Penuh Cerita, Begini Serunya Anak SD Foto Bareng di Photobox Banjarnegara

by - Mei 30, 2025

Serunya Anak SD Foto Bareng di Photobox Banjarnegara - Pagi itu, saya sudah mulai aktivitas memasak di dapur. Suara panci dan wajan beradu, tapi telinga ini tetap awas mendengarkan celoteh anak perempuan saya, Jasmine yang duduk di ruang makan.

Serunya Anak SD Foto Bareng di Photobox Banjarnegara


"Ibun, besok-besok aku mau ke photobox sama temen-temen, tapi bayar sendiri. Tenang." katanya polos, sambil nahan senyum malu.

Lho, anak SD photobox? Dalam hati saya ketawa kecil. Mendengar celotehannya, rasanya "geli" banget. Kenapa? Karena saya baru merasakan photobox saja di usia 30+ alias belum lama. 🤭 Itu pun karena tidak direncanakan. Kencan sama teman di kota sebelah, terus tiba-tiba dia mengajak untuk photobox.

Sebenarnya saat dulu saya Kuliah, photobox ini sudah ada. Tapi rasanya tidak tertarik. Kalau melihat foto orang lain dengan bibir manyun-manyun saja rasanya ingin berkata-kata. 🤣 Saat itu, nulis di binder lebih hits ketimbang foto-foto, ya. Sekarang, anak-anak masih usia SD sudah ngerti gaya, ekspresi, dan angle kamera! Makanya dengan keberanian tingkat dewa, mereka percaya diri untuk ke photobox. Masya Allah yaa, Bun. xixixixi

Tapi di balik rencana mereka itu, ada banyak cerita yang bikin hati saya meleleh. Sungguh. Yuk, simak perjuangan Jasmine dan dua temannya: Anin dan Aqila yang akhirnya bisa ke photobox dengan happy.

Demi ke Photobox, Mereka Rela Mengurangi Uang Jajan.

Di luar prediksi BMKG, ternyata anak kelas 3 sudah mempunyai teman main yang klop dan kompak. Dari jauh-jauh hari, mereka bikin "rapat kecil" di kelas, diskusi serius soal photobox. Mulai dari budgeting, waktu, mencari tahu lokasi photobox, sampai bertanya bagaimana cara untuk bisa sampai ke sana. 

Pagi itu, seperti biasa saya mengantarkan Jasmine sekolah. Sesampainya di halaman sekolah, dua temannya mendekati saya dan minta izin untuk ke photobox. Jujur, saya kaget. Secepat ini kah mereka bisa mengumpulkan uang untuk photobox. Saya tidak tahu persis, mereka bisa menyisihkan uang berapa ribu per harinya demi untuk ke photobox. Tapi yang jelas butuh perjuangan bagi mereka untuk mengurangi uang jajan.

Kenapa? Tentu ada yang rela tidak beli es lilin favoritnya, ada juga yang tiap hari bawa bekal biar tidak jajan di kantin. Bahkan Jasmine, yang biasanya suka banget beli makaroni rasa jagung setiap istirahat, bilang ke saya, “Ibun, sebulan ini aku full mau bawa bekal terus ya.

Dia memang tidak membawa bekal setiap hari. Hari-hari tertentu saja supaya lebih bervariasi dan untuk menghindari rasa bosan. Tapi, saya tidak berpikir sampai sejauh itu. Dia membawa bekal karena sedang berhemat demi photobox. 🤣 Ya ampun, hati siapa yang enggak lumer dengar cerita begitu?

Minta Izin ke Orang Tua, Ayo Gass!

Namanya juga anak-anak, kalau sudah punya rencana seru bareng temen, semangatnya ngalahin orang mau belanja flash sale! 😄Saya sangat mengapresiasi kejujuran mereka dengan minta izin sebelum action. Tidak mencuri waktu atau diam-diam sampai ke photobox tanpa didampingi orang tua seperti kejadian beberapa tahun lalu. Diam-diam ke Cangkring.

Nah, setelah mereka minta izin, saya dan orang tua dari Anin dan Aqila pun saling berkomunikasi untuk melancarkan misi mulia dan penuh gaya yaitu foto bareng di photobox. 🤭Saya mengizinkan saja selama kegiatannya baik dan bikin anak merasa senang.

Berlokasi di tengah kota, tentu mereka membutuhkan pendampingan dan dikawal supaya aman dan nyaman. Setelah menemukan waktu yang pas, kami pun langsung menuju lokasi photobox.

Hari-H: Dandan, Kompak, dan Banyak Gaya!

Setelah menabung kurang lebih dua bulan , akhirnya uang terkumpul. 😭Hari yang ditunggu pun tiba. 

Pagi-pagi, mereka telponan untuk janjian warna kostum. Ada yang pilih warna baju putih, ada juga yang hitam. Tapi untuk hijab, kompak banget dengan warna pink. Kami mengantarkan mereka ke studio photobox yang saat itu sedang ada diskon 50% sampai akhir bulan. Sesampainya di lokasi, ternyata antre sekali. Kami menadapatkan nomor antrean ke 11. Istighfar dulu kalau harus menunggu berjam-jam, deh. Tanpa pikir lama, akhirnya kami pindah ke second option, yaitu di Myut-Myut Photobox. 

Saya tidak punya pengalaman photobox di sana, sih. Tapi, saya pernah cetak foto di sana, tahu ada photobox di sana, dan pemiliknya sangat ramah. Makaknya saya mengajak mereka untuk pindah ke Myut-Myut ketimbang harus menunggu lama. Satu hal yang bikin kaget, nih. Harga photobox di photo studio yang sedang mengadakan diskon dengan di Myut-Myut ini sama. Jadi, diskon 50% itu tidak berlaku. 😂 

Di Myut-Myut Banjarnegara, satu per satu masuk ke bilik foto dengan gaya andalan: ada yang jempol ke atas, ada yang manyun lucu, ada juga yang gaya “love” pakai tangan. Pokoknya gaya khas anak zaman sekarang. 

Suasana di dalam "box" rame banget. Teriak-teriakan kecil, ketawa lepas, dan celoteh polos yang bikin studio photobox mendadak jadi tempat paling hidup hari itu. Dan hasilnya? Selama sepuluh menit cekrak-cekreek bergaya, Masya Allah… ekspresi mereka polos, ceria, dan penuh kebanggaan. Alhamdulillah, misi mulia penuh gaya akhirnya sudah terlewati. Setelah selesai pun, kami dikirim hasil fotonya. Lima puluh lima ribu dibayar tunai! 😂

Lebih dari Sekadar Foto.

Dari luar, mungkin orang lihat ini cuma photobox iseng anak-anak. Tapi buat mereka -dan buat kami sebagai orang tua- ini adalah cerita tentang kerja sama, tanggung jawab, pengorbanan, dan cita rasa perjuangan kecil yang bernilai sangat besarSebuah kenangan yang insya Allah akan mereka ingat seumur hidup. 💕📸

Di usia mereka yang masih 9 tahun sudah belajar bahwa sesuatu yang didapat dari usaha sendiri rasanya lebih manis dari es krim. Sebagai ibu, saya cuma bisa senyum haru, sambil bilang dalam hati: "Teruslah belajar, Nak... dari hal-hal kecil seperti ini, kamu sedang tumbuh jadi besar."

You May Also Like

0 komentar

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.