• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Katanya, bayi yang masih dalam kandungan sudah dapat diajak kerja sama. Ibu ngeluh dikit, si jabang bayi bisa ngertiin. Ibu lagi bahagia, si jabang bayi ikut loncat-loncat di dalam. Ini aku udah ngerasain beberapa kali saat hamil Yasmin, dan itu benar adanya. Makanya, lima hari sebelum menyapih Kecemut, aku kerap menyampaikan kepadanya bahwa, tak lama lagi dia ngga nenen karena usianya sudah dua tahun. Setelah nanti ada acara tiup lilin, berarti si enen digembok otomatis. Dengan melakukan komunikasi seperti ini aku berharap, tepat diusianya dua tahun yaitu tanggal 15 Januari 2018, dia sudah siap.

Dan pada praktiknya...


Yang udah disapih...
Aku punya rencana ngajak Kecemut main ke Yogya. Ini seperti kado ulang tahun, gitu. Ya meski sebenarnya Mamaknya yang pingin main (juga), sih. Hahaha. Suatu malam, saat aku sedang mengusap pipinua, ada setan yang menggodaku.

"Kamu yakin mau menyapih? Bisa-bisa nanti travelingnya ngga nyaman lho." Ini bisikan setan yang maut banget sumpah! 

Lalu aku kembali berpikir untuk menyapih. Karena memang ada rasa takut kalau dia akan rewel saat diajak main, aku ngga mau nanggung risiko. Ya kalau di penginapan nantinya dia bisa kalem, semisal sebaliknya? Sumpah, godaan setan terkutuk itu berat banget.

Akhirnya aku putuskan untuk menyapih Kecemut seminggu setelah pertambhan usianya. Dasar Ibu-ibu ngga PD-an, ya. Hahaha.

Lanjut...

Januari hampir berakhir, tapi aku belum juga bertekad untuk kembali menyapih Kecemut. Apalagi saat itu aku bersama teman-teman GenPI Banyumasan punya rencana untuk menghadiri undangan Featival di Cilacap pada penghujung bulan. Haaaah! Godaan kembali datang. Aku pun ngga berani berniat untuk menyapih nya (lagi).  Takut di Cilacap dia rewel, ngga tenang. Hampir dua minggu pasca ulang tahum, enen pun kembali aku berikan, kembali diisap. 🙈

Ini kenapa ngga beraninya dengan alasan yang sama, sih? Pergi ke luar kota menjadi alasan terus-menerus!

Duuuh, secara ya, dia ngusel ketek sambil nenen dalam hitungan menit pasti langsung tertidur. Ini sudah dipastikan. Pokoknya ketek Ibunya udah mirip bius lokal. Jadi pikirku, ketika nanti dia rewel tinggal dikasih bius lokal saja, beres! Makanya, aku gagal menyapih saat usia Yasmin tepat dua tahun. Padahal rencananya, aku dan suami kompak banget menyapih Kecemut di usia dua tahun. 

Ini karena Ibunya pingin menang sendiri, nih. Pingin enak sendiri, terlalu banyak alasan, dan terlalu banyak ketakutan. 🙈

Ternyata alasan seperti ini sungguh tidak indah BukIbu dan Pak Bapak. Semakin menunda si kecil untuk menyapih, semakin dia nyaman untuk terus enen, seperti keranjingan, gitu. Ya...meski ada metode yang namanya WWL (Weaning With Love), tapi sebagai Ibu ingin segera menyapih anaknya ketika dia sudah masuk usia duat tahun. Eh, atau ini cuma aku dowang, ya.

Jadi, dari pengalaman aku menyapih, ternyata kalau belum niat banget buat menyapih, si kecil juga bakal ikut setengah-setengah menerima instruksi untuk ngga nenen. Selain itu, jika Ibunya belum ikhlas menyapih, biasanya ngga diberi kemudahan untuk menyapihnya. Fufufu. Betul-betul niat dan ikhlas, ini kunci utama menyapih bagi aku.
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar
Puteri kecilku sepertinya ngga rela jika aku pergi terlalu jauh, dan dia ngga ikut. Pergi ke luar kota, khususnya. Ya, pergi yang tak cukup hanya dalam hitungan jam, membutuhkan waktu ber hari-hari dan dipastikan menginap. Namun karena keadaan yang ngga memungkinkan, aku memilih untuk ngga mengajaknya.

Seperti biasa, sebelum aku go, jauh hari sudah melakukan sounding dengan memberi sedikit pengertian bahwa, aku akan ada acara bareng teman kantor atau Blogger dan menginap untuk beberapa hari. Aku pun menjelaskan kalau dalam waktu satu atau dua hari ngga ada di dekat Kecemutku. Tiap kali memberi pengeritan, dia selalu paham. Bisa dibilang, dia sudah dewasa. Kalau kata suami, level dewasanya udah melebihi Ayahnya. 😂


"Ibu pergi, Syaquita main sama Mak Yem. Bobo sama Mbah Uti."

Ini bukan aku yang mengucap, melainkan Kecemutku. Cukup dewasa, bukan? Dia ngga merengek sama sekali. Saat aku mau berangkat pun, dia melambaikan tangan, dadah-dadah, dan memberi kiss bye.

Dulu, saat hendak ke Malang untuk acara kantor, usianya baru 18 bulan. Aku memilih untuk ngga mengajaknya karena bagiku, Malang terlalu jauh baginya. Apalagi saat itu transportasinya menggunkan Bus. Duuuh...kalau dia bisa anteng sepanjang jalan ngga masalah, ya. Nah kalau rewel dan tiba-tiba minta turun atau bahkan pulang? Apa kabar, Buk? Luar biasa!

Namanya batita, sifat-sifat yang kadang bikin Ibu tegang tuh susah diprediksi. Lahir bisa menerima untuk ditinggal beberapa, tapi nyatanya dia demam! 😂 Esok harinya aku go, malam harinya dia demam. Sepanjang malam aku kasih nenen, biasanya kalau panas, aku kasih enen full, paginya kembali sehat. Tapi ini spesial, udah dikasih enen, paracetamol, tetap saja panas belum mau turub. Sayang banget sama Ibunya, ya. 🙈Pada akhirnya, aku gagal ke Malang saat itu karena benar-benar tidak memungkinkan untuk meninggalkan Kecemut. #AkuRapopo

Saat aku menulis blog post ini, aku sedang dalam perjalanan keJakarta karena ada acara bareng teman-teman WB. Seperti biasa, aku dan si kecil sudah berdamai, aku belajar ikhlas. Tapi si dia kembali mendadak deman di malam hari. 😂 Kali ini aku ngga memberi ASI karena usianya sudah dua tahun. Aku juga ngga memberikan paracetamol. Pikirku, paling pagi harinya sembuh.

Paginya aku tinggal ke kantor sampai siang, eeeh si Om memberi kabar kalau panasnya makin menjadi. Duuh...ngga ada angin, ngga ada hujan, hari sebelumnya sehat-sehat saja. Dudduuh...bikin deg-degan. Tiket sudah di tangan, cuy!

"Beliin jajan, apa yang dia suka."

Pesan Mbah Uti sebelum aku meluncur ke Apotek untuk membeli obat penurun panas. Mbah Uti juga sudah membuatkan puding cokelat kesukaannya. Tapi aku bingung mau membelikan apa karena untuk saat ini dia cuma suka puding dan Yupi. Karena waktu sudah mepet, aku cuma membeli paracetamol. Tanpa beli jajan. 🙊

Paracetamol kali ini agaknya berbeda dari yang biasa aku beli. Ini dosisnya cukup tinggi,16 mg kalau ngga salah,tapi aman kok buat anak-anak. Paracetamol rasa anggur tapi pahitnya masya allah. 😍 Pelan-pelan aku memberikan paracetamol. Kasihan, pahitnya menjadi banget banget. Alhamdulillaah, saat aku hendak pergi, panasnya sudah turun. Uuuwh...harusnya dari malam, ya. 😂

Bocahku unik banget, ya. Tiap aku mau pergi untuk beberapa hari dan dia ngga ikut, mendadak demam. Semoga ini terakhir mendadak demam ya, Nak. 😗

Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Tak sengaja, kami menemukan Fun Doh di etalase toko permainan yang ada di Depo Pelita Banjarnegara. Kami tahu nama Fun Doh, tuh, dari belahan jiwa kami, Syaquita. Iya, ketika dia sedang nonton Baby Doll lewat channel YouTube, beberapa kali kami melihat si baby doll mengeluarkan mainan dengan label Fun Doh.

Aku penasaran, dong, apa dan seperti apa itu Fun Doh. Penasaran karena dikemas di dalam gelas plastik. Dalamnya, kan, ngga kelihatan. Setelah dibuka sama si baby doll, ternyata isinya M A L A M. 😄😄😄

Yuuk...raimbow cakenya diorder, Sista...

Yes, Fun Doh adalah Malam atau Plastisin. Cuma bedanya, si Fun Doh ini biasanya dijual satu paket dengan alat-alat yang cetak yang dapat mengasah kreativitas si kecil. Dan ini sekarang nampaknya makin laris. Tiap kali ke Depo Pelita, pasti isi ulangnya tinggal beberapa. Warnanya tak lengkap pula.

Syaquita ngga ada bosennya mainan Fundoh. Saat itu, aku membelikannya satu paket yang berisi tiga cetakan, dan peralatan makan. Harganya Rp 35.800. Lalu nambah beli fun dohnya isi dua gelas, Rp 16.000. Aku membeli fun doh juga karena Syaquita memang belum punya. Setelah sampai rumah dan aku buka paket fun doh, ternyata di dalam paketannya sudah ada tiga warna fun doh. Hahaha.

Tapi aku ngga menyesal, sih, beli isi fun doh. Karena ternyata isi fon doh yang tiga warna itu keras banget. Sudah mengeras. Aku campur dengan sedikit minyak, berhasil meleleh. Tiga warna : Biru, Mrah, dan Orens, akhirnya bisa ikut dimainkan juga.

Beberapa kali Syaquita belajar mencetak malam dengan cetakan yang ada, tapi dia belum bisa mengeluarkan malamnya karena cetakan tersebut tanpa dorongan. Makanya kalau sedang bermain bareng, dia selalu minta tolong ke aku untuk menanggalkan isi fun doh. 😂

Cetakan favoritnya adalah cetakan segitga. Setelah malam tercetak, kami mengarahkannya untuk menyusun hasil cetakannya. Welaaah...lha kok mirip rainbow. Hahaha.

Saat melihat dia main Fun Doh, rasanya tenang banget. Soalnya dia bakal betah, apalagi kalau aku temani. Makin betah. Mungkin seharian bakal dijabanin. Aku sih ngga masalah, malah bahagia karena dengan bermain Fun Doh, artinya dia bakal lupa tempat jajan ke warung dan nonton baby doll di youtube. Semacam bisa jadi pengalihan, gitu. Ibu-ibu pasti paham kenapa aku bahagia. 🙈

Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
HelloHai, Syaquita...🎂

Betapa Ibu sangat gerogi saat melihat kalender dan ternyata sudah di tanggal 13. Artinya, dua hari lagi adalah tanggal lahirmu. Ibu pun mulai berpikir untuk ini: antara mengadakan tiup lilin atau kami cukup mengucapkan selamat ulang tahun di hari ulang tahunmu nanti. 🎂👧

Sebenarnya, sih, Ayah ingin ada nasi kuning untuk syukuran. Tapi, kok, Ibu rasanya ngga sanggup kalau harus membuat nasi kuning, lalu mengadakan tasyakuran barang mengundang teman-teman dekatmu; Al, Mbak Tea, Mbak Lista dan Mbak Olin. Ngga sanggup bukan karena Ibu sibuk atau kurang tenaga, tapi karena sudah beberapa minggu ini Mbah Buyut sakit. ☹


Ini akan makin dewasa saja...

"Ngga ada tasyakuran dengan mengundang teman-teman setelah ini." Kami pernah mengucap demikian setelah merayakan ulang tahun Si Kecil di usia satu tahun. Tapi namanya orang tua, ya. Hal-hal yang tadinya  telah direncanakan dan sudah fix, bisa berubah 180 derajat. Niat untuk tidak membuat nasi kuning atau membeli kue, akhirnya kandas sudah. Ibu ngga sampai hati walau sebenarnya kamu belum paham betul arti dari ulang tahun.

Siang itu kira-kira pukul 10.00 WIB, Ibu izin kerja sampai jam istirahat. Untuk apa? Tak lain untuk membeli kue ulang tahun. Ibu ngga memesan kue ultah, memilih kue seadanya di Toko Roti Mawar. Terpenting kuenya bisa ditambahi tulisan ucapan ulang tahun dan lilin. Nah, karena Ibu sendirian pas membeli kue, sampai rumah ternyata tulisan "Happy B'Day" sudah ngga utuh. Rusak karena terombang-ambing saat perjalanan pulang naik motor. Hahaha. 


Rusak tulisannya...Fufufu 
Kenapa seperti mendadak dan buru-buru, Buk?

Kalau mendadak, ngga. Karena sebelumnya Ibu sudah sampaikan ke Ayah dan keluarga bahwa nanti akan ada tiup lilin. Terkesan buru-buru memang Iya, sampai Ibu harus izin kerja segala. Ini semua sudah dengan pertimbangan. Ibu ingin Mak Yem juga ikut melihat kamu meniup lilin. Bagaimanapun juga, Mak Yem termasuk salah satu perempuan yang turut membesarkan kamu. Sementara kalau potong kuenya menunggu Ibu pulang kerja, Mak Yem pulanganya nanti terlalu sore. Kasihan. Dan kebetulan, di hari ulang tahunmu Ayah berangkat kerja siang. Makanya Ibu mengalah untuk izin kerja sebentar.

Selain terkesan mendadak, ada dua kejadian yang bikin moment ultahmu ini makin greget. Yaitu Ibu yang tiba-tiba membeli baju baru untukmu dan membeli lilin lagi. 😂 Sebenarnya di rumah ada baju a la princess, gitu. Tapi Ibu ngga yakin baju itu masih muat apa ngga. Akhirnya, sebelum membeli kue Ibu mampir Toko Baju Kayla Keysa. Dan perlu kamu ingat, Baju yang Ibu belikan ternyata kekecilan. Hahaha. Ngga parah banget, sih. Tapi ya kasihan kalau harus dipakai lama-lama. Baju pun hanya dipakai beberapa menit saja, setelahnya hanya Ibu dan Tuhan yang tahu. Wkwkwk


Princessnya  sibuk mainan....
Tentang lilin angka dua, ini sebenarnya (lagi) Ibu sudah agak was was saat melihatmu memegang lilin dan dipakai buat mainan. Kamu ingat, Nak? Entah sedang mikirin apa, lilin itu kamu patahkan. 😂 Ibu gemes banget! Padahal kan tasyakuran hampir mulai. Ayah berusaha semaksimal mungkin untuk menyatukannya kembali. Namun gagal. Ibu pun langsung ingat Toko Samiaji, toko yang menjual aneka rupa kebutuhan kecuali sembako, yang tak jauh dari rumah. Uuuwh...alhamdulillaah stok lilin angka dua masih. Harganya ngga seberapa, 2 ribu rupiah, tapi tanpa angka ini nongkrong di atas kue, rasanya ada yang kurang.

Suasana sekitar pada siang itu ngga begitu ramai. Pun di dalam rumah, hanya ada Mbah, Mak Yem, Om, Ayah, Ibu dan Kamu. Nyanyian lagu selamat ulang tahun kami lantunkan dengan semangat karena kamu terlihat bahagia. Aura kebahagiaan kamu betul-betul sampai ke kami, Nak.


Bersama dua perempuan yang tiap hari mendampingi....
Selamat bertambah usia, Sayang. Semoga sehat selalu dan makin solehah, ya. 👨‍👩‍👧🎂
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Bukan tanpa sebab aku nostalgia ke masa SMA. Ini karena chating sama Mbak Noe, teman Blogger dari Serang yang saat ini makin doyan fotografi dan edit-edit foto, gitu. Hasil jepretannya kece-kece abis. Yaaaa gimana lagi, dia kan kameranya emang bagus. Udah gitu, dia hobi traveling, Travel Blogger hits, gitu. Pantas lah, ya, hasil fotonya selalu saja cetar. *Ngga boleh iri ya, Dah. 🙊

Kabar baiknya, nih, hampir tiap kali kami chat, tuh, ghibahin orang berujung pada ide buat tema blog post. Gaya banget, kaaaan? Sombong banget, kaan? Padahal kami ngobrolnya ringan-ringan banget, lho. Tapi emang dasarnya hobi menulis dan sama-sama suka kurang ide, ketimbang blog ngga diupdate, apa yang diobrolin bisa kami jadikan tema nulis. Kan lumayaan. Hahaha.


Manis, kan. . . 🙊
Saat Mbak Noe memberi clue tentang sepatu pantofel, yang ada di pikiranku adalah tentang teman-teman SMA dan segala peraturan dari sekolah yang membuat siswa ngga bisa pakai sepatu modis. 🤣

Apakah kalian pernah mendapat point atau hukuman dari guru piket gara-gara ngga pakai sepatu warna hitam? Dududuuh...jangan-jangan cuma aku dowang yang ngga pernah berani bergaya pakai sepatu dengan model kece dan warna cerah. Saban hari pakai sepatu warna hitam dan itu model pantofel semua. 🤣

Dulu, tahun dua ribu sekian, sewaktu SMA, Sekolahku mengeluarkan peraturan bahwa seluruh siswa harus memakai sepatu warna hitam. Ngga peduli meski hanya punya satu sepatu, tetap harus dipakai dari Senin sampai Sabtu. Walau sepatu baru kehujanan, tetap harus pakai sepatu warna hitam. Betul-betul susah mendapat toleransi. Diih...ketat banget, ya? HoOh...apalagi yang namanya Pak Nono, guru olahraga yang disiplin banget. Menjumpai sepatu belang dikit saja, kadang langsung dipanggil. 🙈

Btw nih, ya. Saat sekolah dulu, aku ambil jurusan AP (Administrasi Perkantoran) di SMK Negeri, gitu. Namanya anak AP, kan rata-rata suka bersolek dan agak memperhatikan penampilan. Nah, untuk masalah sepatu pantofel ini, aku and the gengs kerap beli sepatu di pasar. Hahaha. Iya, belinya di pasar kota. Dari pintu masuk sebelah barat, ambil arah kanan. Kurang lebih lima puluh meter sudah sampai, deh.

Di tempat ini ada beberapa penjual yang sudah kami jadikan langganan. Tinggal pilih sepatu, lalu tinggal bayar. Ngga perlu nawar-nawar, gitu. Dan kalian tahu harganya berapa? Ngga sampai Rp 50 ribu, Sist. 🤣🤣 Uniknya nih, kami kalau beli selalu rombongan meski yang jadi beli hanya satu atau dua. Lainnya cuma lihat-lihat, kalik saja ada yang cocok dan bisa dibeli kapan-kapan. 🙈


Belanjanya tinggal klik...
Rasa-rasanya sudah seperti di toko online. Bisa lihat-lihat dulu, belinya lain waktu. Bedanya, kalau di toko online tuh model sepatu pantofelnya beragam, ngga monoton seperti zaman SMA aku dulu. Apalagi kalau lihatnya di Shopee. Selain beragam model, ada banyak diskon shopee juga. Kalau pingin dapat diskon, sering-sering saja cek website ShopBack Indonesia. Ada banyak tawaran diskon di sana. 🤗

Kalian punya kisah tentang sepatu pantofel? Cerita, doong! ❤❤
Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose