• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Alhamdulillaah...hari ini kelar juga beberes rumah bantuin Mamak. Ya, saking banyaknya pekerjaan Mak Yem yang belum terselesaikan, aku yang biasanya kalau liburan cuma gegoleran di kasur, hari ini turun tangan buat ikut beberes rumah.


Rumah sudah kelihatan cukup rapih (semoga Kecemut tidak heboh dengan mainannya), kegiatan berikutnya yaitu nyiapin jajanan lebaran buat para tetamu yang nanti pas lebaran datang silaturahim ke rumah. Yaaa...meski Bapakku anak terakhir dari sembilan bersaudara, pun dengan Ibuku anak terakhir dari empat bersaudara, alhamdulillaah banyak yang silaturahim ke rumah

Lebaran masih tiga hari lagi, kok udah nyiapin jajanan lebaran, sih? Aaah...terlalu cepat!

No! Kami selalu mempersiapkan jajanan lebaran jauh-jauh hari supaya tenang dan tahu kalik saja ada yang kurang atau masih perlu ditambah. Maklum, besok Mamak udah mulai libur, jadi apapun pekerjaan nanti pasti akan aku tangani sendiri. Makanya, mumpung masih ada Mamak, aku mulai mempersiapkan jajanan lebaran yang nantinya akan ditaroh di meja tamu.

Seperti tahun lalu, aku tidak belanja di toko-toko jajanan, cukup pesan di tempat Mama Al, jajanan datang H-7 lebaran. Selain irit tenaga, aku lebih suka pesan di sana karena varian jajanannya tidak kalah banyak dengan yang dijual di toko-toko. Aku cukup tanya satu-satu request keluarga pingin apa, nanti akan dipesankan. Dia juga menyediakan katalog jajannya, jadi tinggal cung dan bayar. Hahaha.

Selain untuk tetamu, kami juga beli jajanan lebaran yang dikonsumsi sendiri sesuai selera. Seperti Singkong Bakar keseukaan Om. Pang-pang kesukaan Ayah. Nastar kesukaan aku. Astor kesukaan Kecemut. Dan beberapa jajanan anak kekinian yang dipilih sendiri oleh Kecemut.

Beli jajanan lebaran di Mama Al sudah biasa. Satu yang tidak biasa yaitu dapat jajanan lebaran dari Tante Bening. Spesial dan surprise banget! Jajanan lebaran yang dikirim Tante lewat teman kantor ini adalah kue kering. Ada tiga jenis kue yang dikirim, yaitu nastar, roti kacang, dan roti semprit (kalau tidak salah). Saking senengnya dikirimi roti sama Tante, Kecemut langsung unboxing dan mencicipinya. Duuh...padahal katanya mau buat lebaran. Hahaha.

Btw nih, ini kali pertama Tante buat kue untuk lebaran. Katanya, dia buat sendiri, gitu. Entah belajar bikin kue kering dari siapa, yang jelas kue bikinan Tante tidak kalah enak dengan kue-kue yang dijual di toko-toko. Kalau kata Kecemut, enaaaak sekalii.  😂 Pertama buka roti semprit, dia langsung lahap dan habis banyak. Soalnya selain enak dan renyah, toping roti semprit ini warna-warni. Menggoda anak-anak pokoknya. 🙊

Alhamdulillaah...hari ini bisa menyicil pekerjaan untuk persiapan lebaran. Makasih kiriman kue lebarannya, Tante. Semoga makin rajin bikin kue, yaaa. Dan jangan lupa cetak labelnya, Bening Bakery. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sebagai Ibu Rumah Tangga yang merangkap kerja kantoran, kegiatan harian selama bulan ramadhan rasanya makin padat. Nyaris tidak ada sisa waktu untuk bermanjah ria kecuali saat akhir pekan karena libur kerja. 


Pagi hari setelah sahur, bebersih, lalu beribadah, dan tau-tau Kecemut udah bangun dan minta ditemani untuk main. Tapi lumayan banget, sih. Soalnya aku jarang menemani Kecemut bermain pas pagi hari. Suka sok sibuk sendiri. Apalagi hari-hari biasa.

Sepulang kerja, pukul 15.00 WIB sudah mulai sibuk di dapur. Kecemut biasanya aku minta buat nonton tv, main, atau kalau moodnya lagi bagus aku ajak masak-masak di dapur. Kegiatan berikutnya sebelum dan sesudah buka puasa lebih banyak mengerjakan amalan-amalan bulan ramdhan.

Sibuk banget, yaaa. Hahaha. Secara teori dan praktik sepertinya memang sudah tidak tersisa waktu luang. Namun pada kenyataannya, aku masih bisa menyempatkan untuk belajar edit video dan ngeblog. Ini kegiatan minimalis banget. Kalau full time Ibu Rumah Tangga biasanya ada tambahan bikin kue, nih. Hihihi.

Belajar Membuat dan Edit Video
Alhamdulillaah sebulan sebelum ramadhan aku dapat pinjaman lensa dari seorang teman. Merasa butuh upgrade kemampuan, aku belajar membuat sekaligu edit video. Kebetulan ramadhan tahun ini cukup banyak dokumentasi video. Jangan dikira aku belajar mengambil  dan edit video dengan cara les private, ya. Aku cuma belajar dari para ahli atau videographer favorit melalu channel youtube. Selebihnya untuk teknis pengambilan dan setting kamera, aku kerap bertanya kepada beberapa temanku yang udah profesional.

Setelah membuat video (video yang aku ambil adalah aktivitas Kecemut dan atau tempat kerja dowang lho, ya.), beberapa hari kemudian aku mulai edit. Aku edit video menggunakan aplikasi Power Director di smartphone, ya. Jadi hasilnya ya harap dimaklumi laah. Cek saja akun youtube CERIS Family. Di akun tersebut ada beberapa hasil editing video yang aku ambil secara mandiri. 🙊

Oiya, kalau tanya kapan waktu yang tepat untuk edit video yaitu di sela-sela jam istirahat kantor atau pas lagi senggang di akhir pekan. 🤗

Ngeblog
Ini kabar membahagiakan bagi aku pribadi. Ya, bagi aku saja cukup. Soalnya, bahagiaku belum tentu bisa menjadi kebahagiaan orang lain. Hahaha. Kabar bahagia itu adalah aku dapat mengikuti challenge dari Blogger Perempuan yaitu 30 hari ngeblog.

Sebenarnya mengerikan sekali ketika aku memutuskan untuk ikut challenge ini. Tapi selain minimal tarjet one day one juz, aku pingin juga one day one publish artikel. Hahaha. Ini beneran niat dulu karena kadang moodku hancur cuma gara-gara seharian tidak minum susu. 😛 Alhamdulillaah...kegoatan blog challenge ini tinggal menghitung hari dan aku dapat mengikutinya.

Omong-omong, waktu yang paling tepat buat menulis atau ngeblog adalah malam hari karena saat malam hari lebih tenang, lebih banyak ide, dan bisa lebih cepat menulis. Makanya, setelah tadaeus malam aku berusaha banget untuk tidak langsung memejamkan mata. Ini perjuangan banget, sungguh. Tapi karena sudah berkomitmen, mau tidak mau malam harinya langsung menulis postingan challenge sesuai tema yang diberikan Blogger Perempuan.

Btw, kamu punya kegiatan apa untuk mengisi ramadhan? Boleh lah sharing denganku. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
It's time to kangen-kangenan sama tradisi lebaran. Tinggal dan hidup di Desa, tuh, terlalu banyak tradisi lebaran yang pada akhirnya menyisakan kangen atau bahkan bikin baper. 🙊Aku, dong, punya banyak tradisi lebaran di kampung. Karena saking banyaknya, aku ambil empat tradisi yang paling ngangenin. 😎



Sebelum ngobrolin tradisi lebaran, mungkin hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengingat kembali kegiatan atau hal istimewa apa saja yang dilakukan saat lebaran. Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Mudik, misalnya. 

Kegiatan mudik menjadi salah satu tradisi yang mungkin sangat ditunggu-tunggu oleh mereka para perantau. Karena aku hampir tiap seminggu sekali mudik (saking dekatnya jaral buat mudik, yaitu di Wonosobo), aku tidak memasukan mudik ke dalam daftar tradisi lebaran yang ngangenin meski bagi sebagian orang mungkin momen ini sangat ditunggu-tunggu semenjak ramadhan tiba.

Nah, berikut empat tradisi lebaran yang oaling ngangenin versi aku!


Oncor-oncoran

Ada yang tahu oncor? Itu lho, obor yang terbuat dari bambu yang biasanya berdiameter tidak lebih dari 5 cm, lalu diisi dengan minyak tanah dan atasnya ditutup menggunakan kain. Pada bagian bawah oncor, biasanya juga diberi pegangan untuk memudahkan saat penggunaan dan supaya tangan tidak panas.

Kegiatan oncor-oncoran di kampungku ini dilakukan pada malam takbirab. Aktovitasnya hanya berkeliling kampung dimulai dari titik tengah yaitu lapangan desa, kemudian berjalan mengelilingi kampung sambil diiringi dengan musik bedug. Sambil membawa oncor, anak-anak terlihat bahagia banget! Dari aku kecil, tradisi ini paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak. 

Pernah saat malam lebaran agak gerimis. Aku kira kegiatan ini bakal batal karena cuaca tidak mendukung. Namun saking tingginya antusias anak-anak, banyaknya anak yang sudah siap dengan oncornya, panitia pun nampak galau. Kegiatan yang biasanya dimulai pukul 19.00 WIB, malam itu terpaksa dilakukan pukul 22.00 WIB karena menunggu hujan reda. Dan yang bikin takjub, anak-anak yang sedari tadi menunggu kegiatan ini masih terjaga, lho. Mereka pada takbiran di Mushola dan atau Masjid sambil menunggu hujan reda. Luar biasa untuk tradisi yang satu ini.

Lebaran Ketupat
Usai menjalankan ibadah sunnah yaitu sholat idul fitri atau idul adha, tradisi selanjutnya di kampungku yaitu lebaran ketupat. Di kampungku, tradisi ini dilakukan tiap RT. Karena pesertanya tidak terbatas, tempatnya pun bebas asal bersih dan luas. Ada yang menyelenggarakannya di Mushola, Masjid, dan atau jalan raya tergantung ketersediaan tempat ibadah. Jadi gini, misal dalam satu dusun hanya terdapat 2 mushola, sementara ada lebihbdari dua RT, ya berarti salah satunya mengalah dengan melakukan tradisi lebaran ketupat di jakan raya.

Tiap satu kekuarga diminta untuk membawa satu sajian untuk dimakan bersama-sama. Uniknya nih, ada tukar sajian. Jadi, sajian yang berisi ketupat dan lauk pauk yang dibawa oleh masing-masing keluarga diacak penataannya supaya para JAMA'AH tidak menikmati hasil olahan sendiri. Iya, supaya bisa mencicipi masakan tetangga.

Tradisi ini termasuk ngangenin karena kapan lagi bisa kumpul satu RT buat makan bersama. Selain sebagai ajang silaturahim, tradisi ini mengingatkan kita untuk berbagi saat lebaran.

Ziarah Kubur
Kamu termasuk keluarga yang melakukan ziarah kubur dini hari (sebelum terbit fajar) atau setelah sholat ied? Di keluargaku terbagi menjadi dua tim, nih. Namun, sebagian besar melakukan ziarah kubur setelah sholat ied dan sebelum lebaran ketupat.

Ziarah kubur saat lebaran termasuk tradisi yang ngangenin karena pada hari itu juga pemakaman penuh dengan peziarah. Bisa dibayangkan, betapa bahagianya keluarga kita yang sudah di alam sana? Dikunjungi banyak keluarga, kemudian didoakan bersama-sama. Kebersamaan untuk mendoakan arwah keluarga atau saudara di pemakaman menjadi salah satu tradisi lebaran yang ngangenin karena kapan lagi pemakaman ramai peziarah kalau bukan pada hari lebaran. Hampir seluruh masyarakat desa datang ke pemakaman, lho.

Sungkeman
Kangen masakan Uwa? Atau, kangen kue bikinan saudara? Makanyaaaa, sungkeman dulu! Hahaha. Jadi, selain berniat meminta maaf atas segala dosa dan khilaf, subgkeman ini menjadi tradisi yang ngangenin karena dari kegiatan ini aku dapat mencicipi masakan saudara cita rasa lebaran dan juga mendapat angpaaaao! *haaaaah...udah kawakan masih terima angpao?* Yaaaa tidak laaah, maksudnya dulu, pas masih kecil suka ikut orang tua sungkeman ke sana sini cuma buat ngumpuling angpao. Hahaha. Parah, ya.

Asli, sungkeman ini menjadi tradisi lebaran yang ngangenin karena ada momen yang tidak biasa di sini. Meminta maaf kepada orang tua dan atau saudara dengan menekuk lutut, misalnya. Ini hanya dilakukan saat sungkeman lebaran, bukan. Eh btw, sungkeman pas nikahan juga menekuk lutut, ya. Tapi tetap lah berbeda karena angpaonya juga beda. *eeeeehhhh 😂

Kamu punya tradisi lebaran yang ngangenin? Apaa hayooooo...bagi ceritaa, dong! ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Aaah...tak terasa Ramadhan telah masuk hari ke 24. Artinya, tidak lama lagi hari kemenangan akan tiba. Perputaran waktu memang terasa cepat sekali ya, Bund. Rasa-rasanya baru kemarin mulai Tarawih, eh...tak lama lagi ibadah sunnah di bulan ramadhan ini akan segera berakhir. Sediiiih banget. 😭


H-7 menjelang lebaran, para Ibuk-ibuk biasanya mulai sibuk menyiapkan kebutuhan lebaran. Mulai dari kebutuhan dapur, suguhan, angpau, sampai dengan fashion. Nah, kali ini aku akan memberi tip sekaligus berbagi pengalamanku berburu baju lebaran untuk keluarga supaya tidak melebihi anggaran. Tahu sendiri, kalau lebaran pinginnya apa-apa dibeli. Banyak banget godaan. Apalagi perihal baju lebaran. Kalau buat orang tua, sih, rada bisa direm, ya. Tapi kalau buat anak, lihat model baju yang nggemesin dikit saja tergiur. Hahaha.

Eh tapi, tip belanja baju lebaran ini khusus buat keluarga inti, ya. Bukan keluarga besar yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan. Hahaha. Nah, kira-kira seperti ini tipnya:

Pertama, budget.

Sebelum mulai memilih baju lebaran, hal pertama yang wajib disiapkan dan pertimbangkan adalah budget atau anggaran. Mulai dari baju untuk Ayah, Ibu, dan Anak-anak, semua harus diperhitungkan. Untuk anak, misalnya. Dia akan dibeliin berapa biji dengan harga maksimal berapa. Iya, ambil harga maksimal supaya jelas dalam anggaran lebaran. Setelahnya, barulah dibelanjakan. 

Kedua, model.

Setelah menentukan anggaran, selanjutnya adalah memilih model. Ini agaknya penting, sih. Soalnya biasanya, kan, baju lebaran ini juga akan digunakan untuk silaturahim. Makanya, pemilihan model ini cukup penting supaya enak dilihat saat silaturahim bersama. Model yang aku maksud di sini lebih ke seragam. Bahasa gawlnya itu couple, ya. Hahaha.

Ketiga, beli jadi atau jahit.

Jangan mepet waktu ketika kamu punya rencana untuk membeli baju yang sudah tinggal pakai alias beli jadi. Beli lah di awal-awal supaya kamu mendapat banyak pilihan ukuran dan juga model. Pernah nih, aku berencana membeli baju lebaran di toko tapi huntingnya H-7 lebaran. Uwuuw...banget! Ukuran baju tidak ada yang sesuai kebutuhan.  Panik, dong. Hahahaha.

Meski sudah tersedia banyak model baju lebaran, tetap saja ada yang lebih suka menambah koleksi baju lebaran dengan menjahit. Pertimbangan ini biasanya karena ukuran tubuh, terlalu besar atau terlalu kecil yang mana akhirnya tidak memungkinkan untuk beli jadi.

Nah, kalau beli jadi memang tidak memungkinkan, otomatis harus punya model baju yang diinginkan. Untuk menjahit, bisa jadi anggaran lebih besar ketimbang beli baju lebaran yang sudah jadi karena harus beli bahan dulu. Dan terkait model baju, makin tinggi tingkat kesulitan model, biasanya juga makin mahal ongkos jahitnya. Supaya lebih tenang, letakan bahan H-1 bulan di penjahit, ya. Ini untuk meminimalisir kemungkinan yang bikin deg-degan. Ya, lebaran tinggal hitungan jari, tapi baju lebaran belum jadi. Kan ngeness. Hahaha.

Keempat, tempat belanja.

Kamu tim yang suka belanja baju lebaran di toko online atau toko offline? Aku sendiri lebih prefer belanja di toko-toko offline supaya lebih mantap karena bisa nyobain. Yaaa...meski di toko online kadang sudah tertera ukuran detail, tapi tetap saja was was. Tahu sendiri, baju lebaran ini bisa dibilang punya magnet luar biasa saat dikenakan nanti. Pokoknya, tuh, beda dengan baju-baju yang dibeli harian.

Sudah dua tahun ini aku gagal membelanjakan baju lebaran karena kurangnya pertimbangan, gitu. Agak menyepelekan dan sok PD pasti akan mendapat baju sesuai keinginan padahal berburunya saja sudah mendekati lebaran. Hahaha.

Omong-omong, kamu punya tip sebelum belanja baju lebaran? Kira-kira apa saja yang harus diperhatikan sebelum membelinya? Yuuuk...sharing!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Malas itu ketika whats app group SEKAWAN mulai ada notifikasi chat. Group ini isinya cuma empat orang; Alira, Alvis, Aga, dan Aku. Berkawan dengan mereka sejak SMK, beda kelas, beda jurusan, tapi kami kenal baik dan sering pulang bareng naik angkutan umum karena satu arah. Sebenarnya kami ada banyak, 15 mungkin. Tapi teman-teman yang lain udah susah diajak jalan bareng dan beberapa di luar kota. Tersisa sekawan, frasa dalam bahasa jawa yang berarti empat. Pas banget, ya. 


Kalau dibilang akrab, sebenarnya kami tidak terlalu. Dibilang tidak dekat, ya kami cukup paham satu sama lain. Lalu, kenapa kami bisa dalam satu wadah, dan bisa sok kompak sampai sekarang? Jawabannya karena dulu kami sama-sama telat nikah dan pada akhirnya ya nyaman aja ngobrolnya. Eeehhhhh...kita ketawa dulu, yuk! 😂😂😂 

Ini agak serius, disaat teman-teman satu gengs udah pada kerja sampai luar pulau, bahkan luar negeri, kami masih nyaman berada di bumi Banjarnegara. Kerja seadanya, berusaha menikmati apa yang ada. Aaah...intinya, dulu kalau keluar rumah buat karokean atau main sampai malam ya sama mereka. Hanya kami berempat yang lepas; jomblo kelamaan, tidak tahu pacarannya kapan tapi tiba-tiba sebar undangan, dan atau hubungan tanpa status yang endingnya sungguh mencengangkan. Hahaha. GITAAA...GITAAAA, ujung-ujungnya ya nikah sama siapa! 🙊

"Ayolaah buka bersama. Lama ngga ketemu juga, kaaan." Uut alias Emaknya Aga mulai merusak keheningan grup. Aku masih diam, diam-diam bae karena asli malas banget muncul di itu grup yang tidak jelas. 😄

"Yuuuh, kapan? Mau dimana, manuut." Gita alias Emaknya Alvis. Pokoknya ini orang sukanya manat manuut tapi endingnya kadang juga tidak jelas. 😄

"Yuukk. Tapi aku cuma bisa minggu ini. Minggu depan udah ngga dapat jatah libur." Si Muji alias Emaknya Alira, orang super sibuk dan jarang noleh kanan kiri ikut berkomentar.

Obrolan di grup terus berlanjut. Aku masih belum melayangkan komentar karena malas ujungnya PHP. Hahaha. Sampai akhirnya dimention siapa, gitu, buat pesan tempat sekaligus makanan. Aku pun muncul dan langsung mengirim menu makanan di tempat buka puasa yang mereka pingin. Duhh...ini nasib banget punya kontak si rumah makan idaman mereka. Hmmm...



Menu buka puasa sudah aku pesan sesuai keinginan yaitu crabby. Kami sampai sana sudah tinggal lahap, dong. Anak-anak pun mulai menyatu gara-gara lele dan mie goreng. Hahaha. Akhirnyaa...terwujud juga buka puasa bareng mereka. Aku kira rencana buka puasa bersama ini hanya akan menjadi wacana mengingat saking sibuknya dengan pekerjaaan masing-masing. Tapi ternyata mereka masih greget buat ngumpul. Padahal ya, anak-anak kami kalau sudah kumpul, tuh, paling susah diajak pulang. Bawaannya pingin main bareng terus. 🙊

Alhamdulillaah banget tahun ini bisa bertemu lagi sembari melunasi janji kepada Alira. Bahagia rasanya. Dan buka puasa bersama SEKAWAN ini adalah buka puasa perdanaku di luar rumah. Ya, tahun ini aku membatasi untuk tidak aktif ikut buka puasa bersama teman-teman. Alasannya karena Syaquita kadang tidak mau diajak, menolak gituuu.

Alhamdulilaah (lagi), tahun ini Uut hamil. Artinya, tahun depan jumlah personil buka puasa bersama insya allah akan bertambah. Aku berdoa banget tahun ini bisa hamil nyusul Uut. Pun dengan Mujel dan Gita. Pingin deh rasanya hamil bareng-bareng. ðŸ™Š

Tinggal dalam satu kota, bahkan satu Kecamatan, tapi ketemunya bisa dihitung jari. Paling banter setahun dua kali; sekali pas teman ada yang punya hajatan, dan sekali pas bulan Ramadhan yaitu momen buka puasa bersama. Aaah...semoga silaturahim terus terjaga yaaa, gaesss! Grupnya tidak sepi, gituu. Hiihhhhhhhh
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (17)
    • ▼  Juli (2)
      • Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose