Yuk, Mulai Investasi Kesehatan untuk Masa Depan

by - April 14, 2021

Menjadi kebanggaan tersendiri ketika seseorang memiliki kemampuan dalam mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus atau yang bisa disebut dengan multitasking. Terlebih bagi seorang wanita, dapat mengerjakan pekerjaan dalam waktu bersamaan adalah tjakep, tjantik, salihah! Bisa berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain adalah istri idaman. Dapat menyelesaikan tiga atau empat urusan rumah dalam waktu enam puluh menit; masak, cuci pakaian, ngepel, menyuapi anak adalah wonder woman. Eh...dikira lagi sirkus ya, Pak? 🙈

Apakabar boyok? Aman, kan, Bunda? 🤣

investasi kesehatan untuk masa depan

Seorang wanita memang tidak dituntut untuk multitasking dalam menyelesaikan pekerjaan. Hanya saja ada beberapa wanita yang memilih untuk mengerjakan dua atau tiga pekerjaan dalam waktu berdekatan. Menggoreng mendoan sambil cuci-cuci, misalnya. Ketimbang waktu dibuat untuk memandang mendoan yang dipastikan tidak bisa jalan ke mana-mana, mending dimanfaatkan untuk cuci-cuci. Kira-kira seperti itu. Kalaupun nanti hasil gorengannya terlalu matang, paling kesal sendiri ya, Bunda. 😂  (uwis, ora usah dipikir, sing penting mangan mendoan)

Menyamakan Pola Pikir di Lingkungan Keluarga.

Perihal multitasking urusan dapur bagi saya tidak begitu masalah. Pun dengan urusan pekerjaan rumah lainnya. Sebagai Ibu Rumah Tangga yang berperan ganda sebagai Ibu pekerja, dalam waktu tertentu saya lebih memilih untuk multitasking khususnya untuk pekerjaan pagi hari. Asal badan sehat, mood mendukung, dan memang mampu, lakukan saja. No worry! 😉 Tapi ada satu kegiatan yang saya usahakan untuk fokus, tidak dikerjakan dengan pekerjaan lainnya, yaitu menyuapi anak atau makan bersama.

Bukan, bukan berarti saya tidak bisa nyuapin anak sambil menyapu. Atau, makan sambil gendong anak. Ehem...masalah dobel kerjaan mah kecil. Sudah menjadi kebiasaan. Hanya saja saya tipe wanita setia. *eh apa maksudnya. 🤣

Jadi begini, lho. Makan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup untuk bertahan dan hidup. Dengan makan akan mendapat tambahan energi untuk melakukan berbagai kegiatan dalam kesehariannya. Maka dari itu, saat sedang makan bersama atau menyuapi anak, saya memilih untuk fokus. Eh...kadang masih sambil mengobrol, ding. Tapi mengobrol ringan seputar masakan yang menjadi lauk saat itu atau menanyakan pilihan menu untuk makan malam.

menyamakan pola pikir untuk kesehatan mada depan

Godaan mulai datang ketika anak mulai minta izin untuk menyalakan teve atau minta makan tapi sambil bermain. Kalau sudah seperti ini, kami melakukan penyamaan pola pikir sekaligus memberikan pengertian dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Meskipun saya tidak mengizinkan anak untuk makan sambil melakukan aktivitas lain, tapi saya tetap ada komunikasi supaya anak paham pentingnya makan untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya.

Alhamdulillaah...suami sepakat dan mendukung untuk sama-sama memosisikan bahwa kegiatan makan adalah istimewa, mau lauknya dengan apa saja tetap spesial. 

Selain mengenalkan pola makan yang melibatkan kesadaran penuh saat makan atau istilahnya mindful eating, kami ingin membiasakan kepada anak-anak supaya lebih tertib ketika mereka makan di mana pun. Kami yakin betul, bahwa apa-apa yang diterapkan sejak dini akan memberikan dampak yang luar biasa kelak. Apalagi setelah saya mengikuti webinar dengan tema "Konsumsi Berkesadaran untuk Pilihan Asupan yang Lebih Sehat dan Lebih Baik, Investasi Kesehatan untuk Masa Depan" yang diselenggarakan oleh Frisian Flag Indonesia pada hari Selasa, 6 April 2021, rasanya semakin yakin bahwa urusan makan harus mendapat perhatian khusus karena merupakan salah satu investasi kesehatan untuk masa depan.


Bentuk Investasi Kesehatan untuk Masa Depan.

Hadir dalam acara webinar yaitu members dari Mom Blogger Community dan tiga narasumber andal yaitu:
  • Andrew F. SaputroCorporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia;
  • Dra. Rita Endang., Apt., M.Kes, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM.
  • Seala Septiani, S. Gz, M. Gizi, Nutrisionis.
Pembahasan tentang investasi kesehatan untuk masa depan tidak kalah menarik dengan investasi emas batangan loh, Bun. 😂 Sama-sama menanam modal untuk jangka panjang.

Ada kalimat bijak yang sering saya dengar, bahwa kesehatan itu mahal. Kalimat ini selalu saya ingat dan kerap saya sampaikan juga kepada keluarga ketika ada yang mulai tidak patuh pada pola hidup sehat. Kata mahal memang sudah seharusnya ditebalkan dan digaris bawah supaya kita semua berusaha untuk terus meningkatkan kesehatan. Lebih peduli lagi dengan kesehatan. Apalagi pandemi Covid-19 belum juga berakhir, mematuhi protokol kesehatan saat keluar rumah sudah menjadi suatu kewajiban supaya kesehatan tetap terjaga.


Seala menjelaskan, bahwa investasi kesehatan untuk masa depan sebenarnya mudah didapat. Tidak perlu mengeluarkan banyak uang seperti bentuk investasi lainnya, hanya bermodal paham akan kebutuhan nutrisi untuk tubuh. Nah, ada dua hal penting untuk mendapatkan goal dari sebuah misi investasi kesehatan, yaitu mindful eating dan mindful consumption.

Mindful Eating atau makan berkesadaran.

Sudah saya singgung di awal bahwa kegiatan makan adalah istimewa. Memang belum semua keluarga menerapkan pola makan yang melibatkan kesadaran penuh saat makan. Sering saya melihat ada seorang Ibu yang menyuapi anaknya sambil jalan-jalan. Supaya anak happy dan makan makin lahap, katanya. Kemudian, ada balita yang makan sambil menonton teve. Biar mau makan, katanya. Namun jika tidak didampingi orang tua, yang ada biasanya nasi dan lauk dari hangat menjadi dingin. Menjadi sangat umum ketika melihat orang dewasa makan sambil mengobrol. Bahkan ada yang memanfaatkan momen makan sekalian untuk berbagi cerita. Ya...wajar saja, sih. Apalagi jika dalam satu keluarga sama-sama sibuk dan bisa bertemu hanya saat makan. Apa boleh buat, kan? 

Tapi jika diteruskan makan semau gue, tuh, bisa mempengaruhi tumbuh kembang dan juga kesehatan tubuh.

Bagaimana tidak? Anak lebih menikmati atraksi-atraksi yang ada di teve ketimbang makanannya. Pun dengan orang dewasa, mungkin tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi untuk tubuhnya. Asal makan saja, sambil mengobrol yang penting kenyang. Padahal itu tidak baik, Bunda. 🙈

Saat webinar, Seala memaparkan kebutuhan makan yang bergizi dan seimbang. Dia memberi gambaran dalam bentuk grafis yaitu tumpeng gizi seimbang dan isi piringku.

Tumpeng gizi seimbang adalah rancangan untuk memperbaiki prinsip lama “4 sehat 5 sempurna” yang dianggap tidak lagi sesuai. Lihat saja, info grafis di atas tidak hanya berisi panduan sehat, melainkan juga panduan pola hidup secara keseluruhan. Pedoman baru ini memiliki pesan yang terkait dengan makanan bergizi hingga pola hidup bersih.

Selain mengenalkan konsep mindful eating, Seala juga menyinggung sedikit tentang mindful consumption atau konsumsi berkesadaran. Iya, setelah menerapkan pola makan berkesadaran, ternyata konsumsi berkesadaran juga tidak kalah penting untuk investasi masa depan. Bu Rita berbagi perihal mindful consumption yang mana sebagai orang tua harus teliti sebelum membeli barang siap konsumsi untuk konsumsi sehari-hari.  

Mindful Consumption atau konsumsi berkesadaran.

Untuk masalah makanan dan minuman siap konsumsi, saya termasuk Ibuk yang belum begitu memperhatikan angka kandungan gizi yang tertera pada label produk. Sedang ingin konsumsi minuman segar, ya asal beli yang sekiranya saya suka tanpa melihat apakah saya betul-betul membutuhkan minuman tersebut atau hanya sekadar sebagai pelarian saat udara panas? Sungguh ini sebuah pengakuan dari seorang Ibuk dua anak yang hobi minum soda gembira. 🤭

BPOM tentang label olahan pangan

FYI, mindful consumption atau konsumsi berkesadaran adalah sebuah konsep yang mendasari perilaku seseorang dalam mengonsumsi atau membeli suatu produk. Penerapan ini membuat seseorang mempertimbangkan dengan matang keputusannya sebelum membeli produk. Memikirkan hal-hal penting, tidak asal membeli. Pertimbangan manfaat untuk kesehatan menjadi salah satunya. Sering ada yang mengatakan teliti sebelum membeli. Kalimat tersebut sebetulnya mengingatkan para konsumen untuk lebih berhati-hati sebelum membeli produk.

Perihal keamanan produk dan pencantuman informasi nilai gizi, Bu Rita menyampaikan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan kebijakan mengenai keterangan kandungan gizi pada label pangan olahan. Tertuang dalam peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi (ING) Pada Label Pangan Olahan. Adapun tabel ING yang dimaksud berisi informasi tentang:
  • Takaran Saji;
  • Jumlah sajian per kemasan;
  • Jenis dan jumlah kandungan zat gizi;
  • Jenis dan jumlah kandungan zat non gizi;
  • Persentase AKG; dan
  • Catatan kaki.
pencantuman nilai gizi pada kemasan produk

Selain kebijakan di atas, BPOM juga mengeluarkan kebijakan pencantuman logo "Pilihan Lebih Sehat" pada produk siap konsumsi untuk mendorong masyarakat untuk menjalani mindful conpsution dan memilih produk yang aman sesuai kebutuhan.

Logo Pilihan Lebih Sehat Pada Frisian Flag Indonesia.

Belum terbiasa membaca label informasi nilai gizi, mungkin logo Halal MUI menjadi pengamatan pertama bagi kaum Ibuk-ibuk sebelum membeli produk siap konsumsi. Asal ada logo Halal MUI, ambil saja produknya. Aman. Tepat sekali, produk sudah dipastikan aman, namun untuk memastikan produk tersebut menyehatkan, harus memastikan bahwa pada produk terdapat checklist warna hijau seperti produk susu Frisian Flag Indonesia (FFI).

logo pilihan lebih sehat


Adanya logo Pilihan Lebih Sehat pada FFI berarti produk susu tersebut lebih baik dikonsumsi dibandingkan produk sejenis lainnya namun dalam batas wajar. Saya jadi ingat, belum lama ini saya membeli susu kotak Frisian Flag untuk Kecemut. Saya mencoba varian baru yaitu Purefarm Coconut Delight. Ternyata varian ini segarnya unique, segarnya susu campur air kelapa, gitu. Manisnya pas, ada gurih-gurihnya dan bikin ketagihan. 🤭

Saat ini logo "Pilihan Lebih Sehat" sudah ada pada produk Frisian Flag susu siap minum Purefarm ukuran 225 ml, 450 ml, dan 900 ml dengan varian rasa Full Cream, Coconut Delight, Ketan Hitam, dan Sweet Delight. Kabarnya, logo ini juga akan hadir pada produk Frisian Flag lainnya. 😍

Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro mengatakan, sebagai perusahaan, FFI berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam peningkatan status gizi masyarakat Indonesia. Yaitu dengan hadirnya rangkaian produk bergizi, berkualitas, dan terjangkau.

susu untuk investasi kesehatan

Untuk mendapatkan logo checklist hijau, BPOM memberi syarat pada produk siap minum adalah kandungan gula maksimum adalah 6 gram per 100ml. Nah, karena sudah tahu tentang logo ini, next lebih teliti lagi dalam membeli produk, ya. Biasakan juga untuk membaca informasi nilai gizi yang tertulis pada kemasan. 😉

Yuk, mulai terapkan mindful eating dan mindful Consumption untuk investasi kesehatan masa depan keluarga. 😘

You May Also Like

16 komentar

  1. Saya belum sepenuhnya menerapkan mindful consumption ini Idah. Nah, adanya logo pilihan lebih sehat bakal lebih memudahkan ya.

    BalasHapus
  2. Aku pun sama Bun kalau beli produk nggak pernah lihat kadar gizinya. Yang penting enak, ada izin edar dan logo halal berarti aman. Padahal penting diperhatikan untuk investasi kesehatan di masa depan, yaa. Perlu diterapkan nih kedepannya mindful consumption.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah sekarang banyak ilmu tentang health food awareness, dari brand juga udah banyak yang mendukung. Semoga masyarakat lebih aware dengan pola hidup sehat

    BalasHapus
  4. Kesehatan itu penting banget ya mbak.. untuk untuk masa depan, investasi kesehatan memang sudah jadi hal wajib atau lifestyle baik yang harus dijalankan setiap orang demi masa depan yang lebih baik ya

    BalasHapus
  5. Ortu memang kudu aware dgn ingredients pd produk yg kita beli ya Mba
    Termasuk cari logo Pilihan Lebih Sehat
    supaya makin nyaman kan ya

    BalasHapus
  6. Nah kuii sing angel kui menyalaman pola pikir apalagi soal merawat anak.

    BalasHapus
  7. yuuk.. jangan sampai terlupa atau alpa untuk investasi yang tepat di bidang kesehatan ya

    BalasHapus
  8. Kalau semua sudah dipermudahkan maka sebagai konsumen tidak perlu cape cape mengukur konsumsi gula. Cukup perhatikan logo ceklist hijau

    BalasHapus
  9. Menyamakan persepsi tentang anak itu mutlak dalam keluarga ya, mba. Secara kalau itu sudah satu suara, yg lain-lain terasa lebih mudah menghandlenya. Ibu semangat dan dengan kesadaran penuh menyiapkan menu demi kesehatan dirinya dan anggota keluarga.
    Apalagi untuk konsumsi anak-anak, harus aware banget seperti yg dilakukan jg oleh Frisian Flag coconut delight.

    BalasHapus
  10. Masa pandemi ini terus terang makin banyak ngemilnya, konsekuensinya emang jd endutan hahaha :P
    Gk bagus emang sih ngrasa engap banget, mau coba ah konsep mindfull consuptionnya utk kurang2in makan berlebihan biar makin sehat

    BalasHapus
  11. Mindful eating membuat anak paham makna makan yang proper yaah..
    Dan dengan konsumsi makan yang sehat, penuh nutrisi bisa menjadi investasi masa depan.

    BalasHapus
  12. bener banget, masa pandemi ini perlu pinter-pinter ya untuk jaga kondisi dan terutama asupan dari yang dimakan harus betul perhitungannya jangan asal semua dimakan hehe.. makasih hasil sharingnya mba

    BalasHapus
  13. setuju banget niihh.. aku juga mulai concern dengan kesehatanku dan keluargaku, yang paling utama ya dengan menjaga asupan makanan dan dengan olahraga

    BalasHapus
  14. Ahh susu favoritku nih rasanya enak bangett yes kalau yang coconut delight ini
    Btw bener banget nih saat pandemi gini asupan makanan cukup nutrisi ga boleh di skip yes terus jangan lupa istirahat yang cukup biar sehat selalu.

    BalasHapus
  15. Aku dulu nyuapin anak sambil jalan-jalan tapi anakku digendong. Jadi ga masalah lah dia tetap fokus makannya hehe

    BalasHapus
  16. Euleuh euleuh gayane anak gadis minum susu wes koyok model selebgram iki.
    Semoga selalu sehat ya dengan kebaikan susu full cream Frisian Flag

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.