Kenapa Poligami, Bang?

by - September 21, 2017

Ketika mendengar kata poligami, sebagai perempuan aku kadang merespon dengan pertanyaan: kenapa poligami? Ini bukan karena kepo lho, ya. Cuma penasaran dan pingin tahu dowang. Hahaha. Pastinya akan ada banyak jawaban dan alasan dari laki-laki untuk itu. Tapi ternyata tak banyak dari mereka yang berani untuk mengajukan poligami secara hukum. Kira-kira kenapa, ya?🙊


Kita bareng-bareng terus, yaa.

Tema #KEBloggingCollab kelompok Najwa Shihab kali ini memang rada berat dan sensitif. Karena usia pernikahan yang masih tergolong dini dan belum banyak pengetahuan tentang poligami, aku pun ngga bisa menulis terlalu dalam tentang poligami meski aku kerja di sebuah badan peradilan agama. Gimana enaknya ini, ya? Main tebak-tebakan saja, yuk! 😂

Baca tulisan Mak Aya: Ada Apa dengan Poligami?

Kembali lagi pada alasan poligami. Kenapa poligami? Aku kembali bertanya. Pertanyaan itu aku tujukan untuk diri sendiri, berharap supaya pola pikir lebih terbuka, tidak menyalahkan satu kaum saja kecuali memang alasan mereka tak masuk akal. Apalagi saat ini banyak beredar pemberitaan tentang poligami lewat media digital. Entah yang hanya sebatas isue, atau memang diketahui sudah menikah lagi. Uuuwh...miris.

Mungkin ada permasalahan dalam rumah tangganya.

Masalah yang muncul dalam rumah tangga tuh sangat beragam. Sementara yang menjadi pemicu untuk berpoligami lebih pada urusan keinginan lebih. Sudah lama menikah tapi belum juga dikaruniai momongan, misalnya. Dalam hal ini, betapa makhluk Tuhan sedang diuji kesetiaannya.

Dalam rumah tangga, kehadiran si kecil memang sangat dinanti. Betapa anak dapat menjadikan kehidupan orang tuanya lebih bahagia. Namun, ketika seorang perempuan belum bisa memberi keturunan, tak harus laki-laki berpoligami. Masih banyak cara untuk mendapat keturunan. Mengadopsi, misalnya. Dalam hal ini, keduanya memang harus ikhlas dan punya tekad yang tinggi untuk dapat menerimanya, menyayangi si kecil secara utuh, merawatnya dengan sepenuh hati, meski bukan anak kandungnya. Mungkin ini terlalu berat dan aku yakin ngga mudah. Namun kebahagiaan sesungguhnya adalah ketika bisa hidup bersama pasangan pertama yang dinikahinya sampai akhir khayat. Terlepas dari kata jodoh dan poligami memang dibolehkan oleh Islam. 🙊

Awwh...betapa dangkal pemikiranku tentang alasan poligami ini, ya. 😂 Dan ini baru satu satu alasan. Padahal masih banyak alasan lain untuk berpoligami. Entah alasan itu datang dari laki-laki, maupun perempuan. Tapi ya begitulah, pemkiranku masih dangkal. Maklumin saja, ya. 🙊

Omong-omong, aku setuju banget dengan paragraf penutup dari tulisan Mak Aya di post trigger di web KEB.
"Kejujuran adalah salah satu sikap adil bagi suami dan istri. Apapun yang terjadi komunikasikan segala hal dengan pasangan. Jika memang baik dan lebih banyak manfaatnya, tentulah kedua belah pihak akan sama-sama menghargai keputusan yang diambil untuk kelanjutan rumahtangganya."
Jadi, rawatlah komunikasi dalam rumah tangga, ya. Menjadi baik atau sebaliknya, terpenting sudah dikomunikasikan. #selfreminder. 

You May Also Like

12 komentar

  1. Alasan mau punya momongan memang kadang jadi penyebab suami atau istri mau poligami. Tapi jangan sampai lupa kewajiban ya Mba', nice sharing. :)

    BalasHapus
  2. Poligami itu diboleh kan dalam Islam

    BalasHapus
  3. Pologami itu pilihan, dengan atau tanpa masalah banyak juga orang yang memilih untuk berpoligami. Sampai akhirnya banyak istri curhat di media sosial, merasa sedih dan karena dihianati. Dan sang istri tidak merasa rumah tangganya memiliki masalah yang berat. Tapi kenapa dipoligami??
    Ya ampun saya malah ngomongin RT orang 😅🙏.

    BalasHapus
  4. Ini temanya berat banget emang mak, terutama buat aku haha. Poligami ini, kalo bukan dicontohkan langsung sama rasulullah, udah pasti ditentang semua orang. Tapi kalo masalah anak, banyak pertimbangan untuk mengizinkan poligami sih mak.. ^^

    BalasHapus
  5. Saya hanya berharap bisa dijauhkan dari situasi di mana suami memiliki alasan kuat untuk Poligami.. Naudzubillah, ga kebayang.. Huhu

    BalasHapus
  6. berat bu temanyaaa...

    Kalau ada yang tanya ke aku tentang poligami, sampai sekarang aku cuma bisa jawab "halal"

    :D

    BalasHapus
  7. Betul, yang penting komunikasi ya.
    Kalau memang baik di mata suami, jika bisa dikomunikasikan secara baik kepada istri mestinya juga bisa diterima dengan baik ya. Demikian sebaliknya :)

    BalasHapus
  8. aku tetap no sama poligami deh ya bun...

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.