget." Yaa...siapa yang bisa membaca pikiran anak-anak ya, Bun. Beruntungnya Wildan usianya belum genap tiga tahun, pikiran dan prasangka-prasangka yang saya tulis di atas mungkin belum muncul dalam dirinya karena terpenting baginya saat ini adalah mendapatkan respon yang baik dari saya, Ayahnya, atau Mbaknya ketika dia sedang bercerita. Harapan saya, sih, seperti itu. 😆

Ketika Kami Membelikan Kaus Anak Superhero Marvel.

Saking senangnya dengan tokoh Marvel, Ayahnya membelikan kaus kaus anak karakter Superhero Marvel, dong. Ada dua baju yang dipesan melaui toko online, yaitu setelan baju dengan tokoh Spider-man dan Hulk. Harganya terjangkau banget karwna kualitasnya juga biasa saja. Mungkin bagi Ayahnya, yang penting anak senang. Hahaha.

Itu benar!

Saat paketan baju sampai di rumah, dia langsung jingkrak-jingkrak, dong. Belum selesai dicek, dia ingin mengenakannya saat itu juga. Masya Allah, bahagianya sangat terasa. 😂 FYI, sejak punya kaus Spider-man, Hulk, lalu saya menambahkan koleksi kausnya yaitu Iron Man dan Batman, sehari-hari dia hanya mau mengenakan pakaian itu-itu saja. Kadang baru banget kering dari jemuran, sorenya sudah dipakai lagi. Empat baju bergilir terus dan sampai sekarang. Tidak ada bosannya pakai baju yang itu-itu saja. Dududuh...

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Akhir pekan kali ini, Ibun rasanya tidak ada gairah untuk bepergian, padahal anak-anak dan Ayah libur. Sebenarnya kami sudah ada rencana pergi ke Klampok buat beli mainan, tapi ternyata saya merasa lebih butuh istirahat ketimbang berbelanja mainan anak.

Ketika di rumah formasinya lengkap, rasa-rasanya kayak mustahil banget bisa menikmati hari libur ya, Bun. Hahaha. Ekspektasinya, sih, bisa rebahan dengan tenang dan nyaman, tapi realitanya tetap harus berada di samping keluarga. Kruntelan? No! Saya menemani anak-anak bermain seharian di rumah. Terus, pas anak minta jajan ini dan itu yang mengharuskan untuk keluar rumah, rasanya kaki ini seperti kesemutan. Susah buat berdiri dan beranjak dari kasur. 😆

Ketimbang harus menemani anak-anak pergi ke warung buat jajan, saya menawarjan beberapa pilihan camilan yang bisa dibuat di rumah. FYI, jarak rumah ke warung, tuh, hanya beberapa langkah saja, lho. Yha...namanya lahi malas keluar. 🤭Kebetulan di rumah ada stok pisang, jagung, ubi, dan kentang. Saya menawarkan untuk membuat kentang goreng crispy yang paling mudah, tapi ditolak. Hahaha. Mereka minta bikin Jasuke alias Jagung Susu Keju.

"Ibun, bikin Jasuke kayak yang ada di Depo Pelita, yuk!" Kecemut punya rekomendasi Jasuke yang enak banget yaitu di Depo Pelita Banjarnegara.

Saya masih ingat betul, aroma Jasuke di Depo. Wangi banget, jagungnya empuk, dan kejunya kaya. Harganya Rp 10 ribu/cup. Ukuran cup-nya termasuk kecil, sih. Tapi kami selalu puas jajan Jasuke di sana karena rasanya emang enak banget. Anak-anak juga selalu menghabiskan Jasukenya.

Sekarang, saatnya praktik bikin Jasuke bersama anak!

Ini adalah kali pertama kami membuat Jasuke. Tentu Kecemut senang sekali karena jajanan ini termasuk salah satu jajanan favoritnya. Pun dengan Wildan yang juga suka banget jagung rebus. Direbus biasa saja suka, apalagi ditambah topping keju. Aww...! Senang sekali pastinya.

Mengajak anak untuk turut beraktivitas di dapur, tuh, seru-seru sedap. Seperti aktivitas membuat camilan ini. Satu hal yang harus diperhatikan orang tua yaitu tetap berada di sampingnya atau mendampinginya. Meskipun sudah sering mengajaknya memasak, usia anak-anak belum mampu mengerjakan semua tahapan memasak. Sebagai contoh, saat mereka menuangkan minyak ke dalam wajan, menyalakan kompor, memotong sayuran, kadang ada rasa canggung atau kurang percaya diri. Nah, kalau tidak didampingi secara intens, khawatirnya bisa menyisakan ketakutan yang mendalam pada diri anak.

Penting! Mengenalkan Bahan yang Digunakan.

Saat masak-masak atau bikin camilan, tak lupa saya kenalkan bahan apa saja yang digunakan. Secara garis besar adalah bahan utama, kemudian lanjut bumbu-bumbu supaya rasanya semakin yummi. Tak hanya itu, saya juga mengenalkan peralatan masak kepada anak-anak supaya pas saya butuh dan minta tolong, mereka sudah paham wujudnya seperti apa. Tetap ada niat terselubung, ya. Itu lah yang dinamakan manfaat. 🤣 

Bahan yang Digunakan Untuk Membuat Jasuke.

Anak-anak hanya tahu bahan yang berwujud arau bisa dilihat dalam seporsi Jasuke. Tak lain yaitu Kagung, Susu, dan Keju. Padahal masih ada beberapa bahan tambahan supaya Jasuke ini aromanya wangi. Adalah Vanili yang merupakan salah satu bahan pemberi aroma pada makanan. Omong-omong, apkah kalian suka dengan aroma vanili?

Pengalaman Seru Saat Membuat Jasuke Bersama Anak.

Ketika ide membuat makanan datang dari anak-anak, mereka terlihat lebih semangat dalam membuatnya. Rasa capek atau kayak mau menyerah kadang juga terlihat, tapi lebih banyak semangatnya. Berikut pengalaman kami saat membuat Jasuke.

Ternyata Membersihkan Jagung Butuh Kesabaran.

"Ibu, kenapa rambut jagungnya enggak habis-habis, sih!"

Saya salut sama anak-anak yang kalau diminta buat membersihkan rambut jagung, tuh, bisa sampai bersih banget tanpa tersisa satu helai pun. Orang dewasa kadang masih suka nyisain satu atau dua helai rambut di sela-sela jagung karena tidak kelihatan. Hayo...mengaku saja, Bun! 😂 Mata anak-anak jeli banget. Melihat sehelai rambut jagung di Jasuke yang sudah jadi, kadang bikin ill feel dan semangat menghabiskannya turun. 🤣

Proses membersihkan jagung memang butuh kesabaran. Kalau hanya mengupasnya, sih, tidak membutuhkan banyak waktu, ya. Ini proses membersihkan rambut jagung yang butuh kesabaran karena kadang harus diambil satu per satu untuk rambut jagung yang kadang masuk di sela-sela biji.

Menyerut Jagung Tidak Mudah.

Proses menyerut jagung baiknya diajarkan kepada anak-anak ketika usianya sudah tujuh tahun. Ini berkaitan dengan memegang dua benda yaitu jagung dan pisau yang membutuhkan fokus dan kekuatan. Jagung harus pegang dengan kuat. Begitu juga saat menyerutnya, harus kuat supaya hasil serutan maksimal.

Proses menyerut jagung tidak mudah. Kecemut yang baru belajar menyerut, biji jagungnya tercecer ke mana-mana karena belum bisa mengendalikan pisaunya. 😂

"Bagaimana bisa, menyerut tanpa jagung berantakan, Bu?" Dia penasaran banget jika melihat saya membuat bakwan jagung, tapi jagungnya stay calm. 🤣

Temukan jawabannya saat sudah agak gede dikit ya, Mbak. 🤭

Membuat Jasuke ini sangat simpel. Bahannya mudah dicari dan cara membuatnya juga sangat simpel. Karena jami hanya membuat sedikit, cuma dua tongkol, proses mengukus pun kami lewatkan. Jagung janya kami rebus menggunakan air, tanpa kami kukus. Kalau soal rasa, sudah pasti lebih enak lagi kalau dikukus, ya. Jadi, Kecemut kali ini tidak belajar mengukus. Semoga lain waktu bisa belajar bareng Wildan juga. ❤️

Pengalaman Bikin Jasuke Bersama Anak lebih seru ketimbang bikin sendiri ya, Bun. Banyak manfaat yang didapatkan. Ah...besok-besok belajar bikin camilan apa lagi, ya? Boleh dong kasih rekomendasi di kolom komentar, Bun.😘



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose