Gadget dan Belajar Bahasa Inggris

by - Juni 09, 2018

Suasana di mini market sore itu ngga begitu ramai. Hanya ada aku, Ibu, Yasmin, tiga orang pembeli dan dua kasir. Karena hampir bedug maghrib, aku minta tolong ke Mbak kasir untuk lebih cepat menginput barang-barang yang telah kuambil. Pun dengan pembeli lain, meminta lebih cepat. Saat semua pelanggan nampak konsen dengan belanjaannya, tiba-tiba terdengar suara anak kecil nyanyi dengan ucapan yang tak begitu jelas. Siapa pagi kalau bukan Kecemutku. 🙊


Aku paham bahwa, yang dinyanyikan adalah lagu The Finger Family, salah satu lagu kesukaannya. Kami pun refleks menoleh ke belakang. Seketika mini market pun ramai dengan tawa. 😂 Dia memang suka menyanyi di mana saja. Lagu yang dia nyanyikan pun selalu berbeda, ngga monoton. Dari lagu anak-anak Indonesia, sampai lagu anak yang dinyanyikan menggunakan Bahasa Inggris.

Aku sering takjub ketika mendapati dia sedang menyanyi dengan ceria dan hafal lagu-lagu anak. Dududuh...siapa yang mengajarkan dia lagu? Yang jelas aku dan suami jarang. Gimana mau bernyanyi bareng, ya. Dari pagi sampai sore, kami bekerja. Sesampainya di rumah, kami lebih sering ngobrol dan sesekali saja nyanyi bareng. Kalau ngga Mak Yem, Mbah, ya paling Omnya. Keseharian Yasmin paling sering sama orang-orang itu.

Hari libur sering kami isi dengan main, entah plesir atau main apa yang dia sukai di rumah. Dalam keseharian saat hari libur, aku baru tahu ternyata dia kerap pegang gadget untuk mendengarkan lagu-lagu via youtube. Cieee...anak youtube! Ya, ada satu gadget yang kami tinggal di rumah dan memang khusus untuk Yasmin. Disaat banyak orang tua yang masih kontroversi antara anak vs gadget, kami justeru memberi akses kepada Yasmin untuk main gadget.


Memberi akses tak berarti tiap jam dia selalu pegang gadget, hanya waktu tertentu saja. Kami pun sudah memberi tahu kepada Mak Yem dan anggota keluarga lain tentang waktu pemakaian gadget untuk Yasmin. Bagi kami, orang tua pekerja, gadet sangat membantu proses tumbuh kembangnya. Termasuk menambah kosa kata baru, lagu baru, baik dalam bahas Indonesia maupun bahasa Inggris.

Jujur, sebagai orang tua ada rasa bahagia dan bangga ketika kosa kata si kecil terus bertambah. Terlebih jika kosa kata dalam bahasa inggris, bahagiaaa banget. Di zaman seperti sekarang ini, belajar bahasa inggris sangat diperlukan. Selain Bahasa Indonesia Arab, dan Jawa, bahasa Inggris juga menjadi bahasa penting yang wajib dipelajari.

Di mini market saja sekarang sudah banyak yang menggunakan kata bahasa inggris sebagai informasi. Papan bertuliskan open atau closed, misalnya. Kata sederhana memang, tapi kalau dari dini sudah mulai belajar bahasa inggris dia akan terus menambah atau bahkan tanya jika ngga tahu kata yang dia maksud dalam bahasa inggris.

Pernah suatu hari, Yasmin menunjuk hidung dan dia bertanya kepadaku yang sedang duduk di depannya.

"Ibu, ini apa?" Tanyanya sambil menunjuk hidungku.
"Hidung!" Jawabku cepat.
"Bukaaaaan. Apa, Bu? Apaaa?" 

Aku bingung, dong. Ngga mungkin aku menjawab pipi, menyesatkan. Singkat cerita, ternyata yang dimaksud dia adalah "nose", hidung dalam bahasa inggris. 🤣 Ya...meski ketika mengucapkan kata nose ngga sesuai, dia mengucap "nyos" tapi aku paham. 😆 

Dari mana dia tahu bahwa hidung dalam bahasa inggris adalah nose? Lagi-lagi dari gadget. Lewat youtube, selain lagu-lagu dia juga belajar anggota tubuh. Kami sebagai orang tua cukup melanjutkan, mengoreksi, dan melengkapi hasil belajarnya lewat youtube. Belajar semudah itu? Iya, namun orang tua tetap pegang kendali, kok.

Oiya, beberapa orang yang dekat dengan kami sempat bertanya saat melihat Yasmin memegang gadget dan asyik sendiri dengan gawainya tanpa mengindahkan orang lain yang ada di sekitar. "Kalian ngga cemas? Ngga takut Yasmin bakal kecanduan?"

Ngga. Kami sama sekali ngga cemas apalagi takut. Lagi pula kami juga punya batasan-batasan dalam memberi hak akses main gadget dan belajar lewat media gadget. Kalau belum waktunya dia pegang gadget, kami ngga akan memberikannya. Kalau lagi paham, dia bakal nurut. Sebaliknya, kalau lagi pingin ngajak ribut, diberi pengertian sedikit sudah gempar dan nangis! Tapi kami tetap pada pendirian. Untuk meredam tangisnya, kami akan mengalihkannya dengan cara bermain atau diajak jalan keluar rumah.

Bagi kami, kalau memang bisa belajar semenjak dini, kenapa tidak? Entah itu belajar bahasa, maupun yang lainnya asalkan positif. Selagi masih bagai mengukir di atas batu, kan. 😘

You May Also Like

1 komentar

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.