• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

^_^ CERIS Family ^_^

Moment yang Tertulis Adalah Kenangan Abadi. ^_*

Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak Cerita - Hari itu, matahari belum tampak ketika saya membangunkan anak-anak. Melihat mereka masih bermain-main dengan selimut, rasanya bahagia sekali. Mata masih terpejam meskipun tidak sempurna, tapi tangan terus bergerak berebut selimut biru favoritnya. 

Perlu kalian tahu, Nak. Ada semangat yang sudah Ibun persiapkan sejak semalam. Kali ini, Ibun kita akan mengajak kalian untuk naik BRT Trans Jateng dari Terminal Bukateja menuju Rita Super Mall.

Nak, bangun yuk. Hari ini kita akan naik Bus,” saya berbisik sambil mengelus rambut mereka.

Wildan membuka matanya lebih dulu. “Naik bus? Mau ke mana, Ibun?”

Saya mengangguk sambil tersenyum. “Kita mau coba transportasi umum yang belum pernah kalian coba.”
Wildan menyembul dari balik bantal. “Bus yang besar itu? Yang kayak Tayo?”

Saya tertawa pelan. “Iya, sayang. Tapi bukan bus yang besar banget, ya. Bus-nya ber-AC, dan kita bisa duduk sambil lihat banyak sekali pemandangan.”

Mereka pun langsung bangun. Tak butuh waktu lama untuk mereka bersiap. Entah kenapa, anak-anak selalu lebih cepat bergerak kalau tahu akan ada petualangan , ya. 😂

Menuju Terminal Bukateja: Ini Awal dari Cerita.

Kami berangkat pagi, saat udara masih sejuk. Saya mengendarai sepeda motor dari rumah yang kemudian saya titipkan di tempat penitipan sepeda motor dekat area kota. Kami menuju terminal Bukateja dengan mengendarai Bus yang kami setop dari depan mini market Wangon. 

Beruntung saat itu bus tidak terlalu penuh penumpang, anak-anak pun merasa sangat nyaman meskipun sempat merasa panas dan juga sedikit pusing karena Bus-nya melaju dengan sangat ugal-ugalan. 🤭

Tiga puluh menit perjalanan, kami sampai di Terminal Bukateja. Wita dan Wildan mulai excited melihat deretan bus warna merah di terminal. Ini pengalaman pertama mereka masuk ke terminal Bukateja, sekaligus pengalaman pertamanya naik BRT Trans Jateng.

Wita menggandeng saya sambil berkata, “Ibun, ini seperti terminal Bus di Banjarnegara tapi buat bus yang kecil, ya?”
“Bisa dibilang begitu,” jawab saya. “Tempat semua orang menunggu untuk memulai perjalanan.”

Kami menunggu tidak sampai lima menit, ada satu bus mendekati halte pemberangkatan. Saya menggandeng mereka untuk masuk ke dalam bus dengan dibantu seorang petugas, mbak-mbak masih muda.

Masuk Bus: Dunia Baru yang Bikin Seru.

Kami memilih tempat duduk menghadap depan. Baru masuk bus dan baru saja duduk, mereka sudah mulai ramai bersorak norak bahagia. 

"Ibun, kenapa ini busnya tidak seperti tadi? Ini sangat nyaman, Bun. Tidak panas." 

"Ibun, kenapa itu ada alarm di pintu?

"Ibun, lihat. Aku enggak pakai sandal, tapi enggak panas. Dingiin, Bun."

"Ibun, itu pintunya nutup sendiri? Otomatis nutup?

"Ibun, aku pingin bediri dan pegangan yang itu, tuh."

Mengajak anak-anak mencoba hal baru sudah pasti akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan bermunculan. Mulai pertanyaan yang masih masuk akal, sampai pertanyaan yang kadang susah sekali untuk dijelaskan kepada anak-anak. Rumit. 🤣 

Saya diam sejenak, lalu lanjut menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin membuat mereka penasaran. BRT (Bus Rapid Transit) ini memang difungsikan sebagai angkutan aglomerasi perkotaan di Provinsi Jawa Tengah. Didesain sebagai transportasi yang memberikan kenyamanan untuk para penumpang dan juga tarif sangat hemat.

“Wahhh, dingin ya, Bu. Ada AC-nya,” komentar Wildan.
“Iya dong, kita duduk santai aja ya, sambil lihat-lihat luar.”

Bus melaju perlahan, dan jendela seolah jadi layar besar yang memperlihatkan "dunia". Sawah menghijau, warung-warung kecil, sekolah, gedung perkantoran, kendaraan di sekitar, dan masih banyak lagi yang bisa kami lihat dari dalam bus.

Saya menatap mereka dalam-dalam. Anak-anak seusia mereka lebih banyak mengenal dunia lewat layar smatphone atau televisi. Dan hari itu, mereka menyaksikan semuanya langsung tanpa filter, tanpa sensor.

Menarik Perhatian: Tempat Pemberhentian Bus.

Berbeda dari bus umum lainnya, penumpang BRT hanya bisa naik dan turun di halte yang sudah ditentukan. Setiap kali ada penumpang masuk atau keluar, ternyata anak-anak sangat memperhatikan. Sampai nama-nama halte pun, mereka sampai takjub karena bisa tiba-tiba sampai Surabaya, Kalimantan, bahkan Banjarmasin. Padahal, ini masih di Purbalingga. 🤣

Halte Selabaya, mereka mendengarnya Surabaya. Halte Kalimanah, mereka kira adalah salah ucap dari Kalimantan. Lalu, ketika sampai Halte Banjarsari, mereka kompak bilang Banjarmasin!

Naik transportasi umum bukan hanya soal perjalanan. Di dalamnya, anak-anak akan mendapatkan pengetahuan baru, belajar etika, bahkan empati. Nilai-nilai yang kadang tidak mudah diajarkan di rumah, tapi mudah diserap saat dilihat langsung.

Obrolan di Sepanjang Jalan.

Saat sedang perjalanan dengan anak-anak, saya hanya sesekali saja mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen atau ketika mereka minta untuk difotokan karena saya paham pasti akan banyak hal-hal yang baru mereka lihat, mereka rasakan, yang kemudian ditanyakan langsung.

Wildan menunjuk seorang penumpang laki-laki dengan rompi hitam dan membawa helm proyek warna biru. “Itu mau kerja ya, Bu?”

“Iya, mungkin dia teknisi atau orang proyek. Dia naik bus supaya lebih cepat dan hemat.”

Kalimat itu mengalir begitu saja, tapi saya tahu dia merekamnya baik-baik. Percakapan sederhana itu membawa kami lebih dekat. Saya seperti mendapat kesempatan mengenalkan dunia tanpa ceramah, tanpa buku dan cukup dari dalam bus.

Kenapa Mengenalkan Transportasi Umum Kepada Anak-anak?

Dari pengalaman ini, saya semakin yakin bahwa mengajak anak naik transportasi umum itu penting. Ada banyak hal yang bisa mereka tahu dengan sendirinya karena mereka menjadi pengguna langsung. Berikut ini adalah beberapa manfaat mengenalkan transportasi umum kepada anak-anak.

1. Anak-anak belajar menghargai waktu dan antrean.
Di terminal, mereka belajar menunggu. Di halte, mereka belajar tertib. Dan saat melihat orang lain antre, mereka ikut memahami arti sabar.

2. Mereka mengenal keberagaman.
Di dalam bus, ada banyak penumpang. Ada ibu-ibu membawa belanjaan, pelajar dengan seragam, bapak-bapak dengan sepeda lipat, hingga anak-anak seperti mereka. Ini membuka mata mereka tentang dunia nyata bahwa manusia itu beragam, dan kita harus saling menghormati.

3. Mereka belajar hemat dan sadar lingkungan.
Dengan naik transportasi umum, mereka tahu bahwa perjalanan bisa tetap nyaman tanpa kendaraan pribadi. Ini awal dari edukasi sadar lingkungan dan hidup sederhana. Apalagi kita tahu, tarif natik BRT itu cuma Rp4.000 per orang (penumpang umum). Untuk anak-anak sekolah, lebih murah lagi.

4. Meningkatkan kedekatan emosional.
Perjalanan bersama, tanpa distraksi gadget, membuat kami bisa saling cerita, tertawa, dan belajar dari satu sama lain.

Rita SuperMall: Tujuan, Tapi Bukan Akhir.

Empat puluh lima menit berlalu dengan cepat. Kami tiba di Rita SuperMall. Sebuah tempat perbelanjaan di Purwokerto yang mungkin bisa dibilang paling ramai pengunjung. Kami di sini punya tujuan khusus yaitu makan siang. Hahaha.

“Ibun, Halte Rita Supermall. Kita sampai!”
Saya mengangguk, sambil tersenyum. “Iya, tapi perjalanan belum selesai. Kita masih punya waktu untuk jajan.”

Kami mengajak anak-anak untuk keluar bus dan menggandengnya. Masih di luar mall, mau digandeng. Sesampainya di mall, langsung lari tanpa arah, dong. Emang saking bahagianya sampai kadang terlihat norak. Naluri anak-anak, ya. 🤣

Nak, Hari Ini Kita Pulang Membawa Banyak Cerita.

Alhamdulillah...akhirnya saya bisa mengajak mereka naik BRT. Suatu kebanggaan tersendiri ketika bisa mengenalkan transportasi umum kepada mereka. Apalagi ketika mereka merasa nyaman sekali, bahagia, sudah pasti mereka ingin mencobanya lagi dan lagi.

Inilah transportasi yang sangat saya idam-idamkan, transportasi umum yang bisa membuat penumpang merasa nyaman dan aman. Aman secara fisik, aman juga secara finansial karena pemerintah memberikan subsidi untuk ini. 🤭

Malam harinya, sebelum tidur, saya memeluk mereka.

“Bu,” kata Wita pelan. “Hari ini seru banget. Aku sangat suka naik BRT.”
Wildan menimpali, “Besok kita naik bus ke kota lain, ya?”

Saya tersenyum dan membalas,

“Nak, kita boleh saja naik lebih jauh nanti. Tapi ingat, yang penting bukan seberapa cepat sampai, tapi seberapa banyak yang kamu lihat, dengar, dan rasakan dalam perjalanan.”

Naik BRT Trans Jateng bersama anak-anak mungkin tampak sederhana. Tapi bagi saya adalah momen berharga. Sebuah ruang belajar, ruang dialog, ruang tumbuh.


Nak, semoga kalian ingat, bahwa dunia ini luas. Dan di balik setiap perjalanan, selalu ada cerita yang menunggu untuk diceritakan.

Semoga BRT ini ada di setiap kota supaya masyarakat juga tertarik untuk naik Bus yang kata anak-anak super nyaman dan kalau kata saya, nyaman sekali. 🫶🏻

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Apa Itu Penyakit Hernia - Pernah merasa ada benjolan aneh di sekitar perut atau selangkangan, terutama saat berdiri, batuk, atau mengangkat beban? Bisa jadi itu gejala awal dari penyakit hernia. Meski banyak yang menganggap sepele, kondisi ini bisa bikin aktivitas harian terganggu dan berujung pada tindakan medis serius jika dibiarkan.

Apa Itu Penyakit Hernia

Penyakit hernia terjadi ketika organ di dalam tubuh menonjol keluar melalui celah atau bagian otot yang lemah. Biasanya muncul di area perut, pusar, atau pangkal paha. Awalnya memang tidak terlalu terasa sakit, tapi lama-lama bisa mengganggu mobilitas bahkan menimbulkan komplikasi.

Aktivitas Sehari-Hari Bisa Picu Hernia

Hernia bisa muncul akibat tekanan yang terlalu besar pada bagian perut, apalagi kalau otot di sekitarnya dalam kondisi lemah. Banyak kasus penyakit hernia terjadi karena hal-hal sederhana yang sering kita lakukan tanpa sadar, misalnya:

  • Mengangkat barang berat tanpa teknik yang benar
  • Mengejan terlalu keras saat buang air besar
  • Batuk kronis yang tidak diobati
  • Kehamilan atau berat badan berlebih
  • Duduk terlalu lama dengan postur tubuh yang salah

Buat kamu yang punya aktivitas fisik tinggi atau sering olahraga angkat beban, penting banget untuk memperhatikan teknik dan postur agar tidak memberi tekanan berlebih pada dinding perut.

Jenis-Jenis Hernia yang Perlu Diketahui

Ada beberapa jenis penyakit hernia yang umum terjadi, dan masing-masing punya karakteristik sendiri:

1. Hernia inguinalis
Ini jenis hernia paling sering ditemukan, muncul di area selangkangan karena bagian usus mendorong ke bawah lewat saluran inguinal.

2. Hernia umbilikalis
Biasanya muncul di sekitar pusar, sering terjadi pada bayi baru lahir, tapi juga bisa dialami orang dewasa.

3. Hernia hiatus
Bagian atas lambung terdorong ke rongga dada lewat celah diafragma. Biasanya ditandai dengan rasa nyeri ulu hati dan gangguan pencernaan.

4. Hernia insisional
Muncul di bekas luka operasi, terutama kalau otot di sekitar bekas sayatan tidak pulih dengan baik.

Setiap jenis hernia punya gejala dan risiko masing-masing, jadi penting untuk mengenali perbedaan dan segera cek ke dokter jika merasa ada tanda-tanda mencurigakan.

Gejala Awal Penyakit Hernia yang Sering Terabaikan

Salah satu ciri khas hernia adalah munculnya benjolan di bawah kulit yang bisa hilang-timbul tergantung posisi tubuh. Saat berdiri atau batuk, benjolan biasanya lebih terlihat. Saat berbaring, bisa saja kembali masuk ke dalam.

Gejala lain yang juga perlu diwaspadai antara lain:

  • Rasa berat atau nyeri di area perut atau selangkangan
  • Perasaan seperti penuh atau begah
  • Nyeri saat mengangkat barang atau mengejan
  • Gangguan pencernaan atau sembelit pada kasus tertentu

Penyakit hernia tidak selalu menimbulkan rasa sakit yang hebat di awal. Tapi kalau dibiarkan, bisa berkembang menjadi hernia strangulata, yaitu kondisi di mana organ yang menonjol terjepit dan aliran darahnya terhenti. Ini kondisi darurat medis yang harus segera dioperasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Kalau kamu mulai merasa tidak nyaman karena ada benjolan, apalagi disertai nyeri atau gangguan buang air besar, sebaiknya segera periksa. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merekomendasikan USG atau CT-scan untuk memastikan diagnosis.

Semakin cepat penyakit hernia terdeteksi, semakin mudah ditangani. Untuk hernia kecil yang belum berisiko, dokter bisa menyarankan pemantauan atau penggunaan penyangga. Tapi kalau sudah besar atau mengganggu aktivitas, biasanya dokter akan menyarankan operasi.

Pengobatan dan Pilihan Operasi Hernia

Satu-satunya cara menyembuhkan hernia secara permanen adalah melalui operasi. Ada dua metode yang biasa dilakukan:

· Operasi terbuka

Sayatan dilakukan di dekat area hernia, lalu organ yang menonjol dikembalikan ke tempatnya dan dinding otot diperkuat.

· Laparoskopi

Operasi dengan sayatan kecil dan alat kamera, biasanya penyembuhannya lebih cepat dan nyeri pasca operasi lebih minimal.

Setelah operasi, penting untuk istirahat cukup dan menghindari aktivitas berat selama beberapa minggu agar proses pemulihan berjalan lancar.

Cara Mencegah Hernia di Kehidupan Sehari-Hari

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menghindari risiko penyakit hernia, kamu bisa mulai dengan beberapa langkah berikut:

  • Perbaiki postur tubuh saat duduk dan berdiri
  • Jangan mengangkat beban berat secara tiba-tiba
  • Latihan otot perut secara teratur untuk memperkuat dinding perut
  • Hindari sembelit dengan makan makanan berserat dan minum cukup air
  • Segera obati batuk kronis atau alergi yang menyebabkan tekanan perut
  • Jaga berat badan ideal agar tidak memberi tekanan berlebih

Kalau kamu punya riwayat hernia di keluarga atau pernah mengalami gejalanya sebelumnya, kamu perlu ekstra hati-hati dan rajin kontrol ke dokter.

Kesimpulan: Jangan Abaikan Penyakit Hernia

Penyakit hernia memang tidak selalu menimbulkan rasa sakit di awal, tapi bisa berkembang jadi kondisi serius jika tidak ditangani. Mengenali gejalanya lebih awal akan sangat membantu mencegah komplikasi. Terutama kalau kamu sering angkat beban, mengejan saat BAB, atau merasa ada benjolan yang aneh, jangan tunda untuk periksa.

Dengan gaya hidup sehat, postur tubuh yang baik, dan olahraga teratur, kamu bisa mencegah munculnya penyakit hernia dan tetap menjalani aktivitas harian dengan nyaman.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Cat waterproofing atau anti air diperlukan untuk melapisi dinding agar tak mudah rembes atau bocor bila terkena air. Sayangnya, kini beredar cat antiair palsu sehingga dapat mempengaruhi hasil akhir. Oleh sebab itu, Anda harus bisa membedakan antara asli dengan palsu.

6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu


Salah satu cara untuk membedakannya adalah dengan memperhatikan kualitas. Selain itu, ada perbedaan lain yang patut Anda perhatikan dengan menyimak ulasan di bawah ini.

Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu

Bagian dinding rumah tertentu bisa terkena air secara terus-menerus dalam jangka waktu lama. Misalnya adalah dinding bagian luar yang sering terkena hujan. Dinding ini perlu dilapisi dengan cat antiair agar tidak mudah merembes ke dalam rumah.

Namun, Anda perlu waspada karena saat ini ada produk cat antiair palsu yang beredar di pasaran. Maka dari itu, Anda perlu tahu beberapa perbedaannya agar tak salah pilih. Berikut perbedaan-perbedaan tersebut.

  • Kualitas

Cat asli mempunyai kualitas yang lebih baik daripada cat palsu. Cat asli bisa lebih tahan terhadap cuaca, panas, dan air dalam jangka waktu lama. Namun, cat palsu tidak terlalu tahan terhadap cuaca sehingga mudah terkelupas dan retak.

Kualitas ini dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan dalam pembuatan cat. Umumnya, cat asli menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, seperti poliuretan, polimer elastomerik sintetis, atau akrilat.

Di sisi lain, cat palsu sering menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas dan lebih murah. Hal inilah yang menyebabkan cat palsu sering mempunyai harga jauh lebih murah daripada asli.

  • Daya Tutup dan Daya Rekat

Perbedaan antara cat waterproofing asli dan palsu juga dapat dilihat dari daya tutupnya. Daya tutup cat asli terlihat baik dengan permukaan yang rata. Selain itu, daya tutup ini juga bisa bertahan lama.

Di sisi lain, cat palsu mempunyai daya tutup yang rendah. Hal ini membuat hasil akhir dari cat palsu juga terlihat kurang rapi. Kurang rapinya hasil akhir tersebut dapat dilihat dari permukaan dinding yang bergelombang.

Selain itu, cat asli mempunyai daya rekat tinggi sehingga terlihat indah meskipun dalam jangka waktu lama. Namun, cat palsu memiliki daya rekat rendah sehingga mudah terkelupas bahkan dalam waktu singkat.

sumber foto: https://unsplash.com/
  • Sertifikasi Keaslian

Perlu diperhatikan bahwa cat asli mempunyai sertifikasi standar nasional atau SNI. Sertifikasi lain yang berkaitan juga bisa dimiliki oleh cat asli. Label sertifikasi tersebut dapat ditemukan dengan mudah pada kemasan.

Namun, label ini sering tidak dicantumkan pada cat palsu sehingga tidak diketahui sertifikasinya. Bisa jadi, cat palsu tersebut memang tidak memenuhi standar sertifikasi sehingga dapat memengaruhi hasil akhir.

Sebagai pendukung label sertifikasi, berbagai informasi juga bisa ditemukan pada cat asli. Misalnya adalah informasi lengkap tentang cat tersebut. Informasi seperti ini juga sering tak ditemukan pada cat palsu.

  • Tekstur

Perbedaan cat waterproofing asli dan palsu lainnya juga dapat dilihat pada teksturnya. Biasanya, tekstur cat asli lebih konsisten dan halus. Tekstur ini membuatnya lebih merata setelah diaplikasikan pada dinding.

Namun, cat palsu mempunyai tekstur yang kurang konsisten dan lebih kasar. Akibatnya, cat tersebut akan terlihat tidak merata setelah diaplikasikan. Hal ini dapat membuat cat menjadi lebih cepat terkelupas.

Selain itu, warna cat asli juga terlihat lebih tajam dan indah daripada cat palsu. Ketajaman warna tersebut juga tak mudah pudar Tentu hal ini dapat mempengaruhi estetika dinding setelah diaplikasikan. 

  • Bau

Seperti yang telah disinggung di atas, cat asli terbuat dari bahan-bahan kimia berkualitas. Bahan-bahan kimia ini bisa menimbulkan bau yang khas dan wangi. Bau ini bisa tercium saat Anda membukanya.

Namun, bau seperti ini sering tidak tercium pada cat palsu. Hal ini disebabkan oleh bahan-bahan berbeda yang digunakan oleh cat ini. Tentu hal tersebut akan mempengaruhi hasil akhir.

Jadi, Anda bisa memeriksa bau pada cat terlebih dahulu sebelum memilihnya. Pastikan cat tersebut memiliki bau wangi yang khas layaknya cat berkualitas pada umumnya.

  • Pembelian dari Distributor Resmi

Hal terakhir yang membedakan cat asli dan palsu adalah proses pembeliannya. Jika Anda ingin mendapatkan cat asli dan berkualitas, maka perlu membelinya dari distributor resmi terpercaya yang mempunyai reputasi bagus.

Namun bila Anda mengabaikan hal ini, maka peluang untuk memperoleh cat palsu semakin besar. Akibatnya, Anda akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk memperoleh cat asli yang berkualitas demi menjaga ketahanan dinding.

Jaga Dinding dengan Sika

Sekarang, Anda sudah tahu apa saja perbedaan antara cat asli dengan palsu. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diperhatikan agar Anda tidak salah pilih dan menyesal di kemudian hari.

Jika masih bingung dalam memilih cat antiair, Anda bisa mempertimbangkan SikaCoat Plus. Cat ini tahan alkali, konsumsi rendah, mudah diaplikasikan, kedap air, dan bisa mengurangi waktu pengerjaaan.

Selain itu, cat ini juga mempunyai kemampuan menutup sangat baik, stabilitas UV yang tak kalah baik, dan elastisitas tinggi. Menariknya, cat ini bisa diencerkan dengan air 10% untuk aplikasi primer.

Sika juga merupakan pencetus semen waterproofing pertama di Indonesia. Berbagai proyek global juga sudah ditangani Sika selama 113 tahun. Contohnya adalah Studio dan Apartemen OurDomain di Amsterdam.

Menarik, bukan? Maka dari itu, segera dapatkan SikaCoat Plus untuk melapisi dinding Anda! Klik di sini untuk informasi selengkapnya sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut sebelum membeli.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah - Hai, Moms! Apakah pernah merasa jadi mata untuk semua hal yang terjadi di rumah? Mulai dari mencari barang suami yang katanya sudah dicari ke mana-mana tapi tidak ketemu, sampai mengawasi anak yang lagi belajar online tapi diam-diam buka YouTube. 🤭

Saya pernah mengalaminya, bahkan sering! xixixi


Saya seorang Istri, Ibu dari dua anak dan merangkap sebagai Ibu bekerja sekaligus bendahara rumah tangga, manajer dapur, guru les, konsultan curhat, dan kadang kalau malam jadi detektif kalau mendengar suara mencurigakan dari dapur. Apa itu? xixixi Ya, hidup saya kalau di rumah tidak jauh dari dapur, kamar, halaman, dan layar handphone (HP). Semuanya butuh mata, perhatian, dan konsentrasi. Tapi yang sering terlupakan, adalah siapa yang menjaga mata ini?

Pagi yang Padat, Mata yang Terus Bekerja.

Setiap hari, alarm HP saya berbunyi pukul 04.00 WIB. Tapi anehnya, mata ini seringkali sudah terbuka sebelum alarm berbunyi. Mungkin karena otak dan tubuh sudah hafal: pagi adalah waktu perang dunia versi ibu rumah tangga. Berlebihan banget, ya. 🤣

Pagi hari, saya mulai dengan menyalakan lampu dapur dan menyalakan kompor untuk memasak air. Kemudian kegiatan berikutnya yaitu menanak nasi dan kemudian saya tinggal untuk ibadah. Aktivitas Ibu rumah tangga pada umumnya lah, ya. Lanjut, pertempuran batin di dapur biasanya saya mulai pukul 05.30 WIB.

Menggoreng lauk, masak sayur, menyiapkan bekal anak dan suami, sambil sesekali ngecek notifikasi WhatsApp grup kelas atau wali murid barangkali ada informasi "tahu bulat". Pagi-pagi mata langsung dipaksa bekerja keras, menyesuaikan dari cahaya gelap ke terang, dan dari dunia nyata ke dunia digital.

Kadang aku berpikir, mata ini seperti alat super canggih yang tidak pernah benar-benar istirahat. Belum selesai menyiapkan sarapan, anakku sudah minta tolong mencarikan kaus kaki, jilbab, atau barang-barang kesayangannya.

“Ibunn, kaus kakiku cuma nemu yang sebelah!” jerit si sulung.

Aku pun dengan cepat melesat jadi “radar pencari kaos kaki hilang.” Dan entah kenapa, sring kali mata ini lebih jeli dari mata anak-anak itu sendiri. Padahal kaus kaki itu ada di tempat yang sama yaitu di atas kasur, tersembunyi di balik bantal. Kebiasaan kurang disiplin anak-anak kadang memang sebegitunya dan serandom itu ya, Bun. 🤭 

Begitu mereka semua berangkat, barulah saya bisa merasa duduk dengan tenang. Tapi bukan untuk istirahat. Mata saya pindah tugas: scroll TikTok cari ide masakan, mengecek grup kantor barangkali ada informasi penting, dan membalas Whats App penting yang belum sempat saya balas. 

Eh, istirahat macam apa ini? Xixixi

Layar, Cahaya, dan Lelah yang Tak Kasat Mata.

Sadar atau tidak, waktu paling banyak dalam hidup saya sekarang dihabiskan menatap layar: komputer saat di kator, tablet anak, bahkan Televisi saat nonton sinetron di malam hari. Hahaha, Dan semua itu pelan-pelan bikin mata saya lelah, sangat lelah!

Awalnya cuma terasa berat. Tapi lama-lama seperti kering, perih, dan gatal.

Pernah suatu Sabtu, saya sedang bantu anak mengerjakan tugas dari sekolah. Mata saya sudah terasa perih, tapi saya terus tahan karena masih banyak yang harus dikerjakan. Sampai akhirnya, saya refleks mengucek mata, dan anak-anak menegur, “Ibun kenapa sih sering kucek-kucek mata?”

Itu tamparan kecil buat saya. Saya sadar, saya selalu menjadi mata untuk semua orang di rumah, tapi lupa menjaga mata saya sendiri.

Curhat Ibu-Ibu dan Solusi yang Tidak Disangka.

Seperti biasa, malam Sabtu adalah jadwal arisan online bareng gengs. Bukan cuma arisan, tapi juga ajang curhat, tanya resep, sampai tukar kabar skincare, dan drama rumah tangga. 🤭

Malam itu, saya iseng cerita tentang mata saya yang mulai terasa tidak nyaman. Saya kira hanya saya saja yang mengalami. Tapi ternyata, hampir semua teman saya juga mengalaminya.

“Iya, Dah. aku juga ngerasa gitu. Tiap habis masak lama atau nonton drama Korea di HP, mata langsung berasa kering.”

“Ikutannn, kadang malah ngilu kalau kelamaan buka HP, scroll socmed.”

Salah satu temanku, Lani, ikut berkomentar dan memberi saran “Coba pakai INSTO Dry Eyes. Aku udah pakai sebulan ini. Enak banget, langsung adem, dan mata jadi nggak se-perih sebelumnya.”

"Wah...Lani sama banget!" batin saya. Tapi karena kami semua ibu-ibu muda yang saling percaya, banyak yang pada akhirnya masukin Instro ke "keranjang belanja" bulanan.


Insto Dry Eyes Andalan Front Office

Pertemuan Pertama dengan Insto Dry Eyes.

Hari itu, saya tetesin Insto Dry Eyes ke mata. Sensasinya langsung adem dan nyaman. Rasanya seperti mata yang lelah seharian akhirnya bisa ‘minum’.

Setelah pemakaian pun, saya merasa mata ini lebih segar, tidak cepat lelah saat memba buku atau bisa lebih fokus membaca komposisi di kemasan bumbu dapur yang kadang tulisannya kecil-kecil banget. Begh! Rasa-rasanya memang kesal kalau sampai ada masalah dengan mata. Terkadang malah marah-marah menyalahkan se isi rumah ketika mata ini sedang tidak bisa diandalkan karena iritasi. 

Yaps! Kadang yang kecil seperti rasa perih di mata, mata kering, bisa berdampak besar ke emosi ibu rumah tangga. Maka dari itu, #MataKeringJanganSepelein karena kesehatan mata juga utama.

Menjadi Mata yang Sehat, Untuk Keluarga yang Kuat.

Saat anak rewel, kita yang tahu dia butuh pelukan. Saat suami pulang kerja, kita bisa membaca dari matanya kalau dia lelah dan butuh ditemani makan. Saat rumah berantakan, kita tetap bisa lihat hal indah di balik tumpukan mainan. Tapi semua itu tak bisa dilakukan dengan baik kalau mata kita sakit, perih, atau terlalu lelah untuk fokus.

Setelah pakai #InstoDryEyes, aku jadi lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan mata. Bukan cuma wajah yang perlu skincare, mata juga perlu dirawat. Apalagi untuk kita, ibu-ibu, yang jadi “mata” di setiap sudut rumah.

Insto Dry Eyes bukan sekadar tetes mata, tapi penyelamat kecil di tengah rutinitas besar. Mudah digunakan, bisa dibawa kemana saja, dan cepat terasa manfaatnya. Bahkan sekarang, saya selalu sedia Insto di rumah dan tas kerja karena kapan pun saya butuh, dia siap menjaga mata ini.

Mata Ibu Rumah Tangga Juga Butuh Dijaga.

Sering kali, kita ibu-ibu terlalu fokus menjaga semua orang di rumah, sampai lupa menjaga diri sendiri. Padahal, untuk terus bisa menjadi "mata" bagi keluarga, kita juga harus punya mata yang sehat. 

Saya tahu, saya bukan satu-satunya ibu rumah tangga yang merasa matanya makin gampang lelah. Karena itu saya ingin berbagi cerita ini, supaya ibu-ibu lain tahu bahwa keluhan kita bukan hal sepele. Insto Dry Eyes jadi salah satu solusi yang membawa perubahan besar dalam rutinitas saya. Saya bisa lebih fokus, lebih nyaman, dan lebih sabar karena mata saya tidak lagi “berteriak”.

Jadi, untuk semua ibu rumah tangga di luar sana, jangan lupa jaga mata, ya. Karena kita adalah mata yang menyinari rumah ini. Insto Dry Eyes, sahabat mata kering di tengah lelahnya cinta tanpa jeda. 💙

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Serunya Anak SD Foto Bareng di Photobox Banjarnegara - Pagi itu, saya sudah mulai aktivitas memasak di dapur. Suara panci dan wajan beradu, tapi telinga ini tetap awas mendengarkan celoteh anak perempuan saya, Jasmine yang duduk di ruang makan.

Serunya Anak SD Foto Bareng di Photobox Banjarnegara


"Ibun, besok-besok aku mau ke photobox sama temen-temen, tapi bayar sendiri. Tenang." katanya polos, sambil nahan senyum malu.

Lho, anak SD photobox? Dalam hati saya ketawa kecil. Mendengar celotehannya, rasanya "geli" banget. Kenapa? Karena saya baru merasakan photobox saja di usia 30+ alias belum lama. 🤭 Itu pun karena tidak direncanakan. Kencan sama teman di kota sebelah, terus tiba-tiba dia mengajak untuk photobox.

Sebenarnya saat dulu saya Kuliah, photobox ini sudah ada. Tapi rasanya tidak tertarik. Kalau melihat foto orang lain dengan bibir manyun-manyun saja rasanya ingin berkata-kata. 🤣 Saat itu, nulis di binder lebih hits ketimbang foto-foto, ya. Sekarang, anak-anak masih usia SD sudah ngerti gaya, ekspresi, dan angle kamera! Makanya dengan keberanian tingkat dewa, mereka percaya diri untuk ke photobox. Masya Allah yaa, Bun. xixixixi

Tapi di balik rencana mereka itu, ada banyak cerita yang bikin hati saya meleleh. Sungguh. Yuk, simak perjuangan Jasmine dan dua temannya: Anin dan Aqila yang akhirnya bisa ke photobox dengan happy.

Demi ke Photobox, Mereka Rela Mengurangi Uang Jajan.

Di luar prediksi BMKG, ternyata anak kelas 3 sudah mempunyai teman main yang klop dan kompak. Dari jauh-jauh hari, mereka bikin "rapat kecil" di kelas, diskusi serius soal photobox. Mulai dari budgeting, waktu, mencari tahu lokasi photobox, sampai bertanya bagaimana cara untuk bisa sampai ke sana. 

Pagi itu, seperti biasa saya mengantarkan Jasmine sekolah. Sesampainya di halaman sekolah, dua temannya mendekati saya dan minta izin untuk ke photobox. Jujur, saya kaget. Secepat ini kah mereka bisa mengumpulkan uang untuk photobox. Saya tidak tahu persis, mereka bisa menyisihkan uang berapa ribu per harinya demi untuk ke photobox. Tapi yang jelas butuh perjuangan bagi mereka untuk mengurangi uang jajan.

Kenapa? Tentu ada yang rela tidak beli es lilin favoritnya, ada juga yang tiap hari bawa bekal biar tidak jajan di kantin. Bahkan Jasmine, yang biasanya suka banget beli makaroni rasa jagung setiap istirahat, bilang ke saya, “Ibun, sebulan ini aku full mau bawa bekal terus ya.”

Dia memang tidak membawa bekal setiap hari. Hari-hari tertentu saja supaya lebih bervariasi dan untuk menghindari rasa bosan. Tapi, saya tidak berpikir sampai sejauh itu. Dia membawa bekal karena sedang berhemat demi photobox. 🤣 Ya ampun, hati siapa yang enggak lumer dengar cerita begitu?

Minta Izin ke Orang Tua, Ayo Gass!

Namanya juga anak-anak, kalau sudah punya rencana seru bareng temen, semangatnya ngalahin orang mau belanja flash sale! 😄Saya sangat mengapresiasi kejujuran mereka dengan minta izin sebelum action. Tidak mencuri waktu atau diam-diam sampai ke photobox tanpa didampingi orang tua seperti kejadian beberapa tahun lalu. Diam-diam ke Cangkring.

Nah, setelah mereka minta izin, saya dan orang tua dari Anin dan Aqila pun saling berkomunikasi untuk melancarkan misi mulia dan penuh gaya yaitu foto bareng di photobox. 🤭Saya mengizinkan saja selama kegiatannya baik dan bikin anak merasa senang.

Berlokasi di tengah kota, tentu mereka membutuhkan pendampingan dan dikawal supaya aman dan nyaman. Setelah menemukan waktu yang pas, kami pun langsung menuju lokasi photobox.

Hari-H: Dandan, Kompak, dan Banyak Gaya!

Setelah menabung kurang lebih dua bulan , akhirnya uang terkumpul. 😭Hari yang ditunggu pun tiba. 

Pagi-pagi, mereka telponan untuk janjian warna kostum. Ada yang pilih warna baju putih, ada juga yang hitam. Tapi untuk hijab, kompak banget dengan warna pink. Kami mengantarkan mereka ke studio photobox yang saat itu sedang ada diskon 50% sampai akhir bulan. Sesampainya di lokasi, ternyata antre sekali. Kami menadapatkan nomor antrean ke 11. Istighfar dulu kalau harus menunggu berjam-jam, deh. Tanpa pikir lama, akhirnya kami pindah ke second option, yaitu di Myut-Myut Photobox. 

Saya tidak punya pengalaman photobox di sana, sih. Tapi, saya pernah cetak foto di sana, tahu ada photobox di sana, dan pemiliknya sangat ramah. Makaknya saya mengajak mereka untuk pindah ke Myut-Myut ketimbang harus menunggu lama. Satu hal yang bikin kaget, nih. Harga photobox di photo studio yang sedang mengadakan diskon dengan di Myut-Myut ini sama. Jadi, diskon 50% itu tidak berlaku. 😂 

Di Myut-Myut Banjarnegara, satu per satu masuk ke bilik foto dengan gaya andalan: ada yang jempol ke atas, ada yang manyun lucu, ada juga yang gaya “love” pakai tangan. Pokoknya gaya khas anak zaman sekarang. 

Suasana di dalam "box" rame banget. Teriak-teriakan kecil, ketawa lepas, dan celoteh polos yang bikin studio photobox mendadak jadi tempat paling hidup hari itu. Dan hasilnya? Selama sepuluh menit cekrak-cekreek bergaya, Masya Allah… ekspresi mereka polos, ceria, dan penuh kebanggaan. Alhamdulillah, misi mulia penuh gaya akhirnya sudah terlewati. Setelah selesai pun, kami dikirim hasil fotonya. Lima puluh lima ribu dibayar tunai! 😂

Lebih dari Sekadar Foto.

Dari luar, mungkin orang lihat ini cuma photobox iseng anak-anak. Tapi buat mereka -dan buat kami sebagai orang tua- ini adalah cerita tentang kerja sama, tanggung jawab, pengorbanan, dan cita rasa perjuangan kecil yang bernilai sangat besar. Sebuah kenangan yang insya Allah akan mereka ingat seumur hidup. 💕📸

Di usia mereka yang masih 9 tahun sudah belajar bahwa sesuatu yang didapat dari usaha sendiri rasanya lebih manis dari es krim. Sebagai ibu, saya cuma bisa senyum haru, sambil bilang dalam hati: "Teruslah belajar, Nak... dari hal-hal kecil seperti ini, kamu sedang tumbuh jadi besar."

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (16)
    • ▼  Juli (1)
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose