• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Membangun Momen Bonding Bermakna - Hadir di tengah anak-anak secara utuh tidak lah mudah. Apalagi buat orang tua yang kesehariannya harus bekerja dari pagi hingga sore. Terkadang raga di rumah, tapi pikiran masih "tertinggal" di kantor. Memang betul-betul butuh kesadaran dan komitmen untuk membersamai mereka setiap harinya. Jika tidak mempunyai tekad yang kuat akan merasa susah memberikan waktu khusus untuk anak-anak. Pada akhirnya, waktu dua puluh empat jam dalam sehari pun rasanya kurang.

Menyedihkan memang. Apalagi buat yang punya mindset bahwa pengasuhan anak hanya tugas seorang Ibu, tambah menyedihkan. 

momen ayah dan anak

FYI, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara dengan anak-anak tanpa ayah (fatherless country) terbanyak. Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak dengan kata lain pengasuhan. Jadi, boro-boro bisa membangun momen bonding, anak-anak minta ditemani bermain saja kadang yang didapatkan malah omelan. Atau, langsung memanggil Ibunya untuk menemani main dengan dalih badan capek. Anak seperti dipaksa untuk mengerti kondisi orang tuanya yang setelah seharian bekerja. 🥲 

Meskipun anak memiliki seorang Ayah, namun mereka tidak mendapatkan pendampingan dari sosok Ayah, ini akan memberikan dampak buruk bagi perkembangan masa depannya. Hal-hal yang seperti ini kadang tidak dipahami oleh semua orang tua. Makanya sebelum menjadi orang tua, tidak ada salahnya belajar ilmu parenting, lho. Dan sekarang untuk menambah ilmu parenting itu sangat mudah. Bisa dengan cara membaca artikel yang relevan dengan cara pengasuhan anak, membeli buku-buku yang bertema parenting, atau mengikuti akun sosial mendia yang menyuguhkan informasi parenting.

New Parents Harus Perbanyak Belajar Parenting. Terutama Buat yang Hidup di Desa.

Banyak yang bilang, hidup di desa itu enak, nyaman, dan menyenangkan. Betul, saya yang hidup dan dibesarkan di lingkungan pedesaan juga merasa demikian. Namun saat menjadi new parents, perasaan menyenangkan kadang susah didapatkan. Apalagi kalau sudah ngomongin pola pengasuhan anak. Sudah pasti ada beberapa pemahaman yang berseberangan dengan orang tua, mertua, saudara, atau tetangga.

Masalah yang paling lumrah yang terjadi setelah Ibu melahirkan yaitu perihal Air Susu Ibu (ASI) yang belum keluar. Jika dalam kondisi belum punya hunian sendiri, biasanya masalah ini akan ramai dan berujung pada tekanan batin bagi seorang Ibu. 🙈 Nah, mulai terbayang jika suami sejak awal tidak diberi pemahaman terlebih dahulu, kan. Bisa pusing pala Barbie.

Kadang, tuh, ada masyarakat di desa yang semangat banget memberikan saran-saran yang ujungnya bikin dada sesak. Belum lagi omongan yang dari mulut ke mulut yang kadang Masya Allah banget.🤭Sering tanpa sengaja omongan-omongan yang kurang pas di hati bisa membuat bad mood atau bahkan down yang sampai ingin rasanya menutup akses pintu masuk untuk orang lain. Situasi seperti ini mungkin lebih banyak terjadi di pedesaan. Soalnya kalau hidup di perkotaan, khususnya di cluster atau aparment, kan terkenal dengan hidup lebih mandiri, ya. Maksudnya jarang tengok kanan kiri jika tidak ada perlu. 😆

momen ibu dan anak

Kalau sudah beda pemahaman atau selisih pendapat, kira-kira apa yang harus dilakukan?

Tentu harus lebih sering istighfar dan tarik napas dalam-dalam ya, Bun. 🤭 Kalau stok sabar masih ada, kita bisa memberikan pemahaman kepada orang yang sekiranya tidak satu pemahaman dengan kita. Ya...meskipun sebenarnya tidak begitu penting, sih. Tapi barangkali perselisihan pendapat terjadi karena memang minimnya informasi atau pengetahuan mereka. Tapi tenang, selagi suami sudah kita ikat kencang-kencang, mental Ibu akan baik-baik saja dan stabil. 🙈 Makanya kalau bisa, tuh, harus membuat komitmen terlebih dahulu sebelum si bayi lahir. Ya...meskipun sudah menjadi tugas atau tanggung jawab bersama, tapi kalau sudah satu pemahaman hidup terasa sempurna. 😆

Banyak Belajar Ilmu Parenting Terkini. Salah Satunya yaitu Membangun Bonding Bermakna. 

Membangun bonding dengan anak dan juga keluarga sebenarnya tidak sudah. Ketika orang tua dapat hadir di tengah anak-anak, maka momen bonding bermakna dapat mulai dilakukan. Dan saya merasa beruntung ketika mendapatkan undangan dari Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB) untuk menghadiri event online Festival Zwitsal yang bertajuk Momen Bonding Bermakna.

Event tersebut diselenggarakan oleh Zwitsal secara hybird. Pertemuan online dilakukan secara live melalui Zoom yang diikuti lebih dari 500 peserta. Sedangkan pertemuan offline bertempat di Mal fX Sudirman, Lt 3. Ini yang hadir secara offline pesertanya banyak juga, lho. Ada lebih dari 500 peserta. Artinya, ada lebih dari 1000 Mama yang mengikuti agenda menarik dalam Festival Zwitsal yaitu diskusi interaktif dengan para narasumber hebat dan juga mengikuti kelas baby spa.

momen bonding bersama anak

FYI, acara ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2022, bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. Memperingati 50 tahun kehadiran Zwitsal di Indonesia sekaligus merayakan Hari Ibu, Zwitsal meluncurkan kampanye #MomenBondingBermakna untuk mendampingi para orang tua menciptakan momen-momen kebersamaan yang bermakna bersama anak. Momen bonding ini diyakini dapat memberi dampak pada pertumbuhan emosionalnya di masa depan.

Diskusi Interaktif Membangun Momen Bonding Bermakna.

Hadir sebagai pembicara dalam Festival tersebut yaitu Mahnessa Siregar (Nessa), Head of Deodorant and Baby Care Unilever Indonesia, Samanta Elsener, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga, dan Nikita Willy, Brand Ambassador Zwitsal. Meskipun menghadiri secara online, saya dapat merasakan keramaian Festival tersebut. Apalagi yang memandu acara, Lala Nabila asyik banget karena sangat komunikatif. Sukses "menghidupkan" acara ini.

Nikita Willy yang saat itu hadir bersama suaminya, Indra berbagi ilmu parenting yang menurut saya sangat bagus. Mungkin kalian masih ingat video yang dibagikan Nikita Willy saat momen pemberian MP-ASI untuk anaknya, Issa. Rekaman video tersebut juga diputar pada festival zwitsal, lho. Banyak Netizen yang menuliskan komentar pada video yang menayangkan Baby Issa sedang makan paha Ayam. Video tersebut sempat viral dan menuai pro dan kontra. Namun mereka tidak begitu memusingkan komentar-komentar kontra di video tersebut karena mereka punya parenting style tersendiri.

Saya salut dengan cara mereka menanggapi komentar-komentar dari Netizen yang maha benar itu. 🤭Tidak ada keraguan dalam diri mereka ketika menjawab semua pertanyaan-pertanyaan publik perihal pola pengasuhan Baby Issa. Padahal kita semua tahu, mereka adalah new parents. 

Kenapa mereka bisa sangat percaya diri dalam berbagi Ilmu parenting padahal tergolong orang tua baru? 

Sebagai orang tua, mereka percaya bahwa orang tua lah yang paling tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Nikita juga kerap menutup mata dan telinga ketika mendapatkan komentar yang negatif dari orang lain perihal cara pengasuhan anaknya. Dan yang paling penting bagi Nikita adalah bagaimana mereka bertiga selalu punya waktu untuk membangun attachment secara fisik ataupun emosional.

momen bonding bersama anak sangat berharga


Omong-omong, mereka sudah punya bekal ilmu parenting dari sebelum melahirkan Baby Issa, lho. Pantas saja kompak banget, ya. Mereka juga sama-sama belajar dan membuat komitmen untuk pola pengasuhan untuk anaknya. Jadi, mereka ini satu suara dan punya prinsip yang sama dalam mengasuh anaknya. Termasuk cara membangun bonding bersama anak, mereka punya cara tersendiri. Mulai dari wajib makan bersama, mengajak Issa jalan-jalan, sampai dengan momen memandikan Issa. 

Pada momen memandikan Issa, ini jadi kesempatan buat Nikita dan Indra untuk menyentuh Issa dengan lembut dan berkomunikasi sambil bercanda. Melalui momen-momen seperti ini, Nikita Willy berharap Issa dapat percaya bahwa Ayah dan Bundanya selalu bisa jadi orang pertama yang dapat ia andalkan hingga nanti.

Di akhir diskusi, mereka berbagi tips membangun momen bonding bermakna dengan anaknya, salah satunya yaitu dengan membuat rutinitas harian dengan anak. Banyak rutinitas yang bisa meningkatkan bonding dengan anak, seperti baca buku, baca doa, dan brakfast bersama sesibuk apa pun. Intinya, keluarga adalah prioritas utama. 🫰🏻

Samanta Elsener pada acara diskusi juga memberikan contoh bonding yang paling simpel. Yaitu ketika Ibu keluar dari suatu ruangan, anak pasti akan mengikutinya. Ini dapat terjadi karena sejak seribu hari pertama kehidupan anak sudah bergantung pada Ibunya. Ia juga menambahkan, bahwa sebagai orang tua harus bisa self control atau meregulasi emosional. Ini biasanya terjadi ketika anaknya mulai dibanding-bandingkan dengan teman yang seusianya. Pola pengasuhan anak antar orang tua itu berbeda-beda. Dan membandingkan tumbuh kembang anak satu sama lain menurut Samanta juga tidak apa-apa asalkan digunakan sebagai bahan evaluasi, bukan sebagai bahan cemooh yang kadang sampai membuat over thinking.

Sharing yang dibagikan Samanta ini berbobot banget. Ia juga memberikan tips bonding bagi pasangan yang LDR, lho. Iya, meskipun jarak berjauhan tetapi masih tetap bisa membangun bonding dengan anak dengan cara membiasakan video call, saling merekam suara, atau saat momen setelah mandi ketika anak sedang ganti baju, bisa juga melakukan video call untuk melihat aktivitas anak.

Samanta menambahkan, keinginan untuk menjadi sosok yang sempurna dapat menimbulkan beragam dampak negatif seperti mudah cemas, rentan terhadap stres bahkan depresi, selalu merasa ’kurang‘ dalam menjalankan peran sebagai ibu, hingga terjebak dalam mompetition atau mom shaming, yang ternyata dialami oleh 88% ibu millennials dan Gen-Z di Indonesia. Menyikapi hal ini, penting bagi orang tua untuk melepaskan diri dari tekanan lingkungan sekitar dan meyakini bahwa sebetulnya, hal terpenting dari perjalanan sebagai orang tua adalah membangun ikatan emosional yang erat dengan anak mereka, yang dapat diciptakan melalui momen-momen bonding yang bermakna.

Sama halnya seperti yang disampaikan oleh Mahnessa, perwakilan dari pihal Unilever Indonesia. Bahwa Studi Priory Group memperlihatkan 40% dari 1.000 orang tua menganggap gambaran ideal mengenai parenting yang tersebar di social media telah memicu kecemasan mereka. Di tengah fenomena ini, tekanan sebagai orang tua ternyata lebih banyak dirasakan oleh para ibu. Menurut studi Cornell University, para ibu merasa lebih stres menjalani peran sebagai orang tua dibanding ayah, salah satunya karena selalu ingin menyesuaikan image mereka dengan konsep “ibu yang baik”. Bahkan, studi lain dari BabyCenter menunjukkan bahwa 80% ibu millennials merasakan tekanan dari sekitar mereka untuk menjadi ibu yang sempurna. 

momen bonding bersama anak

Baby Spa Menjadi Salah Satu Momen Bonding Bermakna.

Zwitsal memahami bahwa salah satu bentuk momen bonding paling efektif adalah melalui skin to skin contact. Momen ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Hal ini sejalan dengan brand purpose Zwitsal: menjadikan momen perawatan bayi sehari-hari menjadi momen bonding yang bermakna melalui skin to skin contact antara orang tua dan anak. Makanya, pada akhir acara Zwitsal menggelar kelas Baby Spa.

Kelas Baby Spa ini diikuti oleh lebih dari 1000 Ibu secara offline maupun online. Salah satu highlight dari Festival Zwitsal #MomenBondingBermakna adalah kelas Baby Spa sebagai salah satu cara untuk menciptakan momen bonding bermakna. Ditemani rangkaian produk Zwitsal ini mampu membantu menstimulasi sejumlah indera Si Kecil serta mendorong perkembangan otak dan intelegensianya. Kegiatan ini berhasil memecahkan rekor kelas Baby Spa dengan peserta terbanyak versi theAsianparent, selaku mitra penyelenggara festival.

momen bonding bersama anak

Nah, kelas Baby Spa ini dipandu oleh trainer yang andal yaitu Bunda Maryati dan Bunda Yanti dari Mom N Jo yang merupakan pelopor pijat bayi, spa bayi, pijat hamil, dan pregnancy massage. Baby Issa yang saat itu baru hadir langsung diajak baby spa, lho. Dan trainer dari Mom N Jo juga membagikan cara message yang benar kepada para peserta.

Berikut beberapa poin dan cara yang wajib diketahui orang tua saat hendak memijit anak yang juga bisa dimanfaatkan sebagai momen bonding.

  • Usahakan bayi dalam keadaan santai, tidak sedang kantuk, atau bukan setelah makan. Waktu yang paling tepat untuk melakukan pijatan massage bayi adalah setelah tidur, bukan saat hendak tidur.
  • Ambil minyak telon untuk memessage bayi. Trainer tidak menyarankan untuk menggunakan bahan-bahan yang dapat membuat kulit bayi panas.
  • Jangan taruh minyak telon langsung ke anak, tapi ke telapak tangan Ibu terlebih dahulu supaya anak tidak kaget.
  • Sebelum mulai memijit, orang tua harus izin kepada anak terlebih dahulu sambil memegang tangannya. Ini sebagai salah satu bentuk komunikasi dengan bayi. Kemudian, lakukan tiga gerakan message yang dapat membuat anak merasa nyaman.
  • Gerakan pertama, yaitu pengusapan. Ambil tangan anak, lalu dipijit-pijit dari atas ke bawah. Para trainer selalu memakai minyak telon dari Zwitsal karena cocok dan tidak kesat.
  • Gerakan kedua, yaitu memutar. Gerakan ini selalu mengarah ke atas, dari bawah ke atas, lalu memutar. Ini bermanfaat untuk kesehatan jantung.
  • Gerkan ketiga, yaitu milking atau memerah. Ini gerakannya seperti memerah, lakukan dengan pelan gerakan naik turun dari atas ke bahawah atau sebaliknya.

FYI, ketika sedang memijit bayi, usahakan bagian wajah, mata, jangan sampai terkena minyak telon ya, Bun. Karena bagian tersebut adalah paling sensitif. Dan jika anak sedang dalam keadaan demam, orang tua tidak boleh mengajaknya spa karena nanti bisa jadi bukan nyaman yang didapatkan melainka rewel, badan tambah sakit, dan tambah demam.

Saat memijit baby Issa, Bunda Maryati menggunakan menggunakan Zwitsal Minyak Telon yang memberikan kehangatan dan kelembutan pada Si Kecil di setiap usapan dan pijatan. Oiya, Zwitsal juga menghadirkan formula baru Zwitsal Baby Bath Hair & Body yang mengandung 4x Prebiotic Moisturizer yang melembapkan kulit bayi sehingga tetap lembut dan sehat. Dilengkapi keharuman lembut khas Zwitsal, inovasi ini membuat momen mandi menjadi momen bonding yang bermakna.

Momen Bonding Memang Selalu Mengesankan.

Selama 50 tahun, Zwitsal dengan kelembutan dan keharumannya yang ikonik telah menemani keceriaan perjalanan ibu bersama Si Kecil melalui rangkaian produk berkualitas. Lebih dari itu, Zwitsal juga ingin terus mendampingi orang tua, khususnya new parents, dalam menghadapi tantangan demi tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan peran baru mereka, terlebih di era modern seperti sekarang yang semakin tak terpisahkan dari social media.

Saya juga menggunakan produk dari Zwitsal sejak punya anak. Produk Baby Bath Hair & Body ini paling favorit karena bisa langsung diaplikasikan untuk keramas sekaligus sabun mandi. Harumnya pun tahan lama dan begitu fresh. Kalau minyak telonnya, saya gunakan setelah mandi untuk dioleh di seluruh tubuhnya dari leher sampai telapak kaki.

momen bonding bersama anak

Membangun momen bonding bermakna bersama anak-anak tidak hanya mendekatkan orang tua dan anak secara fisik dan emosional. Namun momen ini juga akan menjadi kenangan sepanjang hidup bagi keduanya. Yups, momen bonding yang terwujud dalam kegiatan apa pun akan melekat dalam ingatan dan juga hati. 💓

Sudah kah hari ini membangun momen bonding bermakna, Bun? Jangan lupa sentuhannya ya, Bun. 😉 

Share
Tweet
Pin
Share
29 komentar
Hello, Parents! Banyak orang tua yang berpendapat kalau traveling bersama anak, tuh, bakal repot. Mungkin karena banyak barang yang harus dibawa saat traveling, makanya kesan repot, rempong, ribet, dan sejenisnya kerap menjadi pertimbangan mengajak anak traveling. Sebenarnya tidak repot, sih, kalau bisa mengubah mindset. Iya, soalnya pola pikir biasanya akan berpengaruh pada apa yang akan dikerjakan.

Coba yang masih punya mindset traveling bersama anak, tuh, banyak repotnya, sekarang diubah menjadi traveling besama anak selalu memberikan pengalaman baru bagi orang tua. Mulai dari sini, orang tua dapat melibatkan anak untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan saat traveling, termasuk barang yang harus dibawa.

Yups! Menyiapkan barang yang harus dibawa saat hendak traveling atau packing sangat menyenang kan, Bun. Anak diberi kebebasan untuk membawa barang yang sekiranya dibutuhkan. Mulai dari sini, diskusi kecil-kecilan sudah pasti terjadi. Seperti harus membawa baju berapa, pakain dalam, harus bawa sisir atau tidak, dan obrolan-obrolan lain yang membutuhkan pertimbangan orang tua.

barang yang harus dibawa saat traveling bersama anak

Memisahkan Barang Sebelum Semua Masuk Ke Dalam Tas Atau Koper.

Artikel ini saya tulis ketika anak pertama saya berusia hampir 7 tahun di bulan Januari tahun depan, dan anak kedua berusia 2.5 tahun. Jadi, traveling bareng anak yang saya maksud tentu adalah anak-anak yang masih usia dini. Bukan anak SMP apalagi anak SMA. Disclaimer dulu, nih. 😆 Penting banget disclaimer padahal namanya traveling bersama anak, asalkan masih usia anak-anak, barang yang dibawa hampir sama. Hanya beda beberapa saja. 🤭

Saya selalu mengingatkan kepada anak-anak untuk memisahkan beberapa barang bawaan sebelum semua masuk bagasi. Iya, supaya di jalan tidak terjadi drama ingin ambil barang ini itu padahal sudah ditatuh di bagasi. Masih terjangkau, sih. Hanya saja jika membuka tas atau koper kadang harus merapikan kembali. Ya...kalau ditaruh di bagian atas, sih, aman. Kalau di bagian bawah, memakan waktu pastinya, kan.

Makanya, barang yang dibawa dan akan dinikmati di sepanjang perjalanan udah fix tidak boleh masuk tas atau koper. Supaya lebih tertib, sebelum semua masuk ke dalam tas, saya pasti cek ulang barang-barang bawaan mereka, khususnya mainan, smartphone, dan obat-obatan. Packingnya tidak boleh dicampur dengan tas isi pakaian untuk memudahkan akses pengambilan barang tersebut.

da barang-barang yang masuk pada tas khusus, tidak dicampur dengan tas yang berisi baju ganti atau barang lain yang dipergunakannya tidak.

Traveling Bersama Anak

Traveling Bersama Anak, Ini 5 Barang yang Harus Dibawa.

Masing-masing dari kami terbiasa membawa tas jika traveling. Dan di dalam tas yang kami bawa tentu isinya berbeda-beda. Kebutuhan darurat anak dan orang tua sudah pasti beda, kan. Saya yang penting di ransel ada charger atau power bank. Sementara anak-anak yang penting ada mainan. Kalau suami paling santai, tidak membawa ransel buat barang pribadi, cukup nitip di Ibuk saja karena paling hanya bawa dompet saja. Beda dengan Ibuk-ibuk yang kemana-mana selain smartphone, harus membawa make up buat touch up kalau luntur. 🤣

Nah, berikut daftar barang yang harus dibawa saat traveling bersama anak.

1. Pakaian Ganti Seperangkat Dengan Pernak Perniknya.

Traveling dengan agenda menginap atau tidak, saya selalu membawa baju ganti untuk anak-anak beserta pernak perniknya seperti minyak telon, hand sainitizer, parfume, dan issue. Usia anak-anak, kadang susah diprediksi. Anak sedang dalam keadaan kalem, tiba-tiba tidak sengaja bajunya ketumpahan ari minum yang sedang diminum Ayahnya. Bagaiman tidak tumpah, ya, sedang khusyuk minum digangguin anak-anak. Atau, kaget ditepuk bahunya sama istrinya dari belakang, dan dengan sengaja. Jahil amat, ya.  🤣

Bawa baju ganti secukupnya saja disesuaikan dengan rencana menginap supaya semua pakaian digunakan, tidak ada yang mubadzir. Bawa baju meskipun satu set bikin sesak, euy.

2. Mainan Anak. Jangan Dibawa Semua, yang Penting Favoritnya.

Barang ini paling urgent dan harus banget dibawa ketika bepergian bersama anak. Bawalah mainan secukupnya. Jangan dibawa semua, yang penting ada, dan usahakan adalah mainan favoritnya supaya enggan melepaskan. Mainan ini sangat membantu saat sedang dalam perjalanan terus tiba-tiba bosan. Orang tua dapat mengalihkannya dengan cara mengajak anak bermain. Tahu sendiri, orang tua yang sudah punya banyak mainan di handphonenya saja kadang bisa sampai bosan, apalagi anak-anak. Jadi, orang tua bisa mendampingi anak-anak atau ikut terlibat dalam bermain bersama anak di mobil.

3. Camilan dan Minuman Favorit.

Saat melakukan perjalanan traveling sudah pasti membutuhkan minuman. Ini pasti akan ditanyakan oleh anak-anak. Dan ketika orang tua membawakan camilan atau minuman favoritnya, sudah pasti mereka merasa lebih semangat dan no rewel-rewel club. Barang berupa camilan dan minuman bisa menjadi "senjata", lho. Apalagi kalau sudah mulai bosan. Orang tua harus punya cara supaya anak-anak dapat menikmati perjalanan sambil ngemil.

4. Obat-Obatan Standard Wajib Bawa!

Saya pernah punya pengalaman kurang menyenangkan saat traveling bersama anak. Yaitu lupa membawa obat standard seperti obat turun panas. Kebetulan saat itu kami sedang menghadiri event. Sesampainya homestay, tiba-tiba Syaquita demam dan aku lupa tidak membawa obat penurun demam. Ini menjadi pelajaran penting bagi saya karena dengan keteledoran ini pada akhirnya merepotkan orang lain.

Obat-obatan standar yang wajib dibawa diantaranya: obat penurun demam, obat masuk angin, obat mual, sampai dengan obat diare. Namanya dalam perjalanan kadang makan atau ngemil yang ternyata bikin perut tidak nyaman. Kalau saya harus membawa minyak angin dalam bentuk roll karena itu sangat membantu bagi Ibu-ibu usia 30+ seperti saya. 🤭

5. Modem MiFi Supaya Perjalanan Jauh Dari Drama.
Salain menciptakan bonding bersama anak, masih banyak manfaat traveling untuk anak-anak. Makanya, saya harus pandai-pandai menjaga perasaan atau mood anak agar terus stabil mulai dari rumah sampai tiba di lokasi. Dan jujur, kadang yang membuat anak bad mood adalah ketika waktunya ingin main game online atau bersentuhan dengan gadget, tapi kualitas internet tidak mendukung. Kadang anak mengalami badmood secara tiba-tiba. Makanya barang nomor lima yang mustinya dibawa saat traveling adalah Modem MiFi.

Tentu saya tidak ingin ketika sedang dalam perjalanan ada drama hanya karena smartphone Ibuk baterai habis, sehingga harus dicharge dulu supaya bisa digunakan untuk berbai koneksi internet melalui tethering. Terbayang kalau anak-anak sampai menangis, mood bakal kacau.  Tidak hanya mood anak saja, tapi juga orang tua.😂
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hai, Parents! Merayakan hari lahir selalu menyenangkan. Bahkan, ini menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu khususnya oleh anak pertama kami, Wita. Baru beberapa bulan merayakan ulang tahunnya saja, dia kembali tanya "Ibu, Wita ulang tahunnya berapa hari lagi?" Ya ampun, Nak. 🤣

Sebegitu exitednya dengan ulang tahun. Padahal saya tidak pernah mengadakan perayaan ulang tahun yang mewah untuk anak-anak. Biasanya hanya sekadar ritual tiup lilin bersama keluarga. Tapi siapa sangka menjadi momen yang istimewa bagi mereka. Wita sampai hafal momen pertambahan usianya mulai dari satu tahun sampai lima tahun. Iya, dengan melihat birthday photos yang saya simpan di handphonenya, dia sering membukanya dan sesekali bertanya tentang perayaan ulang tahun yang pernah dilaluinya.

Menyatukan momen ulang tahun anak

Pada usia satu tahun, misalnya. Dia ulang tahun dengan mengenakan baju yang bikin gemas, sepatu centil warna pink, dan mengenakan turban. Nah, pada usia lima tahun, dia bertanya tentang turban yang dulu ia pakai saat ulang tahun pertama. Tentu turbannya masih saya simpan, hanya saja harus mencari di kardus tumpukan yang mana. 😂 Yaiya, lima tahun memang bukan waktu yang lama. Tapi untuk tumbuh kembang anak yang normal, sudah pasti mengalami perubahan yang cukup signifikan. Terbayang kalau baju-baju tetap disimpan di almari. Bisa jebol. 🤭

Memaknai Hari Ulang Tahun.

Ulang tahun identik dengan perayaan, kado, makanan enak, sampai dengan liburan. Namun sebelum ciri khas itu memberikan makna yang beda bagi anak-anak, ada baiknya orang tua memberitahukannya sejak anak usia dini bahwa merayakan pertambahan usia bukan sekadar pesta-pesta atau ritual tiup lilin. Iya, pada momen ini orang tua dapat memberikan pengertian dan makna atas pertambahan usia.

Berikut beberapa makna yang bisa disampaikan kepada anak-anak saat perayaan ulang tahunnya.

1. Menjadi Pribadi Lebih Baik.

Mungkin poin pertama terbaca klise ya, Bun. Namun anak-anak memang harus tahu ketika usia bertambah setidaknya ada perubahan dalam tumbuh kembanya. Mulai dari usia satu tahun yang apa-apa masih harus dibantu oleh orang tuanya. Kemudian lanjut ke usia dua tahun dan seterusnya pelan-pelan dapat berjalan, lari, membantu pekerjaan orang tua di rumah, dan melakukan aktivitas lainya. 

Orang tua dapat memberitahukan kepada anak bahwa di usia sekian tahun anak dapat belajar tentang hal-hal baik seperti kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, dan sikap baik lainnya. Artinya, perubahan sikap dan sifat dapat tumbuh sejak usia dini sebagai bekal menjadi pribadi yang lebih baik.

2. Bersyukur Atas Pertambahan Usia.

Memberi pengertian kepada anak-anak perihal bersyukur atas pertambahan usia kadang masih belum bisa diterima. Apalagi buat anak usia dua tahun, belum paham betul arti bersyukur. Tapi tidak ada salahnya orang tua terus memberikan pengertian tentang bersyukur atas pertambahan usia.

"Alhamdulillah...usia tambah satu tahun, Mamas semakin hebat, sehat, dan tambah pintar. Ucapin terima kasih kepada Allah, ya."

Ketika anak-anak berterima kasih kepada Allah disertai dengan berdoa, rasa syukur pun mulai tumbuh. Saya pun menyampaikan untuk terus bersyukur kepada Allah atas apa-apa yang telah diberikan Allah, seperti kesehatan.

3. Berbagi Kebahagiaan Dengan Orang Lain Lewat Memberi.

Merayakan ulang tahun dengan membuat pesta, tuh, tidak apa. Selagi mampu, tidak masalah. Namun yang kerap dilakukan pada umumnya, memberi kebahagiaan dengan orang lain saat momen ulang tahun ini baru sebatas dengan keluarga, tetangga, atau teman sepermainan. Memberikan momen kebahagiaan lewat memberi ini juga bisa dilakukan dengan abang becak, anak-anak di pinggir jalan, anak yatim, dhuafa, dan mereka orang-orang yang kurang mampu. 

Berbagi kebahagiaan pada momem ulang tahun salah satunya dengan cara memberi atau berbagi dengan sesama, bebagi dengan mereka yang kurang beruntung. Ada banyak hati yang turut merasakan kebahagiaan, tidak hanya diri sendiri, tapi juga orang lain. Seperti yang dilakukan JNE sebagai perusahaan logistik dan ekspedisi barang di Indonesia yang pada 26 November lalu merayakan ulang tahunnya ke-32. Banyak hal-hal baik yang diberikan JNE saat perayaan hari jadinya.

JNE 32 Tahun, Kobarkan Semangat Bangkit Bersama.

Usia kepala tiga bisa dibilang usia matang ya, Bun. Makanya dalam menjalankan bisnisnya, JNE sudah tidak diragukan lagi karena sudah sangat berpengalaman. Iya, didirikan sejak 32 tahun silam tentu banyak hal yang sudah dilaluinya. Mulai dari merintis usahanya, jatuh bangun saat mendirikan usaha, sampai dengan sekarang semakin berkembang dan selalu menginspirasi untuk sesama.

Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh JNE memang selalu menginspirasi. Mereka selalu menanam benih baik dan menebar manfaat. Tidak heran, saat ulang tahun ke-32, JNE menyelenggarakan banyak kegiatan berbagi untuk kebahagiaan sesama sesuai dengan tagline-nya "Connecting Happiness".

Salah satu kegiatannya yaitu shopping bareng yatim dan dhuafa. Kegiatan ini sangat menarik, ada 20 yayasan yatim piatu di Jabodetabek dan dilakukan juga di cabang JNE. Kemudian ada kegiatan lomba foto, lomba video, khataman pembacaan Al-Qur’an, acara tasyakuran dan potong tumpeng, serta ziarah ke makam pendiri JNE Alm. H. Soeprapto Soeparno.

Ulang tahun JNE


Tidak hanya itu, JNE juga menggelar kuis dan giveaway untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ada Games Si Joni dan giveaway produk lokal bersama UMKM unggulan. Acara ini dapat diikuti di sosial media JNE. Kalian ada yang ikutan? 💃🏻

Spesial untuk member JNE Loyalty Card (JLC), pada periode 21 - 30 November 2022 dapat menukarkan sebanyak 32 poin menjadi e - voucher ongkir Rp. 32.000, serta ada promo diskon ongkos kirim sebesar 32% pada 26 - 27 November 2022 untuk kiriman service Regular ke seluruh tujuan di Indonesia.

Lebih dari itu, JNE berkolaborasi dengan Tab Space asal Bandung, yaitu studio komunitas seniman disabilitas untuk mendesain merchandise khusus HUT JNE ke 32 tahun. Dengan kolaborasi seperti ini, artinya JNE peduli dan memberikan dukungan agar seniman disabilitas memiliki ruang berkarya dan Bangkit Bersama untuk menunjukkan kemampuan karya-karya terbaik mereka sehingga dapat dikenal di masyarakat. 

Acara puncak HUT JNE ke-32 dilaksanakan secara hybrid di Taman Yatim Piatu Tunanetra (Yatuna), pada Minggu 27 November 2022 pukul 09.00 WIB. Disiarkan juga melalui Channel Youtube JNE. Kali ini acaranya meriah banget karena ada Kangen Band sebagai bintang tamu, MC Rico Ceper dan Bea Aprilia Sabt yang memandu acara digital army dari Karyawan JNE. Ada beberapa karyawan dari cabang didatangkan turut melakukan liputan acara di sosial media mereka. Kalian juga bisa update kegiatan JNE melalu portal resminya di https://jnewsonline.com/.

Kebagaiaan kembali menyelimuti Karyawan JNE karena ada doorprize dan grandprize sebagai apresiasi kepada karyawan. Puluhan sepeda motor dan hadiah utama berupa 2 unit rumah untuk karyawan yang beruntung, serta ribuan hadiah menarik lainnya, dan juga dilakukan pemilihan karyawan terbaik dari pusat dan cabang. 

Menyatukan Momen Ulang Tahun Anak.

Tahun ini, kami bersenang-senang atas ulang tahun anak-anak dengan menyatukan ulang tahun mereka di hari yang sama. 🤭 Padahal mereka lahir di bulan yang agak berjauhan. Januari dan Mei, selisih empat bulan. Enggak terbayang yang lahir di Januari, ya. Pasti terasa sangat lama menantikannya. 😂

Kami yakin, ulang tahun kali ini akan menjadikan pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Terlebih Wildan karena ini menjadi momen ulang tahun pertamanya di usianya yang kedua tahun. Setelah ulang tahun langsung disapih, dong. ✌🏻

Sebagai orang tua yang punya lebih dari satu anak, apakah kalian pernah menyatukan momen ulang tahun anak?

Share
Tweet
Pin
Share
9 komentar

Outing Class ala Omah CERIS - Hello, Parents! Melakukan kegiatan bersama anak-anak, tuh, selalu seru. Apalagi jika ide kegiatannya datang dari mereka, semangatnya lebih terasa. Sebagai orang tua, sudah pasti saya sangat mendukung selagi kegiatannya positif. Seperti yang dilakukan pada akir pekan ini, anak saya dan teman sepermainannya punya ide membuat puding cokelat. Kebetulan mereka bertiga satu suara, semua ingin membuat puding cokelat. Jadi, saya pun tidak perlu menyiapkan banyak bahan. 😂

Kabar baiknya, saya sudah punya bahan-bahannya, lengkap. Di rumah sudah ada bubuk puding dan cup karena saya cukup sering membuat puding untuk anak-anak. Maklum mereka suka banget puding. Apalagi Wildan, sekali makan bisa lahap sampai empat cup. Tidak hanya puding cokelat saja, dia hampir suka semua rasa termasuk rasa buah. Dan yang saya suka, puding ini lumayan bikin kenyang. So, anak-anak kadang lupa buat jajan. Alhamdulillah...🤭

Outing Class di Omah CERIS

Behind The Story Outing Class di Omah CERIS

November bagi saya adalah bulan yang penuh deadline. Akhir pekan yang biasanya saya manfaatkan untuk quality time, dengan sangat terpaksa hari Minggu saya tetap membuka laptop untuk menyelesaikan deadline. Ehem...anak pertama saya, Wita sekarang sudah bisa mulai protes, dong. Dia meminta waktu saya untuk bermain bersama. Ketimbang drama, akhirnya saya menjanjikan untuk cooking time dengan syarat setelah pekerjaan saya selesai. 🙈 

Saya beruntung karena pada hari itu mood dia dalam keadaan bagus banget. Dia pun sama sekali tidak mendekati saya. Betul, dia sangat menikmati bermain peran bersama adiknya. Hebatnya, mereka yang biasanya mondar-mandir ke ruang kerja saya, kali ini mereka fokus bermain. Artinya, mereka memang ingin pekerjaan saya cepat terselesaikan. Dengan bantuan kekuatan dewa api ala Pororo, alhamdulillah pekerjaan saya bisa selesai tepat waktu yaitu pukul 14.00 WIB, sesuai dengan yang saya janjikan kepada anak-anak.

Berasa lega, plong ketika pekerjaan selesai. Sayangnya siang itu anak-anak sudah terlihat lelah dan tampak kantuk. Pada akhirnya kegiatan yang sudah kami rencanakan terpaksa tidak terlaksama karena mereka minta ke kamar untuk ditemani tidur siang. Hyaah...cooking time pun gagal. Sedih banget. Tapi Mbak Wita minta untuk minggu depan jadi cooking time. Pilihannya antara masak perkedel tahu atau membuat puding cokelat. 

Kebetulan minggu ini kami tidak ada agenda keluar rumah karena Senin Wita sudah mulai Ujian Akhir Semester (UAS). Setidaknya dengan melakukan kegiatan di rumah tidak menyisakan lelah atau capek yang berlebih, ya. Nah, karena teman sepermainannya datang ke rumah, Wita langsung menagih janji untuk "bermain" di dapur. Kali ini pilihannya jatuh pada membuat puding cokelat seperti yang sudah saya tulis di awal. 😂

Outing Class Ala Omah CERIS.

Outing Class adalah kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar kelas. Outing Class ini merupakan media yang paling efektif dan efisien dalam menyampaikan pembelajaran yang bukan didasarkan dari teori saja tapi juga pembuktian di lapangan secara langsung. Seserius ini pengertiannya, ya. Membaca sekilas tentang outing class, saya jadi merasa salah mengambil judul. Mau ubah judul artikel, tapi saya merasa judul ini paling cocok digunakan. Hahaha.

Outing Class ala Omah CERIS ini bukan outing class sungguhan ya, Bun. Kami hanya melakukan kegiatan bersama anak-anak untuk happy-happy saja. Dan Omah CERIS ini saya tandai di Google Maps sebagai tempat tinggal saya bersama keluarga. Jadi, untuk kegiatan outing class untuk mereka, kemungkinan akan bertempat di rumah Wita atau Omah CERIS. 🤭

Ini kali pertama anak saya bersama Keisha dan Al melakukan outing claas di Omah CERIS degan melakukan kegiatan bersama di dapur. Mereka cukup sering main di rumah kami. Saya pun menjadi paham betul karakter masing-masing. Sampai hafal gerak gerik mereka ketika salah satu mulai sudah tidak nyaman. Ada yang kadang langsung pamit pulang, ada yang melaporkan, ada yang tiba-tiba nangis, ada juga yang memilih untuk diam di pojokan seperti sedang menenangkan diri. Ah...tiga anak ini sudah seperti pelangi, rupa-rupa warnanya. Hahaha.

Sekali lagi, outing class ala Omah CERIS merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan anak-anak di luar kesibukannya belajar di sekolah. Outing class ini juga masih suka-suka, ya. Tapi siapa tahu bisa rutin minimal tiap dua minggu sekali, kalau lagi senggang boleh lah mencontoh tema outing class seperti yang ada di Sekolah. Eh..tapi berat ya, Bun. Pilih yang ringan-ringan saja, yang berat biar Dilan saja yang merasakan. 🤣

Seperti apa keseruan outing class ala Omah CERIS di sesi pertama? Nantikan di aritkel berikutnya, ya. 😉
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Memiliki orang tua yang peduli dengan kekuatan baik dari dalam (inner strength) anak adalah salah satu anugerah yang tak ternilai dalam hidup. Apalagi ketika orang tua juga paham betul tentang fitrah bakat pada anak, mungkin tidak ada anak yang sampai merasa takut karena tidak mendapatkan peringkat di kelasnya. Anak-anak pun akan lebih semangat menjalankan rutinitas harian dan mengerjakan hal-hal baik karena mendapatkan support penuh dari orang tuanya.

Ngomongin tentang inner strength, saya merasa beruntung dan bangga memiliki orang tua yang sangat peduli dengan kekuatan baik dari dalam diri anak-anaknya. Mereka tidak pernah mengharuskan kami mendapatkan nilai bagus ketika tiba waktunya pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS). Mereka adalah orang tua yang paling bisa menerima ketika kami belum bisa naik ke jilid berikutnya di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). Mereka tidak pernah marah-marah sekalipun kami melakukan kesalahan. Dan yang terus lekat dalam ingatan ini, mereka terus mengarahkan pada hal-hal baik, memberi pilihan ketika kami mulai terlihat bimbang akan suatu hal, dan selalu hadir di tengah-tengah kami.

Orang Tua Sebagai Pemeran Utama Dalam Menumbuhkan Inner Strength

Orang Tua Sebagai Pemeran Utama Dalam Menumbuhkan Kekuatan Baik Dari Dalam (Inner Strength) Anak.

Saya masih ingat betul ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ada teman yang suka berulah dan mengganti nama semau sendiri dengan maksud mengejek. Kalau terjadi pada saat ini, bisa masuk kategori bully, ya. Awalnya saya biarkan saja dia ngomong sampai capek. Saya juga tidak memberikan respon apapun. Tapi lama-lama saya kesal dan memilih untuk pulang padahal masih di jam istirahat.

Bapak saya yang saat itu di teras, kaget ketika melihat saya lari dalam keadaan menangis. Sambil terisak-isak, saya menceritakan apa yang telah terjadi di Sekolah. Bapak saat itu hanya memberikan senyuman dan memangku saya. Kedua tangannya menggenggam tangan saya yang basah karena baru mengelap air mata. Bapak belum menyampaikan apapun, tetapi genggaman tangannya seolah berbicara dan seperti sedang mentransfer kekuatan. 

Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dari orang tua saya. Makanya ketika saya menjadi orang tua, banyak hal-hal baik yang pernah saya dapatkan dari mereka kemudian saya bagikan kepada Kecemut dan Wildan. Saya juga cukup sering menerapkan pola asuh mereka untuk anak-anak saya, karena saya merasa sangat nyaman, aman, dan bahagia memiliki orang tua yang terus memberikan rasa sayang dan menumbuhkan rasa percaya diri. Dan alhamdulillah...meskipun mendapatkan pelajarannya pulan tahun silam, tapi untuk penerapan saat ini masih sangat bisa diterima oleh anak-anak saya.

Orang tua memang sebagai pemeran utama dalam menumbuhkan kekuatan yang baik dari dalam atau yang disebut dengan inner strength. Dan orang tua paling bisa menggerakkan hati anak-anak dengan berbagai macam cara. Salah satunya yaitu dengan sentuhan kasih sayang yang sering bikin melting. Meskipun kekuatan baik dari dalam adalah bawaan sejak lahir, tapi setidaknya orang tua bisa mendukung anak untuk terus menumbuhkan kekuatan tersebut sampai pada akhirnya anak dapat mewujudkan mimpi dengan inner strength yang dimilikinya.

Yuk, Wujudkan Mimpi Anak Dengan Inner Strength yang Dimilikinya.

Kekuatan baik dari dalam (inner strength) anak adalah kekuatan mental yang tercerminkan oleh kekuatan karakter pada setiap anak. Contohnya seperti Percaya Diri, Pemberani, Tangguh, dan Baik Hati. Saya terbayang betapa hebatnya anak-anak jika orang tua dapat mendukung inner strength yang mereka miliki sejak usia dini. Orang tua dapat memberikan dukungan dalam menumbuhkan kekuatan baik dari dalam dengan berbagai macam cara untuk dapat mewujudkan mimpinya. Sudah pasti sangat seru, bukan.

Anak renang tanpa didampingi orang tua

Teman saya yang saat ini berprofesi sebagai guru SD pernah memberikan pesan kepada saya. Intinya, jika saya punya dana lebih untuk pendidikan anak, maka anggarkan untuk les bakat atau minat sesuai dengan potensi yang dimiliki anak. Jika orang tua belum tahu bakat anak di bidang non akademik, maka bisa memberikan stimulus atau melakukan observasi pada jenis kegiatan yang dapat membuat anak senang ketika melakukannya. Dia juga menambahkan, bahwa belajar di bidang akademik pada dasarnya cukup di bangku sekolah dengan ditambah pendampingan dari orang tua saat di rumah.

Kali ini saya sepakat!

Dan siapa sangka, keberanian Kecemut pergi ke Cangkring ternyata dapat membuka jalan untuk mewujudkan mimpinya. Iya, setelah sekian tahun saya terus menggali potensi yang dimiliki oleh Kecemut, ternyata dia sangat menikmati kegiatan olahraga renang. Saya dapat melihatnya ketika dia akan pergi ke kolam renang. Semangatnya luar biasa. Sesampainya di lokasi, dia adalah orang pertama yang meminta saya untuk cepat-cepat membeli tiket masuk. Antusiasnya begitu tinggi, dia tidak sabar untuk terjun dan menggerakkan tangan dan kakinya di dalam air.

Dari usia dua tahun, kami sudah mulai mengenalkan olahraga renang kepada Kecemut. Saat itu, kami memilih Serayu Park sebagai tempat pertamanya mengenal kolam renang. Namun, kami tidak menyangka dia bisa ada pada titik ini. Meskipun belum lancar karena masih belajar berasama pelatihnya, saya sangat mengapresiasi keberaniannya untuk mencoba olahraga ini. Dan saya juga mulai melihat rasa percaya dirinya ketika berada di dalam kolam. Gerakannya mulai teratur. Dia juga sudah berani mengajak Ayahnya untuk balapan renang padahal belum saatnya. Masya Allah!

Wujudkan Mimpi Anak Dengan Inner Strength yang Dimilikinya.

Berbeda dengan Kecemut, anak kedua saya, Wildan suka beberapa jenis olahraga. Usianya saat ini 2.5 tahun. Tapi dia sangat menikmati ketika saya ajak lari-lari. Meskipun hanya berputar mengelilingi lapangan, tapi semangatnya terlihat. Selain lari, dia juga senang main sepak bola bersama Ayahnya. Menurut suami, dia terlihat ada bakat dalam sepak bola. Di usia yang masih sangat dini, tapi dia terlihat sangat fokus dalam menendang dan menangkap bola. Gerakannya pun terlihat beraturan, tidak asal menendang.

Terlepas kelak akan menekuni olahraga bola atau tidak, terpenting kami sudah membelikan bola dan mendampinginya bermain saat dia terlihat ingin bermain bola. Kalau ngomongin harapan, sih, ketika bakat main sepak bola terus telihat, kami pasti akan mendukungnya. Boleh lah ikutan Biskuat Academy.

Yuk, Ajak Anak Mengikuti Biskuat Academy 2022 dan Menjadi Generasi Tiger Indonesia.

Biskuat Academy adalah rangkaian acara tahunan dari Biskuat untuk memberikan pembelajaran olahraga bagi anak Indonesia. Sementara #GenerasiTiger merupakan gerakan yang diluncurkan oleh Biskuat untuk mendorong orang tua memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan kekuatan dari dalam. Jujur, melihat anak berprestasi di bidang akademis pasti membuat orang tua bangga. Namun, sebagai orang tua juga harus memahami potensi fitrah bakat anak. Dengan mengenali bakat anak dengan baik akan membantunya di masa depan untuk menemukan peran hidupnya.


Biskuat mengajak para orang tua, guru, pemerintah, serta masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menciptakan Generasi Tiger Indonesia. Melalui gerakan ini, Biskuat berharap agar anak tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, nilai akademis, perolehan medali dalam kompetisi tetapi juga kekuatan dari dalam anak yang sesungguhnya. Biskuat juga mengajak orang tua Indonesia untuk menciptakan #GenerasiTiger, generasi yang memiliki karakter tangguh, baik hati, pemberani, dan percaya diri.

FYI, Biskuat Academy telah mendukung kekuatan baik dari dalam anak Indonesia sejak 2019. Nah, untuk dapat mengikuti Biskuat Academy 2022, kalian cukup membeli produk Biskuat dan mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp ke nomor 0812 1222 5919. Biskuat menghadirkan dua varian rasa yaitu original dan cokelat. Biskuit dari Biskuat ini dilengkapi dengan 9 Vitamin dan 6 Mineral. Kalian bebas mau beli rasa apa, sesuka kalian. Mau beli di mana saja, terpenting pilih Biskuat yang kemasannya khusus, yaitu yang ada gambar bolanya. 

Keterangan selengkapnya tentang cara mengikuti Biskuat Academy 2022 bisa baca di info grafis berikut ini. Atau, kalian bisa langsung menuju laman web https://www.biskuatacademy.com/.

Ajak Anak Mengikuti Biskuat Academy 2022

Dengan bergabung di Biskuat Academy 2022 artinya kalian mempunyai kesempatan untuk memenangkan tur ke stadion Internasional. Hayo, orang tua mana yang tidak bangga ketika melihat anak-anaknya dapat mewujudkan mimpi dengan inner strength yang dimilikinya? 

 "Artikel ini diikutsertakan pada lomba KEB X Biskuat Academy"
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose