• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Suatu sore, tubuh ini rasanya susah beranjak dari tempat tidur. Lemas karena beberapa hari lembur pekerjaan kantor untuk persiapan akreditasi. Kurang tidur, kurang istirahat, dan kurang makan. Ini tumben banget sampai makan pun malas, padahal aku kan hobi makan. Hahaha. Sama-sama masih di atas kasur, Kecemut meletakan tangan kanannya di atas pipiku. Lalu dia bilang, "Ibu jangan nangis". 


Mataku memang sembab dan berair, tapi bukan karena menangis. Ini karena efek baru bangun tidur, lalu menguap. Karena Kecemut nampak sedih, akhirnya air mata ini jatuh, menangis. Tetsan mata kali ini bukan karena sedih, tapi karena bahagia melihat perhatiannya yang begitu besar. Aku merasa seperti lama sekali tidak menatap wajahnya dalam-dalam padahal tiap hari bertemu.

"Ibu boleh minta tolong?" Tanyaku kepadanya sambil mengusap-usap pipinya.

"Boleh. Ibu mau minum?" Kali ini aku speechles dengan cara dia menawarkan, menanggapi percakapan. Kebiasaanku setelah bangun tidur memang minum air putih. Namun niatku saat itu aku minta tolong bukan untuk mengambilkan air putih, melainkan untuk mengambilkan HP (handphone) yang sedang aku charge sejak siang.

"Ibu mau minum?" Dia kembali menawarkan minum. Aku tak kuasa untuk bilang tidak. Dia pun beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk mengambil minum. Tak lama kemudian, dia kembali datang membawa air putih. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih untuk semua ini.

Pelan-pelan aku meneguk segelas air putih yang dia bawakan. Dia melihatku penuh perhatian layaknya seorang Ibu sedang melayani anaknya. Lagi-lagi aku tidak bisa berkata banyak. Aku tidak menyangka bahwa puteri kecilku sudah tumbuh dewasa. Kejadian seperti ini tidak sesekali saja, tapi sering. Ya...meski kadang dia menampakan kodratnya sebagai anak kecil, atau bahkan ingin kembali ke masa-masa bayi, di mataku dia adalah puteri kecil yang dewasa.

Gelas yang ada di tanganku sudah kosong. Aku sengaja langsung menghabiskan supaya dia tambah bahagia. Kembali ke tujuan awal bahwa, aku ingin minta tolong kepadanya untuk mengambilkan HP, aku pun mengutarakannya.

"Ibu minta tolong lagi? Ambilin HP Ibu yang sedang dicharge." Dia pun langsung menoleh ke arah tempat charge handphone dan lari untuk mengambilnya.

Segala pesan yang aku sampaikan selalu diterimanya dengan tepat. Jika ada kesalahan, tidaklah sampai fatal. Komunikasinya baik dan selalu ada respon ketika dia merasa bingung. Dia yang jarang banget minta tolong ke aku kecuali untuk membuatkan susu, kini sudah bisa menjadi penyambung tangan bagi siapa saja, khususnya Ibunya.

Yasmin, 2 tahun 9 bulan sudah bisa diajak kerja sama dengan baik, dan komunikatif. Terima kasih sudah menjadi partener Ibu, menjadi penyambung tangan. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bintil hitam yang muncul pada kulit atau tahi lalat sukses membuat Yasmin kaget, heboh, bahagia, dan masih banyak rasa yang susah aku ungkapkan melalui tulisan. Asli, dia terkagum-kagum sama yang namanya andeng-andeng itu. Hampir tiap hari dia  menunjukan tahi lalat kemudian membicarakannya.


Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Berbicara dengan nada keras dengan si kecil hanya karena dia susah makan. Oh...yes, oh...no! Banyak yang bilang, hidup sebagai orang tua tanpa drama tuh kurang berwarna. Namun menjadi orang tua yang terlalu banyak drama pun rasanya njelehi. 😂 Apalagi dramanya hanya karena si kecil sudah makan. Duuuh...mending cari solusi ketimbang terus berceloteh di lini masa. Begitu, bukan?



Asli ini bukan sok bijak, sebenarnya ya aku pusing delapan keliling menghadapi si kecil yang susah makan. Berbagai macam cara sudah aku coba. Mulai dari menghaluskan nasi, ya siapa tahu dia lagu malas mengunyah terlalu lama. Sampai membuatkan lauk dan camilan favoritnya. Semua sudah Ibuk lalukan, Pak Dokteeeeer! Tapi belum ada yang berhasil. Ibuk tuh sedih pisan.

Bila sedang sehat, Kecemut biasanya habis satu centong nasi. Lauk favoritnya ada telor, bakwan, dan sop, pasti ikut dihabiskan. Lha ini, sudah diambilkan makan, tapi ogah-ogahan membuka mulut. Ibuk sudah siap mendongeng sambil nyuapin, tetap saja belum berminat makan. Aku jadi curiga kalau ada harta karun di dalam mulutnya yang tidak boleh diketahui siapapun. 😂

Sedih? Iyaaaa...sedih banget. Tapi sedihku tidak boleh berkelanjutan, cukup dua menit saja dan selanjutnya harus mencari cara alternatif supaya anak mau makan walau hanya 2 suapan, syukur-syukur lahap sesuai porsi.

Aku kembali ingat bahwa sejagad raya tahu, dunia anak adalah dunia bermain. Saat ada susah-susah dengan si kecil, berusahalah sekuat tenaga untuk tidak "meledak" dan tetap mengajaknya bermain. Jujur ada sedikit emosi ketika menyajikan makan, lalu ditumpahkan. Menyuapi, lalu dilepehkan. Bukan kekuatan ibu peri yang diharapkan saat itu, karena akan berujung baper.

Pedagang kaki lima a la Ibuk...
Ketika Yasmin susah makan, Ibuk mulai cerdik berperan sebagai pedagang kaki lima. Minimal makanan yang mengandung karbo harus masuk di dalamnya, usahakan juga ada camilan kesukaannya. Tak lupa aku menyiapkan alat tukar, uang mainan, supaya Yasmin tambah tertarik untuk membeli makanan.

Satu yang masih menjadi PR buatku yaitu ketika si kecil susah makan dan sedang dalam keadaan tidak sehat pula. Ini butuh banget perjuangan. Aku belum menemukan cara ampuh karena cara di atas sudah aku aplikasikan dan belum berhasil. Tahu sendiri, jika sedang sakit, mood si kecil menjadi labil banget. Siapa tahu ada yang sudah punya solusi, boleh lah berbagi tip untuk ini. 😗

Tapi tetap ya, Buk-Ibuuuk, jangan lengah, jangan dulu lelah, dan jangan mau kalah dengan si kecil. Taklukan...taqluqkan! 😂

#KecemutIbuk
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Akhir pekan entah di bulan apa, kami mengagendakan renang karena sudah lama tidak berenang. Emmm...bukan, bukan aku yang berenang, melainkan Ayah dan Yasmin. Aku cukup menawarkan dan mempersiapkan segala kebutuhan mereka untuk renang. Duuh...sebenarnya pingin juga renang, tapi karena tidak bisa MELAYANG karena kelebihan LEMAK, aku lebih memilih untuk mendampingi mereka.



Saat aku menawarkan kepada Yasmin untuk ke Surya Yudha Park (SYP), dia jejinggrakan, kemudian ikut mempersiapkan perlengkapan yang perlu dibawa. Sesampainya di SYP, seperti biasa kolam renang sudah ramai pengunjung. Maklum, alhir pekan. Kami sengaja datang agak siang supaya Yasmin bisa berlama-lama main air tanpa cepat kedinginan karena air kolam sudah terkena sinar matahari.

Namanya anak, seramai apapun mah tidak peduli karena yang penting baginya adalah bisa main air sepuasnya. Ini udah mirip Ayahnya, jika belum merasa puas, maka tidak akan menepi meski mata sudah terlihat merah dan bibir membiru. 



"Andai ada kolam renang dengan air hangat di sini, pasti aku akan lebih tenang membiarkan Yasmin renang sampai dia merasa lelah." Aku membatin sambil berkhayal andai di SYP ada kolam renang air hangat.

Bukan tidak mungkin, sih. Apalagi perkembangan dunia pariwisata kini makin cepat. Meski di D'Qiano sudah ada kolam air hangat, tapi kan lokasinya jauh dari tempat tinggalku. Pun dengan di Kalibening, sama saja jauh dengan kota. Makanya, impian banget jika SYP juga menyediakan kolam air hangat. Entah itu hanya untuk berendam karena ukurannya yang minimalis, atau bisa juga digunakan untuk renang, terpenting ada.



Surprise banget, dong, saat main ke Surya Yudha Bay Sands dan ternyata di salah satu kolamnya terisi air hangat. Akhirnya...di Banjarnegara kota ada juga kolam berendam dengan air hangat atau jacuzzi. Tanpa basa-basi, aku langsung telpon suami untuk menyusul ke SYP buat nyobain Bay Sands yang ada air hangatnya. Hahaha. Sekali mendayung, ya. Padahal hari itu aku cukup sok sibuk karena ada kegiatan bareng teman-teman GenMile.



Meski tidak tidak begitu luas, namun nyaman untuk berendam karena di dalam kolam terdapat tempat untuk duduk. Jadi si kecil bisa sambil duduk dan bersandar, gitu. Selain untuk berendam, kolam ini juga bisa digunakan untuk renang si kecil. Airnya yang hangat, dan didukung dengan pemandangam alam sekitar membuat pengunjung betah berlama-lama di Bay Sands SYP. Apalagi terdapat fasilitas pendukung seperti seperti kamar bilas yang tidak jauh dari kolam, dan kursi jemur yang begitu nyaman, klop banget.

notes: dokumentasi foto di atas diambil oleh Kak Jeim.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Ketika seorang Ibu telah memutuskan menjadi working mom atau pekerja, berarti telah paham dengan segala konsekuensinya. Harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala kebutuhan buat keluarga, mengurus kebutuhan diri, menyelesaikan pekerjaan rumah dan juga kantor dengan tepat waktu, dll dll. Apalagi masih punya batita, harus lebih ekstra.




Kita semua tahu bahwa, si kecil tuh suka semau gue karena dia belum paham betul dengan situasi, dan belum bisa menerjemahkan raut wajah Ibu kecuali raut marah. 😂 Makanya kalau aku melihat ada Ibu Pekerja memarahi anaknya, dengan dalih "capek karena banyaknya pekerjaan kantor", aku suka sedih. Meski kadang aku suka keceplosan ngomong kek gitu sama Yasmin kalau lagi LELAAAH karena kerjaan kantor.

"Buk, siapa yang memutuskan sebagai ibu pekerja."

"Buk, belum semua batita bisa diajak komunikasi secara utuh."

"Buk, belum semua batita dapat memahami kesibukan orang tuanya."

BuIbu pasti lebih tahu dan paham seperti apa karakter si kecil. Maka dari itu, ketika Ibu sedang dalam keadaan capek karena banyaknya deadline kantor, pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, atau ada permasalahan lain yang sampai membuat kesal, maka yang bisa dilakukan Ibu adalah bersabar. Aku akui, memang tidak mudah bersabar saat raga atau bahkan jiwa dalam keadaan capek, sementara si kecil sedang ingin dimanja, lagi pingin dimanjaaaaa. Bawaannya pasti snewen mulu seperti sedang PMS. 😂 Apalagi setelah seharian ditinggal kerja, kangen pastinya. Tidak ingin tahu, pokoknya pingin nemplok Ibu. 

Baginya, tiap hari adalah hari bermain. Padahal kita semua tahu bahwa, tidak ada hal lain yang lebih membahagiakan si kecil selain perhatian dari orang tua dan bermain. Maka dari itu, kalau sedang tidak punya banyak stok kesabaran, aku memilih bermain yang mengasyikan yaitu bertukar peran dengan Yasmin. Iya, Ibu berperan sebagai Yasmin, dan Yasmin berperan sebagai Ibu. 🙈

Kebiasaan-kebiasaan yang kerap dilakukan si kecil akan dikerjakan oleh Ibu. Pun sebaliknya dengan kebiasaan Ibu yang tiap hari meladeni si kecil. Dalam waktu tertentu si kecil berperan sebagai seorang Ibu. Namun ini bukan hal mudah karena kita juga harus paham dengan kondisi si kecil saat itu. Jika sekiranya masih bisa diajak komunikasi dengan baik, bisa banget Ibu sok manja ngelendot atau bobok dipangkuan si kecil. Sok minta diambilin minum, dikeloni, minta dipijit atau permintaan lain yang kerap menjadi request si kecil.

Bertukar peran saat Ibu sedang dalam keadaan capek ternyata seru banget dan selalu sukses menetralisir denyut jantung serta memperlancar peredaran darah Ibu yang saat itu agak beku. 🙊 Sudah sering aku melakukan tukar peran dengan Yasmin, dan hasilnya selalu saja ada yang membuatku terharu. Saat hendak mandi, misalnya. Dia menyiapkan handuk dan minyak telon buatku. 😂 Ketika lagi pingin tiduran di pangkuannya, tidak hanya sekadar duduk, tapi diusap-usap kepalanya juga. Ini sungguh menggelitik dan rasa lelah hilang seketika karena aku merasa dia yang sedang berperan sebagai Ibu, tuh, lebih penyabar dan penyayang dari AKU, IBU ASLInya.

Dunia anak adalah dunia bermain, kadang ini tidak bisa ditawar. Makanya jika lelah mulai datang, mending bertukar peran dengan si kecil ketimbang marah-marah menuruti nafsu. 🤣
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose