Sepatu Pantofel dan Nostalgia Masa SMA

by - Januari 07, 2018

Bukan tanpa sebab aku nostalgia ke masa SMA. Ini karena chating sama Mbak Noe, teman Blogger dari Serang yang saat ini makin doyan fotografi dan edit-edit foto, gitu. Hasil jepretannya kece-kece abis. Yaaaa gimana lagi, dia kan kameranya emang bagus. Udah gitu, dia hobi traveling, Travel Blogger hits, gitu. Pantas lah, ya, hasil fotonya selalu saja cetar. *Ngga boleh iri ya, Dah. 🙊

Kabar baiknya, nih, hampir tiap kali kami chat, tuh, ghibahin orang berujung pada ide buat tema blog post. Gaya banget, kaaaan? Sombong banget, kaan? Padahal kami ngobrolnya ringan-ringan banget, lho. Tapi emang dasarnya hobi menulis dan sama-sama suka kurang ide, ketimbang blog ngga diupdate, apa yang diobrolin bisa kami jadikan tema nulis. Kan lumayaan. Hahaha.


Manis, kan. . . 🙊
Saat Mbak Noe memberi clue tentang sepatu pantofel, yang ada di pikiranku adalah tentang teman-teman SMA dan segala peraturan dari sekolah yang membuat siswa ngga bisa pakai sepatu modis. 🤣

Apakah kalian pernah mendapat point atau hukuman dari guru piket gara-gara ngga pakai sepatu warna hitam? Dududuuh...jangan-jangan cuma aku dowang yang ngga pernah berani bergaya pakai sepatu dengan model kece dan warna cerah. Saban hari pakai sepatu warna hitam dan itu model pantofel semua. 🤣

Dulu, tahun dua ribu sekian, sewaktu SMA, Sekolahku mengeluarkan peraturan bahwa seluruh siswa harus memakai sepatu warna hitam. Ngga peduli meski hanya punya satu sepatu, tetap harus dipakai dari Senin sampai Sabtu. Walau sepatu baru kehujanan, tetap harus pakai sepatu warna hitam. Betul-betul susah mendapat toleransi. Diih...ketat banget, ya? HoOh...apalagi yang namanya Pak Nono, guru olahraga yang disiplin banget. Menjumpai sepatu belang dikit saja, kadang langsung dipanggil. 🙈

Btw nih, ya. Saat sekolah dulu, aku ambil jurusan AP (Administrasi Perkantoran) di SMK Negeri, gitu. Namanya anak AP, kan rata-rata suka bersolek dan agak memperhatikan penampilan. Nah, untuk masalah sepatu pantofel ini, aku and the gengs kerap beli sepatu di pasar. Hahaha. Iya, belinya di pasar kota. Dari pintu masuk sebelah barat, ambil arah kanan. Kurang lebih lima puluh meter sudah sampai, deh.

Di tempat ini ada beberapa penjual yang sudah kami jadikan langganan. Tinggal pilih sepatu, lalu tinggal bayar. Ngga perlu nawar-nawar, gitu. Dan kalian tahu harganya berapa? Ngga sampai Rp 50 ribu, Sist. 🤣🤣 Uniknya nih, kami kalau beli selalu rombongan meski yang jadi beli hanya satu atau dua. Lainnya cuma lihat-lihat, kalik saja ada yang cocok dan bisa dibeli kapan-kapan. 🙈


Belanjanya tinggal klik...
Rasa-rasanya sudah seperti di toko online. Bisa lihat-lihat dulu, belinya lain waktu. Bedanya, kalau di toko online tuh model sepatu pantofelnya beragam, ngga monoton seperti zaman SMA aku dulu. Apalagi kalau lihatnya di Shopee. Selain beragam model, ada banyak diskon shopee juga. Kalau pingin dapat diskon, sering-sering saja cek website ShopBack Indonesia. Ada banyak tawaran diskon di sana. 🤗

Kalian punya kisah tentang sepatu pantofel? Cerita, doong! ❤❤

You May Also Like

8 komentar

  1. Lucuuuu motif sepatu pantofelnya, aku ga punya euy!
    Baiklah intip2 di shopee yaaa..

    BalasHapus
  2. Paling gak suka sama sepatu warna item. jadi kalo mau beliin aku sepatu (lagi) jangan warna item yah buud... #KODE

    BalasHapus
  3. Ngahahaha, hits dari mana siiihh :p btw, pan kapan kita jln bareng pame pamtofel yuukks ;)

    BalasHapus
  4. Sepatu pantofel dan kaos kaki hampir selutut. Rambut panjang digerai, trus pake kipas plastik sambil jalan kemana-mana. Gara-gara geng Cinta ini mah ya..hihi

    BalasHapus
  5. Zamanku SMK juga gitu, tp aku suka bandel pakai sepatu selain warna hitam langsung deh sepatunya disita, nggak keitung deh sepatuku yg disita guru bp. Horang kaya, nyahaha

    BalasHapus
  6. Dulu ibuku pas bilang fantofel kok sepatunya pakai kulit itu ya, beda apa sama dengan istilah pantofel ini?

    BalasHapus
  7. jaman SD dong, pakai sepatu pantofel gaya gayaan karena kakakku pakai juga. Padahal yaaah, aku bukan tipe pantofel banget

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.