• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Alhamdulillaah...hari ini kelar juga beberes rumah bantuin Mamak. Ya, saking banyaknya pekerjaan Mak Yem yang belum terselesaikan, aku yang biasanya kalau liburan cuma gegoleran di kasur, hari ini turun tangan buat ikut beberes rumah.


Rumah sudah kelihatan cukup rapih (semoga Kecemut tidak heboh dengan mainannya), kegiatan berikutnya yaitu nyiapin jajanan lebaran buat para tetamu yang nanti pas lebaran datang silaturahim ke rumah. Yaaa...meski Bapakku anak terakhir dari sembilan bersaudara, pun dengan Ibuku anak terakhir dari empat bersaudara, alhamdulillaah banyak yang silaturahim ke rumah

Lebaran masih tiga hari lagi, kok udah nyiapin jajanan lebaran, sih? Aaah...terlalu cepat!

No! Kami selalu mempersiapkan jajanan lebaran jauh-jauh hari supaya tenang dan tahu kalik saja ada yang kurang atau masih perlu ditambah. Maklum, besok Mamak udah mulai libur, jadi apapun pekerjaan nanti pasti akan aku tangani sendiri. Makanya, mumpung masih ada Mamak, aku mulai mempersiapkan jajanan lebaran yang nantinya akan ditaroh di meja tamu.

Seperti tahun lalu, aku tidak belanja di toko-toko jajanan, cukup pesan di tempat Mama Al, jajanan datang H-7 lebaran. Selain irit tenaga, aku lebih suka pesan di sana karena varian jajanannya tidak kalah banyak dengan yang dijual di toko-toko. Aku cukup tanya satu-satu request keluarga pingin apa, nanti akan dipesankan. Dia juga menyediakan katalog jajannya, jadi tinggal cung dan bayar. Hahaha.

Selain untuk tetamu, kami juga beli jajanan lebaran yang dikonsumsi sendiri sesuai selera. Seperti Singkong Bakar keseukaan Om. Pang-pang kesukaan Ayah. Nastar kesukaan aku. Astor kesukaan Kecemut. Dan beberapa jajanan anak kekinian yang dipilih sendiri oleh Kecemut.

Beli jajanan lebaran di Mama Al sudah biasa. Satu yang tidak biasa yaitu dapat jajanan lebaran dari Tante Bening. Spesial dan surprise banget! Jajanan lebaran yang dikirim Tante lewat teman kantor ini adalah kue kering. Ada tiga jenis kue yang dikirim, yaitu nastar, roti kacang, dan roti semprit (kalau tidak salah). Saking senengnya dikirimi roti sama Tante, Kecemut langsung unboxing dan mencicipinya. Duuh...padahal katanya mau buat lebaran. Hahaha.

Btw nih, ini kali pertama Tante buat kue untuk lebaran. Katanya, dia buat sendiri, gitu. Entah belajar bikin kue kering dari siapa, yang jelas kue bikinan Tante tidak kalah enak dengan kue-kue yang dijual di toko-toko. Kalau kata Kecemut, enaaaak sekalii.  😂 Pertama buka roti semprit, dia langsung lahap dan habis banyak. Soalnya selain enak dan renyah, toping roti semprit ini warna-warni. Menggoda anak-anak pokoknya. 🙊

Alhamdulillaah...hari ini bisa menyicil pekerjaan untuk persiapan lebaran. Makasih kiriman kue lebarannya, Tante. Semoga makin rajin bikin kue, yaaa. Dan jangan lupa cetak labelnya, Bening Bakery. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hari ini adalah hari terakhir umat Islam menjalankan ibadah puasa ramadhan. Artinya, esok hari umat Islam akan meyambut hari kemenangan yaitu Idul Fitri. Aku ngga tahu harus mulai dari mana untuk menuliskan tentang apa yang aku rasakan di lebaran tahun ini.


Tak henti-hentinya aku mengucap syukur kepada Yang Maha Esa atas segala apa yang telah Dia berikan, khususnya kesehatan. Percakapan dengan si bungsu saat berbuka mengingatkanku pada kejadian setahun silam. Kejadian yang menurut suami sudah ngga perlu diingat. Kejadian yang menurut Bapak harus dikubur dalam-dalam. Kejadian yang membuat semua keluarga ikut sakit. 😭

Sebenarnya aku juga ngga ingin menuliskan ini, tapi ketika mendengar gema takbir yang berkumandang begitu jelas, tiba-tiba aku lemas dan ingin keluar dari rumah. Rasa sedih se sedih-sedihnya dan ingatan yang membuat sedih terus bermunculan. Ingatan saat malam takbir aku bersama keluarga ada di rumah sakit, melihat kondisi Ibu yang terbaring lemah. Rasanya tak kuat kalau ingat kejadian itu. Banyak yang memberi doa, banyak yang menguatkan, khususnya keluarga dan teman dekat. 

Atas pertolongan Allah, atas doa yang tiada henti dari sanak saudara, Ibu kembali berada di samping kami. Ibu kini makin sehat, makin kuat, bisa berpuasa penuh, bisa beribadah maksimal, bisa diajak jalan-jalan, bisa membahagiakan anak cucu dan suami dan bisa kembali masak rendang, kentang balado dan menu lain untuk santapan hari esok. 🤗

Lebaran tahun terasa hangat. Kerjasama dalam hal bersih-bersih rumah, masak, semua berjalan dengan baik. Semua keluarga sehat dan nampak bahagia. Semoga terus sehat dan bahagia. Pun dengan nenek yang sudah duluan ke Syurga. Bahagia di SyurgaNya.

Selamat Idulfitri 1439 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan, kenikmatan, dan rezeki yang berlimpah. Aamiin. 😗
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Aaah...jangankan memandikan Kecemut, nyiapin sarapan buat suami saja ngga aku lakukan. Udah beberapa minggu ini, usai sholat subuh, aku kembali tarik selimut, kemudian tidur dan bangun jam 06.30 WIB. Mandi, sarapan sudah tersaji, lengkap bergizi. Terima kasih mbah uti. ~sebuah pengakuan dari seorang Ibu muda, manis, yang anaknya baru satu~

Wajah memelas...
Sudah beberapa minggu ini, tepatnya semenjak pimpinan memutuskan untuk ikut akreditasi terkini bagi kantor. Jam kerja yang dimulai pukul 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, selama itu aku terus bekerja. Kadang sampai lupa jam istirahat. Kadang jam 13.00 WIB belum ishoma, dan tau-tau sudah jam kerja lagi. Sungguh, sejauh ini adalah perjuangan paling berat semasa bekerja. Sampai pada puncaknya, tapi belum puncak banget, aku kerap lembur untuk menyelesaikan dokumen-dokumen pendukung akreditasi.

"Emang kerja sendirian?"

Ngga! Tapi karena aku pekerja paling muda dalam satu bagian, dan sisanya dua tahun lagi pada pensiun,  tahu sendiri lah, ya. Lempoh tiada tara. Capeknya udah luar dalam, sampa tiap pagi dibangunin anak dan suami, aku memilih untuk tetap memejamkan mata. Mata rasanya masih berat, kepala kadang belum sehat, pun dengan tubuh ini. Masih lunglai.

Jam 06.30 atau 07.00 WIB, saat mereka kompak membangunkan aku, "Ibu bangun, lihat sudah jam berapa tuh?", aku belum juga goyah. Masih merem. Dan aku baru melek ketika mendengar klakson motornya Pak Timin, penjual jamu keliling Desa yang sampai depan rumah selalu on time jam 07.00 WIB.

Melek, lalu melihat anak dan suami lagi sibuk mainan berdua. Betapa sempurnanya Ibu muda ini, ya. Serasa masih perawan. Tunggu Ibu, ya. Pasti kembali, kok. ❤ 

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Bagi sebagian orang, mungkin kampung damar kurang menarik untuk dikunjungi. Di dalamnya hanya ada bibit pohon, pohon pinus, dan beberapa jenis pohon lainnya. Lalu, ada beberapa tempat duduk yang masih sangat sederhana. Pun dengan gubuk yang ngga terlalu besar di dekat pintu masuk. Bisa dibilang, tempat ini masih jauh dari kata rekomendasi untuk sebuah tempat wisata meski namanya Wisata Pendidikan Kampung Damar.

Standby, ciiiisss...
Tapiiiii...menarik atau ngga suatu tempat wisata sebenarnya tergantung pada diri sendiri dan bagaimana cara kita mengemas tempat tersebut menjadi tempat nyaman atau bahkan istimewa. Begitu, kan?

Masuk tempat wisata ini, yang pertsma kami cari adalah lahan yang rata dan teduh karena Yasmin saat itu bobo pules. Tak jauh dari area parkir, kami menumukan tempat yang cukup nyaman. Suami pun menggelar tikar yang sudah kami bawa. Akhirnya, pelan-pelan kami mulai menemukan kebahagiaan di sini.

Sembari menunggu Kecemut bangun, aku bersama suamik menuju gubuk kecil yang sepertinya memang disediakan untuk berfoto. Dan tahukah kalian, di sini kami foto sok romantis seperti anak ABG yang lagi memperbanyak stok foto mesra untuk dipamerkan kepada khalayak ramai. Hahaha. Sungguh, moment ini di luar dugaan.

Mesraan di atas tikar...

Ada berapa banyak stok foto mesra yang diambil menggunakan tripod? Lebih dari lima puluh jepretan. Hahaha. Dan ini moment ini sukses membuat bahagia karena kami hampir ngga pernah foto berdua dan mesra-mesaraan. Beruntungnya nih, tempat ini ngga terlalu ramai. Jadi kami bebas banget mau melakukan adegan seperti apa terpenting ngga sampai lepas baju. 🙊

Kami menyudahi sesi poto berdua karena udah capek setting timer. Lagi pula, kami sudah terlalu lama meninggalkan Yasmin. Sepertinya tepat waktu karena saat menghampirinya, dia mulai gerak. Pertanda akan bangun dari tidur panjangnya. Ya, dia tidur di atas tikar kira-kira empat puluh lima menit. Lama banget, kan? Mau bangunin lebih awal, kasihan. Yaudah, kami mengalah untuk sarapan agak siang kira-kira jam 09.30 WIB.



Ibu sampai encok boyoknya...



Usai sarapan dan makan cilok, kami mengajak Yasmin jalan-jalan keliling kampung damar. Dan ini diluar dugaan (lagi), dia bahagia banget di sini.

Memang, ngga ada yang spesial di sini. Maksudnya, tempat yang ramah anak. Tapi dia betah banget saat kami ajak naik sampai puncak dan menemukan beberapakursi yang terbuat dari kayu. Dia ngga minta duduk, tapi minta jalan di atas tempat duduk. Ngga ada bosannya dia jalan. Sampai kami kewalahan mengikuti keinginannya untuk naik turun papan. Ngga apa lah, ngga tiap hari ini. Yang penting dia bahagia dan bisa menikmatinya.

Puncak kebahagiaan kami dapat ketika Yasmin memulung sampah-sampah yang berserakan di sekitar kami. Bungkus permen, jajanan, apa yang dia lihat, pasti diambil. Kami pun memberikan tas kresek yang memang sudah kami sediakan untuk menampung sampah.

Jangan lupa buang sampah ke tempatnya...

Sampah bekas sarapan, jajan, dan minuman sudah kami masukan dalam satu kresek. Lalu, hasil pungut sampah si kecil yang tak seberapa, kami gabungkan. Tanpa diminta, Yasmin membawa sampah-sampah itu dengan tangan ringan. Uuuwh...bahagiaanyaaa! 👪

Buat kalian yang mau main ke Kampung Damar, persiapkan segala kebutuhan terutama kebutuhan si kecil terkait dengan makanan dan minuman karena di tempat ini belum tersedia warung. Kampung Damar berlokasi di Desa Watubelah, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara. Jika sedang ada penjaganya, kalian cukup membayar Ro 3.000 per orang. Harga tiket masuk sudah termasuk biaya parkir.

Mari bahagia. 🤗
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Hari ini aku matiin handphone dari pagi sampai sore karena DEMI menyelesaikan beberapa tulisan yang harus dikirim ke *tiiiiit* *sensor* bulan ini. Dan aku takjub dengan diri sendiri. Aku yang biasanya tiap menit lihat layar handphone, hari ini berhasil ngga menengok sama sekali. Yaiyalaaah...handphonenya saja aku taruh di tas. 😂

Atas kedisiplinan ini, akhirnya aku dapat hadiah sepeda motor vario 150 cc, Smartphone Samsung S8, ProBook DELL, dan Sepatu Gunung. TAPI BOHONG! 🙊 Siapa yang mau ngasih hadiah banyak gitu, ya. Duuuh...


Penampilan pertama, sendratari babad alas...
Atas kedisiplinan ini (diulangi), akhirnya aku ada kesempatan nonton Parade Budaya Banjarnegara karena tepat jam 19.00 WIB aku selesai menulis! Wuuuuw...koprol bangeeeet! Tanpa pikir lama, aku minta izin ke orang tua untuk cus ke alun-alun Banjarnegara. Hiyaaa...harus banget izin karena aku mau bawa Kecemut. Hahaha. 

Sebenarnya aku dan suami sama-sama pesimis dapat izin, lho. Lha kok pas lagi nyari kaus kaki Kecemut, mbah Uti nyamperin. Yaudah...langsung tembak aja, DOR! Pada akhirnyaaaaa, kami dapat izin untuk nonton! Wuuuuw...koprol lagii lah, yaa. Biar gawl. 

Berangkat dari rumah jam 19.30 WIB, sampai alun-alun Banjarnegara, udah ramai penonton. Woyoooh...untung masih diberi jalan buat masuk. Kami pun bisa duduk nyaman, tenang, dengan posisi yang tepat. Tenang, awalnya. Saat Yasmin masih bobok dalam pelukanku, aku dan suami masih bisa bergembira. Tapi saat acara dimulai, Yasmin bangun dan minta maju ke karpet merah. Mau ikut pertunjukan kalik, ya.😂 Ya ampuun...aku hanya bisa maklum karena usianya masih dini. Belum paham betul aturan-aturan, gitu. Seketika, dia nangis dan langsung heboh.

Sendratari Babad Alas sempat kami tonton sampai selesai. Dan kesenian ini keren banget! Menampilkan 95 penari, sendratari ini sukses membuatku mlongo kagum. Aaah...ternyata seni budaya Banjarnegara lebih memesona dari apa yang kubayangkan. Banjarnegara, ku cintaaaaaa! 💕💕💖

Sama Bima saja takuuuut. CEMEEN. 😆😆😆
Ehiya, di acara parade budaya ini, kami hanya bisa nonton satu pertunjukan saja karena lama-lama Yasmin riweeh. Karena sudah berujung pada tangisan, kami pun memilih untuk pulang. Tepat jam 22.00 WIB, sesuai janjiku kepada orang tua, pulang maksimal jam sepuluh malam. Jodohnya, Mbah Uti telpon di jam janjian. Yihaaa bangettt! 😆

Keluar area pertunjukan dengan setengah hati, alhamdulillaah ada yang bisa menyembuhkan. Adalah kerak telor asli betawi kesukaanku dan suami, odong-odong kesukaan Yasmin. Yaudah, kami pun langsung menempatkan diri sesuai kesukaan masing-masing. Yasmin naik odong-odong sendiri, aku dan suami pacaran. Lalala...INI BOHONG BANGET! 😛

Festival Serayu akan hadir dua tahun lagi. Artinya, dua tahun lagi Yasmin udah gede. Udah bisa anteng diajak nonton Parade. Semoga dua tahun lagi aku hamil. Aamiin...🙏🙏 *eh ini apaaa*
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
"Selamat Idulfitri, Idah. Bagi foto keluarga, dong. Kangen Yasmin, nih!" Aku tersenyum saat membaca pesan dari seorang teman yang dikirim melalui whats app. Akupun segera membalasnya dengan menyentuh ikon lampiran, kemudian mencari foto terkini bersama keluarga. Sampai menemukan jepretan terbaru, aku baru sadar ternyata lebaran tahun ini kami ngga berfoto. Jangankan bersama keluarga, fotoku bersama Yasmin saja ngga ada yang terkini. 😢




Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Main ke Curug Pitu disponsori oleh Abang Hosea. 😄

Hosea, sepupuku yang kini usianya empat tahun, suka banget mainan air. Yang bikin gemas, mainan airnya tuh ngga mandang tempat. Kalau hanya di dalam kamar mandi, air nya jelas bersih, ya. Lha ini, kadang mainan air di kali, atau kolam. 😂

Tanpa takut, tanpa beban, dia begitu santai bermain air. Meski pada akhirnya pasti kena marah orang tua, dia tetap menikmatinya selagi orang tua belum tahu. Makanya, saat diajak ke orang tuanya ke Air Terjun, dia sangat antusias.


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Kemarin (01/04), usai makan di Historia Cafe, kami menyempatkan untuk foto bersama di tempat yang sudah di sediakan oleh Historia Cafe. Photo Booth istilahnya.


Bola Raksasa

Jadi nih, Cafe yang masih satu lokasi dengan Surya Yudha Park ini punya konsep yang instagramable banget. Dekorasinya ramai, vintage, dan pokoknya kekinian laah. Nah, saat itu photo boothnya ngga begitu ramai. Akupun langsung mengeluarkan kamera, dan memasangkannya di tripod.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Pagi ini aku terharu. 


Rabu dan Kamis, jadwal pakai pakaian kerja warna biru dongker. Hampir semua rok kerjaku, tuh, modelnya turun pinggang dan tipenya A. Itu lho, yang bawahnya lebih lebar dari pinggang. Rok paling nyaman untukku ya kek gitu.

Ceritanya, semenjak beberapa bulan yang lalu, jahitan ujung bawah rok pada ngeletek, gitu. Karena sering keinjek sepatu, mungkin.




Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Ini kali pertama kami mengajak Jasmine ke Surya Mall Banjarnegara. Pusat perbelanjaan yang cukup besar dan terdapat juga arena bermain anak.

Kami ke sini karena ada rencana membeli baju untuk Jasmine. Baju yang dipakai sehari-hari udah banyak yang kekecilan. Wkwkwk.

Foto kiriman CERIS Family (@cerisfamily) pada Jan 29, 2017 pada 12:21 PST

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Bukan. Ini bukan tentang nota komitmen a la kantoran, ya. Keep calm, nota komitmen yang kujadikan judul ini hanya sebatas penyebutan saja. Ngga ada maksud lain kecuali nampak sedikit mentereng. Wkwkwk

FLASHBACK BENTAR, YA...

Waktu aku hamil, dari awal sudah berniat untuk ambil cuti mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL). Jatah cuti selama tiga bulan kuambil mulai dua minggu sebelum hari-H. Prediksi melahirkan tanggal 25 Januari 2016, dan aku mulai ambil cuti tanggal 10 Januari 2016.

A photo posted by CERIS Family (@cerisfamily) on Dec 23, 2016 at 6:40am PST


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Pagi tadi aku menjumpai seorang perempuan tangguh sedang asyik menggoreng mendoan di dapur. Telah menjadi rutinitasnya tiap pagi berdiri di depan kompor. Bolak-balik ke wastafel. Meracik bumbu, dan aktivitas lain yang sukses mengeluarkan keringat di pagi hari. 


A photo posted by CERIS Family (@cerisfamily) on Dec 21, 2016 at 6:37pm PST


Adalah Ibuku. Tanpa menghilangkan jejak Bapak, Beliau adalah perempuan yang telah sukses mendidikku menjadi seorang Ibu penuh kesabaran. 

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Mentari siang terus menemani perjalanan kami. Akhir pekan didukung dengan cuaca cerah, menambah semangat untuk beraktifitas di luar rumah.

Bersama Ayah dan Si Kecil, Kami memilih Taman Kopri Banjarnegara sebagai tempat untuk quality time pekan ini. Kenapa Taman Korpri?

Karena Taman ini cukup mungil. Artinya, sesuai dengan rencana kami untuk Tur Taman mulai yang paling sederhana dari sisi manapun.


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Seorang Ibu yang punya anak kecil dan tidak menciptakan ke-rempongan itu tidak seru. Asli. TIDAK SERU. Terserah yang MENONTON berkomentar apa, yang penting happy ending! Dan mungkin, tim rempong-remong bahagia ini tidak hanya ada di CERIS Family. Yoyooi...

Rempong yang baru-baru ini tercipta, tuh, di luar ekspektasiku sebagai seorang Emak Muda.

Dulu, aku dan suami sama-sama tipe simpel dalam segala hal. Apalagi persiapan saat hendak berpergian. Sesimpel-simpelnya, seringkes-ringkesnya. Bawa satu ransel untuk berdua tuh udah cukup.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
"Yang, mau mudik H+ berapa, nih?" Tanyaku kepada Ayang Suami sembari membeli tahu bulat dalam games. Wkwkwk

Mudik? Memangnya kami perantau, gitu? 

Tidaaak! Istilah mudik ini telah menjadi tradisi bagi orang Indonesia, khususnya menjelang hari raya. 


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Duuh...lama bangeeed kagak nulis status, ih!

Bukaaan...bukan status yang ditulis pada wall facebook atau twitter. Ini tentang status dalam Rumah Tangga. Weeks

Tahun lalu, tepatnya bulan Maret 2015, Ayahnya Jasmine telah mengubah statusku dari Single menjadi Double. *eh* Status menjadi seorang Isteri meski sampai sekarang di KTP masih tertulis BELUM KAWIN. Ya...salah siapa KTP baru belum jadi-jadi. Huuu...

Lalu, cukup dengan waktu dua bulan, status telah berganti menjadi BuMil alias Ibu Hamil. Tepatnya bulan Mei 2015.

Nah, ini sudah masuk satu tahun lebih semenjak aku hamil. Artinya, baby yang ada dalam kandunganku telah lahir. Alhamdulillaah...
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Tulip; Anggun, Cantik, Memesona, Romantis, Warna-Warni, Belanda.

Kira-kira deskripsi di atas sudah cukup untuk menggambarkan Bunga Tulip, belum? Sudah bisa ditebak dengan deskripsi di atas, kan?

Bagi sebagian orang, mungkin cukup dengan kata kunci "Bunga yang tumbuh Belanda" sudah berhasil menjadi keyword bahwa yang dimaksud adalah Bunga Tulip.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Sore itu, ada seseorang mengetuk pintu rumah. Tumben, ada tamu di atas jam 17.30 WIB. Nanggung banget.

Ketukan pertama...

"Assalaamu'alaikum. Paketaaaan, Buu." Suaranya jelas, keras. Aku menunda beberapa detik untuk membukakan pintu, sebab Jamine sedang ngecemut.

Ketukan kedua...

"Idaaah. Ada orang di dalam?" Busyeet...ini yang nganter paketan siapa, ya? Kok seperti kenal dengan aku. *udah GR duluan*

Ketukan ketiga...

"Idah, paketan saya titipkan tetangga saja, ya."

Aku penasaran, siapa dibalik pintu itu? Siapa pemilik suara keras itu? Siapa dia? Kok seperti sudah akrab denganku? Duuuh...

"Bentaaaar, Pak. Lagi ketalang, nih." Aku buru-buru merapikan baju. Menggendong Jasmine yang belum jadi bobo karena kaget dengan suara merdu Pak Paketan *no name, maaph* hahaha

Aku mengintip beliau dari kaca jendela. Aku memperhatikannya dengan seksama. Aku perhatikan lagi, aku oerhatikan ulang, sampai beliau seperti akan mengetuk pintu lagi dan aku segera memebukanya.

"Maaf Pak, lamaa. Paketan dari mana, Pak?" Tanyaku kepada Pak Paketan. Lalu, beliau menjawab.

"Biasa, dari Mbak Cantik Fita. Coba dicek dulu ya, Idah. Masih utuh, ya." 

Serius. Aku heran sama Pak Paketan ini. Tadinya, aku kira yang menjadi kurir adalah temanku karena menyapanya tanpa ragu. Ternyata, aku tidak mengenalinya. Satu hal yang membuatku heran (lagi), kok tau banget kalau yang ngirim, tuh, orangnya cantik. Bhahaha...Ketimbang penasaran, aku menanyakannya kepada Pak Paketan.

"Pak, kok tau namaku, sih?"
"Pak, kok tau kalau Fita itu orangnya cantik?"


Pertanyaanku beneran dodol binti tidak bermutu, ya. Hahaha...Pertanyaan yang memalukan setelah tau jawaban dari Pak Paket. 

Aku kasih tahu jawabannya, ya!

"Duuuh...meski udah berumur, aku masih bisa baca, Idah. Ini paket untuk Idah. Lihat nih; untuk idah ceris. Dan aku tau kalau Fita, tuh, cewek. Maaf, ya. Sejauh ini aku belum pernah bertemu dengan Fita versi laki-laki. Jadi, pastinya cantik."

Serius, ngeselin banget jawaban dari Pak Paketan itu. Ngeselin, bikin aku down karena sukses membuatku malu, sampai ngerasa badan ini tidak bertulang lagi. Bhahaha. Dan baru kali ini, aku komunikasi cukup lama dengan orang yang mengantarkan paket. Biasanya, tuh, cuma ngucapin makasih dan basa-basi nyuruh masuk. Hihihi...

Mbak Fita, makasih banget  paketan hasil menang kuis, ya. Gamisnya bisa buat lebaran, dong. Hihihi...Makasih (lagi), buat media eja kata. Pasti akan bermanfaat buat Jasmine kelak. Tunggu saja tanggal mainnya. :D
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Usai menghadiri resepsi sepupu, rasanya hambar jika tidak meneruskan perjalanan. Iya, sudah keluar rumah, tapi hanya menghadiri resepsi. Ya ampun...rugi banget. Sumpeeh.

Itu, sih, menurutku, ya. Terlebih, melihat Jasmine nampak oke dan happy, aku bersama Ayah tambah semangat mengajaknya jalan-jalan ke kota.

Ini aji mumpung banget. Aku mengatakan demikian karena saat itu juga Mbah Uti dan Mbah Kung, kan, bantu-bantu, gitu. Makanya, kami berani mengajak Jasmine jalan-jalan. Andai Mbah di rumah, tidak mungkin jalan-jalan akan terlaksana. *anak Embah*
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Lemas seketika melihat foto yang dikirim adikku beberapa jam yang lalu. Foto tangan kiri Ibu yang sudah "ditempel" infus.

Ahad (29/10), saat angkutan umum berhenti di depan gerbang Puskesmas Madukara 1, memoriku kembali berputar pada apa yang telah terjadi bulan Agustus lalu. Di mana pada akhir bulan, malam hari menjadi suatu malam yang begitu kelam bagiku.

Aku ngga paham, kenapa Ibuku bisa berada di Puskesmas, padahal beliau pamit ke tukang pijit bersama Bapak.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose