• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan
Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering - Aku sangat mengidamkan, berdoa, terus meminta kepada Tuhan supaya bisa melahirkan secara normal. No operasi! Tiap Ibu pasti mendambakan si baby bisa lahir secara normal. Iya, kan? Apalagi jika didukung dengan kondisi Ibu sehat segar bugar, pun dengan bayinya. Uwh...tentunya ingin merasakan nikmatnya melahirkan dari jalan lahir. Merasakan perjuangan menjadi seorang Ibu yang benar-benar luwaaarbiyasaah!



Nah, kalau Ibu sudah melahirkan secara normal, ada beberapa hal yang pasti ditanyakan sama kerabat, tetangga, teman dan juga mantan. Salah satunya pertanyaan berikut!

"Berapa jahitan?"
"Emmmm...Ratusan!!!"

"Huuuh....Lebiiiih!!!!" Hahaha...ngikutin iklan Tango.

Jahitan memang bukan menjadi masalah utama pasca melahirkan. Karena ada perjuangan yang lebih dari ini. Pemberian ASI bagi bayi, misalnya. Namun jahitan pasca melahirkan tak kunjung kering membuat Ibu ngga nyaman. Bahkan, bisa mriyangi alias bikin panas dingin meriyang. 🙊

Berdasarkan pengalamanku nih, ya. Pasca melahirkan, beberapa jahitan di jalan lahir benar-benar bikin aku pingin nangis jika hendak ke kamar mandi. Nyeri, ngilu, perih. Yang jelas, ngga ada campuran mocca atau karamel yang bisa bikin bahagia. 🙈

Beruntungnya, kepedihan yang teramat itu hanya aku rasakan dalam waktu 7 hari. Lamaaaa, yaaaaaa! Huuuuuhaaah! Aku merasa lama tapi beberapa temanku yang pernah punya pengalaman serupa mengatakan ngga lama. Yaudahlah...lama ngga lama yang jelas sekarang udah bisa diajak naik gunung lagi. *oke* *ajak aku csmping, Bang*

Untuk catatan pribadi dan sekalian berbagi, kutulis tip agar jahitan pasca melahirkan cepat pulih. Siapa tahu bermanfaat, ya.

1. Jangan banyak bergerak
Posisi masih di Rumah Bersalin, kamu ngga usah banyak jalan. Saat itu, nikmatnya jahitan memang belum terasa. Kamu bisa jalan dengan baik dan benar. Tapi, sehari atau dua hari? Kalau kamu terlalu banyak jalan, ini bisa menjadikan jalan lahir bengkak dan juga jahitan ngga kering-kering karena sering terjadi gesekan sana-sini. Jadi, jangan banyak melakukan aktifitas, ya. Serahkan semua pekerjaan kepada suami atau kerabat.

2. No Lembab!
Selama masih menggunakan pembalut, rajinlah menggantinya jika udah ngga nyaman. Jangan menunggu penuh, karena bisa banget menjadikan mrs. v lembab. Alhasil, jahitan susah kering, dong. Aku sendiri, tiap kali habis buang air kecil sudah ngga nyaman pakai pembalut yang dipakai sebelumnya, harus ganti. Apalagi pembalutnya, kan, pakai pembalut nifas, tuh. Beuuh, gampang lembab.

3. Sering olesi betadine
Nyrrr...lagi perih-perihnya, diolesi betadine. Apa hasilnya? Luka jahitan akan cepat kering! Seriyes! Ngga usah ragu untuk rajin mengoles betadine pada daerah jahitan setelah buang air kecil. Ya, tiap kali buang air kecil dilap sampai kering, lalu olesi dengan betadine. 

Aku mengolesinya dengan bantuan kain kassa. Betadine dioles ke kain kassa, kemudian tempelkan ke mrs. v. Biarkan menempel pada celana dalam selama lima menit. 

