• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Perhatian! Artikel ini ditulis sebagai momen dan pengingat semata. Tidak ada maksud lain. 😘

Haiii, pembaca setia! Semoga kalian dalam keadaan sehat wal afiat dan bahagia, yaa. 😘

Kejutan di Tri Semester Pertama

Eh, apakah kalian pernah mendengar pernyataan bahwa setiap anak itu unik? Pasti sering banget, yaa. Apalagi dikalangan Bunda-bunda yang sudah punya anak. Meski diliahirkan dari rahim yang sama, namun pada kenyataannya tiap anak mempunyai karakter tersendiri dan tak pandang jenis kelamin. Mau perempuan semua, misalnya. Karakter mereka tidak ada yang sama sekalipun kembar. Punya bawaan sendiri-sendiri. 🙊

Naaaaaah!

Setelah sekian lama hanya bisa nyawang atas pernyataan tersebut, akhirnya sekarang saya bisa merasakannya mulai dari dalam kandungan. 🙈

Yups ya ya ya!

FYI, ini adalah kehamilan kedua saya. Anak pertama saya, Kecemut, saat ini berusia empat tahun. Saya masih ingat betul awal-awal kehamilannya. Sebagai Ibu rumah tangga sekaligus working mom, saya saat itu terus memotivasi diri sendiri, menyemangati diri ini untuk selalu sehat, kuat dan dapat menjalani rutinitas harian dengan lancar. Uniknya nih, hamilnya ngebo bangettt alias tidak merasakan mual, pusing, ngidam, manja, dan hal-hal lain yang kerap dirasa ibu hamil. Sampai usia kehamilan 8 bulan pun semangat kerja terus terjaga, bahkan masih aktif dinas luar. 🙊

Pada kehamilan kedua...

Khususnya di bulan kedua kehamilan atau usia kandungan 8 minggu, saya mendapat kejutan dari dedek bayiiii, nih. Rasanya surprise banget ketika pagi hari, waktunya nyiapin keperluan anak sekolah, suami kerja, namun saya tidak memiliki kekuatan untuk itu. Mata rasanya berat bangettt buat melek, pinginnya bobok lagi. Saya sudah berusaha banget untuk menjalani rutinitas pagi, tapi tetap tidak bisa. Belum lagi, kadang ada mual-mual, gitu. 🙊

Sampai pada titik terparah, waktunya jam kerja kantor, saya kerap tidur di atas kursi, di depan laptop, atau di mushola. Ngga malu sama teman kantor? Malu banget laaah! Tapi gimana lagi, rasa kantuk itu tidak bisa terbendung. Tidurnya pun langsung pulas, gitu. Begitu terbangun sudah duhur atau ashar. 🙈

Suatu hari di bulan Oktober, saya tidur nyaris seharian. 😂Izin berangkat kerja agak siang, taunya pas bangun udah jam 16.00 WIB. Hahaha. Rasanyaaa...

Seperti apapun keadaan saat hamil, akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena punya cerita tersendiri. Saya sangat menikmati karena proses kehamilan itu istimewa. Terima kasih atas kejutannya, sayang. Semoga kita sehat-sehat terus, yaa. 😘
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Rasa bahagia mulai menghampiri ketika waktu menunjukan pukul 17.30 WIB dan pekerjaan kantor telah selesai. Sudah melebihi jam kerja memang, tapi inilah yang sedang saya alami. Beberapa minggu ini, saya selalu pulang terlambat karena memang sedang ada pekerjaan tambahan dan itu deadline. Sungguh awal tahun yang produktif. 💓 Tak mengapa, asal badan sehat pekerjaan insya allah dapat diatasi sesuai tarjet. Hanya saja yang menjadi masalah yaitu kerap ada janji yang tak sampai.


Seperti biasa, sesampainya di teras rumah, klakson motor saya mainkan sebagai salah satu isyarat kalau saya sudah pulang. Sudah cukup lama rasanya saya berdiam di atas motor, ada dua menit mungkin. Tapi langkah kaki mungil Kecemut belum juga terdengar, celotehannya pun. Yasudah, akhirnya standar sepeda motor samping saya standarkan, kemudian turun dari motor. Kaki ini baru akan turun, tiba-tiba Mbah Uti membukakan pintu, pelan sekali.

"Lho, mana Syaquita?" Tanya saya kepada beliau yang terlihat kewalahan membuka pintu depan karena memang agak susah dibuka.

"Baru saja bobok." Jawabnya pelan.

Degh!

Mengetahui Kecemut sudah tidur, tuh, rasanya sediiiiih bangeeeet. Padahal hari masih sore. Dtambah lagi saat Mbah Uti menyampaikan bahwa Kecemut sempat bilang, "Hayooo...Ibu dulu atau Ayah dulu yang pulang, ya?"

Kami tidak ada yang pulang lebih awal. Tidak ada yang pulang tepat waktu. Dada ini tiba-tiba sesak. Kaki terus melangkah sampai akhirnya saya menjumpai Kecemut sedang tidur pulas di kamar. Tumpah air mata ini. Sore ini, saya  betul-betul menangisi Kecemut yang tengah tidur pulas. Sambil memeluknya erat, bibir ini tak henti-hentinya menciumi pipi dan keningnya. Tak peduli air mata ini terus menetes sampai sesegukan.

"Ibu udah pulang ya, Mbak." Saya yang berbaring di sebelah kanannya berbisik pelan di telinganya sambil elus-elus pipi. Entah berapa kali saya berbisik dengan kalimat yang sama. Dan entah berapa kali saya menciuminya. Sampai akhirnya dia membuka matanya, senyum, dan menepuk-nepuk pipi saya.

Alhamdulillaah. . .

"Ibu baru pulang, nih. Katanya kau main boneka. Yuh banguun." Saking kangennya, saking pingin main berdua, saya mengajaknya berkomunikasi. Namun tidak lama kemudian, dia kembali memejamkan mata sambil berkata "Besok."

Saya kembali sedih. . .

Entah kenapa hari ini saya merasa seperti kehilangan. Kehilangan yang teramaaat. Mungkin karena rasa kangen dan terlanjur membuat janji. Ya, pagi sebelum berangkat kantor, saya diajak main boneka oleh Kecemut. Tapi karena sudah siang, saya menolaknya pelan. Wajahnya merah seketika karena saya tidak bisa memenuhi keinginanannya, hanya peluk erat yang bisa saya berikan seketika itu.

"Nanti sore kita main boneka, ya. Jangan sedih. Ini Ibu sudah kesiangan. I love you." Saya kembali memeluknya, mencium keningnya, lalu pamit.

Janji tak sampai. Ternyata ada yang lebih menyedihkan dan menyakitkan dari kasih tak sampai, ya. Nyeriiii gini, euy.

Eeehh, Buk, kayak pernah ngalamin kasih tak sampai sajaaa. 😅
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Beberapa waktu lalu, sepulang sekolah Kecemut bercerita kalau dia baru saja menari di sekolahnya, PAUD Shamila. Dia nampak tertarik dengan kegiatan tersebut karena langsung mempraktikan gerakan tarinya di depan aku dan keluarga yang sedang bersantai.



"Ibuu...lihaaat, yaa! Ibuuuu...lihaat tangan aku!"

Penuh semangat, dia mulai menggerakan tangan dan pinggulnya. Aku terkesima dan kami pun tertawa karena gerakannya, tuh, semau gue banget dan masih kaku. Pokoknya jauh dari kata gemulai. Hahaha. Meski demikian, dia terus menari dengan percaya diri karena aku yakin dia merasa asyik. Dia pun tambah semangat karena Kakungnya mengeluarkan nada dari mulut bak suara kendang.

"Ayooo tangannya yang lemas, pantatnya digeooll asoi, yaaaa. Duut...tak...dut...gendang duutt...tak duut...ndaang duuttt"

Duuh...ini irama pengiring tari atau dangdutan, yaaa. Hahaha. Suara tiruan kendang makin keras dan menjadi, penari pun nampak kewalahan mengikuti iramanya. Semua kembali ketawa dan mempersilakan penari cilik untuk duduk.

"Duhh...Syaquita capek. Kakung sii..."

Tak lama duduk, segelas minum putih aku tawarkan kepada Kecemut yang masih ngos-ngosan seperti anak yang baru saja lari ratusan meter. 🙊 Dia pun langsung meneguknya dengan cepat.
***
Kegiatan menari dilakukan dua minggu sekali di sekolahnya tiap hari Jum'at. Minggu pertama diisi dengan kegiatan olahraga dan minggu kedua diisi dengan kegiatan menari.

Diusianya yang hampir empat tahun ini, aku memang belum mengenalkan kegiatan menari kepada Kecemut. Karena sekolah telah mengenalkannya dengan menari, aku pun melanjutkan memperkenalkan beberapa macam tarian dengan bantuan YouTube. Maklum, dari dulu sampai saat ini, aku tidak pernah tertarik untuk menari. Tapi kalau diajak nonton tarian tradisional, sih, dengan senang hati menontonnya. 🙈

Selain beberapa tarian tradisional, aku mengenalkan tari balet juga. Dan ternyata dia juga tertarik untuk menari balet. Beberapa gerakan tari balet yang dia tonton pun langsung dipraktikan. Aku terus menyemangatinya kalau dia sedang mulai menari entah tari tradisional dengan selendang mininya, atau tari balet dengan gerakan kaki yang bikin gemas syekali.

Dan pada akhirnya, Ibunya sekarang kerap diminta untuk mengikuti gerakan penari cilik itu. Geaaal...geoooll..hokyaaa...hokyaaa! 🙆‍♀️
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hello, Jagoan! 💕
Halo pembaca blog kami! 😻

Kami punya kabar bahagia yang harus disampaikan kepada khalayak. Haaaah? KHALAYAAAK? 🤣 Adududuh...terlalu tinggi.  🙊

Sebenarnya tujuan kami hanya menuliskan kebahagiaan ini di blog saja, sih. Tapi kami tidak yakin untuk bisa diam, tidak membagikan tulisan ini di sosial media. Lha gimana lagi, kebahagiaan yang kayak gini susah diumpetin. Apalagi kami menunggunya sudah agak lama, kira-kira lima bulan setelah lepas KB IUD. 🙊


Kira-kira awal September, saya sudah mulai curiga. Apalagi saat melihat kalender dan ternyata aku terlambat haid dua minggu. Tapi btw, bulan sebelumnya saya pernah terlambat haid, saking bahagianya saya langsung beli test pack, dong. Dan setelah cek, hasilnya masih garis satu dan tidak lama kemudian saya haid. 🤣Yaudah, pas terlambat haid hampir dua minggu, saya biarkan dulu. Takut PHP, sih. 🙊 Sampai akhirnya lupa kalau sebulan saya tidak haid dan tidak juga melakukan test. 

Fix ini, hamil! Fix banget hamil. Sebulan tidak merah-merah euy! 🤰🏻🤰🏻🤰🏻

Awal bulan Oktober saya beranikan untuk membeli test pack dan kembali melakukan test kehamilan. Alhamdulillaah...kali ini garisnya udah duaaa. 💃 Awwhhh...beneran sudah klimaks ini. 😍

Demi apa harus woro-woro seperti ini? Katanya, tuh, kalau punya kabar bahagia musti disampaikan supaya banyak yang mendoakan dan bahagianya awet. 

Dear, Jagoan!

Terima kasih kamu datang ketika papan kita pelan-pelan sudah mulai tertata. Artinya, Ayah dan Ibu insya allah bisa fokus dengan tumbuh kembang kamu. Mulai dari pemberian vitamin, sampai pemeriksaan atau USG untuk mengetahui perkembangan kamu di dalam kandungan.

Kamu datang di waktu yang tepat. Terima kasih juga buat orang-orang terdekat dan teman-teman yang udah bantu doa sampai akhirnya menuju klimaks dari doa-doa yang telah kami panjatkan.

Ehh...Ibu mau minta maaf, nih. Karena ternyata sampai saat ini Ibu belum pernah memeriksakan kamu di tempat langganan Ibu waktu hamil Mbak, di Panti Nugroho. Insya allah bulan ini kita sempatkan merepotkan tante lagi, ya. 🙈

Oiya, Mbak kamu, Syaquita sangat senang mendengar kabar kalau di perut Ibu ada Ade. Maklum, selain Ibu, Syaquita juga sudah ingin sekali punya ade. Eeeh...bukan hanya dia, hampir semua keluarga mengharapkan kamu.

So, Welcome Jagoan Ayah, Ibu, dan Mbak. Sehat-sehat di dalam perut Ibu, ya. Meski kami belum tahu jenis kelamin kamu, tapi kami berkeyakinan kalau kamu cowok. 🙊💕
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
"Jika kamu tidak ingin diatur, maka jadilah Presiden." ~by Ibuk Kecemut. 😂

Tidak usah protes! Sekali-kali nyolek Pak Presiden lah, ya. Mumpung masih hangat, baru dilantik beberapa hari yang lalu dan banyak kejutan pula dari beliau. Tapi tenang, judul tentang peraturan dan kepastian ini tidak dibuat untuk membahas tentang peraturan pemerintahan karena dipastikan saya tidak akan mampu ngobrolin politik. Hahaha.


Jadi begini...

Menjadi Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu pekerja sempat membuatku takut kalau nantinya akan susah berkomunikasi dengan Syaquita karena terbatasnya waktu untuk bersama. Semacam quality time, gitu. Maklum, hampir sembilan jam kami berpisah. Pun dengan suami, hampir tujuh jam dia bekerja dalam sehari. Pergi pagi, pulang sore. Meski demikian, saya masih tergolong beruntung karena hari kerja tidak penuh dalam sepekan. Hanya lima hari kerja.

Kami, khususnya saya sebagai Ibu juga sempat khawatir nantinya Syaquita tidak bisa dekat dengan kami. Dekat secara ikatan emosional antara orang tua dan anak bakal berkurang. Padahal, ikatan tersebut sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak. Bagaimana jika nanti anak sampai tidak nurut dengan orang tua, susah diatur. Parahnya, anak bakal lebih nurut dengan ART. Sedih banget kalau hal itu sampai terjadi.

Rasa khawatir pelan-pelan berkurang ketika aku mulai paham bahwa sejatinya anak-anak itu akan terbiasa dan menuruti dengan apapun yang diucapkan oleh orang tua. Ya, meski dalam kesehariannya orang tua bekerja dari pagi sampai petang, anak-anak tetap lebih menuruti orang tua. Setelah tahu dan benar-benar paham, kami pun mulai menyusun strategi supaya bisa dekat dengan anak, supaya anak tetap menuruti orang tua, supaya kami tidak merasa seperti "kehilangan" anak, dan masih banyak lagi supaya-supaya yang lain untuk kebahagiaan kami secara utuh.

Kami punya dua strategi untuk insya allah mewujudkan kebahagiaan itu, yaitu peraturan dan kepastian.

Segala hal yang membuat anak nyaman, tapi tidak membuat orang tua nyaman, maka akan kami komunikasikan. Pun sebaliknya. Nah, di sini kami berusaha untuk melakukan komunikasi sebaik mungkin dengan anak. Melakukan pendekatan khusus, membuka wawasan anak lebih jauh lagi, berusaha tidak emosi, apalagi sampai marah-marah saat komunikasinya gagal. Kami berusaha untuk se santai mungkin, kadang mengalah sejenak, kadang teguh pendirian, kadang berprinsip harus menaklukan anak tanpa mematahkannya.

Nah, kalau sudah mendapatkan kesepakatan atau hasil yang maksimal -tentunya maksimal versi kami-, terbitlah peraturan-peraturan yang menjadi kesepakatan antara orang tua dan anak. Bahagianya, alhamdulillaah...Syaquita mematuhi peraturan dan menuruti orang tua. Dia tetap nyaman dengan orang tua, juga lebih dekat dengan orang tua. Apalagi kalau sudah ada kata janji, dia pasti berusaha mengingat dan memenuhi janjinya.

Selanjutnya...


Setelah mendapat goal atas peraturan, kami tidak akan lupa dengan kepastian. Ya, anak-anak pun tidak mau diberi harapan palsu, dong. Mereka butuh kepastian. Ketika orang tua telah memberi janji ini itu, sudah seharusnya mereka memenuhi janjinya. Prinsip kami, jangan sampai anak menagih janji karena itu pasti membuat kami malu. Malu syekaaaliiii.

Sebagai contoh kepastian...

Kami hanya memberi waktu bermain gadget untuk Syaquita pada sore hari. Jadi, ketika sudah sore, kami menyodorkan gadget untuknya.

Btw, peraturan yang kami buat ini tidak saklek-saklek banget alias masih bisa ditawar. Karena pada dasarnya peraturan yang kami buat ini sebagai sarana untuk belajar supaya anak nanti terbiasa dengan sebuah peraturan. Cepat atau lambat, saat dia mulai sekolah nanti, pasti akan bertemu dengan sebuah peraturan.

Bukan begitu, Moms? 😂
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose