• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Hello, Ibun! Apa kabar di minggu kedua tahun 2022, nih? Alhamdulillaah sudah berada di akhir pekan kedua, ya. Rasanya baru kemarin menikmati malam pergantian tahun dengan bobok cantik di rumah. Eh...sudah weekend lagi. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Apalagi saat menilik postingan terakhir di blog ini, saya "berhasil" melewati tiga bulan tanpa menulis artikel satu pun. Artinya, dalam tiga bulan terakhir tidak  ada job di blog ini. 🤣

Sungguh super parah! Dan ini sebuah pengakuan yang memalukan, tapi tetap saya tulis karena sebagai pengingat kepada diri sendiri tentang tujuan utama membuat blog ini yaitu untuk menuliskan momen bersama keluarga. Semoga tahun ini, saya bisa mengembalikan semangat dan juga mood untuk kembali menuliskan tumbuh kembang anak-anak atau momen bareng keluarga. Jujur, banyak momen yang telah kami lewati dan sepertinya tidak satu pun menjadi sebuah tulisan.

lomba akhirusanah TPQ Nurul Hikmah Pekauman Madukara

Saya masih beruntung karena setiap momen yang kami lewati selalu menyisakan dokumentasi. Salah satunya yaitu momen saat Kecemut berhasil "menaklukkan" panggung pekan akhirusanah. Seperti apa perjuangannya? Baca blog post ini sampai akhir, ya! 😆

Tentang Pekan Akhirusanah.

Pekan akhirusanah adalah acara yang diselenggarakan oleh pengurus Pendidikan Diniyah Al-Hidayah dan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Nurul Hikmah di desa tempat saya tinggal. Acara ini diisi dengan perlombaan sesuai dengan jenjangnya atau kelas. 

Pada jenjang TPQ, terdapat beberapa kelas yang biasanya ditandai dengan Jilid. Kecemut sendiri sampai saat ini masih belajar di jilid satu. Dia "nyaman" banget berada di kelas ini, padahal teman-teman seusianya sudah ada yang masuk di jilid dua. Kemudian di jenjang Pendidikan Diniyah juga terdapat beberapa kelas. Anak-anak seusia SMP biasanya sudah masuk jenjang ini. Kelasnya mulai dari kelas Tahsin Al-Qur'an, Hadits, sampai belajar berbagai macam Kitab seperti Ta'lim Muta'alim (adab).

Jadi, apa-apa yang telah dipelajari setiap harinya, itulah yang dilombakan di pekan akhirusanah.

Jasmine Mengikuti Lomba Akhirusanah.

Saat tahu Mbak akan mengikuti lomba akhirusanah, saya berniat untuk mengambil cuti satu hari karena perlombaan khusus TPQ dimulai pukul 15.00 WIB. Setelah konfirmasi kepada ustadzahnya, ternyata jadwal lomba kelasnya Mbak adalah hari Sabtu. Alhamdulillaah...karena Sabtu bertepatan dengan libur kerja, saya pun tidak jadi mengambil cuti, dong. Sementara Ayahnya yang juga ingin melihat putrinya tampil, tidak bisa mengambil cuti di hari Sabtu. Ya sudah, akhirnya saya dokumentasikan saja lewat video supaya Ayahnya bisa melihat penampilan Mbak saat di panggung.

Saya tidak menyangka ternyata putri kami sudah bertambah keberaniannya. Aku masih ingat betul, setahun yang lalu dia minta didampingi saat hendak naik ke panggung untuk menghafal anggota tubuh. Satu tahun kemudian, Ibuknya masih dengan rasa harap-harap cemas kalau nanti anaknya tidak mau naik panggung. Tapi, saat namanya dipanggil, dengan percaya diri maju dan naik ke panggung. Alhamdulillah...😍

Bagi kami, dia mau naik panggung tanpa drama adalah sebuah prestasi. Kemudian, di atas panggung dia membaca Qiroati jilid satu yang dilombakan. Setiap peserta lomba harus membaca dua halaman yang sudah ditentukan oleh tim juri dan menghafalkan dua surah pendek yang juga sudah ditentukan. Dalam membaca Qiroati, Alhamdulillah Mbak sudah lumayan lancar meskipun masih sering lirik-lirik Ibuk dan juga Ustadzahnya. Lalu, untuk hafalan surah pendek yaitu surah Al-Ikhlas dan Al-Lahab, dia masih belum lancar untuk surah Al-Lahab. Namun, setelah saya mendengarkan satu per satu peserta lomba, ternyata banyak yang belum hafal surah Al-Lahab. Sementara untuk surah Al-Ikhlas, hampir semua hafal.

Tidak apa-apa, meskipun sebenarnya anak seusia Jasmine sudah banyak yang hafal surah pendek atau sudah banyak yang naik ke jilid dua, tapi saya tetap bangga karena dia ada usaha dan mau berangkat mengaji tiap harinya. Saya pun tidak mengharuskan dia untuk mendapatkan juara dalam perlombaan ini. Hanya saja saya menyampaikan di awal sebelum dia berangkat untuk lomba untuk semangat dan jadilah pemberani.

Kejutan di Malam Tasyakur Akhirusanah 2021.

Setiap perlombaan diambil pemenang 1-3. Saat pengumuman, seluruh peserta lomba masih full berada di majelis. Sebagian besar peserta didampingi orang tuanya karena kelasnya Jasmine adalah kelas paling kecil. Majelis ramai tepuk tangan saat dimulai pembacaan juara. Beberapa anak juga terlihat mengucapkan selamat kepada temannya yang berhasil menjadi juara.

Lalu, bagaimana dengan Jasmine?

Ehem...dia belum masuk juara, dong. 🙈 Tapi alhamdulillah dia tidak mempermasalahkan dan tidak sedih. Apalagi setelah pengumuman juara seluruh peserta diberi jajanan oleh panitia sebagai bentuk apresiasi. Anak-anak pun keluar majelis dengan hati bahagia tanpa ada drama.

Rezeki memang tak ke mana.

kejutan di malam tasyakur akhirusanah 2021
Ngelirik piala tetangga ya, Mbak...haha (Tika, Al-Karim, Jasmine)

Malam tasyakuran akhirusanah yang diisi dengan pengajian dan penerimaan hadiah, seluruh santri berkumpul di majelis untuk menyaksikan teman-teman mendapat hadiah. Jasmine dari rumah sudah pamit mau menyaksikan Al-Karim, teman mainnya yang menang juara 2. Dia semangat banget izin mau melihatnya. Karena kebetulan saya sedang di rumah, saya pun ikut mengikutinya sambil gendong Wildan.

Namanya rezeki tak ke mana, ternyata ada penambahan pemenang yang semula hanya tiga anak menjadi empat anak. Dan saat pemanggilan peserta yang menang lomba, Jasmine ikut dipanggil oleh panitia karena nilainya masuk peringkat keempat. 😂 Betul-betul kejutan buat Jasmine dan juga saya yang saat itu berada di sampingnya. Kami berdua happy banget, dong. Seperti mimpi melihat anak menerima piala.

Review Belajar Qiroati di TPQ Nurul Hikmah. 

Tahun ini, Jasmine masih berkutat di jilid satu. Saya sebagai orang tua mengakui dan memahami bahwa dia cukup susah untuk mengingat satu per satu huruf hijaiyah. Sudah belajar sampai huruf Shad, misalnya. Dia biasanya lupa dengan beberapa huruf sebelumnya. Ada jeda sebelum membacanya, belum bisa langsung lancar, gitu.

Setiap hari kami mengaji bersama, mengulang apa yang sudah diajarkan di TPQ. Ini kami lakukan sebagai salah satu cara supaya Jasmine tidak mudah lupa saat sore harinya kembali belajar bersama Ustadzahnya. Tapi namanya daya ingat, tuh, tidak bisa dipaksakan sekalipun katanya daya ingat anak-anak paling bagus.

"Ibun, aku U lagi, nih!"

Artinya, dia mengulang lagi untuk bacaan yang sedang dipelajari. Saya tandai, dalam satu lembar dia bisa lulus paling tidak 3-4 kali pertemuan. Jadi, selama 1-3 kali pertemuan, dia biasanya akan mendapatkan tanda U yang artinya mengulang. Kemudian, di pertemuan ke empat atau kelima, akan mendapatkan tanda L yang berarti lulus.

Semoga tahun ini Jasmine bisa lulus jilid satu. Dalam pendidikan formalnya, tahun ini dia insya Allah masuk SD. Semoga dimudahkan segala urusan dan semakin semangat belajarnya. 

Eh, anak-anak sudah masuk TPQ belum, Bun? Atau, mengajinya private, nih?

Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Mama Papa masih ingat, lagu apa yang pertama kali dikenalkan kepada anak-anak saat mereka masih balita? Buat orang tua yang saat ini anak-anaknya sudah kuliah atau malah sudah punya cucu, boleh ikutan jawab, lho. Dan saya yakin jawabannya banyak yang sama meskipun tidak saling menyontek. 🤭

lagu anak indonesia

Bagaimana tidak sama, perkembangan lagu anak Indonesia tidak secepat perkembangan lagu orang dewasa khususnya genre dangdut koplo. 🤣 Bahkan jika dilakukan perbandingan, mungkin tidak berbanding karena ketika ada musisi atau composer menciptakan lagu baru untuk orang dewasa, tidak bisa dipastikan mereka juga membuatkan lagu baru untuk balita. Terbukti dari saya kecil sampai punya dua anak, lagu anak yang berjudul "Cicak-Cicak di Dinding" masih menjadi salah satu lagu yang masuk dalam daftar putar lagu anak-anak.

Betul atau betul banget? 🙈

Tidak sedikit orang tua merasa miris, iba, sedih, dengan perkembangan lagu anak di Indonesia yang bisa dibilang tidak banyak penambahan sampai tahun ini. Kalaupun ada, biasanya bukan lagu Indonesia. Melainkan lagu anak dengan lirik bahasa Inggris yang viral di channel YouTube, kemudian para orang tua yang tinggal di Indonesia memberikan hak akses kepada anak untuk ikut senang-senang menikmati lagu tersebut.

Saya masih ingat ketika Jasmine masuk usia dua tahun, saat itu sedang ramai-ramainya lagu Baby Shark. Balita mana yang saat itu juga tidak tertarik atau tidak hafal lagu anak-anak tentang keluarga Hiu. Nyaris semua anak tiap hari menyanyi lagu tersebut sambil goyang-goyang atau malah memainkan jarinya sambil menganggukkan kepalanya. 🤭

Ketika Kami Ngobrolin Lagu Anak Indonesia.

Usia saya dan suami tidak terpaut jauh. Tenang, ini bukan contoh soal cerita di mata pelajaran Matematika, kok. 🤭Dengan usia yang bisa dibilang satu pantaran, artinya lagu yang sering kami nyanyikan saat masih balita juga pastinya banyak yang kesamaan. Apalagi kami sama-sama tinggal di Jawa Tengah, Indonesia. Mau lagu nasional, tradisional, pasti banyak yang sama.

Saking jarangnya ada update lagu anak terbaru, lagu yang kami berikan ke anak-anak pun lagu yang sering kami nyanyikan sewaktu kecil, lagu yang sering orang tua nyanyikan saat kami lagi ngambek atau bahagia, lagu yang orang tua nyanyikan saat kami hendak tidur, atau lagu yang diajarkan oleh Bapak Ibu guru semasa kami duduk di Taman Kanak-kanak. 😅


Sebagai orang tua, kami hanya sebatas penikmat lagu anak. Rasa-rasanya, kami juga tidak pernah mengkritisi lagu anak di tanah air, bukan tugasnya. Hihihi. Hanya saja rasanya ada yang kurang ketika lagu-lagu yang kami sampaikan ke anak adalah lagu itu-itu saja. Ada Balonku, Pelang-Pelangi, atau lagu daerah seperti Kampuang Nan Jauh di Mato. Ada lagi yaitu lagu dari grup musik Trio Kwek Kwek atau penyanyi Enno Lerian. Ah...ini lagu-lagu melegenda sekali, ya.😆

Ketika kami ngobrolin lagu anak Indonesia, rasa-rasanya seperti nostalgia. Kadang bisa ketawa renyah banget karena memang ada momen yang tak terlupakan dengan lagu-lagu anak. Saya masih ingat ketika Kecemut diminta untuk menyanyi lagu Pelangi-Pelangi saat perjalanan rekreasi. Dia, tuh, excited banget ketika disodorin microphone oleh salah satu gurunya. Tapi tiba saatnya microphone sampai tangannya, dia menyanyi seperti anak bingung. Pada akhirnya, ada beberapa lirik yang dia lupa, dong. duh...ini demam panggung banget namanya, ya. 😆

Saya masih ingat betul momen tersebut. Ketika saya konfirmasi kepada Kecemut, ternyata dia pun masih ingat. Dia tampak malu, malu sekali. Padahal di situ hanya ada saya, suami, dan adiknya. Kenapa bisa malu, sih? Soalnya saat itu saya putarkan video pas dia lupa lirik. Qiqiqi. Ini malunya sudah plus mau mewek, lho. Dududuh....untuk kembali mencairkan suasana, kami pun akhirnya menyanyi bersama. 🥳     

Quality Time dengan Menyanyi Bersama Anak.

Ketika anak-anak mulai kelihatan jenuh belajar, orang tua harus punya trik untuk tetap menjaga moodnya supaya tidak keterusan jenuhnya. Salah satu cara menjaga mood anak-anak yaitu dengan cara mengalihkan kegiatan belajar dengan mencari kegiatan lain yang sekiranya bisa membuat hati dan pikiran kembali fresh. Salah satunya yaitu dengan memutarkan musik karena dapat membuat mereka rileks, bahagia, dan menghangatkan suasana.
Baca juga Miliestones: Lagu Pertama Kecemut.
Sebelas, dua belas dengan Mbaknya, jagoan kami si Wildan ketika mendengar musik, tuh, bawaannya langsung joged-joged happy. Eh...mungkin ini biasa dilakukan oleh balita ketika mendengar musik kalik, ya. Hihihi. Hanya saja yang bikin beda yaitu dia joget sambil ikut nyanyi meskipun kata yang keluar dari mulutnya tidak sama dengan liriknya. Hanya diambil kata akhir saja. Eh...ini juga kayaknya dilakukan tiap balita, ya. Hahaha. Ahh...balita, mah, bebas! 😆

Melalui Android TV, kami memutar lagu anak Indonesia mulai dari yang hits pada zamannya, seperti lagu Abang Tukang Bakso sampai lagu anak yang baru-baru ini muncul yaitu lagu anak Indonesia balita dengan karakter musikal yaitu lagu milik Hoala dan Koala.

Eh, siapakah Hoala dan Koala? 

Mengenalkan Hoala & Koala, Lagu Anak dengan Karakter Musikal.

Seperti yang kita semua tahu bahwa industri musik untuk lagu anak-anak di Indonesia makin lesu dan tersudutkan di era perkembangan teknologi. Banyak anak-anak yang lebih hafal lirik lagu Mendung Tanpo Udan. Padahal jika dipahami, liriknya tidak cocok untuk anak. Tapi bagaimana lagi, pengganti Papa T Bob, Pak Kasur, Ibu Sud, dan pencipta musik anak lainnya saat ini seperti tidak ada. Sedih, ya.

Keadaan ini membuat CEO PT Amnar Awandi Kazoku yaitu Rendyadi Amnar, merilis karakter animasi 3D 'Hoala dan Koala' untuk anak-anak Indonesia. 


Pada akhir tahun 2020 Rendyadi Amnar menciptakan karakter musikal yang bernama Hoala & Koala. Karakter ini divisualisasikan dengan animasi 3D dan memiliki karakter seperti layaknya anak-anak zaman sekarang yang tumbuh berkembang di tengah era digital. 

Hoala & Koala adalah sepasang sahabat yang sangat gemar menyanyi. Total ada 12 karakter animasi yang tampil dalam Hoala dan Koala. Adapun tiga karakter utamanya yaitu Ayah, Ibu dan Hoala. Sementara karakter support ada Koala, Miss Jeruk, Rubin si Rubah, Lincu si Ular, Burhan si Burung Hantu, Bu Aya si Buaya, Serigili si Serigala, Om Ping si Harimau dan Om Bre si Singa.

Mengapa harus digambarkan dengan karakter 3D?

Karena karakter ini akan menjadi karakter yang tak akan lekang oleh waktu dalam berkontribusi di dunia musik anak, tanpa mengkhawatirkan bahwa mereka akan tumbuh dewasa dan mengalami perubahan suara.


Anak-anak zaman sekarang yang nyaris saban hari berinteraksi dengan smartphone, menonton lagu anak Hoala & Koala pun terlihat lebih senang karena karakter 3D ini lebih hidup, terlihat lebih nyata. 

Apa yang spesial dari lagu anak Hoala & Koala?

Selain banyaknya karakter yang semuanya bisa menyanyi, penggarapan musiknya serius dan matang. Ya...seperti yang kita semua tahu bahwa lagu anak Indonesia selama ini, tuh, visualisasinya bisa dibilang monoton. Misal dalam bentuk karakter pun hanya sebatas gerak-gerak biasa, jadi kesannya kurang menarik dan bahkan dari informatif. Berbeda dengan lagu anak-anak dari Hoala & Koala.

Review Lagu dari Hoala & Koala.

Mendengarkan lagu anak kata ibu Hoala Koala, liriknya mewakili aktivitas keseharian anak-anak yang mana suka bikin mamaknya darting alias darah tinggi. Kami yang menontonnya pun saling adu mulut karena perilaku yang divisualkan, tuh, beberapa ada yang sama persis dengan perilaku anak-anak kami saat bermain di rumah. Seperti menggambar di tembok atau baru bermain tapi tidak dibereskan.

Dalam video tersebut mencerminkan perilaku anak-anak pada umumnya. Kemudian sebagai orang tua, Ibu Hoala pun memberi pesan-pesan positif atas aksi Hoala dan Koala. Lagu-lagu yang disajikan Hoala & Koala memang memberikan aksi dan respon. Balita atau anak-anak yang menontonnya pun mendapatkan  tambahan pengalaman dan juga insight positif.

Pada lagu anak Hoala & Koala, tidak hanya Ibunya saja yang aktif memberi tanggapan, tapi Ayahnya juga. Sebagai contoh yaitu lagu dengan judul Minta Ayah. Lagu ini menceritakan tentang peraturan-peraturan ketika Ibu sedang keluar atau tidak di rumah. Bagi sebagian anak mungkin bahagia ketika ditinggal Ibu barang sebentar ke warung karena dalam benaknya bisa mendapatkan kebebasan seperti main Handphone.

lagu anak indonesia untuk balita dari hoala dan koala

Setiap orang tua pasti punya aturan-aturan khusus untuk anak-anaknya. Begitu juga dengan orang tua Hoala, khususnya Ibunya. 

Iya, Ibu Hoala tidak memberikan izin kepada Hoala & Koala untuk bermain HP atau menonton TV ketika Ibunya sedang tidak di rumah. Ayahnya pun mendukung peraturan tersebut, tidak goyah meskipun dirayu sama anak-anak.

Saat kami menonton video ini melalui akun YouTube Hoala & Koala, saya, suami, Kecemut dan mamas, cuma bisa tertawa karena perilaku yang ada dalam video tersebut nyaris sama dengan apa yang kerap kami alami, hanya saja cara menyikapinya berbeda. Ayah Hoala & Koala bisa bekerja sama dengan Ibunya, meski pada akhirnya kena jewer. Sementara, Ayah Kecemut dan Wildan seringnya tidak bisa kerja sama dengan Ibunya. Iya, suami saya kadang membiarkan Kecemut mengambil Handphone untuk main game atau menonton YouTube sesukanya, sepuasnya, selagi Ibu tidak di rumah. Ajuur...ajurrr! 😆 


Omong-omong, lagu anak Hoala & Koala ini digarap serius. Banyak musisi internasional yang terlibat di dalam pembuatan aransemen dari musik Hoala & Koala, serta banyak sekali alat musik yang tak lazim digunakan untuk lagu anak yang dipakai dalam penggarapan album-album Hoala & Koala, seperti saxophone, terompet, double bass, trombon, klarinet, cello, harpa, hingga instrumen etnik Indonesia seperti gamelan dan angklung.

Selain kualitas vokal, keterlibatan musisi internasional hingga banyaknya instrumen yang digunakan, Hoala & Koala juga memiliki keunikan lainnya dalam pemilihan genre. Tak hanya satu genre children pop yang diangkat oleh Hoala & Koala, namun terdapat variasi genre lainnya seperti jazz, big band, swing, jpop, hingga etnik.

Penggarapan memang bisa dibilang serius, hasilnya pun enak dinikmati. Cuma ada di beberapa lagu, tuh, hanya menyediakan teks saja tanpa menyuguhkan karakter seperti lagu dengan judul Lagu Untuk Anak-anak Jalan Kaki Pagi-pagi. Tapi bisa jadi lagu tersebut konsepnya tanpa karakter, ya.


Saat ini Hoala & Koala sudah memiliki 5 album dan lebih dari 45 lagu anak-anak baru yang bisa dilihat di Youtube, Spotify hingga iTunes. Jadi, sudahkah Mama Papa mengenalkan Hoala & Koala pada anak-anak? Yuk...tonton YouTube-nya dulu!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Istilah ta'aruf identik dengan dunia percintaan, lebih tepatnya perihal jodoh. ❤Ta'aruf menjadi langkah awal untuk saling mengenal, baik perkenalan antar calon pasangan maupun antar keluarga. Saya pun menerka-nerka sewaktu meminta rincian biaya masuk Taman Kanak-kanak (TK) Adzkia kepada Bu Wulan namun beliau menjawab, "lebih baik nanti Mbak Idah ikut ta'aruf dulu, ya. kenalan dulu dengan Adzkia." 

Tumbuh kembang anak

Jadi ceritanya, sebelum resmi sekolah di TK Adzkia, calon wali murid diajak untuk turut merasakan belajar bersama guru-guru yang mengajar di TK tersebut. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti kegiatan tersebut. Satu kelompok berjumlah 10 orang dan berpasangan. Misalnya wali murid A berpasangan dengan Wali murid B. Kenapa berpasangan? Karena seluruh kegiatan yang dilakukan di sini bentuknya adalah kolaborasi atau kerjasama. Bisa sepasang, bisa satu tim. Pokoknya kerjasama dengan orang yang baru dikenal, tuh, seru banget. Asyiqueen! 🤩
 
Sebelum aku bagikan pengalaman ta'arufnya, flashback dulu ke tahap-tahap sebelum pada akhirnya kami memutus untuk ta'aruf dengan TK Adzkia, ya. 🤗

Mencari Tahu Sekolah-sekolah yang Lokasinya di Kota.

Ceritanya, sebulan sebelum Yasmin lulus dari PAUD Shamila, saya mulai mencari sekolah lanjutan untuknya. Dengan bekal ilmu yang masih minim, sebenarnya dia diminta wali kelasnya untuk melanjutkan ke PAUD kelas B. 

Selain wali kelasnya, beberapa wali murid yang biasa menunggu anak-anaknya di PAUD, juga menyarankan kepada saya untuk melanjutkan ke kelas B saja. Selain usia saat itu masih terlalu dini yaitu empat tahun, mungkin Yasmin  belum layak bila masuk TK. Tapi ya tapi, kami sebagai orang tua punya pandangan lain. Sekolah PAUD cukup satu tahun saja, lanjut sekolah TK baru dua tahun. Kiranya begitu. 🙈

Memilih sekolah untuk anak

Eh...ini bukan prinsip lho, ya. Alasan paling kuat dalam benak saya saat itu "kalau sekolah di kota, berangkat bareng Ibuk dan pulang dijemput Ibuk, sepertinya lebih aman dan menenangkan." Begitcyu. 🤭

Ada banyak pilihan sekolah TK di tengah kota. Saya melakukan survey pada 4 sekolah. Tapi saya baru dapat klik dengan satu sekolah yaitu TK Adzkia. Kebetulan lokasi TK Adzkia, tuh, cukup dekat dengan kota. Tiap saya berangkat kerja melewati gang masuk sekolah tersebut. Yaaa...pokoknya kayak sudah niat banget memasukkan Yasmin ke Adzkia. Bisa dibilang sudah seperti ketemu jodoh. 🙊

Tapi baru seperti, karena ternyata Alloh berkehendak lain. Ahhh...gimana, ya? Belum jodoh, nih? Tunggu dulu, kenalan terlebih dahulu dengan TK Adzkia, yuk!

Tentang TK Adzkia Banjarnegara.

Jika ditanya tahu dari siapa ada TK Adzkia Banjarnegara? Maka saya akan menjawab, tahu melalui Bu Wulan. Saya kenal beliau dalam suatu acara FGD (Focus Group Duscussion) tentang Pariwisata Banjarnegara yang bertempat di Hotel Central Banjarnegara. Saya berkenalan dengan beliau karena saat itu kami sama-sama peserta dan ada dalam satu meja. Cukup banyak hal yang kami obrolkan tentang pariwisata Banjarnegara, mulai dari sumber daya alam yang sangat melimpah sampai dengan inovasi-inovasi yang harusnya ada untuk kemajuan pariwisatanya.

Makin lama mengobrol dan juga diskusi, saya jadi tahu kalau beliau juga aktif di Yayasan Adzkia. Tidak banyak yang diceritakan tentang sekolah yang terkenal dengan pendidikan berbasis fitrah, tapi karena saya punya balita yang saat itu butuh pendidikan di sekolah TK, ya akhirnya saya yang aktif bertanya. 😅

TK Adzkia adalah sekolah swasta dengan status kepemilikan Yayasan. Sekolah ini berdiri pada tahun 2016 dengan SK pendirian Sekolah nomor: 421.1/0228/DIKPORA/2016.

Memilih TK Adzkia sebagai calon tempat belajar Kecemut tentu bukan tanpa sebab.

sekolah adzkia banjarnegara adalah sekolah bagus


Pertama, TK Adzkia mempunyai kurikulum yang tidak biasa. Dengan mengimplementasikan pendidikan berbasis fitrah, adab, dan bakat, kurikulum ini menjadi khas dan menambah orang tua yakin memilih sekolah ini untuk putra dan putrinya.

Kurikulum ini bertujuan untuk menumbuhkan potensi fitrah anak yang dibawa sejak lahir yang diiringi dengan pembiasaan adab. Manajemen pendidikan berbasis fitrah, adab dan bakat dilaksanakan dengan pengembangan karakter keteladanan, pengembangan logika dan daya cipta, pengembangan kepemimpinan serta mental wirausaha. Dalam pertemuan pertama atau yang disebut dengan ta'aruf, kami pun dikenalkan dengan18 nilai-nilai adab yang diinternalisasikan pada proses pendidikan di TK Adzkia.

Gimana? Apakah sudah mulai terpesona dengan TK Adzkia? 🙈

Kedua, ngomongin rekomendasi, nih. Banyak teman-teman yang merekomendasikan sekolah ini karena capaian belajar anak-anak yang sekolah di sini bisa dibilang nyaris maksimal dan sangat memuaskan. Iya, testimoni dari orang tua yang anak-anaknya sekolah di Adzkia rata-rata merasa puas dengan hasil belajarnya. Banyak perkembangan positif pada anak sehingga orang tua pun merasa bahagia dan bangga.

Ketiga, Keempat, Kelima...masih ada banyak hal yang membuat saya memilih TK Adzkia, namun saya rasa dua hal di atas sudah mewakili sebagai alasan lah, ya. 🙈

Terkait jumlah tenaga pendidik di TK Adzkia, saya tidak tahu persis jumlahnya berapa. Namun yang jelas mereka adalah guru-guru yang penuh semangat, ramah, amanah, dan perhatian banget dengan anak-anak. Ini yang saya rasakan saat menjalani ta'aruf dengan TK Adzkia Banjarnegara.

Menyetujui Tawaran Ta'aruf.

Sebelum pada akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan TK Adzkia, calon peserta didik diminta untuk mengisi formulir pendaftaran secara online. Seminggu setelah data direkam, pihak Adzkia membuatkan WAG (WhatsApp Group) khusus bagi calon peserta didik baru yang mana anggotanya adalah orang tua/wali murid.

WAG tersebut lumayan ramai karena tenaga pendidik sangat aktif memperkenalkan TK Adzkia dan memberi kami pengetahuan baru terkait dengan dunia pendidikan khususnya yang diterapkan di TK tersebut. Kami saling berinteraksi, berkomunikasi, meski hanya dalam bentuk teks tapi asyik. 😍

ta'aruf dengan sekolah adzkia

Pengumuman yang lolos atau masuk TK Adzkia pun hampir tiba. Sebelum pengumuman itu dibagikan, saya chat Bu Wulan tanya-tanya apa saja yang sekiranya harus saya persiapkan untuk kebutuhan anak sekolah nanti. Tentu selain biaya, dong. Tidak lama kemudian, Bu Wulan menjawab; "semua akan diberitahukan nanti. Terpenting Ayah, Bunda, dan Ananda kalau memang yakin akan bergabung dengan Adzkia, wajib ikut ta'aruf."

Dengan jawaban dari Bu Wulan, saya tambah terpesona dengan TK Adzkia, dong. 😍 Saya pun akhirnya memutuskan untuk ikut ta'aruf. Alhamdulillaah...

Akhirnya...Ta'aruf dan Menjadi Tahu Kegiatan Anak-anak di TK Adzkia Nantinya.

Pada bulan Januari 2020, saya mengikuti ta'aruf dengan TK Adzkia. Pihak sekolah menyarankan kedua orang tua untuk ikut dalam proses ta'aruf. Namun karena suami tidak bisa izin kerja, saya menghadiri ta'aruf bersama si kecil. 

Pada acara tersebut, orang tua diajak untuk masuk dalam kehidupan sehari-hari si kecil di TK Adzkia, mulai dari awal masuk sekolah, sampai pada akhirnya anak-anak kembali kepada orang tuanya.

Kami diajak bermain oleh para guru yang saat itu ada di tempat, diberi ice breaking, bermain peran, kemudian diajak untuk mengasah otak kanan dan kiri dengan cara bermain balok. Sungguh ini menjadi pengalaman yang seru dan asyik buat para emak-emak, khususnya. Kami jadi sedikit tahu dan ada gambaran ketika nanti anak sekolah di TK Adzkia.

teman baru TK Adzkia

Ada kebahagiaan tersendiri ketika melihat guru-guru di TK Adzkia menjemput anak-anak yang sedang menggelendot orang tuanya. Guru dengan siap dan sigap mendekati anak-anak dan mengajak mereka bermain. Cara melakukan pendekatan pun tidak biasa, yaitu salah satunya dengan cara bertanya. Misalnya, "Yasmin di rumah punya bola duduk, enggak? Kita coba mainkan bola duduk itu, yuk! Asyik, lho."

Dengan metode pendekatan seperti ini, tentu ada rasa penasaran dan ketertarikan anak pada mainan. Misal pun di rumah sudah punya mainan tersebut, komunikasi masih terus berlanjut. Ajakan dengan cara menggandeng tangan pun mereka lakukan. Tentu cara ini menambah rasa percaya diri pada anak-anak. Terasa lebih akrab, gitu.

Jodoh Itu, yhaaa....

Pembelajaran direncanakan pada bulan Februari Tahun 2020. Saat itu saya sedang hamil anak kedua dan perkiraan lahirnya tiga bulan lagi. Mulai dari sini saya galau. Memikirkan ketika nanti saya cuti melahirkan, Jasmine akan diantar jemput oleh siapa. Ayahnya? Enggak mesti bisa. Kakungnya? Sudah menyatakan tidak sanggup. Omnya? Ini tambah enggak sanggup. Tukang ojek? Ibuk belum yakin. 😆

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk mundur sebelum bertanding alias menyimpan dalam-dalam keinginan untuk menyekolahkan Jasmine di TK Adzkia. Keputusan ini juga didukung dengan adanya aturan dari pemerintah yang meniadakan sementara pembelajaran tatap muka di sekolah dan memberlakukan sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau BDR (Belajar Dari Rumah).

Jodoh itu, ya, gampang-gampang susah atau susah-susah gampang, sih? 🤭
 

Makasih Buat Tim Solid TK Adzkia, Banjarnegara.

Batal melanjutkan sekolah ke TK Adzkia, kami memilih TK Negeri Pembina Madukara sebagai tempat belajar formal untuk Jasmine.

Kami memilih TK ini juga bukan tanpa sebab. Karena saya bakal repot dengan bayi, saya memilih sekolah yang lokasinya lebih dekat dengan rumah, tidak sampai 5 menit dengan mengendarai sepeda motor. Nah, kalau seperti ini, Kakungnya sudah pasti mau antar jemput. Pun dengan Omnya. 🤭 Kebetulan ada anak dari saudara saya seusia Jasmine, juga sekolah di TK tersebut. Alhamdulillaah ada temannya. Bisa sekalian jalan, kan. 😆

Meskipun kini Jasmine sudah belajar di TK negeri Pembina Madukara, namun momen ta'aruf dengan TK Adzkia Banjarnegara akan terkenang, menjadi kenangan yang tidak akan pernah terlupakan. Saya dapat teman baru di sana, dapat banyak pengetahuan baru, dan mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa sebagai calon wali murid.

TK ADZKIA BANJARNEGARA

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bu Wulan yang ternyata beliau di sana sangat berperan penting. Saya kira Bu Wulan ini kepala sekolahnya tapi ternyata bukan, lebih dari kepala sekolah.

Kemudian ada Bu Jessy dan teman-teman guru lainnya di TK Adzkia yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kehangatannya. Saya masih merapal doa, semoga diberi kesempatan di lain waktu berjodoh dengan TK Adzkia. Siapa tahu saat Yasmin SD nanti saya sudah lebih siap dari segala sisi. Aamiin~~~

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Sebagai Ibu pekerja, mendapatkan waktu utuh untuk anak-anak menjadi salah satu sumber kebahagiaan. Bagaimana tidak, dari pagi hingga sore, kami bekerja. Sampai rumah kemudian menjumpai anak-anak masih power full, tuh, bahagia banget. Ikut bergabung, menyatu dengan mereka menjadi pilihan tepat. Tentu setelah badan ini bersih, ya. Enggak main peluk-peluk apalagi menyeruduk cium-cium. Enggak boleh banget! 🙈

Tapi, ketika sampai rumah mendapati anak sedang asyik bermain gadget, kira-kira apa yang harus dilakukan? Marah-marah atau stay cool and calm?

Hayo, jawab jujur, ya! 🤭
 
Kondisi tubuh saat pulang kerja pasti dalam keadaan lelah. Sesampainya di rumah, inginnya mendapati hal-hal yang menyenangkan. Namun, kadang apa yang ada di hadapan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ini tugas orang tua untuk dapat mengendalikan emosi diri. Sering-sering menghela napas dan istighfar kalau sampai rumah ternyata menjumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan pengharapan. 😂 

Baca dulu tentang Menyikapi Fenomena Kids Zaman Now.

Bermain Gadget, tuh, Asyik!

Iya, dong! Orang tua, tuh, tidak hanya mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal baik. Ya bagaimana pun bermain gadget, tuh, asyik. Apalagi gadget yang bisa digenggam atau biasa disebut dengan ponsel canggih, asyik banget kalau bisa mengoperasikannya. Asli, bisa mencandukan.

Saya sebagai seorang Ibu muda cantik jelita sering memanfaatkan gadget untuk berkomunikasi, update berita, berselancar di media media sosial, membuat konten, aktivitas blogging, dan masih banyak kegiatan lain yang tentunya menyenangkan. Banyak hal positif yang saya lakukan dengan gadget. Tapi, kenapa saat anak-anak mulai asyik dengan gadget, orang tua resah? 😂


Mungkin jawabannya karena anak-anak lebih memanfaatkan gadget untuk kegiatan yang kurang bermanfaat menurut orang tua. Main game, misalnya. Padahal orang tuanya, ya, bisa bermain game sewaktu-waktu dan mungkin tanpa kenal waktu kalau memang sudah mencandu. Iya, kan? Iya, dong. Iya, pasti. Sudah lah, ngaku saja. 😝 

Kalau sama-sama merasakan asyik saat bermain gadget, kenapa harus ada yang marah-marah, ya. Saya kadang bingung dengan situasi yang demikian. Kecuali dalam satu rumah memang ada salah satu pihak yang sama sekali tidak tertarik dengan yang namanya gadget. Fine lah kalau ada yang bawaannya marah-marah. Hihihi.

Baca lagi Anak Kecanduan Gadget? Coba Atasi Dengan Cara Ini.

Manfaatkan Gadget Sebagai Sarana Belajar.

Was was atau cemas, ini yang mungkin dirasakan sebagian besar orang tua ketika melihat anak-anaknya bermain handphone. Terlebih dengan bekal paket data seluler, bisa menjadi khawatir berlebihan. Namun orang tua punya kekuatan dan kendali penuh atas semua ini, membiarkan anak menikmati gadgetnya untuk melakukan hal apa saja atau tetap dengan arahan dan pengawasan saat menggunakan gadgetnya. Ini tergantung kebijakan orang tua, ya.

Pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89% dari total penduduk Indonesia. Data tersebut saya dapat dari laman web Kemenkominfo Indonesia per Maret 2021. Kemudian, disusul dengan persentase Penggunaan Teknologi Informasi pada Anak Usia Dini di Indonesia, khususnya telepon seluler, sebanyak 29%. Persentase ini meningkat per tahun 2020 karena adanya pandemi dan sistem belajar dari rumah secara daring.

Nah, kalau sudah seperti ini, orang tua bisa dengan mudah mengarahkan anak-anak untuk memanfaatkan gadgetnya sebagai sarana belajar bukan?

Betul. Anak-anak sudah punya pengalaman School From Home atau sekolah dari rumah. Berangkat dari pengalaman belajar dari rumah, pengalaman saya sebagai orang tua melihat anak-anak makin lihai menggunakan gadget. Mereka seperti sudah bisa membagi waktu dengan gadgetnya; kapan waktu bermain gadget untuk main game, kapan waktu untuk belajar dengan gadget sebagai salah satu sarana pendukungnya.

Baca tentang Gadget Sebagai Sarana Belajar.

Belajar Bahasa Inggris Online di English Academy.

Membaca data pengguna gadget dari Kemekominfo, ada sisi positif ketika anak usia dini atau usia pelajar sudah lihai mengoperasikan gadgetnya. Orang tua bisa mengarahkan mereka untuk ikut belajar online, salah satunya yaitu belajar Bahasa Inggris Online di English Academy by Ruangguru.

English Academy adalah tempat les Bahasa Inggris online yang interaktif dengan pengajar dan kurikulum berstandar internasional. Pengajar akan menuntun dalam menguasai beragam aspek keterampilan bahasa Inggris untuk bersaing secara global. Karena belajarnaya secara online, metode belajarnya pun mengoptimalkan teknologi. Dengan live teaching oleh pengajar internasional, pelajar diberikan kemudahan dalam mengakses dan menyerap pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

Anak belajar bahasa inggris dengan mudah

Anak kami, Kecemut sekarang sudah masuk TK B dan usianya menuju 6 tahun. Perihal main gadget, dia sudah cukup paham. Untuk permainan, ada banyak game yang sudah terinstall di handphonenya dan hampir tiap hari dia memainkannya. Sementara untuk aplikasi belajar online, karena belum bisa membaca, saya pun mengenalkannya terlebih dahulu dan mengarahkan bagaimana cara dia bisa belajar online khususnya untuk belajar Bahasa Inggris.

Cara paling mudah untuk mengarahkannya yaitu dengan membuat kan jalan pintas atau shortcut di smartphone atau laptop. Setelahnya, baru diberi semacam tutorial step by step bagaimana cara memulai belajar Bahasa Inggris di English Academy. Atau, orang tua mendampingi anak-anak jika mereka sudah waktunya belajar.

Kami coba memilih program Runner yang mana program ini untuk kelas 7-10 Tahun. Program Runner mengoptimalkan kegiatan belajar Bahasa Inggris dasar untuk anak. Dalam kelas ini, anak akan diajak untuk mengenal dan memahami berbagai macam tata Bahasa Inggris secara interaktif.

Baca tentang Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Gadget.

Kenapa Belajar Bahasa Inggris di English Academy by Ruangguru?

Nilai tambahan dari belajar di English Academy by Ruangguru, pengguna bisa mencoba kelas gratis sebelum mengambil paket belajar. Seperti yang kami lakukan, Kecemut sudah beberapa kali mencoba kelas gratis. Ya...meskipun usia belum mencapai 7 tahun, enggak ada salahnya belajar Bahasa Inggris. Semacam simulasi pembelajaran, gitu.

Memilih English Academy sebagai tempat untuk belajar bahasa inggris online tentu bukan tanpa sebab. Ada beberapa kelebihan yang dapat dinikmati oleh pengguna. Diantaranya yaitu:
  • Pengajar professional berstandar internasional;
  • Kurikulum internasional;
  • Harga terjangkau;
  • Terdapat kelas Toefl iBT Preparation.
Selain program Runner, ada juga program Sprinter (11-14 Tahun), Ranger (15-18 Tahun) dan Explorer (di atas 18 Tahun). 

belajar bahasa inggris online

Buat Peraturan dan Update Secara Berkala.

Seperti yang sudah saya tulis di awal, banyak hal yang dapat dilakukan dengan benda elektronik yang berukuran kecil ini. Ketika anak makin lengket dengan gadget, orang tua juga harus makin lengket dengan anak-anak. Kenapa? Kadang ada hal-hal yang anak belum tahu, ada batasan-batasan yang belum anak pahami. Makanya, komunikasi dengan anak perihal penggunaan gadget itu penting banget. Kalau bisa, buat peraturan perihal penggunaan gadget dan jangan lupa untuk update peraturan secara berkala karena seiring dengan bertambahnya usia akan ada penyesuaian penggunaan gadget. Itu seperti alami, dengan sendirinya.

Baca lagi tentang Peraturan dan Kepastian dalam Penggunaan Gadget.

Yuk, kenalkan English Academy kepada anak-anak atau saudara sebagai tempat belajar bahasa inggris online dengan mudah. Jangan lupa gunakan gadget hal-hal yang lebih bermanfaat, ya. 😘
Share
Tweet
Pin
Share
20 komentar
Ramadan tahun ini, aku dan Kecemut ada niatan untuk membuat kue lebaran. Awal-awal Ramadan, kami semangat banget googling aneka resep kue kering dan juga basah. Sebenarnya yang Kecemut ingin, sih, Kue Bolu. Tapi, enggak tahu kenapa, saya ikut-ikutan ingin membuat kue. Asli, enggak ada angin, enggak ada hujan, tiba-tiba ingin bikin kue. Gaya banget, ya. Hahaha.

anak-anak membuat kue

Kue bolu tanpa topping alias polosan, tuh, rasanya ada yang kurang. Seperti hati, kurang gereget. Karena pernah melihat kue bolu dengan aneka topping, Kecemut pun ingin membuatnya dengan topping keju dan butir cokelat, gitu. Yasudah...kami mulai mencari bahan-bahan kue saat hari sedang panas-panasnya. Wuw banget, panas-panas malah ke pasar.

Ketika Kecemut Belanja Bahan Kue.

anak membuat kue keju
Kecemut semangat banget ikut mencari bahan-bahan kue. Apalagi pas beli bahan untuk toppingnya, Ibuknya lagi milih-milih yang lain, tangannya mulai usil ambil butir cokelat. Hihihi. Namanya anak-anak, ya. Suka enggak sabar. Beruntung di tempat tinggal kami ada toko bahan kue yang lumayan komplit, hanya saja untuk urusan keju, di sini belum banyak yang menjualnya. Padahal kita semua tahu, keju merupakan bahan penting yang susah dilewatkan untuk sekadar membuat topping kue atau usaha kuliner.seperti martabak unyil, roti, dan masih banyak makanan lainnya. 

Ketika membutuhkan keju dengan beragam jenis, jangan lupa untuk memperhatikan banyak hal supaya bisa mendapatkan produk terbaik. Seperti memilih bentuk keju, jenis keju, hingga merek keju. Meski demikian, memilih keju juga disesuaikan dengan kebutuhan dan budget yang dipunyai supaya mendapatkan produk keju terbaik. 

Salah satu tempat yang bisa dipilih untuk mendapatkan keju untuk usaha adalah di TokoWahab. Ada banyak keunggulan yang bisa didapatkan untuk mendapatkan produk keju terbaik. 

Adapun berbagai keunggulan membeli keju di sini adalah: 

❤️ Pertama adalah bisa mendapatkan keju dari jenisnya. Banyak jenis keju yang bisa dipilih mulai dari keju cheddar, cream cheese, keju edam, mozzarella, dan juga keju parmesan. Jenis tersebut bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan usaha karena menawarkan bentuk hingga rasa keju yang berbeda.

❤️ Kedua, bisa memilih keju dengan kisaran harga dari budget yang dipunyai. Kamu bisa memilih harga keju dari yang termurah dengan merek yang beragam. 

❤️Ketiga, kamu bisa mendapatkan potongan harga hingga ongkos kirim gratis sehingga menguntungkan walaupun membelinya secara online. 

Berbagai merek keju yang bisa dipilih sesuai selera. Berbagai jenis tersebut adalah keju dengan merek Anchor, Cheesy, Cock Brand, Green Valley, Koji, Kraft, Sungold, hingga Prochiz gold. Kamu bisa memilih merek keju dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Seperti untuk produk yang paling banyak dibutuhkan dan populer adalah keju Prochiz untuk jenis cheddar. 

Kamu juga bisa memilih keju merek dan jenis lainnya sesuai kebutuhan usaha yang dipunyai. Selain itu, ada merek keju lainnya untuk usaha dengan kisaran seperti berikut: 

🙈 Anchor cream cheese 12x1 kg harganya 1,2 juta. 
🙈 Cheesy cheese spread 24x240 gram harganya 570 ribuan. 
🙈 Cheesy edam 24x180 gram harganya 500 ribuan.   
🙈 Cheesy favorite 24x180 gram harganya 440 ribuan. 
🙈 Keju Kraft martabak 8x2 kg harganya 1 jutaan.

Omong-omong, anak-anak di rumah pada suka kue topping keju enggak, Bunda?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose