Ketika Anak Penilaian Tengah Semester (PTS) Untuk Pertama Kali

by - Oktober 02, 2022

Hai, Parents! Tidak terasa kegiatan belajar mengajar di Sekolah telah berjalan selama tiga bulan, ya. Rasa-rasanya belum lama Kecemut mengenakan segaram merah putih untuk pertama kalinya. Eh...awal September lalu, wali kelasnya mengirimkan jadwal Penilaian Tengah Semester (PTS) melalui WhatsApp Group wali murid. Betapa waktu berjalan terasa begitu cepat. 🙈

ketika anak penilaian tengah semester, apa yang harus orangtua lakukan

Penilaian belajar siswa selama setengah semester biasanya dilaksanakan pada pekan ke-8 atau ke-9 dalam satu semester. Dan untuk materi yang diujikan yaitu mengenai kompetensi dasar. Meskipun materi yang akan masuk penilaian belum banyak dan masih dasar, kami tidak boleh menyepelekan karena ini menjadi pengalaman pertama bagi kami mendampingi anak belajar untuk persiapan PTS. 😊

Betul, ini adalah pengalaman pertama kami sebagai orangtua mendampingi anak PTS. Pun menjadi pengalaman pertama bagi Kecemut mengikuti PTS. Pengalaman serba pertama biasanya akan menjadi pengalaman yang sangat berharga, dan akan menjadi momen yang tak terlupakan sepanjang masa. Kenapa? Karena akan banyak pelajaran yang didapatkan, mulai dari memberikan pemahaman, menyiapkan mental anak, sampai kami bersama-sama melihat hasil dari kerja keras atas usaha-usaha yang telah dilakukan.

Berikut 5 Hal yang Orangtua Lakukan Ketika Anak Akan Mengikuti PTS.

"Ah, baru PTS ini. Belum juga Ujian Tengah Semester (UTS). Terpenting, kan, nilai UTSnya.

Mungkin ada orangtua yang berpendapat demikian. Apapun pendapat dari masing-masing orangtua, tuh, sah-sah saja. Tapi kami yakin setiap orangtua pasti akan berusaha memberikan yang terbaik untuk pendidikan bagi anak-anaknya. Apalagi kita semua tahu, bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan PTS yaitu sebagai bentuk evaluasi untuk mengetahui capaian siswa selama tiga bulan pada tiap semester. Dan kita semua juga tahu bahwa PTS ini menjadi salah satu bekal untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS).

Ada banyak hal yang dilakukan orangtua ketika anak hendak PTS, berikut 5 hal hal yang kami lakukan ketika Kecemut akan mengikuti PTS untuk pertama kalinya.

5 Hal yang Orangtua Lakukan Ketika Anak Akan Mengikuti PTS.

1. Memberikan Pemahaman Kepada Anak Tentang PTS.

Karena untuk pertama kalinya, kadang anak belum paham betul apa itu PTS. Wali kelas biasanya sudah memberikan informasi perihal kegiatan rutin ini minimal seminggu sebelum pelaksanaan. Namun kadang ada saja anak yang belum bisa menerima informasi secara utuh. Setelah mendapatkan jadwal fix dari wali kelas, kami pun memberikan pemahaman kepada Kecemut bahwa tidak lama lagi akan dilaksanakan ujian di sekolahnya.

Saat saya menyampaikan perihal kegiatan ujian, dia langsung jawab "udah tauu, Ibu. Bu Guru sudah menyampaikan. Udah tauuu...udah tauuuu....

Yha...kadang begitu anak-anak ya, Bun. Tapi meskipun anak merasa sudah tau banget, tapi kami tetap memberikan tambahan informasi jika kegiatan ujian ini dilakukan secara serius, bukan belajar seperti hari biasa agar anak semakin paham. Kami juga menyampaikan, saat nanti Bu Guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan. Sebagai gambaran, saya pun meminta tolong kepada suami untuk mengambil modul pendalaman materi yang dilengkapi soal-soal. FYI, modul atau buku tersebut adalah modul yang biasa digunakan untuk belajar disekolahnya. 

2. Membangun Mental Anak Sejak Dini.

Ketika anak sudah paham apa saja yang akan dia lakukan ketika PTS, maka berikutnya kami mulai memberikan gambaran-gambaran ketika PTS dimulai. Pada hari-hari biasa, ketika anak masuk kelas akan ada komunikasi secara aktif di ruang kelas, komunikasi antara guru dan anak atau antar anak. Ini sangat berbeda saat kegiatan PTS mulai berlangsung yang mana suasana kelas mungkin akan menjadi lebih tenang karena tidak banyak interaksi. Mulai dari sini, mungkin anak dalam hati akan bertanya-tanya, "kenapa teman-teman pada sibuk sendiri? kenapa Bu Guru tidak bersuara seperti biasanya?" dan mungkin masih banyak pertanyaan yang belum terjawab oleh dirinya sendiri.

Membangun Mental Anak Sejak Dini.

Sebelum memulai PTS, Wali Kelas biasanya akan menyampaikan "Do and Don't" selama PTS berlangsung. Namun karena untuk pertama kalinya mengikuti PTS, kami sudah menyampaikan terlebih dahulu kepada Kecemut dengan harapan mentalnya tetap terjaga saat PTS akan dimulai. Ada beberapa hal yang kami sampaikan seperti saat PTS berlangsung tidak ada tanya jawab sekalipun dengan teman sebangku kecuali ada yang penting. Pinjam penghapus, misalnya. 🤭

PTS adalah saatnya menjawab soal-soal secara mandiri, siapkan alat tulis, tidak boleh menyontek, dan tidak boleh bersuara di kelas kecuali ada yang akan disampaikan. Ini menjadi point juga sekaligus sebagai pondasi atau mindset. Karena ini merupakan PTS pertama bagi Kecemut, kami tidak ingin mentalnya menciut hanya karena diingatkan oleh teman-temannya untuk tidak bersuara atau ditegur karena melirik tajam pekerjaan teman lain. 😆

3. Hadir Secara Langsung Ketika Anak Sedang Belajar.

Cara belajar anak saat ini sangat berbeda dengan saya saat masih SD. Dulu, saya sering belajar secara mandiri. Saat akan UTS pun saya merasa tidak masalah untuk belajar sendiri tanpa didampingi orangtua. Dan saya tetap merasa nyaman, aman, dan ya mungkin karena terbiasanya saja, ya. 🤭

Berbeda dengan anak zaman sekarang, khususnya anak SD. Rasa-rasanya tidak sampai hati membiarkan Kecemut belajar mandiri. Ini yang saya rasakan sebagai Ibu. Mungkin karena sering membaca artikel parenting yang mana hadirnya orangtua secara fisik sangat berpengaruh khususnya dalam tumbuh kembang anak. Dengan cara ini juga diyakini dapat menambah semangat anak untuk belajar karena anak merasa lebih diperhatikan. Apalagi ini pengalaman pertama buat Kecemut mengikuti PTS, kami merasa harus memastikan materi-materi mana saja yang sudah dia kuasai dan sebaliknya.

4. Melakukan Komunikasi Lebih Intens Dengan Anak.

Memberikan rasa nyaman dan aman kepada Kecemut sudah menjadi kewajiban kami sebagai orangtua. Setiap orang tua sudah pasti ingin menjadi "pelabuhan" atau sandaran pertama bagi anak-anaknya. Begitu juga dengan kami.

Sebelum tidur malam, saya sebagai Ibu sering melakukan ritual khusus dengan anak-anak yaitu ngobrol dan sesekali deep talk kalau memang diperlukan. Karena sudah menjadi rutinitas, jadi tidak ada rasa canggung ketika hendak berkomunikasi. Dan kami melakukan komunikasi lebih intens ketika Kecemut sedang ada kegiatan khusus di sekolahnya, seperti kegiatan PTS.

Komunikasi kali ini tidak lagi ringan seperti tanya kabar, tapi lebih intens lagi. Menanyakan pengamalan mengikuti PTS, ini seperti evaluasi atau review. Yha...siapa tahu masih ada hal masih belum dia pahami, apalagi ini merupakan kegiatan untuk pertama kali baginya.

5. Mengucapkan Terima Kasih, Apapun Hasilnya.

Nah, terakhir ini yang selalu kami ingat. Adalah mengucapkan terima kasih kepada anak, apapun hasilnya. Dalam hati kecil orangtua, ketika anak memperoleh nilai yang bagi orangtua kurang memuaskan, mungkin tidak mudah untuk mengucapkan terima kasih, ya. Namun ketika anak sudah belajar dengan rajin, ada proses yang terlihat, jangan ragu untuk mengucapkan terima kasih. Kami sampai saat ini belum tahu hasil PTS Kecemut karena sekolah tidak membagikan hasilnya. Namun, kami tetap mengucapkan terima kasih karena kami sangat menghargai usaha dia dalam belajar persiapan PTS setiap harinya.

Ketika Anak Penilaian Tengah Semester

Sebagai Ibu, saya sebenarnya masih penasaran dengan hasil PTS meskipun Kecemut ketika saya tanya tentang soal-soal PTS selalu jawab "Aku bisa jawab semuanya. Aku bisa, Ibu. Gampang banget, Bu.", tidak tahu kenapa rasanya tetap saja belum tenang karena belum melihat apa yang dia kerjakan. Yha....setidaknya bisa menjadi evaluasi bagi saya dan suami untuk persiapan Ujian Tengah Semester (UTS) nanti.

Pengalaman Anak Mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) Untuk Pertama Kali.

Hari pertama Kecemut mengikuti PTS untuk pertama kalinya, malam harinya ketika kami ngobrol, dia bercerita ada rasa takut. Namun setelah kami ngobrol, ternyata bukan takut yang dia rasakan, melainkan lebih pada khawatir kalau ada yang minta menyontek. 😂 Sebagai Ibu yang setiap hari mendampinginya belajar, saya merasa bahagia karena beberapa hal yang saya sampaikan sebelum PTS sudah bisa dia implementasikan. Saya juga bahagia setiap Kecemut menyampaikan jika apa yang sudah dipelajari, sebagian banyak keluar di PTS dan alhamdulillah dia masih ingat apa saja materinya. Alhamdulillah....

Di sisi lain, dia menyampaikan ada beberapa soal yang susah untuk dikerjakan yaitu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Saya ingat betul ketika dia belajar surah al-fatihah. Saat melafalkan, dia mampu. Namun, ketika diminta untuk menulis ayat-nya secara acak, dia belum bisa. Bagian ini saya sangat maklum karena Kecemut memang baru bisa menulis huruf hijaiyah yang satuan, belum bisa menyambung huruf hijaiyah.

Bagaimana, Parents? Punya pengalaman serupa dengan saya, yuk ngobrol seru lewat kolom komentar. 😉

You May Also Like

2 komentar

  1. Pendampingan orang tua yang sangat penting ini dalam membangun mental anak sejak dini. Semoga sukses selalu ya. Salam dari Jogja.

    BalasHapus
  2. Saat pertama kali anakku sekolah formal dulu aku deg2an anakku bisa gak ya ngerjain, eh ternyata bisa yaaa walau gak sempurna bener semua hehe. Emang ortu kalau masa2 PTS kyknya tarik ulur ya kasi pemahaman supaya anak bisa percaya diri mengerjakan PTS-nya hehe.

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.