• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Menyambut Liburan Sekolah - Alhamdulillah kegiatan asesmen sumatif semester satu terlah berakhir ya, Bun. Bagaimana rasanya selama sepekan lebih mendampingi anak-anak agak serius belajar, nih, Bun? Hihihi. Sudah pasti lega banget, ya. Orang tua lega, anak pun demikian atau mungkin malah lebih lega. 😂 Intinya, sama-sama bahagia karena telah melewati masa-masa tegang. Hahaha.

Saya masih suka heran dengan diri sendiri perihal mendampingi anak ketika akan menghadapi tes, ujian, atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi asesmen sumatif akhir semester (ASAS). Heran karena sebelum mulai belajar, tuh, sering mucul perasaan yang tenang, tapi saat mendampingi anak belajar kemudian melihatnya ada kesulitan dalam menyelesaikan contoh-contoh soal yang sudah saya unduh buat bahan belajar, bisa seketika panik. Hahaha.

Menyambut Liburan Sekolah
biar punya semangat liburan...hahaha

Paniknya tentu tidak saya perlihatkan di depan anak, dong. Ya...meskipun sudah menonton aneka rupa video tentang cara mendampingi anak belajar supaya merasa asyik dan menikmati, ternyata untuk implementasinya tidak semudah itu. Hihihi. Saya kadang bertanya-tanya dalam hati, ini manusiawi atau tidak? Apakah hanya saya saja yang suka tiba-tiba panik atau khawatir anak tidak bisa mengerjakan soal-soal saat asesmen sumatif? 🤭

Apakah kita sebagai orang tua merasa merdeka ketika mendampingi anak belajar atau merdekanya ketika menyambut liburan sekolah? Mari kita ngobrol lebih jauh, Bun. Hahaha.

Kenapa Liburan Sekolah Sangat Dinanti oleh Anak-anak dan Orang Tua?

Tenang, kali ini kita tidak akan membahas apa-apa yang harus dipersiapkan ketika anak akan ujian karena kita hampir merdeka, Bun. Sekarang saatnya kita menyambut liburan sekolah yang bikin anak-anak merasa free sejenak dari aktivias sekolah dan orang tua juga merasa free barang sebentar dari rutinitas bikin bekal sekolah, antar jemput anak-anak, hingga belajar sehari-hari.

Libur sekolah menjadi salah satu momen sangat dinanti oleh anak-anak sebagai pelajar. Setelah melewati rutinitas sekolah yang padat, akhirnya tiba saatnya untuk beristirahat dan bersenang-senang. Namun, istirahat saat libur sekolah bukan berarti anak-anak hanya bermalas-malasan ya, Bun. Yaa...paling tidak ada kegiatan yang bermanfaat supaya anak juga tidak merasa bosan saat liburan.

Sebagai orang tua, kita bisa membantu membuat perencanaan kira-kira liburan akan diisi dengan kegiatan apa saja yang bisa membuat anak tetap produktif.

Menyambut Liburan Sekolah, Yuk Lakukan Hal Berikut Ini, Bun!

1. Buat Jadwal Harian yang Fleksibel.

Membuat jadwal kegiatan harian selama liburan sekolah memang tidak mudah. Kita harus menyiapkan waktu khusus untuk ngobrol bareng anak-anak, sharing kira-kira mereka sudah punya ide kegiatan atau belum. Iya, libarkan anak-anak dalam menyusun jadwal kegiatan harian supaya liburan mereka lebih asyik.

Kita tidak perlu membuat jadwal yang terlalu kaku, cukup daftar kegiatan yang ingin dilakukan setiap hari. Misalnya, pagi untuk olahraga, siang untuk bermain, dan sore untuk mengerjakan proyek kreatif. Dengan jadwal seperti ini, anak-anak tetap punya struktur tanpa merasa tertekan. Fleksibel saja lah, Bun. Biar merdekanya juga terasa. Hihihi.

2. Libatkan Anak dalam Aktivitas Rumah.

Aktivitas rumah sehari-hari yang dapat dibantu oleh anak-anak paling mentok adalah buka jendela rumah dan merapikan tempat tidur. Nah, karena ini liburan sekolah punya waktu lebih lama di rumah, kita dapat memberikan aktivitas lain seperti menyapu rumah, menjemur pakaian, dan aktivitas lainnya yang bisa dilakukan anak-anak sesuai usia dan kemampuannya.

Libur sekolah adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab. Aktivitas-aktivitas sederhana ini juga mengajarkan mereka keterampilan hidup yang berguna.

3. Ajak Anak Membaca Buku.

Membaca adalah kegiatan yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga edukatif. Kita bisa menawarkan buku-buku yang mereka suka. Kita tidak harus membeli buku ya, Bun. Jika memungkinkan, kita dapat mengajak mereka untuk mengunjungi perpustakaan bersama untuk menambah koleksi bacaan. Membaca juga dapat membantu meningkatkan kosakata dan daya imajinasi anak.

4. Dorong Kreativitas dengan Proyek DIY.

Proyek DIY (Do It Yourself) adalah cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu liburan. Anak-anak bisa mencoba membuat kerajinan tangan, mendekorasi kamar, atau bahkan membuat video vlog sederhana. Selain melatih kreativitas, proyek seperti ini juga memberikan rasa pencapaian bagi anak-anak.

5. Memberikan Waktu untuk Penggunaan Gadget.

Aktivitas ini mungkin agak beda. Kebetulan anak-anak saya setiap harinya hanya punya waktu 2 jam untuk bermain gadget. Mereka baru punya waktu lebih yaitu sekitar 4 jam untuk menggunakan gadget ketika Sabtu sore. Makanya ketika mereka libur sekolah, biasanya saya akan memberikan waktu lebih (lagi) untuk bermain gadget atau games.

Tidak hanya memberikan waktu untuk bermain games, saya juga biasanya memberikan akses buat mereka top up voucher game melalui aplikasi BRImo. Yaps, di #BRImo kita dapat melakukan top up voucher game dengan mudah. #BRImoMudahSerbaBisa karena hanya dengan satu aplikasi kita bisa melakukan beragam transaski di sana.

Berikut adalah cara mudah top up voucher game di BRImo:

  1. ⁠Buka BRImo, pilih menu "Lifestyle";
  2. Pada menu "Hiburan" pilih "Voucher Game";
  3. ⁠Pilih Voucher Game yang ingin kamu top up;
  4. Pilih nominal voucher;
  5. Konfirmasi transaksi dengan PIN;
  6. ⁠Voucher berhasil dibeli! Saatnya redeem pada aplikasi atau website game favorit, kemudian lanjut nge-game dengan lancar.

FYI, fitur ini sementara baru support bagi pengguna Android, ya. Setelah top up, jangan lupa ikutan #BRImoFSTVL karena sangat #BerlimpahHadiah dan kita bisa mendapatkan kesempatan untuk raih Rp 100.000 yang merupakan hadiah langsung di BRImo FSTVL.  

Menyambut Liburan Sekolah

FYI, BRImo FSTVL 2024 untuk seluruh nasabah Tabungan BRI pengguna Super Apps BRImo dimulai dari 1 Oktober 2024-31 Maret 2025. Melalui BRImo FSTVL ini, BRI memberikan apresiasi serta pengalaman kepada seluruh nasabah yang terus meningkatkan saldo serta memperbanyak transaksi menggunakan BRImo, Kartu Debit dan Kartu Kredit BRI. Lebih dari itu, nasabah BRI bisa mendapatkan Kita juga bisa menangkan hadiah undian BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, dan kendaraan bermotor Vespa Primavera. Download BRImo sekarang, tingkatkan transaksi di BRImo FSTVL 2024!

6. Beri Waktu untuk Refleksi.

Saya sering mengajak anak untuk ngobrol santai atau menulis di jurnal tentang evaluasi selama satu semester. Biasanya, sih, lebih banyak evaluasinya di orang tua karena memang kadang masya allah tuntutan kerja kantor ya, Bun. Harus cepat selesai, sampai rumah sudah capek, terus giliran anak minta belajar, orang tua sudah lempah-lempoh. hahaha.

Meskipun demikian, memberikan waktu untuk refleksi menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan karena dengan refleksi, anak-anak bisa lebih memahami diri mereka sendiri dan mempersiapkan diri untuk tantangan berikutnya.

7. Siapkan Aktivitas Seru untuk Mengakhiri Liburan.

Untuk membuat liburan terasa lebih spesial, kita wajib banget menyiapkan kegiatan seru di akhir liburan lho, Bun. Misalnya, mengadakan pesta kecil di rumah, menjelajahi tempat baru, piknik keluarga, atau menonton film bersama. Kalau saya biasanya mengajak anak-anak menjelajahi tempat-tempat baru yang ada di sekitar tempat tinggal kami. Perjalanan seperti ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menambah wawasan dan pengalaman anak-anak.

Kegiatan ini bisa menjadi penutup yang menyenangkan sebelum anak-anak kembali ke rutinitas sekolah. Ya...barangkali ditanya liburan ke mana saja, mereka ada sedikit bekal. Hahaha.

Sekali lagi, libur sekolah bukan berarti anak-anak punya banyak waktu untuk bermalas-malasan. Dengan perencanaan yang baik, liburan bisa menjadi momen yang penuh dengan kegiatan seru dan produktif. Jadi, yuk mulai rencanakan liburan anak-anak dari sekarang! 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Back to School With Home Credit - Ngomongin back to school atau kembali ke sekolah setelah libur kenaikan kelas, tuh, rasanya lebih senang ketimbang libur semester gasal. Ini yang sering saya rasakan saat dulu masih duduk di bangku sekolah, khususnya SD (Sekolah Dasar). Sebelum ngomongin semangat back to school-nya Jasmine, Ibun ingin flash back ke masa-masa menyenangkan ketika diantar orang tua ke toko buku dan alat tulis, lalu didampingi membeli peralatan sekolah. 😉

Eh, buat Ayah Bunda yang mau ikutan flash back ke masa-masa itu boleh banget, lho. Mungkin ada yang punya pengalaman menyebalkan saat membeli tempat pensil. Yaps, perkara memilih tempat pensil saja bisa lama banget karena saking banyaknya karakter yang lucu-lucu. Rasanya ingin diambil semua, tapi tak mungkin. Apalagi pas lihat tempat pensil "sultan", ada yang cuma bisa nyawang tapi tidak bisa memilikinya karena harganya tidak merakyat.

Psstt...tempat pensil sultan yang saya maksud, tuh, kotak pensil yang ketika dibuka bertingkat-tingkat dan tidak semua anak bisa membelinya karena katanya mahal. Pastinya hanya anak-anak tertentu yang punya kotak pensil tersebut, anak horang kaya. 🤭

back to school with home credit

Terus, ada lagi penghapus yang paling hits pada zamannya. Dari segi desain, sih, simpel banget. Kotak, warnanya putih, terus di bagian depan terdapat gambar bendera atau huruf disertai gambar. Penghapus favorit saya tentu yang gambarnya lucu. Jarang membeli penghapus gambar bendera yang pilihannya banyak banget. Secara itu gambar bendera dunia.

Momen yang paling saya ingat saat berburu peralatan sekolah, tuh, ketika minta dibelikan meja belajar. Saya bersama Bapak datang ke toko buku dan alat tulis yang saat itu cukup ternama di Banjarnegara. Melihat meja belajar dengan warna-warna cerah, ada aksesori lampu, sekat buat buku yang lucu-lucu, dan desainnya juga bagus. Ugh...rasanya ingin sekali memilikinya. Namun sayangnya, saat itu harga meja belajarnya tidak terjangkau bagi kami. Akhirnya, keinginan untuk memiliki meja belajar pun ditunda sampai tak terasa saya lulus SD. 😂

Sedih? Pasti ada rasa sedih, tapi kalau orang tua sudah bilang harus nabung dulu, berarti memang belum bisa dibeli saat itu juga, kan. Terpenting kebutuhan alat tulis yang utama seperti buku, pensil, dll, sudah terbeli. Alhamdulillah...Dari pengalaman ini, saya jadi lebih paham bahwa untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan memang butuh perjuangan. Apalagi barang tersebut adalah barang yang kita inginkan. ❤️

Pengalaman Melibatkan Anak Dalam Membeli Kebutuhan Sekolah.

Saya sadar bahwa untuk memenuhi kebutuhan primer anak sekolah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Makanya saya terus berusaha menabung rutin untuk biaya pendidikan anak. Iya, dana pendidikan harus dipersiapkan sedini mungkin supaya hak-hak anak terpenuhi. Lebih dari itu, supaya anak lebih paham lagi akan kebutuhan sekolahnya, saya kerap melibatkan anak-anak dalam membeli kebutuhan sekolah. Mulai dari membuat daftar peralatan yang mereka butuhkan, sampai dengan membuat rencana anggaran pun saya melibatkan mereka, khususnya anak pertama saya yang sekarang sudah SD.


Bagi saya, melibatkan anak dalam membeli kebutuhan sekolah sangat penting. Selain mendapatkan pengalaman, mereka jadi lebih paham kira-kira peralatan sekolah apa saja yang dibutuhkan, tahu persis peralatan yang mereka punya karena memilih sendiri, tahu harga peralatan yang mereka beli dan orang tua pun bisa memberi tahu saat itu juga tentang kualitas barang yang dipilih.

Saya pernah menuliskan tentang melibatkan anak dalam membeli kebutuhan sekolah, ada banyak manfaat yang saya rasakan, salah satunya yaitu budgeting. Yaps, setelah menulis rencana anggaran dan ternyata setelah sampai lokasi anggaran kurang atau lebih, Jasmine melaporkan kepada saya. Kalau anggarannya ternyata kurang, dia lanjut minta pertimbangan tentang kualitas barang yang sudah dipilih.

Beruntungnya zaman sekarang, jika anggaran untuk membeli kebutuhan sekolah anak atau kebutuhan keluarga seperti furniture, gadget, laptop, ternyata masih kurang bisa mengajukan pembiayaan melalui Home Credit Indonesia. Bagaimana caranya? Baca tulisan ini sampai selesai, ya!

Apa yang Keluarga Butuhkan, Home Credit Indonesia Bisa Mewujudkan. #BisaJadiJADIBISA!

PT Home Credit Indonesia merupakan perusahaan pembiayaan berbasis teknologi dengan jangkauan mitra toko yang luas di lebih dari 200 kota di Indonesia. Home Credit Indonesia telah beroperasi sejak 2013 dan kini berkembang menjadi mitra finansial terpercaya bagi jutaan pelanggan.

PT Home Credit Indonesia merupakan perusahaan pembiayaan


Saat ini, mungkin sudah banyak orang yang memanfaatkan layanan pembiayaan ini karena keterbukaan akses terhadap layanan keuangan yang transparan dengan proses cepat dan mampu membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka secara terencana termasuk mengelola keuangan dan cicilan mereka dengan baik.

Saat anak membutuhkan Laptop atau PC sebagai fasilitas pendukung sekolahnya, orang tua bisa mengajukan pembiayaan lewat Home Credit Indonesia. Atau, membutuhkan lemari belajar dengan berbagai brand dan kualitas, orang tua bisa juga cicil di Home Credit Indonesia. 

Setelah punya gambaran atau pilihan, bisa langsung beli di toko online yang sudah bermitra dengan Home Credit Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dll. Atau, bisa juga membelinya di toko-toko terdekat dengak lokasi tempat tinggal seperti Ikea, Informa, Hypermart, dll. Layanan cicilan Home Credit Indonesia juga bisa ditemukan di  lebih dari 22 ribu toko di Indonesia.

Kunjungi Home Credit Indonesia Di Perayaan JFK (Jakarta Fair Kemayoran) 2023.

Setelah sukses di gelaran tahun lalu, Home Credit Indonesia tahun ini kembali hadir di event Jakarta Fair Kemayoran 2023. Kali ini, layanan pembiayaan yang terpercaya ini akan memberikan banyak promo dan beragam hadiah menarik. Yaps, di PESTA JUARA kita bisa temukan dan bawa pulang beragam produk berkualitas juara dari berbagai brand yang sesuai dengan segala kebutuhan.

Berlokasi di Hall A No. 38, pengunjung bisa mengikuti beragam game interaktif super seru di booth Home Credit Indonesia. Event ini berlangsung dari tanggal 14 Juni-16 Juli 2023. Pengunjung bisa mendapatkan banyak hadiah setiap harinya asalkan mampir booth Home Credit Indonesia. Hadiah menarik seperti smartphone bisa didapatkan setiap minggunya dengan sistem diundi. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mendapatkan bonus hadiah langsung berupa Voucher belanja untuk setiap transaksi minimal senilai Rp3.000.000. Silakan klik tautan https://bit.ly/42YPTyT untuk mendapatkan hadiah langsung, ya!

booth home credit

Nah, berikut promo yang sedang berlangsung di Jakarta Fair Kemayoran 2023.
  • Periode Promo: 14 Juni – 16 Juli 2023.
  • Nilai Pembiayaan: Rp500.000 – Rp30.000.000
  • Berlaku di: PESTA JUARA
  • Komoditas: Semua komoditas
  • Tenor: 5, 6, 8, 9, 11, 12, 15, 18, 24 bulan
  • Bunga 0% berlaku untuk tenor 5, 8 dan 11 bulan jika bayar cicilan tepat waktu
  • Bebas 1x Cicilan - kalau bayar cicilan tepat waktu tenor 12 atau 15
  • Tenor 6, 9, 12 berlaku untuk semua komoditi
  • Tenor 15, 18, 24 berlaku untuk semua komoditi kecuali HP dan Gadget
  • Berlaku untuk seluruh pelanggan
  • Uang Muka: Mulai dari 0%
  • Biaya Admin: Mulai dari Rp0
  • Biaya Bulanan: Rp8.000
Pelanggan juga bisa memilih tambahan produk perlindungan dari Home Credit Indonesia yaitu ada AMAN (proteksi tambahan untuk cicilan/pembiayaan) dan MAXCOVER & EASYCOVER (proteksi tambahan untuk smartphone, gadget dan laptop). Baiknya tambahan produk perlindungan ini dipakai, ya. Supaya produk bisa sampai tangan dengan minim risiko.

home credit indonesia

Anak-anak sedang butuh apa, Bun? Terus, barangkali ada kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi segera, coba unduh dan install aplikasi Home Credit Indonesia melalui link https://hcid.onelink.me/By7i/qn5pjet7. Kita bisa mendapatkan update promo terbaru hanya di aplikasi. Karena Home Credit Indonesia #BisaJadiJADIBISA, #KarenamuJADIBISA!


Sumber:

  • https://www.brilio.net/news/15-alat-tulis-tahun-90-an-ini-bikin-kamu-kangen-balik-sekolah-150726j.html
  • https://www.homecredit.co.id/PESTA2023


Share
Tweet
Pin
Share
13 komentar

Menuntaskan Kelas 1 Sekolah Dasar - Alhamdulillah ya, Parents. Akhirnya anak-anak dapat menuntaskan satu tahun ajaran di sekolah. Bagaimana rasanya, nih? Sudah pasti lega banget karena dapat melewatinya dengan baik, penuh perjuangan dan juga tantangan. Tidak apa kalau belum bisa menjadi orang tua yang sempurna dalam mendampingi anak-anak saat belajar. Tidak apa juga kalau belum bisa mendapatkan hasil yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah. Begitu kan ya, Bun?🤭

Menuntaskan Kelas 1 Sekolah Dasar

Saya masih ingat betul perasaan saya sebagai orang tua saat anak saya mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) untuk pertama kalinya. Rasanya mungkin hampir sama dengan orang tua pada umumnya. Dag dig dug penuh kekhawatiran kalau anak tidak dapat menyelesaikan soal-soal. Waktu antara jam 08.00-10.00 WIB, pikiran terbagi menjadi beberapa, salah satunya yaitu memikirkan anak yang sedang PTS. Saya terus berusaha menghadirkan prasangka-prasangka yang baik. Tapi namanya manusia, sudah merasa percaya diri pun kadang rasa khawatir tetap datang, tanpa diminta. Masya Allah ya, Bun. 😂

Rasanya memang tidak bisa selow, padahal si anak yang mau mengikuti penilaian saja sangat santai. Hahaha. Mungkin karena merupakan pengalaman pertama saya mendampingi anak belajar untuk persiapan PTS. Yups, karena pada kenyataanya saat PTS berikutnya saya mulai terbiasa meskipun saat penilaian akhir semester 1 rasanya masih sama dengan perasaan saat PTS.

Berikut 5 Hal yang Orangtua Lakukan Ketika Anak Akan Mengikuti PTS.

1. Memberikan Pemahaman Kepada Anak Tentang PTS.

Karena untuk pertama kalinya, kadang anak belum paham betul apa itu PTS. Wali kelas biasanya sudah memberikan informasi perihal kegiatan rutin ini minimal seminggu sebelum pelaksanaan. Namun kadang ada saja anak yang belum bisa menerima informasi secara utuh. Setelah mendapatkan jadwal fix dari wali kelas, kami pun memberikan pemahaman kepada Kecemut bahwa tidak lama lagi akan dilaksanakan ujian di sekolahnya.

Saat saya menyampaikan perihal kegiatan ujian, dia langsung jawab "udah tauu, Ibu. Bu Guru sudah menyampaikan. Udah tauuu...udah tauuuu...." 

Yha...kadang begitu anak-anak ya, Bun. Tapi meskipun anak merasa sudah tau banget, tapi kami tetap memberikan tambahan informasi jika kegiatan ujian ini dilakukan secara serius, bukan belajar seperti hari biasa agar anak semakin paham. Kami juga menyampaikan, saat nanti Bu Guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan. Sebagai gambaran, saya pun meminta tolong kepada suami untuk mengambil modul pendalaman materi yang dilengkapi soal-soal. FYI, modul atau buku tersebut adalah modul yang biasa digunakan untuk belajar disekolahnya. 

2. Membangun Mental Anak Sejak Dini.

Ketika anak sudah paham apa saja yang akan dia lakukan ketika PTS, maka berikutnya kami mulai memberikan gambaran-gambaran ketika PTS dimulai. Pada hari-hari biasa, ketika anak masuk kelas akan ada komunikasi secara aktif di ruang kelas, komunikasi antara guru dan anak atau antar anak. Ini sangat berbeda saat kegiatan PTS mulai berlangsung yang mana suasana kelas mungkin akan menjadi lebih tenang karena tidak banyak interaksi. Mulai dari sini, mungkin anak dalam hati akan bertanya-tanya, "kenapa teman-teman pada sibuk sendiri? kenapa Bu Guru tidak bersuara seperti biasanya?" dan mungkin masih banyak pertanyaan yang belum terjawab oleh dirinya sendiri.

Sebelum memulai PTS, Wali Kelas biasanya akan menyampaikan "Do and Don't" selama PTS berlangsung. Namun karena untuk pertama kalinya mengikuti PTS, kami sudah menyampaikan terlebih dahulu kepada Kecemut dengan harapan mentalnya tetap terjaga saat PTS akan dimulai. Ada beberapa hal yang kami sampaikan seperti saat PTS berlangsung tidak ada tanya jawab sekalipun dengan teman sebangku kecuali ada yang penting. Pinjam penghapus, misalnya. 🤭

PTS adalah saatnya menjawab soal-soal secara mandiri, siapkan alat tulis, tidak boleh menyontek, dan tidak boleh bersuara di kelas kecuali ada yang akan disampaikan. Ini menjadi point juga sekaligus sebagai pondasi atau mindset. Karena ini merupakan PTS pertama bagi Kecemut, kami tidak ingin mentalnya menciut hanya karena diingatkan oleh teman-temannya untuk tidak bersuara atau ditegur karena melirik tajam pekerjaan teman lain. 😆

3. Hadir Secara Langsung Ketika Anak Sedang Belajar.

Cara belajar anak saat ini sangat berbeda dengan saya saat masih SD. Dulu, saya sering belajar secara mandiri. Saat akan UTS pun saya merasa tidak masalah untuk belajar sendiri tanpa didampingi orangtua. Dan saya tetap merasa nyaman, aman, dan ya mungkin karena terbiasanya saja, ya. 🤭

Berbeda dengan anak zaman sekarang, khususnya anak SD. Rasa-rasanya tidak sampai hati membiarkan Kecemut belajar mandiri. Ini yang saya rasakan sebagai Ibu. Mungkin karena sering membaca artikel parenting yang mana hadirnya orangtua secara fisik sangat berpengaruh khususnya dalam tumbuh kembang anak. Dengan cara ini juga diyakini dapat menambah semangat anak untuk belajar karena anak merasa lebih diperhatikan. Apalagi ini pengalaman pertama buat Kecemut mengikuti PTS, kami merasa harus memastikan materi-materi mana saja yang sudah dia kuasai dan sebaliknya.

4. Melakukan Komunikasi Lebih Intens Dengan Anak.

Memberikan rasa nyaman dan aman kepada Kecemut sudah menjadi kewajiban kami sebagai orangtua. Setiap orang tua sudah pasti ingin menjadi "pelabuhan" atau sandaran pertama bagi anak-anaknya. Begitu juga dengan kami.

Sebelum tidur malam, saya sebagai Ibu sering melakukan ritual khusus dengan anak-anak yaitu ngobrol dan sesekali deep talk kalau memang diperlukan. Karena sudah menjadi rutinitas, jadi tidak ada rasa canggung ketika hendak berkomunikasi. Dan kami melakukan komunikasi lebih intens ketika Kecemut sedang ada kegiatan khusus di sekolahnya, seperti kegiatan PTS.

Komunikasi kali ini tidak lagi ringan seperti tanya kabar, tapi lebih intens lagi. Menanyakan pengamalan mengikuti PTS, ini seperti evaluasi atau review. Yha...siapa tahu masih ada hal masih belum dia pahami, apalagi ini merupakan kegiatan untuk pertama kali baginya.

5. Mengucapkan Terima Kasih, Apapun Hasilnya.

Nah, terakhir ini yang selalu kami ingat. Adalah mengucapkan terima kasih kepada anak, apapun hasilnya. Dalam hati kecil orangtua, ketika anak memperoleh nilai yang bagi orangtua kurang memuaskan, mungkin tidak mudah untuk mengucapkan terima kasih, ya. Namun ketika anak sudah belajar dengan rajin, ada proses yang terlihat, jangan ragu untuk mengucapkan terima kasih. Kami sampai saat ini belum tahu hasil PTS Kecemut karena sekolah tidak membagikan hasilnya. Namun, kami tetap mengucapkan terima kasih karena kami sangat menghargai usaha dia dalam belajar persiapan PTS setiap harinya.

Bagaimana, Parents? Punya pengalaman serupa dengan saya, yuk ngobrol seru lewat kolom komentar. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hai, Parents! Tidak terasa kegiatan belajar mengajar di Sekolah telah berjalan selama tiga bulan, ya. Rasa-rasanya belum lama Kecemut mengenakan segaram merah putih untuk pertama kalinya. Eh...awal September lalu, wali kelasnya mengirimkan jadwal Penilaian Tengah Semester (PTS) melalui WhatsApp Group wali murid. Betapa waktu berjalan terasa begitu cepat. 🙈

ketika anak penilaian tengah semester, apa yang harus orangtua lakukan

Penilaian belajar siswa selama setengah semester biasanya dilaksanakan pada pekan ke-8 atau ke-9 dalam satu semester. Dan untuk materi yang diujikan yaitu mengenai kompetensi dasar. Meskipun materi yang akan masuk penilaian belum banyak dan masih dasar, kami tidak boleh menyepelekan karena ini menjadi pengalaman pertama bagi kami mendampingi anak belajar untuk persiapan PTS. 😊

Betul, ini adalah pengalaman pertama kami sebagai orangtua mendampingi anak PTS. Pun menjadi pengalaman pertama bagi Kecemut mengikuti PTS. Pengalaman serba pertama biasanya akan menjadi pengalaman yang sangat berharga, dan akan menjadi momen yang tak terlupakan sepanjang masa. Kenapa? Karena akan banyak pelajaran yang didapatkan, mulai dari memberikan pemahaman, menyiapkan mental anak, sampai kami bersama-sama melihat hasil dari kerja keras atas usaha-usaha yang telah dilakukan.

Berikut 5 Hal yang Orangtua Lakukan Ketika Anak Akan Mengikuti PTS.

"Ah, baru PTS ini. Belum juga Ujian Tengah Semester (UTS). Terpenting, kan, nilai UTSnya." 

Mungkin ada orangtua yang berpendapat demikian. Apapun pendapat dari masing-masing orangtua, tuh, sah-sah saja. Tapi kami yakin setiap orangtua pasti akan berusaha memberikan yang terbaik untuk pendidikan bagi anak-anaknya. Apalagi kita semua tahu, bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan PTS yaitu sebagai bentuk evaluasi untuk mengetahui capaian siswa selama tiga bulan pada tiap semester. Dan kita semua juga tahu bahwa PTS ini menjadi salah satu bekal untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS).

Ada banyak hal yang dilakukan orangtua ketika anak hendak PTS, berikut 5 hal hal yang kami lakukan ketika Kecemut akan mengikuti PTS untuk pertama kalinya.

5 Hal yang Orangtua Lakukan Ketika Anak Akan Mengikuti PTS.

1. Memberikan Pemahaman Kepada Anak Tentang PTS.

Karena untuk pertama kalinya, kadang anak belum paham betul apa itu PTS. Wali kelas biasanya sudah memberikan informasi perihal kegiatan rutin ini minimal seminggu sebelum pelaksanaan. Namun kadang ada saja anak yang belum bisa menerima informasi secara utuh. Setelah mendapatkan jadwal fix dari wali kelas, kami pun memberikan pemahaman kepada Kecemut bahwa tidak lama lagi akan dilaksanakan ujian di sekolahnya.

Saat saya menyampaikan perihal kegiatan ujian, dia langsung jawab "udah tauu, Ibu. Bu Guru sudah menyampaikan. Udah tauuu...udah tauuuu...." 

Yha...kadang begitu anak-anak ya, Bun. Tapi meskipun anak merasa sudah tau banget, tapi kami tetap memberikan tambahan informasi jika kegiatan ujian ini dilakukan secara serius, bukan belajar seperti hari biasa agar anak semakin paham. Kami juga menyampaikan, saat nanti Bu Guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan. Sebagai gambaran, saya pun meminta tolong kepada suami untuk mengambil modul pendalaman materi yang dilengkapi soal-soal. FYI, modul atau buku tersebut adalah modul yang biasa digunakan untuk belajar disekolahnya. 

2. Membangun Mental Anak Sejak Dini.

Ketika anak sudah paham apa saja yang akan dia lakukan ketika PTS, maka berikutnya kami mulai memberikan gambaran-gambaran ketika PTS dimulai. Pada hari-hari biasa, ketika anak masuk kelas akan ada komunikasi secara aktif di ruang kelas, komunikasi antara guru dan anak atau antar anak. Ini sangat berbeda saat kegiatan PTS mulai berlangsung yang mana suasana kelas mungkin akan menjadi lebih tenang karena tidak banyak interaksi. Mulai dari sini, mungkin anak dalam hati akan bertanya-tanya, "kenapa teman-teman pada sibuk sendiri? kenapa Bu Guru tidak bersuara seperti biasanya?" dan mungkin masih banyak pertanyaan yang belum terjawab oleh dirinya sendiri.

Membangun Mental Anak Sejak Dini.

Sebelum memulai PTS, Wali Kelas biasanya akan menyampaikan "Do and Don't" selama PTS berlangsung. Namun karena untuk pertama kalinya mengikuti PTS, kami sudah menyampaikan terlebih dahulu kepada Kecemut dengan harapan mentalnya tetap terjaga saat PTS akan dimulai. Ada beberapa hal yang kami sampaikan seperti saat PTS berlangsung tidak ada tanya jawab sekalipun dengan teman sebangku kecuali ada yang penting. Pinjam penghapus, misalnya. 🤭

PTS adalah saatnya menjawab soal-soal secara mandiri, siapkan alat tulis, tidak boleh menyontek, dan tidak boleh bersuara di kelas kecuali ada yang akan disampaikan. Ini menjadi point juga sekaligus sebagai pondasi atau mindset. Karena ini merupakan PTS pertama bagi Kecemut, kami tidak ingin mentalnya menciut hanya karena diingatkan oleh teman-temannya untuk tidak bersuara atau ditegur karena melirik tajam pekerjaan teman lain. 😆

3. Hadir Secara Langsung Ketika Anak Sedang Belajar.

Cara belajar anak saat ini sangat berbeda dengan saya saat masih SD. Dulu, saya sering belajar secara mandiri. Saat akan UTS pun saya merasa tidak masalah untuk belajar sendiri tanpa didampingi orangtua. Dan saya tetap merasa nyaman, aman, dan ya mungkin karena terbiasanya saja, ya. 🤭

Berbeda dengan anak zaman sekarang, khususnya anak SD. Rasa-rasanya tidak sampai hati membiarkan Kecemut belajar mandiri. Ini yang saya rasakan sebagai Ibu. Mungkin karena sering membaca artikel parenting yang mana hadirnya orangtua secara fisik sangat berpengaruh khususnya dalam tumbuh kembang anak. Dengan cara ini juga diyakini dapat menambah semangat anak untuk belajar karena anak merasa lebih diperhatikan. Apalagi ini pengalaman pertama buat Kecemut mengikuti PTS, kami merasa harus memastikan materi-materi mana saja yang sudah dia kuasai dan sebaliknya.

4. Melakukan Komunikasi Lebih Intens Dengan Anak.

Memberikan rasa nyaman dan aman kepada Kecemut sudah menjadi kewajiban kami sebagai orangtua. Setiap orang tua sudah pasti ingin menjadi "pelabuhan" atau sandaran pertama bagi anak-anaknya. Begitu juga dengan kami.

Sebelum tidur malam, saya sebagai Ibu sering melakukan ritual khusus dengan anak-anak yaitu ngobrol dan sesekali deep talk kalau memang diperlukan. Karena sudah menjadi rutinitas, jadi tidak ada rasa canggung ketika hendak berkomunikasi. Dan kami melakukan komunikasi lebih intens ketika Kecemut sedang ada kegiatan khusus di sekolahnya, seperti kegiatan PTS.

Komunikasi kali ini tidak lagi ringan seperti tanya kabar, tapi lebih intens lagi. Menanyakan pengamalan mengikuti PTS, ini seperti evaluasi atau review. Yha...siapa tahu masih ada hal masih belum dia pahami, apalagi ini merupakan kegiatan untuk pertama kali baginya.

5. Mengucapkan Terima Kasih, Apapun Hasilnya.

Nah, terakhir ini yang selalu kami ingat. Adalah mengucapkan terima kasih kepada anak, apapun hasilnya. Dalam hati kecil orangtua, ketika anak memperoleh nilai yang bagi orangtua kurang memuaskan, mungkin tidak mudah untuk mengucapkan terima kasih, ya. Namun ketika anak sudah belajar dengan rajin, ada proses yang terlihat, jangan ragu untuk mengucapkan terima kasih. Kami sampai saat ini belum tahu hasil PTS Kecemut karena sekolah tidak membagikan hasilnya. Namun, kami tetap mengucapkan terima kasih karena kami sangat menghargai usaha dia dalam belajar persiapan PTS setiap harinya.

Ketika Anak Penilaian Tengah Semester

Sebagai Ibu, saya sebenarnya masih penasaran dengan hasil PTS meskipun Kecemut ketika saya tanya tentang soal-soal PTS selalu jawab "Aku bisa jawab semuanya. Aku bisa, Ibu. Gampang banget, Bu.", tidak tahu kenapa rasanya tetap saja belum tenang karena belum melihat apa yang dia kerjakan. Yha....setidaknya bisa menjadi evaluasi bagi saya dan suami untuk persiapan Ujian Tengah Semester (UTS) nanti.

Pengalaman Anak Mengikuti Penilaian Tengah Semester (PTS) Untuk Pertama Kali.

Hari pertama Kecemut mengikuti PTS untuk pertama kalinya, malam harinya ketika kami ngobrol, dia bercerita ada rasa takut. Namun setelah kami ngobrol, ternyata bukan takut yang dia rasakan, melainkan lebih pada khawatir kalau ada yang minta menyontek. 😂 Sebagai Ibu yang setiap hari mendampinginya belajar, saya merasa bahagia karena beberapa hal yang saya sampaikan sebelum PTS sudah bisa dia implementasikan. Saya juga bahagia setiap Kecemut menyampaikan jika apa yang sudah dipelajari, sebagian banyak keluar di PTS dan alhamdulillah dia masih ingat apa saja materinya. Alhamdulillah....

Di sisi lain, dia menyampaikan ada beberapa soal yang susah untuk dikerjakan yaitu pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Saya ingat betul ketika dia belajar surah al-fatihah. Saat melafalkan, dia mampu. Namun, ketika diminta untuk menulis ayat-nya secara acak, dia belum bisa. Bagian ini saya sangat maklum karena Kecemut memang baru bisa menulis huruf hijaiyah yang satuan, belum bisa menyambung huruf hijaiyah.

Bagaimana, Parents? Punya pengalaman serupa dengan saya, yuk ngobrol seru lewat kolom komentar. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Sebagai Ibu pekerja, mendapatkan waktu utuh untuk anak-anak menjadi salah satu sumber kebahagiaan. Bagaimana tidak, dari pagi hingga sore, kami bekerja. Sampai rumah kemudian menjumpai anak-anak masih power full, tuh, bahagia banget. Ikut bergabung, menyatu dengan mereka menjadi pilihan tepat. Tentu setelah badan ini bersih, ya. Enggak main peluk-peluk apalagi menyeruduk cium-cium. Enggak boleh banget! 🙈

Tapi, ketika sampai rumah mendapati anak sedang asyik bermain gadget, kira-kira apa yang harus dilakukan? Marah-marah atau stay cool and calm?

Hayo, jawab jujur, ya! 🤭
 
Kondisi tubuh saat pulang kerja pasti dalam keadaan lelah. Sesampainya di rumah, inginnya mendapati hal-hal yang menyenangkan. Namun, kadang apa yang ada di hadapan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ini tugas orang tua untuk dapat mengendalikan emosi diri. Sering-sering menghela napas dan istighfar kalau sampai rumah ternyata menjumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan pengharapan. 😂 

Baca dulu tentang Menyikapi Fenomena Kids Zaman Now.

Bermain Gadget, tuh, Asyik!

Iya, dong! Orang tua, tuh, tidak hanya mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal baik. Ya bagaimana pun bermain gadget, tuh, asyik. Apalagi gadget yang bisa digenggam atau biasa disebut dengan ponsel canggih, asyik banget kalau bisa mengoperasikannya. Asli, bisa mencandukan.

Saya sebagai seorang Ibu muda cantik jelita sering memanfaatkan gadget untuk berkomunikasi, update berita, berselancar di media media sosial, membuat konten, aktivitas blogging, dan masih banyak kegiatan lain yang tentunya menyenangkan. Banyak hal positif yang saya lakukan dengan gadget. Tapi, kenapa saat anak-anak mulai asyik dengan gadget, orang tua resah? 😂


Mungkin jawabannya karena anak-anak lebih memanfaatkan gadget untuk kegiatan yang kurang bermanfaat menurut orang tua. Main game, misalnya. Padahal orang tuanya, ya, bisa bermain game sewaktu-waktu dan mungkin tanpa kenal waktu kalau memang sudah mencandu. Iya, kan? Iya, dong. Iya, pasti. Sudah lah, ngaku saja. 😝 

Kalau sama-sama merasakan asyik saat bermain gadget, kenapa harus ada yang marah-marah, ya. Saya kadang bingung dengan situasi yang demikian. Kecuali dalam satu rumah memang ada salah satu pihak yang sama sekali tidak tertarik dengan yang namanya gadget. Fine lah kalau ada yang bawaannya marah-marah. Hihihi.

Baca lagi Anak Kecanduan Gadget? Coba Atasi Dengan Cara Ini.

Manfaatkan Gadget Sebagai Sarana Belajar.

Was was atau cemas, ini yang mungkin dirasakan sebagian besar orang tua ketika melihat anak-anaknya bermain handphone. Terlebih dengan bekal paket data seluler, bisa menjadi khawatir berlebihan. Namun orang tua punya kekuatan dan kendali penuh atas semua ini, membiarkan anak menikmati gadgetnya untuk melakukan hal apa saja atau tetap dengan arahan dan pengawasan saat menggunakan gadgetnya. Ini tergantung kebijakan orang tua, ya.

Pengguna ponsel pintar mencapai 167 juta orang atau 89% dari total penduduk Indonesia. Data tersebut saya dapat dari laman web Kemenkominfo Indonesia per Maret 2021. Kemudian, disusul dengan persentase Penggunaan Teknologi Informasi pada Anak Usia Dini di Indonesia, khususnya telepon seluler, sebanyak 29%. Persentase ini meningkat per tahun 2020 karena adanya pandemi dan sistem belajar dari rumah secara daring.

Nah, kalau sudah seperti ini, orang tua bisa dengan mudah mengarahkan anak-anak untuk memanfaatkan gadgetnya sebagai sarana belajar bukan?

Betul. Anak-anak sudah punya pengalaman School From Home atau sekolah dari rumah. Berangkat dari pengalaman belajar dari rumah, pengalaman saya sebagai orang tua melihat anak-anak makin lihai menggunakan gadget. Mereka seperti sudah bisa membagi waktu dengan gadgetnya; kapan waktu bermain gadget untuk main game, kapan waktu untuk belajar dengan gadget sebagai salah satu sarana pendukungnya.

Baca tentang Gadget Sebagai Sarana Belajar.

Belajar Bahasa Inggris Online di English Academy.

Membaca data pengguna gadget dari Kemekominfo, ada sisi positif ketika anak usia dini atau usia pelajar sudah lihai mengoperasikan gadgetnya. Orang tua bisa mengarahkan mereka untuk ikut belajar online, salah satunya yaitu belajar Bahasa Inggris Online di English Academy by Ruangguru.

English Academy adalah tempat les Bahasa Inggris online yang interaktif dengan pengajar dan kurikulum berstandar internasional. Pengajar akan menuntun dalam menguasai beragam aspek keterampilan bahasa Inggris untuk bersaing secara global. Karena belajarnaya secara online, metode belajarnya pun mengoptimalkan teknologi. Dengan live teaching oleh pengajar internasional, pelajar diberikan kemudahan dalam mengakses dan menyerap pembelajaran, sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

Anak belajar bahasa inggris dengan mudah

Anak kami, Kecemut sekarang sudah masuk TK B dan usianya menuju 6 tahun. Perihal main gadget, dia sudah cukup paham. Untuk permainan, ada banyak game yang sudah terinstall di handphonenya dan hampir tiap hari dia memainkannya. Sementara untuk aplikasi belajar online, karena belum bisa membaca, saya pun mengenalkannya terlebih dahulu dan mengarahkan bagaimana cara dia bisa belajar online khususnya untuk belajar Bahasa Inggris.

Cara paling mudah untuk mengarahkannya yaitu dengan membuat kan jalan pintas atau shortcut di smartphone atau laptop. Setelahnya, baru diberi semacam tutorial step by step bagaimana cara memulai belajar Bahasa Inggris di English Academy. Atau, orang tua mendampingi anak-anak jika mereka sudah waktunya belajar.

Kami coba memilih program Runner yang mana program ini untuk kelas 7-10 Tahun. Program Runner mengoptimalkan kegiatan belajar Bahasa Inggris dasar untuk anak. Dalam kelas ini, anak akan diajak untuk mengenal dan memahami berbagai macam tata Bahasa Inggris secara interaktif.

Baca tentang Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Gadget.

Kenapa Belajar Bahasa Inggris di English Academy by Ruangguru?

Nilai tambahan dari belajar di English Academy by Ruangguru, pengguna bisa mencoba kelas gratis sebelum mengambil paket belajar. Seperti yang kami lakukan, Kecemut sudah beberapa kali mencoba kelas gratis. Ya...meskipun usia belum mencapai 7 tahun, enggak ada salahnya belajar Bahasa Inggris. Semacam simulasi pembelajaran, gitu.

Memilih English Academy sebagai tempat untuk belajar bahasa inggris online tentu bukan tanpa sebab. Ada beberapa kelebihan yang dapat dinikmati oleh pengguna. Diantaranya yaitu:
  • Pengajar professional berstandar internasional;
  • Kurikulum internasional;
  • Harga terjangkau;
  • Terdapat kelas Toefl iBT Preparation.
Selain program Runner, ada juga program Sprinter (11-14 Tahun), Ranger (15-18 Tahun) dan Explorer (di atas 18 Tahun). 

belajar bahasa inggris online

Buat Peraturan dan Update Secara Berkala.

Seperti yang sudah saya tulis di awal, banyak hal yang dapat dilakukan dengan benda elektronik yang berukuran kecil ini. Ketika anak makin lengket dengan gadget, orang tua juga harus makin lengket dengan anak-anak. Kenapa? Kadang ada hal-hal yang anak belum tahu, ada batasan-batasan yang belum anak pahami. Makanya, komunikasi dengan anak perihal penggunaan gadget itu penting banget. Kalau bisa, buat peraturan perihal penggunaan gadget dan jangan lupa untuk update peraturan secara berkala karena seiring dengan bertambahnya usia akan ada penyesuaian penggunaan gadget. Itu seperti alami, dengan sendirinya.

Baca lagi tentang Peraturan dan Kepastian dalam Penggunaan Gadget.

Yuk, kenalkan English Academy kepada anak-anak atau saudara sebagai tempat belajar bahasa inggris online dengan mudah. Jangan lupa gunakan gadget hal-hal yang lebih bermanfaat, ya. 😘
Share
Tweet
Pin
Share
20 komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (9)
    • ▼  Mei (2)
      • "Si Manis" yang Mengintai: Cerita di Balik Jajanan...
      • Pet-Loving Dads Edition: Custom Gifts Featuring Th...
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose