• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra - Libur kenaikan sekolah tahun ini, saya dan anak-anak sepakat untuk traveling ke Bali. Kami cuma bertiga saja, tanpa Ayah yang setiap harinya sibuk kerja mencari nafkah untuk kami gunakan jalan jajan. Hahaha. #bercyanda

Kami memang sudah lama kami tidak liburan untuk sekadar melepas lelah karena rutinitas. Awalnya saya sempat ragu, “Apakah Bali cocok buat anak-anak, ya?” Tapi setelah mencari informasi secara online, ternyata banyak banget tempat wisata ramah anak di Bali. Banyak banget paket wisata ramah anak yang dijual oleh Online Travel Agent. 


sangat suka dengan binatang, at Ibarbo Park, Yogyakarta.


Tanpa pikir panjang, saya gerak cepat bersama Kecemut untuk menyusun rencana perjalanan mulai dari tujuan wisata, transportasi selama di Bali yang tentunya pakai myRide, sampai dengan Hotel.


Penasaran kami akan kemana saja selama di Bali? Baca tulisan ini sampai selesai, ya!

Hari Pertama: Menyapa Pantai dan Matahari.

Begitu tiba di Bali, anak-anak sudah sumringah. “Bu, kita ke pantai dulu, yaa!” kata Wildan, si adik yang sudah tak sabar ingin main pasir. Sedari lahir, dia memang belum pernah bermain pasir di pantai. Lahir di tahun Corona memang tidak pernah traveling. Saya pun memaklumi kalau dia sangat exited dengan pantai. 

Wita pun tak kalah semangat, dia sudah menenteng ember kecil dan sekop mainan. Niatnya untuk menemani adiknya bermain pasir tidak main-main. Tujuan pertama kami adalah Pantai Sanur. Katanya, pantai ini lebih tenang ombaknya, cocok buat anak-anak bermain air.

Saya memesan skuter di myRide dari penginapan, dan dalam hitungan menit, driver datang dengan ramah. Helm anak-anak tersedia dan bersih. Perjalanan pagi itu ditemani angin laut dan suara tawa anak-anak di depan dan belakang karena terlalu asyik naik Scooter. Ah, saya tahu liburan ini akan berkesan.

Di Pantai Sanur, kami duduk di bawah pohon dan anak-anak sibuk membuat istana pasir, sementara saya menyeruput kelapa muda. Ombaknya kecil, aman untuk Wildan yang kadang suka nekat lari ke air. Di sini juga ada penyewaan sepeda, dan kami sempat bersepeda santai menyusuri bibir pantai. Bahagia sekali rasanya!

Hari Kedua: Bermain dan Belajar di Bali Safari & Marine Park.

Hari kedua, saya ingin anak-anak bukan hanya senang bermain, tapi juga belajar. Maka pilihan saya jatuh pada Bali Safari & Marine Park, yang terletak di Gianyar. Dari Denpasar, kami masih dengan myRide karena proses sewa yang simpel, harga transparan, dan hemat waktu. Perjalanan sekitar 45 menit terasa menyenangkan, apalagi driver-nya ramah dan banyak bercerita tentang Bali.

Sesampainya di sana, Wildan yang sangat suka dengan hewan langsung bahagia banget. “Bu! Itu singa, bu! Nanti ada Iguana, kan?” katanya menunjuk ke arah mobil safari. Di sini, anak-anak bisa naik bus safari untuk melihat berbagai hewan dari dekat: Zebra, Jerapah, Harimau, dan banyak binatang lainnya yang tentu bikin anak-anak happy. Semua aman karena pengunjung berada dalam kendaraan tertutup.

Selain melihat hewan, ada pertunjukan edukatif, taman bermain, dan bahkan waterpark kecil. Wita suka sekali dengan pertunjukan gajah yang cerdas. Saya sangat bahagia melihat mereka tertawa dan bertanya ini itu sampai saya kehilangan kata untuk menjawab pertanyaannya. Liburan ini bukan hanya tentang bersenang-senang, tapi juga memperkaya rasa ingin tahu mereka.

Hari Ketiga: Piknik Sederhana di Taman Niti Mandala Renon.

Kami sengaja menyisihkan satu hari untuk kegiatan santai. Pilihan saya adalah Taman Niti Mandala Renon, sebuah taman luas di tengah kota Denpasar. Saya ajak anak-anak piknik sambil main bola. Naik skuter pagi-pagi, kami sudah siap dengan tikar dan kotak makanan.

Di taman ini, banyak keluarga lokal juga yang piknik. Anak-anak bisa lari-larian, main sepatu roda, atau sekadar naik skuter sewaan. Yang bikin saya senang, suasananya teduh dan bersih. Sambil duduk di bawah pohon, saya sempat membaca buku sebentar. Hal mewah bagi ibu-ibu, ya kan?

Wita dan Wildan bermain dengan anak-anak lain, bahkan sempat berkejar-kejaran sampai jatuh. Saya terharu melihat mereka bersosialisasi, belajar antre, dan tidak malu berkenalan dengan teman baru. Hal-hal kecil yang besar maknanya.

Hari Keempat: Main Air Seru di Waterbom Bali.

Anak kami termasuk pecinta air. Makanya, rasanya wajib banget mampir ke Waterbom Bali di Kuta. Tempat ini benar-benar surganya anak-anak yang suka seluncuran dan kolam renang. Dari penginapan, saya kembali mengandalkan scooter yang saya sewa di myRide.

Di Waterbom, ada banyak area yang ramah anak. Untuk balita sampai usia SD, ada zona Funtastic yang sangat aman. Wildan suka sekali seluncuran pendek yang warnanya cerah, sedangkan Wita berani mencoba seluncuran yang lebih tinggi. Semua area bersih dan diawasi petugas. Saya pun bisa duduk santai di gazebo sambil mengawasi mereka.

Makanannya juga ramah keluarga; ada menu nasi, jus buah segar, sampai pizza kesukaan anak-anak. Setengah hari di sini terasa belum cukup, tapi kami pulang dengan hati senang dan kulit agak gelap karena banyak berendam di air. 

Hari Kelima: Oleh-oleh dan Jalan Santai di Pasar Sukawati.

Hari terakhir di Bali, saya ingin mengajak anak-anak mengenal budaya Bali lebih dekat. Maka kami pun menuju Pasar Seni Sukawati. Naik Vespa lagi dong, karena gang ke pasar ini sempit dan ramai. Lebih enak rent scooter bali, tidak perlu muter-muter cari tempat parkir.

Di pasar ini, Wita memilih gelang manik-manik yang modelnya cantik. Wildan memilih baju barong. Saya sendiri lebih memilih untuk sekadar melihat saja. Hahaha. Sebelum pulang, kami sempat mampir ke warung nasi Bali di pinggir jalan. Menunya sederhana, tapi rasanya? Wah, bikin nagih. Sambil duduk lesehan, saya dan anak-anak mengingat kembali semua tempat yang kami kunjungi. 

“Paling seru yang mana?” tanya saya. Wildan menjawab cepat, semua seru! Sedangkan Wita memilih pantai.

Why Scooters Are the Best Way to Explore Bali?

Kenapa selama di Bali mengandalkan myRide? Tentu karena myRide adalah gudangnya skuter di Bali. Perusahaan besar yang bergerak di bidang penyewaan scooter di Bali. Lebih dari itu, myRide menghubungkan penyedia lokal dengan wisatawan, ekspatriat, dan pekerja lepas digital.

Buat teman-teman yang ingin tahu harga kompetitor juga bisa langsung cek di websitenya. Kita bisa membandingkan harga sewa yang tentunya di myRide jauh lebih terjangkau. Platform rental skuter yang memudahkan perjalanan keliling Bali tanpa ribet menjadi solusi terkini saat kita traveling di Bali. Didukung dengan pilihan unit yang beragam, mulai dari skuter kecil, skuter sedang, hingga skuter besar, kita bisa dengan leluasa jalan-jalan di Bali tanpa drama.

Mau Skuter biasa sampai Vespa matic? Semua nyaman buat traveling bareng anak-anak, bukan.

Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra.

Naik Vespa di Bali ternyata bukan hanya solusi, tapi benar-benar kunci agar liburan bisa dinikmati tanpa drama. Pertama, anak kami lebih suka naik scooter ketimbang mobil. Alasannya lebih segar dan jauh dari drama mabok perjalanan. Kedua, jalanan Bali punya banyak gang kecil dan akses tersembunyi. Tempat-tempat indah seperti warung lokal, hidden cafe, atau pantai tersembunyi seringkali tidak bisa dijangkau mobil dengan mudah. Pakai skuter? Tinggal belok dan berhenti semau kita.

Ketiga, waktu! Lalu lintas Bali bisa padat, apalagi di jam-jam tertentu dan daerah seperti Kuta atau Ubud. Kalau naik mobil, bisa buang waktu di kemacetan. Tapi naik skuter? Wusssh…kami bisa lebih fleksibel, bahkan sempat mampir ke tempat yang tidak direncanakan hanya karena lewat dan tertarik.

Keempat, hemat dan efisien. Sewa motor jauh lebih murah dibanding sewa mobil atau naik taksi ke mana-mana. Kami cukup pesan via website myRide, lalu pilih “Bali Scooter Rental”, dan taraaaaa…hanya dengan sekali klik pesan, motor sudah bisa kita gunakan untuk traveling keliling Bali. Tidak usah kaget karena rental vespa bali, tuh, prosesnya memang semudah itu!

Kadang, yang kita butuhkan bukan tempat yang mewah, tapi waktu yang sederhana bersama orang-orang tercinta. Itulah yang saya rasakan ketika memutuskan mengajak anak-anak liburan ke Bali untuk mengisi hati kami dengan cerita.

Bali menjadi tujuan utama berlibur. Selanjutnya, kami ada rencana ke Jawa Timur dan kalau masih ada tenaga akan mengunjungi Yogyakarta. Kami hanya punya waktu satu minggu untuk liburan. Namun takdir mengajak kami hanya sampai Yogyakarta. Ke Bali-nya menunggu Ayah siap ikut liburan. Sedih? Tentu. Apalagi anak-anak yang sudah membuat rencana perjalanan.  Tapi kami yakin, rencanaNya jauh lebih indah.

Mesra itu tidak harus mewah. Kadang, hanya perlu kendaraan yang sederhana, tempat baru yang hangat, dan anak-anak yang hadir sepenuh hati. Vespa bukan hanya membawa kami ke tempat-tempat indah, tapi juga menyatukan kami lebih erat selama perjalanan. 

Buat teman-teman yang sedang liburan di Bali, yuk cobain keliling bali dengan naik Vespa! Langsung saja cek ketersediaannya di website myride.life, ya.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak Cerita - Hari itu, matahari belum tampak ketika saya membangunkan anak-anak. Melihat mereka masih bermain-main dengan selimut, rasanya bahagia sekali. Mata masih terpejam meskipun tidak sempurna, tapi tangan terus bergerak berebut selimut biru favoritnya. 

Perlu kalian tahu, Nak. Ada semangat yang sudah Ibun persiapkan sejak semalam. Kali ini, Ibun kita akan mengajak kalian untuk naik BRT Trans Jateng dari Terminal Bukateja menuju Rita Super Mall.

Nak, bangun yuk. Hari ini kita akan naik Bus,” saya berbisik sambil mengelus rambut mereka.

Wildan membuka matanya lebih dulu. “Naik bus? Mau ke mana, Ibun?”

Saya mengangguk sambil tersenyum. “Kita mau coba transportasi umum yang belum pernah kalian coba.”
Wildan menyembul dari balik bantal. “Bus yang besar itu? Yang kayak Tayo?”

Saya tertawa pelan. “Iya, sayang. Tapi bukan bus yang besar banget, ya. Bus-nya ber-AC, dan kita bisa duduk sambil lihat banyak sekali pemandangan.”

Mereka pun langsung bangun. Tak butuh waktu lama untuk mereka bersiap. Entah kenapa, anak-anak selalu lebih cepat bergerak kalau tahu akan ada petualangan , ya. 😂

Menuju Terminal Bukateja: Ini Awal dari Cerita.

Kami berangkat pagi, saat udara masih sejuk. Saya mengendarai sepeda motor dari rumah yang kemudian saya titipkan di tempat penitipan sepeda motor dekat area kota. Kami menuju terminal Bukateja dengan mengendarai Bus yang kami setop dari depan mini market Wangon. 

Beruntung saat itu bus tidak terlalu penuh penumpang, anak-anak pun merasa sangat nyaman meskipun sempat merasa panas dan juga sedikit pusing karena Bus-nya melaju dengan sangat ugal-ugalan. 🤭

Tiga puluh menit perjalanan, kami sampai di Terminal Bukateja. Wita dan Wildan mulai excited melihat deretan bus warna merah di terminal. Ini pengalaman pertama mereka masuk ke terminal Bukateja, sekaligus pengalaman pertamanya naik BRT Trans Jateng.

Wita menggandeng saya sambil berkata, “Ibun, ini seperti terminal Bus di Banjarnegara tapi buat bus yang kecil, ya?”
“Bisa dibilang begitu,” jawab saya. “Tempat semua orang menunggu untuk memulai perjalanan.”

Kami menunggu tidak sampai lima menit, ada satu bus mendekati halte pemberangkatan. Saya menggandeng mereka untuk masuk ke dalam bus dengan dibantu seorang petugas, mbak-mbak masih muda.

Masuk Bus: Dunia Baru yang Bikin Seru.

Kami memilih tempat duduk menghadap depan. Baru masuk bus dan baru saja duduk, mereka sudah mulai ramai bersorak norak bahagia. 

"Ibun, kenapa ini busnya tidak seperti tadi? Ini sangat nyaman, Bun. Tidak panas." 

"Ibun, kenapa itu ada alarm di pintu?

"Ibun, lihat. Aku enggak pakai sandal, tapi enggak panas. Dingiin, Bun."

"Ibun, itu pintunya nutup sendiri? Otomatis nutup?

"Ibun, aku pingin bediri dan pegangan yang itu, tuh."

Mengajak anak-anak mencoba hal baru sudah pasti akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan bermunculan. Mulai pertanyaan yang masih masuk akal, sampai pertanyaan yang kadang susah sekali untuk dijelaskan kepada anak-anak. Rumit. 🤣 

Saya diam sejenak, lalu lanjut menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin membuat mereka penasaran. BRT (Bus Rapid Transit) ini memang difungsikan sebagai angkutan aglomerasi perkotaan di Provinsi Jawa Tengah. Didesain sebagai transportasi yang memberikan kenyamanan untuk para penumpang dan juga tarif sangat hemat.

“Wahhh, dingin ya, Bu. Ada AC-nya,” komentar Wildan.
“Iya dong, kita duduk santai aja ya, sambil lihat-lihat luar.”

Bus melaju perlahan, dan jendela seolah jadi layar besar yang memperlihatkan "dunia". Sawah menghijau, warung-warung kecil, sekolah, gedung perkantoran, kendaraan di sekitar, dan masih banyak lagi yang bisa kami lihat dari dalam bus.

Saya menatap mereka dalam-dalam. Anak-anak seusia mereka lebih banyak mengenal dunia lewat layar smatphone atau televisi. Dan hari itu, mereka menyaksikan semuanya langsung tanpa filter, tanpa sensor.

Menarik Perhatian: Tempat Pemberhentian Bus.

Berbeda dari bus umum lainnya, penumpang BRT hanya bisa naik dan turun di halte yang sudah ditentukan. Setiap kali ada penumpang masuk atau keluar, ternyata anak-anak sangat memperhatikan. Sampai nama-nama halte pun, mereka sampai takjub karena bisa tiba-tiba sampai Surabaya, Kalimantan, bahkan Banjarmasin. Padahal, ini masih di Purbalingga. 🤣

Halte Selabaya, mereka mendengarnya Surabaya. Halte Kalimanah, mereka kira adalah salah ucap dari Kalimantan. Lalu, ketika sampai Halte Banjarsari, mereka kompak bilang Banjarmasin!

Naik transportasi umum bukan hanya soal perjalanan. Di dalamnya, anak-anak akan mendapatkan pengetahuan baru, belajar etika, bahkan empati. Nilai-nilai yang kadang tidak mudah diajarkan di rumah, tapi mudah diserap saat dilihat langsung.

Obrolan di Sepanjang Jalan.

Saat sedang perjalanan dengan anak-anak, saya hanya sesekali saja mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen atau ketika mereka minta untuk difotokan karena saya paham pasti akan banyak hal-hal yang baru mereka lihat, mereka rasakan, yang kemudian ditanyakan langsung.

Wildan menunjuk seorang penumpang laki-laki dengan rompi hitam dan membawa helm proyek warna biru. “Itu mau kerja ya, Bu?”

“Iya, mungkin dia teknisi atau orang proyek. Dia naik bus supaya lebih cepat dan hemat.”

Kalimat itu mengalir begitu saja, tapi saya tahu dia merekamnya baik-baik. Percakapan sederhana itu membawa kami lebih dekat. Saya seperti mendapat kesempatan mengenalkan dunia tanpa ceramah, tanpa buku dan cukup dari dalam bus.

Kenapa Mengenalkan Transportasi Umum Kepada Anak-anak?

Dari pengalaman ini, saya semakin yakin bahwa mengajak anak naik transportasi umum itu penting. Ada banyak hal yang bisa mereka tahu dengan sendirinya karena mereka menjadi pengguna langsung. Berikut ini adalah beberapa manfaat mengenalkan transportasi umum kepada anak-anak.

1. Anak-anak belajar menghargai waktu dan antrean.
Di terminal, mereka belajar menunggu. Di halte, mereka belajar tertib. Dan saat melihat orang lain antre, mereka ikut memahami arti sabar.

2. Mereka mengenal keberagaman.
Di dalam bus, ada banyak penumpang. Ada ibu-ibu membawa belanjaan, pelajar dengan seragam, bapak-bapak dengan sepeda lipat, hingga anak-anak seperti mereka. Ini membuka mata mereka tentang dunia nyata bahwa manusia itu beragam, dan kita harus saling menghormati.

3. Mereka belajar hemat dan sadar lingkungan.
Dengan naik transportasi umum, mereka tahu bahwa perjalanan bisa tetap nyaman tanpa kendaraan pribadi. Ini awal dari edukasi sadar lingkungan dan hidup sederhana. Apalagi kita tahu, tarif natik BRT itu cuma Rp4.000 per orang (penumpang umum). Untuk anak-anak sekolah, lebih murah lagi.

4. Meningkatkan kedekatan emosional.
Perjalanan bersama, tanpa distraksi gadget, membuat kami bisa saling cerita, tertawa, dan belajar dari satu sama lain.

Rita SuperMall: Tujuan, Tapi Bukan Akhir.

Empat puluh lima menit berlalu dengan cepat. Kami tiba di Rita SuperMall. Sebuah tempat perbelanjaan di Purwokerto yang mungkin bisa dibilang paling ramai pengunjung. Kami di sini punya tujuan khusus yaitu makan siang. Hahaha.

“Ibun, Halte Rita Supermall. Kita sampai!”
Saya mengangguk, sambil tersenyum. “Iya, tapi perjalanan belum selesai. Kita masih punya waktu untuk jajan.”

Kami mengajak anak-anak untuk keluar bus dan menggandengnya. Masih di luar mall, mau digandeng. Sesampainya di mall, langsung lari tanpa arah, dong. Emang saking bahagianya sampai kadang terlihat norak. Naluri anak-anak, ya. 🤣

Nak, Hari Ini Kita Pulang Membawa Banyak Cerita.

Alhamdulillah...akhirnya saya bisa mengajak mereka naik BRT. Suatu kebanggaan tersendiri ketika bisa mengenalkan transportasi umum kepada mereka. Apalagi ketika mereka merasa nyaman sekali, bahagia, sudah pasti mereka ingin mencobanya lagi dan lagi.

Inilah transportasi yang sangat saya idam-idamkan, transportasi umum yang bisa membuat penumpang merasa nyaman dan aman. Aman secara fisik, aman juga secara finansial karena pemerintah memberikan subsidi untuk ini. 🤭

Malam harinya, sebelum tidur, saya memeluk mereka.

“Bu,” kata Wita pelan. “Hari ini seru banget. Aku sangat suka naik BRT.”
Wildan menimpali, “Besok kita naik bus ke kota lain, ya?”

Saya tersenyum dan membalas,

“Nak, kita boleh saja naik lebih jauh nanti. Tapi ingat, yang penting bukan seberapa cepat sampai, tapi seberapa banyak yang kamu lihat, dengar, dan rasakan dalam perjalanan.”

Naik BRT Trans Jateng bersama anak-anak mungkin tampak sederhana. Tapi bagi saya adalah momen berharga. Sebuah ruang belajar, ruang dialog, ruang tumbuh.


Nak, semoga kalian ingat, bahwa dunia ini luas. Dan di balik setiap perjalanan, selalu ada cerita yang menunggu untuk diceritakan.

Semoga BRT ini ada di setiap kota supaya masyarakat juga tertarik untuk naik Bus yang kata anak-anak super nyaman dan kalau kata saya, nyaman sekali. 🫶🏻

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (17)
    • ▼  Juli (2)
      • Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose