Pola Pengasuhan Yasmin

by - Mei 09, 2018

"Anak yang ditinggal kerja oleh orang tuanya, insya allah lebih mandiri. Yakinlah." Pesan singkat dari Ibuku sukses menguatkanku.  Dua bulan paska melahirkan, aku nyaris mengundurkan diri dari tempat kerja yang sejauh ini banyak memberi pengetahuan baru. 

Saat itu, yang ada dalam pikiranku ialah apakah aku bisa memberi ASI penuh kepada Yasmin, puteri pertama kami? Apakah aku bisa mendampinginya, menemani main? Apakah aku mampu membesarkannya dengan baik, sementara aku kerja dari pagi hingga sore? Banyak yang aku khawatirkan. Hati betul-betu gundah, pikiran tak tentu arah, iman pun menjadi lemah. Namun, dukungan dari orang tua dan juga suami yang berikrar mau membesarkan Yasmin bareng-bareng, akhirnya keputusan untuk resign pun melebur. Bismillaah.


Aku kira kekhawatiran di atas sudah menjadi permasalahan terberat dalam hidup, kala itu. Ternyata ada yang lebih, salah satunya yaitu tentang pola pengasuhan anak. Ugh...betul-betul serius. Apalagi aku hidup di Desa dan sampai saat ini, aku masih tinggal satu rumah dengan orang tua. Hayoook...siapa yang kedaanya sama sepertiku? Senyum duluu, yuk! 😂

Aku kasih tahu bahwa, terkait dengan pola pengasuhan dan tumbuh kembang anak, di desa itu banyak mitosnya. Parahnya, mitos ngga hanya berlaku untuk bayi, usia tiga sampai lima tahun pun kadang masih erat dengan mitos. 🤣 Namanya juga orang jawa, ya. Hidup tanpa mitos, tuh, kurang bernyawa. Hahaha.

Ceritanya nih, saat usia Yasmin masuk lima bulan, kami mulai mengenalkannya kepada kolam renang dengan air dingin. Baru satu aktivitas saja sudah banyak hujatan, lho. Yang katanya tega sama bayi, ngga sayang anak, keterlaluan, dan yang paling HOT yaitu dengan sadis bilang kalau anak bakal kedinginan, dan nanti kejang-kejang. Ugh banget, kan? 😎 Padahal niat kami hanya ingin mengenalkan air di tempat yang ngga biasa, mengajak olahraga sejak dini supaya organ tubuh tambah sehat.  🙊

Orang tua zaman sekarang makin update dengan informasi terkait pola pengasuhan anak. Dan sebagian besar orang tua, lebih memilih anaknya untuk mandiri sejak dini ketimbang manja. Mandiri di sini bukan berarti orang tua membiarkan anaknya bermain sendiri, melakukan pekerjaan sendiri, dan atau kemana-mana sendiri. Orang tua tetap mendampingi si kecil selagi masih membutuhkan pendampingan khusus seperti Yasmin yang kini usianya 2 tahun 4 bulan. Ya...walaupun sekarang dia lebih suka mengerjakan apapun sendiri, tapi kontrol dari orang tua tetap diharuskan.



Untuk anak pertama kami, pola pengasuhan tersentral pada aku sebagai Ibunya. Sementara Suami, Mbah, dan Mak Yem, kadang menjalankan apa yang sudah diterapkan tiap harinya, kadang melanggarnya. Dan yang paling menantang menurutku adalah menerapkan kejujuran. Ya, interaksi antara aku dan Yasmin hanya beberapa jam dalam sehari. Pagi hari sebelum berangkat kerja yaitu jam 05.00-07.00 WIB, dan sore hari sepulang kerja dari jam 17.00 sampai dia tidur biasanya jam 20.00 WIB. Jika dihitung kira-kira 5-6 jam per hari kami berkomunikasi. Sungguh tantangan hidup sebagai wanita karir. 🙆‍♀️

Karena hanya punya waktu tak lama untuk si kecil, maka yang sering aku sampaikan ke Yasmin adalah kejujuran. Ngga boleh bohong. Ini penting banget, karena ada beberapa hal kerap melenceng dari ketentuan  yang telah dibuat. Seperti jajan permen, misalnya. Karena kondisi gigi Yasmin makin ke sini makin ngga bagus, aku hanya mengizinkannya jajan permen sekali dalam sehari. Maklum, lagi senang-senangnya permen. Tapi ya syukur-syukur ngga jajan permen. Dan alhamdulillaah...ketentuan ini paling sering dilanggar oleh Ayah! Iya, tiba-tiba pagi hari aku  sering menjumpai mereka datang dari arah timur rumah yang mana adalah warung mbak kham. Beeeuh...yang dibeliin permen jujur banget, dibeliin tiga, tapi yang membelikan cuma senyum-senyum dan berkilah. Kan KZL. Padahal mah, kalau aku mending anak nangis ketimbang makan permen. HAHAHAHA.

"Ibu, sih, bisa mengatasi kalau rewel minta permen. Lha aku? Mana bisa, Buuuk!" Jawab suami kalau pas kepergok di pengkolan rumah. Betul-betul alasan terbaik, ya. 😋


Sering aku dengar bahwa, apa yang dilakukan orang tua akan sangat mungkin anak menirunya. Makanya, semenjak Yasmin hadir di tengah-tengah kami, banyak evaluasi diri tiap harinya. Bahkan pola asuh yang telah kami terapkan untuk Yasmin, kadang tidak sesuai dengan rencana. Seperti akhir-akhir ini, dia mulai tertarik dengan dongeng sebelum tidur. Sebelumnya, menuju waktu tidur, dia akan minta diputarkan lagu anak-anak di youtube. Melihat ketertarikan dia nonton dan ikut menyanyikan lagu anak-anak via youtube, kami  pun mengizinkannya untuk stay tune on youtube until dia ngantuk. Maksimal 20 menit lah. 🤣

Anak usia dua tahun, khususnya Yasmin, baru bisa belajar jujur, tanggungjawab dan sopan santun. Jujur karena dia benar-benar masih polos, tanggungjawab dan sopan santun bila orang tua mengajarkannya sejak dini. Disiplin, rendah hati, dan sikap baik lainnya bisa dia pahami sejalan dengan bertambahnya usia. Aku pun selalu yakin bila orang tua menerapkan pola asuh anak dengan disiplin dan ngga plin-plan, anak pun makin sholeh. Insya allah. 👨‍👩‍👧

You May Also Like

3 komentar

  1. Semoga anak2 kita kelak bisa mandiri dan soleh solehah ya mak 😍

    BalasHapus
  2. Semoga kita selalu bisa mendidik anak-anak dengan sebaik-baiknya ya Mba', Aamiin

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.