• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Bunyi petasan dan kembang api yang dinyalakan saat malam pergantian tahun, sukses membuatku pedih. Ya, saat sebagian orang merasa bahagia menyambut pergantian tahun dengan menyalakan petasan atau melepas lampion, aku malah sedih sambil ngekepin Kecemut, nyiumin lehernya sampai tak terasa air mataku menetes. Dududu...melow amat, ya. 😢

"Tuhan, benarkah ini sudah masuk tanggal 1 Januari 2018? Benarkah?" 😏😏

Rasa-rasanya belum juga percaya kalau kemarin adalah malam pergantian tahun. Aku juga belum percaya kalau hari ini sudah masuk tanggal 2 Januari. Rasanya baru kemarin aku berjuang menjadi Ibu Perah yang tiap lima jam musti ke ruang laktasi untuk memerah ASI. Tiap malam mencuci botol ASIP, lalu mensterilkannya. Mencuci dot dan juga pompa ASI. Rasanya belum lama, tapi ternyata usia Kecemut sebentar lagi masuk 24 bulan. Artinyaaaaa......😭😭

Ibu kok lama, yaa...
Pedih itu makin menjadi tiap hendak pulang kerja. Ditemani Mbah Uti, hampir tiap sore Kecemut menjemputku di Tandon. Kalau lagi jodoh, kami sama-sama sok histeris saat berjumpa. Seperti pasangan yang LDR-an setahun, lalu berjumpa. *dyaaaaar* Sebaliknya, misal aku pulang terlambat, kami berjumpa di rumah.

"Ibu pulaaaaaang...Ibuuuuuu...Ibuuuuu, mau sama Ibuuu."

Mesin kendaraan masih menyala, dan dia langsung naik motor di bagian depan. Dada ini rasanya plong. Belum lagi kalau dia lanjut minta keliling kampung, lelah karena pekerjaan kantor pun rasanya hilang saat itu juga. 🤗


"Ayoooo Ibuu, eneen. Ayoooo...!"

Ini yang dia minta setelah keliling kampung. Dia ngga mau tahu aku masih pakai baju kerja. Ngga peduli dengan aroma tubuhku yang harumnya bikin orang sampai metot hidung atau bersin. Pokoknya, langsung gasss. 🤣🤣🤣

Pulang kerja sampai rumah pukul 16.30 WIB. Ekspektasiku, sesampainya di rumah bakal mainan sama dia. Atau ngeledekin dia sampai ketawa riang, bahkan menangis. Tapi kenyataanya, baru nempel mabelas menit, dia sudah tepar. Kena bius lokal yang paling ajib. Dududu...dan ini nyaris tiap hari terjadi. Ngga banyak waktu untuk sekadar melihat senyumnya dan sifat ngeyelnya yang kata Mbah Uti makin pinter. 😗

Pokoke tak gendong kemana-mana...
Dear Syaquita, Wita, Yasmin, Kecemut (banyak amat panggilannya, ya). 😎

Saat ini Ibu sedang resah. Ibu terus bertanya-tanya dalam hati, kalau kamu sudah ngga enen lagi, apakah nanti masih menunggu Ibu di Tandon? Apa yang ditunggu dari Ibu ketika nanti kamu sudah ngga enen? Pasti Ibu akan rindu dengan kebiasaan tidurmu. Tidur di atas dada Ibu setelah enen atau malah sambil enen. 😭😭

Duuuh...kenapa melow amat, sih. Mau ngucapin tahun baru saja ngga kuasa rasanya. Aah...selamat tahun baru, Kawans. Semoga tambah segalanya yang baik-baik, ya. Doakan aku kuat. Mau nyapih aja sedihnya gini amat. 😭😭😭

Ps. Ketakutan paling mendalam saat nanti berhasil disapih adalah tentang kedekatan. Aku takut Kacemut jadi cuek sama akooooooh, Ibunya. 😢😢

Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Mulut mungilnya terus mengulang dengan pertanyaan yang sama. Tak sabar mendapat jawaban, tangan kanannya pun bergerak seakan memberi isyarat untuk mendapat jawaban lebih cepat. Dengan adegan-adegan sederhana seperti itu, kerap membuatku terpukau dengan tingkahnya. Apalagi jika aku berhasil meledeknya, atau memberi jawaban yang membuat kedua matanya turut bicara. Tambah emesh! 😉



Entah sengaja atau memang ingin bermanja, kadang dia masih terus bertanya padahal sudah mendapat jawaban. Sesekali dia melempar petanyaan-pertanyaan berikutnya yang berujung pada kesuh sendiri tapi sukses bikin Ibu ngakak so hard karena kadang terlalu susah menerjemahkan celotehannya. Beda banget isyarat balikan dari mantan yang mudah ditebak. 🤣

Aku sering ngga percaya saat mendengar celotehan-celotehan ringan keluar dari mulut Yasmin. Selain banyaknya kosa kata, aku sempat mengira bahwa Yasmin bakal ngalami speech delay. Pikirku, sih, karena perkembangan berjalannya bisa dibilang terlambat, jadi sepertinya akan berpengaruh dengan perkembangan bicaranya juga.

Tapi pernyataan bahwa tiap anak, tuh, unik, kini kembali terbukti. Bahwa apa yang mereka tunjukan duluan kepada dunia, itulah yang mereka kuasai dulu saat itu. Belajar jalan boleh terlambat, tapi ngga dengan belajar ngocehnya yang sudah mirip Burung Beo. 

My Darling, maafkan Ibu yang kadang sampai susah menerjemahkan celotehanmu, ya. 🙈

Dari sekian juta celotehan yang belum semuanya aku pahami, Yasmin punya celotehan andalan yang dia ucapkan secara utuh, dan cukup jelas. Ini, nih, celotehan favorit yang kerap diucapkan di usianya yang genap dua puluh bulan.

Apa, ya?

Ini kelihatan sepele banget. Apalagi buat orang dewasa. Tapi ketika celotehan ini keluar dari mulut Yasmin, aku tak kuasa untuk tidak memberikan respon. Nampak rasa ingin tahunya begitu besar. Belum lagi dari ekspresi mata dan bahasa tubuhnya, dia betul-betul membutuhkan jawaban.



Celotehan berupa pertanyaan ini biasanya dia lontarkan saat melihat benda yang baru dijumpai atau mendengar suara yang asing menurutnya.

"Apa, ya?"

"Itu suara tikus lagi berantem di atas."

"Apa, ya?"

"Tikuut, Sayang."

"Hiiih...takuut."

Jatuhlah dia ke dalam pelukan Ibu hanya karena suara tikus rusuh. Hahaha.

Wita Mawon

Sepertinya Kecemutku ini bakal menjadi perempuan yang mandiri. ~aamiin~ Dia jarang minta tolong jika memang dia bisa mengerjakannya sendiri. Menaruh baju kotor miliknya, misalnya.

Sebelum ke mandi, baju-baju kotor miliknya ngga hanya boleh dibawanya. Aku, Uti, Mak Yem, ngga boleh membawa baju-baju yang baru dia pakai. Karena sudah tahu tempat baju kotor, dia pun langsung menuju mesin cuci. Ditaruhlah baju tersebut ke dalam ember yang ada di dekat mesin cuci.

Tak berhenti sampai sini. Membawa barang yang agaknya cukup merugikan pun sering dia minta. Piring yang baru buat makan aku, misalnya. Melihatnya ngotot mau membawakan piring, was wasa rasanya. Tapi kalau dia udah bilang "wita mawon", aku mending mendampinginya ketimbang menjadi ribut nantinya.

Eh btw, arti dari wita mawon tuh wita saja. Bahasa yang dia pakai campuran, gitu. Seperti nama panggilannya, kadang Yasmin, Syaquita, kadang juga Wita. Hahahaha. Biar lah, yang penting bahagia. 🤣

Ayo Dolan!

Ini ngga bisa ditawar, kalau udah minta keluar dari rumah, tangannya bakal meraih tangan siapapun yang sedang dia inginkan untuk menjadi partner dolan. Biasanya sih tangan Ayahnya. Minta dolan, plus jajan! Beuuuh...kalau udah sampai sini, ngga ada yang tergantikan. Harus Ayah karena memang hanya Ayah yang mau mengantarnya ke warung.

Kalau Ibu? No no no no! Biarin kalau dikatain kejam, yang penting halal. 😂



Jadi nih, Yasmin tipe anak yang agak susah kalau hanya main di rumah. Dia lebih suka main di luar rumah. Tapi ya, kadang Utinya suka protektif, gitu. Meski udah ditahan sama Utinya, dia tetap ngeyel dan terus mengajak dolan. Hahaha.

Dududuh...ternyata asyik juga mengingat-ingat celotehan si kecil. Ibu asyik menuliskannya, yang baca mah malas banget. Hahaha. Ngga apa-apa, buat kenangan ya, Beb.
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
"Duuh...sesekali saja main ke Depo Pelita deh, Yah. Mainan anak di rumah kan sudah cukup komplit. Maksimalkan saja penggunaannya buat Yasmin." Di tengah-tengah obrolan sebelum istirahat malam, tiba-tiba aku bermimpi. Eeeeh...ini gimana ceritanya, belum tidur tapi sudah mimpi. Hahaha. Bukan, bukan bermimpi saat sedang bobok cantik, tapi ini adalah impian. Biar otot ngga terlalu tegang, kami kerap menyelipkan angan-angan dalam suatu obrolan yang kadang sampai membuat kami ngikik parah sampai membangunkan gadis kecil yang sedang tidur pulas di tengah-tengan kami.

Impian: punya taman labirin di belakang rumah. Boleh? Qiqiqi

Bagiku, salah satu obrolan menarik ketika hendak istirahat malam dan suami sedang dalam kondisi fit adalah tentang impian. Bagaimana tidak, karena dengan memiliki impian, kami merasa makin semangat dalam menjalani kehidupan yang makin ke sini makin terasa istimewa. Hihihihi. Jangan dikira obrolannya bakal menjadi berat atau malah menjadi sebuah beban, ya. Bukan, bukan itu tujuan obrolannya, kok. Kami hanya sekadar berbagi ide, impian, yang tanpa kami sadari biasanya akan mendapat semacam kesepakatan.

Obrolan perihal impian aku, impian suami, yang pada akhirnya menjadi impian kami semakin seru bila sudah masuk pada ranah duit duit duit. Aaaah...dikira impian itu bisa didapat tanpa lembaran rupiah? Ooowh...tentu saja bisa, tapi ngga semua impian lah, ya. Makanya, perlu banget menjadi manusia yang banyak akal untuk mewujudkan sebuah mimpi.

Kalau buat tempat ginian, butuh duit berapa? Qiqiqiqi
"Semisal punya banyak bola warna-wani sampai bisa dibuatkan tempat mandi bola, rumah bakal tambah ramai ya, Bu." Dududuuh...ini masuk khayalan atau impian ya, Suamik? Kalau memang ada tempat, sepertinya eman-eman untuk tempat mandi bola, deh. Kecuali hanya memerlukan tempat yang ngga begitu luas, cukup seukuran kolam dari karet gitu, ya.

Tunggu dulu...

Itu bakal beli berapa banyak bola untuk memenuhinya, ya? Butuh duit berapa itu, ya. Aaaah...itu, sih, pertanyaan receh dari suami. Kalau aku, mah, ngga mikirnya gampang! Qiqiqi. Cukup menunggu diskonan dari toko online atau menunggu diskon HARBOLNAS (Hari Belanja Online Nasional) di Bukalapak, satu per satu impian bakal terwujud. Apalagi, kadang ada yang ngasih diskonnya berlebihan banget sampai ngasih gratis ongkos kirim. Duuuh...ini godaan banget dan bagaimana perempuan ngga kepincut, ya. Fufufufu.

Kepincut, boleh. Tapi jangan lupa musti cerdik sebelum benar-benar terperangkap dalam Harbolnas supaya Suamik tetap dalam posisi nyaman. Hihihi. Nah, berikut ada empat cara untuk mengontrol napsu belanja saat Harbolnas. 

Menyusun daftar belanja terlebih dahulu,

Meski belanja online punya risiko lebih boros karena mata lebih cepat melihat barang lain di sebelahnya, kamu tetap bisa mengontrolnya dengan membuat daftar belanja. Kunjungan ke situs jual beli online terpercaya seperti Bukalapak dijamin bebas kemungkinan boros berkat kontrol terhadap produk apa saja yang hendak dibeli. Kemungkinan membeli produk diluar daftar bisa dihindari yang artinya total belanja melebihi budget tidak akan dialami.

Masukan keranjang belanja, ya. Hahaha
Membandingkan harga dan mengambil yang termurah,

Saat belanja online, usahakan untuk membandingkan harga karena di sini lah kamu menjumpai banyak penjual. Mencari mainan anak, misalnya. Maka akan menjumpai banyak hasil pencarian, dan kamu bisa memilih yang termurah. Jadi, ketika diberi kesempatan membayar lebih rendah namun mendapatkan produk yang kualitasnya sama, maka jangan diabaikan begitu saja. Usahakan untuk dicermati dan akan semakin hemat kalau semua belanjaan kamu pilih dari harga terendah.

Baiknya belanja di satu penjual online,

Ini sebenarnya susah karena kadang ngga semua produk yang diinginkan ada di satu pelapak. Tapi kamu harus mempertimbahkan, bahawa akan tetap hemat kalau tidak belanja di banyak Pelapak. Pelan-pelan dicoba dulu, cukup belanja di satu Pelapak saja. Tujuannya adalah menghindari beban biaya pengiriman beberapa kali karena ketika belanja di satu toko maka ongkirnya cukup sekali saja. Kecuali jika belanjaan yang diorder melebihi berat 1.3 kg, maka kamu akan dikenai ongkir dua kali sesuai kelipatan beratnya. Sehingga untuk belanja produk yang ringan misal baju, jilbab, kosmetik, dan sejenisnya pilih transaksi di satu toko saja. Bisa ngga, hayo?

Mencari penjual online yang tidak terlalu jauh,

Lokasi penjual yang jauh dari tempat tinggal kamu, bisa membuat diskon yang didapatkan tidak terasa, alias menguap begitu saja. Bisa jadi belanja yang harusnya mendapatkan potongan harga Rp 30 ribu, namun karena Pelapaknya cukup jauh, maka ongkirnya lebih dari diskon. Bagaimana? Ngga jadi ngirit, kan? Hahaha. 

Belanja online mudah, tapi jangan memudahkan, ya. Musti cermat dan sedikit cerdik. Apalagi untuk sebuah barang impian, ini harus dibicarakan dahulu dengan Suamik atau Teman. Sekadar minta pendapat supaya ngga menyesal dikemudian dan ngga ada perdebatan sengit dengan Suamik karena salah pilih barang. Hihihi. Jangan asal kepincut ya, BuIbuuuk.
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Menuju usia dua tahun, ternyata mulai banyak lagu yang dilantunkan oleh Yasmin. Dududu...ngga sia-sia tiap hari aku sok rajin memutar lagu buat Yasmin, baik lagu anak-anak yang hits sejak dahulu kala seperti semut-semut kecil, maupun lagu hits yang banyak beredar pada zaman now seperti baby shark. Ada lagu andalan yang tiap hari kami dengarkan sambil ikut menirukan. Ada juga beberapa lagu yang hanya aku putar sesekali, sekadar tahu saja.


Cicaaaak-cicaak di dindiing... 🙊
Untuk menyanyikan lagu anak, Yasmin masih terbata-bata, belum lancar banget. Dia juga masih suka mengambil kata akhir pada tiap bait lagu. Pengucapan tiap kata pun belum sempurna. 😂

"Nai kereta api, tuut tuut tuut...
Siapa henda turun, ke andung, uabaya... (padahal yang benar itu turut, bukan turun)
Olehkah nai dengan ecuma...
Ayo awan ku epas nai. Keretaku ta berenti lama....."

Ngga asing dengan lirik lagu di atas, kan? Ya, lirik lagu Naik Kereta Api. Dia lagi suka banget lagu itu. Sampai tiap hari nonton video yang telah aku unduh dari youtube. Rasanya tuh lucu-lucu gimana, gitu. Mendengar dia nyanyi yang kadang seperti tergesa-gesa ingin cepat selesai, kosa kata belum penuh, bahkan kadang sampai salah lirik. Asli, kalau lagi live dan aku ada di dekatnya, bakal senyum-senyum sendiri. Membayangkan mungkin dulu aku seperti itu.🙊

Ehya...pagi ini aku mendapati dua kejutan sekaligus. Pertama karena kelakuan Ayah yang suka memberi apa saja yang Yasmin minta. Dan pagi ini yang dia beri kepada Yasmine adalah cream malam. Cream itu tertutup rapat banget, tapi Yasmin bisa membukanya. Hasilnya, ngga hanya dioles ke wajahnya, tapi juga dicolek-colek a la selai, lalu dimasukan ke dalam mulut. Rasanya, tuh, pingin nguwel-nguwel Ayahnya. 😝😝😝

Tapi...rasa kesal hilang begitu saja hanya karena aku mendengar Yasmin nyanyi full version meski masih belum jelas tiap katanya.

Ini kejutan kedua. Bahwa dia menyanyi lagu Cicak di Dinding dari awal sampai akhir tanpa ada yang salah lirik. Semua kata diucapnya secara utuh, meski masih hilang beberapa huruf konsonan. 

"Cica-cica di dinding...
diam-diam meayap...
datang seekor amuuuk...
haaap! langsung diangkap..."

Sungguh ini kebahagiaan bagi seorang Ibu dengan satu anak. Ketika aku sedang sok ngomel-ngomel (padahal sebenarnya saking takutnya dia sudah makan beberapa colekan cream malam), dia justeru enjoy menyanyikan lagu Cicak di Diding sambil putar-putar kamar. Sebenarnya, sih, ini salah satu cara ampuh yang dia lakukan supaya Ibunya berhenti ngomel. Tapi masa iya, dia udah paham cara untuk menetralisir Ibu yang suka marah-marah. 😝 😂

Antara kesal, gemas, bahagia, dan pingin ngasih minum putih yang banyak. Tapi untuk menjaga kewibawaan, aku sok bersikap biasa saja. Ngga ngasih tepuk tangan seperti yang biasa aku lakukan saat dia mencapai sebuah prestasi. Ya, dia bisa menyanyi secara utuh, penuh dan nyaris jelas per kata, bagiku ini merupakan sebuah prestasi. Yaaa...meski sebenarnya Ibu salah karena ngga mengapresiasikan saking menjaga KONSISTENSINYA. 😂😂 Tapi percayalah, Nak, Ibu bahagia banget pagi ini. Ibu bangga banget mendengar kamu bernyanyi sambil senyum-senyum di depan Ayah dan Ibu.

Nanti sore kita menyanyi bersama lagi ya, Nak. Tetap dengan Cicak di Dinding, nanti sambil Ibu peluk-peluk, cium-cium, dan Ibu beri hadiah tepuk tangan yang meriah. Moment ini harus kita rayakan! 👏👏👏
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Uhuuuiii...kembali lagi di postingan #KEBLoggingCollab kelompok Najwa Shihab.  Postingan ini sebenarnya harus publish tanggal 16, tapi karena terkendala ide, akhirnya mundur banyak hari. Hahaha. Asli, tema DIY (Do It Yourself) membuat pening karena jujur aku ngga pernah membuat DIY, gitu. Hihihi. Yaudah, karena ini sudah kesepakatan, aku pun melakukan improve dengan si kecil. Qiqiqiq


Menata mainannya....
Aku pernah bercerita bahwa Yasmin takut binatang. Entah itu binatang dalam bentuk replika, maupun binatang sungguhan. Atas dasar ini, aku pun kerap mengajaknya melihat binatang-binatang yang sering berkeliaran di kompleks rumah seperti Kucing, Ayam, atau binatang yang ada di dalam kandang seperti, Kambing, Kerbau, Kelinci, dll dll.

Saat Yasmin melihat Kucing, dia senang. Kadang dia juga mencoba mengejarnya sambil menirukan suara kucing. Pun ketika dia melihat Ayam. Tapi ketika aku mencoba mendekatkannya kepada hewan tersebut, sudah dipastikan dia takut. Iya, dia yang tadinya baik-baik saja, lari-lari sok mengejar Kucing atau Ayam, ketika sudah di dekatnya, nyalinya menciut. 😂

Uwuuuuw...
Ibu was was?

Ngga, kok, karena tingkat keberanian anak dengan hewan memang berbeda-beda. Aku paham akan hal ini. Apalagi ini cewek. Ketakutannya dengan hewan sudah cukup lama, mungkin dua bulan yang lalu. Sekarang, dia mulai berani "berkomunikasi" dengan Ayam, Kelinci, dan Kerbau yang sering diliarkan di lapangan. 🙊

Keberanian mendekati hewan mulai muncul ketika aku dan suami mengenalkan nama-nama hewan, suara, sampai pada wujudnya. Ini kami lakukan hampir tiap hari. Caranya pun sangat simpel, mulai dari hewan dalam bentuk digital (hewan yang sebelumnya telah kami unduh lalu disimpan di gadget) atau dalam bentuk peraga.


Eeeeh...untuk bentuk peraga, jangan dikira alat peraganya mewah, ya. Ini alat peraga aku buat dari kertas dan kardus. 🙈 Aku ambil cara simpel banget. Yaitu dengan download gambar hewan di google. Ada banyak referensi hewan yang bisa diambil dari sana. Ada juga yang lebih simpel, nyarinya pun simpel banget. Yaitu di cukup cari di blog Mami Ubi Aiden www.gracemelia.com. Di sana tinggal nyomot saja karena udah diselenggarkan untuk umum alias gratis. 😂

Berkomunikasi...
Setelah mendapat beberapa gambar hewan, aku menggunting kardus dalam bentuk memanjang karena akan difungsikan sebagai pegangan. Kemudian, gambar hewan ditempel di kardus menggunakan double tip. Simpel banget, ya. Hahaha.

Membuatnya sesimpel ini, tapi efek ke anak tuh luar biasa. Yasmin bahagia bangettttt dibuatin alat peraga semacam ini. Alat peraga yang dulunya hanya berfungsi sebagai pengenalan hewan dan juga suara, kini kami fungsikan sebagai alat komunikasi. Panggilan tetap menggunakan nama hewan yang ada, tapi pertanyaan serta perilaku mirip-mirip manusia.


"Haai, Kucing. Kita main, yuk!"

"Waaah....mauuu. Ayam sendirian atau sama siapa saja."

Kira-kira seperti itu percakapannya. Belajar komunikasi dengan alat seperti ini. Dan yang bikin surprise, dia sudah mulai bisa mengatur suara layaknya orang sedang berkomunikasi, gitu. Menggunakan nada rendah, agak lemas, nada tinggi, dll dll. Aaaah...Ibu makin banyak PR-nya ya, Nak. Besok mau buat mainan apa lagi, yaaaa...🙊
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose