Wira dan Jetz

by - September 03, 2017

Aku kaget saat melihat Yasmin mengembalikan satu jajanan yang sudah dibeli kepada Mbak Kham, pemilik warung belakang rumah kami. Kaget karena dia minta ditukar dengan Wira, jajanan gurih mirip kerupuk. Anak usia 19 bulan udah bisa minta jajan dengan meyebut nama produk. Padahal di tangannya sudah ada wafer dan roti. 😂 Jajanan ini harganya Rp 500, dan dia hanya mau beli ini di warung Mbak Kham. Karena di warung lain, ternyata dia udah punya jajan favorit juga. 🙉 Jajanan yang bernama Jetz, misalnya 


"Ya ampun...ini anak udah kenal dengan jajan warung. Udah paham dan tahu namanya pula." Batinku saat itu. 

Selain warung Mbak Kham, ada satu warung lagi yang kerap dia kunjungi. Adalah warungnya Mbak Olin. Sejak awal kenal warung Mbak Olin, dia cuma tertarik dengan Jetz. Jajanan stick yang dilapisi cokelat, gitu. Menurutku, Jetz lebih aman ketimbang Wira karena kandungan micinnya ngga begitu banyak. Aku yang membelikannya pun sedikit tenang. Tiap kali ke warung Mbak Oline, meski hanya sekadar main, pasti Yasmin minta Jetz. Harga jajanan ini Rp 1000, dan isinya dikit banget. 😂

Dari awal dia mulai bisa minta jajan, aku ngga membiasakan dia untuk mencoba jajanan baru di warung. Aku mengajaknya jajan ke tempat sayur Uwa Saonah atau tempat Mbok Mugi. Di sana ada jajan bocah juga, cenderung basahan dan kadar micinnya ngga berlebih. Lapis, Apem, misalnya. Soalnya, aku agak was was kalau nantinya bakal ketagihan jajan warung, padahal masih di bawah umur banget. Lagipula aku yakin, saat usianya masuk tiga atau empat tahun, nanti dia cukup minta uang, ngga mau didampingi, dan memilih jajan sesuka hati. Sepertinya ini menjadi hal pasti, ya. 🙊

Soal camilan buat Yasmin, bisa dibilang aku termasuk Ibu yang cukup ketat dalam memilih dan memberikan camilan. Kalau bukan buatan sendiri, aku bakal pikir ulang untuk memberikannya. Semisal memang ngga membuat jajan, aku lebih memilih buah ketimbang jajan siap makan yang dibeli di warung atau supermarket, gitu. Tapi ini dulu, cuma bertahan sampai usia Yasmin 13 bulan. 🙊

Kira-kira, apa penyebab gugurnya prinsip yang sok higienis itu? 😂

Alasan yang paling kuat yaitu makin bertambahnya akal si Kecemut. Misalnya nih ya, dia melihat teman mainnya membeli jajan di warung. Pelan-pelan dia mengajak Ibu atau Ayahnya ke warung dan membeli jajan. Terlebih saat pas diajak Mbah Uti ke warung, dia pasti minta jajan yang biasanya dipajang. Hasilnya, Mbah Uti kalah sama cucunya, dong. Meski sudah ditahan sekuat apapun, tetap saja luluuuuuh. 🙊

Was was memang, tapi mau gimana lagi. Soalnya ini kan semacam siklus yang dilewati anak-anak. (((siklus))) Aku merasa beruntung karena punya keluarga yang bisa diajak kompromi soal pemberian jajan di luar. Alhamdulillaah ngga banyak jajan warung yang dikenalkan kepada Yasmin. 🤗

You May Also Like

0 komentar

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.