4. Air daun sirih
Tip yang satu ini aku dapat dari Mbak Erna, seorang Ibu dengan 3 anak. Tetangga depan rumah.

Tiap kali hendak mandi, terlebih dahulu merebus daun sirih sampai air mendidih. Setelahnya, rebusan air digunakan untuk berendam. Bisa ngebayangin, kan? Hahaha Berendam di dalam bak atau apalah dengan air sirih ini nikmaaaaat banget. Semriwiiing wing wing. Hahaha

Empat tip agar jahitan pasca melahirkan cepat pulih ini berdasarkan pengalaman pribadi. Teman-teman punya tip lain? Share saja di kolom komentar, ya. Siapa tahu bermanfaat. 

Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Demam Tinggi Pada Bayi Usia 10 Hari - Melihat anak tetangga menangis karena sakit saja, aku ngga tega. Lha ini, pas tanggal 25 Januari, melihat anak sendiri menangis sampai kejer karena badan anget. Suhu tubuhnya nyaris menyentuh angka 39.

Rasanyaaa....pingin ikut nangis. Eh udah nangis, ding. Tapi ngga banjir banget karena banyak saudara yang mendampingiku. Jasmine badannya anget semenjak sore hari. Saat itu aku tes menggunakan termometer, suhu badannya 38.3. Aku berusaha ngga panik. Tapi, orang sekelilingku semua bicara. Jadi lah aku panik.

Karena suhu badannya tinggi, aku pun menghubungi Bidan Desa. Tak lama menunggunya, beliau datang ke rumah dan memeriksa Jasmine: suhu tubuh, denyut nadi, napas, dan juga bagian perut. Ya, perutnya turut diperiksa karena Jasmine sudah lima hari ngga BAB.

Bidan Desa, Bu Indri, berpesan jika suhu badan makin tinggi, aku diminta untuk segera ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Beliau juga menyarankan untuk terus memberi ASI kepada Jasmine. Karena ASI bisa menjadi obat paling mujarab untuk bayi.



Mendengar kata Rumah Sakit, Ibuku langsung panik, dong. Segala obat tradisional udah dicoba. Sampai tengah malam, pukul 23.30 WIB, suhu tubuh Jasmine 38.8 derajat.  Aku mendengarnya "bershalawat" makin kencang. Sediih banget. Sampai akhirnya, kami memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit.

Bayi baru berusia 10 hari masuk rumah sakit karena suhu badan tinggi dengan kondisi badan oke semua, tanpa ada yang dikhawatirkan. Dokter ngga menyarankan untuk rawat inap. Sebab, di dalam ruang rawat ada banyak bayi dengan kondisi yang memang kurang sehat. Sedangkan Jasmine hanya panas, dengan kondisi badan semua normal. Menurut Dokter, kasihan, takut kena virus dari teman-teman lain. So, kami kembali ke rumah dengan membawa Sanmol, obat penurun panas. ;)

Aku bersyukur Jasmine ngga sampai rawat inap. Oya, saat Jasmine diperiksa, Dokter agak rancu, karena wajah dan kening Jasmine kuning. Tapi, kuningnya bukan karena bayi kuning, melainkan baru dikasih kunir. Hihihi

Saat mendapat obat, aku galau. Antara kasihan dan pingin Jasmine lekas sehat. Kasihan, usia 10 hari sudah dapat asupan obat. Hiks

Jika sedang galau masalah anak, atau apapun, paling nyaman ya mlipir ke group Em(b)ak Ceria, di mana ada banyak Ibu-ibu senior yang udah berpengalaman. Mau tanya apa saja, pasti banyak jawaban dan juga pendapat. Pelayanan di group pun 24 jam non stop. Hahaha Di sana aku tanya tentang pemberian obat pada bayi. Saking takutnya. Takut salah.

Selain di group, aku juga tanya kepada beberapa teman satu group yang baru pada punya baby. Saat itu yang sedang online ada Mbak Noe, Emaknya Ranu. Jadi lah aku banyak bertanya kepadanya.

Aku foto obat yang diberi Rumah Sakit. Kemudian aku kirimkan. Ee..ngga taunya Ranu juga pernah minum Sanmol pas demam. Mbak Noe juga punya stok obat lain buat jaga-jaga jika anak-anaknya demam. Tengkyuuu  ya, Emaknya MasKaRan. . . :D

Berkat sharing dengan teman-teman, udara terasa segar kembali. Rasa yang tadinya aku kira hanya aku semdiri yang merasakannya, ternyata banyak teman yang mengalaminya. Aku ngga sendiri, pun dengan Jasmine. Banyak anak yang pernah demam pada usia kurang dari satu bulan.

Menyoal tentang obat yang harus dikasih ke bayi beneran bikin takut. Pun saat memberikannya. Meski dosisnya hanya 0.3 ml, tetap saja ngga tega.

Batin seakan berteriak: "sakitnya buat aku saja, ya Allah. Biarkan anakku sehat!" *serius* *ngga lebay*

Dua kali Jasmine aku beri Sanmol, pagi dan siang hari. Alhamdulillaah...sore hari sudah adem. Aku juga bersyukur banget, malam harinya Jasmine bisa bobo nyenyak! Aah...betapa bahagianya melihatmu bobo nyenyak, Nak. Sehat selalu ya, Beib. Mumumuach! ^-*


Share
Tweet
Pin
Share
10 komentar
Jum'at (15/01), Bidan yang malam itu bertugas menyatakan sudah pembukaan satu. Untuk menuju pembukan full atau sepuluh masih lama. Waktu pemeriksaan rutin dari pembukaan satu menuju pembukaan selanjutnya yaitu per empat jam.


Tepat pukul 19.00 WIB, aku mulai berbaring di ruang bersalin. Tiga puluh menit rasa mules kerap datang, per lima menit. Aku ngga bisa kalau terus-terusan berbaring di kasur dalam keadaan menahan mules yang nikmatnya pakai banget. Aku pun memutuskan untuk bangun, jalan-jalan di sekitar Puskesmas.

Satu jam telah berlalu. Aku masih jalan santai, saat perut mules yang sampai pinggang belakang datang, aku duduk. Menikmati rasa yang hanya para perempuan yang tahu. Hahaha 
Mules yang sampai pinggang makin menjadi, rasanya sudah ngga kuat jalan. Aku putuskan untuk berbaring sambil pegang erat tangan suami sambil nendang-nendang kuaaatttt. Hahaha *super lebay* 
"Mbak, jangan ngeden, ya. Tarik napas pelan-pelan, terus keluarinnya juga pelan-pelan."
Kalimat tersebut seringkali kudengar. Sementara aku -sebenarnya- sudah cukup susah bermain dengan napas. Lebih memilih ngeden karena Jasmine emang seperti udah mau keluar.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Masih ada waktu 2 jam lagi untuk pemeriksaan selanjutnya, per empat jam. Tapi, aku benar-benar sudah ingin ngeden lagi. Antara pingin ngeden tapi agak takut.
"Mbak, jangan ngeden. Takutnya ntar kehabisan tenaga pas persalinan."
Suara bidan itu (lagi), Bu Widi. Aku masih bisa menuruti apa kata beliau. Namun, tiga puluh menit kemudian, aku meminta kepada Bu Widi untuk memeriksaku. Karena, aku sudah terlalu susah untuk tidak ngeden.
"Pembukaan sudah lengkap. Kami siapkan peralatan dulu ya, Mbak." Ucap Bu Widi.
Beeuuh...ngga percaya sama pasien, sih. Udah dari tadi penuh kayaknya, lho. Hahaha
Aku merasakan ada yang makbyur dari jalan lahir. Hangatnya ke mana-mana, padahal lagi tidak pakai fresh care. Pecah ketuban. Hmmm...aku kira setelah ketuban pecah, Jasmine mengiringi. Tapi, ternyata perlu ngeden dulu untuk bisa meluk Jasmine. Hahaha *dodol*
"Tangannya pegangan kaki. Pantatnya jangan diangkat ya, Mbak." Pesan dari Bu Widi aku praktikkan meski pada kenyataannya aku mbolak-mbalik ngga jelas. 
Suami, Ibu, Wa Silo terus memberi support. Tak hentinya mereka berdoa untuk kelancaran proses persaliannku.
"Pandangannya ke depan, Mbak. Lihat jalan lahir." Bu Bidan sepertinya gemes, karena kepalaku selalu noleh ke kanan.
Ngeden...satu...dua...tigaaaa...

Jasmine keluar, dan Ibu meningggalkanku. *kejam* Hahaha Ngga tega katanya.
Tepat pukul 21.50 WIB, aku bisa menyentuh Jasmine melalui IMD. Meski hanya beberapa menit, melihat bayi mungil berada di atas dadaku, tuh, rasanya....bahagia banget. Ngga ada tandingannya pokoknya.
Perjuangan masih berlanjut, yaitu proses menjahit, obras jalan lahir. Was wus wuuush jreek ejrek ejreek...Hahaha
"Sakit yang tadi ketimbang yang ini. Nikmati saja." Wa silo bisik-bisik sambil meledekku. Emang ngga sakit, sih. Karena dibius. Tapi, pas dijahit bagian luar ya terasa cekiiiiits. Aaah uuuh iiih taubat... hahaha
Ngga peduli mau diapain (lagi), terpenting Jasmine udah menghirup segarnya udara dunia. Oiya, Jasmine dirawat oleh Mbak Erna, Bidan yang membantu proses persalinanku. 
Alhamdulillaah...hampir empat jam perjuangan menjadi seorang Ibu. Nikmat mules, ngeden yang luar biasa, akhirnya terlewati. Jahitan samping kanan nikmatnya (juga) tak terkira.

Semua rasa sakit sirnaaa hanya dengan melihat wajah mungil Jasmine dengan berat badan 3000 gram atau 3 kg dan panjang 48 cm. Tepat di minggu ke 29 lebih 2 hari, Jasmine lahir. Jum'at Wage, 15 Januari 2016, pukul 21.50 WIB.
Selamat datang di dunia, Jasmine Syaquita Nusaiba! Banyak doa yang kami panjatkan untukmu, Nak. Semoga kelak menjadi anak yang solihah, ya. ^-*
Share
Tweet
Pin
Share
5 komentar
Perempuan Ini Nekat Melahirkan di Puskesmas - Judul blog postnya udah kayak judul berita di koran, ya. Hahaha

Tiap kali ngomongin persiapan kelahiran, pasti Ibuku berharap, berdoa agar aku bisa lahir dengan normal di PUSKESMAS Madukara 1. Pusat kesehatan masyarakat di mana lokasinya hanya lima menit dari rumahku. Aku selalu mengiyakan apa harapan Ibu. Tahu sendiri, Ibuku kan punya riwayat darah tinggi, tuh. Jadi, apa pun yang Ibu inginkan, harapkan, aku mengamini. Meski aku sudah mengadakan tour rumah sakit. :D
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Kemarin sore, Ibunya Aisyah berkabar jika dia sedang hamil lagi. Bahagia dengernya. Aku malah baru tahu kalau dia sedang hamil, lho. Efek jarang blogwalking, jadi ketinggalan kabar teman-teman.


Kami ngobrol ngga lama, sih. Selain mengabarkan tentang kehamilan dengan usia kandungan 8 minggu, dia juga memberi kabar bahwa baru-baru ini dia mengalami flek. Flek yang ia keluarkan memang ngga banyak, tanpa nyeri pun. 
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Newer Posts
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (17)
    • ▼  Juli (2)
      • Family Trip Naik Vespa, Bali Jadi Lebih Mesra
      • Dari BRT Trans Jateng, Kami Pulang Membawa Banyak ...
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose