• Home
  • About
  • Jasmine
  • Wildan
  • Hiroku
  • Kesehatan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Jalan Jajan

Ketika hendak melapisi atap dengan produk waterproofing, salah satu pertimbangan yang perlu dilakukan ialah terkait pemilihan produk yang akan digunakan nantinya. Pastikan memilih produk pelapis kedap air yang tepat dan sesuai dengan jenis atap layaknya atap dak beton exposed.

Memilih produk yang sesuai dengan area pengaplikasian ini dinilai penting karena sudah pasti produk tersebut dibuat dengan mempertimbangkan banyak hal. Untuk itu, artikel ini akan mencoba membahas tentang tips-tips yang bisa diaplikasikan ketika sedang mencari produk terbaik untuk digunakan di area atap hunian. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini!

Tips Pilih Produk Waterproofing

6 Tips Memilih Produk Waterproofing yang Tepat untuk Atap Dak Beton Exposed

Saat ini, ada banyak sekali jenis atap yang bisa digunakan untuk melindungi rumah. Berbeda jenis atap, maka akan berbeda pula jenis perawatan yang perlu dilakukan. Hal ini juga sebaiknya perlu diperhatikan ketika hendak mengaplikasikan waterproofing pada area atap di rumah.

Beberapa tips yang bisa dipertimbangkan agar bisa menemukan produk pelapis kedap air terbaik dan tepat untuk atap rumah dengan jenis dak beton yang terekspos ialah sebagai berikut.

  • Mempertimbangkan Jenis Atap Dak Beton Exposed

Supaya bisa menemukan produk pelapis kedap air yang tepat untuk atap, maka hal pertama yang perlu dilakukan ialah mempertimbangkan jenis atap yang dimiliki. Pasalnya, saat ini ada banyak jenis waterproofing yang bisa digunakan. 

Untuk itu, perlu melakukan riset agar nantinya waterproofing yang digunakan bisa bekerja dengan maksimal untuk mencegah permasalahan pada atap terutama kebocoran. Apabila hunian memiliki tipe atap dak beton exposed, maka sebaiknya perlu menggunakan produk pelapis kedap air yang sesuai dengan jenis atap tersebut.

  • Melakukan Riset hingga Berkonsultasi dengan Ahli

Supaya lebih yakin terkait produk pelapis anti air untuk atap hunian, maka bisa melakukan riset terlebih dahulu. Kenali lebih dalam tentang jenis-jenis waterproofing, keunggulan-keunggulan yang ditawarkan, hingga mempertimbangkan merek yang berkualitas.

Selain melakukan riset, kita juga bisa mencoba berkonsultasi dengan ahli. Lakukanlah konsultasi dan diskusi dengan ahli terkait jenis waterproofing seperti apa yang akan cocok digunakan untuk atap dak beton di rumah. Dengan melakukan diskusi, maka akan terbantu dalam memutuskan jenis waterproofing yang tepat untuk digunakan.

  • Memilih yang Tahan Lama

Waterproofing dengan kualitas yang baik tentu bisa menawarkan masa ketahanan hingga waktu yang lama. Apabila memilih produk yang tepat, maka waterproofing tersebut bisa melakukan fungsinya dengan maksimal selama lebih dari 10 tahun.

Selain bergantung kepada produknya, masa ketahanan produk pelapis air tersebut juga bisa diperkuat dengan cara atau teknik pemasangan yang tepat. Pastikan melakukan persiapan terhadap permukaan atap agar hasil waterproofing-nya bisa awet. 

Tidak hanya itu, penting juga bagi kita untuk mempertimbangkan durasi pengeringan setelah pengaplikasian waterproofing agar fungsinya bisa berjalan dengan lebih lama dan maksimal.

Produk Waterproofing

  • Memilih yang Tahan Panas Matahari

Oleh karena atap lokasinya berada di bagian paling atas di rumah, maka dari itu, pastikan mempertimbangkan untuk memilih jenis waterproofing yang memiliki ketahanan baik terhadap sinar matahari. 

Dengan memilih produk yang menawarkan keunggulan tersebut, hal ini bisa membantu mencegah kebocoran pada atap terjadi dengan cepat.

  • Memilih Produk dengan Merek yang Tepercaya

Tips berikutnya yaitu sebaiknya memilih produk waterproofing yang berasal dari merek tepercaya. Salah satu produk waterproofing yang tepat untuk diaplikasikan pada atap dak beton yang terekspos ialah Sikalastic ®-590 Deckseal.

Produk satu ini menawarkan banyak sekali keunggulan menguntungkan yang bisa dirasakan. Keunggulan tersebut meliputi memiliki ketahanan yang baik terhadap air menggenang dalam durasi tertentu, memiliki ketahanan yang baik juga terhadap sinar UV, yellowing, beserta cuaca, dan tingkat elastisitas yang dimilikinya pun tinggi.

Tidak hanya itu, produk Sikalastic ®-590 Deckseal terdiri dari satu komponen yang sudah siap untuk diaplikasikan, tidak mengandung racun sesuai persyaratan VOC, serta daya rekatnya kuat, baik untuk permukaan berpori maupun tidak. Kemudian, produk andalan Sika ini juga bisa melepas uap air dari permukaan ke udara.

Untuk yang sedang mencari produk pelapis kedap air, khususnya untuk area atap dak beton yang terekspos, Sikalastic ®-590 Deckseal ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Sebelum digunakan, pastikan menyimpannya di tempat yang tepat yaitu dalam kondisi kering dengan suhu sekitar 5 hingga 30 derajat celcius.

  • Mempertimbangkan Waterproofing sesuai Aplikasi

Tips terakhir yang tidak kalah penting yaitu perlu mempertimbangkan waterproofing sesuai aplikasinya. Dengan memilih produk yang sesuai dengan area pengaplikasiannya, maka fungsi dari produk tersebut akan bekerja dengan maksimal.

Kesimpulan

Ketika ingin mengaplikasikan produk pelapis kedap air untuk area atap, termasuk pada jenis atap dak beton yang terekspos, ada baiknya mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang terlebih dahulu.

Berdasarkan pembahasan di atas, tips yang sekiranya bisa dilakukan ialah dengan mempertimbangkan jenis atapnya, melakukan riset dan berkonsultasi dengan ahli, memilih produk tahan lama, tahan terhadap sinar matahari, hingga memilih produk dari merek yang tepercaya.

Dengan mempertimbangkan tips-tips tersebut, kita akan terbantu dalam menemukan produk pelapis kedap air yang tepat untuk atap dak beton exposed. Mengenai hal tersebut, Sika dengan produk Sikalastic ®-590 Deckseal bisa menjadi solusi terbaik yang bisa dipertimbangkan.

Sika sendiri telah memiliki pengalaman selama 113 tahun. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya proyek yang mempercayai solusi Sika, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satu contohnya yaitu proyek Quito Metro di Ekuador. Jangan lupakan juga bahwa Sika pertama kali meluncurkan waterproofing semen di Indonesia.

Apabila tertarik dan ingin menggunakan produk waterproofing dari Sika, misalnya Sikalastic ®-590 Deckseal, bisa mendapatkan informasi lebih detailnya di sini.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Membangun Gudang Rumahan - Di balik setiap struktur bangunan yang berdiri kokoh, selalu ada cerita menarik. Ada sebuah cita-cita, impian, sampai dengan perjuangan dalam membangunnya. Ini terjadi pada kami yang belum lama ini membangun gudang dengan ukuran yang nggak biasa.

Saya bilang nggak biasa karena pada umumnya bangunan untuk gudang ini luas dengan tujuan bisa dimanfaatkan untuk menyimpan barang dengan jumlah yang banyak. Sementara gudang yang baru kami bangun ini ukurannya jauh dari kata luas karena di bangun di atas tanah sisa bangunan rumah. 😆 Yaps, kami memanfaatkan sisa tanah yang nggak seberapa untuk dibuat gudang.

Ide ini datang dari suami yang punya peralatan atau perkakas yang menurutnya membutuhkan tempat penyimpanan khusus. Hobi bongkar pasang barang elektronik dan memperbaiki barang elektronik membuat koleksi peralatannya semakin hari semakin bertambah. Yang awalnya hanya cukup ditaruh di tool box, sekarang tool boxnya sudah penuh. Apalagi dia juga suka menyimpan sparepart dan barang bekas yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan.

membangun gudang rumahan dengan budget terbatas

Memulai Membangun Gudang.

Seperti yang sudah saya tulis di atas, gudang yang kami bangun ini adalah gagasan dari suami. Kebetulan bagian belakang rumah ada sisa tanah dengan panjang 3 meter dan lebar 9 meter. Hanya saja bentuk tanahnya mengerucut. Meski demikian, kami tetap meneruskan rencana membangun gudang karena kami sangat membutuhkan ruang penyimpanan. Ternyata repot juga nggak punya gudang. 😄

Untuk mengawalinya, kami diskusi dengan calon tukang untuk membicarakan konsep dan menyamakan ide barangkali ada rencana-rencana yang nggak sepemahaman. Apalagi kami sangat awam dalam hal pembangunan, seperti pemilihan bahan bangunan. Dengan berdiskusi, kami sangat yakin akan mendapatkan hal yang maksimal meskipun budget terbatas. 😌

Rencana dan Perencanaan.

Setelah berdiskusi dengan tukang, kami membuat perencanaan sederhana termasuk budget dan model. Rencana anggaran menjadi hal yang harus dibuat karena budget untuk membangun gudang sangat terbatas. Model gudangnya pun sangat standard menyesuaikan budget. Kami punya goal, terpenting gudang berdiri, ada atapnya, pintu dan juga jendela. Selebihnya seperti plester dinding, pengecatan, plafon, bisa dilanjutkan setelah ada budget lagi.

Perencanaan yang matang akan menjadi landasan kuat dalam menjalani proses pembangunan. Dari pemilihan bahan bangunan, desain interior yang optimal, setiap detail dihitung dan direncanakan.

Menciptakan Fondasi yang Kokoh.

Seperti pepatah mengatakan, "Rome wasn't built in a day". Begitu juga dengan gudang yang solid. Tahap awal yang krusial adalah menciptakan fondasi yang kokoh. Tanpa fondasi yang kuat, gudang akan rentan terhadap goncangan dan kerusakan. Meskipun ukurang gudang kami nggak luas, tapi kami sangat memperhatikan fondasi, balok ring bangunan, sampai dengan saluran air hujan untuk atap. Nah, karena kami sudah nggak punya sisa tanah lagi, jadi kami menggunakan saluran air dari beton.

Membangun Gudang Menyulap Mimpi Menjadi Kenyataan

Saluran air beton memang memerlukan waktu lebih lama dalam hal pembuatan hingga pemasangannya karena harus dicor dan dikeringkan dengan baik pada suhu yang tepat untuk kemudian bisa digunakan dengan tepat. Jika ada kesalahan selama proses pengolahannya, talang air akan mudah retak dan bocor. Kalau sampai bocor, repot banget. Harus mencari pelapis dak anti bocor yang kualitasnya bagus.

Kesenangan dalam Melihat Proses.

Meskipun penuh dengan tantangan, proses membangun gudang juga sarat dengan momen-momen menyenangkan. Mulai dari melihat struktur bangunan mulai terbentuk hingga melihat impian menjadi kenyataan, setiap langkah memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelaku proyek.

Hasil Akhir yang Memuaskan.

Dan akhirnya, setelah melewati berbagai perjuangan dan pengorbanan, gudang pun selesai dibangun. Sebuah pencapaian yang membanggakan bagi semua pihak yang terlibat. Gudang bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga sebuah simbol kesuksesan, ketekunan, dan kolaborasi. Biasanya, ia terlahir dari kebutuhan akan ruang penyimpanan yang lebih besar, efisien, dan fungsional.

Mimpi untuk membangun sebuah gudang bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Berawal dari ingin memiliki sebuah gudang di rumah, ternyata gudang yang sekarang sudah dibangun banyak sekali manfaatnya. Yaps, nggak hanya kami gunakan untuk menyimpan barang-barang yang jarang dipakai saja, tapi kami gunakan juga untuk tempat reparasi dan juga tempat menyalurkan salah satu hobi saya yaitu Blogging.

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Hello, Parents! Banyak yang bilang, membangun rumah adalah salah satu pencapaian terbesar dalam kehidupan seseorang. Intinya, sih, kalau sudah memiliki hunian sendiri, hidup lebih tenang dan juga nyaman. Ini terlepas dari cara mendapatkan rumahnya, ya. Mau didapatkan secara Kredit maupun menabung dulu, rasanya tetap bahagia. Katanya, lho.

Eh...bukan katanya lagi, karena saya sudah merasakannya.

Saya dan suami membangun rumah secara bertahap karena uang yang datang juga bertahap. Maklum, gajian datangnya sebulan sekali. Hahaha. Kami sangat menikmati setiap proses pembuatan rumah ini. Alhamdulillah...Allah memudahkan prosesnya dengan memberikan rezeki dari pintu mana saja yang betul-betul tak disangka.

Membuat Daftar Prioritas Pengeluaran

Membuat Daftar Prioritas Pengeluaran.

Saat bangunan rumah sudah berwujud, kami langsung membuat revisi pengeluaran, dong. Mulai dari pengeluaran harian sampai bulanan ada beberapa yang kami revisi demi bisa segera menempati hunian baru. Memang tidak ada cara lain selain memperketat pengeluaran karena kami bersepakat untuk tidak melakukan pinjaman kepada siapa pun.

Lagi-lagi Allah melancarkan niat kami. Kurang lebih dua tahun kami prihatin, akhirnya kami bisa menempati hunian baru yang masih apa adanya dan belum tersedia perabotan rumah satu pun. Termasuk ketersediaan air yang saat itu masih susah didapatkan karena posisi rumah saya di atas, sementara kami belum punya penampung air. Duh, jadi ingat masa-masa kalau mau mandi harus mengungsi ke rumah orang tua karena minimnya ketersediaan air. Hahaha.

Setelah berhasil memperketat pengeluaran, kami melanjutkan program-program kami yang setelah dibuat daftar ternyata banyak banget. Ciee...program. Hahaha. Kami hanya bisa tertawa setelah melihat daftar kebutuhan rumah yang ternyata banyak banget. Yaiyalah Bun, namanya hunian baru tentu di dalamnya belum terisi apa pun, masih kosong. Ini baru daftar barangnya saja, belum sampai riset harga. Kalau bukan karena saling menguatkan dan menyemangati, mungkin mental kami bisa oleng. 🤣

Daftar Peralatan Rumah Tangga yang Harus Ada untuk Hunian Baru.

Meskipun kami sudah menempati rumah baru yang lokasi tidak jauh dari rumah orang tua saya, daftar prioritas pengeluaran masih kami lanjutkan karena masih harus banyak menabung untuk membeli kebutuhan isi rumah di antaranya yaitu peralatan rumah tangga dan juga beberapa perabotan yang menurut kami memang harus dibeli karena kebutuhan mendesak seperti Lemari.

Daftar Peralatan Rumah Tangga yang Harus Ada untuk Hunian Baru


Kami memprioritaskan beli peralatan rumah tangga karena alat-alat ini menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari yang mana dapat membantu kita untuk melakukan berbagai aktivitas di rumah. Tidak hanya membantu pekerjaan, tapi dapat menggantikan pekerjaan yang tadinya dikerjakan dengan tenaga menjadi cukup menggunakan peralatan.

Nah, berikut adalah daftar peralatan rumah tangga yang harus ada di hunian rumah baru.

Rice Cooker.

Sebelum resmi menempati rumah baru, peralatan rumah tangga yang pertama kali saya beli adalah Rice Cookcer. Alat ini tentu sangat membantu saya yang tidak bisa bikin nasi tanpa rice cooker. 😂 Dulu, saya pernah diajarin sama Ibu cara masak nasi menggunakan panci, tapi masyaallah ribetnya dan prosesnya juga lama. Tidak semudah masak nasi menggunakan rice cooker, lebih praktis. Kita dapat menganggarkan pembelian rice cooker mulai dari Rp300.000.

Kompor Gas.

Ngomongin kompor gas, saya jadi ingat kalau pernah pakai kompor gas dengan satu tungku saat hari pertama tinggal di rumah baru. Kompor ini suami yang membawa karena di rumah orang tuanya sudah tidak terpakai. Kompor ini menjadi daftar kebutuhan alat rumah tangga yang harus dibeli di awal karena kebutuhan kompor buat memasak juga sangat urgent, ya. Ya...meskipun bisa beli sayur di warung, sih. Tapi percayalah itu bikin boros banget. Kita dapat menganggarkan pembelian kompor gas mulai dari harga Rp350.000 untuk kompor gas dengan dua tungku.

Kulkas.

Bagi saya, Kulkas menjadi peralatan rumah tangga yang wajib ada. Saat akan pindah rumah, kebetulan saya baru melahirkan anak kedua. Sebagai Ibu Bekerja, saya membutuhkan kulkas yang juga bisa digunakan untuk menyimpan ASIP. Makanya, saya memilih kulkas dua pintu supaya ASIP tidak terkontaminasi dengan aroma lain seperti sayur atau buah.

Lebih dari itu, saya sangat membutuhkan kulkas untuk menyimpan sayur dan bahan makanan mentah agar tidak cepat membusuk. FYI, saya belanja sayur seminggu sekali. Jadi, merasa aman karena sayur-sayur yang sudah dibeli, saya masukkan ke dalam Food Storage. Kita dapat menganggarkan pembelian kulkas dua pintu mulai dari Rp4.000.000.

Setrika.

Alat rumah tangga yang berfungsi untuk menghaluskan pakaian ini wajib masuk ke daftar belanja ketika kita akan menempati rumah baru. Ada beberapa jenis setrika yang tersedia di pasaran, yaitu setrika uap, setrika dry iron (kering), dan setrika tanpa kabel. Untuk peralatan rumah yang satu ini, saya memilih setrika dry iron yang mana lebih mudah menggunakannya karena sudah terbiasa. Kita dapat menganggarkan pembelian setrika kering mulai dari Rp300 ribu.

Mesin Cuci.

FYI, meskipun saya punya ART, tapi memiliki mesin cuci sudah menjadi keharusan karena saya minta tolong ke ART untuk lebih fokus mendampingi anak-anak ketika saya dan suami bekerja. Jadi, perihal mencuci baju kami lebih sering mencuci sendiri menggunakan mesin cuci. Selebihnya, jika ART datang baru dibantu untuk jemur pakaian.

Mesin cuci yang saya pilih adalah mesin cuci 2 tabung. Saya lebih memilih mesin cuci jenis ini karena jika suatu saat ada kerusakan pada mesin atau alat, suami bisa melakukan reparasi mandiri. Saya membeli mesin cuci dengan kapasitas penampungan 6 kg. Maklum, keluarga kecil. Tapi semakin ke sini, ternyata cukup sering mencuci dengan kuota banyak yang mana kadang mau tidak mau harus dilakukan dua tahap demi menjaga mesin cuci tetap awet. 😂

Kami membeli mesin cuci dengan merek Polytron ini secara offline. Kami membelinya setelah membaca beberapa ulasan bagus mengenai produk mesin cuci dengan merek ini. Membaca ulasan rekomendasi merek mesin cuci terbaik, Polytron masuk dalam daftar rekomendasi. Ada mesin cuci 2 tabung Polytron Primadona Giant.

Mesin Cuci 2 Tabung Polytron Primadona Giant

Kenapa Mesin Cuci 2 Tabung Polytron Primadona Giant Masuk Daftar Rekomendasi? Berikut alsannya!


Super Capacity.
Kapasitas terbesar dengan tabung yang mampu menampung cucian lebih banyak dalam sekali mencuci. Hemat waktu mencuci secara maksimal. Kapasitas Drum Dari 12 & 14 KG. Tersedia warna Navy & Hitam.

Fitur Mega Pulsator & Magic Gear.
Meski kapasitas besar, dengan teknologi mega pulsator, hasil cucian 2x lebih bersih dengan putaran air lebih besar dari Sirip Pulsator Ekstra Besar. Cucian 100% Bersih namun tetap irit Lebih hemat listrik hingga 30%, Rp 400,-/ Kg.

Gentle Wash.
Jaga pakaian lebih awet dengan mode mencuci lembut yang dapat menjaga serat pakaian sehingga bahan dan warna tidak mudah rusak.

Pengeringan Cepat.
Tidak perlu jemur lebih lama dengan teknologi Air Dryer yang membuat pakaian lebih cepat kering.

Jaminan Kualitas & Garansi.
Polytron menjamin keawetan produk yang dihasilkan mampu bertahan hingga puluhan tahun, selain awet, polytron juga memberikan jaminan garansi hingga 3 Tahun.

Polytron selalu memberikan inovasi yang terus berkembang, memiliki banyak fitur canggih dan material yang digunakan berkualitas tinggi demi mempertahankan durabilitas atau tahan lama dari setiap produk nya #QualityThatMatters.

Eh, sekarang  beli produk elektronik seperti produk mesin cuci 2 tabung Primadona Giant dari Polytron bisa melalui online, lho. Sudah tidak perlu lagi visit store dan muter-muter buat memilihnya. Parents bisa langsung memesannya melalui website resmi polytron.co.id atau melalui official store polytron di e-commerce kesayangan. 😍

Ngomong-ngomong, apakah Parents masih ingat peralatan rumah tangga apa saja yang dibeli saat menempati rumah baru? Boleh dong berbagi lewat kolom komentar, ya.

Yuk, baca artikel tentang Pengalaman Membangun Rumah dengan Biaya Terbatas.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pengalaman Membangun Rumah dengan Biaya Terbatas - Memiliki sebuah hunian sudah pasti menjadi impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak, kita dapat membangun kenangan, menemukan kedamaian, dan merasakan kenyamanan ketika berada di rumah, bukan. Makanya tidak heran, kalau setiap orang memasukkan rumah ke dalam daftar keinginan atau bahkan impian. Entah impian tersebut dapat terwujud pada usia muda atau lanjut usia, terpenting masuk dalam wish list dulu, ya. 😆

Saking pentingnya sebuah tempat tinggal, rumah tidak hanya menjadi impian bagi setiap pasangan yang sudah berkeluarga. Para generasi millennial atau anak muda yang yang sudah berpenghasilan pun banyak yang punya keinginan memiliki rumah di usia muda. Komitmen mereka biasanya diwujudkan dalam bentuk menabung atau belajar investasi sejak usia dini demi mewujudkan wish list yang sudah mereka tulis.

Pengalaman Membangun Rumah dengan Biaya Terbatas

Lalu, bagaimana dengan pasangan yang sudah menikah, tapi masih tinggal bersama orang tua, mertua, atau masih tinggal di kontrakan?

Jangan panik, yang tenang, dan tetaplah fokus dengan yang telah menjadi tujuan bersama pasangan. Kalau sudah punya niat yang kuat untuk membangun rumah sendiri, insya Allah akan dimudahkan dalam menyisihkan rezekinya. Dengan catatan, pengelolaan keuangannya harus betul-betul tercatat dengan baik. Jangan lupa untuk alokasikan dana khusus untuk membangun rumah. Ini yang saya lakukan bersama suami sejak punya anak pada tahun 2016.

Proses Mendapatkan Modal Untuk Membangun Rumah.

Saya dan suami termasuk salah satu pasangan yang saat menikah belum matang secara finansial. Saat itu, kami sama-sama baru punya pekerjaan. Suami bekerja di Swasta dan saya bekerja sebagai ASN. Selain baru memiliki pekerjaan, kami sama-sama enggak punya banyak tabungan. Duh...ini jadi buka-bukaan "dapur", ya. Hahaha. Tidak apa, karena ini fakta dan bagi saya bukan aib. Sekadar berbagi pengalaman, siapa tahu ada dari kalian yang sudah menikah dan masih tinggal di kontrakan, kemudian membaca tulisan ini menjadi lebih semangat buat cari peluang untuk mendapatkan cuan! 🤭

Selain belum matang secara finansial, kami termasuk generasi perintis, bukan generasi pewaris. Jadi, sangat terasa perjuangan kami untuk mewujudkan salah satu impian kami yaitu membangun rumah sendiri. FYI, setelah menikah, kami tinggal bersama orang tua selama empat tahun. Cukup lama, ya.

Tahun pertama menikah, kami masih belajar mengelola keuangan dari pendapatan gaji tetap. Dari yang sebelumnya hanya mengelola pendapatan sendiri, setelah menikah tambah pendapatan dari suami. Tentu untuk pengaturannya tidak mudah karena muncul cukup banyak pengeluaran baru seperti penambahan anggaran dana sosial. Saya yang sebelumnya hanya mengelola dana ini untuk pribadi, mau tidak mau harus menambah anggarannya karena punya keluarga baru dari suami. Lalu, ada dana darurat yang tentu saja anggarannya bertambah karena sudah berkeluarga.

Masuk tahun kedua menikah, kami memiliki satu anak. Mulai dari sini, kami kembali menata keuangan karena dana darurat hampir 50% digunakan untuk biaya lahiran. Sungguh bikin lutut lemas, Bun. Beruntung HB tetap stabil. Hahaha. Kami bersyukur karena rezeki setelah punya anak alhamdulillah terus bertambah. Tentu bukan dari gaji tetap, melainkan dari sumber pendapatan lain seperti menulis di Blog.

Pendapatan di luar gaji, seberapa pun, selalu kami tabung. Terlebih, setelah memiliki anak, kami bertekad untuk punya rumah sendiri. Seperti yang kita tahu, biaya untuk membangun rumah tidak sedikit. Makanya harus konsisten menabung demi mewujudkan impian.

Masuk tahun ketiga, anggaran bikin rumah yang sudah ada dalam tabungan saya ambil 80% untuk kemudian kami alihkan ke beberapa investasi seperti Deposito dan instrumen insvestasi lainnya supaya perkembangan dananya lebih terasa. 😅 

Selain Keuangan, Hunian Juga Menjadi Obrolan Menarik Setelah Menikah.

Awalnya, kami punya rencana bangun rumah saat anak pertama kami berusia 5 tahun atau saat dia masuk TK. Artinya, kami masih punya waktu kira-kira lima tahun untuk mengumpulkan modal untuk mendirikan rumah. Iya, kami pernah ngobrolin hal ini sambil tiduran dan elus-elus pipi anak kami yang saat itu baru berusia dua minggu.

"Lima tahun lagi, kita kira-kira udah punya uang berapa, ya?" Saya mulai serius tanya kepada suami.

Lagi mulai pencet-pencet kalkulator di handphone, tiba-tiba suami nyeletuk "dua ratus juta!". Spontan saya tertawa sampai jahitan paska melahirkan terasa ngilu. 😆 Hamsyong, uang ratusan juta itu dari mana, ya? Kami pun akhirnya kembali tertawa jahil sampai Si Kecemut terbangun. Tapi di balik ketawa itu, suami meyakinkan saya kalau lima tahun lagi pasti bisa membangun rumah.

Sebagai istri solehah, saya pun meng-amin-kan ucapan sekaligus doa dari suami. Buat penyemangat, kami nyaris setiap hari berkirim gambar desain rumah minimalis yang kami dapatkan dari mesin pencarian Google. Kenapa minimalis? Karena modal yang kami punya juga minimalis. 😂 Selain desain, kami juga kerap ngobrolin harga meterial bangunan. Padahal dibangunnya masih beberapa tahun kemudian. Sampai pada akhirnya kami tahu kalau harga batu bata merah tidak murah, barulah kami pelan-pelan mulai mengurangi obrolan tentang membangun rumah.

Bukan tidak bersyukur, tapi uang yang sudah kami kumpulkan rasa-rasanya tak ternilai saat melihat harga material yang harga satuannya bikin gemeter. Maklum, pengalaman pertama. 😆 Tapi meskipun kami sudah jarang ngobrolin urusan rumah, kami masih terus konsisten menabung dan juga terus mencari peluang pendapatan.

Saat semangat kami dalam membangun rumah sedang maju mundur, orang tua seperti membuka jalan untuk memulainya. Masya Allah, uang saja belum siap, sudah mulai ada penawaran mau bikin rumah di Banjarnegara (tempat saya dibesarkan) atau Wonosobo (tempat suami saya). Asyik, nih, aromanya bakal dapat donatur. 🤣 Dan benar, kami diberi modal berupa pekarangan dan dibantu juga dalam pembelian material bangunan. Alhamdulillah...💃🏻

Pengalaman Membangun Rumah dengan Biaya Terbatas.

Dukungan dari orang tua bagi kami sudah sangat maksimal. Apalagi kami tahu harga tanah tidak murah, setiap tahun terus meningkat per meter-nya. Pun dengan harga material bangunan, mungkin setiap hari atau bulannya ada kenaikan. Padahal membelinya bukan dalam jumlah ratusan saja, tapi ribuan. Seperti material batu bata dan genteng. Eh...tapi namanya juga dibantu, tentu semampunya yang membantu, ya. Selebihnya, kami dengan modal "yakin pasti bisa" pelan-pelan menambah pembelian material menggunakan dana yang kami punya supaya rumah bisa mulai dibangun.

Membangun Rumah dengan Modal 50 juta

Alhamdulillah, pembangunan rumah bisa kami wujudkan di akhir tahun keempat usia pernikahan kami dengan modal saat itu kurang lebih 50 juta untuk luas bangunan kurang lebih 105 meter persegi. Dengan modal yang sangat terbatas, tentu kami punya skala prioritas dalam membangun rumah, dong. Intinya, terpenting terlihat dalam wujud bangunan yang ada atapnya. Setelahnya, kami memilih untuk istirahat sambil kembali mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk proses finishing yang ternyata membutuhkan modal berkali-kali lipat dari modal sebelumnya. Laa haula wa laa quwwata illa billah. 😂

Kurang lebih enam bulan bangunan tidak ada perkembangan. Persis proyek mangkrak. Hahaha. Namun, setiap hari selalu kami kunjungi, kami sholawatin, supaya dapat cahaya illahi meskipun bangunan mangkrak itu identik dengan suram dan seram. Nah, setelah uang kembali terkumpul dengan jumlah yang lagi-lagi terbatas, kami pelan-pelan memulai pembangunan lagi. Ini belum masuk proses finishing, masih menambah bangunan sana sini sesuai kebutuhan. Pokoknya, kalau anggaran akan habis, kami berhenti. Terus, kalau ada rezeki, kami mulai lagi. Betul-betul pembangunan secara bertahap.

Kalau ada yang tanya, kenapa tidak memilih untuk pinjam uang? Jawabannya, karena kami tidak memilki agunan atau jaminan apa pun. Hahaha. Mau pakai jaminan apa? Mau gadai apa? Sungguh yang kami punya saat itu hanya keyakinan dan lillahi ta'ala. 😉

Pentingnya Menyiapkan Dana Untuk Membangun Rumah Sejak Dini.

Bagi kami yang sedang menikmati proses membangun rumah, melihat bangunan rumah sendiri yang mangkarak menjadi semangat tersendiri. Semangat untuk terus mencari penghasilan tambahan, semangat untuk mengurangi jajan, dan masih banyak semangat-semangat lainnya supaya bisa segera menghuni rumah baru.

Belajar dari pengalaman membangun rumah untuk pertama kalinya, yang menjadi catatan atau review penting tentu dana yang dibutuhkan. Iya, ada baiknya kita punya tabungan khusus untuk membangun rumah dan ini dilakukan sejak sudah mulau punya penghasilan. Kalau dari muda bisa menabung atau investasi, kenapa tidak dilakukan, bukan. Belajar dari pengalaman lagi, jika pendidikan anak sudah mulai masuk tingkat SLTP, tapi belum punya rumah sendiri, kesempatan untuk dapat membangun rumah sangat kecil karena prioritasnya sudah ditambah dengan pendidikan anak dan juga memenuhi hak-hak anak.

Buat yang ingin punya rumah tapi terbatas modal, ada solusi lain yaitu dengan mengajukan dana Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dana ini merupakan fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Hanya saja ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk kredit KPR, diantaranya yaitu anggaran untuk cicil KPR. Ini harus disesuaikan dengan pendapatan kalian tiap bulannya meskipun kita tahu bahwa membeli propserti rumah merupakan salah satu investasi.

FYI, sejak pandemi Covid-19, masyarakat banyak melakukan aktivitas dari rumah. Mulai dari sini, banyak masyarakat yang membeli rumah atau apartemen untuk dapat melakukan aktivitas dari rumah, khususnya bagi mereka para perantau. Makanya di tahun berikutnya, bank sentral mulai memperketat persyaratan kredit pembelian rumah baru.

Sudah Punya Rumah, Tapi Ingin Menambah Hunian? Kenapa Tidak! 

Bukan berarti tidak puas, bukan. Bangunan merupakan salah satu bentuk investasi properti yang saat ini cukup menjanjikan. Mau bikin rumah sendiri, mau kredit rumah, itu pilihan. Hanya saja yang menjadi catatan lagi, sebelum memulainya harus berhitung terlebih terlebih dahulu. Buat memantapkannya, kalian bisa mencoba perhitungan anggaran menggunakan kalkulator hipotek online di laman website mortgagecalculator.uk. Melalui kalkulator tersebut, kalian dapat memasukkan perkiraan harga rumah, jumlah deposit, jumlah hipotek, suku bunga hingga termin waktu.

Membangun Rumah dengan Modal 50 juta

Setelah melakukan input angka, lanjut klik tombol calculate untuk mendapatkan hasil kalkulasi yang sempurna dari https://www.mortgagecalculator.uk/. Selain informasi harga rumah hingga termin waktu, kalkulator ini nantinya akan menampilkan tabel pembayaran pinjaman dengan tabel amortisasi bulanan dan tahunan.

FYI, Mortgage atau Hipotek adalah instrumen hutang berupa kredit berjangka panjang yang dilakukan dengan memberikan hak tanggungan properti dari peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap kewajibannya. Nah, KPR adalah salah satu jenis hipotek. Dengan sistem hipotek dalam KPR, proses pembayaran rumah pun menjadi lebih mudah ditanggung.

Jadi, buat kalian yang sudah punya whist list bikin rumah, kira-kira pilih bangun sendiri atau kredit KPR, nih?

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Cari Di sini

Perkenalkan...

Hai...perkenalkan, saya Idah. Ibuk dari dua anak dan satu-satunya admin di blog ini.

Rutinitas saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Ibu Pekerja Kantoran. Kami sekarang tinggal di Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Oiya, jika ingin komunikasi, bisa melalui akun instagram kami @cerisfamily atau kontak langsung melalui email cerisfamily@gmail.com. Terima kasih.

On Youtube

Fans Page

CERIS Family

Blog Archive

  • ▼  2025 (14)
    • ▼  Juni (2)
      • 6 Perbedaan Cat Waterproofing Asli dan Palsu, Patu...
      • Menjadi Mata di Setiap Sudut Rumah: Insto Dry Eyes...
    • ►  Mei (5)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2024 (39)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (28)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2022 (14)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2020 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (42)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (26)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (37)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2017 (61)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2016 (62)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2015 (63)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)

Popular Posts

  • Biaya USG 4 Dimensi di RS Panti Nugroho
  • Tujuan Pemeriksaan HB dan HBsAG untuk Ibu Hamil
  • Tip Agar Jahitan Pasca Melahirkan Cepat Kering

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of Community


Blogger Perempuan
mamadaring
Seedbacklink

Follow Us!

Social Media

Facebook Twitter Instagram Youtube Blog Ibu

MageNet

0ccdff8bd3766e1e4fdd711a2ad08ee5151bd247

Created with by ThemeXpose