• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Uhuuuiii...kembali lagi di postingan #KEBLoggingCollab kelompok Najwa Shihab.  Postingan ini sebenarnya harus publish tanggal 16, tapi karena terkendala ide, akhirnya mundur banyak hari. Hahaha. Asli, tema DIY (Do It Yourself) membuat pening karena jujur aku ngga pernah membuat DIY, gitu. Hihihi. Yaudah, karena ini sudah kesepakatan, aku pun melakukan improve dengan si kecil. Qiqiqiq


Menata mainannya....
Aku pernah bercerita bahwa Yasmin takut binatang. Entah itu binatang dalam bentuk replika, maupun binatang sungguhan. Atas dasar ini, aku pun kerap mengajaknya melihat binatang-binatang yang sering berkeliaran di kompleks rumah seperti Kucing, Ayam, atau binatang yang ada di dalam kandang seperti, Kambing, Kerbau, Kelinci, dll dll.

Saat Yasmin melihat Kucing, dia senang. Kadang dia juga mencoba mengejarnya sambil menirukan suara kucing. Pun ketika dia melihat Ayam. Tapi ketika aku mencoba mendekatkannya kepada hewan tersebut, sudah dipastikan dia takut. Iya, dia yang tadinya baik-baik saja, lari-lari sok mengejar Kucing atau Ayam, ketika sudah di dekatnya, nyalinya menciut. 😂

Uwuuuuw...
Ibu was was?

Ngga, kok, karena tingkat keberanian anak dengan hewan memang berbeda-beda. Aku paham akan hal ini. Apalagi ini cewek. Ketakutannya dengan hewan sudah cukup lama, mungkin dua bulan yang lalu. Sekarang, dia mulai berani "berkomunikasi" dengan Ayam, Kelinci, dan Kerbau yang sering diliarkan di lapangan. 🙊

Keberanian mendekati hewan mulai muncul ketika aku dan suami mengenalkan nama-nama hewan, suara, sampai pada wujudnya. Ini kami lakukan hampir tiap hari. Caranya pun sangat simpel, mulai dari hewan dalam bentuk digital (hewan yang sebelumnya telah kami unduh lalu disimpan di gadget) atau dalam bentuk peraga.


Eeeeh...untuk bentuk peraga, jangan dikira alat peraganya mewah, ya. Ini alat peraga aku buat dari kertas dan kardus. 🙈 Aku ambil cara simpel banget. Yaitu dengan download gambar hewan di google. Ada banyak referensi hewan yang bisa diambil dari sana. Ada juga yang lebih simpel, nyarinya pun simpel banget. Yaitu di cukup cari di blog Mami Ubi Aiden www.gracemelia.com. Di sana tinggal nyomot saja karena udah diselenggarkan untuk umum alias gratis. ðŸ˜‚

Berkomunikasi...
Setelah mendapat beberapa gambar hewan, aku menggunting kardus dalam bentuk memanjang karena akan difungsikan sebagai pegangan. Kemudian, gambar hewan ditempel di kardus menggunakan double tip. Simpel banget, ya. Hahaha.

Membuatnya sesimpel ini, tapi efek ke anak tuh luar biasa. Yasmin bahagia bangettttt dibuatin alat peraga semacam ini. Alat peraga yang dulunya hanya berfungsi sebagai pengenalan hewan dan juga suara, kini kami fungsikan sebagai alat komunikasi. Panggilan tetap menggunakan nama hewan yang ada, tapi pertanyaan serta perilaku mirip-mirip manusia.


"Haai, Kucing. Kita main, yuk!"

"Waaah....mauuu. Ayam sendirian atau sama siapa saja."

Kira-kira seperti itu percakapannya. Belajar komunikasi dengan alat seperti ini. Dan yang bikin surprise, dia sudah mulai bisa mengatur suara layaknya orang sedang berkomunikasi, gitu. Menggunakan nada rendah, agak lemas, nada tinggi, dll dll. Aaaah...Ibu makin banyak PR-nya ya, Nak. Besok mau buat mainan apa lagi, yaaaa...🙊
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Nak..Nak..Nak, sini Ibu ceritain tentang kamu pada Minggu 17 September 2017, Tantrum di dalam Bus. 



Siang itu, Ayah mengantar kita ke Terminal Sawangan, Wonosobo. Tempat ini menjadi titik awal perjalanan pulang setelah sehari sebelumnya kita menginap di rumah Mbah. Karena hari itu Ayah kerja, Ibu pun lebih memilih naik angkutan umum untuk sampai rumah Banjarnegara supaya Ayah ngga terlalu capek harus bolak-balik kantor. Tanpa menunggu lama, Bus yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang. Andai sebelumnya memesan tiket bus secara online, mungkin kita tidak akan menunggu lama.

Pelan-pelan tangan Ibu meraih tiang besi yang berada di dekat pintu masuk. Kemudian, melangkahkan kaki kanan dan disusul kaki kiri, lalu duduk di belakang sopir.

Melihatmu seperti bad mood, Ibu pun sedikit was was. Di dalam bus ngga panas-panas amat karena beberapa jendela terbuka. Tapi keringat mulai nampak di dahimu. Ibu pun melepas gendongan, dan meraih ujung jarik untuk mengipasimu. Yaa...siapa tahu sikap diam yang kamu tunjukan ke Ibu hanya karena udara panas yang membuatmu tak nyaman.

Bus baru melaju kira-kira lima menit, dan kamu minta turun padahal tujuan kita masih jauh, Nak. Ibu pun berdiri, kalik saja kamu bosan duduk. Duuuh...bukannya tenang, malah kamu rewel, nangis dengan nada suara lumayan tinggi.

"Turuuun...turuuuuuun...turuuun!"

Hanya kata itu yang terucap dari bibir mungilmu. Ibu lebih memilih untuk tetap berdiri, bersandar di samping kursi, dan meneluk-nepuk punggungmu dengan pelan.

Apakah kamu merasa nyaman dan kemudian diam?

Ngga! Kamu terus nangis sampai kedua kakimu bergerak sebagai bentuk protes ingin turun. Betapa Ibu sebenarnya bingung banget, Nak. Melihat kamu nangis, dan melihat tatapan para penumpang yang sepertinya kasihan melihatmu rewel.

Mengendarai angkutan umum, dan kamu rewel yang teramat. Ini menjadi pengalaman baru bagi Ibu. Antara kaget dan bingung tentunya. Segala upaya telah Ibu lakukan, namun ngga ada yang berhasil. Sampai di tujuan yaitu pertigaan Singamerta, kamu masih rewel.

Kamu yang biasanya baik-baik saja ketika Ibu ajak naik angkutan umum, tiba-tiba siang itu tantrum di dalam Bus. 

Kamu yang biasanya langsung minta berdiri di dekat jendela Bus, tiba-tiba siang itu ngga betah duduh di dekat jendela.

Semoga kejadian seperti ini hanya sekali saja ya, Nak. Semoga lain waktu jika Ibu ajak naik Bus (lagi), kamu dapat menikmatinya.  Seperti halnya Ibu yang kadang sampai ketiduran di Bus.💃
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Akhir tahun hampir tiba, Buk-Ibuk sudah mulai menghitung berapa tabungan atau investasi yang dimiliki selama satu tahun ini? Coba ambil buku tabungan, lihat berapa nominalnya. Lalu, ambil dompet khusus invest logam mulia, hitung ada berapa keping emas batangan. Jangan lupa, sertifikat tanah yang dibeli khusus untuk kos-kosan atau apartemen. Ada berapa sertifikat, tuh. Pasti banyak banget, ya? Uuuuwh...sungguh milyaduaaar! 😂


Ini salah satu aset paling berharga...😂
Pernah ngga sih, akhir tahun sibuk menghitung berapa aset yang terkumpul selama satu tahun? Aku belum pernah, dong. Tapi kalau menghitung pengeluaran, sih, sering.😆Duuuh...jangan dikira Ibu dengan satu anak belum banyak kebutuhan, ya. Emmm...memang belum, sih. Tapi kalau melihat cita-cita, beeuuuh...sederet cita-cita sudah terpampang dalam lembaran kertas. Dan untuk merealisasikan cita-cita, tuh, membutuhkan duit, Yaaaah. Iya...DUIT, bukan lembaran daun. 🙊Termasuk liburan akhir tahun yang telah menjadi salah satu agenda tahunan kami pun sudah tercatat. Hanya saja untuk tahun ini, tarjet liburannya ke luar Jawa Tengah, yaitu Malang, Jawa Timur.

Kenapa Malang?

Awalnya Solo akan menjadi tujuan kami liburan akhir tahun. Tapi setelah kami review, ternyata di Malang lebih banyak destinasi yang ramah anak. Iya, liburan kali ini lebih mengedepankan Yasmin. Seperti main ke Taman Dolan Batu. Yaa...meski perjalanan ke Malang membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam tanpa macet, tapi kami ingin mencoba liburan ke sana. Nah, karena ini termasuk perjalanan yang jauh banget, kami pun menganggarkan waktu tiga hari dua malam di Malang. 


A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Dec 23, 2016 at 6:40am PST

Berbeda dengan liburan akhir tahun lalu yang cukup satu hari karena lintas kota, yaitu ke Magelang. Persiapan untuk tahun ini lebih gereget. Mulai dari transportasi, amunisi selama dalam perjalan, penginapan sampai tabungan! ðŸ™Š Makanya, aku musti bijak dalam memilih moda transportasi apalagi penginapan. Harus betul-betul mempertimbangkan banyak hal karena akan menginap dua malam di Malam.

Untuk masalah transportasi, karena pakai mobil kami hanya memikirkan pembelian BBM saja. Sementara kebutuhan makan selama dalam perjalanan, kami memilih membawa camilan dan sesekali turun di rumah makan yang tipenya prasmanan. Dan untuk penginapan, kami akan memesan secara online karena lebih efisien ketimbang pesan mendadak setibanya di Malang.


Pemesanan paket wisata Bromo...
Karena kami ada rencana ke Bromo, salah satu penginapan yang kami pesan secara online pun nantinya juga tak jauh dari kawasan Bromo. Menariknya, nih, saat sedang mulai persiapan browsing penginapan, ada penawaran berupa paket wisata Traveloka ke Bromo. Selain penginapan, Traveloka juga menawarkan tiket pesawat ke Bromo. Penawaran ini dalam bentuk paket, dan harganya lebih lebih hemat dibanding pesan terpisah, gitu. Hematnya bisa sampai 20% tanpa kode promo apapun. Kan menarik. Sayangnya kami ngga pakai pesawat, jadi cukup pesan penginapannya saja.


Semoga cuaca bersahabat...
Dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, begitu banyak pengeluaran tak terduga. Makanya, sebagai bendahara rumah tangga pun aku harus bijak dalam mengatur keuangan untuk liburan akhir tahun. Makan, Penginapan, ngga perlu mewah-mewah, terpenting layak dan kebersamaan. ðŸ˜†
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Gimana sih rasanya pisah ranjang dengan anak dan juga suami? Euuumh...ternyata biasa banget, aku pernah mencobanya beberapa hari yang lalu dan sukses bikin bahagia. 😂 Ini gue somplak amat, ya. Kayak orang ngga normal aja. Qiqiqi Tapi jangan dikira aku ada permasalahan keluarga, ya. Hahaha.



Ini kali pertama aku meninggalkan anak dan suami untuk suatu kepentingan. Ngga bertemu dengan mereka satu setengah hari. Bahagia? Sama sekali ngga. Mau bobok biasanya ada yang mijetin, malam itu harus memejamkan mata tanpa ada pijetan. Udah gitu, tiba-tiba kaki kram karena habis kungkum di kolam hangat D'Qiano. Onde mandeee, nelangsoo bangett. Uuuwh...berat banget.

Tengah malam biasanya ada yang membangunkan untuk nenen, eeh malah waktu itu aku terbangun tapi bukan buat nenenin. Melihat kanan kiri, teman tidur sudah pada pules semua rasanya jadi horror. Aku pun melihat handphone, baru jam 02.00 WIB. Masih ada tiga jam lagi menuju subuh. Mata dipaksa untuk kembali tidur, tapi susah. Uuwh...betapa beratnya pisah ranjang.

Belum lagi drama saat mengantarkan Yasmin kepada Omnya. Dia nangis dengan suara sampai melengking. Sebenarnya aku ngga tega banget, tapi lebih ngga tega lagi kalau harus membawanya ke Dieng untuk ikut famtrip sementara cuaca sedang tak menentu.

Pagi itu, Yasmin masih bersama aku karena malam harinya ikut menginap di Hotel Surya Yudha Banjarnegara. Dia bobok kira-kira jam 23.00 WIB. Itupun setelah makan roti dari Mbak Mechta. Nampaknya dia kelaparan karena sempat mengajak keluar buat jajan. Bangun tidur kira-kira pukul 06.00 WIB, Yasmin langsung mainan dan aku malah leha-leha ngga jelas sampai pada akhirnya waktu untuk sarapan pagi tiba dan aku lupa memberi ASI terlebih dahulu kepada Yasmin. Sungguh ini penyesalan yang teramat.

Merasa beruntung karena keyakinan telah terkumpul dan begitu kuat, alhamdulillaah Yasmin ngga rewel meski kami pisah ranjang. Menurut Mbah Uti, malam harinya sih dia bangun karena pingin minum, tapi semua dapat teratasi dan ngga sampai rewel. Alhamdilillaah...bahagia banget kalau ninggalin anak bojo tapi ngga rewel. Uuuwh...
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Nak..Nak..Nak, sini Ibu ceritain tentang kamu pada Minggu, 05 Nopember 2017, ketika Ibu menghadiri kondangan anaknya Pak Wakil yang bertempat di Gedung Akakom Yogyakarta, dan Ibu memilih untuk ngga mengajakmu. Untuk segala kebutuhanmu hari itu, Ibu percayakan kepada Ayahmu yang hari itu libur kerja.

Naak..nak...nak, pelan-pelan...

Ibu kira, kamu akan baik-baik saja. Kamu akan lemena, tenang ditinggal Ibu yang perginya ngga lama. Tapi pada kenyataannya lain dengan harapan-harapan Ibu. Ayah bercerita banyak tentang segala hal yang kamu lakukan hari itu juga. Bercerita dengan ekspresi yang sedikit kesuh. Ibu pun hanya bisa menjadi pendengar setia, ngga bisa membelamu apalagi sok menasehati Ayah. Ibu betul-betul membiarkan Ayahmu bercerita dengan segala perasaan kesuh yang meletup-letup.

***

"Kenapa jam segini belum sampai rumah?" Pertanyaan ini datang dari suami lewat chat Whats App dengan diakhiri emotikon marah. Dengan segala alasan aku sampaikan kepadanya, tapi ngga ada balasan barang emotikon. Miris, memang. Tapi aku sadar, karena hari itu juga akan ada acara di rumah. Ibuku dan Mak Kiyem pasti sibuk di dapur. Artinya, mau ngga mau suami harus mengurus Yasmin selama pekerjaan dapur belum selesai.

Kesabaran seorang Ayah cukup terbatas. Memang, yang kerap ngomel-ngomel  di rumah adalah Ibu, tapi stok kesabaran seorang Ibu lebih banyak dibanding Ayah. Ini sih di rumah tangga kami, ya. Kepada suami tersayang, kamu harus mengakui hal ini. Kalau ngga, maka akan terjadi gejolak dariku! Hahaha

Acara kondangan yang aku prediksi maksimal Maghrib sudah sampai di rumah (lagi), ternyata molor karena sepulang dari resepsi hujan deras. Perjalanan pulang yang biasanya lebih cepat, kali ini justeru lebih lama karena mementingkan keselamatan penumpang. Sopir pun memilih rute jalan yang lebih panjang yaitu lewat Jalan Purworejo. Satu jam lebih lama dari rute biasa, demi keselamatan.


***

Ibu hanya bisa pasrah, Nak. Karena perginya dengan rombongan kantor. Jam pulang kerja yaitu jam 16.00 WIB, biasanya kamu menunggu Ibu di Tandonsari. Kata Ayah, di jam tersebut kamu minta jalan ke Tandonsari padahal sore itu gerimis. Ayah berusaha untuk ngga menuruti keinginanmu, tapi ternyata kemauanmu itu sungguh ngga bisa diganti dengan apapun. Dengan berat hati, Ayah mengajakmu ke Tandonsari.

Hari makin gelap dan kamu ngga mau pulang, kekeuh menunggu Ibu. Kali ini Ayah ngga bisa menuruti keinginanmu lagi. Ayah terpaksa membawamu pulang ke rumah. Kamu menangis di sepanjang jalan sampai Ayah bingung harus berbuat apa. Sesampainya di rumah, kamu masih menangis dan tambah rewel. Diajak siapapun ngga mau, nempel terus sama Ayah.

Sampai pada cerita ayah yang paling menggelitik. Katanya, kamu mengambil satu baju favorit Ibu di tumpukan baju yang belum disetrika dan dibawa kemanapun kamu jalan. Yang membuat Ibu terharu, baju itu terus dipegang sampai kamu bobok. Ibu menyaksikan sendiri saat udah sampai rumah. Ibu masuk kamar dan mendapati baju Ibu ada di sampingmu, dipegang erat. Nak...Nak...Nak, kelakuanmu yang satu ini bikin terharu, asli.

Dear Kecemutnya Ibu, 

Ngga tahu kenapa, Ibu suka ngga percaya kalau anak semanis kamu bisa tantrum yang kadang seketika itu membuat Ibu menjadi perempuan lemah. Tapi kembali lagi pada kewajiban Ibu sebagai orang tua, Ibu harus menjadi perempuan yang kuat di hadapanmu, khususnya. Ada banyak harapan yang telah Ibu dan Ayah tulis untukmu. Harapan Ibu sederhana, ngga muluk-muluk, kok. Kamu dapat mengendalikan diri ketika kelak mendapati masalah. Ini menjadi salah satu harapan Ibu. Makanya, sedapat mungkin kami selalu berusaha tegar di hadapanmu supaya kamu bisa lebih tegar dari kami, kelak.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose