• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Aku kaget saat melihat Yasmin mengembalikan satu jajanan yang sudah dibeli kepada Mbak Kham, pemilik warung belakang rumah kami. Kaget karena dia minta ditukar dengan Wira, jajanan gurih mirip kerupuk. Anak usia 19 bulan udah bisa minta jajan dengan meyebut nama produk. Padahal di tangannya sudah ada wafer dan roti. 😂 Jajanan ini harganya Rp 500, dan dia hanya mau beli ini di warung Mbak Kham. Karena di warung lain, ternyata dia udah punya jajan favorit juga. 🙉 Jajanan yang bernama Jetz, misalnya 


"Ya ampun...ini anak udah kenal dengan jajan warung. Udah paham dan tahu namanya pula." Batinku saat itu. 

Selain warung Mbak Kham, ada satu warung lagi yang kerap dia kunjungi. Adalah warungnya Mbak Olin. Sejak awal kenal warung Mbak Olin, dia cuma tertarik dengan Jetz. Jajanan stick yang dilapisi cokelat, gitu. Menurutku, Jetz lebih aman ketimbang Wira karena kandungan micinnya ngga begitu banyak. Aku yang membelikannya pun sedikit tenang. Tiap kali ke warung Mbak Oline, meski hanya sekadar main, pasti Yasmin minta Jetz. Harga jajanan ini Rp 1000, dan isinya dikit banget. 😂

Dari awal dia mulai bisa minta jajan, aku ngga membiasakan dia untuk mencoba jajanan baru di warung. Aku mengajaknya jajan ke tempat sayur Uwa Saonah atau tempat Mbok Mugi. Di sana ada jajan bocah juga, cenderung basahan dan kadar micinnya ngga berlebih. Lapis, Apem, misalnya. Soalnya, aku agak was was kalau nantinya bakal ketagihan jajan warung, padahal masih di bawah umur banget. Lagipula aku yakin, saat usianya masuk tiga atau empat tahun, nanti dia cukup minta uang, ngga mau didampingi, dan memilih jajan sesuka hati. Sepertinya ini menjadi hal pasti, ya. 🙊

Soal camilan buat Yasmin, bisa dibilang aku termasuk Ibu yang cukup ketat dalam memilih dan memberikan camilan. Kalau bukan buatan sendiri, aku bakal pikir ulang untuk memberikannya. Semisal memang ngga membuat jajan, aku lebih memilih buah ketimbang jajan siap makan yang dibeli di warung atau supermarket, gitu. Tapi ini dulu, cuma bertahan sampai usia Yasmin 13 bulan. 🙊

Kira-kira, apa penyebab gugurnya prinsip yang sok higienis itu? 😂

Alasan yang paling kuat yaitu makin bertambahnya akal si Kecemut. Misalnya nih ya, dia melihat teman mainnya membeli jajan di warung. Pelan-pelan dia mengajak Ibu atau Ayahnya ke warung dan membeli jajan. Terlebih saat pas diajak Mbah Uti ke warung, dia pasti minta jajan yang biasanya dipajang. Hasilnya, Mbah Uti kalah sama cucunya, dong. Meski sudah ditahan sekuat apapun, tetap saja luluuuuuh. 🙊

Was was memang, tapi mau gimana lagi. Soalnya ini kan semacam siklus yang dilewati anak-anak. (((siklus))) Aku merasa beruntung karena punya keluarga yang bisa diajak kompromi soal pemberian jajan di luar. Alhamdulillaah ngga banyak jajan warung yang dikenalkan kepada Yasmin. 🤗
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Terkena terik matahari tidak menyurutkan semangat para penonton karnaval. Mereka tetap duduk di pinggir jalan, terus menontonnya dengan riang meski cuaca siang itu begitu panas. Ingin melihat penampilan anak, saudara, teman, atau sekadar menikmatinya. Entah apa yang menjadi tujuan mereka, yang jelas banyak orang menunggu acara karnaval yang digelar di hari kemerdekaan. Termasuk aku.


Di kota kelahiranku, Banjarnegara, karnaval kemerdekaan RI telah menjadi agenda tahunan. Karnaval ini dilaksanakan sehari setelah hari kemerdekaan RI dan diikuti oleh anak-anak TK, SD, SMP, dan SMA. Rute dimulai dari alun-alun Banjarnegara, melewati Jl. MT. Haryono, Jl. Pemuda, lalu kembali lagi ke alun-alun Banjarnegara. Rute yang cukup jauh.

Kebetulan karnaval tahun ini dilaksanakan pada hari Minggu. Aku pun menyempatkan untuk nonton bersama Yasmin dan Mbah Uti. Kami memilih tempat nonton di Jl. Gayam, dekat Topas Gayam. Alhamdulillaah...di sini cukup adem karena ada pepohonan di sekitar. Cukup nyaman.

Bagiku, karnaval termasuk salah satu acara tujuh belasan yang khas dan menarik. Terlebih, tema karnaval tiap tahunnya berbeda. Potensi daerah dan Wisata menjadi tema pilihan tahun ini. 

Tiap sekolah menyajikan kreasi tempat wisata, kuliner, yang dimiliki oleh Banjarnegara. Membuat buah carica dari kertas asturo, misalnya. Atau, membuat replika Candi Arjuna dari kardus. Menarik, ya. Omong-omong, karnaval ini dilombakan. Makanya, tiap Sekolah berlomba-lomba menyajikan kreatifitas terbaik yang siap untuk diperlihatkan. 

Karya berbeda yang aku lihat dalam karnaval yaitu literasi. Salah satunya adalah topeng sarung. Ini adalah kreasi siswa-siswi SMP-IT Banjarnegara. Mereka melukis di atas kain sarung dengan membuat ekspresi wajah. Melihat topeng ini bergerak dan tangannya bergoyang, Yasmin bahagia banget, dong. Dia ikut joged-joged. 😂


Lucu banget, asli. Apalagi melihat gerakan tangannya. Yasmin mencoba mengikuti gerakan para peserta topeng sarung, gitu. 😄 

Anak seusia Yasmin, 19 bulan, memang belum paham arti hari kemerdekaan. Aku belum mengenalkan atau memberi penjelasan tentang Kemerdekaan RI kepadanya. Mengajaknya nonton lomba di kampung halaman, atau nonton karnaval semacam ini menjadi salah satu cara mudah menyampaikan pesan tentang moment kemerdekaan. Sampai pada saatnya dia akan paham, bahwa jika ada lomba di kampung dan karnaval berarti saat itu juga akan ada peringatan hari kemerdekaan. 

Kelak, saat Yasmin usia tiga atau empat tahun, moment nonton karnaval akan kembali terulang. Di usia ini, mungkin dia sudah mulai paham jika kami memberi pengetahuan tentang kemerdekaan RI. Tentang keberagaman baju adat yang dikenakan para peserta karnaval. Atau, alat musik yang dimainkan oleh para peserta karnaval. Pelan-pelan mengenalkan Kemerdekaan RI kepada Si Kecil.

Baca juga Blog Post Mamak-mamak tentang Kemerdekaan:


  1. http://emak2blogger.com/2017/09/12/ada-apa-dengan-poligami/ (Trigger Post)
  2. http://sepradik.com/poligami-di-mata-emak-rempong/
  3. http://www.alfulaila.com/2017/09/memandang-lewat-kaca-mata-saya.html
  4. http://www.fillyawie.com/2017/09/dengan-poligami-apakah-pernikahan-bisa.html
  5. http://masihkecilaja.blogspot.co.id/2017/09/poligami-ikuti-sunnah-rasul-jangan.html
  6. http://www.aninditaayu.com/tentang-poligami-siapkah-jika-suami-menikah-lagi/

Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar
Hari ini aku matiin handphone dari pagi sampai sore karena DEMI menyelesaikan beberapa tulisan yang harus dikirim ke *tiiiiit* *sensor* bulan ini. Dan aku takjub dengan diri sendiri. Aku yang biasanya tiap menit lihat layar handphone, hari ini berhasil ngga menengok sama sekali. Yaiyalaaah...handphonenya saja aku taruh di tas. 😂

Atas kedisiplinan ini, akhirnya aku dapat hadiah sepeda motor vario 150 cc, Smartphone Samsung S8, ProBook DELL, dan Sepatu Gunung. TAPI BOHONG! 🙊 Siapa yang mau ngasih hadiah banyak gitu, ya. Duuuh...


Penampilan pertama, sendratari babad alas...
Atas kedisiplinan ini (diulangi), akhirnya aku ada kesempatan nonton Parade Budaya Banjarnegara karena tepat jam 19.00 WIB aku selesai menulis! Wuuuuw...koprol bangeeeet! Tanpa pikir lama, aku minta izin ke orang tua untuk cus ke alun-alun Banjarnegara. Hiyaaa...harus banget izin karena aku mau bawa Kecemut. Hahaha. 

Sebenarnya aku dan suami sama-sama pesimis dapat izin, lho. Lha kok pas lagi nyari kaus kaki Kecemut, mbah Uti nyamperin. Yaudah...langsung tembak aja, DOR! Pada akhirnyaaaaa, kami dapat izin untuk nonton! Wuuuuw...koprol lagii lah, yaa. Biar gawl. 

Berangkat dari rumah jam 19.30 WIB, sampai alun-alun Banjarnegara, udah ramai penonton. Woyoooh...untung masih diberi jalan buat masuk. Kami pun bisa duduk nyaman, tenang, dengan posisi yang tepat. Tenang, awalnya. Saat Yasmin masih bobok dalam pelukanku, aku dan suami masih bisa bergembira. Tapi saat acara dimulai, Yasmin bangun dan minta maju ke karpet merah. Mau ikut pertunjukan kalik, ya.😂 Ya ampuun...aku hanya bisa maklum karena usianya masih dini. Belum paham betul aturan-aturan, gitu. Seketika, dia nangis dan langsung heboh.

Sendratari Babad Alas sempat kami tonton sampai selesai. Dan kesenian ini keren banget! Menampilkan 95 penari, sendratari ini sukses membuatku mlongo kagum. Aaah...ternyata seni budaya Banjarnegara lebih memesona dari apa yang kubayangkan. Banjarnegara, ku cintaaaaaa! 💕💕💖

Sama Bima saja takuuuut. CEMEEN. 😆😆😆
Ehiya, di acara parade budaya ini, kami hanya bisa nonton satu pertunjukan saja karena lama-lama Yasmin riweeh. Karena sudah berujung pada tangisan, kami pun memilih untuk pulang. Tepat jam 22.00 WIB, sesuai janjiku kepada orang tua, pulang maksimal jam sepuluh malam. Jodohnya, Mbah Uti telpon di jam janjian. Yihaaa bangettt! 😆

Keluar area pertunjukan dengan setengah hati, alhamdulillaah ada yang bisa menyembuhkan. Adalah kerak telor asli betawi kesukaanku dan suami, odong-odong kesukaan Yasmin. Yaudah, kami pun langsung menempatkan diri sesuai kesukaan masing-masing. Yasmin naik odong-odong sendiri, aku dan suami pacaran. Lalala...INI BOHONG BANGET! 😛

Festival Serayu akan hadir dua tahun lagi. Artinya, dua tahun lagi Yasmin udah gede. Udah bisa anteng diajak nonton Parade. Semoga dua tahun lagi aku hamil. Aamiin...🙏🙏 *eh ini apaaa*
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus ibu pekerja ternyata banyak asyiknya. Terlebih, aku punya partner kerja yang bisa dibilang sesuai harapan. Di rumah, aku punya suami dan orang tua yang dapat diajak kerjasama. Sementara di kantor, rekan kerjaku hebat-hebat. Uuuh...di mana pun betah! 😎


Kerja dari jam 08.00-16.00 WIB, acap kali tak terasa. Meski demikian, aku jarang pulang kerja melebihi jam kerja kecuali ada perintah lembur dari atasan. Sesampainya di rumah, bebersih, lalu dilanjut interaksi dengan keluarga. Yasmin My Love, khususnya! 💕

Sepulang kerja, interaksi aku dan Yasmin tidaklah lama. Kadang ngga sampai satu jam, dia udah lelap dalam pelukanku. Nenen beberapa menit, sampai bobok pulas. Setelahnya, ngga ada aktivitas lagi kecuali dia terbangun. Ini sebagian rutinitasku tiap harinya sebagai ibu rumah tangga sekaligus ibu pekerja. Eeeh...segini dowang dipamerin, ya. 😛

Omong-omong, ini baru dua profesi, ya. Belum lagi ditambah hobiku yang juga mengasyikan yaitu ngeblog dan aktivitas di luar rumah bareng teman-teman. 😂Uwwh...betul-betul harus bisa mengatur waktu dengan baik dan benar. Betul-betul harus bisa adil membagi waktu. Terlebih untuk buah hatiku, Yasmin. Eeeh...ini pamer lagi? 😆 Nggaaaa, asli. Ini aku lagi belajar bersikap adil, karena bagiku keadilan itu teramat penting.

Atas dasar profesi dan hobiku di atas, bagiku ini tantangan banget untuk bersikap adil. Bagaimana aku harus membagi waktu untuk keluarga, pekerjaan, blogging, dan main. Keadilan berbagi waktu ini ngga mudah. Sungguh. 

Beberapa kali aku sempat mempraktekan dengan membuat jadwal kegiatan harian. Hasilnya memang belum 100 % sesuai jadwal, terlebih implementasi untuk blogging. Ngakunya sih blogging sudah menjadi hobi, menjadi prioritas pula, tapi saat tiba saatnya ada jadwal untuk menulis dengan tema yang sudah ditentukan, aku justeru memilih untuk main, atau quality time bersama keluarga. Ini melanggar nilai adil, bukan?


Memang, ngga ada yang protes ketika aku gagal update blog. Tapi mestinya tetap jalan sesuai jadwal agar dapat menjalankan keadilan. Ini baru aku VS blogging, ya. Belum lagi aku VS keluarga. Ya, selain blogging, aku kerap berperilaku kurang adil terhadap keluarga. Waktu yang seharusnya digunakan untuk kebersamaan, kadang kecolongan. Entah itu digunakan untuk mainan gadget, atau hal lain yang seharusnya ngga dilakukan sat itu juga. Duuuh...kalau inget sering korupsi waktu kayak gini, rasanya sedih pisan. 😢

Tapi sedihku ini berujung, kok. Berujung pada introspeksi. Belum bisa bersikap adil, tapi terus belajar dan berusaha. Pelan-pelan menerapkan sikap adil untuk segala aktivitas sesuai porsinya.

Ini kenapa tiba-tiba ngomongin adil dan keadilan?

Tentunya bukan tanpa sebab aku ngomongin adil dan keadilan, ya. Kamu tahu butir-buti pancasila, kan? Adil dan keadilan menjadi salah satu di dalamnya. Pancasila sumber inspirasi maju, makanya nilai-nilai luhur pancasila penting banget diimplementasikan dalam kehidupan. 

Sekadar informasi, pada tanggal 21-22 Agustus 2017 berlangsung acara Festival Prestasi Indonesia yang diberi tema Pancasila Sumber Inspirasi Maju. Event ini digelar oleh UKP-PIP (Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila) dan bertempat di JHCC.

Di acara ini, akan ada 72 ikon prestasi dari anak-anak bangsa di berbagai bidang. Salah satu kriteria untuk menjadi ikon prestasi adalah pernah memperoleh penghargaan atau juara tingkat nasional dan internasional. Bagi kamu yang dekat dengan lokasi acara, yuk ikut acara ini, lalu bagikan di media sosial dengan mencantumkan hashtag #PancasilaInspirasiMaju. Jangan lupa follow akun UKP-PIP juga, untuk mendapat informasi terbaru.😎
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Sebagai orang tua, sepertinya aku terlalu susah untuk tidak berharap supaya anak-anakku menjadi anak yang pintar, kelak. Pada tiap do'a saja, aku selalu meminta 'semoga kelak Yasmin menjadi anak yang pintar'. Dan doa-doa ini aku panjatkan semenjak si kecil masih dalam kandungan. Mungkin orang tua, khususnya Ibu, juga memanjatkan doa yang sama denganku. Ngga hanya aku dowang, gitu. 🙊



Tak ada yang salah dengan harapan para orang tua, karena mereka pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. ❤ Pun dengan doa-doa yang dipanjatkan kepadaNya. Hanya saja dalam kesehariannya, pintar bukan menjadi tolak ukur anak untuk menjadi pribadi yang baik. Dan aku tambah paham tentang ini setelah ikut acara sharing bersama orang tua murid, serta calon orang tua yang diselenggarakan oleh Adzkia Banjarnegara, sebuah day care, play group dan Sekolah Dasar yang belum lama berdiri di Banjarnegara.

Bertempat di ruang Kencana, Surya Yudha Park, aku bersama Uutri turut menimba ilmu dari para nara sumber yang kompeten. FYI, aku ikut acara ini karena diajak Uut. Dia termasuk orang tua murid di Adzkia. 😂 😂 Yalaaa...mana aku punya agenda macam ini, Yasmin saja baru berusia 19 bulan, dan aku belum punya rencana untuk ikutin dia ke day care. Masih memanfaatkan Mbah Uti dan ART. 🙊  Tapi ngga ada salahnya ikut acara yang bermanfaat seperti ini.


Mas Aga dan Yasmin, ngga sengaja playdate..😂
Aga, namanya. Dia anak pertama Uut dan baru saja masuk play group Adzkia. Dari ceritanya, Aga cukup banyak perubahan pada sikap setelah masuk Adzkia. Lebih disiplin, katanya. Sebagai teman yang baik, mungkin Uut pingin Yasmin menjadi pribadi yang lebih baik juga kalik, ya. Makanya ngajak aku untuk ikut acara ini. 🙊

Pagi itu, kira-kira pukul 10.30 WIB, acara dimulai. Ada empat nara sumber dan aku lupa namanya kecuali Bu Wulan. Ini pun kalau ngga salah ingat nama. Hahaha. Ngga perhatian banget, ya. Hahaha. Aku inget Bu Wulan saja, karena dapat "oleh-oleh" dari beliau. Eeeh...berarti ini ngga perhatian dengan nara sumber, dong? Eehm...bukan gitu. Ini karena saking banyaknya yang disampaikan. Kebetulan pas Bu Wulan sharing, aku baru mulai fokus. 😂 

Bu Wulan menjadikanku dapat berpikir lebih bijak untuk masa depan anak-anak, kelak. Khususnya lewat kutipan berikut:

"Mendidik anak jangan terpacu untuk membuatnya pintar, tapi buat mereka sadar." 

Kutipan ini sukses tertanam di otakku, asli. Menjadikan anak sadar, ternyata lebih penting ketimbang menjadikannya pintar. Dan ini memang benar. Sejauh memandang, kadang ada sedikit unsur paksaan bila orang tua ingin menjadikan anak pintar. Ya...kalau harapannya goal, ya. Nah kalau ngga? Bisa bikin baper tingkat dewa, tuh. 😂 

Sampai pada praktiknya, ternyata juga lebih asyik menjadikan anak sadar, ketimbang pintar. Menanamkan perilaku tanggung jawab sejak dini, dan mengajarkan disiplin, misalnya. Asli, ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kami sebagai orang tua karena tanpa disadari, kami akan menjadi role mode bagi anak-anak. Artinya, kami harus bersikap lebih tanggung jawab dan disiplin. Hayoo lhooo. 😂

Terima kasih Bunda Aga, udah ngajak aku ke acara ini. Makasih juga buat Adzkia Banjarnegara. Semoga kurikulumnya tambah berbobot dan menarik! ^_*
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (17)
    • ▼  Juli (2)
      • Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose