• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Mbak Wulan, namanya. Kami kenal tiga tahun yang lalu lewat blog. Dia bukan Blogger, melainkan pencari informasi dengan memanfaatkan internet. Browsing istilahnya. Lalu dia menemukan laman blog idahceris.com di mesin pencari, blogku yang saat ini jarang update. 🙈

Lewat kolom komentar, dia bertanya tentang kota yang kini menjadi tempat tinggalku. Dalam komentarnya, dia menyelipkan kontak berupa nomor telephone. Dan aku diminta menjawab pertanyaannya lewat pesan singkat atau telephone. Berniat memberi informasi yang dia butuhkan, aku pun melayangkan pesang singkat kepadanya. Dan ngga menyangka, sampai saat ini kami masih menjalik komunikasi dengan baik.

Mbak Wulan, dia berdomisili di Jember. Tiap ada orang yang menyinggung kota tersebut, ingatanku tertuju kepada Mbak Wulan dan teman-teman Blogger Jember yang super baik. Ada Mbak Prit, Mas Hakim, Uncle Lozz, yang sekarang hampir ngga ada komunikasi dengan mereka. Ada juga Mbak Li, teman baik di grup Embak Cer.

Jika bisa sampai Jember, aku pingin banget kopdar sama teman-teman Blogger dan juga Mbak Wulan. Sebenarnya Mbak Wulan kerap mengajakku untuk main ke Jember, bahkan dia mau mengantarku keliling Jember.

"Ada banyak wisata di sini. Wisata Pantainya bagus-bagus. Main lah ke sini, AKU TRAKTIR!"

Hayoloooh...hari gini ada orang yang ngajak main gratisan dan itu cuma kenal lewat dunia online. Aaah...baik banget, kaaan. Udah gitu, dia juga ngasih gratisan tiket PP, dan penginapan. Ini teman atau jasa biro yang ujung-ujungnya minta diendorse? 😎

Objek wisata Jember memang didominasi dengan pantai, lengkap dengan suasana ombak yang cukup ganas. Oleh karena itulah kini sudah banyak pembangunan hotel di Jember yang mengambil lokasi di pinggir pantai. Ini nih yang menjadi daya tarik pingin ke Jember. 😂

Meskipun tidak semua pantai di Jember berpasir putih, tapi aku percaya bahwa pantai-pantai di sana ngga kalah dengan keindahan pantai yang ada di Bali atau Banyuwangi.

Ini ada empat Pantai yang sering diceritakan sama Mbak Wulan. Aku baru dapat ceritanya saja, dan foto-fotonya dapat dari Mbak Li. 🙊 Lengkap banget, ya. 

Pantai Papuma

Katanya, Pantai Papuma merupakan pantai paling cantik yang ada di Pulau Jawa. Pantai ini memiliki pasir putih dan juga warna air laut biru toska yang begitu jernih. Ngga hanya itu, di pantai ini wisatawan akan menemukan beberapa batu karang yang membat pantai ibu makin indah. 

Uwhh...makin pingin ke sini..
Karena berada di perairan Laut Selatan, keindahan pantai ini juga tak lepas dari beberapa mitos. Salah satunya yaitu keberadaan goa yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersemedi seorang Kyai Mataram dan menjadi tempat dimana bersemayamnya Dewi Sri atau salah satu putri ratu selatan. Penasaran apa malah ngeri? Hahaha. 

Namanya juga mitos, ya. Kalau aku mah ngga mempan sama mitos-mitos, gitu. Justeru makin pingin main ke Pantai yang berlokasi di Desa Lojejer, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Malah pingi menginap di hotel di Jember yang dekat dengan kawasan ini. 😂

Pantai Payangan

Pantai Payangan mungkin menjadi salah satu pantai berpasir hitam yang paling cantik di pulau Jawa. Meskipun memiliki pasir hitam, pantai ini memiliki air laut dengan warna biru gelap yang jernih dan bersih. Daya tarik lain dari Pantai Payangan ini adalah keberadaan bukit-bukit hijau yang cukup tinggi dan mengelilingi pantai. Jadi ingat Pantai Menganti, Kebumen. Sama-sama eksotis perbukitannya.


Pengunjung bisa menaiki bukit tersebut untuk melihat keindahan Pantai Payangan dari ketinggian. Pemandangan yang didapat ngga hanya pantai saja, tapi bisa melihat perahu nelayan yang sedang menepi di sisi pantai karena pantai ini juga merupakan salah satu pantai yang menjadi pusat kegiatan nelayan di Jember. Pantai ini berada di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Pantai Teluk Love

Sepertinya ini pantai cukup terkenal setelah Pantai Papuma. Pantai ini cukup unik karena bentuknya persis dengan bentuk hati. Makanya pantai ini diberikan nama Pantai Teluk Love. 

Belakangan ini Pantai Teluk Love mulai terkenal dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin membuktikan bentuk dari pantai ini secara langsung. Beneran berbentuk love apa ngga. Lokasi Pantai ini berada di ujung paling selatan dari pantai-pantai yang ada di Jember. Bentuk hati akan terlihat jelas jika melihatnya dari atas bukit yang bernama Bukit Domba.

Awwwh...ada bukitnya juga. Makin pingin ke sini, dong!



Sepertinya jika wisata ke beberapa pantai dk Jember bebarengan dengan menyaksikan Jember Culture Festival (JCF) akan terasa lengkap. Apalagi jika teman-teman di Jember lagi ngga sibuk. Uuwh...rezeki banget kayaknya. 😂 Nunggu Yasmin agak gedean dikit lah, siap banget mengajak Yasmin wisata pantai.
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Dua jempol ini sedang asyik menyentuh abjad di handphone, membalas chat dan scroll beranda sosmed. Ini posisi sedang menyusui dan bisa se produktif itu. Grrr...Sekalinya mata ini melirik ke Yasmin, ternyata dia sedang menatapku. Handphone yang saat itu mulai panas pun langsung aku letakan. 📲 

Aku membalas tatapannya. Beberapa kali mata ini berkedip, namun dia masih menatapku. Betapa dag dig dug jantung ini melihat bening matanya dan tatapan polosnya.


Family time termasuk waktu utuh...

"Waaah...anak Ibu cantik banget, ya. Matanya bulat, bulu matanya juga lentik" 


Aku menyentuh pelan pelipis matanya sambil kuciumi mata kanannya. Dalam hati terdalam, sebenarnya aku menahan malu karena tatapannya maut dan seolah-olah minta ngobrol. 

Yasmin, enam bulan, tatapan matanya sukses membuatku introspeksi kala itu.

Tujuh hari dalam seminggu. Lima hari waktuku sudah terbagi untuk ibadah, keluarga, kantor, interaksi dengan orang lain, chatting, blogging, dan aktivitas lain baik di dunia nyata maupun dunia online. Selebihnya yaitu dua hari, aktivitasku masih random. Belum teguh pendirian memberi waktu utuh untuk Yasmin.

Sebenarnya aku punya keinginan, sisa waktu dua hari atau ketika hari libur kerja, aku ingin "mengabdi" kepada si kecil, mendampinginya sehari penuh. Tapi pada praktiknya, kadang ada aktivitas tambahan yang harus mengambil waktu yang tadinya telah aku persiapkan untuknya.

Sedih memang. Sisa waktu yang seharusnya menjadi milknya, kembali terbagi. Apalagi jika terbaginya untuk menghadiri undangan atau main bersama teman. Sesampainya di rumah, kadang dia sedang tidur atau bermain dengan teman-teman seusianya. Antara bahagia dan sedih. Ngga bisa mengantar dia bobok dan mendampinginya bermain.


Tiap sentuhan adalah perhatian...

Dua puluh bulan usia Yasmin sekarang. Dia lagi senang-senangnya mendapat perhatian dari orang tua. Lagi senang-senangnya mendapat pujian. Lagi senang-senangnya diberi hadiah tepuk tangan. Lahi senang-sedangnya didampingi kemanapun dia melangkah. Lagi senang-senangnya ditemani saat bermain.

Lima hari aku ngga bisa memberi perhatian penuh. Pun dengan sisa dua hari. Ini anak siapa? Anak Embah, kadang ada yang bilang seperti itu. Aku pasrah, rela, dan ngga bakal marah jika ada yang mengatakan demikian karena keseharian dia memang sama Mbahnya yang tak lain adalah kedua orang tuaku. Meski di rumah sudah ada rewang, tapi dia lebih sering nempel sama Mbahnya.

Kareba sering merasa gagal memberi waktu penuh untuknya, aku pun harus bisa menaklukan ego dan memberi waktu utuh durasinya tak banyak. Nah, berikut waktu utuh untuh untuk Yasmin yang ngga bisa dinego. 👪


Memberi ASI. 

Belajar dari pengalaman, saat memberi ASI, tanganku ngga bisa anteng. Yang pegang pipi Yasmin lah, pegang kepalanya, hidungnya, yang jelas ngga pegang handphone (lagi). Sambil menatap matanya, kadang aku mengajaknya ngobrol. Sekalipun dia udah kelihatan ngantuk, tetap ada komunikasi sebagai pengantar tidur walaupun dia cuma angguk atau geleng kepala sebagai alternatif berkomunikasi.

Saat sedang memberi ASI, aku mencoba fokus dan memberi waktu utuh untuknya sampai dia bobok. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain.


Beraktivitas sendiri.

Ini hukumnya sudah mendekati wajib jika menjumpai Yasmin sedang main sendiri. Aku hanya mendampingi atau menjadi partnernya, sih. Karena di usianya yang sekarang, aku belum bisa membiarkan dia beraktivitas sendiri. Bermain, corat-coret di kertas, atau nonton lagu anak-anak, misalnya. Aku akan ada di sampingnya. Kecuali ada temannya, aku cukup mengontrolnya.

Saat Yasmin sedang beraktivitas sendiri, aku mencoba fokus dan memberikan waktu utuh untuknya sampai dia meminta untuk pindah aktivitas. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain.


Makan dan mandi.

Waaah...kalau yang ini wajib banget dikawal dan ngga bakal aku sambi mengerjakan hal lain. Dia sudah bisa makan sendiri, namun masih harus didampingi penuh supaya semangat. Jangankan makan, ngemil saja aku temenin, kok. Pun dengan mandi. Sudah barang pasti ngga bisa disambi, apalagi dia belum bisa mandi sendiri. Bisanya baru mainan air. Kalau ngga dapat oerhatian oenuh, gawat banget lah, ya. 😊

Saat sedang makan dan mandi, aku mencoba fokus dan memberikan waktu utuh untuknya sampai dia merasa sudah cukup kenyang dan atau badannya bersih. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain. 


Mendampingi saat jalan-jalan...


Plesiran.

Naaah, untuk aktivitas yang satu ini penting banget. Apalagi kalau sedang family time. Fokus main, makan, melayani si kecil dan si besar (baca: ayah). Perhatian ini betul-betul ngga bisa dibagi. Kecuali akan mengabadikan moment, baru lah rempong masing-masing untuk untuk narsis. ðŸ¤—

Saat sedang plesiran dan mengajak si kecil, aku mencoba fokus dan memberikan waktu utuh untuknya sampai dia merasa lelah dan akhirnya minta pulang. No gadget, no baca-baca, no ngobrol dengan orang lain.

Mungkin saat usia Yasmin dua tahun atau bahkan lebih, waktu utuh untuknya akan bergeser. Beda moment, beda aktivitas yang betul-betul membutuhkan pendampingan. Makanya, ini aku buat #1 karena mungkin nanti ada #2, #3, dan seterusnya. Ye kaaan, Buuuuk? 🤗

Dear Bu Ibu pekerja, waktu utuh untuk anak itu penting banget, ya. Rasanya, ngga pingin melewati moment kebersamaan dengan si kecil barang sedetik. Kalian pasti punya waktu utuh juga buat si kecil, kan? Kapan, tuh?

Penasaran sama pembagian waktunya Mama Intan. Itu lho, Si Bu Guru Kecl. Dia kan pekerja keras juga tuh, ya. Anak kami cuma selisih enam bulan saja. Kami sama-sama pekerja dari pagi sampai sore. Uwwh...
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Ketika mendengar kata poligami, sebagai perempuan aku kadang merespon dengan pertanyaan: kenapa poligami? Ini bukan karena kepo lho, ya. Cuma penasaran dan pingin tahu dowang. Hahaha. Pastinya akan ada banyak jawaban dan alasan dari laki-laki untuk itu. Tapi ternyata tak banyak dari mereka yang berani untuk mengajukan poligami secara hukum. Kira-kira kenapa, ya?🙊


Kita bareng-bareng terus, yaa.

Tema #KEBloggingCollab kelompok Najwa Shihab kali ini memang rada berat dan sensitif. Karena usia pernikahan yang masih tergolong dini dan belum banyak pengetahuan tentang poligami, aku pun ngga bisa menulis terlalu dalam tentang poligami meski aku kerja di sebuah badan peradilan agama. Gimana enaknya ini, ya? Main tebak-tebakan saja, yuk! 😂

Baca tulisan Mak Aya: Ada Apa dengan Poligami?

Kembali lagi pada alasan poligami. Kenapa poligami? Aku kembali bertanya. Pertanyaan itu aku tujukan untuk diri sendiri, berharap supaya pola pikir lebih terbuka, tidak menyalahkan satu kaum saja kecuali memang alasan mereka tak masuk akal. Apalagi saat ini banyak beredar pemberitaan tentang poligami lewat media digital. Entah yang hanya sebatas isue, atau memang diketahui sudah menikah lagi. Uuuwh...miris.

Mungkin ada permasalahan dalam rumah tangganya.

Masalah yang muncul dalam rumah tangga tuh sangat beragam. Sementara yang menjadi pemicu untuk berpoligami lebih pada urusan keinginan lebih. Sudah lama menikah tapi belum juga dikaruniai momongan, misalnya. Dalam hal ini, betapa makhluk Tuhan sedang diuji kesetiaannya.

Dalam rumah tangga, kehadiran si kecil memang sangat dinanti. Betapa anak dapat menjadikan kehidupan orang tuanya lebih bahagia. Namun, ketika seorang perempuan belum bisa memberi keturunan, tak harus laki-laki berpoligami. Masih banyak cara untuk mendapat keturunan. Mengadopsi, misalnya. Dalam hal ini, keduanya memang harus ikhlas dan punya tekad yang tinggi untuk dapat menerimanya, menyayangi si kecil secara utuh, merawatnya dengan sepenuh hati, meski bukan anak kandungnya. Mungkin ini terlalu berat dan aku yakin ngga mudah. Namun kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika bisa hidup bersama pasangan pertama yang dinikahinya sampai akhir khayat. Terlepas dari kata jodoh dan poligami memang dibolehkan oleh Islam. 🙊

Awwh...betapa dangkal pemikiranku tentang alasan poligami ini, ya. 😂 Dan ini baru satu satu alasan. Padahal masih banyak alasan lain untuk berpoligami. Entah alasan itu datang dari laki-laki, maupun perempuan. Tapi ya begitulah, pemkiranku masih dangkal. Maklumin saja, ya. 🙊

Omong-omong, aku setuju banget dengan paragraf penutup dari tulisan Mak Aya di post trigger di web KEB.
"Kejujuran adalah salah satu sikap adil bagi suami dan istri. Apapun yang terjadi komunikasikan segala hal dengan pasangan. Jika memang baik dan lebih banyak manfaatnya, tentulah kedua belah pihak akan sama-sama menghargai keputusan yang diambil untuk kelanjutan rumahtangganya."
Jadi, rawatlah komunikasi dalam rumah tangga, ya. Menjadi baik atau sebaliknya, terpenting sudah dikomunikasikan. #selfreminder. 
Share
Tweet
Pin
Share
12 komentar
"Jiwo ngga takut binatang!"

"Ya ngapain takut, kan?"

Celotehan antara Anak dan Ibu terdengar begitu renyah. Si kecil berjalan santai sambil digendeng Ibunya. Ada banyak celotehan-celotehan mereka yang terekam di otak ini. Beberapa celotehan ringan yang kudengar pun menyisakan pertanyaan. 


Di Taman Limbangan

"Syaquita bakal kayak gitu juga ngga, ya. Pas seusia Jiwo, kelak. Sepanjang perjalanan selalu saja ada yang dibahas."


Ini bukan berarti aku membandingkan atau berkeinginan Syaquita akan seperti Jiwo. Aku paham, bahwa tiap anak itu punya kelebihan dan keunikan masing-masing. Namun ada sebuah harapan, bahwa nanti akan ada komunikasi yang asyik antara aku dan Syaquita saat sedang jalan-jalan.

Siang itu, aku bersama beberapa teman Blogger Banyumas dan Blogger Wonosobo main ke TRMS Serulingmas. Sebuah taman rekreasi margasatwa di Banjarnegara yang di dalamnya terdapat beragam satwa. Mulai dari satwa yang menggemaskan seperti burung, sampai yang membuat deg-degan tiap melihatnya seperti si Raja Hutan, Singa.

Ini bukan kali pertama aku mengajaknya ke Serulingmas. Dulu, saat usianya belum genal satu tahun, aku mengajaknya main ke Serulingmas. Dia cukup tertarik melihat beragam satwa yang berada di dalam kandang. Namun, kunjungan kali ini berbeda.

"Takuuuut. Takuut!"

Di depan Syaquita ada seekor Onta yang sedang asyik keliling kandangnya. Onta ngga bakal keluar kandang, apalagi ia sedang makan siang. Tapi Syaquita betul-betul ketakutan. Kedua tangannya meremas lenganku, wajahnya berpaling dari Onta dan kepanya ndusel ke dada. Takut, dia betul-betul takut. Akupun kembali mengajaknya jalan. Kali ini menuju kandang Orang utan.

"Takuut. Takuut, Bu. "

Syaquita kembali teriak dan kali ini terlihat lebih takut daripada tadi saat aku ajak melihat Onta. Aku langsung menggendongnya, mendekapnya, karena dia nyaris menangis. Sambil jalan pelan, aku berusaha untuk menenangkannya. 

Rute jalan aku putar ke area permainan. Syaquita minta turun dan jalan sendiri karena melihat kereta mini, komedi putar, dan permaianan anak kecil lainnya. Sayangnya saat itu, permainan sedang tidak beroperasi. Yaudah, kami hanya melihat dan sesekali menyentuh pagar permainan. Alhamdulillaah...mood dia kembali membaik. 

Berjalan kurang lebih lima ratus meter, ada kandang Beruang. Syaquita pun kembali teriak takut dan aku langsung mendekapnya. Ngga semua binatang dia takuti. Ada ayam, cicak, semut, kerbau, mereka adalah binatang yang tak ditakutinya. Mungkin Singa, Onta, adalah hewan yang baru baginya. Butuh perkenalan dahulu untuk bisa berinteraksi atau sekadar memandangnya.

Syaquita, 19 bulan, dia belum bisa menatap hewan, apalagi bersahabat. Dia belum bisa menikmati atraksi hewan, apalagi berkomunikasi. Tenang sayang, suatu saat nanti, Ibu akan mengajakmu ke TRMS Serulingmas lagi untuk melihat koleksi hewan. Mungkin tepatnya saat usiamu dua tahun lebih, atau seusia Jiwo, anak sulung Bunda Pungky. Mungkin di usia itu, kamu sudah dapat berinteraksi atau sekadar menyapa hewan-hewan yang ada di dalam kandang. 😘

Adakah yang mengalami hal serupa dengan anakku, BuIbuu? 🙆
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Berilah makanan yang mudah lumat saat awal MPASI sebagai perkenalan."

Informasi di atas pernah kubaca di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) halaman 46 yang berisi tentang cara memberikan (MPASI) makanan pendukung ASI pertama bagi si kecil. Bagiku, buku ini selalu menjadi rujukan. Isinya lengkap, sesuai dengan kebutuhan harian Ibu dan Anak.



Pisang dan bubur adalah dua contoh menu utama untuk awal-awal MPASI si kecil. Aku pun kerap memberikan dua menu tersebut kepada Syaquita pada awal MPASInya. Alasan utama memilihnya, tak lain karena dua menu tersebut sangat mudah dicerna oleh bayi dan dapat meminimalisir masalah pencernaan pada si kecil.


PISANG
Pisang merupakan buah yang kaya nutrisi. Di dalamnya terdapat vitamin B6, vitamin C, serat, kalium, zat besi, vitamin A, biotin, dan nutrisi lainnya. Sebagai perkenalan, pisang yang diberikan kepada si kecil tidak utuh. Artinya, pisang dikerik terlebih dahulu agar dia dapat dengan mudah menelannya.

Tidak ada keharusan untuk memberikan Pisang jenis tertentu. Namun, sebagian besar orang tua memilih pisang ambon. Pemberian pisang jenis ini dirasa lebih aman dan lebih banyak nutrisinya buat si kecil. Pemberian pisang secara teratur sebagai MPASI dapat membantu bayi terhindar dari masalah buang air besar. 

Baca juga: MPASI Pertama dan Pisang Emas

Yaaa...seperti yang BuIbu tahu, susah (BAB) buang air besar pada si kecil menjadi salah satu masalah berat bagi orang tua. Melihat si kecil BAB sampai ngeden tuh bikin sedih. Asli. Makanya,  kalau anak sampai susah BAB, kadang diminta untuk konsumsi buah pisang matang yang dihaluskan karena akan membantu memadatkan feses bayi.


BUBUR
Awal pemberian MPASI, aku rajin banget membuat variasi bubur. Mulai dari bubur susu yang direkomendasikan oleh buku KIA, sampai bubur sum-sum yang diberi sedikit gula jawa. Nyaris tiap hari, aku membuatkannya bubur. Syaquita lebih suka bubur sum-sum tanpa gula. Artinya, dia lebih suka rasa asin gurih. Tapi, aku tetap berusaha membuatkannya bubur susu. Ya...buat penyeimbang rasa meski dia udah dapat rasa manis dari ASI.

Baca juga: Bubur Ayam Alun-alun Banjarnegara

Selain bubur buatan sendiri, sesekali aku memberinya bubur siap saji seperti Cerelac bubur susu. Aku memberinya bubur instant jika gugup karena harus berangkat kerja lebih pagi atau kalau lagi malas. 😂 Beruntungnya, Syaquita tidak begitu mempermasalahkan untuk menu bubur. Mau diberi yang instant atau buatan Ibunya, dia tetap menikmatinya. 😎

Bu Ibu, tanya dong! Apa menu utama yang diberikan untuk  si kecil? Apakah termasuk Pisang dan Bubur?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose