• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Akhir tahun hampir tiba, Buk-Ibuk sudah mulai menghitung berapa tabungan atau investasi yang dimiliki selama satu tahun ini? Coba ambil buku tabungan, lihat berapa nominalnya. Lalu, ambil dompet khusus invest logam mulia, hitung ada berapa keping emas batangan. Jangan lupa, sertifikat tanah yang dibeli khusus untuk kos-kosan atau apartemen. Ada berapa sertifikat, tuh. Pasti banyak banget, ya? Uuuuwh...sungguh milyaduaaar! 😂


Ini salah satu aset paling berharga...😂
Pernah ngga sih, akhir tahun sibuk menghitung berapa aset yang terkumpul selama satu tahun? Aku belum pernah, dong. Tapi kalau menghitung pengeluaran, sih, sering.😆Duuuh...jangan dikira Ibu dengan satu anak belum banyak kebutuhan, ya. Emmm...memang belum, sih. Tapi kalau melihat cita-cita, beeuuuh...sederet cita-cita sudah terpampang dalam lembaran kertas. Dan untuk merealisasikan cita-cita, tuh, membutuhkan duit, Yaaaah. Iya...DUIT, bukan lembaran daun. 🙊Termasuk liburan akhir tahun yang telah menjadi salah satu agenda tahunan kami pun sudah tercatat. Hanya saja untuk tahun ini, tarjet liburannya ke luar Jawa Tengah, yaitu Malang, Jawa Timur.

Kenapa Malang?

Awalnya Solo akan menjadi tujuan kami liburan akhir tahun. Tapi setelah kami review, ternyata di Malang lebih banyak destinasi yang ramah anak. Iya, liburan kali ini lebih mengedepankan Yasmin. Seperti main ke Taman Dolan Batu. Yaa...meski perjalanan ke Malang membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam tanpa macet, tapi kami ingin mencoba liburan ke sana. Nah, karena ini termasuk perjalanan yang jauh banget, kami pun menganggarkan waktu tiga hari dua malam di Malang. 


A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Dec 23, 2016 at 6:40am PST

Berbeda dengan liburan akhir tahun lalu yang cukup satu hari karena lintas kota, yaitu ke Magelang. Persiapan untuk tahun ini lebih gereget. Mulai dari transportasi, amunisi selama dalam perjalan, penginapan sampai tabungan! ðŸ™Š Makanya, aku musti bijak dalam memilih moda transportasi apalagi penginapan. Harus betul-betul mempertimbangkan banyak hal karena akan menginap dua malam di Malam.

Untuk masalah transportasi, karena pakai mobil kami hanya memikirkan pembelian BBM saja. Sementara kebutuhan makan selama dalam perjalanan, kami memilih membawa camilan dan sesekali turun di rumah makan yang tipenya prasmanan. Dan untuk penginapan, kami akan memesan secara online karena lebih efisien ketimbang pesan mendadak setibanya di Malang.


Pemesanan paket wisata Bromo...
Karena kami ada rencana ke Bromo, salah satu penginapan yang kami pesan secara online pun nantinya juga tak jauh dari kawasan Bromo. Menariknya, nih, saat sedang mulai persiapan browsing penginapan, ada penawaran berupa paket wisata Traveloka ke Bromo. Selain penginapan, Traveloka juga menawarkan tiket pesawat ke Bromo. Penawaran ini dalam bentuk paket, dan harganya lebih lebih hemat dibanding pesan terpisah, gitu. Hematnya bisa sampai 20% tanpa kode promo apapun. Kan menarik. Sayangnya kami ngga pakai pesawat, jadi cukup pesan penginapannya saja.


Semoga cuaca bersahabat...
Dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, begitu banyak pengeluaran tak terduga. Makanya, sebagai bendahara rumah tangga pun aku harus bijak dalam mengatur keuangan untuk liburan akhir tahun. Makan, Penginapan, ngga perlu mewah-mewah, terpenting layak dan kebersamaan. ðŸ˜†
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Gimana sih rasanya pisah ranjang dengan anak dan juga suami? Euuumh...ternyata biasa banget, aku pernah mencobanya beberapa hari yang lalu dan sukses bikin bahagia. 😂 Ini gue somplak amat, ya. Kayak orang ngga normal aja. Qiqiqi Tapi jangan dikira aku ada permasalahan keluarga, ya. Hahaha.



Ini kali pertama aku meninggalkan anak dan suami untuk suatu kepentingan. Ngga bertemu dengan mereka satu setengah hari. Bahagia? Sama sekali ngga. Mau bobok biasanya ada yang mijetin, malam itu harus memejamkan mata tanpa ada pijetan. Udah gitu, tiba-tiba kaki kram karena habis kungkum di kolam hangat D'Qiano. Onde mandeee, nelangsoo bangett. Uuuwh...berat banget.

Tengah malam biasanya ada yang membangunkan untuk nenen, eeh malah waktu itu aku terbangun tapi bukan buat nenenin. Melihat kanan kiri, teman tidur sudah pada pules semua rasanya jadi horror. Aku pun melihat handphone, baru jam 02.00 WIB. Masih ada tiga jam lagi menuju subuh. Mata dipaksa untuk kembali tidur, tapi susah. Uuwh...betapa beratnya pisah ranjang.

Belum lagi drama saat mengantarkan Yasmin kepada Omnya. Dia nangis dengan suara sampai melengking. Sebenarnya aku ngga tega banget, tapi lebih ngga tega lagi kalau harus membawanya ke Dieng untuk ikut famtrip sementara cuaca sedang tak menentu.

Pagi itu, Yasmin masih bersama aku karena malam harinya ikut menginap di Hotel Surya Yudha Banjarnegara. Dia bobok kira-kira jam 23.00 WIB. Itupun setelah makan roti dari Mbak Mechta. Nampaknya dia kelaparan karena sempat mengajak keluar buat jajan. Bangun tidur kira-kira pukul 06.00 WIB, Yasmin langsung mainan dan aku malah leha-leha ngga jelas sampai pada akhirnya waktu untuk sarapan pagi tiba dan aku lupa memberi ASI terlebih dahulu kepada Yasmin. Sungguh ini penyesalan yang teramat.

Merasa beruntung karena keyakinan telah terkumpul dan begitu kuat, alhamdulillaah Yasmin ngga rewel meski kami pisah ranjang. Menurut Mbah Uti, malam harinya sih dia bangun karena pingin minum, tapi semua dapat teratasi dan ngga sampai rewel. Alhamdilillaah...bahagia banget kalau ninggalin anak bojo tapi ngga rewel. Uuuwh...
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Nak..Nak..Nak, sini Ibu ceritain tentang kamu pada Minggu, 05 Nopember 2017, ketika Ibu menghadiri kondangan anaknya Pak Wakil yang bertempat di Gedung Akakom Yogyakarta, dan Ibu memilih untuk ngga mengajakmu. Untuk segala kebutuhanmu hari itu, Ibu percayakan kepada Ayahmu yang hari itu libur kerja.

Naak..nak...nak, pelan-pelan...

Ibu kira, kamu akan baik-baik saja. Kamu akan lemena, tenang ditinggal Ibu yang perginya ngga lama. Tapi pada kenyataannya lain dengan harapan-harapan Ibu. Ayah bercerita banyak tentang segala hal yang kamu lakukan hari itu juga. Bercerita dengan ekspresi yang sedikit kesuh. Ibu pun hanya bisa menjadi pendengar setia, ngga bisa membelamu apalagi sok menasehati Ayah. Ibu betul-betul membiarkan Ayahmu bercerita dengan segala perasaan kesuh yang meletup-letup.

***

"Kenapa jam segini belum sampai rumah?" Pertanyaan ini datang dari suami lewat chat Whats App dengan diakhiri emotikon marah. Dengan segala alasan aku sampaikan kepadanya, tapi ngga ada balasan barang emotikon. Miris, memang. Tapi aku sadar, karena hari itu juga akan ada acara di rumah. Ibuku dan Mak Kiyem pasti sibuk di dapur. Artinya, mau ngga mau suami harus mengurus Yasmin selama pekerjaan dapur belum selesai.

Kesabaran seorang Ayah cukup terbatas. Memang, yang kerap ngomel-ngomel  di rumah adalah Ibu, tapi stok kesabaran seorang Ibu lebih banyak dibanding Ayah. Ini sih di rumah tangga kami, ya. Kepada suami tersayang, kamu harus mengakui hal ini. Kalau ngga, maka akan terjadi gejolak dariku! Hahaha

Acara kondangan yang aku prediksi maksimal Maghrib sudah sampai di rumah (lagi), ternyata molor karena sepulang dari resepsi hujan deras. Perjalanan pulang yang biasanya lebih cepat, kali ini justeru lebih lama karena mementingkan keselamatan penumpang. Sopir pun memilih rute jalan yang lebih panjang yaitu lewat Jalan Purworejo. Satu jam lebih lama dari rute biasa, demi keselamatan.


***

Ibu hanya bisa pasrah, Nak. Karena perginya dengan rombongan kantor. Jam pulang kerja yaitu jam 16.00 WIB, biasanya kamu menunggu Ibu di Tandonsari. Kata Ayah, di jam tersebut kamu minta jalan ke Tandonsari padahal sore itu gerimis. Ayah berusaha untuk ngga menuruti keinginanmu, tapi ternyata kemauanmu itu sungguh ngga bisa diganti dengan apapun. Dengan berat hati, Ayah mengajakmu ke Tandonsari.

Hari makin gelap dan kamu ngga mau pulang, kekeuh menunggu Ibu. Kali ini Ayah ngga bisa menuruti keinginanmu lagi. Ayah terpaksa membawamu pulang ke rumah. Kamu menangis di sepanjang jalan sampai Ayah bingung harus berbuat apa. Sesampainya di rumah, kamu masih menangis dan tambah rewel. Diajak siapapun ngga mau, nempel terus sama Ayah.

Sampai pada cerita ayah yang paling menggelitik. Katanya, kamu mengambil satu baju favorit Ibu di tumpukan baju yang belum disetrika dan dibawa kemanapun kamu jalan. Yang membuat Ibu terharu, baju itu terus dipegang sampai kamu bobok. Ibu menyaksikan sendiri saat udah sampai rumah. Ibu masuk kamar dan mendapati baju Ibu ada di sampingmu, dipegang erat. Nak...Nak...Nak, kelakuanmu yang satu ini bikin terharu, asli.

Dear Kecemutnya Ibu, 

Ngga tahu kenapa, Ibu suka ngga percaya kalau anak semanis kamu bisa tantrum yang kadang seketika itu membuat Ibu menjadi perempuan lemah. Tapi kembali lagi pada kewajiban Ibu sebagai orang tua, Ibu harus menjadi perempuan yang kuat di hadapanmu, khususnya. Ada banyak harapan yang telah Ibu dan Ayah tulis untukmu. Harapan Ibu sederhana, ngga muluk-muluk, kok. Kamu dapat mengendalikan diri ketika kelak mendapati masalah. Ini menjadi salah satu harapan Ibu. Makanya, sedapat mungkin kami selalu berusaha tegar di hadapanmu supaya kamu bisa lebih tegar dari kami, kelak.
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Eh, kalian kenal sama keluarga Mbak Noe? Beberapa bulan yang lalu, Ibu dari empat anak ini mengajak anak bungsunya, Karla, jalan-jalan ke Yogya. Jarak dari tempat tinggalnya yaitu Serang, menuju Yogyakarta memang jauh. Tapi, sih, ngga masalah ya, karena sekarang sudah ada moda transportasi pesawat terbang. Dan Mbak Noe memilih transportasi tersebut untuk sampai ke Yogyakarta.

Kalian musti tahu, usia Karla saat itu belum genap satu bulan, masih bayi merah. Asli, aku salut banget dengan kemantapan Mbak Noe yang memang hobi traveling dengan mengajak anak-anaknya. Soalnya, aku yang punya anak dengan usia hampir dua tahun, tuh, belum berani mengajaknya naik pesawat. Duuuh...jangankan pesawat, kereta api saja belum berani. Cemen banget, ya. Hahaha. Emang. Rasanya aku belum yakin kalau Yasmin bakal tenang saat di dalam pesawat. Padahal, sekarang sudah ada perlakuan ekstra untuk bayi dalam penerbangan. 😛

Jangan buru-buru terbang, Naak...Hihihi

Iya, ternyata sekarang sudah ada perlakuan ekstra untuk Bayi saat dalam penerbangan. Tentunya ini sebagai salah satu bentuk pelayanan supaya penumpang merasa nyaman di dalam kabin meski ada Bayi di dalamnya. 

Ternyata (lagi), kenyamanan dalam penerbangan mudah didapatkan asalkan kalian mau disiplin melakukan berbagai pendaftaran. Begitu pula dengan kenyamanan penerbangan bersama si buah hati. Harus ada perlakukan ekstra untuk bayi dalam penerbangan agar orangtua maupun si kecil ngga terganggu kenyamanannya selama berada dalam pesawat.

Berikut ini enam hal terkait perlakuan ekstra yang harus Sobat Aviasi (sebutan yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Perhubunan Udara untuk para penumpang atau pelanggan pesawat terbang) lakukan bila ingin merasakan kenyamanan dan keselamatan.

Konsultasi ke Dokter
Maksimal seminggu sebelum melakukan penerbangan, ada baiknya kalian melakukan konsultasi ke dokter untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan terkait kesehatan bayi agar kondisi bayi prima untuk melakukan penerbangan. Meski si kecil terlihat baik-baik saja, ngga ada salahnya untuk tetap berkonsultasi ke dokter supaya lebih tenang.

Pakaikan Penutup Lubang Telinga
Penutup lubang telinga atau yang populer disebut ear plugs bisa membantu memperlambat proses perubahan tekanan udara pada gendang telinga. Hal ini mencegah anak-anak mengalami kesakitan telinga akibat perubahan tekanan udara, atau mencegah gejala oklusi tuba yang dikenal dengan istilah penyumbatan saluran yang menghubungkan antara hidung dan telinga. Kalian dapat membelinya di apotek. Jangan khawatir, harganya murah, terjangkau dan bisa digunakan beberapa kali. 

Pakaikan ear plugs pada si kecil sebelum pintu pesawat ditutup. Dan kalian bisa melepaskannya saat pesawat sudah berada pada ketinggian maksimal, lalu memakainya lagi begitu pesawat mulai merendah untuk bersiap-siap mendarat.

Beli Kursi Ekstra
Perlakuan ekstra yang ini sebenarnya bukan hanya untuk kenyamanan bayi dalam penerbangan, sih. Membeli kursi ekstra juga sangat berguna untuk kenyamanan sang ibu. Bagi para orang tua yang akan melakukan penerbangan dengan membawa buah hati yang masih bayi, akan lebih baik bila membeli kursi ekstra untuknya.

Meskipun mungkin si kecil akan duduk di pangkuan selama penerbangan, namun kursi ekstra dapat juga digunakan untuk menaruh perlengkapan bayi. Adanya ruang yang lebih longgar dan leluasa juga akan membuat orang tua dan si kecil menjadi lebih nyaman.

Pilih Kursi Bagian Depan
Tanyakan pada pihak maskapai, apakah kalian bisa memilih tempat duduk di bagian depan (bulk head seat). Karena selain lebih leluasa, bagian ini juga lebih aman dari suara mesin pesawat yang bising. Asli.

Minta Sabuk Keselamatan
Biasanya maskapai menyediakan sabuk keselamatan untuk bayi yang dibawa dalam penerbangan. Meski begitu, jangan ragu meminta sabuk keselamatan untuk bayi jika awak pesawat ngga memberikan perhatian khusus terhadap bayi yang mungkin saja karena faktor terlupa. Jangan malu dan ragu untuk bertanya atau meminta, ya.

Perlakuan Saat Lepas Landas dan Hendak Mendarat
Bila mengajak anak berusia kurang dari 3 tahun dalam penerbangan, sebaiknya kalian memangkunya saat pesawat sedang lepas landas maupun hendak mendarat. Lakukan ini agar dia nyaman. Juga demi menjaga keselamatannya, walaupun kalian sudah membeli kursi tersendiri untuknya. Karena keadaan saat akan lepas landas maupun saat mendarat menjadi situasi menegangkan sehingga dengan memangkunya akan mengalirkan kenyamanan alami di tubuhnya. Memangku, lalu memeluknya.

Dengan berbekal informasi di atas, setidaknya rasa parno mengajak si kecil jalan-jalan dengan menggunakan transportasi udara perlahan sirna. Aku musti mulai percaya diri, nih. Uwwh...😂
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Haaai Halo, sampai juga pada arisan ketiga #KEBloggingCollab, nih. Lagi-lagi, temanya rada-rada berat. Iyaa...tema yang digagas oleh kelompok Najwa Shihab memang dari minggu ke minggu selalu berat. Tema tentang Poligami, misalnya. Beraaat bangett. Sampai bikin kepala nyut-nyutan saat nulis. Hahaha.

Dan kini kembali putar otak. Adalah tentang Kids Zaman Now. Tema yang sedang hits dan beberapa hari lalu pernah menjadi trending topik di jagad maya.  Ini grup cerdas amat, ya. Tulisan yang menjadi trigger pun selalu sedap. Silakan baca tulisan si Ayu yang berjudul fenomena kids zaman now.

Kids Zaman Now, mainan troli... 
Munculnya istilah Kids Zaman Now sebenarnya ngga membuatku terlalu was was. Mungkin karena aku tinggal di desa yang mana perilaku anak-anak di sini insya allah bisa dibilang aman. Belum ada kasak-kusuk yang meresahkan orang tua maupun masyarakat. Asli, ngga ada yang bikin heboh dengan tingkah laku mereka kecuali jam tidur siang tapi mereka masih asyik main petak umpet di pertigaan dekat rumahku. Biasanya ada yang negur. Tapi mereka tetap saja kekeuh bermain. Sabodooooo. Hahaha.

Aku ngga perlu menjelaskan detail kelakuan si anak zaman sekarang yang memang bukin gerah itu, ya. Aku juga ngga perlu mengunggah foto-foto mereka yang ngga layak tayang itu. Ogah banget memviralkan foto yang ngga senonoh itu. Mengotori Blog yang suci ini. Qiqiqi

A post shared by CERIS Family (@cerisfamily) on Aug 5, 2017 at 3:18am PDT


Sebenarnya risih, sih, kalau melihat adegan baik di foto maupun video kids zaman now yang diunggah di sosial media. Atau, percakapan berupa pesan singkat yang bernada mesra padahal mereka masih duduk di bangku SD. Belum lagi, kelakuan lain yang kadang membuat orang tua atau bahkan tetangga, ngga nyaman melihatnya. Grrr...


Terlanjur salah menyikapi...

Kadang ada beberapa anak atau bahkan orang tua merasa bangga dengan perilaku para kids zaman now sampai mereka terlanjur salah menyikapi. Orang tua seperti belum paham, mana yang bisa dibanggakan, mana yang perlu prihatin.

Anak SD dapat mengoperasikan gadget dengan baik. Orang tua bangga? Eeeumh...kadang ada yang merasa demikian. Bangga bila anak-anak mengoperasikannya sesuai dengan kebutuhan, dan ngga keluar dari zona aman. Tapi kalau sampai salah atau luput dalam menggunakannya, siapa yang menjadi sasaran utama? Orang tua juga, kan? Euuumh...

Anak SMP sudah bisa naik sepeda motor, sementara di usia mereka belum cukup untuk dibuatkan SIM. Orang tua bangga? Kadang demikian. Anak bangga? Sebagian besar bahagia karena seolah mendapat kepercayaan dari orang tua. Ngga banyak anak yang benar-benar memanfaatkannya dengan baik. Beruntungnya, banyak orang tua yang membelikan sepeda motor untuk anak, tuh, yang sesuai dengan usia. Yaa...kalau lihat anak SMP pakai motor gede kan ngga cocok, ya.


Sepeda motor Yasmin sesuai usia...

Memang, banyak orang tua yang mampu membeli minimal dua barang di atas yang kadang dapat menjadikan anak lebih percaya diri. Tapi setelah terbeli, anak dibiarkan "lari" sendiri. Mungkin ini menjadi latar belakang munculnya generasi kids zaman now.



Menyikapi kemajuan zaman dengan bijak...

Aku dan suami termasuk orang tua yang ngga takut dengan perkembangan zaman, khususnya dengan kemajuan teknologi. Di usianya yang ke dua puluh satu tahun, Yasmin sudah kami kenalkan dengan gadget. Bukan mengenalkan seperti memberi tutorial untuk ini itu, tapi lebih pada fungsi. Dan untuk  sementara ini, dia baru paham bahwa smartphone yang tiap hari dia lihat bisa digunakan untuk nonton video lagu-lagu anak yang sudah kami unduh dan juga telephone.


Mainannya interaksi langsung...
"Halo Ayah, Halo Ibuu." Dia membawa handphone, lalu didekatkan ke telinga seraya menyapa orang tuanya. Ngga ada istilah panggilan keluar yang sungguhan, dia hanya meniru orang di sekitarnya yang sering interaksi dengan handphonenya.

Dalam sehari, kami memberi akses main handphone untuk Yasmin hanya dua kali. Setelah bobok siang, dan malam hari. Selebihnya, dia main bersama teman-teman atau bermainan sesuai keinginannya tapi bukan gadget. Lebih pada interaksi dengan teman-teman, atau permainan lain yang menurutnya menyenangkan. Seperti mainan pasir, gitu. Dia bakal betah meski hanya mengeruk pasir dan memindahkannya ke dalam wadah. Bahagianya receeh pisan, ya. Hihihi

Kids zaman now Ibu dan Ayah...
Aku dan suami termasuk orang tua yang ngga takut dengan perkembangan zaman, khususnya dengan kemajuan teknologi. Teknologi secanggih apa yang muncul sekarang, mau ngga mau kami diterima karena kami ngga mau ditinggal zaman. Ketinggalan zaman sih masih bisa menyusul, ya. Kalau ditinggal? Kan jatuhnya sakit hati. Hahaha.

Orang tua boleh menerima apapun bentuk perkembangan atau kemajuan akan teknologi. Pun dengan anak-anak. Tapi setelahnya, orang tua mau ngga mau harus bisa memfilter mana yang perlu dan ngga perlu untuk dikonsumsi anak-anak sesuai dengan usianya. 

Orang tua mungkin ngga bisa mengentikan fenomena kids zaman now, tapi  orang tua bisa mengarahkan anak-anak, memberi pengertian kepada mereka, menjadi teman main bagi mereka sejak dini hingga dewasa nanti.
Share
Tweet
Pin
Share
11 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose