• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
It's time to kangen-kangenan sama tradisi lebaran. Tinggal dan hidup di Desa, tuh, terlalu banyak tradisi lebaran yang pada akhirnya menyisakan kangen atau bahkan bikin baper. 🙊Aku, dong, punya banyak tradisi lebaran di kampung. Karena saking banyaknya, aku ambil empat tradisi yang paling ngangenin. 😎



Sebelum ngobrolin tradisi lebaran, mungkin hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengingat kembali kegiatan atau hal istimewa apa saja yang dilakukan saat lebaran. Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Mudik, misalnya. 

Kegiatan mudik menjadi salah satu tradisi yang mungkin sangat ditunggu-tunggu oleh mereka para perantau. Karena aku hampir tiap seminggu sekali mudik (saking dekatnya jaral buat mudik, yaitu di Wonosobo), aku tidak memasukan mudik ke dalam daftar tradisi lebaran yang ngangenin meski bagi sebagian orang mungkin momen ini sangat ditunggu-tunggu semenjak ramadhan tiba.

Nah, berikut empat tradisi lebaran yang oaling ngangenin versi aku!


Oncor-oncoran

Ada yang tahu oncor? Itu lho, obor yang terbuat dari bambu yang biasanya berdiameter tidak lebih dari 5 cm, lalu diisi dengan minyak tanah dan atasnya ditutup menggunakan kain. Pada bagian bawah oncor, biasanya juga diberi pegangan untuk memudahkan saat penggunaan dan supaya tangan tidak panas.

Kegiatan oncor-oncoran di kampungku ini dilakukan pada malam takbirab. Aktovitasnya hanya berkeliling kampung dimulai dari titik tengah yaitu lapangan desa, kemudian berjalan mengelilingi kampung sambil diiringi dengan musik bedug. Sambil membawa oncor, anak-anak terlihat bahagia banget! Dari aku kecil, tradisi ini paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak. 

Pernah saat malam lebaran agak gerimis. Aku kira kegiatan ini bakal batal karena cuaca tidak mendukung. Namun saking tingginya antusias anak-anak, banyaknya anak yang sudah siap dengan oncornya, panitia pun nampak galau. Kegiatan yang biasanya dimulai pukul 19.00 WIB, malam itu terpaksa dilakukan pukul 22.00 WIB karena menunggu hujan reda. Dan yang bikin takjub, anak-anak yang sedari tadi menunggu kegiatan ini masih terjaga, lho. Mereka pada takbiran di Mushola dan atau Masjid sambil menunggu hujan reda. Luar biasa untuk tradisi yang satu ini.

Lebaran Ketupat
Usai menjalankan ibadah sunnah yaitu sholat idul fitri atau idul adha, tradisi selanjutnya di kampungku yaitu lebaran ketupat. Di kampungku, tradisi ini dilakukan tiap RT. Karena pesertanya tidak terbatas, tempatnya pun bebas asal bersih dan luas. Ada yang menyelenggarakannya di Mushola, Masjid, dan atau jalan raya tergantung ketersediaan tempat ibadah. Jadi gini, misal dalam satu dusun hanya terdapat 2 mushola, sementara ada lebihbdari dua RT, ya berarti salah satunya mengalah dengan melakukan tradisi lebaran ketupat di jakan raya.

Tiap satu kekuarga diminta untuk membawa satu sajian untuk dimakan bersama-sama. Uniknya nih, ada tukar sajian. Jadi, sajian yang berisi ketupat dan lauk pauk yang dibawa oleh masing-masing keluarga diacak penataannya supaya para JAMA'AH tidak menikmati hasil olahan sendiri. Iya, supaya bisa mencicipi masakan tetangga.

Tradisi ini termasuk ngangenin karena kapan lagi bisa kumpul satu RT buat makan bersama. Selain sebagai ajang silaturahim, tradisi ini mengingatkan kita untuk berbagi saat lebaran.

Ziarah Kubur
Kamu termasuk keluarga yang melakukan ziarah kubur dini hari (sebelum terbit fajar) atau setelah sholat ied? Di keluargaku terbagi menjadi dua tim, nih. Namun, sebagian besar melakukan ziarah kubur setelah sholat ied dan sebelum lebaran ketupat.

Ziarah kubur saat lebaran termasuk tradisi yang ngangenin karena pada hari itu juga pemakaman penuh dengan peziarah. Bisa dibayangkan, betapa bahagianya keluarga kita yang sudah di alam sana? Dikunjungi banyak keluarga, kemudian didoakan bersama-sama. Kebersamaan untuk mendoakan arwah keluarga atau saudara di pemakaman menjadi salah satu tradisi lebaran yang ngangenin karena kapan lagi pemakaman ramai peziarah kalau bukan pada hari lebaran. Hampir seluruh masyarakat desa datang ke pemakaman, lho.

Sungkeman
Kangen masakan Uwa? Atau, kangen kue bikinan saudara? Makanyaaaa, sungkeman dulu! Hahaha. Jadi, selain berniat meminta maaf atas segala dosa dan khilaf, subgkeman ini menjadi tradisi yang ngangenin karena dari kegiatan ini aku dapat mencicipi masakan saudara cita rasa lebaran dan juga mendapat angpaaaao! *haaaaah...udah kawakan masih terima angpao?* Yaaaa tidak laaah, maksudnya dulu, pas masih kecil suka ikut orang tua sungkeman ke sana sini cuma buat ngumpuling angpao. Hahaha. Parah, ya.

Asli, sungkeman ini menjadi tradisi lebaran yang ngangenin karena ada momen yang tidak biasa di sini. Meminta maaf kepada orang tua dan atau saudara dengan menekuk lutut, misalnya. Ini hanya dilakukan saat sungkeman lebaran, bukan. Eh btw, sungkeman pas nikahan juga menekuk lutut, ya. Tapi tetap lah berbeda karena angpaonya juga beda. *eeeeehhhh 😂

Kamu punya tradisi lebaran yang ngangenin? Apaa hayooooo...bagi ceritaa, dong! ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Aaah...tak terasa Ramadhan telah masuk hari ke 24. Artinya, tidak lama lagi hari kemenangan akan tiba. Perputaran waktu memang terasa cepat sekali ya, Bund. Rasa-rasanya baru kemarin mulai Tarawih, eh...tak lama lagi ibadah sunnah di bulan ramadhan ini akan segera berakhir. Sediiiih banget. 😭


H-7 menjelang lebaran, para Ibuk-ibuk biasanya mulai sibuk menyiapkan kebutuhan lebaran. Mulai dari kebutuhan dapur, suguhan, angpau, sampai dengan fashion. Nah, kali ini aku akan memberi tip sekaligus berbagi pengalamanku berburu baju lebaran untuk keluarga supaya tidak melebihi anggaran. Tahu sendiri, kalau lebaran pinginnya apa-apa dibeli. Banyak banget godaan. Apalagi perihal baju lebaran. Kalau buat orang tua, sih, rada bisa direm, ya. Tapi kalau buat anak, lihat model baju yang nggemesin dikit saja tergiur. Hahaha.

Eh tapi, tip belanja baju lebaran ini khusus buat keluarga inti, ya. Bukan keluarga besar yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan. Hahaha. Nah, kira-kira seperti ini tipnya:

Pertama, budget.

Sebelum mulai memilih baju lebaran, hal pertama yang wajib disiapkan dan pertimbangkan adalah budget atau anggaran. Mulai dari baju untuk Ayah, Ibu, dan Anak-anak, semua harus diperhitungkan. Untuk anak, misalnya. Dia akan dibeliin berapa biji dengan harga maksimal berapa. Iya, ambil harga maksimal supaya jelas dalam anggaran lebaran. Setelahnya, barulah dibelanjakan. 

Kedua, model.

Setelah menentukan anggaran, selanjutnya adalah memilih model. Ini agaknya penting, sih. Soalnya biasanya, kan, baju lebaran ini juga akan digunakan untuk silaturahim. Makanya, pemilihan model ini cukup penting supaya enak dilihat saat silaturahim bersama. Model yang aku maksud di sini lebih ke seragam. Bahasa gawlnya itu couple, ya. Hahaha.

Ketiga, beli jadi atau jahit.

Jangan mepet waktu ketika kamu punya rencana untuk membeli baju yang sudah tinggal pakai alias beli jadi. Beli lah di awal-awal supaya kamu mendapat banyak pilihan ukuran dan juga model. Pernah nih, aku berencana membeli baju lebaran di toko tapi huntingnya H-7 lebaran. Uwuuw...banget! Ukuran baju tidak ada yang sesuai kebutuhan.  Panik, dong. Hahahaha.

Meski sudah tersedia banyak model baju lebaran, tetap saja ada yang lebih suka menambah koleksi baju lebaran dengan menjahit. Pertimbangan ini biasanya karena ukuran tubuh, terlalu besar atau terlalu kecil yang mana akhirnya tidak memungkinkan untuk beli jadi.

Nah, kalau beli jadi memang tidak memungkinkan, otomatis harus punya model baju yang diinginkan. Untuk menjahit, bisa jadi anggaran lebih besar ketimbang beli baju lebaran yang sudah jadi karena harus beli bahan dulu. Dan terkait model baju, makin tinggi tingkat kesulitan model, biasanya juga makin mahal ongkos jahitnya. Supaya lebih tenang, letakan bahan H-1 bulan di penjahit, ya. Ini untuk meminimalisir kemungkinan yang bikin deg-degan. Ya, lebaran tinggal hitungan jari, tapi baju lebaran belum jadi. Kan ngeness. Hahaha.

Keempat, tempat belanja.

Kamu tim yang suka belanja baju lebaran di toko online atau toko offline? Aku sendiri lebih prefer belanja di toko-toko offline supaya lebih mantap karena bisa nyobain. Yaaa...meski di toko online kadang sudah tertera ukuran detail, tapi tetap saja was was. Tahu sendiri, baju lebaran ini bisa dibilang punya magnet luar biasa saat dikenakan nanti. Pokoknya, tuh, beda dengan baju-baju yang dibeli harian.

Sudah dua tahun ini aku gagal membelanjakan baju lebaran karena kurangnya pertimbangan, gitu. Agak menyepelekan dan sok PD pasti akan mendapat baju sesuai keinginan padahal berburunya saja sudah mendekati lebaran. Hahaha.

Omong-omong, kamu punya tip sebelum belanja baju lebaran? Kira-kira apa saja yang harus diperhatikan sebelum membelinya? Yuuuk...sharing!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Malas itu ketika whats app group SEKAWAN mulai ada notifikasi chat. Group ini isinya cuma empat orang; Alira, Alvis, Aga, dan Aku. Berkawan dengan mereka sejak SMK, beda kelas, beda jurusan, tapi kami kenal baik dan sering pulang bareng naik angkutan umum karena satu arah. Sebenarnya kami ada banyak, 15 mungkin. Tapi teman-teman yang lain udah susah diajak jalan bareng dan beberapa di luar kota. Tersisa sekawan, frasa dalam bahasa jawa yang berarti empat. Pas banget, ya. 


Kalau dibilang akrab, sebenarnya kami tidak terlalu. Dibilang tidak dekat, ya kami cukup paham satu sama lain. Lalu, kenapa kami bisa dalam satu wadah, dan bisa sok kompak sampai sekarang? Jawabannya karena dulu kami sama-sama telat nikah dan pada akhirnya ya nyaman aja ngobrolnya. Eeehhhhh...kita ketawa dulu, yuk! 😂😂😂 

Ini agak serius, disaat teman-teman satu gengs udah pada kerja sampai luar pulau, bahkan luar negeri, kami masih nyaman berada di bumi Banjarnegara. Kerja seadanya, berusaha menikmati apa yang ada. Aaah...intinya, dulu kalau keluar rumah buat karokean atau main sampai malam ya sama mereka. Hanya kami berempat yang lepas; jomblo kelamaan, tidak tahu pacarannya kapan tapi tiba-tiba sebar undangan, dan atau hubungan tanpa status yang endingnya sungguh mencengangkan. Hahaha. GITAAA...GITAAAA, ujung-ujungnya ya nikah sama siapa! 🙊

"Ayolaah buka bersama. Lama ngga ketemu juga, kaaan." Uut alias Emaknya Aga mulai merusak keheningan grup. Aku masih diam, diam-diam bae karena asli malas banget muncul di itu grup yang tidak jelas. 😄

"Yuuuh, kapan? Mau dimana, manuut." Gita alias Emaknya Alvis. Pokoknya ini orang sukanya manat manuut tapi endingnya kadang juga tidak jelas. 😄

"Yuukk. Tapi aku cuma bisa minggu ini. Minggu depan udah ngga dapat jatah libur." Si Muji alias Emaknya Alira, orang super sibuk dan jarang noleh kanan kiri ikut berkomentar.

Obrolan di grup terus berlanjut. Aku masih belum melayangkan komentar karena malas ujungnya PHP. Hahaha. Sampai akhirnya dimention siapa, gitu, buat pesan tempat sekaligus makanan. Aku pun muncul dan langsung mengirim menu makanan di tempat buka puasa yang mereka pingin. Duhh...ini nasib banget punya kontak si rumah makan idaman mereka. Hmmm...



Menu buka puasa sudah aku pesan sesuai keinginan yaitu crabby. Kami sampai sana sudah tinggal lahap, dong. Anak-anak pun mulai menyatu gara-gara lele dan mie goreng. Hahaha. Akhirnyaa...terwujud juga buka puasa bareng mereka. Aku kira rencana buka puasa bersama ini hanya akan menjadi wacana mengingat saking sibuknya dengan pekerjaaan masing-masing. Tapi ternyata mereka masih greget buat ngumpul. Padahal ya, anak-anak kami kalau sudah kumpul, tuh, paling susah diajak pulang. Bawaannya pingin main bareng terus. 🙊

Alhamdulillaah banget tahun ini bisa bertemu lagi sembari melunasi janji kepada Alira. Bahagia rasanya. Dan buka puasa bersama SEKAWAN ini adalah buka puasa perdanaku di luar rumah. Ya, tahun ini aku membatasi untuk tidak aktif ikut buka puasa bersama teman-teman. Alasannya karena Syaquita kadang tidak mau diajak, menolak gituuu.

Alhamdulilaah (lagi), tahun ini Uut hamil. Artinya, tahun depan jumlah personil buka puasa bersama insya allah akan bertambah. Aku berdoa banget tahun ini bisa hamil nyusul Uut. Pun dengan Mujel dan Gita. Pingin deh rasanya hamil bareng-bareng. ðŸ™Š

Tinggal dalam satu kota, bahkan satu Kecamatan, tapi ketemunya bisa dihitung jari. Paling banter setahun dua kali; sekali pas teman ada yang punya hajatan, dan sekali pas bulan Ramadhan yaitu momen buka puasa bersama. Aaah...semoga silaturahim terus terjaga yaaa, gaesss! Grupnya tidak sepi, gituu. Hiihhhhhhhh
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Momen lebaran termasuk momen spesial yang paling ditunggu-tunggu oleh umat muslim setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan saat lebaran, salah satunya yaitu silarurahim atau sungkeman. Tidak ada maksud pamer atau sejenisnya, nyaris seluruh umat muslim ingin tampil beda saat lebaran mulai dari fashion sampai dengan make up. Begitu, bukan? 🙊


Pun denganku. Pingin tampil maksimal meski ya pada akhirnya kayak gitu-gitu saja. Hahaha. Pernah lebaran tahun kapan, aku nyoba mengikuti tutorial hijab plus make up untuk persiapan lebaran. Maklum, make up keseharianku kan cuma gitu-gitu dowang. Pingin lah tampil sedikit beda dengan sentuhan make up tipis-tipis. 🙊 Mungkin ada setengah hari aku mainan make up. Mumpung sela banget, sih. Hasilnya? Ya...memang tambah cantik, tapi rasanya ribet banget, Sist. Selain ribet, capek juga ternyata kalau pingin tampil maksimal, ya. Hahaha. Penuh kesabaran, gitu. 🤣

Nah, untuk lebaran besok, kamu pingin tampil dengan make up yang seperti apa? Setidaknya ada dua pilihan make up saat lebaran, yaitu memilih untuk tampil dengan make up natural atau tampil dengan make up maksimal a.k.a glowing bling bling?

Ngga usah main tebak-tebakan, kalau aku lebih nyaman dengan make up natural buat lebaran nanti. Cukup pakai foundation, eyeliner, menebalkan alis dikiiiit, maskara, dan tidak lupa adalah LIPSTIK! Pokoknya setelah pilih make up natural, aku pasti pilih hijab segi empat supaya enak dilihat. 🙊
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Belajar hal-hal yang baik hendaknya dilakukan sejak kecil. Termasuk belajar puasa. Ramadhan tahun ini usia Kecemut genap 3 tahun 5 bulan. Di usia ini, kami baru bisa mengenalkan arti puasa kepada Kecemut, ituoun arti secara sederhana. Karena ada keinginan untuk Kecemut dapat ikut belajar puasa, hari pertama puasa ramadhan, kami melakukan semacam observasi kecil-kecilan. 🙊


"Ibu, aku mau ikut sahur." Saat kami akan mengakhiri sahur, tiba-tiba Kecemut bangun dan minta ikut sahur. "Aku mau puasa, Bu." Tambahnya sambil mengulurkan kedua tangannya, minta dibangunin. Ada kebahagiaan tersendiri ketika dia minta untuk ikut berpuasa meski dia belum paham betul arti berpuasa. Aku pun langsung meng-IYA-kan permintaannya. Terpenting adalah respek, bukan? Perkara dia beneran mau puasa atau sekadar ingin, itu pikir belakangan.

Belajar dari saudara yang anak-anaknya sudah mulai puasa, ternyata orang tua musti punya kekuatan lebih untuk mendampingi anak-anak yang baru belajar berpuasa. Harus punya jurus jitu juga untuk menyemangati anak-anak. Nah, dari hasil sharing beberapa saudara, aku mendapat 3 tip berpuasa untuk anak kecil.

Beri Pujian dan atau Reward
Buat anak-anak yang sedang mulai belajar apapun, pada dasarnya dia belum tahu betul dan bekum paham tentang apa yang sedang dikerjakannya. Ada baiknya orang tua terus menuntun dan memberi tahu tentang apa yang sedang dikerjakannya supaya anak-anak makin paham dan punya semangat lebih.

Setelah mereka selesai belajar, dalam hal ini adalah berpuasa, orang tua harus lebih perhatian. Beri mereka pujian yang menyemangati untuk terus berpuasa. Tidak bermaksud untuk membiasakan diri untuk memanjakan, tapi supaya mereka lebih giat lagi dalam belajar. Sesekali boleh lahbdiberi reward kalau memang perlu. Yaaa...kan mereka tekah berhasil tidak minum dan tidak makan dalam kurun waktu yang ditentukan, masa iya orang tua tidak bangga. Aku yakin mereka juga merasakan berjuang, lho. 😉

Buat Menu Sahur dan Buka Kesukaan Anak
Ini masih terkait dengan semangat belajar untuk berpuasa. Dulu, saat aku masih kecil, rasanya makin semangat untuk berpuasa ketika Ibuku masak masakan kesukaanku. Dan ternyata hal ini terbawa sampai sekarang. Anak-anak makin semangat bangun sahur dan berbuka ketika tahu menu sahurnya adalah menu kesukaannya. Sebagai tambahan, sebelum memasak, ada baiknya orang tua menanyakan kepada anak-anak perihal menu sahur dan buka. Ini beguna banget untuk mengantisipasi kebosanan dengan menu makanan.

Buat Kegiatan yang Menyenangkan
Kunci utama supaya mood anak-anak tetap terjaga adalah komunikasi. Ajak mereka ngobrol, tanyakan juga apa yang membuatnya bahagia saat-saat berpuasa. Buat kegiatan yang sekiranya menyenangkan, baik di pagi hari maupun saat ngabuburit. Kegiatan ini bisa sedikit membantu menyamarkan rasa lapar dan dahaga saat berpuasa.

Ini tip yang sederhana dan sering diaplikasikan oleh orang tua. Kalau kamu punya tip berpuasa untuk anak kecil, boleh dong sharinh di kolom komentar. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose