• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Satu hal yang paling aku tunggu menjelang istirahat malam yaitu mendongeng atau sekadar bercerita renyah bersama Syaquita. Kegiatan ini rutin kami lakukan itung-itung sambil menunggu Ayah pulang kerja meski pada akhirnya pasti kami sudah dulu tertidur ketika Ayah sampai rumah. Ah...terpenting ada niat baik, ya. 🤣



Kenapa mendongeng? Kenapa bercerita? Kenapa tidak menyanyi bersama atau belajar menghafalkan apapun yang telah dia pelajari baik di sekolah maupun TPQ?

Alasan terkuat tentu karena aku ingin tahu banget aktivitas dia selama seharian. Maklum, sebagai Ibu pekerja yang berangkat pagi pulang sore, tuh, selalu merasa ingin tahu kegiatan anak tiap harinya. Apalagi sekarang dia sudah sekolah dan alhamdulillaah juga mengaji. Pasti banyak pengalaman baru dan seru yang dia dapatkan bersama teman-temannya.

Oiya, kami pernah melakukan kegiatan menyanyi bersama sebelum bobok. Kalau tidak salah ingat, saat itu Syaquita baru berusia 2 tahun dan memang sedang senang-senangnya menyanyi. Sementara belajar kami lakukan mulai pukul 19.00 WIB sampai jam 19.15 WIB. Sebentar memang, kecuali ada Pekerjaan Rumah lha bisa sampai 60 menit.

Memasuki usianya tiga tahun, aku merasa dia makin cerewet, gitu. Hihihi. Kadang aku melihat seperti ada yang ingin disampaikan, tapi karena keburu melihat gadget dalam genggamanku, dia pun lebih memilih nonton tutorial mainan di youtube, dong. Makanya, saat sudah berdua, aku selalu berusaha menyinggahkan ponsel pintar.

Lalu, apa hubungannya dengan judul blog post little pony and grandma? 🙊

Jadi begini, Kecemutku sudah bisa membedakan antara bercerita dan mendongeng. Ketika aku memintanya untuk bercerita, maka dia akan memulai cerita kegiatan kesehariannya. Sementara kalau diminta untuk mendongeng, maka dia langsung memilih satu karakter kartun yang sering dia tonton.

Tiap kali hendak mendongeng atau bercerita, aku selalu membuka percakapan, dong. Menawarkan siapa dulu yang akan mendongeng atau bercerita. Gayung bersambut, pasti lah Kecemutku yang ambil jatah duluan. Dia lebih sering bercerita tentang kegiatannya di sekolah dan aktivitasnya bersama teman-teman se-permainannya di rumah. Uniknya nih, saat mulai mendongeng, alurnya udah cukup rapih. Masih awal-awal fokusnya masih terjaga. Namun ketika mulai masuk pertengahan cerita, tuh, selalu bikin melongo. Makin didengar, diperhatikan, alurnya maju mundur syantiik yang mana dia pasti menjadi pemeran utama dalam dongeng. Dia memposisikan diri sebagai si tokoh kartun dalam dongengnya dan kadang dari nama Little Pony tiba-tiba menjadi Aku. Uniknya lagi nih, dia juga selalu memasukan Mbah Uti ke dalam dongengnya. 🤣 Dari nama Grandma atau Nenek, di tengah-tengah dongeng dia mengganti nama menjadi Mbah Uti. 🙊

"Litte Pony itu sayang banget sama neneknya, sama kakeknya juga. Tapi kakeknya sering di kebun, ngga kayak grandma little pony yang nemenin ke sekolah. Little Pony juga sayang banget lho sama neneknya, grandma. Suka tidur bareng, dibeliin jajan. Baik."

Ternyata dongeng baginya adalah cerita nyata dalam kesehariannya yang kemudian ganti nama karakter kartun. Jadi, apa yang dialaminya pada hari itu, dia kemas menjadi sebuah dongeng yang selalu bikin aku nahan ketawa sampai perut kaku. Apalagi kalau sudah masuk di pertengahan dongeng, pasti gemaaas karena dia sok narsis bercitra sebagai anak baik-baik yang tidak pernah rewel! 🙊

Bundaaa, gimana dengan si kecil, nih? Lebih suka mendongeng apa? Sharing, dong. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Senin (15/07/2019), menjadi moment yang terlupakan bagiku. Pagi itu, seperti biasa dia bangun lebih awal dari aku yaitu pukul 05.00 WIB. Saat tangan mungilnya meraba pipi kananku, sontak kaget. Akupun membuka mata. Aku memeluknya, mencium lehernya yang beraroma khas, kecut-kecut bikin candu.



"Udah bangun aja, sih?" Tuturku masih sambil menciumi lehernya, gemas.

"Syaquita mau sekolah, Ibu. Mandi pagi, terus sekolah ditemani Ibu." Ujarnya dengan suara manja, gitu.

Ternyata obrolan sebelum tidur masih melekat. Ya, sebelumnya aku menyampaikan niat kepada Kecemut kalau dia akan mulai sekolah di tahun ajaran baru ini. Dia hanya mengangguk saja, toh ini bukan pertama kalinya dia belajar di PAUD. Satu tahun yang lalu, tepatnya saat berusia 2,5 tahun, dia pernah belajar di PAUD namun hanya bertahan tiga hari. Abis itu mogoook! Hahaha.

Dia sekolah karena ada teman satu kompleks yang juga sekolah PAUD, kesannya seperti ikut-ikutan. Keterlibatan aku dan suami dalam persiapan sekolah saat itu tidak begitu tinggi. Datar saja karena memang belum yakin dia bakal istoqomah. Yasudah, segala kebutuhannya pun disiapkan oleh Mak Yem, ART kami.


Persiapan Sekolah

Sesuai jadwal, masuk sekolah pukul 08.00 WIB dan pulang sekolah pukul.10.00 WIB. Aktivitas pagi hari masih seperti biasa. Syaquita membeli Susu Kedelai dan kemudian bermain sampai pukul 07.00 WIB. Setelah urusan dapur beres, termasuk membuatkan bekal untuknya, aku pun mengajaknya mandi. Bergegas dandan, kemudian aku melibatkan dia untuk memasukan bekal-bekalnya ke dalam tas. Kali ini aku betul-betul terlibat dalam persiapan sekolahnya. Bahkan, aku seperti tidak mau jika kebutuhan sekolah dia ada yang handle.

Musti dicatat dan diingat, nih. Ada pekerjaan khusus buat orang tua dan tidak boleh dikesampingkan, yaitu tetap membuat si kecil dalam keadaan ceria. Jangan sampai si kecil badmood di pagi hari. Tahu sendiri kalau sudah bad mood, bakal kacau jagat persilatan seharian. 😂 Nah, kalau perkara persiapan sebelum berangkat sekolah ini sangat simpel asal si kecil dalam keadaan sehat dan bahagia. Mandi pun tidak ada drama-drama. Alhamdulillaah.


Tiba di Sekolah

PAUD Shamila yang berlokasi tak jauh dari rumah, kira-kira 1 km, menjadi pilihanku untuk Syaquita belajar. PAUD ini dibangun dan dikelola oleh Desa. Ada tiga guru yang aktif di PAUD Shamila; Bu Budi, Bu Salamah, dan Bu Alivia. Mengenai fasilitas bermain anak, PAUD ini bisa dibilang cukup. Pun dengan alat peraganya. Nah, dulu di PAUD inilah Syaquita belajar. Jadi memang sudah tidak begitu asing meski hanya ikut belajar tiga hari dowang. Hahaha.

Alasan kami memilih PAUD Shamila tak lain karena lokasinya dekat dengan rumah. Lebih simpel dan tidak repot, gitu. Maklum, tiap harinya aku dan suami kan kerja. Jadi untuk selanjutnya yang antar dan nemenin yaitu ART atau Mbah Utinya. Dan untuk saat ini, kualitas sekolah belum menjadi prioritas kami. Bukan tidak ingin memberikan yang terbaik. Bagi kami di usianya yang saat ini 3.5 tahun dan dia punya keinginan sekolah, rasanya sudah cukup. Terpenting kami mengenal teman-temannya di sekolah, teman-teman yang insya allah baik semua.


Aktivitas di Hari Pertama Sekolah

Kalau tidak salah ingat, kurang lebih ada 15 siswa yang datang di hari pertama masuk sekolah. Ada 3 siswa yang mengulang PAUD, 5 siswa usia rata-rata 3.5 tahun, dan 7 siswa usia 4 tahun.

Di hari pertama sekolah, Syaquita nemplok Ibunya terus. Masih malu-malu, gitu. 😂 Namanya pertama kali sekolah, ya. Apalagi temannya semua baru. Teman main satu kompleks ada yang sudah TK dan yang seusianya belum sekolah. Yasudah, Ibunya harus menambah kesabaran supaya aktivitasnya di sekolah berjalan dengan lantjar! 👯🏻‍♀️

Perkenalan dan bermain. Hari pertama sekolah, dua aktivitas ini dikenalkan kepada siswa. Berkenalan antar siswa hanya seperti diabsen, dowang. Menurutku kurang intens, gitu. Coba kalau siswa diminta berdiri, lalu memperkenalkan namanya, kemudian salim satu per satu dengan teman-teman barunya. Mungkin lebih "bernyawa". Hahaha.

Sesi bermain dimulai, seluruh siswa dibebaskan untuk memilih alat bermain yang sudah disediakan; balok, puzzle, mandi bola, ayunan, dan masih banyak mainan yang membuat anak-anak betah.

Syaquita ambil mainan apa?

Balok. Dia minta bermain balok kayu. Masih terus minta ditemani aku, dong. Pokoknya hari pertama sekolah, banyak nempelnya. Saking nyamannya, dia sampai malas bilang kalau pingin pipis. Nah, saat dia bilang mau pipis dan sedang dalam perjalanan ke toilet, dia tiba-tiba mendekat ke tempat wudhu dan jongkok. Padahal masih pakai celana. Hahahaha.


Pulang dulu, pura-pura ambil minum dan bekal.

Mau pamit dengan alasan pipis di celana, kok kasihan anaknya, gitu. Akhirnya aku lewat pintu belakang dan mengajaknya pulang untuk ganti celana. Ketika papasan sama wali murid dan ditanya hendak kemana, aku jawab santai; mau pulang ambil minum dan bekal yang tertinggal. Astaghfirullah. 😆

Hari pertama sekolah, meski masih malu-malu, aku bahagia melihat Syaquita semangat sekolah. Apalagi saat dapat tawaran dari gurunya untuk tampil menyanyi dan dia berani tampil dengan menyanyikan lagu Pelangi. Ughh...bahagia bangetttt Ibuk inii. Surprise bangettt. 😍 Kirain bakal nempel sampai selesai sekolah, ternyata dia punya nyali juga buat maju dan nyanyi di depan teman-teman. 💕

Kami berdoa, semoga kamu bisa istiqomah sekolah PAUDnya ya, Naak. Insya allah kami siap untuk terus mendampingi sampai kamu merasa nyaman. 💕

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Dear Kecemut Ibu yang super!

Tak terasa sudah tiga kali Sabtu, kita tidak kencan. Sungguh waktu yang lama, sangat lama. Ah...jangankan berkencan, untuk sekadar membelai pipi kamu saja Ibu belum bisa lama-lama. Keterlaluan, ya. Eh...tapi Ibu merasa bahagia karena melihat pipi kamu tambah gembil, perut kamu makin berisi, dan tumbuh tinggi. Ya, setelah lebaran, nafsu makan kamu bertambah. Ngemilnya makin banyak juga. Alhamdulillaah.



Sabtu ini adalah Sabtu kedua setelah libur lebaran. Harusnya kita sudah bisa kencan, lho. Tapi sayang banget, Ibu masih kekeuh memilih berteman dengan laptop untuk melunasi hutang tulisan. Rencananya Sabtu ini Ibu akan menyelesaikan hutang tulisan. Doakan saja semoga bisa segera terlunasi dan setelahnya kita bisa kencan!

Seperti biasa, tiap kali Ibu sibuk dengan menulis, kamu pasti tidak di rumah. Bermain bersama teman-teman atau mamak menjadi pilihan. Tapi pada waktu tertentu, kamu akan pulang nyamperin Ibu di kamar yang sedang asyik mengetik. Ibu merasa kamu sudah tumbuh dewasa, selalu mengerti dan bisa memahami kesibukan Ibu. Luar biasa. Terima kasih untuk yang satu ini ya, nak.

Siang tadi, Ibu terlalu semangat menyampirkan handuk hingga mengenai lampu. Ibu tidak menyangka kamu bakal setakut itu melihat lampu yang bergerak terus menerus karena kesenggol handuk. Takut, lalu menangis. Saat seperti itu, harusnya Ibu menenangkan kamu, ya. Biasanya dipeluk beberapa saat saja kamu sudah tenang, kan. Eh...malah Ibu mengunci kamar mandi dari dalam, kita berdua ada di dalam kamar mandi, dan tangisan kamu tambah keras. Ibu merasa emosi ini sedang tidak stabil. Sampai-sampai membiarkan kamu keluar dari kamar mandi padahal sudah siang banget dan kamu belum mandi.

Kamu keluar dari kamar mandi, kemudian lari ke arah mbah uti yang sedang masak sop di dapur. Lari dengan kencang seperti ketakutan. Tapi kali ini bukan ketakutan karena melihat lampu yang terus bergerak, melainkan takut karena Ibu tidak bisa memberi kamu ketenangan. Membiarkan kamu keluar dari kamar mandi sebelum kamu merasa tenang adalah hal terbodoh yang Ibu lakukan siang itu. 

Nak, Ibu minta maaf karena belum bisa bersabar. Tolong terus bantu Ibu untuk lebih bersabar, ya.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Alhamdulillah gema takbir di mushola depan rumah malam ini sudah mulai terdengar. Ada rasa kehilangan dan juga tidak rela ketika tahu bahwa Ramadhan telah berakhir. Rasa-rasanyaa baru mulai Sahur beberapa hari yang lalu, ya. Kok sudah lebaran saja. 😊 Bukan berarti tidak bersyukur, bukan. Aku merasa sedih karena ada beberapa kegiatan atau amalan bulan ramadhan yang tidak sesuai tarjet. 😢


Tapi malam ini kenyataan ada di depan mata. Anak-anak berkumpul di depan Masjid dengan membawa obor yang terbuat dari bambu atau yang biasa disebut dengan oncor. Kegiatan takbir keliling menjadi kagiatan perdana dalam menyambut lebaran. Ada haru dan bahagia ketika melihat anak-anak kecil keliling kampung dengan membaca takbir. Aku seperti berada di tahun 90an. Ikut keliling kampung, jalan kaki, dan membawa oncor. 😢

Sebenarnya aroma lebaran mulai terasa saat siang hari aku mulai memotong daging ayam untuk dibuat Opor. Kemudian sore harinya membuat rendang dengan ditemani Kecemut. Tapi makin sore, makib malam, suasana lebaran makin terasa. Di hati rasanya lebih mantap karena sudah mendengar takbiran.

Ketimbang makin larut, mending melakukan kegiatan bermanfaat untuk menyambut lebaran. Buat yang mau mudik, jangan lupa segala keperluan tetek bengek mudik, ya. Buat para wanita, mari beberes rumah biar kelihatan makin rapih. Setelahnya, baru ngepel, masak-masak, mempersiapkan suguhan untuk oara tetamu, dan jangan lupa besok pakai baju baru, ya. Hahaha.

Yuuukk, segera bergegas. Sekarang waktunya menyambut lebaran! Jangan lupa sungkemannya, yaa. Selamat Idulfitri buat kalian. Terima kasih buat Blogegr Perempuan yang sudah mengajak pada Blogger khususnya aku, untuk ikut challenge one day one post. Alhamdulillaah...sah! L E B A R A N... ❤
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Bulan Ramadhan identik dengan bulan penuh berkah. Perbuatan baik yang kita lakukan selama bulan ramadhan, insya allah akan mendapat pahala berlimpah, makin berlimpah dari hari biasa. Makanya banyak hadist yang menganjurkan para muslim untuk menambah amalan-amalan, banyak berbagi, intinya berbuat kebaikan. Makanya, banyak orang berlomba-lomba untuk menambah amal baik di bulan ramadhan. Doa-doa pun lebih banyak yang dipanjatkan saat ramadhan karena diyakini akan diijabah oleh Allah. 🤗 


Ngomongin doa di bulan ramadhan, ada banyak doa yang aku panjatkan. Hari pertama puasa, aku membuat daftar doa yang akan aku panjatkan selama bulan ramadhan. Iya, aku tidak bisa menganggap biasa saja dengan bulan Ramadhan yang datang setahun sekali. Doa-doa secara terperinci aku sampaikan kepada Allah, Sang Maha Pemberi. 

Doa-doa tersebut rutin aku panjatkan setelah sholat dan pada waktu-waktu yang tepat untuk berdoa, yaitu pada waktu sahur,  saat berpuasa, dan ketika buka puasa. Meski banyak yang aku minta, tapi sudah di luar kepala tanpa menghafal. Doa secara keseluruhan aku panjatkan setelah sholat. Sementara pada waktu tertentu, aku panjatkan doa tambahan tapi penting untuk aku dan keluarga. Termasuk harapan.

Harapanku di penghujung ramadhan tahun ini hampir sama dengan muslim lainnya, yaitu tahun depan dipertemukan kembali dengan Ramadhan. Harapan untuk lebih baik dan banyak berbuat kebaikan pun selalu tertanam dalam jiwa. Tak hanya itu, aku berharap semoga setelah sebulan berpuasa dapat meningkatkan iman dan taqwa terhadap Allah SWT. Menjadi pribadi yang lebih baik. ❤
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose