• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Alhamdulillaah, tanggal 13 Februari 2016, Jasmine genap berusia 1 bulan. Asyik udah mulai pakai hastag #1m, dong. *penting*

Late post banget, ya. Ibu sok sibuk, sih. Hawane keselan, ngantukan. Beeeuuh. . .padahal Ibu sibuk nyari tambahan rejeki selagi masa cuti ya, Nak. Wkwkwkkw...jujur amat, Buu. :D

Banyak yang bilang, "ngga terasa, ya, Jasmine udah 1 bulan saja. Pipinya tambah kenceng."

Iyuups...ngga terasa waktu berjalan begitu cepat. *tsah* Ini pertanda bahwa waktu cutiku akan terus berkurang. Aduuh...beraat banget! Berat bebanku..meninggalkanmu, Nak.

Pipi Jasmine memang nampak lebih kencang, tapi ngga gembil. Sepertinya, sih, bakal jadi perempuan seksi. Persis Ibunya lah. Wkwkwk


Sekarang, seluruh anggota tubuhnya sudah berisi. Berbeda saat ia baru lahir, di mana kulitnya nampak keriput. Mber-mner gitu, deh.


Nah, berikut perkembangan Jasmine di usianya yang ke satu bulan.


Perkembangan Badan

Sebagai Ibu, orang yang tiap hari berada di dekatnya, aku merasa pertumbuhan Jasmine biasa saja. Ngga begitu pesat. Itu yang aku rasa.

Berbeda dengan oran lain yang melihatnya hanya sekali dalam seminggu. Katanya, Jasmine udah tambah gede dan badannya berisi. Yaiyalaah...berat badannya saja sudah naik 10 ons alias 1 kg dari berat badan sebelumnya. Ngga terasa sudah 4 kg.


Selain berat badan, panjang badannya  juga bertambah dari yang semula 46 cm, sekarang mennnjadi 51 cm. Pun dengan lingkar kepalanya.



Perkembangan Kesehatan

Masuk usia 27 hari, Jasmine mulai sering gumoh. Aku suka ngga tega kalau ASI yang sudah ia minum, keluar lewat mulut. Mau ngga mau aku harus memiringkan badannya agar ASI yang mau keluar ngga masuk lagi. Soalnya, kalau sampai masuk lagi cukup membahayakan kesehatan Jasmine.

Tiap kali habis minum, Jasmine langsung aku gendong. Kepalanya aku sandarkan di dada. Usaha biar ngga langsung gumoh. Eee...ngga tahunya sekarang gumohnya ngga mesti. Kadang dua jam setelah minum ASI. Yasudahlah...yang penting udah usaha. :D


Itu si demam alhamdulillaah ngga balik lagi. Jangan sampai balik lagi, ya! Belum lama ini sudah disambangi sama pilek. Kasihan banget, kalau nenen suka susah napas jadinya. Udah disedot, tapi kotoran di dalam hidung kan masih pada nempel, tuh. Aku cuma bisa membersihkan tiap kali habis mandi. Itu pun hati-hati banget, takut kalau Jasmine sampai gerak yang menyebabkan cutton bud makin ke dalam.




Perkembangan Sensorik

Rasa
Melalui lidahnya, bayi baru bisa mengecap rasa manis sampai usia 6 bulan. Selama masih minum ASI atau SuFor, sebelim MPASI. Saat usia jasmine masuk 4 hari, ASIku belum keluar, karena suatu alasan, aku terpaksa memberikan SuFor. *nangis*

Namanya SuFor, memberikannya pun menggunakan dot. Selama 4 kali Jasmine minum menggunakan alat bantu Dot. 
Seketika dia nyaman minum menggunakan dot. 

Sudah tiga hari ini aku kembali mengenalkan dot kepadanya. ASI yang sudah aku perah sengaja aku taruh ke dalam dot. Pikirku, dia harus mulai aku latih menggunakan dot sebelum aku kembali bekerja. Daaan...Jasmine sekarang merasa susah untuk menerima dot. Lidahnya terus berusaha untuk mengeluarkan dotnya. Aku sudah mencoba beberapa dot dan belum ada yang cocok untuknya. Hiks

Pendengaran
Semenjak di dalam kandungan, Jasmine sudah mulai aku kenalkan dengan suara-suara. Misal, aku sedang di kamar mandi, ada suara gemercik air. Aku menenalkan suara air kepada Jasmine.

Yang paling sering adalah memutarkan musik. Sampai sekarang juga demikian. Tiap kali mau bobo dan bangun,aku pitarkan musik untuknya. Dia belum bisa merespon, belum mencari sumber suara pula. Tapi, dia anteng. Seperti mendengarkan dengan hikmat.:D

Tepat di usianya ke 29 hari, dia sering mengajakku berkomunikasi. Siang hari yang biasanya digunakan untuk bobo siang, kini mulai dia manfaatkan untuk berceloteh. Sampai aku merasa ngantuk, butuh merem, dia masih aaa uuu dan akhirnya aku pasrah. Jasmine diambil alih oleh Mbah Uti sedangkan aku bobok siang. Hahaha Ibu macam apaa iniiih. Wkwkwk

Nah, ini pas pagi-pagi, aku sedang berceloteh, eee Jasmine senyum-senyum dan bersuara "aaa aaa aaa." Tanpa menangis, bersuara dan menatapku.


"Aaaa aaa aaaku pingin naik Gunung, Buuk" Mungkin maksudnya seperti itu ya, Nak. Hahaha

Penglihatan
Jarak penglihatan bayi maksimal 20cm. Semenjak lahir, bayi sudah mulai berusaha untuk mengenal satu persatu orang yang berada di dekatnya. Paling utama dan pertama adalah Ibu. Ya, Ibu menkadi orang pertama yang ia kenal. Meski belum sepenuhnya paham, tapi penglihatan bayi akan cepat fokus kepada Ibu.

Masuk usia 25 hari, Jasmine sudah mulai main mata. Hahaha Kontak mata sempat aku rasakan beberapa detik usai mandi pagi. Awalnya aku ajak komunikasi, biasanya dia hanya mendengarkan, tapi matanya "jalan-jalan. Ngga fokus.

Kontak mata ini memang belum sempurna. Seperti masih setengah-setengah. Meski demikian, aku bahagia banget Jasmine udah mulai memandangku meski ngga lama.

Aroma
Aroma siapa yang perama kali akan ia kenali? Yaaa jelas aroma Ibu laaah. Entah itu aroma kecut karena belum mandi, atau aroma lain yang bikin dia menenali bahwa "aroma kek gini kayaknya aku kenal. Hm...ini kan aroma Ibu kalau belum mandi." Hahaha

Menyoal tentang aroma, aku belum menjumpai Jasmine lekat dengan aroma. Mungkin pada bulan berikutnya dia akan mulai mengenal aroma ASI.\


Umpan balik dari otot

Sering menggenakkan tangan dan kaki. Itu lah yang sedang Jasmine sukai akhir-akhir ini. Makin aktif dan kerap. Bahkan, dia sudah mulai protes saat dibendong. Tapi, aku ngga berani membiarkan dia tanpa bendong sampai usia dua atau tiga bulan. Tolong maklumin, ya. Hahaha

Selain gerakan tangan dan kaki, bibirnya juga aktif banget geraknya. Abjad A dan U adalah dua abjad yang sering ia praktikkan. Monyong-monyomg gitu, deh. :D


Perkembangan Motorik
Takjub. Itu yang aku rasa saat Jasmine menguap dan dengan spontan tangan kanannya menutup mulutnya. Ini aku jumpai ngga hanya satu atau dua kali, lho. Entah kebetulan atau apa, yang jelas aku merasa takjub. ;)
Tangan mungilnya sudah mulai pandai menggenggam. Misal mau mandi nih, ya. Jemarinya maraih baju Mbah Uti. Pegangan kuat. Jasmine mulai seperti ini saat usianya masuk 24 hari.

Selain tangan, kakinya juga sudah mulai aktif menendang. Misal, Jasmine sedang alu baringkan di kaki, kakinya menendang ke perutku. Yaudah...jadinya kami mainan tepuk kaki. Hahaha Dan dia seneng banget, senyum-senyum gitu.


Gerakan matanya belum bisa fokus pada satu benda tertentu. Masih cuek bebek. Pada usia ke satu bulan, dia belum aktif mencari dan mengikuti gerakan benda yang aku perlihatkan kepadanya. Padahal, kepala sudah sering gela-gelo, lho. ;)

Perkembangan Lainnya


Kulit
"Lho, Jasmine kulitnya mengelupas, ya. Mau salin kulit."

"Jasmine salin kulit. Kalau anakku dulu ngga salin kulit. Soalnya, pas hamil aku rutin komsumsi madu. Jadi, sudah bersih di dalam."

Uhuuui...bayi punya kulit semacam keriput atau mengelupas, tuh, wajar banget. Ngga ada yang perlu dikhawatirkan.

Yang perlu dilakukan pada bayi ini yaitu dengan cara terus menjaga kebersihan badannya. Sedangkan yang ngga boleh dilakukan yaitu mencoba untuk mengelupasnya. Entah dengan cara pakai baby oil atau secara manual.

Ibu ngga boleh mencoba untuk menghilangkan kulit yang mengelupas itu. Soalnya, dalam kurun waktu yang ngga lama, kulit akan kembali normal, bersih dan menjadi halus.

Jasmine mengalami tahap ini, kulit mengelupas pada bagian tangan dan kaki. Permukaan kulit bayi mengandung lapisan vernix caseosoa, di mana ini berfungsi sebagai pelindung pada kulit bayi yang masih sensitif.

Padaha hari ke 20, seluruh kulit Jasmine sudah normal. Kulit yang tadinya keriput, menjadi halus. Jadi, ngga usah panik kalau mendapati bayi dengan kulit mengelupas.

Benjolan di Kepala
Mbah Ansori, dukun bayi Jamine mengatakan, bahwa Jasmine bekelen. Ya, ini istilah jawa, BEKELEN. Ada dua benjolan di kepala Jasmine. Satu benjolan cukup besar di sebelah kanan. Sedangkan satu benjolan kecil di sebelah kiri.

Ditinjau secara medis, benjolan di kepala biasa disebut dengan caput succedaneum. Pada tahu penyebabnya apa?

Ada yang bilang karena ekstraksi vakum yanhg digunakan Dokter jika bayi tidak bisa keluar sendiri, disedot. Tapi, yang terjadi padaku bukan karena itu, melainkan pas proses melahirkan Jasmine, ada beberapa detik jeda. 

Nah, jedanya pas dibagian kepala. Hasilnya ya, gitu. Ada dua benjolan yang dalamnya seperti isi air. Tapi, benjolan tersebut ngga berbahaya, kok. Nanti akan hilang dengan sendirinya.

Sekarang, benjolan alhamdulillaah sudah makin mengecil. Benjolan satunya yang kecil sudah hilang.

Bintik pada dada dan Wajah
Ini bukan biang keringat yang bikin gatal anak. Melainkan pinjal atau semacam jerawat kecil. 

Jerawat kecil ini mulai keluar saat usia Jasmine masuk 15 hari. Aku ngga melakukan pengobatan apapun untuk ini. Sebab, bintik kecil ini akan hilang dengan sendirinya. Kira-kira sampai 40 hari.


Pada usianya sampai 1 bulan, aku belum mulai merangsang Jasmine dengan mainan anak yang penuh warna. Karena, pada usia satu bulan, bayi baru bisa mengenal setidaknya dua warna, yaitu hitam dan putih.

Makanya, aku belum berani memberikan mainan yang penuh warna. Sebab, bisa jadi membebani dia dengan banyaknya warna yang aku perlihatkan.

Aku hanya menstimulasi dengan cara sering mengajaknya jalan-jalan siang, berpindah dari satu ruang ke ruang lain, satu rumah ke rumah lainnya. Supaya Jasmine bisa merasakan suasana lain.

Idiih...ini postingan panjang bener, ya. Hahaha Ngga terasa nulis sepanjang ini tau. Maklum lah, Ibu baru. Semua perkembangan anak pingin ditulis. Hahaha 

Selamat tiga puluh hari ya, Nak. Semoga Allah senantiasa melindungi dan meridhoi tiap pertambahan usiamu. *-^




Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Tangisan Bayi Itu...mengingatkanku pada beberapa kejadian. Tangisan bayi Keisha, Putri Mbak Erna, tetangga depan rumah yang kini genap berusia 7 hari.

Tangisan Bayi Itu...bikin Ibu bahagia. Manakala seorang bayi lahir, kemudian menangis. Salah satu tanda bayi dalam keadaan sehat yaitu saat lahir ia menangis. Aku mendengar tangisan itu, tangisan Jasmine saat lahir. Bahagia tak terkira.

Tangisan Bayi Itu...bikin Ibu ngga tega. Tepatnya hari keempat setelah lahir, Jasmine seringkali menangis di malam hari. Ini dikarenakan dia lapar, sedangkan ASI yang aku produksi masih sedikit. Melihat geliat Jasmine yang nangisnya kejer ngga ketulungan, orang yang ada di sekitar memintaku untuk memberinya susu formula.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering - Aku sangat mengidamkan, berdoa, terus meminta kepada Tuhan supaya bisa melahirkan secara normal. No operasi! Tiap Ibu pasti mendambakan si baby bisa lahir secara normal. Iya, kan? Apalagi jika didukung dengan kondisi Ibu sehat segar bugar, pun dengan bayinya. Uwh...tentunya ingin merasakan nikmatnya melahirkan dari jalan lahir. Merasakan perjuangan menjadi seorang Ibu yang benar-benar luwaaarbiyasaah!



Nah, kalau Ibu sudah melahirkan secara normal, ada beberapa hal yang pasti ditanyakan sama kerabat, tetangga, teman dan juga mantan. Salah satunya pertanyaan berikut!

"Berapa jahitan?"
"Emmmm...Ratusan!!!"

"Huuuh....Lebiiiih!!!!" Hahaha...ngikutin iklan Tango.

Jahitan memang bukan menjadi masalah utama pasca melahirkan. Karena ada perjuangan yang lebih dari ini. Pemberian ASI bagi bayi, misalnya. Namun jahitan pasca melahirkan tak kunjung kering membuat Ibu ngga nyaman. Bahkan, bisa mriyangi alias bikin panas dingin meriyang. 🙊

Berdasarkan pengalamanku nih, ya. Pasca melahirkan, beberapa jahitan di jalan lahir benar-benar bikin aku pingin nangis jika hendak ke kamar mandi. Nyeri, ngilu, perih. Yang jelas, ngga ada campuran mocca atau karamel yang bisa bikin bahagia. 🙈

Beruntungnya, kepedihan yang teramat itu hanya aku rasakan dalam waktu 7 hari. Lamaaaa, yaaaaaa! Huuuuuhaaah! Aku merasa lama tapi beberapa temanku yang pernah punya pengalaman serupa mengatakan ngga lama. Yaudahlah...lama ngga lama yang jelas sekarang udah bisa diajak naik gunung lagi. *oke* *ajak aku csmping, Bang*

Untuk catatan pribadi dan sekalian berbagi, kutulis tip agar jahitan pasca melahirkan cepat pulih. Siapa tahu bermanfaat, ya.

1. Jangan banyak bergerak
Posisi masih di Rumah Bersalin, kamu ngga usah banyak jalan. Saat itu, nikmatnya jahitan memang belum terasa. Kamu bisa jalan dengan baik dan benar. Tapi, sehari atau dua hari? Kalau kamu terlalu banyak jalan, ini bisa menjadikan jalan lahir bengkak dan juga jahitan ngga kering-kering karena sering terjadi gesekan sana-sini. Jadi, jangan banyak melakukan aktifitas, ya. Serahkan semua pekerjaan kepada suami atau kerabat.

2. No Lembab!
Selama masih menggunakan pembalut, rajinlah menggantinya jika udah ngga nyaman. Jangan menunggu penuh, karena bisa banget menjadikan mrs. v lembab. Alhasil, jahitan susah kering, dong. Aku sendiri, tiap kali habis buang air kecil sudah ngga nyaman pakai pembalut yang dipakai sebelumnya, harus ganti. Apalagi pembalutnya, kan, pakai pembalut nifas, tuh. Beuuh, gampang lembab.

3. Sering olesi betadine
Nyrrr...lagi perih-perihnya, diolesi betadine. Apa hasilnya? Luka jahitan akan cepat kering! Seriyes! Ngga usah ragu untuk rajin mengoles betadine pada daerah jahitan setelah buang air kecil. Ya, tiap kali buang air kecil dilap sampai kering, lalu olesi dengan betadine. 

Aku mengolesinya dengan bantuan kain kassa. Betadine dioles ke kain kassa, kemudian tempelkan ke mrs. v. Biarkan menempel pada celana dalam selama lima menit. 

4. Air daun sirih
Tip yang satu ini aku dapat dari Mbak Erna, seorang Ibu dengan 3 anak. Tetangga depan rumah.

Tiap kali hendak mandi, terlebih dahulu merebus daun sirih sampai air mendidih. Setelahnya, rebusan air digunakan untuk berendam. Bisa ngebayangin, kan? Hahaha Berendam di dalam bak atau apalah dengan air sirih ini nikmaaaaat banget. Semriwiiing wing wing. Hahaha

Empat tip agar jahitan pasca melahirkan cepat pulih ini berdasarkan pengalaman pribadi. Teman-teman punya tip lain? Share saja di kolom komentar, ya. Siapa tahu bermanfaat. 

Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Demam Tinggi Pada Bayi Usia 10 Hari - Melihat anak tetangga menangis karena sakit saja, aku ngga tega. Lha ini, pas tanggal 25 Januari, melihat anak sendiri menangis sampai kejer karena badan anget. Suhu tubuhnya nyaris menyentuh angka 39.

Rasanyaaa....pingin ikut nangis. Eh udah nangis, ding. Tapi ngga banjir banget karena banyak saudara yang mendampingiku. Jasmine badannya anget semenjak sore hari. Saat itu aku tes menggunakan termometer, suhu badannya 38.3. Aku berusaha ngga panik. Tapi, orang sekelilingku semua bicara. Jadi lah aku panik.

Karena suhu badannya tinggi, aku pun menghubungi Bidan Desa. Tak lama menunggunya, beliau datang ke rumah dan memeriksa Jasmine: suhu tubuh, denyut nadi, napas, dan juga bagian perut. Ya, perutnya turut diperiksa karena Jasmine sudah lima hari ngga BAB.

Bidan Desa, Bu Indri, berpesan jika suhu badan makin tinggi, aku diminta untuk segera ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Beliau juga menyarankan untuk terus memberi ASI kepada Jasmine. Karena ASI bisa menjadi obat paling mujarab untuk bayi.



Mendengar kata Rumah Sakit, Ibuku langsung panik, dong. Segala obat tradisional udah dicoba. Sampai tengah malam, pukul 23.30 WIB, suhu tubuh Jasmine 38.8 derajat.  Aku mendengarnya "bershalawat" makin kencang. Sediih banget. Sampai akhirnya, kami memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit.

Bayi baru berusia 10 hari masuk rumah sakit karena suhu badan tinggi dengan kondisi badan oke semua, tanpa ada yang dikhawatirkan. Dokter ngga menyarankan untuk rawat inap. Sebab, di dalam ruang rawat ada banyak bayi dengan kondisi yang memang kurang sehat. Sedangkan Jasmine hanya panas, dengan kondisi badan semua normal. Menurut Dokter, kasihan, takut kena virus dari teman-teman lain. So, kami kembali ke rumah dengan membawa Sanmol, obat penurun panas. ;)

Aku bersyukur Jasmine ngga sampai rawat inap. Oya, saat Jasmine diperiksa, Dokter agak rancu, karena wajah dan kening Jasmine kuning. Tapi, kuningnya bukan karena bayi kuning, melainkan baru dikasih kunir. Hihihi

Saat mendapat obat, aku galau. Antara kasihan dan pingin Jasmine lekas sehat. Kasihan, usia 10 hari sudah dapat asupan obat. Hiks

Jika sedang galau masalah anak, atau apapun, paling nyaman ya mlipir ke group Em(b)ak Ceria, di mana ada banyak Ibu-ibu senior yang udah berpengalaman. Mau tanya apa saja, pasti banyak jawaban dan juga pendapat. Pelayanan di group pun 24 jam non stop. Hahaha Di sana aku tanya tentang pemberian obat pada bayi. Saking takutnya. Takut salah.

Selain di group, aku juga tanya kepada beberapa teman satu group yang baru pada punya baby. Saat itu yang sedang online ada Mbak Noe, Emaknya Ranu. Jadi lah aku banyak bertanya kepadanya.

Aku foto obat yang diberi Rumah Sakit. Kemudian aku kirimkan. Ee..ngga taunya Ranu juga pernah minum Sanmol pas demam. Mbak Noe juga punya stok obat lain buat jaga-jaga jika anak-anaknya demam. Tengkyuuu  ya, Emaknya MasKaRan. . . :D

Berkat sharing dengan teman-teman, udara terasa segar kembali. Rasa yang tadinya aku kira hanya aku semdiri yang merasakannya, ternyata banyak teman yang mengalaminya. Aku ngga sendiri, pun dengan Jasmine. Banyak anak yang pernah demam pada usia kurang dari satu bulan.

Menyoal tentang obat yang harus dikasih ke bayi beneran bikin takut. Pun saat memberikannya. Meski dosisnya hanya 0.3 ml, tetap saja ngga tega.

Batin seakan berteriak: "sakitnya buat aku saja, ya Allah. Biarkan anakku sehat!" *serius* *ngga lebay*

Dua kali Jasmine aku beri Sanmol, pagi dan siang hari. Alhamdulillaah...sore hari sudah adem. Aku juga bersyukur banget, malam harinya Jasmine bisa bobo nyenyak! Aah...betapa bahagianya melihatmu bobo nyenyak, Nak. Sehat selalu ya, Beib. Mumumuach! ^-*


Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Jum'at (15/01), Bidan yang malam itu bertugas menyatakan sudah pembukaan satu. Untuk menuju pembukan full atau sepuluh masih lama. Waktu pemeriksaan rutin dari pembukaan satu menuju pembukaan selanjutnya yaitu per empat jam.


Tepat pukul 19.00 WIB, aku mulai berbaring di ruang bersalin. Tiga puluh menit rasa mules kerap datang, per lima menit. Aku ngga bisa kalau terus-terusan berbaring di kasur dalam keadaan menahan mules yang nikmatnya pakai banget. Aku pun memutuskan untuk bangun, jalan-jalan di sekitar Puskesmas.

Satu jam telah berlalu. Aku masih jalan santai, saat perut mules yang sampai pinggang belakang datang, aku duduk. Menikmati rasa yang hanya para perempuan yang tahu. Hahaha 
Mules yang sampai pinggang makin menjadi, rasanya sudah ngga kuat jalan. Aku putuskan untuk berbaring sambil pegang erat tangan suami sambil nendang-nendang kuaaatttt. Hahaha *super lebay* 
"Mbak, jangan ngeden, ya. Tarik napas pelan-pelan, terus keluarinnya juga pelan-pelan."
Kalimat tersebut seringkali kudengar. Sementara aku -sebenarnya- sudah cukup susah bermain dengan napas. Lebih memilih ngeden karena Jasmine emang seperti udah mau keluar.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Masih ada waktu 2 jam lagi untuk pemeriksaan selanjutnya, per empat jam. Tapi, aku benar-benar sudah ingin ngeden lagi. Antara pingin ngeden tapi agak takut.
"Mbak, jangan ngeden. Takutnya ntar kehabisan tenaga pas persalinan."
Suara bidan itu (lagi), Bu Widi. Aku masih bisa menuruti apa kata beliau. Namun, tiga puluh menit kemudian, aku meminta kepada Bu Widi untuk memeriksaku. Karena, aku sudah terlalu susah untuk tidak ngeden.
"Pembukaan sudah lengkap. Kami siapkan peralatan dulu ya, Mbak." Ucap Bu Widi.
Beeuuh...ngga percaya sama pasien, sih. Udah dari tadi penuh kayaknya, lho. Hahaha
Aku merasakan ada yang makbyur dari jalan lahir. Hangatnya ke mana-mana, padahal lagi tidak pakai fresh care. Pecah ketuban. Hmmm...aku kira setelah ketuban pecah, Jasmine mengiringi. Tapi, ternyata perlu ngeden dulu untuk bisa meluk Jasmine. Hahaha *dodol*
"Tangannya pegangan kaki. Pantatnya jangan diangkat ya, Mbak." Pesan dari Bu Widi aku praktikkan meski pada kenyataannya aku mbolak-mbalik ngga jelas. 
Suami, Ibu, Wa Silo terus memberi support. Tak hentinya mereka berdoa untuk kelancaran proses persaliannku.
"Pandangannya ke depan, Mbak. Lihat jalan lahir." Bu Bidan sepertinya gemes, karena kepalaku selalu noleh ke kanan.
Ngeden...satu...dua...tigaaaa...

Jasmine keluar, dan Ibu meningggalkanku. *kejam* Hahaha Ngga tega katanya.
Tepat pukul 21.50 WIB, aku bisa menyentuh Jasmine melalui IMD. Meski hanya beberapa menit, melihat bayi mungil berada di atas dadaku, tuh, rasanya....bahagia banget. Ngga ada tandingannya pokoknya.
Perjuangan masih berlanjut, yaitu proses menjahit, obras jalan lahir. Was wus wuuush jreek ejrek ejreek...Hahaha
"Sakit yang tadi ketimbang yang ini. Nikmati saja." Wa silo bisik-bisik sambil meledekku. Emang ngga sakit, sih. Karena dibius. Tapi, pas dijahit bagian luar ya terasa cekiiiiits. Aaah uuuh iiih taubat... hahaha
Ngga peduli mau diapain (lagi), terpenting Jasmine udah menghirup segarnya udara dunia. Oiya, Jasmine dirawat oleh Mbak Erna, Bidan yang membantu proses persalinanku. 
Alhamdulillaah...hampir empat jam perjuangan menjadi seorang Ibu. Nikmat mules, ngeden yang luar biasa, akhirnya terlewati. Jahitan samping kanan nikmatnya (juga) tak terkira.

Semua rasa sakit sirnaaa hanya dengan melihat wajah mungil Jasmine dengan berat badan 3000 gram atau 3 kg dan panjang 48 cm. Tepat di minggu ke 29 lebih 2 hari, Jasmine lahir. Jum'at Wage, 15 Januari 2016, pukul 21.50 WIB.
Selamat datang di dunia, Jasmine Syaquita Nusaiba! Banyak doa yang kami panjatkan untukmu, Nak. Semoga kelak menjadi anak yang solihah, ya. ^-*
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (17)
    • ▼  Juli (2)
      • Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose