• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Halo, apakabar Bunda dan keluarga? Semoga semua anggota keluarga dalam keadaan sehat wal afiat, ya. Kami di sini terus berusaha menjaga kesehatan. Apalagi setelah dikejutkan dengan pemberitaan tentang Covid-19 yang mana keberadaanya telah menyebar ke belahan dunia. Harus banget menjaga kondisi dan kesehatan tubuh. 😊



Bergerak bersama, melakukan aksi bersama-sama dalam mencegah penyebaran virus Covid telah dilakukan oleh beberapa negara termasuk Indonesia, salah satunya yaitu dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan.

Ya, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan dalam rangka penanganan penyebaran virus tersebut. Kebijakan dalam bidang pendidikan, misalnya. Pemerintah melalui para menteri mengeluarkan Surat Edaran meliburkan peserta didik untuk belajar di rumah, dan menghimbau kepada mereka untuk tidak keluar rumah.

Sungguh tugas ini tidak mudah bagi kami, Bapak Menteri, Bapak dan Ibu Guru. Khususnya saya yang setiap harinya harus bekerja meski sudah ada kebijakan dari pimpinan untuk Work From Home (WFH). Butuh penyesuaian, butuh kreatifitas, dan harus bisa membagi waktu khususnya pada jam sekolah.

Menurut saya, libur sekolah karena adanya covid ini bisa dibilang ada pelimpahan tanggung jawab. Pagi sampai siang hari atau bahkan sore hari, anak-anak yang biasanya belajar bersama gurunya, sekarang harus belajar di rumah bersama orang tua. 🙊Ini khusus buat orang tua yang tidak menerapkan home schooling bagi anak-anaknya lho, ya. Meski tanggung jawab mendidik anak memang ada pada orang tua, tapi setidaknya dengan mereka sekolah atau mengaji, guru juga mempunyai tanggung jawab.

Kabar bahagianya, nih!

Guru telah membuatkan jadwal kegiatan di rumah selama masa libur sekolah. Modul dan buku pelajaran yang biasanya digunakan sebagai bahan ajar anak-anak pun dibawakan pulang untuk belajar di rumah. Artinya, para orang tua sudah tidak terlalu dipusingkan dengan kegiatan anak ketika di rumah. Tidak bingung lagi anak akan belajar apa karena sudah ada panduannya. 

Meski demikian, pada praktiknya ketika di rumah, anak-anak kerap membuat para orang tua PUSIAANG. 😂😂 Ada banyak alasan ketika akan mulai mengerjakan tugas. Tidak semulus wajahnya Dian Sastro. Pasti ada ribet-ribetnya atau ada sedikit drama. Saya pun yakin mereka lebih mudah diatur ketika belajar bersama gurunya. Yaaa...secara kalau ada kata libur sekolah, tuh, anak-anak bawaannya mau main aja keluar rumah bareng teman-temannya. Padahal, dalam surat edaran suudah dijelaskan bahwa, anak-anak diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

Tapi, namanya juga anak-anak. Hahaha.

Ini sungguh tantangan dan PR buat para orang tua yang anaknya masih sekolah di PAUD, TK, dan SD. 😉 

Kenapa saya bilang tantangan?

Ini tentang tanggung jawab, Bunda. Kita sebagai orang tua sudah berusaha memberi pengertian kepada anak-anak perihal pandemi Covid. Bahkan merasa sudah maksimal. Namun apa daya anak malas atau lebih parahnya tidak mau belajar. Biasanya ini juga berkaitan dengan mood si kecil. Sementara itu, orang tua harus melaporkan kegiatan anak-anak selama di rumah baik dalam bentuk foto maupun video. Komitmen dan kerjasama dalam hal ini sangat dibutuhkan. Saya pun tak pernah berhenti untuk terus melakukan sounding kepada Kecemut.

Ini bukan libur sekolah. Tapi, belajar di rumah.

Alhamdulillaah sejauh ini Kecemut lulus terus untuk kegiatan belajar di rumah. Saya harus sadar diri dan harus bisa menangkap peluang agar Kecemut dapat belajar dengan nyaman, tenang, dan bahagia. 

Tipnya!

Pemberlakuan tetap sama antara belajar di sekolah dan di rumah.


  1. Sama-sama harus mandi pagi terlebih dahulu sebelum mulai belajar agar tidak malas.
  2. Berpakaian sopan atau kalau perlu mengenakan seragam sekolah meski kegiatan belajar di rumah.
  3. Diberi tas yang berisi peralatan belajar.
  4. Tetap membawa bekal makanan lengkap. Biasanya saya membawakan susu atau yakult.

Semoga musibah ini lekas berlalu, ya. Semoga pemerintah dan masyarakat pun bisa terus bekerjasama memutus rantai penyebaran Covid. Jangan panik, jangan bepergian ke luar kota, jangan mudik, tetap jaga kesehatan. 😊

Salam sayang dari kami di Banjarnegara. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Alhamdulillaah...di hari kedua minggu ini, kami tertolong dengan kreativitas yang diciptakan  oleh guru-guru yang mengajar di PAUD Shamila, tempat Syaquita belajar dan bermain. Kenapa kami bilang tertolong? Karena sudah dua hari ini Syaquita kurang semangat untuk berangkat sekolah. 🙊


Hari ini, kelas ceria (sebutan untuk kelas kecil, kelasnya Syaquita), ada kegiatan membuat balon udara. Sore hari, Bu Alivia, guru kelas ceria, mengabarkan lewat WhatsApp group bahwa anak-anak kelas ceria diminta untuk membawa cup Pop Mie (ini bukan iklan). Saya penasaran, dong, kira-kira akan dibuat apa cup Pop Mie ini? Bertanyalah saya kepada Syaquita.

Dan jawabannya adalah balon udara!

Ya, katanya dia akan membuat balon udara menggunakan cup pop mie. Tanpa pikir panjang, saya pun memesankan Pop Mie di warung Bunda Olin. Alhamdulillaah ada stok, jadi tidak perlu beli jauh-jauh. 🙊 Belum terbayang hasil kreativitasnya seperti apa karena hanya diminta membawa cup pop mie saja.

Hari ini saya sengaja "mengawal" lebih ketat perjalanan sekolahnya untuk memastikan dia berangkat sekolah. Pukul 08.15 WIB, saya video call suami yang kebetulan dia berangkat kerja siang. Ternyata dia masih asyik gegoleran bersama Ayahnya di kasur depan tv, dong. Agak panik, nih. Sampai akhirnya pukul 08.30 WIB, saya kembali telpon suami dan alhamdulillaah sudah siap berangkat sekolah dengan senyuman yang menggembirakan.

Kira-kira pukul 10.15 WIB, Bu Alivia membagikan video di WAG yang berisi keseruan anak-anak sedang membuat balon udara. Video lucu ketika mereka berusaha meniup balon, gitu. Senang melihat anak-anak sangat antusias meniup balon dan berkreasi. Apalagi pas melihat balon yang sudah lumayan besar tapi tiba-tiba kembali kecil karena belum bisa menahan ujung lubangnya. 🤣

Balon udara ini saya lihat hanya bermodal balon, sedotan empat buah, isolasi buat perekat, dan cup, jadilah sebuah balon udara yang manis. ❤

Sebagai orang tua, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga mood anak, khususnya di pagi hari, supaya semangat untuk melakukan apapun. Tapi namanya anak, ya, moodnya selalu berubah-ubah tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik. 😂 Nah, kalau sudah bad mood, orang tua bisa apa? 😝

Terima kasih atas ide-ide dan kegiatan serunya untuk anak-anak ya, Bu Guruuu. Sering-sering saja berkreasi. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Perhatian! Artikel ini ditulis sebagai momen dan pengingat semata. Tidak ada maksud lain. 😘

Haiii, pembaca setia! Semoga kalian dalam keadaan sehat wal afiat dan bahagia, yaa. 😘

Kejutan di Tri Semester Pertama

Eh, apakah kalian pernah mendengar pernyataan bahwa setiap anak itu unik? Pasti sering banget, yaa. Apalagi dikalangan Bunda-bunda yang sudah punya anak. Meski diliahirkan dari rahim yang sama, namun pada kenyataannya tiap anak mempunyai karakter tersendiri dan tak pandang jenis kelamin. Mau perempuan semua, misalnya. Karakter mereka tidak ada yang sama sekalipun kembar. Punya bawaan sendiri-sendiri. 🙊

Naaaaaah!

Setelah sekian lama hanya bisa nyawang atas pernyataan tersebut, akhirnya sekarang saya bisa merasakannya mulai dari dalam kandungan. 🙈

Yups ya ya ya!

FYI, ini adalah kehamilan kedua saya. Anak pertama saya, Kecemut, saat ini berusia empat tahun. Saya masih ingat betul awal-awal kehamilannya. Sebagai Ibu rumah tangga sekaligus working mom, saya saat itu terus memotivasi diri sendiri, menyemangati diri ini untuk selalu sehat, kuat dan dapat menjalani rutinitas harian dengan lancar. Uniknya nih, hamilnya ngebo bangettt alias tidak merasakan mual, pusing, ngidam, manja, dan hal-hal lain yang kerap dirasa ibu hamil. Sampai usia kehamilan 8 bulan pun semangat kerja terus terjaga, bahkan masih aktif dinas luar. 🙊

Pada kehamilan kedua...

Khususnya di bulan kedua kehamilan atau usia kandungan 8 minggu, saya mendapat kejutan dari dedek bayiiii, nih. Rasanya surprise banget ketika pagi hari, waktunya nyiapin keperluan anak sekolah, suami kerja, namun saya tidak memiliki kekuatan untuk itu. Mata rasanya berat bangettt buat melek, pinginnya bobok lagi. Saya sudah berusaha banget untuk menjalani rutinitas pagi, tapi tetap tidak bisa. Belum lagi, kadang ada mual-mual, gitu. 🙊

Sampai pada titik terparah, waktunya jam kerja kantor, saya kerap tidur di atas kursi, di depan laptop, atau di mushola. Ngga malu sama teman kantor? Malu banget laaah! Tapi gimana lagi, rasa kantuk itu tidak bisa terbendung. Tidurnya pun langsung pulas, gitu. Begitu terbangun sudah duhur atau ashar. 🙈

Suatu hari di bulan Oktober, saya tidur nyaris seharian. 😂Izin berangkat kerja agak siang, taunya pas bangun udah jam 16.00 WIB. Hahaha. Rasanyaaa...

Seperti apapun keadaan saat hamil, akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena punya cerita tersendiri. Saya sangat menikmati karena proses kehamilan itu istimewa. Terima kasih atas kejutannya, sayang. Semoga kita sehat-sehat terus, yaa. 😘
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Rasa bahagia mulai menghampiri ketika waktu menunjukan pukul 17.30 WIB dan pekerjaan kantor telah selesai. Sudah melebihi jam kerja memang, tapi inilah yang sedang saya alami. Beberapa minggu ini, saya selalu pulang terlambat karena memang sedang ada pekerjaan tambahan dan itu deadline. Sungguh awal tahun yang produktif. 💓 Tak mengapa, asal badan sehat pekerjaan insya allah dapat diatasi sesuai tarjet. Hanya saja yang menjadi masalah yaitu kerap ada janji yang tak sampai.


Seperti biasa, sesampainya di teras rumah, klakson motor saya mainkan sebagai salah satu isyarat kalau saya sudah pulang. Sudah cukup lama rasanya saya berdiam di atas motor, ada dua menit mungkin. Tapi langkah kaki mungil Kecemut belum juga terdengar, celotehannya pun. Yasudah, akhirnya standar sepeda motor samping saya standarkan, kemudian turun dari motor. Kaki ini baru akan turun, tiba-tiba Mbah Uti membukakan pintu, pelan sekali.

"Lho, mana Syaquita?" Tanya saya kepada beliau yang terlihat kewalahan membuka pintu depan karena memang agak susah dibuka.

"Baru saja bobok." Jawabnya pelan.

Degh!

Mengetahui Kecemut sudah tidur, tuh, rasanya sediiiiih bangeeeet. Padahal hari masih sore. Dtambah lagi saat Mbah Uti menyampaikan bahwa Kecemut sempat bilang, "Hayooo...Ibu dulu atau Ayah dulu yang pulang, ya?"

Kami tidak ada yang pulang lebih awal. Tidak ada yang pulang tepat waktu. Dada ini tiba-tiba sesak. Kaki terus melangkah sampai akhirnya saya menjumpai Kecemut sedang tidur pulas di kamar. Tumpah air mata ini. Sore ini, saya  betul-betul menangisi Kecemut yang tengah tidur pulas. Sambil memeluknya erat, bibir ini tak henti-hentinya menciumi pipi dan keningnya. Tak peduli air mata ini terus menetes sampai sesegukan.

"Ibu udah pulang ya, Mbak." Saya yang berbaring di sebelah kanannya berbisik pelan di telinganya sambil elus-elus pipi. Entah berapa kali saya berbisik dengan kalimat yang sama. Dan entah berapa kali saya menciuminya. Sampai akhirnya dia membuka matanya, senyum, dan menepuk-nepuk pipi saya.

Alhamdulillaah. . .

"Ibu baru pulang, nih. Katanya kau main boneka. Yuh banguun." Saking kangennya, saking pingin main berdua, saya mengajaknya berkomunikasi. Namun tidak lama kemudian, dia kembali memejamkan mata sambil berkata "Besok."

Saya kembali sedih. . .

Entah kenapa hari ini saya merasa seperti kehilangan. Kehilangan yang teramaaat. Mungkin karena rasa kangen dan terlanjur membuat janji. Ya, pagi sebelum berangkat kantor, saya diajak main boneka oleh Kecemut. Tapi karena sudah siang, saya menolaknya pelan. Wajahnya merah seketika karena saya tidak bisa memenuhi keinginanannya, hanya peluk erat yang bisa saya berikan seketika itu.

"Nanti sore kita main boneka, ya. Jangan sedih. Ini Ibu sudah kesiangan. I love you." Saya kembali memeluknya, mencium keningnya, lalu pamit.

Janji tak sampai. Ternyata ada yang lebih menyedihkan dan menyakitkan dari kasih tak sampai, ya. Nyeriiii gini, euy.

Eeehh, Buk, kayak pernah ngalamin kasih tak sampai sajaaa. 😅
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Beberapa waktu lalu, sepulang sekolah Kecemut bercerita kalau dia baru saja menari di sekolahnya, PAUD Shamila. Dia nampak tertarik dengan kegiatan tersebut karena langsung mempraktikan gerakan tarinya di depan aku dan keluarga yang sedang bersantai.



"Ibuu...lihaaat, yaa! Ibuuuu...lihaat tangan aku!"

Penuh semangat, dia mulai menggerakan tangan dan pinggulnya. Aku terkesima dan kami pun tertawa karena gerakannya, tuh, semau gue banget dan masih kaku. Pokoknya jauh dari kata gemulai. Hahaha. Meski demikian, dia terus menari dengan percaya diri karena aku yakin dia merasa asyik. Dia pun tambah semangat karena Kakungnya mengeluarkan nada dari mulut bak suara kendang.

"Ayooo tangannya yang lemas, pantatnya digeooll asoi, yaaaa. Duut...tak...dut...gendang duutt...tak duut...ndaang duuttt"

Duuh...ini irama pengiring tari atau dangdutan, yaaa. Hahaha. Suara tiruan kendang makin keras dan menjadi, penari pun nampak kewalahan mengikuti iramanya. Semua kembali ketawa dan mempersilakan penari cilik untuk duduk.

"Duhh...Syaquita capek. Kakung sii..."

Tak lama duduk, segelas minum putih aku tawarkan kepada Kecemut yang masih ngos-ngosan seperti anak yang baru saja lari ratusan meter. 🙊 Dia pun langsung meneguknya dengan cepat.
***
Kegiatan menari dilakukan dua minggu sekali di sekolahnya tiap hari Jum'at. Minggu pertama diisi dengan kegiatan olahraga dan minggu kedua diisi dengan kegiatan menari.

Diusianya yang hampir empat tahun ini, aku memang belum mengenalkan kegiatan menari kepada Kecemut. Karena sekolah telah mengenalkannya dengan menari, aku pun melanjutkan memperkenalkan beberapa macam tarian dengan bantuan YouTube. Maklum, dari dulu sampai saat ini, aku tidak pernah tertarik untuk menari. Tapi kalau diajak nonton tarian tradisional, sih, dengan senang hati menontonnya. 🙈

Selain beberapa tarian tradisional, aku mengenalkan tari balet juga. Dan ternyata dia juga tertarik untuk menari balet. Beberapa gerakan tari balet yang dia tonton pun langsung dipraktikan. Aku terus menyemangatinya kalau dia sedang mulai menari entah tari tradisional dengan selendang mininya, atau tari balet dengan gerakan kaki yang bikin gemas syekali.

Dan pada akhirnya, Ibunya sekarang kerap diminta untuk mengikuti gerakan penari cilik itu. Geaaal...geoooll..hokyaaa...hokyaaa! 🙆‍♀️
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose