• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Mulai berat, nih, tantangan blog challenge. Berat karena karena temanya tentang ramadhan masa kecil. 🙊 Rasanya sudah pingin ngomongin ramadhannya Kecemut, eh tapi dia belum mulai belajar puasa, dong. Lagi pula ini yang diminta juga cerita masa kecilnya yang ikut challenge. Hahaha.


Aku baca caption di akun Instagram Blogger Perempuan tentang tema kali ini. Sungguh caption yang sangat simpel tapi bikin nyengir karena aku pernah mengalaminya. Hahaha. Aku pingin berbagi cerita ramadhan saat masa kecil, kira-kira aku duduk di kelas 4 SD, gitu. Aku punya banyak kenangan, tapi setidaknya ada satu kenangan yang sampai sekarang masih terus teringat. Kenangan konyol. Hahaha.

Duuh...gimana ini, ya. Belum mulai bercerita malah sudah nyengir-nyengir sendiri. Hahaha. Jadi ceritanya begini. Aku punya beberapa saudara yang tiap akan lebaran idulfitri pasti membuat kue. Dulu, tuh, lagi hits banget roti kacang sama nastar yang atasnya dikasih cengkeh buat pegangan. Hahaha.

Karena bagian cetak mencetak roti sudah banyak, rata-rata oeamg dewasa, aku mendekati Uwa yang lagi sibu bersihin loyang yang baru digunakan untuk manggang roti di oven.

"Uwaaa, sini aku bantuin." Aku menawarkan diri untuk membantu Uwa saat loyang masih penuh dengan bekas margarin. Btw, sisa margarin yang menempel pada loyang, tuh, kadang cukup tebal. Karena sudah masuk oven, margarin ini harumnya menggoda bangettt. Naaah, alih-alih membersihkan loyang, aku makan sisa margarin yang sedap bangetttt dengan ngumpet-ngumpet, gitu. Hahaha.

Ya ampuun...ini kenangan terkonyol kayaknya. Konyol tapi lucu. Kalau inget kejadian ini aku bakal ketawa sendiri karena memang tidak ada  seorang pun yang tahu kelakuanku ini. Hahaha. AIB banget! Sayangnya nih, makin ke sini, makin jarang saudara yang bikin kue lebaran. Aku jadi ngebayangin andai Kecemut melakukan hal yang sama denganku, ngakak bangett. 🤣

Eeehh...kamu punya kenangan atau momen ramadhan saat masa kecil yang bikin kamu ketawa-ketawa? Sharing laah!

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Ada yang tahu lagu Tompi yang berjudul Ramadhan Berbagi? Lagu ini mengingatkan kepada kita semua untuk makin banyak berbagi di bulan Ramadhan. Lagu ini juga enak banget didengar, bikin pingin goyang karena antara musik dan suara sungguh cucok meong. 



Berbicara soal berbagi, Islam memberi kategori berbagi menjadi tiga bagian yaitu Zakat, Infaq dan Shodaqoh. Sebenarnya inti dari ketiganya hampir sama, sama-sama memberi kepada seseorang yang mempunyai tujuan penting yaitu untuk kesejahteraan umat. Hanya saja, definisi dan penerimanya masing-masing berbeda.

Bulan ramadhan umat muslim dianjurkan untuk banyak berbagi karena pahalanya makin banyak dibanding bulan lainnya. Jika kita perhatikan, banyak kegiatan yang diadakan pada bulan ramadhan baik di lingkungan masyarakat maupun tempat kerja. Di sinilah kita dapat memanfaatkan untuk kegiatan berbagi.

Nah, kali ini aku akan berbagi pengertian tentang berbagi dalam bentuk Zakat, Infak dan Shodaqoh. Tidak detail amat, sih. Cuma garis kecil saja dan semoga tidak mengurangi makna, ya.

Pertama yaitu Zakat. Zakat adalah mengambil sebagian harta dengan ketentuan tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu. Menurut kewajiban melakukannya, zakat adalah amal ibadah yang wajib dijalankan oleh setiap muslim yang dikenai kewajiban membayar zakat dan diberikan kepada 8 golongan masyarakat.

Untuk zakat yang umumnya dijalankan yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Kedua jenis zakat ini ada ketentuannya. Lebih singkatnya, kaum muslim wajib mengeluarkan zakat satu tahun sekali pada bulan suci Ramadhan yang biasa disebut zakat untuk mensucikan diri (zakat fitrah), maupun zakat untuk mensucikan harta yang dimiliki sesuai syarat dan ketentuan (zakat maal).

Nah, untuk berbagi dalam bentuk zakat ini dapat berupa beras atau makanan pokok sehari-hari, dan juga uang. Tata caranya, kamu dapat mendatangi tempat dan juga panitia zakat. Ini lebih ringan karena kita hanya membawa beras atau uang. Selanjutnya, kamu niat berdoa untuk zakat yang akan dituntun oleh panitia, kemudian panitia akan mendistribusikan hasil zakat kepada masyarakat setempat khususnya, sesuai dengan syarat dan ketentuan pembagian zakat.

Kedua yaitu Infak. Berbagi untuk jenis yang satu ini tidak diwajibkan, hanya disunnahkan untuk dilakukan oleh umat Islam. Infak ini adalah cara berbagi pembelanjaan seorang muslim untuk kepentingan sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Infak setelah pengajian, misalnya.

Di tempat kerjaku, selama bulan ramadhan ada kegiatan pengajian atau kultum. Selama pengajian berlangsung, ada kotak amal yang berjalan. Seluruh jama'ah pengajian disarankan untuk menyisikan rezekinya dengan mengisi kotak infak. Ini merupakan salah satu contoh infak untuk kepentingan sendiri.

Ketiga yaitu Shodaqoh. Nah, berbagi jenis ini meupakan bentuk infak yang lebih khusus lagi, yaitu pembelanjaan yang dilakukan di jalan Allah. Dan perlu diingat bahwa, shodaqoh tidak harus berupa uang. Kita juga dapat melakukannya dengan cara berbagi pikiran yang berguna dan membantu dengan tenaga. Ini cara berbagi yang paling ringan tapi cukup banyak godaan karena kadang melibatkan hati. 🙊

Kemudian yang menjadi pembeda dari zakat, infak dan shodaqoh adalah waktu pembayarannya. Kita dapat berinfak dan shodaqoh kapan saja ketika memiliki kemampuan membayarnya. Sedangkan zakat hanya boleh dilakukan pada masa-masa tertentu saja. Zakat fitrah wajib dibayarkan selama bulan Ramadhan, lalu zakat maal dibayarkan ketika telah mencapai nisabnya dan dimiliki penuh selama setahun.

Yuukk berbagi; zakat, infak, shodaqoh, sesuai anjuran agama! ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Tumbuh jerawat tanpa permisi dan tidak kenal musim membuatku harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kosmetik terutama untuk bagian wajah. Iyaaa, jerawat itu tumbuh di bagian pipi, kemudian merambah ke dagu bagian bawah dan kening. 😔


Ugh...udah beberapa minggu ini, aku keluar rumah termasuk kerja tanpa menggunakan pelembab, bedak, dan alat kosmetik lain yang berhubungan langsung dengan wajah. Hasilnya? Emm...masih biasa saja, TETAP MANIS meski tanpa bedak. Soalnya, the power of KEMANISAN dan level percaya diriku bukan dari bedak melainkan dari lipstik! 😂

Ibu muda dengan satu anak ini lebih memilih meninggalkan bedak ketimbang lipstik. Kenapa? Karena warna dasar bibir ini udah kayak perokok beraaat padahal aku sama sekali bukan ahli hisap. 😭 Orangtuaku memiliki bibir yang sama-sama merah merona. Pun dengan adik cowokku, merah manis bangettt. Gagal paham dengan bibirku ini, niru siapa, gituuu. 😔

Tapi no problem, aku selalu tenang jika ada wardah lip cream nomor 05. Pokoknya mau kemana saja perginya, asalkan ada lip cream tersebut, aku tenang, aman, dan merasa paling memesona di antara beribu bintang. Hahaha.



Jadi, kenapa aku memilih wardah lip cream nomor 5?

  • Wajah terlihat lebih segar sekalipun tanpa make up wajah;
  • Bibir terasa lebih ringan dan lembap;
  • Harga ramah kantong, tapi hasil maksimal;
  • Jelas Halal dan bikin tenang memakanya;
  • Ramah banget kalau buat oplosan alias menggabungkan dua warna atau lebih;
  • Awet dan membuat bibir ini nampak ON terus.
Jadi, buat kamu yang suka penasaran dengan pemerah bibir yang aku pakai, aku sudah menjawabnya lewat blog post ini, ya. 🙊
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Mempersiapkan Tunjangan Hari Raya (THR) lebih awal menjadi kebiasaanku tiap tahun. Ada dua kelompok yang beri THR yaitu kelompok keluarga (yang sudah dewasa) dan anak-anak. Keduanya beda waktu pemberian. Jika keluarga aku beri lebih awal, maka THR anak-anak aku berikan saat lebaran tiba. Kenapa? Karena aku meyakini bahwa seberapapun THR yang diberikan kepada keluarga pasti akan segera dibelanjakan, buat tambahan, gitu. Sementara THR untuk anak-anak ini masuk kategori fun. Diberi alhamdulillaah, tidak diberi yasudah. 🙊


Pernah suatu lebaran ada salah satu keluarga dari Uwa yang biasa aku beri THR datang ke rumah. Dia tanya, kenapa aku belum juga datang ke rumahnya untuk memberi THR? Hahaha. Betapa THR itu memang paling ditunggu, ya. Padahal aku memberinya tidak seberapa karena emang dibagi-bagi banget. Sama halnya denganku sebagai pekerja kantoran, THR dari pemerintah juga sangat aku tunggu-tunggu.

Jadi, apa saja yang harus dipersiapkan untuk kebutuhan THR?

  1. Jumlah uang yang akan diberikan. Dari uang gajian atau THR yang telah didapat, segera alokasikan berapa rupiah yang akan digunakan untuk THR.
  2. Tentukan besarannya untuk tiap orang dan juga anak. 
  3. Tukarkan dengan uang yang baru. Sebenarnya ini tidak terlalu penting. Tapi aku berusaha untuk menukar dengan uang baru supaya lebih semangat, gitu.
  4. Jangan lupa beli amplop supaya lebih sopan. Ini khusus untuk keluarga. Jika untuk anak-anak, aku tidak menggunakan amplop. Padahal amplop anak-anak itu lucu-lucu bangat, yaa. 🙊
Buat yang sudah bekerja, sudah mulai mempersiapkan THR belum? 🙊
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Wahaai perempuan berhijab, apakah kalian termasuk salah satu dari sekian juta perempuan yang tetap setia dengan rambut panjang karena suami tidak rela melihat kalian berambut pendek? Sini sini sini, mari merapat dan rapihkan barisan. 🤣


Sejatinya rambut panjang untuk perempuan berhijab itu sepertinya bukan jodoh. Ini sudah aku survey dan 8 dari 10 perempuan berkata IYES. Tapi bukan berarti mereka itu takut mau potong rambut, ya. Ini tentang bentuk mengharagai. Eeeh...gini, bukan? Hahaha. Kalau akau sendiri, gitu. Tidak ingin melihat suami kecewa cuma gara-gara gaya rambut tidak sesuai keinginannya meski kadang ya ingin potong rambut juga. Hahaha.

Ada banyak alasan bagi mereka memilih untuk memendekan rambut. Salah duanya yaitu karena rontok dan gerah. Kebayang, kan, saat cuaca sedang panas? Keringat tidak hanya bercucuran di dahi, tapi juga rambut sampai basah, gitu. Ini yang menyebabkan rambut lembab dan akhirnya berketombe. Sediiih.

Perawatan rambut untuk perempuan berhijab memang lenih ekstra ketimbang perempuan yang tidak berhijab. Mulai dari keramas, misalnya.

Perempuan berhijab disarankan untuk mengeringkan rambutnya terlebih dahulu setelah keramas supaya saat mengenakan hijab tidak lembab. Sementara perempuan tidak berhijab, agaknya bebas. Sesuai selera karena setelah keramas pun rambut mereka tidak ditutup. Butuh waktu yang lebih untuk perawatan rambut perempuan berhijab supaya tetap sehat.

Gaya rambut pendek atau panjang bagi perempuan berhijab tentu sudah punya pertimbangan. Tinggal pintar-pintarnya merawat, ya.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (9)
    • ▼  Mei (2)
      • "Si Manis" yang Mengintai: Cerita di Balik Jajanan...
      • Pet-Loving Dads Edition: Custom Gifts Featuring Th...
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose