Melibatkan Anak Untuk Membeli Kebutuhan Sekolah

by - Juli 16, 2023

Menyiapkan kebutuhan sekolah untuk anak selalu seru ya, Parents. Kali ini kami dapat merasakan keseruannya karena saya dan suami memutuskan melibatkan anak untuk membeli apa saja yang dibutuhkan ketika dia masuk kelas satu Sekolah Dasar (SD).

Melibatkan Anak Untuk Membeli Kebutuhan Sekolah

Berbeda saat dia masih TK, saya sendiri yang memenuhi kebutuhan sekolahnya tanpa konfirmasi atau meminta pendapat Kecemut sebelum membelinya. Rasanya masih terlalu dini jika memintanya untuk memilih barang-barang yang dia butuhkan.

Ini kali pertama saya melihat antusias Kecemut mencari barang-barang yang akan dia gunakan saat sekolah nanti. Kurang lebih satu bulan sebelum masuk sekolah, saya meminta dia untuk menyebutkan kira-kira apa saja yang dibutuhkan untuk sekolahnya. Dia pun mulai mebayangkan saat berangkat sekolah nanti akan menggendong tas baru yang menjadi pilihannya. Mulai dari sini, saya melihat ada semangat untuk ke sekolah. Maklum, siswa baru dengan peralatan sekolah serba baru. Kita semua pernah merasakan ya, Bun. 😆

Namun, sebelum melibatkan anak untuk membeli kebutuhan sekolah, ada beberapa hal yang harus dilakukan supaya nantinya dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Apa Saja yang Harus Dilakukan Sebelum Membeli Kebutuhan Sekolah? 

Membuat Daftar Kebutuhan Sekolah.

Yang pertama saya lakukan yaitu membuat daftar kebutuhan sekolah. Ini di luar biaya pendaftaran atau atribut berupa identitas sekolah, seperti seragam identitas sekolah, kaus olahraga, kaus kaki, sabuk, dll. 

Tentu ada banyak barang yang dibutuhkan karena Kecemut adalah siswa baru. Pelan-pelan saya meminta Kecemut untuk menyebutkan satu per satu barang yang sekiranya dibutuhkan untuk sekolahnya. Sejauh ini dia baru bisa menyebutkan alat tulis dan tas sekolah. Untuk sepatu, dia memilih untuk menggunakan sepatu pas dia TK. Tapi setelah saya beri tahu bahwa ada kentuan wajib menggunakan sepatu warna hitam, dia pun ingin membeli sepatu yang seperti punya Ibuk, model pantopel. 🤣

Saya juga mengarahkannya untuk menuliskan barang yang sekiranya harus segera dibeli, seperti seragam merah putih dan pramuka. Karena seragam ini tidak masuk paket pendaftaran,  saya masukkan ke dalam daftar kebutuhan prioritas. Apalagi saya memilih untuk menjahit seragam tersebut, tidak membeli berupa seragam siap pakai. Setidaknya, dengan melibatkannya dalam membuat daftar kebutuhan barang, anak bisa belajar identifikasi barang kebutuhan.

Membuat Rencana Anggaran.

Anak SD mana tau rencana anggaran ya, Bun. Hahaha. Bukan, bukan berarti anak diminta membuat rencana anggaran, kok. Kami hanya melibatkannya saja. Usia kurang lebih 7 tahun tentu belum mampu budgeting dan belum tahu harga barang kebutuhan sekolah yang akan dibeli.

Saya membuat anggaran dengan melihat harga barang di e-commerce. Kecemut juga turut melihat barang yang kira-kira akan dibeli lengkap dengan harganya. Kami menganggarkan dua kali lipat harga utnuk alat tulis karena tahu sendiri harga di e-commerce kadang miring banget. Beda dengan harga beli di toko offline. 🙈

Mengajak Anak Berdiskusi Jika Terdapat Perbedaan.

Bukan hal yang mustahil ada perbedaan pendapat antara anak dan orangtua saat hendak membeli barang kebutuhan sekolah, sekalipun si anak ini masih usia tujuh tahun. 😆 Justru ini kerap terjadi. Mau di tempat umum atau di rumah jika beli secara online. Anak ingin beli yang lucu-lucu tanpa tahu kualitas barang, ibu ingin belikan yang lucu-lucu juga tapi dengan melihat kualitas barang.

Saatnya mengajak anak berdiskusi! Ngobrol pelan-pelan untuk mendapatkan mufakat. Pastikan anak merasa lega dan dapat menerima ya, Bun. Karena bagaimana pun anak yang mau menggunakan barang-barang tersebut. Turunkan sedikit ego jika anak memang tetap pada pendiriannya ya, Bun. Banyak-banyak istighfar. 🤭

Kenapa Memutuskan Melibatkan Anak Untuk Membeli Kebutuhan Sekolah?

Sebagai orangtua, tentu kami banyak belajar dari anak-anak. Kami menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih penyabar, lebih tanggungjawab, lebih bijaksana, pokoknya yang serba lebih itu ada yang datang karena anak-anak dan sebagian datang karena kondisi.

Namun terlepas dari itu, kami ingin anak-anak juga paham dengan situasi, setidaknya mereka mengerti dengan apa yang kami sampaikan meskipun sekelumit saja karena itu bisa menjadi bekal sebagai kebiasaan.

Lebih dari itu, melibatkan anak dalam berbagai aktivitas yang bisa dilakukan bersama, khususnya membeli kebutuhan sekolah, mereka bisa belajar perencanaan sejak dini termasuk belajar budgeting. Tidak ada salahnya mengajarkan anak kelas 1 SD untuk mulai menata apa yang menjadi kebutuhannya ya, Bun.

Terus Libatkan Anak Untuk Kegiatan yang Dapat Mereka Jangkau.

Jangan pesimis atau berkecil hati ya, Bun. Karena meskipun mereka masih kecil, kalau sudah bisa diajak ngobrol insya Alloh akan paham. Dan kalau hal-hal baik yang kita sampaikan bisa menjadi kebiasaan, ini akan sangat amat banget meringankan tugas kita sebagai orangtua. 😘 

Jangan bosan untuk terus melibatkan anak untuk kegiatan yang sekiranya dapat mereka jangkau. Pun jangan lupa untuk bertanya kepada mereka, apakah mereka nyaman atau tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Yaaa....siapa tahu mereka sebenarnya terpaksa ikut bergabung, kan kasihan. 😊 

You May Also Like

0 komentar

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.